Anda di halaman 1dari 4

Gadis Itu Bernama Kiara

“Kiara, ini laporanmu kok banyak kesalahan sih,” tegas Bu Ana sambil menyobek kertas yang
baru saja diberikan oleh Kiara

“Maaf bu, laporan saya memang masih bermasalah, tapi bisakah ibu memberitahu kepada saya
dimana letak kesalahan laporan saya hingga disobek-sobek seperti ini,” pinta Kiara sembari memohon
kepada Bu Ana.

Tanpa berkata-kata lagi Bu Ana segera keluar dari ruangan itu dengan langkah yang terburu-
buru meninggalkan Kiara seorang diri di ruangan kerjanya seraya mengambil bongkahan kertas yang
telah menjadi potongan-potongan kecil tersebut, sungguh malang nasibnya dimana ia belum pernah
sekalipun mendapat apresiasi dari atasannya semenjak ia masuk ke perkantoran itu setahun yang lalu.
Selama itu pula dirinya terus bertahan menghadapi cercaan dari atasannya, bahkan teman-teman
yang dahulu bekerja bersama sebagai karyawan baru kini telah menduduki posisi jabatan yang lebih
tinggi darinya.

Setahun yang lalu, masa dimana Kiara merupakan seseorang fresh graduate dari sebuah
kampus yang cukup terkenal di Bandung, ia bersama tiga orang temannya mencari kesana kemari
demi mendapat pekerjaan yang layak. Berpuluh-puluh tempat telah mereka kunjungi, namun tiada
yang menerima mereka, salah satu alasan yang diberikan oleh lowongan tersebut ialah kurangnya
pengalaman bekerjasama bagi seorang Kiara dan jeleknya sikap yang ditunjukkan oleh teman-
temannya ketika sedang sesi wawancara, hingga pada 20 Maret 2020 akhirnya sampailah ia di
perusahaan Ai& Dinar’s Book sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kepenulisan yang berfungsi
sebagai wadah tempat penulis muda mengirimkan hasil karyanya.

Kembali ke masa sekarang Kiara terpukul atas perkataan tadi sehingga memilih untuk
menyendiri di taman belakang kantor, dipandanginya bunga bunga disana, sekitar satu jam kemudian
dia tertidur di tempat itu, tiba tiba ia terbangun ketika bermimpi bahwa ia tidak akan ada di dunia ini
lagi, dalam mimpi itu tampak sekelilingnya gelap, tiada satu penerangan di sekitar dari sini ia
mendapat bisikan bahwa dirinya telah ditarik ke suatu alam dimana di dalam dunia tersebut ia melihat
sebuah dunia yang sesuai dengan keinginannya, ketika ia melewati beberapa orang disana tampak
bahwa ia sangat dihormati di dunia ini, hal ini nampak dari ucapan salah seorang diantara berbagai
kerumunan orang di sekitar.

“Selamat datang yang terhormat Maharatu Kiara.” ujar seorang putri yang kelak namanya
disebut dengan Alra diiringi dengan mengangkat rok sembari memberi hormat diikuti yang lain.
“Dimana kah aku sekarang ?” tanya Kiara yang masih terbingung dengan keadaan di
sekitarnya.

“Maharatu kini telah berada di istana kerajaan anda sendiri, tempat dimana segala kerisauan
ratu menghilang diganti dengan kesenangan” tukas Alra.

“Kembalikan hidupku sekarang juga” teriak Kiara yang kemudian terbangun, namun ia tidak
ingat atas apa yang telah terjadi sebelumnya, bahkan ia tidak ingat siapa dirinya saat ini dilanda
kebingungan, namun entah kenapa berbeda dari sebelumnya ia yang sekarang tampak lebih berani
tidak ada tanda yang muncul dari dirinya seorang yang pemalu, lantas segera ia kembali ke ruangan
tempat bekerja tadi dengan penuh semangat.

Perubahan itu benar adanya dirasakan oleh teman-teman di sekitar Kiara, kini di mata teman-
temannya Kiara nampak seperti seorang yang aktif, terang -terangan dalam menyampaikan sesuatu,
bahkan Bu Ana yang dahulu sering membentaknya kini malah ia yang ketakutan melihatnya, namun
anehnya Kiara tidak merasakan itu, ia merasa bahwa tetap bersikap seperti biasa, tetapi pandangan
orang lain terhadap dirinya kini berbeda, maka ia pun turut bersyukur dalam hati kecilnya bahwa kini
ia telah dihormati oleh sekelilingnya.

Hari terus berganti kini ia telah menduduki jabatan yang setingkat dengan Bu Ana yakni
sebagai badan penasihat karyawan, dimana ia memiliki hak untuk mengatur kinerja karyawan sesuai
dengan yang dikehendakinya. Kehidupan dia di luar kantor juga berbeda jauh, hampir setiap hari
setelah pulang dari kantor disempatkannya untuk meminum segelas atau dua gelas minuman
beralkohol, bermacam-macam alcohol telah ia tenggak diantaranya ialah: Bir, Wine, Brandy, Wiski,
Rum, Cognac, dan lain sebagainya, bahkan tak jarang ia pulang dalam keadaan mabuk di saat seperti
itu terkadang temannya ikut mengantarkan pulang hingga menidurkan ia di Kasur.

Anehnya meskipun ia selalu pulang dalam keadaan mabuk, namun tak pernah sekalipun
performanya dalam pekerjaan menurun, bahkan setumpuk pekerjaan berat sekalipun dapat
dikerjakannya dan tuntas dengan baik walau dilanda mabuk berat, melihat hal ini timbullah rasa iri
dan dengki di hati Bu Ana, bagaimana bisa ia yang dulu begitu dikagumi oleh siapapun termasuk
bosnya merasa bangga memilikinya ketika dahulu kini mulai berpindah haluan, maka segala cara mulai
dilakukan olehnya demi mendapatkan perhatian kembali.

Malam menunjukkan pukul 7 dimana para karyawan disana beranjak pulang setelah sekian
lama bekerja. Bu Ana segera merapat ke kubikel Kiara sambil menanyakan apakah dirinya mau
berpesta bersamanya yang segera disetujui oleh Kiara dengan syarat ia boleh membawa seorang
teman untuk menemaninya.
Keesokan hari pukul 19.00 terpakir mobil Mercedes Benz CLS di depan pintu rumah Kiara yang
didalamnya sudah ada Bu Ana dan sopir pribadinya dan menyuruh Kiara dan temannya masuk ke
dalam mobil itu. Keadaan mobil hening ketika ia dan temannya berada di dalam mobil, melihat
keadaan yang aneh tersebut maka Bu Ana berusaha mencairkan suasana.

“Kiara, ibu lihat karirmu sepertinya sedang melonjak pesat bisa dong diberitahu rahasianya ?“
tanya Bu Ana

“Ah nggak ada kok bu, saya hanya bekerja seperti biasa” imbuh Kiara menanggapi pertanyaan
seniornya tersebut

Percakapan terus berlanjut dan mobil terus melaju sekitar satu jam kemudian barulah mereka
bertiga di Honey & Sweet’s Restaurant dan segera memasuki restoran tersebut, dilihat oleh Kiara
bahwa temannya ini nampak sangat takjub dengan suasana di dalam bagi temannya hal ini merupakan
sesuatu yang jarang ia dapatkan karena secara ekonomi memanglah terdapat perbedaan jauh antara
dirinya dengan Kiara, namun ada satu hal yang mungkin hanya dirinya yang mengetahui perubahan
kepribadian temannya ini yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

Beberapa jam sebelum acara tersebut Kiara tiba-tiba meminta izin kepada atasannya untuk
pulang lebih awal, setelah sekiranya telah jauh dari pengamatan teman sekitarnya dijemputlah ia oleh
teman yang rencananya akan ia ajak ke pesta bernama Nina.

“Nin, jemput aku dong di tempat biasa ya” pinta Kiara dengan suara serak

“Aku masih di kantor nih Ra, mungkin lima belas menit lagi baru tuntas nih rapat” sambung
Nina sambal memelankan suaranya demi menghindari hukuman, namun terlambat suaranya
terdengar agak kencang ketika berbicara dengan Kiara sehingga bos pemimpin rapat memanggil
namanya dan disuruhlah ia keluar dari rapat itu. Mendengar bentakan keras dari bos dengan segera
ia angkat kaki dari sana takutnya kemarahan bos semakin tak terbendung bila ia tidak segera pergi
dari ruang rapat itu.

Sekiranya terlalu lama menunggu ,entah mengapa dalam pikiran Kiara tiba-tiba terasa seperti
ada yang mengganjal, sikap dirinya sebelumnya yang bersifat angkuh tiba tiba menghilang bersamaan
dengan jatuhnya tubuh Kiara ke tanah.

Gubraak jatuhlah Kiara ke tanah, disaat yang bersamaan tak jauh dari sana Nina telah berada
di dekat lokasi, ketika melihat tubuh temannya terjatuh maka ia segera berusaha membangunkannya,
butuh waktu sekitar setengah jam hingga Kiara terbangun, namun ketika tersadar tubuhnya tak
mengingat apapun bahkan sifatnya kini lebih terasa seperti seseorang yang berwibawa daripada
angkuh.

Waktu terus berjalan hingga tibalah waktu dimana Kiara diajak oleh Bu Ana dan telah tiba di
restaurant, selang waktu setengah jam setelah menyelesaikan makanannya Bu Ana menyodorkan
Rum kepadanya untuk mengajak bersulang yang ditolak dengan halus oleh Kiara, maka diminumlah
sendiri Rum tersebut oleh Bu Ana, setelah menghabiskan kira-kira delapan gelas mulailah keluar
ocehan mengenai betapa irinya Bu Ana pada pencapaian Kiara yang dirasa begitu cepat membuatnya
menyimpan dendam padanya.

Setelah mendengarkan ocehan kurang lebih tiga puluh menit mereka bertiga pulang, dimana
Bu Ana diantar oleh Kiara dan Nina ke rumahnya. Setibanya di rumah rekannya itu mereka segera
meletakkan Bu Ana di sebuah ranjang dan meninggalkan Bu Ana sendirian.

Selang beberapa hari setelah mereka mengantar pulang Bu Ana nampak terjadi sesuatu
keanehan, dilihatnya oleh Kiara bahwa rekannya tersebut telah menghilang sejak seminggu lalu yang
kemudian disusul dengan adanya surat kabar yang menyatakan bahwa Bu Ana telah meninggal dunia
di ranjang tersebut karena overdosis alcohol yang terindikasi sebagai pemabuk berat sejak setahun
yang lalu, melihat hal itu terguncanglah batin Kiara, hingga dirinya pun memutuskan untuk menusuk
dirinya sendiri ditempat itu juga dengan disaksikan oleh seluruh rekan kerjanya ketika itu, dalam
sekejap keadaan berubah menjadi kalut segala upaya berusaha dilakukan oleh pihak perusahaan,
namun segalanya terlambat nyawa Kiara sudah tidak tertolong dimana jantungnya sudah tidak lagi
berdetak dan tidak ada seorangpun yang mengetahui secara pasti kapan meninggalnya Kiara karena
ketika sedang masa kritis para staf kesehatan melarang semua yang tidak berkepentingan untuk
masuk ke dalam.

Sesi pemakaman untuk kedua orang tersebut telah dilaksanakan dengan dihadiri oleh seluruh
rekan kerja mereka berdua, disana juga tampak Nina yang menangis sekencang-kencangnya karena ia
merasa belum rela untuk ditinggal oleh sahabat terdekatnya, namun apa yang telah terjadi tentu tidak
bisa diubahnya maka dihiburlah ia oleh rekan-rekannya yang lain dan mengajak untuk segera pulang
dikarenakan hari sudah semakin petang.

Sebagaimana seseorang yang hendak meninggalkan teman terbaiknya tak lupa Nina
meletakkan sebuket bunga diatas pemakaman tersebut dan mendoakan yang terbaik bagi Kiara
kedepannya. Selepas itu menyusullah ia bersama teman-temannya untuk pulang bersama.

Anda mungkin juga menyukai