BAB I
PENDAHULUAN
1
2
membeli alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan selama berkuliah. Pada saat
inilah, kesibukan benar-benar menjadikan mereka lupa akan belajar.
Ketika hari pertama kuliah Tahap Persiapan Bersama (TPB) tiba, para mahasiswa
baru dihadapkan dengan suasana belajar yang serba baru. Materi belajar yang
sangat asing dan metode belajar yang sangat berbeda membuat mereka kesulitan
memaham dan mengikuti kelas sehingga mereka menjadi tertinggal dan harus
mengejar materi kuliah. Kadangkala, suasana kelas dan keadaan diri kurang
mendukung untuk belajar, misalnya gangguan dari mahasiswa lain, kecanduan
gadget, rasa mengantuk di kelas, atau pemikiran bahwa materi ini dibenci karena
terlalu sulit untuk dipelajari. Saat mereka belajar secara mandiri, mereka
mengalami kesulitan karena tidak ada yang membantu dan mengajarkan.
Manajemen waktu yang salah juga menyebabkan waktu belajar menjadi
berantakan, seperti hanya unit kemahasiswaan yang mengadakan rapat atau
kegiatan sosial secara tiba-tiba di saat keinginan untuk belajar sangat besar. Ada
pula yang menganggap remeh mata kuliah wajib tertentu di TPB karena materi
yang kurang lebih sama seperti masa SMA, namun mereka malah kaget tatkala
Ujian Tengah Semester (UTS) tiba dan mereka tak dapat mengerjakan dengan
maksimal. Selain itu, masih banyak lagi masalah belajar para mahasiswa baru
yang terjadi sampai saat ini.
Karya ilmiah ini disusun untuk menguraikan semua masalah belajar yang dialami
mahasiswa TPB ITB hingga mengarahkan mahasiswa pada metode belajar yang
sesuai agar dapat mengikuti perkuliahan dengan baik sebagai mahasiswa TPB
ITB. Karya ilmiah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa TPB ITB untuk
mengatasi masalah belajar mereka sekaligus memaksimalkan penyerapan materi
perkuliahan sehingga mereka dapat lulus TPB dan diterima di jurusan yang
mereka inginkan.
3
1.5 Hipotesis
Karya ilmiah ini disusun karena penulis menduga mahasiswa TPB ITB masih
mengandalkan cara belajar semasa SMA, misalnya Sistem Kebut Semalam (SKS).
Sementara itu, kuliah jauh berbeda dibandingkan dengan SMA. Sistem kebut
semalam yang memanfaatkan hafalan tidak dapat diterapkan pada saat kuliah
karena kuliah menerapkan penalaran. Oleh karena itu, diperlukan pendalaman
sistem belajar yang baru agar sesuai dengan materi perkuliahan.
4
BAB II
TEORI DASAR HAMBATAN DALAM BELAJAR
Menurut Mayer, pengertian belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam
pengetahuan dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman (Benny A
Pribadi, 2009: 8). Pengalaman yang sengaja didesain untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang akan menyebabkan
berlangsungnya proses belajar.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah
laku dan kemampuan beraksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya
interaksi individu dengan lingkungan dan dunia nyata. Melalui proses belajar
seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik
5
6
Taxonomy Bloom dan Simpson dalam Nana Syaodih (2007: 180-182) menyusun
suatu tujuan belajar yang harus dicapai oleh seseorang yang belajar sehingga
terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan terjadi pada tiga ranah, yaitu :
1. Ranah kognitif
Ranah ini berkaitan tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesa, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Ranah ini berkaitan tentang hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan
sikap, minat dan nilai. Ranah afektif terdiri dari penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah ini terkait dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan
syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Ranah psikomotorik terdiri dari
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang
kompleks, dan kreativitas.
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi dimiliki atau dikuasai oleh
mahasiswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Tujuan belajar
dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai
yang diharapkan terjadi dimiliki atau dikuasai mahasiswa setelah mengikuti
kegiatan belajar tertentu.
8
Fleming dan Mills (1992) dalam Slamento (2003) mengajukan kategori cara
belajar (Learning Style) VARK (Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic) tersebut
sebagai berikut.
1. Visual (V)
Cara ini mencakup penggambaran informasi dalam bentuk peta, diagram,
garfik, flowchart, dan simbol visual seperti panah, lingkaran, hierarki, dan
materi lain yang digunakan untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat
disampaikan dalam kata-kata. Hal ini juga mencakup desain, pola, bentuk dan
format lain yang digunakan untuk menandai dan menyampaikan suatu
informasi.
Strategi belajar yang digunakan untuk metode belajar ini adalah mengganti
kata-kata dengan symbol atau gambar.
Media atau bahan yang cocok digunakan untuk pembelajaran antara lain
sebagai berikut.
a. Menghadiri kelas.
b. Diskusi.
c. Membahas suatu topik bersama dengan teman.
d. Membahas suatu topik bersama dengan guru.
e. Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain.
f. Menggunakan perekam.
g. Mengingat cerita, contoh, atau lelucon yang menarik.
h. Menjelaskan bahan yang didapat secara visual, misalnya gambar,
powerpoint, dsb.
11
Strategi belajar yang menunjang pembelajaran melalui metode ini antara lain
sebagai berikut.
a. Tambahan informasi diperoleh dengan cara berbicara dengan orang lain.
b. Merekam ringkasan dari catatan yang dibuat dan mendengarkan rekaman
tersebut.
c. Meminta orang lain untuk mendengar pemahaman yang diterimanya.
d. Membaca buku atau catatan dengan keras.
3. Read-Write
Siswa yang belajar dengan cara ini akan belajar dengan maksimal jika
menggunakan sesuatu yang berkaitan dengan kata-kata, baik membaca ataupun
menulis. Mereka akan terbiasa menerjemahkan konsep abstrak ke dalam
sebuah kata atau esai dengan bahasa mereka sendiri.
Strategi belajar yang sesuai dengan metode belajar ini antara lain sebagai
berikut.
a. Menuliskan kata-kata secara berulang-ulang.
b. Membaca catatan berkali-kali.
c. Menulis kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda.
d. Menerjemahkan semua diagram, gambar, dan sebagainya ke dalam kata-
kata.
12
Media atau bahan yang cocok digunakan untuk menunjang metode belajar ini
adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan seluruh panca indera.
b. Laboratorium.
c. Kunjungan lapangan.
d. Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata.
e. Pengaplikasian.
f. Pameran, sampel, dan fotografi.
g. Koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga, dan sebagainya.
13
Beberapa contoh hambatan internal dalam belajar dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kondisi Psikologis ketika Belajar
Lelah dan mengantuk menjadi masalah psikologis yang sering dialami.
Kelelahan dapat terjadi karena aktivitas lain di luar belajar. Sementara itu,
mengantuk dapat disebabkan oleh aktivitas fisik yang berlebihan, berat, dan
dalam jangka waktu lama. Ini juga dapat disebabkan oleh kesibukan terhadap
hal-hal di luar akademik, seperti organisasi, kegiatan sosial, serta kepanitiaan
penyelenggaraan suatu acara. Dalam kasus ini, tubuh tidak sanggup bekerja
lebih berat, apalagi menerima pelajaran, sehingga tubuh wajib beristirahat.
Masalah psikologis lain yang lebih berat adalah rasa malas dan terlalu banyak
frekuensi tidur atau tidur dalam waktu yang terlalu lama. Kebanyakan kasus
seperti ini berawal dari kebiasaan sehari-hari yang kurang bagus.
14
Sementara itu, beberapa hambatan eksternal dalam belajar dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang.
Lingkungan juga berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Lingkungan yang
tidak kondusif akan menjadi hambatan tersendiri dalam memahami suatu
materi pelajaran.
15
Kebanyakan kasus dari ini adalah teman yang tidak mendukung proses belajar.
