Disusun oleh :
Ahmad Fadhil Imran/ 19719251016
Denisa Nugrah Anggraeni/ 19719251018
a. Tahap melihat potensi dan masalah dapat terlihat setelah melakukan studi
pendahuluan berupa pengisian angket kebutuhan guru.
b. Tahap mengumpulkan informasi dan studi literatur digunakan sebagai bahan
untuk menemukan landasan teoritis untuk memperkuat suatu produk agar
produk dapat diimplementasikan secara optimal dan menentukan langkah-
langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
c. Mendesain produk dengan menentukan tujuan tes yang akan dikembangkan
pada penelitian.
d. Tahap memvalidasi kepada validator untuk menilai aspek konten materi, desain
evaluasi pembelajaran, bahasa di dalam soal. Tahap ini dilakukan oleh tiga ahli,
yaitu ahli desain evaluasi pembelajaran, ahli materi, dan ahli bahasa. Nilai yang
diperoleh dari validator desain evaluasi pembelajaran, materi dan bahasa tertera.
Bila hasil instrumen tes tersebut dinyatakan “revisi kecil” maka instumen itu
dinyatakan valid.
e. Tahap merevisi desain digunakan untuk perbaikan butir-butir soal yang
dikembangkan. Soal yang telah diperbaiki selanjutnya dibuat menjadi instrumen
tes berupa soal pilihan jamak dan uraian yang diuji-cobakan.
f. Tahap melakukan uji coba produk akan digunakan untuk menganalisis tingkat
validasi, reabilitas, dan daya beda pada siswa secara langsung.
g. Kemudian melakukan revisi produk yang telah diuji-cobakan.
h. Terakhir, tahap uji coba pemakaian produk yang telah direvisi kemudian
diujikan kembali pada siswa dengan menggunakan sampel yang sama, seperti
pada uji coba pemakaian produk awal.
Tahap-tahap di atas sangat penting diperhatikan, karena setelah melalui tahap itu
semua, instrumen sudah layak digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran yang lebih
efektif dalam memaksimalkan proses dan hasil pembelajaran.