Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diterima sebagai mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebenarnya
sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi setiap siswa lulusan Sekolah Menengah
Atas (SMA) yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pasalnya,
diterima sebagai mahasiswa di ITB tidaklah mudah. ITB hanya membuka dua
jalur masuk reguler, yaitu jalur SNMPTN dan jalur SBMPTN. Dengan minimnya
jalur penerimaan mahasiswa baru ITB, tentunya persaingan menjadi lebih berat.
Di jalur SNMPTN, setiap siswa berlomba-lomba mendapatkan nilai rapor
semaksimal mungkin selama tiga tahun bersekolah. Kadangkala, mereka harus
bersaing dengan teman satu sekolah hingga mereka tidak berhasil mendapatkan
kesempatan mengikuti seleksi SNMPTN dan harus rela menempuh jalur
SBMPTN. Di jalur SBMPTN pula, setiap siswa dituntut menggunakan
pemahaman dan penalaran dari hasil belajar tiga tahun di sekolah hanya untuk
mengerjakan 150 butir soal ujian SBMPTN. Banyak siswa yang rela
meninggalkan pelajaran di kelas dan memanfaatkan akhir pekan hanya untuk
berlatih soal-soal SBMPTN dan meraih nilai semaksimal mungkin dalam ujian
SBMPTN. Sungguh berat perjuangan para siswa agar diterima di ITB sebagai
jalan untuk meraih cita-cita. Kini, jerih payah pendidikan mereka selama tiga
tahun terbayar sudah.

Meskipun demikian, diterima di ITB bukan berarti melupakan belajar. Pada


awalnya, mahasiswa baru yang diterima di ITB akan banyak bersyukur dan
menjadi sangat bahagia. Seiring berjalannya waktu, selang waktu libur yang
cukup lama membuat para siswa mulai melupakan kebiasaan belajar. Hanya
sebagian siswa saja yang menyempatkan untuk meluangkan libur panjang mereka
dengan belajar materi dasar dalam perkuliahan. Di saat hari pertama perkuliahan
kian dekat, mereka baru mulai mempersiapkan peralatan penunjang dengan

1
2

membeli alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan selama berkuliah. Pada saat
inilah, kesibukan benar-benar menjadikan mereka lupa akan belajar.

Ketika hari pertama kuliah Tahap Persiapan Bersama (TPB) tiba, para mahasiswa
baru dihadapkan dengan suasana belajar yang serba baru. Materi belajar yang
sangat asing dan metode belajar yang sangat berbeda membuat mereka kesulitan
memaham dan mengikuti kelas sehingga mereka menjadi tertinggal dan harus
mengejar materi kuliah. Kadangkala, suasana kelas dan keadaan diri kurang
mendukung untuk belajar, misalnya gangguan dari mahasiswa lain, kecanduan
gadget, rasa mengantuk di kelas, atau pemikiran bahwa materi ini dibenci karena
terlalu sulit untuk dipelajari. Saat mereka belajar secara mandiri, mereka
mengalami kesulitan karena tidak ada yang membantu dan mengajarkan.
Manajemen waktu yang salah juga menyebabkan waktu belajar menjadi
berantakan, seperti hanya unit kemahasiswaan yang mengadakan rapat atau
kegiatan sosial secara tiba-tiba di saat keinginan untuk belajar sangat besar. Ada
pula yang menganggap remeh mata kuliah wajib tertentu di TPB karena materi
yang kurang lebih sama seperti masa SMA, namun mereka malah kaget tatkala
Ujian Tengah Semester (UTS) tiba dan mereka tak dapat mengerjakan dengan
maksimal. Selain itu, masih banyak lagi masalah belajar para mahasiswa baru
yang terjadi sampai saat ini.

Karya ilmiah ini disusun untuk menguraikan semua masalah belajar yang dialami
mahasiswa TPB ITB hingga mengarahkan mahasiswa pada metode belajar yang
sesuai agar dapat mengikuti perkuliahan dengan baik sebagai mahasiswa TPB
ITB. Karya ilmiah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa TPB ITB untuk
mengatasi masalah belajar mereka sekaligus memaksimalkan penyerapan materi
perkuliahan sehingga mereka dapat lulus TPB dan diterima di jurusan yang
mereka inginkan.
3

1.2 Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa rumusan masalah, antara lain :
1. Apa saja bentuk hambatan dalam belajar yang dialami oleh mahasiswa TPB
ITB?
2. Bagaimana cara menanggulangi hambatan belajar yang dialami oleh
mahasiswa TPB ITB?
3. Bagaimana cara meningkatkan efektivitas belajar bagi mahasiswa TPB ITB?

1.3 Tujuan Penulisan


Karya ilmiah ini penulis susun dengan tujuan :
1. Mengetahui apa saja hambatan dalam belajar yang dialami mahasiswa TPB
ITB.
2. Mendeskripsikan cara yang baik untuk menanggulangi hambatan dalam belajar
yang dialami mahasiswa TPB ITB.
3. Menentukan cara belajar yang efektif bagi mahasiswa TPB ITB.

1.4 Ruang Lingkup Kajian


Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok,
diantaranya fungsi belajar, manfaat belajar, macam-macam cara belajar dan
hambatannya, manajemen waktu belajar, kecenderungan minat belajar, mengatasi
hambatan dalam belajar, dan optimalisasi metode belajar.

1.5 Hipotesis
Karya ilmiah ini disusun karena penulis menduga mahasiswa TPB ITB masih
mengandalkan cara belajar semasa SMA, misalnya Sistem Kebut Semalam (SKS).
Sementara itu, kuliah jauh berbeda dibandingkan dengan SMA. Sistem kebut
semalam yang memanfaatkan hafalan tidak dapat diterapkan pada saat kuliah
karena kuliah menerapkan penalaran. Oleh karena itu, diperlukan pendalaman
sistem belajar yang baru agar sesuai dengan materi perkuliahan.
4

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari literatur
maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Sehubungan dengan metode yang
digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan
pendekatan empiris dan rasional. Sementara itu, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data berupa studi literatur, observasi lapangan, wawancara, dan
penyebaran angket.

1.7 Sistematika Penulisan


Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi 4 bab, yaitu pendahuluan, teori
dasar hambatan dalam belajar, penanggulangan hambatan dalam belajar, dan
simpulan. Pada bab 1 akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,
ruang lingkup kajian, hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data, dan
sistematika penulisan. Beberapa pertanyaan diajukan untuk dibahas pada bab
selanjutnya. Pertanyaan yang diajukan meliputi masalah belajar yang mungkin
dialami mahasiswa TPB ITB, solusi dari setiap permasalahan, dan cara
memaksimalkan belajar bagi mahasiswa TPB ITB. Pada bab 2 akan dibahas
mengenai pengertian belajar, pengertian hambatan belajar, tujuan belajar, macam-
macam cara belajar dan sarana yang digunakan, macam-macam hambatan dalam
belajar, serta manajemen waktu belajar. Hal-hal yang berkaitan dengan belajar itu
sendiri dijelaskan lebih dalam pada bab ini. Pada bab 3 akan dibahas mengenai
mengatasi hambatan dalam belajar dan mengoptimalisasi metode belajar.
Keduanya ditujukan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada bab 1. Pada
bab 4 akan dibahas mengenai simpulan. Semua jawaban dari pertanyaan yang
diajukan akan dirangkum secara padat dan jelas.
5

BAB II
TEORI DASAR HAMBATAN DALAM BELAJAR

2.1 Pengertian Belajar


Menurut Wina Sanjaya, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku (Wina Sanjaya,
2009:112). Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang disadari. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan
mental yang tidak dapat dilihat atau tidak dapat disaksikan. Hal itu hanya
mungkin dapat disaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang
tampak.

Menurut Oemar Malik. belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan


melalui pengalaman (Oemar Hamalik, 2005:27). Dari pengertian ini, maka belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar
bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Menurut Mayer, pengertian belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam
pengetahuan dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman (Benny A
Pribadi, 2009: 8). Pengalaman yang sengaja didesain untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang akan menyebabkan
berlangsungnya proses belajar.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah
laku dan kemampuan beraksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya
interaksi individu dengan lingkungan dan dunia nyata. Melalui proses belajar
seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik

5
6

2.2 Pengertian Hambatan dalam Belajar


Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 235), menjelaskan yang dimaksud dengan
penghambat adalah hal yang menjadi penyebab atau karena hanya tujuan atau
keinginan tidak dapat diwujudkan. Jadi, penghambat yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hal-hal yang menyebabkan terhambatnya proses untuk
mempelajari suatu hal baru (belajar) yang dialami oleh mahasiswa TPB ITB.

2.3 Tujuan Belajar


Belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai oleh mahasiswa.
Tujuan inilah yang mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar
sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011: 26-28) bahwa
tujuan belajar pada umumnya ada tiga macam, yaitu :

1. Untuk Mendapatkan Pengetahuan


Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir karena antara kemampuan
berpikir dan pemilihan pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Kemampuan
berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya
kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

2. Penanaman Konsep dan Keterampilan


Dalam penanaman konsep memerlukan keterampilan, baik keterampilan
jasmani maupun keterampilan rohani. Keterampilan jasmani adalah
keterampilan yang dapat diamati sehingga akan menitikberatkan pada
keterampilan atau gerak dari seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal
ini adalah masalah teknik atau pengulangan, sedangkan keterampilan rohani
lebih rumit karena lebih abstrak menyangkut persoalan penghayatan
keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu konsep.
7

3. Pembentukan Sikap Mental dan Perilaku


Mahasiswa tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Dengan
dilandasi nilai, mahasiswa akan dapat menumbuhkan kesadaran dan
kemampuan untuk mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

Taxonomy Bloom dan Simpson dalam Nana Syaodih (2007: 180-182) menyusun
suatu tujuan belajar yang harus dicapai oleh seseorang yang belajar sehingga
terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan terjadi pada tiga ranah, yaitu :

1. Ranah kognitif
Ranah ini berkaitan tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif terdiri dari pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesa, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif
Ranah ini berkaitan tentang hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan
sikap, minat dan nilai. Ranah afektif terdiri dari penerimaan, partisipasi,
penilaian, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah Psikomotorik
Ranah ini terkait dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan
syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Ranah psikomotorik terdiri dari
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang
kompleks, dan kreativitas.

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi dimiliki atau dikuasai oleh
mahasiswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Tujuan belajar
dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai
yang diharapkan terjadi dimiliki atau dikuasai mahasiswa setelah mengikuti
kegiatan belajar tertentu.
8

2.4 Macam-Macam Cara Belajar dan Sarana yang Digunakan


Cara belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi
tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggungjawabnya untuk mendapatkan
satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah
maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slamento,2003).

