DINI SUHARTINI, S.Kom., MMSI INISIASI PROYEK ◦ Merupakan fase pertama yang harus dilalui dalam melaksanakan proyek yang ditangani. Keberhasilan untuk tahap selanjutnya ditentukan oleh keberhasilan dalam menangani fase inisiasi. ◦ Memiliki tujuan dalam menentukan factor-factor keberhasilan proyek ◦ Mekanisme : Pemilik proyek memberikan tugas kepada manajemen dan tim proyek untuk mendefinisikan proyek sehingga disetujui, kemudian mendefinisikan proyek tersebut sebagai acuan dalam perencanaan proyek. ◦ Fase inisiasi harus dimulai dengan tujuan, ruang lingkup, kegunaan, dan hasil yang akan dihasilkan. Poin-poin tersebut dengan dokumen brief. ◦ Dokumen brief : Surat Tugas dan Definisi Proyek INISIASI PROYEK (lanjutan..) ◦ Pada fase ini hanya akan membahas mengenai pendefinisian proyek yang dibatasi pada scope, time, dan cost. ◦ Pembahasan mengenai risiko dibatasi pada kasus penambahan scope proyek yang sifatnya tidak mayor, yaitu perubahan scope yang tidak menimbulkan perubahan besar pada proyek Studi kelayakan (Feasible Study) ◦ Sebelum membuat dokumen brief tahap sebelumnya melakukan studi kelayakan (Feasibility study) ◦ Studi kelayakan merupakan tindakan yang dilakukan untuk memastikan apakah proyek yang akan dilakukan layak untuk direalisasikan atau tidak. ◦ Tahap studi kelayakan sangat penting karena merupakan tahap yang menentukan suatu proyek jadi atau tidak dilaksanakannya kegiatan tersebut ◦ Proyek dikatakan tidak layak jika hanya menghasilkan produk atau jasa yang hanya berfungsi satu kali saja atau jika proyek yang akan dilaksanakan tidak memberi manfaat apapun selain hanya menambah Panjang birokrasi Studi kelayakan (Feasible Study) Lanjutan.. ◦ Studi kelayakan terbagi dalam beberapa aktivitas yaitu : 1. Wawancara 2. Kunjungan ke lokasi (site vite) / Obervasi 3. Pengumpulan dokumen Wawancara ◦ Wawancara dilakukan untuk ditujukan 1. Kepada pemilik proyek dan sponsor 2. Mengetahui tujuan yang diharapkan dengan pembuatan proyek tersebut 3. Berapa lama waktu yang diberikan untuk menyelesaikan proyek. ◦ Tujuan wawancara 1. Mencari fakta dan informasi 2. Menjajaki sikap dan pendapat 3. Verifikasi data dan informasi yang telah di koreksi 4. Memperoleh data kualitatis dan kuantitatif mengenai kebijakan prosedur dan biaya 5. Mencari jawaban yang lengkap dan jujur Wawancara (Lanjutan..) ◦ Tenik wawancara 1. Pewawancara karakteristik sosial, keterampilan mewawancarai, rasa aman 2. Responden karakteristik sosial, kemampuan menangkap pertanyaan, kemampuan menjawab pertanyaan 3. Topik proyek yang tertuang dalam daftar pertanyaan 4. Situasi wawancara waktu, tempat, kehadiran orang ketiga, sikap masyarakat Wawancara (Lanjutan) ◦ Konsep wawancara : 1. Menjelaskan tujuan wawancara 2. Memberikan kesempatan responden untuk bicara : a. Hindari dugaan untuk menguji b. Hindari perusahaan harus membela system lama/baru c. Memberi rasa senang, percaya dan tenang 3. Merangsang responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan 4. Menggali jawaban lebih jauh bila dikendaki dan menactatnya Wawancara (Lanjutan) ◦ Strategi wawancara : 1. Persiapan 2. Wawancara : umum ke spesifik 3. Usahakan pada waktu wawancara hanya responden yang hadir 4. Reaksi atau jawaban pertama terhadap suatu pertanyaan itulah pendapat responden yang sesungguhnya. 5. Jangan tergesa-gesa melewat jawaban “tidak tahu” 6. Pada jawaban “Ya” atau “Tidak”, sering responden menambahkan keterangan. Untuk itu ditanyakan meskipun untuk jawaban tertutup. 7. Usahakan fokus tetap berbicara Wawancara (Lanjutan) ◦ Keunggulan Teknik wawancara : 1. Dapat memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 2. Pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi, sehingga dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan responden dilihat dari gerak-gerik dan raut wajahnya.
