Anda di halaman 1dari 11

URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT

Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Hukum Pemerintahan Daerah

Dosen Pengampu: La Ode Muhammad Imam Abdi Anantomo Uke SH, MH.

Disusun Oleh:

La Ode Fardin
Maulana Malik Siti Rosida
Aldi Muhhamad Serlyanti
Ardika Saputra Muhammad Ikbal
Annisa Angraeni Anggi

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGA ISLAM NEGERI KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah ta’ala yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inyahnya kepada kami, sehingga upaya penyusunan makalah yang berjudul
“Urusan Pemerintahan Absolut” yang dibingbing oleh bapak La Ode Muhammad Imam
Abdi Anantomo Uke SH, MH. selain itu, tujuan daripenulisan makalah ini adalah untuk
memberikan dan menambah pengetahuan pembaca terkiat “Urusan Pemerintahan Absolut”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh berbagai saran, kritik dan masukan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah ikut berkontribusi dalam penyusunan maklah
ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masi banyak kekurangan, baik pada
teknik penulisan maupun materi.Mengigat kurangnya kemampuan yang dimiliki penyusun.Oleh
karena itu, kami mengharpkan segala bentuk saran serta masukan bahkan keritik yang
membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya penyusun berharap semoga Allah ta’alamemberikan imbalan yang setimpal


pada penyusun dan mereka yang memberikan bentuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah.Aamiin ya robbal Aalamiin.

Kendari, 3 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Cover ........................................................................................................................................... i

Kata Pengantar .......................................................................................................................................... ii

Daftra Isi ..................................................................................................................................................... iii

BAB I: Pendahuluan ...................................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................................1

BAB II: Pembahasan ..................................................................................................................................3

2.1. Pemerintahan Absolut dan Sejarahnya ..................................................................................................3

2.2. Perbedaan Bentuk Pemerintahan Absolut Dengan Bentuk Pemerintahan Lainnya..............................3

2.3. Dampak Dari Pemerintahan Absolut Pada Masyarakat .........................................................................4

2.4. Keuntungan Dan Kerugian Dari Pemerintahan Absolut ........................................................................5

BAB III: Penutup ........................................................................................................................................7

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................................7

3.2. Saran ......................................................................................................................................................7

Daftar Pustaka ............................................................................................................................................8

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Urusan Pemerintahan Absolut adalah bentuk pemerintahan yang berkuasa penuh dan tidak
terbatas atas kebijakan dan keputusan pemerintahan tanpa adanya pembatasan konstitusional atau
hukum tertentu. Pemerintahan absolut umumnya ditemukan di kerajaan dan monarki di seluruh
dunia pada masa lampau. Di masa sekarang, pemerintahan absolut jarang terjadi karena
masyarakat cenderung lebih memilih pemerintahan yang lebih demokratis.

Sejarah pemerintahan absolut dapat ditelusuri kembali ke abad ke-16 ketika Raja Henry
VIII memerintah di Inggris. Dia menegaskan kekuasaannya dengan memecah hubungan Inggris
dengan Gereja Katolik Roma dan mendirikan Gereja Inggris. Sejak saat itu, raja-raja Inggris
memiliki kekuasaan absolut atas pemerintahan dan keputusan-keputusan yang dibuat. Di Eropa,
pemerintahan absolut juga ditemukan di negara-negara seperti Prancis, Rusia, dan Spanyol.

Salah satu contoh pemerintahan absolut yang terkenal adalah Raja Louis XIV di Prancis.
Dia memiliki kekuasaan penuh atas kebijakan dan keputusan pemerintahan dan membangun
Istana Versailles sebagai pusat kekuasaannya. Raja Louis XIV juga menegaskan kekuasaannya
melalui kata-katanya yang terkenal, dengan makna Negara, itu saya".

Pemerintahan absolut memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat dan ekonomi di
negara-negara yang menerapkannya. Dalam pemerintahan absolut, raja memiliki kontrol penuh
atas sumber daya negara dan dapat mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan
pribadi mereka. Hal ini dapat menyebabkan pengabaian kebutuhan rakyat dan kesulitan ekonomi
dalam jangka panjang.

Namun, pemerintahan absolut juga memiliki beberapa keuntungan seperti stabilitas politik
dan keamanan yang lebih baik. Dalam pemerintahan absolut, kekuasaan pemerintahan terpusat
pada satu individu atau kelompok kecil dan mengurangi potensi konflik di antara pihak-pihak
yang berbeda. Pemerintahan absolut juga dapat membuat keputusan yang cepat dan tegas tanpa
adanya hambatan dari sistem politik yang rumit dan lambat.

2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapatlah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa Yang dimaksud urusan pemerintahan Absolut dan bagaimana sejarahnya?

2. Apa Perbedaan bentuk pemerintahan absolut dengan bentuk pemerintahan lainnya?

1
3. Apa saja dampak dari pemerintahan absolut pada masyarakat?

4. Apa keuntungan dan kerugian dari pemerintahan absolut?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pemerintahan Absolut dan Sejarahnya

Bentuk pemerintahan absolut adalah suatu sistem pemerintahan di mana seorang


pemimpin atau kelompok penguasa memiliki kekuasaan mutlak dan tak terbatas untuk
mengendalikan negara dan membuat keputusan tanpa adanya pembatasan atau keseimbangan
kekuasaan. Sistem pemerintahan absolut seringkali dihubungkan dengan monarki atau kerajaan,
di mana seorang raja atau ratu memiliki kekuasaan absolut. Dalam bentuk pemerintahan
absolut, kekuasaan mutlak dipegang oleh penguasa, yang dapat mengambil keputusan tanpa
konsultasi dengan pihak lain dan menerapkan hukuman yang keras bagi siapa pun yang
melanggar keputusan tersebut. Dalam sistem ini, tidak ada mekanisme pembatasan kekuasaan
dan tidak ada perwakilan atau partisipasi rakyat dalam proses pembuatan keputusan politik.

Bentuk pemerintahan absolut dapat berbeda-beda di setiap negara. Misalnya, di Prancis


pada masa pemerintahan Raja Louis XIV, pemerintahan absolut diterapkan melalui doktrin
L'Etat, C'est Moi (Negara adalah saya). Di Rusia, Tsar Peter yang Agung memperkenalkan
sistem pemerintahan yang kuat dan otoriter, yang dikenal sebagai pemerintahan absolut
monarki. Dalam konteks modern, sistem pemerintahan absolut jarang terjadi, karena banyak
negara mengadopsi sistem pemerintahan yang lebih inklusif, demokratis, dan berdasarkan
prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan kekuasaan yang lebih adil. Namun, beberapa
negara masih menganut sistem yang mirip dengan pemerintahan absolut dalam prakteknya,
seperti pemerintahan otoriter atau rezim diktator.

Sejarah Urusan Pemerintahan Absolut dapat ditelusuri kembali ke masa-masa kuno


ketika banyak negara di dunia diperintah oleh raja-raja absolut. Namun, dalam konteks modern,
pemerintahan absolut mulai muncul pada abad ke-16 dan ke-17, terutama di Eropa. Beberapa
contoh pemerintahan absolut terkenal antara lain Raja Louis XIV di Prancis dan Tsar Peter
yang Agung di Rusia. Pemerintahan absolut menjadi semakin populer selama periode
pencerahan, tetapi mulai kehilangan popularitasnya pada abad ke-18 dan ke-19 karena semakin
banyak orang yang mempertanyakan kekuasaan absolut dan memperjuangkan hak asasi
manusia. Saat ini, pemerintahan absolut jarang terjadi dan kebanyakan negara menganut sistem
pemerintahan demokratis di mana kekuasaan dipegang oleh rakyat melalui pemilihan umum
dan prinsip-prinsip keseimbangan kekuasaan.

2.2. Perbedaan Bentuk Pemerintahan Absolut Dengan Bentuk Pemerintahan Lainnya

Perbedaan antara bentuk pemerintahan absolut dengan bentuk pemerintahan lainnya


terletak pada cara kekuasaan dijalankan dan distribusi kekuasaan antara penguasa dan rakyat.

3
Dalam bentuk pemerintahan absolut, kekuasaan mutlak dipegang oleh seorang pemimpin atau
kelompok penguasa. Penguasa memiliki kekuasaan tak terbatas untuk mengendalikan negara
dan membuat keputusan tanpa adanya pembatasan atau keseimbangan kekuasaan. Dalam
sistem ini, tidak ada mekanisme pembatasan kekuasaan dan tidak ada perwakilan atau
partisipasi rakyat dalam proses pembuatan keputusan politik.

Sementara itu, bentuk pemerintahan lainnya, seperti pemerintahan demokratis atau


republik, memiliki sistem yang lebih inklusif dan demokratis. Dalam pemerintahan demokratis,
kekuasaan dipegang oleh rakyat melalui pemilihan umum atau mekanisme lain yang
memungkinkan partisipasi rakyat dalam proses pembuatan keputusan politik. Pemerintahan
republik juga menempatkan kekuasaan pada rakyat, tetapi dalam sistem ini, kekuasaan
dipegang oleh perwakilan yang dipilih oleh rakyat. Selain itu, pemerintahan lainnya dapat
memiliki pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif, dengan mekanisme
yang memungkinkan keseimbangan kekuasaan dan pembatasan kekuasaan di antara cabang-
cabang pemerintahan tersebut. Hal ini berbeda dengan pemerintahan absolut, di mana
kekuasaan dipegang oleh satu pihak tanpa pembatasan atau keseimbangan kekuasaan.

Dalam kesimpulannya, perbedaan antara bentuk pemerintahan absolut dengan bentuk


pemerintahan lainnya terletak pada cara kekuasaan dijalankan dan distribusi kekuasaan antara
penguasa dan rakyat, serta adanya mekanisme pembatasan kekuasaan dan partisipasi rakyat
dalam proses pembuatan keputusan politik.

2.3. Dampak Dari Pemerintahan Absolut Pada Masyarakat

Pemerintahan absolut dapat memiliki dampak yang sangat negatif pada masyarakat,
karena kekuasaan yang tidak dibatasi dapat mengarah pada penindasan, ketidakadilan, dan
pelanggaran hak asasi manusia. Berikut ini adalah beberapa dampak pemerintahan absolut
pada masyarakat:

1. Kesenjangan sosial: Kekuasaan absolut cenderung dikonsentrasikan pada kelompok


penguasa dan menghasilkan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan sumber daya.
Hal ini dapat mengakibatkan kesenjangan sosial dan kemiskinan di kalangan rakyat.

2. Pelanggaran hak asasi manusia: Pemerintahan absolut cenderung tidak memperhatikan


hak asasi manusia dan seringkali melanggar hak-hak rakyat, seperti hak atas kebebasan
berekspresi, hak atas pengadilan yang adil, dan hak atas privasi.

3. Ketidakstabilan politik: Kekuasaan absolut dapat mengarah pada ketidakstabilan politik,


karena tidak ada mekanisme pembatasan kekuasaan dan partisipasi rakyat dalam proses
pembuatan keputusan politik. Hal ini dapat menyebabkan pemberontakan atau konflik
dalam masyarakat.

4
4. Kurangnya kemajuan dan inovasi: Kekuasaan absolut dapat menghambat kemajuan dan
inovasi dalam masyarakat, karena tidak ada partisipasi atau kontribusi dari rakyat dalam
proses pengambilan keputusan politik. Hal ini dapat menghambat perkembangan
ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

5. Keterbelakangan pendidikan: Pemerintahan absolut dapat menghambat perkembangan


pendidikan, karena seringkali penguasa membatasi akses rakyat ke pendidikan dan
informasi. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya tingkat pendidikan di kalangan rakyat
dan menghambat kemajuan sosial.

Dalam kesimpulannya, pemerintahan absolut dapat memiliki dampak negatif pada


masyarakat, karena tidak adanya pembatasan kekuasaan dan partisipasi rakyat dalam proses
pembuatan keputusan politik. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan sistem
pemerintahan yang lebih inklusif, demokratis, dan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan
keseimbangan kekuasaan yang lebih adil.

2.4. Keuntungan Dan Kerugian Dari Pemerintahan Absolut

Keuntungan dan kerugian dari pemerintah absolut dapat dilihat dari perspektif penguasa
dan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kerugian dari pemerintah absolut:

Keuntungan:

1. Kestabilan politik: Pemerintah absolut cenderung memberikan kestabilan politik dan


sosial, karena tidak adanya perdebatan atau konflik yang muncul dari partisipasi
masyarakat dalam pengambilan keputusan politik.

2. Keputusan cepat: Karena penguasa memiliki kekuasaan mutlak dalam membuat


keputusan, proses pembuatan keputusan politik dapat berlangsung lebih cepat dan efisien.

3. Kemampuan untuk memimpin perubahan: Dalam beberapa kasus, pemerintah absolut


dapat memimpin perubahan yang diperlukan dalam masyarakat tanpa terkendala oleh
proses demokrasi yang lambat.

4. Keadilan: Pemerintah absolut dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai
dengan kebijakan yang dianggap adil oleh penguasa.

Kerugian:

1. Kurangnya partisipasi masyarakat: Pemerintah absolut tidak memungkinkan partisipasi


masyarakat dalam proses pembuatan keputusan politik, yang dapat menyebabkan
ketidakpuasan dan pemberontakan di kalangan rakyat.

5
2. Pelanggaran hak asasi manusia: Kekuasaan absolut dapat melanggar hak asasi manusia,
seperti hak atas kebebasan berekspresi, hak atas pengadilan yang adil, dan hak atas
privasi.

3. Kesenjangan sosial: Kekuasaan absolut cenderung dikonsentrasikan pada kelompok


penguasa dan menghasilkan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan sumber daya.

4. Keterbelakangan: Pemerintah absolut dapat menghambat kemajuan dan inovasi dalam


masyarakat, karena tidak ada partisipasi atau kontribusi dari rakyat dalam proses
pengambilan keputusan politik.

5. Ketergantungan pada penguasa: Masyarakat yang hidup di bawah pemerintahan absolut


cenderung bergantung pada keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh penguasa,
sehingga mereka kehilangan kontrol atas nasib mereka sendiri.

Dalam kesimpulannya, pemerintah absolut dapat memberikan stabilitas dan keadilan


dalam beberapa kasus, tetapi juga memiliki kelemahan yang signifikan, seperti pelanggaran
hak asasi manusia, ketidakpuasan rakyat, dan keterbelakangan dalam masyarakat. Oleh karena
itu, sistem pemerintahan yang lebih inklusif, demokratis, dan berdasarkan prinsip-prinsip
keadilan dan keseimbangan kekuasaan yang lebih adil dapat lebih diinginkan

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari materi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerintahan absolut adalah suatu bentuk
pemerintahan di mana kekuasaan mutlak terkonsentrasi pada satu penguasa atau kelompok
kecil yang tidak terbatas oleh hukum atau konstitusi. Bentuk pemerintahan ini dapat
memberikan kestabilan politik dan keadilan dalam beberapa kasus, tetapi juga memiliki
kelemahan yang signifikan, seperti pelanggaran hak asasi manusia, ketidakpuasan rakyat, dan
keterbelakangan dalam masyarakat. Oleh karena itu, sistem pemerintahan yang lebih inklusif,
demokratis, dan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan kekuasaan yang lebih
adil dapat lebih diinginkan.

3.2. Saran

Dalam hal penelitian lebih lanjut, diperlukan studi yang lebih mendalam tentang
pengaruh pemerintahan absolut dalam sejarah Eropa, dan bagaimana pengalaman tersebut
dapat diaplikasikan dalam konteks pemerintahan modern di seluruh dunia. Selain itu, perlu
juga dipelajari bagaimana sistem pemerintahan yang lebih demokratis dapat diterapkan dengan
efektif dan efisien di Indonesia serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
keberhasilannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Adhayanto, O., & Adiputra, Y. S. (2015). Dampak Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2014 Terhadap Peraturan Daerah di Kabupaten Bintan Tahun 2015 (Studi Peralihan
Kewenangan Dibidang Kelautan dan Pertambangan). Jurnal Selat, 2(2), 296-314.

Bihuku, S. (2018). Urusan Pemerintahan Konkuren menurut Undang-Undang Nomor 23


Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Lex Administratum, 6(1).

Kuncoro, H., & Artiani, L. E. (1998). Studi Kelayakan Kebijaksanaan Penyesuaian Upah
Minimum Regional. Journal of Indonesian Economy and Business, 13(1).

Latipulhayat, A. (2015). Politik Hukum Pemerintahan Daerah Menurut Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2014: Desentralisasi atau Re-sentralisasi?. PADJADJARAN JURNAL ILMU
HUKUM (JOURNAL OF LAW), 2(3).

Rachman, T. (2018). Bani Umayyah Di Lihat Dari Tiga Fase. JUSPI (Jurnal Sejarah
Peradaban Islam), 2(1), 86-98.

Said, A. R. A. (2015). Pembagian kewenangan pemerintah pusat-pemerintah daerah


dalam otonomi seluas-luasnya menurut UUD 1945. Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, 9(4).

Wijayanti, S. N. (2016). Hubungan antara pusat dan daerah dalam negara kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Jurnal Media Hukum,
23(2), 186-199.

Anda mungkin juga menyukai