Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Terorisme
Secara etimologi terorisme berasal dari kata “to Terror”dalam
bahasa inggris. Sementara dalam bahasa latin disebut Terrere yang
berarti “gemetar” atau menggetarkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia terror merupakan suatu usaha untuk menciptakan ketakutan,
kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan tertent.1
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Bab I Ketentuan Umum,
Pasal 1 ayat 1, menyebutkan bahwa Tindak Pidana Terorisme adalah
segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai
dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Maka dapat dipahami bahwa terorisme adalah tindakan pidana
yang terkoordinir dengan melibatkan unsur kekerasan atau yang
menimbulkan efek teror kepada kehidupan manusia, perbuaatan tersebut
jelas melanggar hukum pidana, dan dimaksudkan untuk mengintimidasi
penduduk sipil, mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan mempengaruhi
penyelenggaraan politik.
1. Karakteristik Terorisme
Terorisme memiliki karakteristik dalam pergerakannya, sebagaimana
dapat dilihat sebagai berikut.2
a. Terorisme dapat didasarkan pada motivasi yang bersifat politis
maupun non politis
b. Sasaran yang menjadi objek aksiterorisme bisa sasaran sipil
(supermarket, mall, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit dan

1
Yunus, A. F. (2017). Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya
Terhadap Agama Islam. Jurnal Studi Al-Qur’an, 13(1), 82.
2
Nasution, A. R. (2015). TERORISME DI ABAD KE -21 UPAYA PENEGAKAN
HUKUM TERHADAP TINDAK KEJAHATAN TERORISME DALAM
PERPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL DAN HAK ASASI MANUSIA.
JURNAL MERCATORIA, 8(1), hlm 58-59 .
fasilitas umum lainnya) maupun sasaran non–sipil (fasilitas militer,
kamp militer).
c. Aksi teror dapat ditujukan untuk mengintimidasi atau
mempengaruhi kebijakan pemerintah negara.
d. Aksi terorisme dilakukan melalui tindakan yang melanggar hukum
internasional (serangan yang dilakukan dengan sengaja untuk
membinasakan penduduk sipil seperti yang terjadi pada peristiwa
bom Bali, merupakan pelanggaran hukum internasional sebab
dalam keadaan apapun, sasaran sipil harus dilindungi)
e. Aktivitas teroris menciptakan perasaan tidak aman dan merupakan
gangguan psikologis bagi masyarakat.
f. Persiapan atau perencanaan aksi teroris bisa bersifat multinasional
g. Teroris memiliki tujuan jangka pendek, aksi terorisme biasanya
guna menarik perhatian media massa dan untuk menarik
perhatian publik.
h. Terorisme mempunyai nilai mengagetkan (shock value) yang bagi
teroris guna untuk mendapat perhatian.
2. Bentuk-bentuk terorisme
Secara garis besar, tujuan dari aksi teror dapat dibagi dalam
4 kategori besar, yaitu: irrational terrorism, criminal terrorism,
political terrorism, dan state terrorism.3
a. Irrational Terrorism.
Teror yang memiliki motif tak masuk akal sehat, yang
bisa dikategorikan dalam kategori ini misalnya saja salvation
(pengorbanan diri) dan madness (kegilaan).
b. Criminal Terrorism.
Teror ini memiliki motif atau tujuan yang berdasar
kepentingan kelompok, teror ini biasanya dilakukan oleh
kelompok agama atau kepercayaan tertentu.
3
Firmansyah, H. (2011). UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA
TERORISME di Indonesia. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada, 23(2), hlm 381-382.
c. Political Terrorism.
Teror yang memiliki motif politik. Sebenarnya batasan
mengenai political terror sampai saat ini belum ada
kesepakatan baku di dunia internasional. Namun pada prakteknya,
ada perbedaan yang cukup mencolok mengenai tujuan yang
ingin dicapai oleh political terror, di mana mereka berada. Bagi
kelompok teroris yang berada di negara yang sudah tertata sistem
demokrasinya dan dengan supremasi hukum yang kuat, tujuan
mereka adalah mengubah kebijakan. Sementara kelompok
teroris yang berada di negara yang belum stabil institusi
demokrasi dan supremasi hukumnya, maka tujuan mereka
adalah merombak struktur politik. Persamaannya adalah teror
sebagai alat yang digunakan untuk “menekan” atau mengubah
keseimbangan.
d. State Terrorism.
Istilah state terrorism ini semula dipergunakan PBB ketika
melihat kondisi sosial dan politik di Afrika Selatan, Israel, dan
negara-negara Eropa Timur. Kekerasan negara terhadap warga
negara penuh dengan intimidasi dan berbagai penganiayaan
serta ancaman lainnya banyak dilakukan oleh oknum negara
termasuk penegak hukum. Teror oleh atau penguasa negara,
misalnya saja penculikan aktivis. Teror oleh negara bisa juga
terjadi melaui kebijakan ekonomi yang dibuat-buat oleh negara.
Terorisme yang dilakukan oleh negara atau aparatnya dilakukan
atas nama kekuasaan, stabilitas politik, dan kepentingan ekonomi
elite. Berdalih dengan alasan tersebut, negara merasa sah untuk
menggunakan kekerasan dalam segala bentuknya guna merepresi
dan memadamkan kelompok-kelompok kritis dalam masyarakat
sampai pada kelompok-kelompok yang memperjuangkan
aspirasinya.
B. Dalil Hukum Larangan Terorisme
Ada beberapa dalil hukum yang melarang tindakan teror yang biasa
dilakukan oleh pelaku yang mengatasnamakan islam dalam akasinya.4
Allah SWT berfirman:

‫ين‬ ِ ُّ ِ‫َواَل َت ْعتَ ُدوا ۚ ِإ َّن اللَّهَ اَل حُي‬


َ ‫ب الْ ُم ْعتَد‬
Artinya : “… dan janganlah kamu melampui batas, karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas.” (QS. Al-
Baqarah: 190).5 Maka Tindakan meneror terlebih menggunakan bom
adalah sesuatu yang dapat dipastikan perbuatan yang melampui batas.
Allah SWT berfirman:

‫يما‬ ِ ‫واَل َت ْقُتلُ ٓو ۟ا َأن ُفس ُكم ۚ ِإ َّن ٱللَّه َكا َن بِ ُكم ر‬
‫ح‬
ً َْ َ ْ َ َ
Artinya: “… Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisaa: 29).6
Allah SWT berfirman:

‫ك َعلَى ٱللَّ ِه يَ ِس ًريا‬ ِ ِ ُ‫ف ن‬ ِ


َ ‫صل ِيه نَ ًارا ۚ َو َكا َن ٰذَل‬ َ ‫َو َمن َي ْف َع ْل َٰذل‬
ْ َ ‫ك عُ ْد َٰونًا َوظُْل ًما فَ َس ْو‬
Artinya: “Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan
aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS An-Nisaa: 30).7 Demikian
pula pada ayat ini mengharamkan bunuh diri dan tindakan terror lainnya.
Rasulullah SAW bersabda:

4
Putra, M. Y. (2018). CADAR, JENGGOT DAN TERORISME SERTA SUDUT
PANDANG ULAMA KLASIK, KONTEMPORER DAN ULAMA INDONESIA.
SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah Dan Hukum, 2(2), hal 213-214.
5
https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-190
6
https://tafsirweb.com/1561-surat-an-nisa-ayat-29.html
7
https://tafsirweb.com/1562-surat-an-nisa-ayat-30.html
‫َّم َخالِ ًدا‬
َ َ‫ن‬ ‫ه‬
َ ‫ج‬ ِ
‫ر‬ ‫ا‬َ‫ن‬ ‫يِف‬ ِ ِ‫من َقتَل َن ْفسه حِب ِد َيد ٍة فَح ِد َيدتُه يِف ي ِد ِه يَتو َّجُأ هِب ا يِف بطْن‬
‫ه‬ َ َ ََ َ ُ َ َ َُ َ ْ َ
‫َّم َخالِ ًدا‬ ِ ‫يِف‬
َ ‫ب مَسًّا َف َقتَ َل َن ْف َسهُ َف ُه َو َيتَ َح َّساهُ نَار َج َهن‬
ِ
َ ‫خُمَلَّ ًدا ف َيها َأبَ ًدا َو َم ْن َش ِر‬
ِ ‫يِف‬ ِ ِ َّ
َ ‫خُمَل ًدا ف َيها َأبَ ًدا َو َم ْن َتَر َّدى م ْن َجبَ ٍل َف َقتَ َل َن ْف َسهُ َف ُه َو َيَتَر َّدى نَار َج َهن‬
‫َّم‬
‫َخالِ ًدا خُمَلَّ ًدا فِ َيها َأبَ ًدا‬
Artinya, “Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang
tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya
dalam neraka Jahanam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya.
Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun maka ia akan
selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya.
Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia
akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya,” (HR
Muslim).8

C. Upaya Pemerintah Menanggulangi Terorisme


Gerakan teroris terkhusus di Indonesia merupakan bahagian dari
gerakan terorisme secara internasional, yang kini jelas menjadi momok
bagi peradaban saat ini. Tujuan, strategi, motivasi, target dan metode
tindakan teroris kini semakin bervariasi. Sehingga semakin jelas bahwa
teror bukan merupakan bentuk kejahatan kekerasan destruktif biasa,
melainkan sudah merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan
keamanan umat manusia (crimes against peace and security of mankind).9
Indonesia secara serius sudah melakukan upaya–upaya penanggulangan
terorisme, upaya ini dapat digolongkan ke dalam dua cakupan yaitu
internal dan eksternal.

8
https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/dosa-pelaku-bunuh-diri-apakah-kekal-di-
neraka-1-Edo0U
9
Kusumah, M. W. (2002). TERORISME DALAM PERSPEKTIF POLITIK DAN
HUKUM. Hlm 22
Secara internal upaya yang dilakukan oleh Indonesia guna
menanggulangi terorisme adalah sebagai berikut:10
1. Penegakan Hukum.
Salah satu prinsip pokok strategi penanggulangan terorisme
Indonesia menurut Ketua BNPT adalah bahwa Pemerintah Indonesia
memperlakukan aksi terorisme sebagai tindakan kriminal, sehingga
yang digunakan adalah pendekatan hukum. Penyelenggaraan
penegakkan hukum terhadap tindak pidana terorisme diatur oleh UU
No. 15 tahun 2003 yang menetapkan Perpu No. 1 tahun 2002 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebagai Undang-Undang.
Kemudian dibuat UU No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan No. 9 Tahun 2013
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan
Terorisme.
2. Pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT)
BNPT dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 46 tahun
2010, yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12
tahun 2012. Pembentukan BNPT merupakan Kebijakan Nasional
Penanggulangan Terorisme di Indonesia. Badan ini merupakan
pengembangan dari Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme
(DKPT) yang dibuat pada tahun 2002. BNPT juga dibentuk
merupakan sebuah regulasi sebagai elaborasi UU No.34/2004
tentang TNI dan UU No.2/2002 tentang Polri, untuk mengatur
ketentuan lebih rinci tentang “Rule of Engagement” (aturan pelibatan)
TNI, terkait tugas operasi militer selain perang, termasuk aturan
pelibatan TNI dalam mengatasi terorisme dan tugas perbantuan TNI
terhadap Polri.
3. Pelibatan TNI dan Polri

10
Windiani, R. (2018). Peran Indonesia Dalam Memerangi Terorisme. JURNAL
ILMU SOSIAL, 16(2), 139–141.
UU No 34 tahun 2004 telah memberikan payung hukum agar
TNI juga terlibat dalam mengatasi aksi terorisme. Yang seharusnya
dilakukan prajurit TNI, bukan bagaimana penanganan setelah bom
meledak, mencari siapa pelakunya, akan tetapi lebih pada upaya
preventif.
4. Deradikalisasi
Deradikalisasi adalah bagian dari strategi kontra terorisme,
deradikalisasi dipahami sebagai cara merubah idiologi kelompok teroris
secara drastis. Deradikalisasi ditujukan untuk mengubah seseorang
yang semula memiliki paham radikalisme menjadi tidak lagi,
termasuk diantaranya adalah menjauhkan mereka dari kelompok radikal
tempat mereka bernaung. Deradikalisasi terorisme diwujudkan dengan
program reorientasi motivasi, reedukasi, resosialisasi, serta
mengupayakan kesejahteraan social dan kesetaraan dengan
masyarakat lain bagi mereka yang terlibat terorisme maupun bagi
simpatisan.
Selain melakukan upaya internal, Indonesia juga melakukan upaya
eksternal dalam penanggulangan terorisme. Upaya eksternal ini dilakukan
dengan menjalin hubungan bilateral dan juga secara multilateral. Usaha
yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menanggulangi
terorisme dalam lingkup regional adalah melalui forum ASEAN Chiefs of
National Police. Polri juga menjalin kerjasama regional dan internasional
dalam berbagai forum ASEAN, seperti: ARF (ASEAN Regional Forum),
dan AMMTC (ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime).
Berbagai forum lain, seperti ASEAN Chiefs of Army Multilateral
Meeting, Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), dan Asia-Europe
Meeting (ASEM), secara rutin juga mengagendakan ancaman terorisme
dan cara penanggulangannya.

D. Upaya Pendidikan Menanggulangi Terorisme


Memperhatikan fenomena radikalisasi yang terjadi di dunia
pendidikan (menengah atas dan pendidikan tinggi), hal yang harus
dilakukan oleh lembaga dan para pendidik adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman komprehensif tentang berbagai macam
agama
2. Memberikan pemahaman jihad yang moderat, yakni bekerja keras
untuk mencapai tujuan yang baik terutama untuk kemaslahatan umat
3. Mereview kurikulum untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
tindakan anti radikalisasi agama di tingkat Ssekolah Dasar hinggan
Perguruan Tingga.
Sejatinya kita hanya diberi tugas menyampaikan risalah, apakah
yang kita anggap “salah” atau “menyimpang” tersebut bersedia atau tidak
akan ajakan kita merupakan hal yang bukan kewajiban kita. Sebagai
muslim tentu kita berharap setiap muslim secara sesungguhnya
berupaya mengamalkan ajaran-ajaran pokok dan sunnah Nabi
Muhammad saw., tetapi semuanya merupakan sebuah proses beriman
bukan sekali jadi. Kita harus yakin bahwa dakwah yang disampaikan
kepada masyarakat dengan metode yangan “galak” dan memaksa
hanya akan menjauhkan mereka dari agama bukan semakin mendekatkan
mereka yang masih belum mentaati semua ajaran Tuhan dan Nabi
Muhammad.11

Qodir, Z. (2013). Deradikalisasi Islam dalam Perspektif Pendidikan Agama.


11

Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), hlm 101-105.


BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Terorisme merupakan tindakan pidana yang terkoordinir dengan melibatkan
unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek teror kepada kehidupan manusia,
perbuaatan tersebut jelas melanggar hukum pidana, dan dimaksudkan untuk
mengintimidasi penduduk sipil, mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan
mempengaruhi penyelenggaraan politik. Terorisme juga memiliki karakteristik dan
bentuk yang berbeda sesuai dengan tujuannya.
Tindakan terorisme jelas dilarang dalam Al-Quran, nash Al-Quran jelas
mengatakan bahwa tindakan yang mabahayakan nyawa merupakan tindakan yang
dilarang bahkan dilaknat oleh Allah SWT.
Indonesia bahkan dunia menganggap tindakan teroris merupakan tindakan
yang keji dan biadab, banyak hal yang sudah dilakukan negara di belahan dunia untuk
menanggulanginya, tak terkecuali indonesia. Indonesia sangat serius dalam
menghadapi teroris, hal tersebut di representasikan dengan membentuk badan BNPT,
melibatkan kekuatan militer negara untuk melaksanakan tindakan preventif akan
terorisme dan iku tergabung dalam hubungan bilateral dan multiteral dalam kancah
internasional, untuk memberantas terorisme.
Upaya terorisme tidak hanya dibebankan terhadap negara saja, namun dalam
dunia pendidikan juga memiliki peran penting guna menaggulangi tindakan teroris,
peran guru dan sekolah sangat sentral disini. Dengan mengajarkan keragaman dan
memberi pemahaman akan jihad yang sebenarnya akan memberi dampak pemahaman
sejak dini.

B. Saran
Penulis menyadari betul bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Namun
penulis tetap berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca semuanya dan dapat
meningkatkan pemahaman kita akan terorisme. Penulis juga mengajak kepada
pembaca sekalian untuk bersatu melawan terorisme.

Anda mungkin juga menyukai