1. Pengertian Hukum Predestinasi - Predestinasi, dalam teologi, adalah doktrin yang menyatakan bahwa semua peristiwa di alam semesta ini telah ditentukan oleh Allah, biasanya dikaitkan dengan nasib akhir (takdir) dari jiwa seseorang. Predestinasi merupakan sebuah konsep religius, yang melibatkan hubungan antara Tuhan dan ciptaan-Nya. Karakter religius predestinasi membedakannya dari gagasan lain seperti determinisme dan kehendak bebas.
- Predestinasi adalah sebuah doktrin alkitabiah yang telah menuai banyak
kontroversi dalam dunia teologi. Alkitab secara gamblang menjelaskan bahwa predestinasi ataupun keselamatan manusia merupakan hak prerogatif Allah yang di dalamnya tidak dipengaruhi oleh unsur apapun dari pihak luar termasuk manusia.
2. Perkembangan Pemikiran Tentang Predestinasi,
Di dalam ajaran Reformed predestinasi adalah pemilihan Allah terhadap orang yang akan mendapat hidup yang kekal atau kematian yang kekal. Di dalam bagian ini, penulis akan membahas mengenai predestinasi dari segi perkembangan sejarah dogmatik. Jika dilihat ke belakang maka fakta membuktikan bahwa perselisihan mengenai ajaran predestinasi dimulai dengan kontoversi antara Augustinus dan Pelagius pada pertengahan abad ke-empat. Kemudian selanjutnya ketika masuk pada abad pertengahan terjadi perdebatan antara Calvin dan Arminius, bahkan sampai abad ke-20 dan hingga sekarang. - Pengertian Predestinasi menurut Calvin, berkeyakinan bahwa Allahlah yang menetapkan takdir kekal terhadap orang-orang: ada yang mendapat keselamatan oleh kasih karunia, sementara sisanya akan menerima penghukuman kekal atas semua dosa mereka, terutama dosa asal mereka. Yohanes Calvin memikirkan secara mendalam sesuatu yang ada di Alkitab dan tidak bisa dimungkiri lagi, yakni adanya anugerah yang tidak dapat ditolak dan pemilihan yang terbatas.
- Pengertian Predestinasi menurut Arminianisme, berpendapat bahwa predestinasi
Allah berdasarkan pra-pengetahuan Allah. Mereka percaya bahwa Allah memilih orang-orang yang Ia "tahu lebih dahulu" mau percaya untuk diselamatkan, sehingga pra-pengetahuan Allah itu didasarkan pada syarat atau kondisi yang dibentuk oleh manusia.
3. Hukum Kodrat (illahi) menurut Thomas Aquinas, Gagasan dasarnya berbunyi:
Hiduplah sesuai dengan kodratmu! . Manusia hidup dengan baik apabila ia hidup sesuai dengan kodratnya, buruk apabila tidak sesuai. Karena manusia hanya dapat mengembangkan diri, hanya dapat mencapai tujuannya apabila ia hidup seusai dengan kodratnya. Orang yang hidup berlawanan dengan kodratnya tidak akan mencapai tujuannya, tidak akan mengembangkan dan mengaktualisasikan seluruh potensinya. Karena itu, moralitas terdiri dalam tindakan yang mengembangkan dan menyempurnakan kodratnya.