◦ Kelemahan Teknik wawancara :
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama dan relative mahal dibandingkan teknik lain. 2. Tergantung kepandaian pewawancara dalam hubungan atar manusia. 3. Wawancara tidak selalu tetap untuk kondisi dan tempat tertentu. 4. Dapat mengganggu responden, apabila waktu yang dimilikinya terbatas. Wawancara (Lanjutan) ◦ Keberhasilan pengumpulan data sangatlah tergantung pada hal-hal berikut : 1. Dapatkah pewawancara menciptakan hubungan baik dengan responden sehingga wawancara dapat berjalan lancer? 2. Dapatkah pewawancara menyampaikan semua pertanyaan dalam daftar pertanyaan kepada responden dengan baik dan tepat? 3. Dapatkah pewawancara mencatat semua jawaban lisan dari responden dengan teliti dan jelas maksudnya? 4. Apabila jawaban responden tidak jelas, dapatkah pewawancara menggali tambahan informasi dengan menyampaikan pertanyaan yang tepat dan netral? observasi ◦ Pengamatan langsung atau observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan langsung melihat kegiatan yang dilakukan oleh user. ◦ Dapat lebih mengenal lingkungan fisik, seperti tata letak ruangan, peralatan dan formulir yang digunakan, hubungan antara pembuat keputusan dan anggota organisasional lainnya, serta melihat proses bisnis dan kendala- kendalanya. ◦ Observasi juga membantu (cross check) menegaskan atau menolak serta melihat kembali tentang apa saja yang telah ditemukan lewat wawancara, kuesioner, dan metode-metode lainnya. ◦ Dalam melakukan observasi, hendaknya menentukan waktu yang paling tepat, Karena : 1. Harus menjaga supaya orang yang diamati merasa tidak terganggu 2. Pengamatan bisa dilakukan pada waktu beban waktu berada di voume normal sampai volume puncak Observasi (lanjutan) ◦ Teknik Observasi dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu : 1. Observasi Terstruktur Kegiatan ini memerlukan alat pencatat data yang spesifik, dimana hasilnya akan dianalisa dan dicatat ke dalam fungsi-fungsi yang telah ditentukan. 2. Observasi Semi Terstruktur Kegiatan ini tidak memerlukan catatan selama observasi, dimana hasilnya akan dicatat pada formulir khusus setelah proses pengamatan selesai Observasi (lanjutan) ◦ Kegiatan yang harus dilakukan : 1. Rencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan, dengan menentukan a. Apa yang akan diobservasi, b. Dimana letak lokasi observasi, c. Kapan observasi dilakukan, d. Siapa yang akan melaksanakan observasi, e. Siapa yang akan diobservasi, f. Bagaimana melakukan observasi. 2. Minta izin terlebih dahulu dari manajer atau staf pegawai yang terlibat. 3. Bertindak dengan rendah hati (low profil). 4. Lengkapilah dengan catatan selama observasi berlangsung. Observasi (lanjutan) ◦ Kegiatan yang tidak harus dilakukan : 1. Mengganggu kerja individu yang diobservasi maupun individu yang lainnya. 2. Terlalu menekankan pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak penting. 3. Jangan membuat asumsi-asumsi sendiri. Observasi (lanjutan) ◦ Keunggulan Teknik Observasi : 1. Data yang dikumpulkan mempunyai kehandalan yang tinggi, karena didapat dengan langsung. 2. Dapat langsung melihat apa yang sedang dikerjakan dan menggambarkan kegiatan secara langsung, pekerjaan yang rumit atau sulit dijelaskan dengan kata-kata. 3. Dapat menggambarkan lingkungan fisik, seperti tata letak peralatan, penerangan, ganguan suara, dan lain sebagainya. 4. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, baik pada waktu rutin atau pun tidak.
