Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dita Pratiwi

NPM : 2106748416
Mata kuliah: Teori Antropologi Kontemporer
Judul tugas : Response Paper

Updating Theory of Practice

Teori praktik dalam antropologi memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan ilmu
antropologi. Namun, ternyata teori ini masih memiliki kekurangan dalam penggunaannya.
Hal ini kemudian ditemukan oleh Sherry Ortner dan dijelaskan dalam tulisannya yang
berjudul “Anthropology and Social Theory: Culture, Power, and the Acting Subject” bahwa
antropolog pada masa 1970-an cenderung berfokus pada teori constraint atau manusia
sebagai produsen suatu struktur dari sistem budaya yang ada. Sehingga, manusia kemudian
dapat dikatakan sebagai sebuah subjek dalam pembentukan suatu struktur dalam masyarakat.

Ortner (2006) dalam hal tersebut mencoba mengkritik dengan mengatakan bahwa, pada
dasarnya yang harus diperhatikan oleh para antropolog adalah bagaimana dialektika antara
aktor sosial dan struktur bisa terjadi. Ortner (2006) mengatakan bahwa manusia sebenarnya
bukanlah agent yang bebas, tetapi juga ditentukan oleh struktur yang mengikat mereka.
Lanjutnya, Ortner (2006) dalam argumennya mengatakan bahwa perlu melihat bahwa praktik
budaya dalam struktur masyarakat tidak terhindarkan dari suatu bentuk dominasi kekuasaan.
Oleh karena itu, praktik sosial kemudian tidak hanya sesederhana bagaimana masyarakat
sebagai subjek dari pembentukan struktur dalam memproduksi relasi kekuasaannya, tetapi
juga bagaimana mereka dipengaruhi dengan kepentingan politik individu dalam suatu
masyarakat yang turut mendominasi. Jadi, konsep praktik disini kemudian bukan hanya
sekedar perilaku manusia, tetapi perilaku tersebut dimaknai sebagai kepentingan politik yang
memotivasi seorang individu.

Dalam argumen Ortner, konsep kekuasaan penting dalam kritiknya mengenai praktik sosial
karena relasi kuasa, menurut James Scott dalam Ortner (2006) merupakan respons akan suatu
dominasi (hidden transcripts” of critique and resistance). Dominasi kekuasaan ini juga tidak
dapat dipisahkan dengan formasi sosial yang ada di dalam masyarakat pada periode tertentu.
Praktik sosial kemudian dalam hal ini mempengaruhi jalannya sejarah sehingga setiap
masyarakat akan memiliki praktik sosialnya masing-masing dan ini yang tidak terlalu
diperhatikan oleh para antropolog sebelumnya
Referensi

Ortner, S. B. (2006). Anthropology and Social Theory: Culture, Power, and The Acting
Subject. Duke University Press.

Anda mungkin juga menyukai