Anda di halaman 1dari 5

Masalah Ekonomi

Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Disusun Oleh :
Elsa Dhira Adistya (22511040)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS DHARMAWANGSA MEDAN
2022
KENAIKAN HARGA BBM
Kebijakan Presiden Jokowi untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri
menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh
naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Jika terjadi kenaikan harga BBM di
Negara ini akan sangat berpengaruh terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply).

Kenaikan BBM meskipun hanya beberapa rupiah akan memiliki turunan dampak yang
mengiringinya. Sudah pasti yang paling berdampak akibat kenaikan harg BBM adalah harga
kebutuhan pokok maupun sekunder pasti akan ikut terpengaruhi.

Dari sisi lainnya, kehidupan rakyat baik yang bergajih tetap apalagi yang serabutan akan sangat
terpengaruhi. Sekalipun pemerintah memberikan bantuan BLT kepada rakyat tidak banyak
membantu untuk bisa bertahan. Kecuali hanya sekedar bisa 'ganjel perut' saja.

Penolakan rakyat terhadap kebijakan kenaikan BBM dalam segala bentuk aksi sangat jelas.
Siapapun rezimnya akan memiliki alasan yang nyaris sama ketika menaikan harga BBM. Yaitu
karena subsidi BBM sangat memberatkan APBN dan keuangan Negara.

Padahal kekayaan SDA negara kita termasuk kandungan minyak bumi sangat berlimpah. Negara
kita pernah menjadi pendiri OPEC dan penghasil minyak bumi yang besar. Pertamina sebagai
BUMN merupakan perusahaan yang sudah matang dalam mengelola hasil bumi khusus
perminyakan.

Penolakan kenaikan harga BBM merupakan indikator nyata rakyat kita belum sejahtera. Bahkan
masih hidup di bawah garis kemiskinan dan kesengsaraan ini juga harus menjadi tanggung jawab
bersama. Peran bersama pemerintah pusat, provinsi dan kota kabupaten serta semua stakeholder. 

Itu juga berarti bukti nyata bangsa Indonesia belum memiliki kekuatan ekonomi yang mampu
menopang dan menjadi sokoguru rakyat Indonesia. Rakyat yang sudah mapan dengan tidak di
subsidi pembelian BBM sebaiknya teratur untuk tidak membeli yang bersubsidi. 
Karena penolakan kenaikan harga BBM tidak akan terjadi seandainya kesejahteraan rakyat
meningkat. Beban hidup rakyat tidak sangat memberatkan. Sehingga rakyat secara mental sangat
siap dalam menerima kebijakan politik apapun termasuk kenaikan harga BBM. 

Hubungan Kebijakan BBM Dengan Pancasila

 Sila pertama (ketuhanan yang maha esa)

Setiap pemimpin harus dapat mempertanggung jawabkan kebijakannya kepada Tuhan


kelak nanti. Begitu pula dengan pemimpin negeri kita yaitu presiden Joko widodo.
Setelah beliau mengeluarkan kebijakannya dengan menaikkan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) sepatutnya beliau dapat mempertanggung jawabkannya kelak nanti.

 Sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab)


Dalam sila kedua ini erat kaitannya dengan kemanusiaan. Setiap kebijakanyang
dikeluarkan oleh pemerintah harus memperhatikan bagaimana nasib rakyat setelah
kebijakan itu berlaku. Berkaitan dengan sila kedua ini kebijakan mengenai kenaikan
BBM dewasa ini harus manusiawi.
 Sila ketiga (persatuan Indonesia)
Kenaikan BBM yang terjadi baru-baru ini dapat menyebabkan terjadinya persatuan
namun ada pula yang menyebabkan perselisihan. Semua itu sebenarnya tergantung
bagaimana kita menyikapi kebijakan tersebut.
Sebagai contoh para demonstan yang berdemo untuk menolak kenaikkan BBM dapat
menimbulkan persatuan. Karena semua para demonstan yang berpikiran sama akan
bersatu untuk berdemo menolak kenaikkan BBM. Namun unjuk rasa itu juga dapat
menyebabka perselisihan. Jika para demonstan tidak menjaga sikap mereka berdemo
dengan merusak fasilitas-fasilitas umum mengganggu masyarat sekitar serta tidak dapat
diatur sudah tentu pasti itu akan menimbulkan perselisihan bahkan pertengkaran dengan
para polisi dan penjaga keamanan.
 Sila keempat (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam
permusyawaratan perwakilan)
Menurut berita yang beredar, kenaikan BBM initidak melalui persetujuan DPR. Para
DPR sibuk berebut jabatan. Sedangkan menurut sila keempat, semua kebijakan termasuk
kenaikan BBM harus melalui musyawarah mufakat.
 Sila kelima (keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila kelima ini hampir sama dengan sila kedua. Sama disini maksudnya adalah semua
tergantung pada individu masing-masing. Sebagian orang berpendapat bahwa kenaikan
BBM sudah adil untuk rakyat, namun sebagian yang lainnya pun berpikir sebaliknya.

Dampak Negatif Kenaikan BBM


 Naiknya tarif angkutan umum
 Biaya transportasi yang menanjak, biaya distribusi barang naik
 Hidup semakin berat,jatah makan berkurang
 Harga obat melunjak

Cara mengatasi kenaikan BBM


Masyarakat bisa mengatasi kenaikan BBM dengan cara:
1. Mengurangi pengeluaran konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat.
Misalkan dengan mengubah gaya hidup kita seperti yang terbiasa jajan di luar diubah
dengan memasak sendiri, atau dengan mengurangi jajan di luar. Bagi perokok yang sehari
menghabiskan 2 (dua) bungkus rokok menjadi 1 (satu) bungkus atau berhenti sama
sekali. Why Not?
2. Memaksimalkan jumlah penumpang dalam satu kendaraan. Bagi yang memiliki
kendaraan atau mendapat fasilitas kendaraan bisa buat janjian pergi dan pulang kerja
bersama-sama.Pengeluaran harga bensin atau solar bisa lebih ringan jika ditanggung
bersama-sama. Mulai dipikir-pikir lagi deh jika kita ingin menambah kendaraan.
3. Menggunakan moda transportasi non BBM, misalkan sewaktu-waktu bisa dengan
bersepeda atau berjalan kaki bagi yang masih kuat dan bugar. Selain bisa menghemat
pengeluaran juga membuat tubuh kita mejadi sehat dan bugar.
4. Usahakan mengurangi kegiatan keluar rumah untuk urusan yang tidak penting. Misalkan
mengatur waktu belanja atau rekreasi yang lebih berkualitas. Perbanyak pertemuan
dengan anggota keluarga. Semakin sering kita meluangkan waktu dengan keluarga
semakin baik hubungan bathin dan komunikasi  anggota keluarga.
5. Bagi PNS yang tinggal bersama keluarga akan lebih hemat kalau masak sendiri dengan
kualitas dan kandungan gizi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai