Anda di halaman 1dari 1

Gambar 2 Teori Generasi

Generasi Z merupakan generasi paling muda yang baru memasuki angkatan kerja. Sejak kecil,generasi ini
sudah banyak dikenalkan oleh teknologi dan sangat akrab dengan smartphone dan dikategorikan sebagai
generasi yang kreatif.Perbedaan karakteristik yang paling signifikan antara generasi Baby boomers, X, Y
dan Z adalah penguasaan informasi dan teknologi. Bagi generasi Z, informasi dan teknologi adalah hal
yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena mereka lahir dimana akses terhadap internet
sudah menjadi budaya,sehingga berpengaruh terhadap nilai dan pandangan tujuan hidup mereka. 

Gambar 3 Taksonomi Bloom di era dijital

Jumlah penduduk generasi X, Y dan Z di Indonesia saat ini lebih dominan dibanding jumlah penduduk
usia tua dan balita. Sehingga pendidikan di Indonesia membutuhkan guru-guru yang memiliki mindset
adopters terhadap teknologi dan memiliki keterampilan 4C pembelajaran abad 21. Waras Kamdi dalam
tulisannya di Kompas, 3 Maret 2018 dengan judul «Pendidikan Tinggi 4.0» menyatakan bahwa Sejak
dilantik presiden Joko Widodo, yang «gemas» melihat perguruan tinggi di Indonesia, yang dinilainya tak
tanggap perubahan zaman,kalangan perguruan tinggi kontan menggeliat.Teknologi dan inovasi disrupsi
yang menandai perubahan zaman menjadi ‘trending topic’ di kalangan pendidik dan lembaga pendidikan. 

Diawali dari IKIP PGRI Madiun menjadi Universitas PGRI Madiun , STKIP PGRI Tulungagung menjadi
Universitas Bhinneka PGRI , STKIP PGRI Pasuruan menjadi Universitas Wiranegara , IKIP PGRI Jember
menjadi Universitas PGRI Argopura ,STKIP PGRI Sumatera Barat menjadi Universitas PGRI Sumatera
Barat , STKIP PGRI Lubuk Linggau menjadi Universtitas PGRI Silampari dan akan disusul beberapa
kampus yang sedang dalam proses perubahan bentuk menjadi universitas.Demikian juga yang terjadi di
tingkat pendidikan dasar menengah, baik sekolah negeri maupun sekolah-sekolah swasta yang berada di
bawah YPLP Dasmen PGRI bergerak bersama dalam kemajuan pendidikan. Pandemi Covid 19 yang
melanda Indonesia pada bulan Maret 2020 ibarat blessing in disguise, berkah terselubung dalam
melakukan perubahan di bidang teknologi pendidikan. menjelaskan bahwa secara struktural dan
fungsional, arah perjuangan PGRI mulai bergerak ke arah profesi yang modern dengan mentransformasi
PGRI menjadi kekuatan moral intelektual dengan tidak meninggalkan elan perjuangan sebagai organisasi
perjuangan dan ketenaga- kerjaan. 

PB PGRI terus mencari upaya agar Lembaga Pendidikan PGRI yang berada dalam naungan YPLP/BPLP
tidak terdisrupsi oleh perubahan,sekaligus memperkuat perangkat yang sudah ada seperti Dewan
Kehormatan Guru Indonesia ,Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum sekaligus sebagai upaya lepas
landas menuju organisasi profesi yang modern, organisasi perjuangan, dan juga sebagai organisasi
ketenagakerjaan yang dapat merespons kebutuhan berdasarkan zamannya. Dalam konsep «Education 4.0»
telah terjadi pergeseran peran guru atau pendidik seiring revolusi industri yang terus melaju. Apa yang
diajarkan guru ibarat sabdo pandito ratu tan keno wala wali, sebagai sumber «kebenaran» yang harus
diikuti karena tidak berubah-ubah atau plin-plan. Sedangkan pada tahap Education 3.0 yang disebut
dengan Teacher as Fasilitator, praktik pembelajaran di kelas sudah lebih interaktif dan terjadi kolaborasi
antar peserta didik, dan peserta didik dengan pendidik/guru. 

Guru sebagai pendidik professional dengan tugas utama


mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
merupakan human capital yang harus terus dibekali dengan ilmu baru. Terlebih saat kondisi pandemi
Covid-19 belum tuntas maupun pasca pandemi keterampilan pembelajaran jarak jauh atau online yang
menarik dan interaktif perlu ditingkatkan. Lebih daripada itu, yang paling urgen adalah perubahan pola
pikir dan memiliki kesadaran dalam mengadaptasi perubahan- perubahan. 

Anda mungkin juga menyukai