Anda di halaman 1dari 1

Berdasarkan etimologinya, demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “kratos” dalam bahasa Yunani.

Dua
kata tersebut memiliki makna rakyat dan pemerintahan. Sehingga, demokrasi dapat didefinisikan
sebagai suatu bentuk pemerintahan yang memberikan rakyat kewenangan penuh untuk memilih
legislator yang kemudian mengatur negara mereka.

Inilah mengapa, landasan utama demokrasi biasanya meliputi kebebasan berkumpul dan berbicara,
keanggotaan, persetujuan, hak memberikan suara, inklusifitas dan kesetaraan bagi seluruh rakyat, dan
hak untuk hidup dan hak minoritas.

Istilah demokrasi pertama kali muncul pada abad 508–507 SM di dalam pemikiran politik dan filsafat
Yunani kuno di negara–kota Athena. Pada masa itu, negara–kota (polis) Athena dipimpin oleh
Cleisthenes, seorang Athena yang mendirikan apa yang umumnya dianggap sebagai demokrasi pertama
di dunia. Oleh karena itulah Cleisthenes dianggap sebagai bapak demokrasi Athena. Demokrasi Athena
pada masa itu mengambil bentuk demokrasi langsung dengan dua ciri yang membedakannya, yaitu:

Pemilihan acak warga negara biasa untuk mengisi beberapa kantor administrasi dan peradilan
pemerintahan yang ada.

Majelis legislatif yang terdiri dari seluruh warga negara Athena pada masa tersebut.

Pada sistem demokrasi Athena ini, rakyat terlibat secara langsung dalam majelis yang disebut boule,
atau dewan yang terdiri dari 500 warga yang ditunjuk untuk melaksanakan urusan sehari-hari negara–
kota, dan pengadilan. Sebagian besar warga terlibat secara konstan dalam urusan publik negara–kota.

Sejarah Demokrasi Indonesia dan bagaimana akar nasionalisme dan demokrasi terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai