Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Nazwa Syarifi

Kelas : 1B

Perumpamaan Iman & Orang – Orang Disekitar

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatu


Yth. Bapak Ahmad selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam serta rekan
rekan semua yang saya banggakan.
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadiran Allah Subhanahu wa
ta'ala, yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat sehingga kita dapat berkumpul
pada pagi hari ini pada mata kuliah PAI. Sholawat serta salam tak lupa kita junjungkan
kepada baginda Nabi besar kita, Nabi Muhammad
Saudaraku rahimakumullah,
Pernahkah kita membeli sebotol air mineral di sebuah warung kaki lima atau warung di
pinggir jalan? Berapa harga untuk sebotol air mineral ini di warung pinggir jalan? Harganya
mungkin berkisar antara 2 atau 3 ribu rupiah. Lalu pernahkah kita membeli air mineral
dengan ukuran yang sama di sebuah bandara? Berapa harga yang harus kita bayar kepada
penjualnya? Mungkin kira-kira 10 ribu rupiah. Kemudian pernahkah kita membeli air mineral
dengan ukuran yang sama di sebuah restoran bintang 5? Berapa biaya yang harus kita
keluarkan? Ternyata harganya melambung tinggi. Kita bisa mengeluarkan 20 ribu rupiah
untuk sebuah botol air mineral dengan ukuran yang sama.

Pertanyaan selanjutnya, apakah rasanya sama? Ternyata rasanya sama. Botolnya pun sama.
Apa yang membuat harga dan nilai dari air mineral tersebut melambung tinggi? Jawabannya
adalah lingkungan. Ketika air mineral itu berada di lingkungan kaki lima maka harganya pun
juga kaki lima. Ketika air mineral tersebut berada di sebuah bandara maka harganya pun juga
harga bandara. Dan ketika air mineral tersebut berada di restoran bintang lima maka harganya
pun harga bintang lima.
Perhatikan Agama Teman Dekat
Seperti itulah ilustrasi sederhana tentang pentingnya lingkungan bagi seorang muslim. Nabi
kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

‫المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل‬

“Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah
yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Dawud)
Kita terpengaruh dengan lingkungan. Kita terpengaruh dengan iman orang-orang yang ada di
sekitar dan di dalam kehidupan kita. Ketika hari-hari kita habiskan dengan orang-orang yang
imannya kaki lima maka kita akan mengikuti iman kaki lima. Dan apabila setiap hari kita
bergaul dengan orang-orang yang imannya bintang lima maka iman kita pun akan bintang
lima.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bersabda dalam kesempatan yang lain,

‫ َوِإ َّما َأ ْن ت َِج َد‬، ُ‫ َوِإ َّما َأ ْن تَ ْبتَا َع ِم ْنه‬، ‫ك‬


َ َ‫ك ِإ َّما َأ ْن يُحْ ِذي‬
ِ ‫ فَ َحا ِم ُل ْال ِم ْس‬، ‫ير‬
ِ ‫خ ْال ِك‬ ِ ‫ح َوالسَّوْ ِء َك َحا ِم ِل ْال ِم ْس‬
ِ ِ‫ك َونَاف‬ ِ ِ‫يس الصَّال‬ ِ ِ‫َمثَ ُل ْال َجل‬
‫ َوِإ َّما َأ ْن تَ ِج َد ِريحًا َخبِيثَة‬، َ‫ق ثِيَابَك‬ َ ‫ير ِإ َّما َأ ْن يُحْ ِر‬
ِ ‫ َونَافِ ُخ ْال ِك‬، ً‫ِم ْنهُ ِريحًا طَيِّبَة‬

“Perumpamaan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan
tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak
wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya.
Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan
mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)

Inilah ilustrasi yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seorang
manusia adalah insan yang lemah. Dan salah satu bentuk kelemahannya adalah dia sangat
terpengaruh dengan lingkungannya. Oleh karena itu, saudaraku yang dirahmati oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala, Jika kita ingin menaikkan nilai iman kita dan memuncakkannya, lalu
jika kita ingin menjaga keistiqomahannya maka bergaullah dengan sahabat-sahabat yang lain.
Bergaullah dengan orang-orang yang selalu mengingatkan kita agar senantiasa berdzikir
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Agar kita senantiasa sujud dan rukuk kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, dan agar kita berusaha menahan lapar dan dahaga dalam bingkai puasa
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Jika kita bertemu dengan orang seperti itu, jaga baik-baik hubungan kita dengannya. Karena
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan

َ ‫اس َمفَاتِي َح لِ ْل َخي ِْر َمغَالِي‬


‫ق لِل َّش ِّر‬ ِ َّ‫ِإ َّن ِم ْن الن‬

“Sesungguhnya diantara manusia ada yang menjadi kunci kebaikan dan penutup pintu
kejelekan,” (HR. Ibnu Majah dari Anas bin Malik)
Ketika berada di dekatnya. kita merasakan semangat keimanan yang tinggi. Kita memiliki
gairah untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita takut kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, sungkan untuk berbicara yang didalamnya ada unsur kemaksiatan.
Ketika kita bertemu dan ada orang yang seperti itu, maka bergaullah dengan mereka.
Dekatkan diri kita dengan mereka. Isi hidup kita dengan bergaul dengan mereka.
Bukankah yang membuat para sahabat menjadi generasi terbaik karena mereka berinteraksi
dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Generasi Terbaik
Mereka bergaul dan mereka menghabiskan waktu mereka dengan manusia terbaik, manusia
yang imannya paling kokoh, dan yang takwanya paling memuncak.

Makanya tidak heran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan

‫اس قَرْ نِي ثُ َّم الَّ ِذ ْينَ يَلُوْ نَهُ ْم ثُ َّم الَّ ِذ ْينَ يَلُوْ نَهُ ْم‬
ِ َّ‫خَ ْي ُر الن‬

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian


generasi berikutnya.” (HR. Bukhari No. 3651 dan Muslim 2533)
Saudaraku rahimakumullah,
Ingatlah ilustrasi di awal kita.Jika kita bergaul dengan orang-orang yang imannya kaki lima
maka kita akan mengikuti iman mereka. Dan apabila kita bergaul dan bersahabat dengan
orang-orang yang imannya bintang lima maka in syaa Allah kita akan lebih mudah
memperbaiki diri kita. Tentu saja dengan pertolongan, taufik, dan hidayah dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Saudaraku rahimakumullah
Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang disampaikan tadi dapat
memberi manfaat dan kebaikan bagi kita semua. Tentunya kesempurnaan hanya milik Allah
semata karena itu saya memohon maaf atas ucapan dan tindakan yang tidak mengenakkan
bagi para pendengar.
Akhirul Kalam, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai