Menuru doktrin predestinasi Calvinisme: suatu keyakinan bahwa Tuhan telah
menentukan nasib dan status keselamatan seseorang di akhirat kelak. Setiap orang tidak mengetahui status keselamatan mereka itu. Orang yang saleh sekalipun tidak pernah benar- benar bisa mengetahui apakah mereka termasuk di antara orang-orang yang diselamatkan atau bahkan orang yang dikutuk. Ketidakpastian yang dihasilkan dari doktrin ini pada gilirannya melahirkan kecemasan psikologis di Eropa—khususnya di Inggris—abad keenam belas dan ketujuh belas, melalui satu pertanyaan, “apakah saya termasuk orang yang diselamatkan?”
Karena orang-orang tidak mengetahui status predestinasi mereka, Richard Baxter
(1615-91), seorang Presbyterian, penerus puritanisme dari John Calvin, mengembangkan ajaran predestinasi Calvin agar memungkinkan umat untuk memahami atau setidaknya mengetahui ciri-ciri orang yang diselamatkan di akhirat kelak. Baginya, akumulasi kekayaan dan investasi ulang keuntungan yang dilakukan seseorang untuk kemajuan Komunitas Tuhan merupakan bentuk nyata bahwa orang tersebut termasuk di antara orang-orang pilihan yang sudah ditakdirkan. Tuhan hanya akan memberikan anugerah yang berlimpah kepada orang- orang yang diselamatkan-Nya. Hal ini kemudian membawa pada kesimpulan bahwa produksi kekayaan yang besar oleh seseorang untuk suatu komunitas dapat dilihat sebagai tanda bahwa Tuhan berkenan pada individu ini. Dengan begitu ia merupakan orang yang ‘terpilih’ Pengembangan ajaran itu termanifestasi menjadi doktrin bahwa kekayaan seseorang di dunia menjadi bukti keselamatan mereka di akhirat. Implikasinya, orang-orang saleh harus bekerja lebih keras agar menghasilkan keuntungan dan kekayaan untuk memastikan diri mereka bahwa mereka termasuk bagian dari orang-orang yang diselamatkan itu. Bekerja keras untuk mendapatkan kekayaan menjadi satu etos yang tertuang dalam prinsip-prinsip Protestan (https://crcs.ugm.ac.id/antara-protestantisme-dan-kapitalisme-membaca-ulang- weber/) (Bacaan di atas merupakan penggalan dari artikel berjudul “Antara Protestantisme dan Kapitalisme: Membaca Ulang Weber” karya Ronald Adam Tahun 2021)