Dosen Pengampu: La Ode Muhammad Imam Abdi Anantomo Uke SH, MH.
Disusun Oleh:
La Ode Fardin
Maulana Malik Siti Rosida
Aldi Muhhamad Serlyanti
Ardika Saputra Muhammad Ikbal
Annisa Angraeni Anggi
FAKULTAS SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah ta’ala yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inyahnya kepada kami, sehingga upaya penyusunan makalah yang berjudul
“Urusan Pemerintahan Absolut” yang dibingbing oleh bapak La Ode Muhammad Imam
Abdi Anantomo Uke SH, MH. selain itu, tujuan daripenulisan makalah ini adalah untuk
memberikan dan menambah pengetahuan pembaca terkiat “Urusan Pemerintahan Absolut”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh berbagai saran, kritik dan masukan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah ikut berkontribusi dalam penyusunan maklah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masi banyak kekurangan, baik pada
teknik penulisan maupun materi.Mengigat kurangnya kemampuan yang dimiliki penyusun.Oleh
karena itu, kami mengharpkan segala bentuk saran serta masukan bahkan keritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Urusan Pemerintahan Absolut adalah bentuk pemerintahan yang berkuasa penuh dan tidak
terbatas atas kebijakan dan keputusan pemerintahan tanpa adanya pembatasan konstitusional atau
hukum tertentu. Pemerintahan absolut umumnya ditemukan di kerajaan dan monarki di seluruh
dunia pada masa lampau. Di masa sekarang, pemerintahan absolut jarang terjadi karena
masyarakat cenderung lebih memilih pemerintahan yang lebih demokratis.
Sejarah pemerintahan absolut dapat ditelusuri kembali ke abad ke-16 ketika Raja Henry
VIII memerintah di Inggris. Dia menegaskan kekuasaannya dengan memecah hubungan Inggris
dengan Gereja Katolik Roma dan mendirikan Gereja Inggris. Sejak saat itu, raja-raja Inggris
memiliki kekuasaan absolut atas pemerintahan dan keputusan-keputusan yang dibuat. Di Eropa,
pemerintahan absolut juga ditemukan di negara-negara seperti Prancis, Rusia, dan Spanyol.
Salah satu contoh pemerintahan absolut yang terkenal adalah Raja Louis XIV di Prancis.
Dia memiliki kekuasaan penuh atas kebijakan dan keputusan pemerintahan dan membangun
Istana Versailles sebagai pusat kekuasaannya. Raja Louis XIV juga menegaskan kekuasaannya
melalui kata-katanya yang terkenal, dengan makna Negara, itu saya".
Pemerintahan absolut memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat dan ekonomi di
negara-negara yang menerapkannya. Dalam pemerintahan absolut, raja memiliki kontrol penuh
atas sumber daya negara dan dapat mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan
pribadi mereka. Hal ini dapat menyebabkan pengabaian kebutuhan rakyat dan kesulitan ekonomi
dalam jangka panjang.
Namun, pemerintahan absolut juga memiliki beberapa keuntungan seperti stabilitas politik
dan keamanan yang lebih baik. Dalam pemerintahan absolut, kekuasaan pemerintahan terpusat
pada satu individu atau kelompok kecil dan mengurangi potensi konflik di antara pihak-pihak
yang berbeda. Pemerintahan absolut juga dapat membuat keputusan yang cepat dan tegas tanpa
adanya hambatan dari sistem politik yang rumit dan lambat.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapatlah rumusan masalah sebagai berikut:
1
3. Apa saja dampak dari pemerintahan absolut pada masyarakat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam bentuk pemerintahan absolut, kekuasaan mutlak dipegang oleh seorang pemimpin atau
kelompok penguasa. Penguasa memiliki kekuasaan tak terbatas untuk mengendalikan negara
dan membuat keputusan tanpa adanya pembatasan atau keseimbangan kekuasaan. Dalam
sistem ini, tidak ada mekanisme pembatasan kekuasaan dan tidak ada perwakilan atau
partisipasi rakyat dalam proses pembuatan keputusan politik.
Pemerintahan absolut dapat memiliki dampak yang sangat negatif pada masyarakat,
karena kekuasaan yang tidak dibatasi dapat mengarah pada penindasan, ketidakadilan, dan
pelanggaran hak asasi manusia. Berikut ini adalah beberapa dampak pemerintahan absolut
pada masyarakat:
4
4. Kurangnya kemajuan dan inovasi: Kekuasaan absolut dapat menghambat kemajuan dan
inovasi dalam masyarakat, karena tidak ada partisipasi atau kontribusi dari rakyat dalam
proses pengambilan keputusan politik. Hal ini dapat menghambat perkembangan
ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Keuntungan dan kerugian dari pemerintah absolut dapat dilihat dari perspektif penguasa
dan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kerugian dari pemerintah absolut:
Keuntungan:
4. Keadilan: Pemerintah absolut dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai
dengan kebijakan yang dianggap adil oleh penguasa.
Kerugian:
5
2. Pelanggaran hak asasi manusia: Kekuasaan absolut dapat melanggar hak asasi manusia,
seperti hak atas kebebasan berekspresi, hak atas pengadilan yang adil, dan hak atas
privasi.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari materi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerintahan absolut adalah suatu bentuk
pemerintahan di mana kekuasaan mutlak terkonsentrasi pada satu penguasa atau kelompok
kecil yang tidak terbatas oleh hukum atau konstitusi. Bentuk pemerintahan ini dapat
memberikan kestabilan politik dan keadilan dalam beberapa kasus, tetapi juga memiliki
kelemahan yang signifikan, seperti pelanggaran hak asasi manusia, ketidakpuasan rakyat, dan
keterbelakangan dalam masyarakat. Oleh karena itu, sistem pemerintahan yang lebih inklusif,
demokratis, dan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan kekuasaan yang lebih
adil dapat lebih diinginkan.
3.2. Saran
Dalam hal penelitian lebih lanjut, diperlukan studi yang lebih mendalam tentang
pengaruh pemerintahan absolut dalam sejarah Eropa, dan bagaimana pengalaman tersebut
dapat diaplikasikan dalam konteks pemerintahan modern di seluruh dunia. Selain itu, perlu
juga dipelajari bagaimana sistem pemerintahan yang lebih demokratis dapat diterapkan dengan
efektif dan efisien di Indonesia serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
keberhasilannya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, H., & Artiani, L. E. (1998). Studi Kelayakan Kebijaksanaan Penyesuaian Upah
Minimum Regional. Journal of Indonesian Economy and Business, 13(1).
Rachman, T. (2018). Bani Umayyah Di Lihat Dari Tiga Fase. JUSPI (Jurnal Sejarah
Peradaban Islam), 2(1), 86-98.
Wijayanti, S. N. (2016). Hubungan antara pusat dan daerah dalam negara kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Jurnal Media Hukum,
23(2), 186-199.