Teman-teman yang dimiliki boleh jadi merupakan teman-teman yang senang
bermain, teman-teman berorganisasi, teman-teman yang suka melakukan
perjalanan jauh, teman-teman yang suka menghabiskan waktu bermain, namun
bukan teman-teman yang saling membantu dalam belajar. Setiap teman
memiliki karakter masing-masing. Saat menghabiskan waktu bersama teman,
jika kegiatan diarahkan ke luar hal positif, maka itu tidak akan membantu
proses belajar.
Benda-benda di sekitar kita pun tak luput dari perhatian. Gawai atau gadget
merupakan hal yang tak selalu memberikan dampak positif, namun bisa
memberikan dampak negatif juga. Terlalu lama menggunakan gawai untuk hal-
hal yang kurang menunjang belajar dapat menyebabkan waktu yang kita miliki
terbuang dengan sia-sia.
Di sisi lain, guru pun (dalam hal ini dosen) sangat memengaruhi proses belajar
mahasiswa. Guru yang baik dapat diartikan sebagai bukan guru yang jenius.
Terkadang mahasiswa mendapati guru yang sangat pintar menurut orang-
orang. Namun, tetap saja ada beberapa siswa yang merasa kesulitan mengikuti
guru yang terlalu pintar dikarenakan guru tersebut hanya berbicara sendiri
dengan papan tulis. Tentu saja ini tidak akan membantu proses belajar.
Sementara itu, tingkat kesukaran subjek yang dipelajari adalah sesuatu hal
16
yang relatif. Apa yang dirasa sulit oleh seorang mahasiswa belum tentu sama
dengan apa yang dirasakan oleh mahasiswa lain. Kadang-kadang, hal ini sangat
menyulitkan jika tidak ada teman yang lebih mengerti mengenai materi
pelajaran ini dan mau mengajarkan.
3. Faktor Ekonomi
Ada mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi. Banyak di antara mereka
yang memiliki semangat tinggi untuk belajar, namun terkendala oleh faktor
ekonomi, misalnya mahasiswa bidikmisi yang notabene tidak mampu
menanggung biaya perkuliahan secara mandiri. Mungkin mereka tidak
mendapatkan uang saku yang berlebih untuk membeli semua buku yang
diperlukan untuk menunjang belajar saat perkuliahan, sementara mereka tidak
memiliki waktu luang atau kesempatan untuk meminjam buku di perpustakaan
kampus ataupun buku dari teman.
Konsep manajemen waktu yang paling umum adalah time on task (waktu
mengerjakan tugas) atau engaged time (waktu efektif dalam pembelajaraan).
Pembagian waktu pembelajaran yang lain adalah available time (waktu yang
tersedia), allocated time (waktu dialokasikan dalam aktifitas pembelajaran),
engaged time (waktu efektif dalam pembelajaran), dan academic learning time
(waktu efektif per hari yang dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran).
(Hofmeister dan Lubke, 1990:15)
18
BAB III
PENANGGULANGAN HAMBATAN BELAJAR
18
19
studi yang ia inginkan mau tidak mau harus dipelajari. Oleh karena itu,
mahasiswa dapat menciptakan rasa senang terhadap materi yang akan
dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan variasi metode belajar
seperti penggunaan multimedia berupa video, menghibur diri dengan bermain
alat musik atau memainkan koleksi musik atau bernyanyi, melakukan
permainan sederhana yang menaikkan semangat, ataupun meminta orang lain
mengajarkan materi pelajaran dengan cara yang berbeda agar materi pelajaran
mudah diterima.
Namun, perlu disadari bahwa nilai bukan segalanya. Artinya, mahasiswa tidak
boleh memandang rendah diri sendiri saat nilai ujian tidak memuaskan. Belajar
merupakan sebuah proses. Ada banyak hal yang mungkin tidak diujikan
sehingga hasil belajar tidak bergantung pada nilai ujian semata. Jika mahasiswa
mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran, mahasiswa dapat
meminta teman yang lebih memahami untuk mengajarkan materi pelajaran
tersebut.
ujian agar terbiasa menjawab soal-soal yang akan dikeluarkan saat ujian nanti dan
kita pun bisa mendapatkan nilai yang maksimal setelah ujian.
Satu hal penting lain yang tidak boleh dilupakan adalah bersyukur. Semua
yang telah kita miliki, termasuk apa yang telah kita pelajari, merupakan
pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa. Biasakan memulai belajar dan
mengakhirinya dengan berdoa. Perbanyaklah doa dan ibadah untuk menunjang
belajar. Dengan berdoa, kita mengharapkan keberkahan dari apa yang kita pelajari
sehingga proses belajar yang kita jalani akan lebih berharga.
23
BAB IV
SIMPULAN
23
24
DAFTAR PUSTAKA
24
25
LAMPIRAN A
HASIL KUISIONER ELEKTRONIK
TERKAIT HAMBATAN BELAJAR
Karena dikelas saya masih tidak mengerti apa yang dipelajari dikelas dan pada saat di
kamar saya tidak mengulanginya karena saya tidak mengerti pada dasarnya
Karenaa belum mendapatkan hasil yang maksimal
Banyak kegiatan
Terlalu banyak waktu yang terbuang tidak untuk belajar
Belum bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar maksimal. Masih sering tergiur
untuk main hp atau game
Karena saya belum memiliki motivasi yang cukup
Belum karena byk kegiatan panitia sama supporteran futsal
banyak kegiatan, kewajiban, dan main game
Entahlah, saya sendiri juga tidak tau.
25
27
Saya lebih mencoba mencatat dikelas walaupun saya tidak mengerti setidaknya saya
mempunyai catatan untuk dipelajari bersama tutor saya
Belajar lebih sering daripada tidur
Sadar diri
Memperbaiki diri
Mencari tempat yang nyaman untuk belajar (hening)
Mengelolah waktu Belajar
lebih konsentrasi saat ujian dan jangan sakit
Belum tau
Tutor sebaya
belajar bersama
Mereka mau membantu saya dalam mempelajari yang sulit saya pelajari
Belajar bersama lebih efektif, memotivasi
Menyemangati belajar, mengingatkan saya
Tidak mengganggu saya
Mengetahui waktu yang tepat kapan untuk berisik atau hening
Mendukung
Mengajar aku
semoga jangan mengganggu ketika saya ada urusan dan kesibukan, meskipun saya
sendiri pada dasarnya suka mengganggu.
Saya cendrung tidak mengharapkan orang lain
Dengan diri Anda yang lebih baik, apa target Anda di masa
TPB ini?
24 tanggapan
Masuk jurusan
Masuk jurusan yang diinginkan dan mendapat ip yang memuaskan
Masuk jurusan metalurgi
Masuk TM
Lulus
saya dapat melewati masa tpb ini dengan baik, dengan lancar, dengan mudah, dapat ipk
diatas 3 dan terus memperbaiki diri, membanggakan orang tua
Bisa mendapatkan IPK terbaik dan membanggakan orangtua :)
Lulus TPB dengan nilai bagus,dan 4 tahun lagi lulus dari ITB
Ip4
Lulus dengan nilai A/AB
IP>3,2 masuk jurusan sesuai minat
Tidak bertambah dosanya (bisa diimplementasikan ke banyak hal)
Masuk perminyakan
IP >= 3.00, masuk jurusan yang diinginkan
Mampu memahami materi" kuliah TPB
Target saya lulus tpb dengan ipk yang tinggi
dapet ipk bagus biar dapet geologi
IP > 3.8 (Harapannya :) aamiin :"))
IP > 3.5
IP di atas 3.5
Mendapat hasil yang memuaskan
Ip 4
belajar bahasa jepang :v, itu jika ada kegabutan yg haqiqi saja ya pak. sebenarnya
targetnya itu sih ya mendapatkan hasil yg memuaskan sehingga peluang adek kelas
untuk masuk FTI sangat tinggi sehingga bisa menemaniku ambis.,
IPK minimal 2.5
LAMPIRAN B
REVISI KARYA ILMIAH 31