Gambar 1 Kategori Cara Belajar (Learning Style)

Fleming dan Mills (1992) dalam Slamento (2003) mengajukan kategori cara
belajar (Learning Style) VARK (Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic) tersebut
sebagai berikut.

1. Visual (V)
Cara ini mencakup penggambaran informasi dalam bentuk peta, diagram,
garfik, flowchart, dan simbol visual seperti panah, lingkaran, hierarki, dan
materi lain yang digunakan untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat
disampaikan dalam kata-kata. Hal ini juga mencakup desain, pola, bentuk dan
format lain yang digunakan untuk menandai dan menyampaikan suatu
informasi.

Beberapa karakteristik Visual Learner adalah :


a. Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar.
b. Menyukai instruksi tertulis, foto, dan ilustrasi yang dapat dilihat.
9

c. Saat diberikan suatu petunjuk biasanya akan melihat temannya terlebih


dahulu.
d. Cenderung menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan sesuatu,
e. Kurang menyukai berbicara di depan kelompok.
f. Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan.
g. Menyukai diagram, kalender, maupun grafik timeline untuk mengingat.
h. Selalu mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar.
i. Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan.
j. Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai
tanpa merasa terganggu.
k. Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati.
l. Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan.

Media atau bahan yang cocok antara lain sebagai berikut.


a. Guru yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar yang menerangkan.
b. Media gambar, video, poster, dan sebagainya.
c. Buku yang banyak mencantumkan diagram atau gambar.
d. Flowchart.
e. Grafik.
f. Menandai bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan
warna yang berbeda.
g. Simbol-simbol visual.

Strategi belajar yang digunakan untuk metode belajar ini adalah mengganti
kata-kata dengan symbol atau gambar.

2. Auditory Learning (A)


Cara ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau
diucapkan. Siswa dengan cara belajar seperti ini akan belajar secara maksimal
dari ceramah, tutorial, diskusi kelompok, bicara, dan membicarakan materi.
Hal ini mencakup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri.
10

Beberapa karakteristik Auditory Learner antara lain :


a. Mampu mengingat dengan baik apa yang mereka katakan.
b. Sangat menyukai diskusi kelompok.
c. Menyukai diskusi yang lebih lama, terutama untuk hal-hal yang kurang
mereka pahami.
d. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok
atau kelas.
e. Mengenal banyak lagu atau iklan TV bahkan dapat menirukannya dengan
baik.
f. Suka berbicara.
g. Kurang suka tugas membaca.
h. Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
i. Kurang dalam mengerjakan tugas mengarang atau menulis.
j. Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti
hadirnya anak baru dan adanya papan pengumuman yang baru.
k. Sukar bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara.
l. Mudah terganggu konsentrasinya karena suara.

Media atau bahan yang cocok digunakan untuk pembelajaran antara lain
sebagai berikut.
a. Menghadiri kelas.
b. Diskusi.
c. Membahas suatu topik bersama dengan teman.
d. Membahas suatu topik bersama dengan guru.
e. Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain.
f. Menggunakan perekam.
g. Mengingat cerita, contoh, atau lelucon yang menarik.
h. Menjelaskan bahan yang didapat secara visual, misalnya gambar,
powerpoint, dsb.
11

Strategi belajar yang menunjang pembelajaran melalui metode ini antara lain
sebagai berikut.
a. Tambahan informasi diperoleh dengan cara berbicara dengan orang lain.
b. Merekam ringkasan dari catatan yang dibuat dan mendengarkan rekaman
tersebut.
c. Meminta orang lain untuk mendengar pemahaman yang diterimanya.
d. Membaca buku atau catatan dengan keras.

3. Read-Write
Siswa yang belajar dengan cara ini akan belajar dengan maksimal jika
menggunakan sesuatu yang berkaitan dengan kata-kata, baik membaca ataupun
menulis. Mereka akan terbiasa menerjemahkan konsep abstrak ke dalam
sebuah kata atau esai dengan bahasa mereka sendiri.

Media atau bahan yang cocok antara lain sebagai berikut.


a. Kamus.
b. Handout.
c. Buku teks.
d. Catatan.
e. Daftar.
f. Essay.
g. Membaca buku manual.

Strategi belajar yang sesuai dengan metode belajar ini antara lain sebagai
berikut.
a. Menuliskan kata-kata secara berulang-ulang.
b. Membaca catatan berkali-kali.
c. Menulis kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda.
d. Menerjemahkan semua diagram, gambar, dan sebagainya ke dalam kata-
kata.
12

4. Kinestetic atau Tactile Learner (K)


Berdasarkan definisi, cara ini mengarah pada pengalaman dan latihan. Hal ini
mencakup demonstrasi, simulasi, video, dan film dari pelajaran yang sesuai
aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan, dan aplikasi.

Beberapa karakteristik kinestetic learner adalah sebagai berikut.


a. Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.
b. Sulit untuk berdiam diri.
c. Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan.
d. Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik.
e. Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar.
f. Mempelajari hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dsb).
g. Mengingat secara baik bila fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
h. Sering berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa
memanfaatkan hasil catatan tersebut.
i. Menyukai penggunaan komputer.
j. Mengungkapkan minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik
dengan bekerja secara antusias.
k. Sering bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau
mengerjakan sesuatu.

Media atau bahan yang cocok digunakan untuk menunjang metode belajar ini
adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan seluruh panca indera.
b. Laboratorium.
c. Kunjungan lapangan.
d. Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata.
e. Pengaplikasian.
f. Pameran, sampel, dan fotografi.
g. Koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga, dan sebagainya.
13

2.5 Macam-Macam Hambatan dalam Belajar


Secara umum, hambatan dalam belajar dibedakan menjadi dua, yaitu hambatan
internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal belajar merupakan hambatan
belajar yang berasal dari diri subjek atau pelaku (dalam hal ini mahasiswa),
sedangkan hambatan eksternal belajar merupakan hambatan belajar yang berasal
dari luar diri subjek atau pelaku.

Beberapa contoh hambatan internal dalam belajar dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Kondisi Psikologis ketika Belajar
Lelah dan mengantuk menjadi masalah psikologis yang sering dialami.
Kelelahan dapat terjadi karena aktivitas lain di luar belajar. Sementara itu,
mengantuk dapat disebabkan oleh aktivitas fisik yang berlebihan, berat, dan
dalam jangka waktu lama. Ini juga dapat disebabkan oleh kesibukan terhadap
hal-hal di luar akademik, seperti organisasi, kegiatan sosial, serta kepanitiaan
penyelenggaraan suatu acara. Dalam kasus ini, tubuh tidak sanggup bekerja
lebih berat, apalagi menerima pelajaran, sehingga tubuh wajib beristirahat.

Kejenuhan juga menjadi masalah klasik dalam belajar. Kejenuhan


menyebabkan mahasiswa sulit memahami suatu materi. Apa yang dibaca
menjadi sulit untuk dicerna. Saat mahasiswa merasa jenuh dengan pelajaran di
kelas, mahasiswa hanya sebatas mendengarkan ucapan dosen saja dan tidak
merekamnya, ibarat masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Jadi, mahasiswa
akan kesulitan untuk konsentrasi ketika mahasiswa merasa jenuh. Dalam
keadaan ini, tidak ada kerja sama yang baik antara indera yang bekerja dalam
belajar dengan otak.

Masalah psikologis lain yang lebih berat adalah rasa malas dan terlalu banyak
frekuensi tidur atau tidur dalam waktu yang terlalu lama. Kebanyakan kasus
seperti ini berawal dari kebiasaan sehari-hari yang kurang bagus.
14

2. Tidak Merasa Senang dengan Subjek yang Dipelajari


Ketika muncul perasaan tidak senang pada objek yang dipelajari, maka tanpa
sadar mahasiswa sudah mengarahkan atau menggerekan otaknya untuk
menolak suatu subjek yang akan dipelajari. Kadang-kadang mahasiswa
memiliki pemikiran bahwa materi tersebut terlalu berat atau terlalu sulit untuk
dipelajari. Parahnya, ada mahasiswa yang tidak mengetahui manfaat
mempelajari materi tertentu, padahal materi belajar telah disusun sedemikian
sehingga menunjang pembelajaran di dalam program studi yang bersangkutan
dan membantu menyelesaikan masalah di kehidupan nyata saat bekerja.

3. Tingkat Intelektualitas Rendah


Faktor ini tidak mutlak menjadi penghambat dalam belajar. Setiap manusia
yang dilahirkan membawa senjata berpikir yang sangat luar biasa. Ada
mahasiswa yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi sehingga ia tidak
banyak belajar hal-hal baru. Kadang-kadang apa yang disampaikan oleh dosen
dapat diterima begitu saja dan diingat secara langsung. Mahasiswa seperti ini
rata-rata tergolong cerdas dan jarang melupakan apa yang dipelajari.
Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki tingkat intelektual yang rendah tidak
dapat menerima apa yang disampaikan dosen secara langsung. Bahkan,
permasalahan seperti ini dapat menyebabkan rasa minder dan tertekan di
kalangan mahasiswa yang memiliki intelektual rendah.

Sementara itu, beberapa hambatan eksternal dalam belajar dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang.
Lingkungan juga berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Lingkungan yang
tidak kondusif akan menjadi hambatan tersendiri dalam memahami suatu
materi pelajaran.
15

Kebanyakan kasus dari ini adalah teman yang tidak mendukung proses belajar.
Teman-teman yang dimiliki boleh jadi merupakan teman-teman yang senang
bermain, teman-teman berorganisasi, teman-teman yang suka melakukan
perjalanan jauh, teman-teman yang suka menghabiskan waktu bermain, namun
bukan teman-teman yang saling membantu dalam belajar. Setiap teman
memiliki karakter masing-masing. Saat menghabiskan waktu bersama teman,
jika kegiatan diarahkan ke luar hal positif, maka itu tidak akan membantu
proses belajar.

Benda-benda di sekitar kita pun tak luput dari perhatian. Gawai atau gadget
merupakan hal yang tak selalu memberikan dampak positif, namun bisa
memberikan dampak negatif juga. Terlalu lama menggunakan gawai untuk hal-
hal yang kurang menunjang belajar dapat menyebabkan waktu yang kita miliki
terbuang dengan sia-sia.

Di sisi lain, guru pun (dalam hal ini dosen) sangat memengaruhi proses belajar
mahasiswa. Guru yang baik dapat diartikan sebagai bukan guru yang jenius.
Terkadang mahasiswa mendapati guru yang sangat pintar menurut orang-
orang. Namun, tetap saja ada beberapa siswa yang merasa kesulitan mengikuti
guru yang terlalu pintar dikarenakan guru tersebut hanya berbicara sendiri
dengan papan tulis. Tentu saja ini tidak akan membantu proses belajar.

2. Bahan Materi Tidak Memadai dan Memiliki Tingkat Kesukaran Tinggi


Proses belajar akan terhambat apabila terjadi ketiadaan sumber materi. Ketika
akan mempelajari suatu materi, maka sumber dari materi tersebut harus
tersedia. Bahan materi dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya media
masa, buku, internet, dan media elektronik lain yang berhubungan dengan
materi yang akan dipelajari, seperti video pembelajaran dan dokumen-
dokumen yang berisikan materi pelajaran.

Sementara itu, tingkat kesukaran subjek yang dipelajari adalah sesuatu hal
16

yang relatif. Apa yang dirasa sulit oleh seorang mahasiswa belum tentu sama
dengan apa yang dirasakan oleh mahasiswa lain. Kadang-kadang, hal ini sangat
menyulitkan jika tidak ada teman yang lebih mengerti mengenai materi
pelajaran ini dan mau mengajarkan.

3. Faktor Ekonomi
Ada mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi. Banyak di antara mereka
yang memiliki semangat tinggi untuk belajar, namun terkendala oleh faktor
ekonomi, misalnya mahasiswa bidikmisi yang notabene tidak mampu
menanggung biaya perkuliahan secara mandiri. Mungkin mereka tidak
mendapatkan uang saku yang berlebih untuk membeli semua buku yang
diperlukan untuk menunjang belajar saat perkuliahan, sementara mereka tidak
memiliki waktu luang atau kesempatan untuk meminjam buku di perpustakaan
kampus ataupun buku dari teman.

2.6 Manajemen Waktu Belajar


Pengertian dari manajemen waktu yaitu menggunakan dan memanfaatkan waktu
sebaik mungkin, seoptimal mungkin melalui perencanaan kegiatan yang
terorganisir dan matang. Dengan manajemen waktu, seseorang dapat
merencanakan dan menggunakan waktu secara efisien dan efektif sehingga tidak
menyia-nyiakan waktu dalam kehidupannya. Perencanaan ini bisa berupa jangka
panjang, menengah dan pendek (Leman, 2007:24).

Akram (2010:19) mendefinisikan manajemen waktu adalah memanfaatkan waktu


yang anda miliki untuk melakukan hal-hal yang dianggap penting yang telah
tercatat dalam tabel kerja.

Dari pengertian manajemen waktu di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen


waktu belajar merupakan penggunaan waktu sebaik mungkin dalam proses belajar
melalui perencanaan yang matang.
17

Konsep manajemen waktu yang paling umum adalah time on task (waktu
mengerjakan tugas) atau engaged time (waktu efektif dalam pembelajaraan).
Pembagian waktu pembelajaran yang lain adalah available time (waktu yang
tersedia), allocated time (waktu dialokasikan dalam aktifitas pembelajaran),
engaged time (waktu efektif dalam pembelajaran), dan academic learning time
(waktu efektif per hari yang dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran).
(Hofmeister dan Lubke, 1990:15)
18

BAB III
PENANGGULANGAN HAMBATAN BELAJAR

3.1 Mengatasi Hambatan dalam Belajar


Hampir semua mahasiswa TPB ITB merasa belum maksimal dalam belajar. Ada
banyak hambatan yang menyebabkan mahasiswa-mahasiswa TPB ITB kurang
yakin dengan hasil belajar mereka seperti yang dipaparkan pada bab sebelumnya.
Oleh karena itu, beberapa solusi yang dapat dipilih dan dilaksanakan untuk
mengatasi hambatan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Mempersiapkan Kondisi Psikologis sebelum Belajar


Belajar tidak hanya aktivitas otak saja, tetapi juga aktivitas fisik. Sebelum
belajar, sebaiknya mahasiswa mempersiapkan diri terlebih dahulu. Ketika
sedang belajar, tubuh harus dalam kondisi rileks dan siap untuk menerima
pelajaran. Ini berarti belajar tidak boleh dilakukan tepat setelah melakukan
aktivitas berat. Bahkan, selama belajar pun mahasiswa dituntut untuk
memberikan waktu istirahat untuk mengembalikan kondisi tubuh dan
menghilangkan kejenuhan.

Rasa malas dapat dihilangkan dengan memperbanyak dan menciptakan


aktivitas baru yang menyenangkan, dapat dilakukan terus-menerus, ringan, dan
sebaiknya menunjang proses belajar. Sementara itu, jika tidur menjadi masalah
yang menyulitkan proses belajar, sebaiknya mahasiswa memeriksakan diri ke
dokter maupun psikolog.

2. Memunculkan Rasa Senang terhadap Materi yang Dipelajari


Pada dasarnya, belajar dilakukan dengan kemauan. Namun, untuk memenuhi
tuntutan dalam belajar, mahasiswa harus menghilangkan pemikiran negatif
seperti materi yang terlalu berat atau terlalu sulit untuk dipelajari. Semua
materi yang menjadi tuntutan mahasiswa sebagai akibat dari memilih program

18
19

studi yang ia inginkan mau tidak mau harus dipelajari. Oleh karena itu,
mahasiswa dapat menciptakan rasa senang terhadap materi yang akan
dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan variasi metode belajar
seperti penggunaan multimedia berupa video, menghibur diri dengan bermain
alat musik atau memainkan koleksi musik atau bernyanyi, melakukan
permainan sederhana yang menaikkan semangat, ataupun meminta orang lain
mengajarkan materi pelajaran dengan cara yang berbeda agar materi pelajaran
mudah diterima.

Setelah mahasiswa merasa senang dengan suatu pelajaran, maka jangan


berhenti di situ saja. Mahasiswa juga perlu mencari tahu manfaat yang akan
diperoleh ketika mempelajari suatu materi pelajaran. Munculkan beberapa
pertanyaan dalam diri, misalnya “apa yang akan saya peroleh dengan
mempelajari materi ini?” atau “apakah pengetahuan yang saya peroleh dapat
bermanfaat untuk kehidupan saya sehari-hari?” Jawaban yang mahasiswa
peroleh akan membangkitkan motivasi belajar.

3. Semangat, Ketekunan, dan Kerajinan


Dapat dikatakan semangat, tekun, dan rajin merupakan kunci sukses. Semua
orang yang berhasil dalam hidupnya pasti memiliki ketiga karakter ini. Dalam
belajar, ketiga karakter ini pun dapat diterapkan. Bahkan, mahasiswa dengan
intelektual rendah sekalipun dapat menyalip kemampuan berpikir mahasiswa
dengan intelektual tinggi. Ketiga karakter ini berasal dari motivasi diri. Jika
mahasiswa termotivasi untuk belajar, maka harus ada kesungguhan dalam
belajar. Dalam menciptakan kesungguhan itu, mahasiswa harus bersemangat
dalam belajar serta rajin dan tekun dalam mengulang materi pelajaran. Rasa
minder dan tekanan batin dapat dihilangkan dengan mudah. Biasakan mencatat
apa yang diajarkan meskipun tidak memahami secara langsung. Setidaknya,
mahasiswa memiliki catatan yang dapat dipelajari ulang setelah mahasiswa
pulang ke rumah.
20

Namun, perlu disadari bahwa nilai bukan segalanya. Artinya, mahasiswa tidak
boleh memandang rendah diri sendiri saat nilai ujian tidak memuaskan. Belajar
merupakan sebuah proses. Ada banyak hal yang mungkin tidak diujikan
sehingga hasil belajar tidak bergantung pada nilai ujian semata. Jika mahasiswa
mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran, mahasiswa dapat
meminta teman yang lebih memahami untuk mengajarkan materi pelajaran
tersebut.

4. Membatasi Waktu untuk Hal-Hal yang Tidak Perlu


Belajar pun memerlukan waktu yang tepat. Manajemen waktu sangat penting
untuk dilakukan. Waktu yang kita miliki akan menjadi sangat berharga jika kita
isi dengan kegiatan positif yang menunjang belajar. Batasi penggunaan gawai
untuk hal-hal yang tidak perlu. Habiskan waktu luang untuk beristirahat atau
mengembalikan motivasi belajar, bukan untuk menghindarkan diri dari
kewajiban belajar. Jika diperlukan, atur waktu sedemikian sehingga tidak
banyak waktu kosong yang kita miliki dan manfaatkan sebagian besar waktu
untuk belajar. Prioritaskan belajar di atas kegiatan lain. Susun jadwal atau
rencana belajar dan belajarlah sesuai jadwal yang telah dibuat. Ulangi materi
yang telah dipelajari sebelumnya.

5. Memiliki Sarana Belajar yang Memadai


Sarana belajar yang diperlukan tidak harus lengkap, namun harus memadai.
Jika mahasiswa kesulitan memperoleh buku, maka mahasiswa dapat
meluangkan waktu untuk meminjam buku di perpustakaan. Jika buku yang
dicari tidak ada, mahasiswa dapat meminjam buku milik teman. Gunakan
fasilitas internet gratis yang tersedia untuk mencari bahan materi di internet.
Jika diperlukan, mintalah salinan dari dokumen-dokumen elektronik dan video
pembelajaran yang dimiliki teman-teman. Belajar dengan cara seperti ini tidak
akan merogoh kocek yang besar.
21

6. Memiliki Teman Belajar atau Tutor Sebaya


Ini merupakan pilihan terakhir yang harus dilakukan apabila belajar mandiri
tidak menyelesaikan masalah. Tidak ada mahasiswa yang sukses tanpa
membangun relasi. Artinya, teman belajar menjadi hal yang penting untuk
dimiliki. Meskipun mahasiswa tidak memiliki bahan materi untuk dipelajari
maupun sumber dana yang mencukupi untuk membeli buku, teman belajar
pasti memiliki solusi untuk hal itu. Teman belajar dapat berupa teman yang
bergabung di dalam suatu kelompok belajar, partner belajar, atau tutor sebaya.
Hal yang paling penting mengenai teman belajar adalah kemampuan memilih
teman dan cara membangun interaksi saling menguntungkan. Mahasiswa harus
pandai memilih teman. Jika teman belajar sudah dimiliki, jangan biarkan teman
belajar sebatas mengajarkan saja, sewaktu-waktu teman belajar kita menyadari
bahwa belajar bersama kita sudah tidak memberikan keuntungan bagi mereka,
mereka akan pergi begitu saja. Kita dapat melakukan hal baik lain yang kita
sendiri mampu melakukannya untuk membalas kebaikan teman belajar.

3.2 Mengoptimalisasi Metode Belajar


Setelah beberapa solusi di atas diterapkan, tentu saja proses belajar dapat lebih
dimaksimalkan dari apa yang saat ini bisa kita capai. Dengan memaksimalkan
metode belajar, tentu kita dapat menerapkan metode belajar dengan lebih baik.

Untuk langkah yang sederhana, kita dapat memperbanyak frekuensi belajar.


Memperbanyak frekuensi belajar bukan berarti menambah beban materi yang
dipelajari. Hal yang paling mudah untuk dilakukan adalah mengulang materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Kita bisa melakukan tebak-tebakan dengan teman
belajar. Materi yang telah dipelajari akan jauh mudah diingat jika terus-menerus
diulang. Setelah benar-benar memahami materi yang dipelajari, kita bisa mulai
menerapkan apa yang kita pelajari ke dalam latihan soal. Lulus dari sebuah
institusi belajar adalah hal yang mutlak dan porsi terbesar yang menentukan
kelulusan berasal dari ujian. Oleh karena itu, belajarlah mengerjakan tipe soal
22

ujian agar terbiasa menjawab soal-soal yang akan dikeluarkan saat ujian nanti dan
kita pun bisa mendapatkan nilai yang maksimal setelah ujian.

Satu hal penting lain yang tidak boleh dilupakan adalah bersyukur. Semua
yang telah kita miliki, termasuk apa yang telah kita pelajari, merupakan
pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa. Biasakan memulai belajar dan
mengakhirinya dengan berdoa. Perbanyaklah doa dan ibadah untuk menunjang
belajar. Dengan berdoa, kita mengharapkan keberkahan dari apa yang kita pelajari
sehingga proses belajar yang kita jalani akan lebih berharga.
23

BAB IV
SIMPULAN

Setelah menganalisis hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat


menyimpulkan bahwa :
1. Bentuk hambatan yang dialami mahasiswa TPB ITB terdiri dari hambatan
internal, meliputi kondisi psikologis yang kurang baik, tidak adanya rasa
senang terhadap materi yang dipelajari, dan tingkat intelektual rendah; serta
hambatan eksternal, meliputi faktor lingkungan, bahan materi yang tidak
memadai dan tingkat kesulitan tinggi, dan faktor ekonomi.
2. Dengan bentuk hambatan yang demikian, solusi yang ditawarkan kepada
mahasiswa TPB ITB antara lain mempersiapkan kondisi psikologi;
menciptakan rasa senang terhadap materi yang dipelajari; membiasakan
karakter semangat, tekun, dan rajin; membatasi waktu untuk hal-hal yang tidak
perlu; memiliki sarana belajar yang memadai; dan memiliki teman belajar atau
tutor sebaya.
3. Setelah melakukan perbaikan diri melalui solusi di atas, mahasiswa TPB ITB
dapat mengoptimalkan metode belajar dengan memperbanyak frekuensi belajar
dan berdoa serta beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memperoleh
keberkahan dari apa yang dipelajari.

23
24

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :


Rajawali Press.
Al-Adluni, Muhammad Akram. 2010. Time Habit (alih bahasa Taufik Ar).
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Marwa.
Fleming, N.D., and Mills, C. (1992). Not another inventory, rather a catalyst for
reflection. To Improve the Academy, 11, 137-149.
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2014. Manajemen Kelas (Classroom
Management) Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan
Berprestasi. Bandung : Alfabeta.
Leman. 2007. Memahami Adversity Quotient. Anima (Indonesian Psychological
Journal).
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset.
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : PT. Dian
Rakyat.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada.
Slamento. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Suharsimi dan Lia. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Aditya Media.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
Rosdakarya.

24
25

LAMPIRAN A
HASIL KUISIONER ELEKTRONIK
TERKAIT HAMBATAN BELAJAR

Paparkan alasan mengapa Anda merasa belajar di masa


TPB sudah atau belum maksimal.
24 tanggapan
Bermain game dan bermain bersama teman
masih malas dan kurang bisa mengatur waktu
Karena gatau aja kemampuan nyerap materi di kelas kurang, masih sering ngantuk,
godaannya banyak, laper dll
karena terlalu sibuk
Karna masih santai-santai
banyak aktivitas nonakademik yang yaaa bisa dikatakan sebagai "gangguan belajar"
apalagi kan kita fttm, tahu sendiri kan gimana hehehe
Rasa Malas
Karena masih seperti kebiasaan SMA.
Karena saya enggak dapat ip4
Karena saya belum mencapai target yg saya tentukan
Nilai belum maksimal
Kurang pencerahan dalam belajar
Nilai masih jelek
Karena saya merasa masih memiliki banyak waktu luang sementara ujian saya nilainya
pas pasan
Karena masih lebih banyak waktu untuk yang lain dri pada belajar
26

Karena dikelas saya masih tidak mengerti apa yang dipelajari dikelas dan pada saat di
kamar saya tidak mengulanginya karena saya tidak mengerti pada dasarnya
Karenaa belum mendapatkan hasil yang maksimal
Banyak kegiatan
Terlalu banyak waktu yang terbuang tidak untuk belajar
Belum bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar maksimal. Masih sering tergiur
untuk main hp atau game
Karena saya belum memiliki motivasi yang cukup
Belum karena byk kegiatan panitia sama supporteran futsal
banyak kegiatan, kewajiban, dan main game
Entahlah, saya sendiri juga tidak tau.

25
27

Pernahkah Anda berpikiran target paling realistis yang


menurut Anda cukup untuk dicapai apabila Anda tidak
melakukan perbaikan diri? Apa target Anda itu?
24 tanggapan
Lulus TPB
Ipk 2.75
belajar sesuai sks
IP MINIMAL 3.5
ipk minimal 2
masuk jurusan impian, ipk diatas 3
Mendapatkan ipk diatas 2,8
Belum ada
Ip4
Masuk teknik Geofisika
Ya. Dapat minimal B
Insyaallah IP 3
Indeks C
tidak
Tidak ada target
Dapet jurusan geologi
Tidak ada mata kuliah lebih jelek dari B
Mendapat ip diatas 3,5 dan aktif di kegiatan organisasi dan sosial
Hasil yang baik
Nilai A
ya, lulus TPB
Tidak ada

Adakah solusi yang Anda inginkan untuk masalah Anda?


24 tanggapan
Ada
Lebih berkomitmen
mengurangi penggunaan gawai
Belajar lebih maksimal
Belajar me-manage waktu
ya belajar itu tadi, mengurangi kegiatan yang unfaedah
Rajin2 belajar
Belajar lebih baik
Belajar
Belaja4r lebih giat dan membagi waktu dengan baik
Berusaha lebih rajin dan fokus untuk belajar
Ingat Allah
Belajar lebih gia
ada
28

Saya lebih mencoba mencatat dikelas walaupun saya tidak mengerti setidaknya saya
mempunyai catatan untuk dipelajari bersama tutor saya
Belajar lebih sering daripada tidur
Sadar diri
Memperbaiki diri
Mencari tempat yang nyaman untuk belajar (hening)
Mengelolah waktu Belajar
lebih konsentrasi saat ujian dan jangan sakit
Belum tau

Perkirakanlah apa yang Anda harapkan dari orang-orang di


sekitar Anda untuk menunjang belajar Anda?
24 tanggapan
Membantu belajar
Mendapat jurusan yg saya inginkan
tidak menganggu
Membantudan mengingatkan biar rajin belajar:(
Belajar bersama
Saling bekerja sama dlm memahami pelajaran
jangan mendewakan kumpul2, jangan mengajak kegiatan yg unfaedah dengan atas
nama demi .... yang lebih baik, tiap orang punya kesibukan masing2, tiap orang berbeda2
pribadinya, kalau tidak bisa menjamin goal seseorang tercapai dengan mengikuti
kegiatan yg mereka2 usulkan, gausah maksa
Bisa menjadi tutor sebaya
Saling mengingatkan untuk belajar.
Bantu saya belajar
Orang-orang yang lebih rajin belajar dari saya
Mereka sudah berusaha yang terbaik
29

Tutor sebaya
belajar bersama
Mereka mau membantu saya dalam mempelajari yang sulit saya pelajari
Belajar bersama lebih efektif, memotivasi
Menyemangati belajar, mengingatkan saya
Tidak mengganggu saya
Mengetahui waktu yang tepat kapan untuk berisik atau hening
Mendukung
Mengajar aku
semoga jangan mengganggu ketika saya ada urusan dan kesibukan, meskipun saya
sendiri pada dasarnya suka mengganggu.
Saya cendrung tidak mengharapkan orang lain

Setelah Anda melakukan perbaikan diri, apa yang ingin


Anda tingkatkan untuk menunjang belajar Anda?
24 tanggapan
Belajar lagi
Menejemen waktu
waktu belajar
Waktu belajar dan kemampuan dalam memahamu
Ber ikhtiyar dan tawakkal kepada Allah SWT
lebih fokus terhadap tujuan, dan semoga kita diberi kelancaran dan kemudahan dalam
setiap aktivitas kita yaa gengs
Belum terpikirkan
Kuantitas belajar
Intensitas belajarnya
Kerajinan untuk belajar
Bersyukur
Waktu kerkom
Teman teman dan lingkungan yang kondusif
meningkatkan waktu belajar
Semangat dalam belajar
Ipk
Frekuensi belajar yang bersifat memahami materi
Kualitas diri pribadi
Berlatih banyak soal
Motivasi belajar stabil
Tingkatkan membaca buku
jaga waktu, jaga uang, dan jaga kesehatan
Skill dan pemahaman dalam materi pelajaran
30

Dengan diri Anda yang lebih baik, apa target Anda di masa
TPB ini?
24 tanggapan
Masuk jurusan
Masuk jurusan yang diinginkan dan mendapat ip yang memuaskan
Masuk jurusan metalurgi
Masuk TM
Lulus
saya dapat melewati masa tpb ini dengan baik, dengan lancar, dengan mudah, dapat ipk
diatas 3 dan terus memperbaiki diri, membanggakan orang tua
Bisa mendapatkan IPK terbaik dan membanggakan orangtua :)
Lulus TPB dengan nilai bagus,dan 4 tahun lagi lulus dari ITB
Ip4
Lulus dengan nilai A/AB
IP>3,2 masuk jurusan sesuai minat
Tidak bertambah dosanya (bisa diimplementasikan ke banyak hal)
Masuk perminyakan
IP >= 3.00, masuk jurusan yang diinginkan
Mampu memahami materi" kuliah TPB
Target saya lulus tpb dengan ipk yang tinggi
dapet ipk bagus biar dapet geologi
IP > 3.8 (Harapannya :) aamiin :"))
IP > 3.5
IP di atas 3.5
Mendapat hasil yang memuaskan
Ip 4
belajar bahasa jepang :v, itu jika ada kegabutan yg haqiqi saja ya pak. sebenarnya
targetnya itu sih ya mendapatkan hasil yg memuaskan sehingga peluang adek kelas
untuk masuk FTI sangat tinggi sehingga bisa menemaniku ambis.,
IPK minimal 2.5
LAMPIRAN B
REVISI KARYA ILMIAH 31

Anda mungkin juga menyukai