Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 11 HUKUM DAGANG

NAMA: Muhamad Aryasandha Balapradana


NPM: 10040021137

SOAL

1. Apabila status badan hukum belum melekat pada PT karena belum mendapatkan pengesahan
dari MENTERI Kehakiman, apakah transaksi dengan pihak ke 3 tetap dapat dilakukan PT?
Bagaimana konsekuensinya apabila transaksi tersebut rugi? Jelaskan
2. Kapankah status badan hukum dari sebuah PT mulai melekat dan apa konsekuensinya terhadap
kedudukan harta kekayaan pemegang sahamnya terhadap kekayaan PT?
3. Bandingkan ketentuan yang berkaitan dengan status badan hukum PT dalam pasal 13 dan 14
UUPT
4. Apabila sebuah PT bermaksud akan mengubah status PT dari PT tertutup menjadi PT terbuka,
apakah perlu melakukan perubahan anggaran dasar PT? Apakah perubahan anggaran tersebut
harus ditetapkan RUPS
5. Apakah perubahan anggaran dalam poin 5 cukup dilaporkan kepada Menteri KUMHAMatau
perlu Pengesahan dariMenteri KUMHAM? Jelaskan!

JAWABAN

1. Jika status badan hukum dari PT belum melekat pada PT maka PT tersebut tetap dapat
melakukan transaksi dengan pihak ke 3, apabila dalam transaksi tersebut kemudian ada
kerugian maka tanggung jawab dari para pemegang saham menjadi tanggung jawab tanggung
menangung samapai harta kekayaan pribadi atau tanggung jawab renteng. Kraena jika status
badan hukum dari PT belum melekat maka tidak ada pemisahan harta kekayaan sebagaimana
pemisahan harta kekayaan ini hanya berlaku untuk badan usaha berbadan hukum.
2. Status dari badan hukum sebuah PT mulai melekat apabila sudah disahkan oleh Menteri Hukum
dan HAM, maka konsekuensi terhadap kedudukan harta kekayaan pemegang saham terhadap
kekayaan PT menjadi TERBATAS, sebagaimana kita ketahui bahwa ciri ciri dari badan hukum
adalah adanya pemisahan harta kekayaan pribadi dari harta kekayaan perusahaan. Maka jika
suatu saat ada kerugian para pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas modal yang
disetorkan sama hal nya jika terjadi keuntungan.
3. Dalam pasal 13 UUPT dijelaskan bahwa Perbuatan hukum yang dilakukan oleh CALON PENDIRI
terhadap krprntingan perseroan yang BELUM DIDIRIKAN mengikat perseroan apabila perseroan
sudah menjadi badan hukum, artinya bahkan saat sebelum didirikan PT bisa melakukan kegiata
transaksi dengan pihak ke 3 tetapi diatur Kembali dalam pasal 13 tentang pertanggung
jawabannya yaitu jika badan hukum sudah melekat pada perseroan maka RUPS harus secara
tegas menyatakan menerima atau mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari
perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon pendiri atau kuasanya. Apabila akan mengikat
perbuatan hukum yang dilakukan sebelum status badan hukum melekat. Jika tidak akan
mengikat segala perbuatan hukum sebelum status badan hukum di peroleh PT maka RUPS bisa
tidak menerima hal tersebut. Sedangkan dalam pasal 14 yang berbunyi Perbuatan hukum atas
nama Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, hanya boleh dilakukan oleh
semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris
Perseroan dan mereka semua bertanggung jawab secara tanggung renteng atas perbuatan
hukum tersebut. Maka bisa disimpulkan segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh anggota
direksi bersamam sama semua pendiri dan semua anggota dewan komisaris maka akan
langsung menjadi tanggung jawab PT saat PT mendapatkan status badan hukum nya.
4. Jika PT akan mengubah status dari PT tertutup menjadi PT terbuka maka harus mengubah lagi
anggaran dasar lalu harus ditetapkan Kembali oleh RUPS karena diatur dalam pasal 19 UUPT
5. Jika yang akan diubah dalam anggaran dasar ini adalah: NAMA PERSEROAN, MAKSUD DAN
TUJUAN PERSEROAN, KEGIATAN USAHA PERSEROAN, JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN,
BESARNYA MODAL DASAR, PENGURANGAN MODAL DITEMPATKAN DAN DISETOR, DAN STATUS
PERSEROAN TERTUTUP MENJADI TERBUKA. Maka harus disahkan oleh Menteri KUMHAM,
apabila yang diubah dari anggaran dasar tersebut adalah hal selain itu maka hanya perlu
dilaporkan saja kepada Menteri KUMHAM.

Anda mungkin juga menyukai