◦ Kelemahan Teknik Observasi :
1. Pada umumnya orang yang diamati akan merasa terganggu atau tidak nyaman, sehinggan melakukan pekerjaan dengan semestinya. Bahkan terkadang cenderung melakukan pekerjaan lebih baik dari biasanya atau sering menutup-nutupi kekurangan yang ada. 2. Pekerjaan yang diobservasi belum tentu mewakili tingkat kesulitan yang ada, terutama jika waktu observasi adalah waktu-waktu pada volume normal. Pengumpulan Dokumen ◦ Formulir Input ◦ Formulir output Analisis Kebutuhan ◦ Requirements (Kebutuhan) merupakan dasar perencanaan proyek. ◦ Proses Requirements : 1. Penyusunan Requirements (mengumpulkan, menganalisis, spesifikasi dan validasi Requirements ) 2. Manajemen Requirements (melaksanakan Requirements sesudah disepakati Analisis Kebutuhan (lanjutan) ◦ Jenis-jenis Requirements: 1. Business Requirements proses bisnis sistem yang akan dibangun, batasan (biaya, sumberdaya, waktu) 2. Stakeholder Requirements 3. End-User Requirements petunjuk penggunaan dan administrasi 4. System Requirements hardware, software, jaringan, dll 5. Software Requirements Analisis Kebutuhan (lanjutan) ◦ Kesalahan penyusunan Requirements: 1. Klien tidak (benar-benar) mengerti apa yang sebenarnya mereka inginkan, maka perlu waktu yang cukup untuk memahami tujuan, asumsi dan resiko yang akan terjadi. 2. Requirements bisa berubah saat proyek berlangsung, sehingga memerlukan antisipasi dengan memiliki prosedur perubahan Requirements, dan beri Batasan sejauh mana Requirement diperbolehkan, serta harus dikomunikasikan dengan stakeholder Analisis Kebutuhan (lanjutan) ◦ Pengelolaan Manajemen Resiko : 1. Jadikan Manajemen Resiko sebagai bagian dari Proyek 2. Identifikasi Resiko sejak awal Proyek 3. Komunikasikan Resiko-resiko Proyek 4. Pertimbangkan Ancaman maupun Kesempatan 5. Klasifikasi Penanggung Jawab Resiko 6. Buat prioritas Resiko 7. Melakukan Analisa Resiko 8. Buat Rencana dan Implementasi tanggapan terhadap resiko 9. Dokumentasikan Resiko Proyek 10.Tentukan Resiko dan tindakan yang akan diambil Dokumen yang Harus Dipersiapkan 1. Surat Penugasan atau SK Direksi sebagai acuan dalam pembuatan Project Definition 2. Pendefinisian Proyek (Project Definition) Surat Penugasan Proyek ◦ Surat yang akan digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam membuat project defenition. Surat ini pula yang akan dijadikan sebagai landasan hukum untuk membuktikan keabsahan proyek yang akan dilaksanakan. Bentuk Surat ini bervariasi tergantung organisasi yang bersangkutan. ◦ Tim Proyek yang dibentuk memiliki karakteristik : 1. Anggota tim memiliki keahlian dan pengamalan yang berbeda-beda 2. Proses kerjakan belum ditentukan secara fproyek 3. Tim akan menemukan hal-hal yang belu diprediksi 4. Tekanan kejra lebih tinggi 5. Terkadang anggota tim merangkap tugas sehari-hari Surat Penugasan Proyek ◦ Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam penyusunan tim : 1. Berikan penjelasan yang cukup kepad anggota tim mengenai proyek 2. Tentukan dengan jelas peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim 3. Usahakan sebelum proyek dimulai semua anggota tim harus saling mengenal.
◦ Rapat Rutin memberi kesempatan kepada anggota tim untuk :
1. Tetap fokus pada tujuan proyek 2. Komitmen yang tetap pada tujuan proyek 3. Identifikasi jika terjadi masalah dalam proyek atau konflik antar anggota tim 4. Evaluasi hasil kerja anggota tim 5. Memberikan kesempatan untuk menentukan tujuan jangka pendek Pendefinisian Proyek ◦ Dalam pendefinisian proyek semua harus dijelaskan secara detail mengenai proyek yang akan dilaksanakan sehingga memberikan gambaran atas apa yang akan dicapai. ◦ Pendefinisian Proyek dibentuk untuk membantu Manajer Proyek dan Anggota Tim memahami secara jelas apa yang diharapkan dari proyek, sehingga tidak terjadi ekspektasi yang berlebihan. Pendefinisian Proyek ◦ Format Pendefinisian Proyek terdiri dari : 1. Dokumen Kontrol 2. Info Global 3. Info Umum : A. Permasalahan B. Deskripsi Produk/Jasa C. Faktor Penentu Keberhasilan D. Keuntungan yang Diharapkan E. Teknologi yang Digunakan F. Deskripsi Proyek (Tujuan, Hasil yang Diinginkan, Jadwal, Perkiraan Biaya, Perkiraan Sumberdaya) G. Perencanaan Aktivitas H. Batasan I. Asumsi ◦ Contoh template Surat Penugasan/ Surat Tugas dan Pendefinisian Proyek dapat dilihat pada file yang diberikan. ◦ Contoh ini bukanlah format baku namun dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan format yang berlaku di tempat yang bersangkutan
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional