Masalah Ekonomi
Masalah Ekonomi
Disusun Oleh :
Elsa Dhira Adistya (22511040)
Kenaikan BBM meskipun hanya beberapa rupiah akan memiliki turunan dampak yang
mengiringinya. Sudah pasti yang paling berdampak akibat kenaikan harg BBM adalah harga
kebutuhan pokok maupun sekunder pasti akan ikut terpengaruhi.
Dari sisi lainnya, kehidupan rakyat baik yang bergajih tetap apalagi yang serabutan akan sangat
terpengaruhi. Sekalipun pemerintah memberikan bantuan BLT kepada rakyat tidak banyak
membantu untuk bisa bertahan. Kecuali hanya sekedar bisa 'ganjel perut' saja.
Penolakan rakyat terhadap kebijakan kenaikan BBM dalam segala bentuk aksi sangat jelas.
Siapapun rezimnya akan memiliki alasan yang nyaris sama ketika menaikan harga BBM. Yaitu
karena subsidi BBM sangat memberatkan APBN dan keuangan Negara.
Padahal kekayaan SDA negara kita termasuk kandungan minyak bumi sangat berlimpah. Negara
kita pernah menjadi pendiri OPEC dan penghasil minyak bumi yang besar. Pertamina sebagai
BUMN merupakan perusahaan yang sudah matang dalam mengelola hasil bumi khusus
perminyakan.
Penolakan kenaikan harga BBM merupakan indikator nyata rakyat kita belum sejahtera. Bahkan
masih hidup di bawah garis kemiskinan dan kesengsaraan ini juga harus menjadi tanggung jawab
bersama. Peran bersama pemerintah pusat, provinsi dan kota kabupaten serta semua stakeholder.
Itu juga berarti bukti nyata bangsa Indonesia belum memiliki kekuatan ekonomi yang mampu
menopang dan menjadi sokoguru rakyat Indonesia. Rakyat yang sudah mapan dengan tidak di
subsidi pembelian BBM sebaiknya teratur untuk tidak membeli yang bersubsidi.
Karena penolakan kenaikan harga BBM tidak akan terjadi seandainya kesejahteraan rakyat
meningkat. Beban hidup rakyat tidak sangat memberatkan. Sehingga rakyat secara mental sangat
siap dalam menerima kebijakan politik apapun termasuk kenaikan harga BBM.