Anda di halaman 1dari 4

REVIEW MATERI

“Pengembangan Instrumen Evaluasi Kognitif”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Akuntansi


Dosen Pengampu : Dr. Siswanto, M. Pd

Disusun oleh :
Ahmad Fadhil Imran/ 19719251016
Denisa Nugrah Anggraeni/ 19719251018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Melihat materi yang telah diuraikan oleh kelompok 3 tentang “Pengembangan
Instrumen Evaluasi Kognitif”, secara garis besar kami dari kelompok 2 sedikit mengulas
materi yang telah disampaikan. Penyaji materi mengatakan bahwa instrumen penilaian
kognitif adalah penilaian aspek-aspek kognitif atau penilaian kemampuan berfikir siswa
yang dilakukan dengan tes tertulis, di mana penyaji membagi aspek kognitif terdiri dari
enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda, di antaranya:

1. Tingkat pengetahuan (C1)

2. Tingkat Pemahaman (C2)

3. Tingkat Penerapan (C3)

4. Tingkat Analisis (C4)

5. Tingkat Sintesis (C5)

6. Tingkat Evaluasi (C6)

Selain itu, penyaji juga telah merumuskan tahap-tahap pengembangan instrumen


evaluasi kognitif yang tetap kami anggap relevan dengan bentuk atau jenis-jenis tes
yang juga telah diklasifikasikan dalam materi. Adapun tahap-tahap pengembangannya
sebagai berikut:

a. Tahap melihat potensi dan masalah


b. Tahap mengumpulkan informasi dan studi literatur
c. Mendesain produk
d. Tahap memvalidasi kepada validator
e. Tahap merevisi desain
f. Tahap melakukan uji coba produk
g. Tahap melakukan revisi produk yang telah diujicobakan
h. Uji coba pemakaian produk yang telah direvisi

Berdasarkan pendiskusian yang dilakukan oleh kelompok kami, dapat disimpulkan


bahwa penjelasan penyaji tentang-tahap pengembangan itu tidak disebutkan secara
spesifik berdasarkan jenis-jenis soal, tetapi pengembangan yang ada tetap relevan dan
berhubungan dengan bentuk atau jenis-jenis tes kognitif.

Berkenaan pula dengan tahap-tahap pengembangan instrumen evaluasi kognitif,


kami berusaha mengurai penjelasan tiap-tiap tahap, sebagaimana tahap-tahap yang
disajikan oleh penyaji terlebih dahulu juga mengacu pada model prosedur dari Borg dan
Gall yang diadopsi kembali oleh Sugiono, yaitu:

a. Tahap melihat potensi dan masalah dapat terlihat setelah melakukan studi
pendahuluan berupa pengisian angket kebutuhan guru.
b. Tahap mengumpulkan informasi dan studi literatur digunakan sebagai bahan
untuk menemukan landasan teoritis untuk memperkuat suatu produk agar
produk dapat diimplementasikan secara optimal dan menentukan langkah-
langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
c. Mendesain produk dengan menentukan tujuan tes yang akan dikembangkan
pada penelitian.
d. Tahap memvalidasi kepada validator untuk menilai aspek konten materi, desain
evaluasi pembelajaran, bahasa di dalam soal. Tahap ini dilakukan oleh tiga ahli,
yaitu ahli desain evaluasi pembelajaran, ahli materi, dan ahli bahasa. Nilai yang
diperoleh dari validator desain evaluasi pembelajaran, materi dan bahasa tertera.
Bila hasil instrumen tes tersebut dinyatakan “revisi kecil” maka instumen itu
dinyatakan valid.
e. Tahap merevisi desain digunakan untuk perbaikan butir-butir soal yang
dikembangkan. Soal yang telah diperbaiki selanjutnya dibuat menjadi instrumen
tes berupa soal pilihan jamak dan uraian yang diuji-cobakan.
f. Tahap melakukan uji coba produk akan digunakan untuk menganalisis tingkat
validasi, reabilitas, dan daya beda pada siswa secara langsung.
g. Kemudian melakukan revisi produk yang telah diuji-cobakan.
h. Terakhir, tahap uji coba pemakaian produk yang telah direvisi kemudian
diujikan kembali pada siswa dengan menggunakan sampel yang sama, seperti
pada uji coba pemakaian produk awal.
Tahap-tahap di atas sangat penting diperhatikan, karena setelah melalui tahap itu
semua, instrumen sudah layak digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran yang lebih
efektif dalam memaksimalkan proses dan hasil pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai