Anda di halaman 1dari 6

LK 0.

9: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul APRESIASI SENI DAN


PEMBELAJARANNYA
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. PEMBELAJARAN APRESIASI
SENI RUPA
2. PEMBELAJARAN APRESIASI
MUSIK
3. PEMBELAJARAN APRESIASI
TARI
4. PEMBELAJARAN APRESIASI
TEATER
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. PEMBELAJARAN APRESIASI
dipelajari SENI RUPA
Penilaian adalah salah satu komponen
penting dalam evaluasi pembelajaran.
Proses evaluasi yang keliru akan
berdampak negatif terhadap motivasi,
minat, serta kemajuan belajar peserta
didik. Oleh karena itu penilaian penting
dilakukan secara objektif sesuai
perkembangan usia peserta didik,
hindari penilaian berdasarkan penilaian
orang dewasa atau sesuai selera guru.
Jenis model dan teknik penilaian dalam
pembelajaran hendaknya dipilih sesuai
karakteristik mata pelajarannya.
Penilaian pembelajaran hendaknya tidak
hanya terbatas tes tertulis dan penilaian
produk saja tetapi penting melakukan
penilaian proses berkarya atau berkreasi.
Kompetensi apresiasi dapat dinilai
melalui pengamatan terhadap perubahan
perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan ranah kognitif dan afektif
yang difokuskan pada pengalaman
mengamati, merasakan, menghayati,
menikmati, menilai dan menghargai
proses dan produk seni yang diciptakan.
Penilaian juga dapat berfungsi
memberikan umpan balik kepada guru
agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses pembelajaran.

2. PEMBELAJARAN APRESIASI
MUSIK
Apresiasi seni musik memberi dasar
untuk seseorang mampu mendengarkan
musik dan mengapresiasikan berbagai
jenis musik. Untuk berapresiasi musik
perlu didukung pengetahuan dasar
tentang unsur musik, sejarah musik
untuk dapat menjelaskan era karya
musik dibuat sehingga mamu memahami
nilai dan keistimewaan setiap gaya
musik.
Tujuan utama dilakukannya apresiasi
musik yaitu untuk mengevaluasi dan
mengembangkan nilai estetika karya
seni. Pendekatan dalam apresiasi musik
meliputi gaya musikal, sejarah musik,
biografi pencipta karya musik, dan
interpretasi. Prosedur apresiasi musik
meliputi apresiasi awal atau pengenalan
sisi kontekstualnya yang dilanjutkan
dengan memperdengarkan karyanya agar
mampu mendeskripsikan, kemudian
pemahaman tekstual dan kontekstualnya
agarn mampu menganalisis, selanjutnya
penghayatan agar mampu melakukan
interpretasi terhadap karya musik, dan
terakhir evaluasi atau penilaian.
Evaluasi dalam apresiasi musik selalu
melibatkan tiga komponen utama yaitu
komposer, pemain, dan pendengar.
Untuk mengevaluasi karya musik melalui
pendengaran sebagai hasil dari apresiasi
musik. Refleksi apresiasi seni musik
sebagai proses kognitif dan afektif yang
membutuhkan keterlibatan aktif pikiran
dari individu terhadap sesuatu yang
terjadi, melibatkan pemeriksaan
terhadap tanggapan seseorang, dimana
hasilnya sebuah pemahan baru ke dalam
pengalaman seseorang.
Dengan belajar apresiasi dapat belajar
tentang menghargai sebuah karya seni
orang lain. Implementasi lainnya yang
dapat dilakukan setelah belajar apresiasi
musik mampu menganalisis secara tepat
sebuah karya musik.

3. PEMBELAJARAN APRESIASI TARI


Apresiasi berasal dari kata “Appreciatie “
(Belanda), “appreciation” (Inggris),
“Apreciatio” (Latin) yang artinya mengerti
serta menyadari sepenuhnya sehingga
mampu menilai semestinya.
Hubungannya dengan seni, mengerti dan
menyadari sepenuhnya seluk-beluk
tentang hasil seni, serta menjadi
sensitive terhadap segi-segi estetik
sehingga mampu menikmati dan menilai
karya secara semestinya (Soedarso, 1987:
66). Apresiasi dipahami dalam pengertian
kemampuan seseorang menunjukkan
sikap (afektif) dapat menghargai sesuatu
yang didasari oleh pengetahuan (kognitif)
dan keterampilan (psikomotorik).
Seseorang baru akan memiliki apresiasi
yang memadai terhadap objek tertentu,
apabila sebelumnya telah mempelajari
materi yang berkaitan dengan objek yang
dianggap mengandung nilai penting dan
nilai indah (Muhibbin Syah, 2003 : 124-
125).
Apresiasi seni di masyarakat pada
dasarnya terbagi atas dua golongan yaitu
golongan masyarakat apresiasi rendah
dan golongan apresiasi tinggi. Yang
dimaksud dengan golongan masyarakat
rendah adalah daya apresiasinya yang
rendah, sedangkan yang dimaksud
golongaan masyarakat tinggi adalah
masyarakat yang daya apresiasinya
tinggi. Fungsi tari apresiasi tari yaitu
memberikan penghargaan, penikmatan,
penilaian terhadap seni tari atau
kesadaran terhadap seni tari. Penilaian
fungsinya untuk mencari nilai-nilai seni
tari,memahami isi dan pesan serta
mengadakan perbandingan-
perbandingan sehingga mendapatkan
kesimpulan. Dalam proses apresiasi
karya seni akan menimbulkan rasa
puas,kecewa,senang dan lain sebagainya
kepada penikmat. Apresiasi tari
mempunyai tujuan untuk mendapatkan
pengalaman estetis yang didasari
pengalaman si pengamat dalam
kesanggupan menerima karya seni yang
terarah dan bertujuan didapat dari seni
murni atau seni pakai. Aktivitas yang
penting dalam karya seni khususnya
dalam karya seni tari adalah: 1) Aktivitas
kreatif (proses kreatif),proses yang
berkenaan dengan proses penciptaan
atau pembuatan karya seni,yang
dilakukan oleh seniman, 2) Aktivitas
apresiatif (proses apresiatif),proses yang
berkenaan dengan penikmatan suatu
karya seni dan dilakukan oleh para
penikmat seni atau apresiator.
Kegiatan apresiasi sendiri meliputi : (a)
Persepsi. Kegiatan ini diarahkan pada
mengenalkan kepada anak didik akan
bentuk-bentuk karya seni di Indonesia.
(b) Pengetahuan. Pada tahap ini
pengetahuan sebagai dasar dalam
mengapresiasi baik tentang sejarah seni
yang diperkenalkan maupun istilah-
istilah yang biasa digunakan di masing-
masing bidang seni. Pengetahuan
tentang bentuk seni tradisi, kreasi dan
modern (kontemporer) selanjutnya dapat
digunakan dalam mengidentifikasi
bentuk-bentuk seni yang spesifik. (c)
Pengertian. Pada tingkat ini diharapkan
dapat membantu dalam menterjemahkan
tema ke dalam berbagai wujud seni
berdasarkan pengalaman,
kemampuannya dalam merasakan
musik, gerak, rupa dan teater serta
membantu kemampuan dalam memilih
bentuk seni berdasarkan pengetahuan
yang sebelumnya dipelajari. (d) Analisa.
Pada tahap ini
4. PEMBELAJARAN APRESIASI TEATER
Kritik merupakan suatu sikap dalam
menghadapi karya teater yang
memerlukan pengetahuan, pengalaman
dan metode yang dapat menjadikan kritik
sebagai karya tersendiri dalam
menjadikan teater sebagai bagian penting
dalam kehidupan manusia.
Kritik Teater belum menjadi cabang ilmu
tersendiri dalam teater, seperti dalam
Sastra yang menjadikan “Kritik Sastra
sebagai salah satu cabang ilmu sastra
yang berusaha menyelidiki karya sastra
dengan langsung menganalisis, memberi
pertimbangan baik buruknya karya
sastra, bernilai seni atau tidaknya”
(Pradopo, 1997:9).
Namun, apresiasi dan kritik teater sangat
dibutuhkan meski dalam dua dasa warsa
terakhir mengalami penurunan drastis
sebagai akibat rendahnya apresiasi
media massa cetak terhadap karya
penulisan kritik teater, baik tradisional
maupun modern dan juga semakin
rendahnya kualitas apresiasi dan
penulisan kritik teater. Diskusi-diskusi
teater setelah pertunjukan cukup
memberikan peluang bagi terciptanya
iklim apresiasi dan kritik teater.
2 Daftar materi yang sulit 1. ….
dipahami di modul ini 2. …

3 Daftar materi yang sering 1. ….


mengalami miskonsepsi 2. …

Anda mungkin juga menyukai