Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kusniyati

NIM : 048782372

Prodi : D4 Kearsipan

 Jelaskan perbedaan konsep komunikasi menurut Harrold Lasswell 

Jawaban:

Harrold Lasswell (Mulyana, 2009: 69) menyatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan who says what in whit channel to
whom with what effect? Artinya, siapa mengatakan apa, dengan menggunakan apa, dan
hal itu berakibat kepada siapa. Jadi, komunikasi berhubungan dengan orang yang
menyampaikan sesuatu dengan menggunakan sarana dan hal tersebut berakibat kepada
siapa. Komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban atas jawaban tersebut, yakni
komunikator (penyampai), pesan, media, komunikan (penerima), dan efek. Jadi,
berdasarkan paradigma Lasswell tersebut Komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

1. Jelaskan Model Komunikasi menurut Shannon & Weaver!

Jawaban:

Sejalan denga teori Lasswell tersebut, teori komunikasi yang juga relevan dalam
mendeskripsikan konsep komunikasi informasi dikemukakan oleh Shannon dan Weaver
melalui buku Mathematical Theory of Communication (Fiske, 2010: 13) yang diterima
secara luas sebagai konsep awal pemahaman studi komunikasi. Paradigma Shannon dan
Weaver ini merupakan model komunikasi yang melihat proses komunikasi sebagai
Transmisi pesan. Karya mereka berkembang selama Perang Dunia II di Bell Telephone
Laboratories Amerika Serikat. Perhatian utama mereka adalah menentukan cara dimana
saluran (chanel) komunikasi dapat digunakan secara sangat efisien. Bagi mereka, saluran
utamanya adalah kabel telepone dan gelombang radio. Mereka mencetuskan suatu teori
yang memungkinkan mereka mendekati permasalahan tentang bagaimana mengirim
sejumlah informasi yang maksimum melalui saluran yang ada bagaimana mengukur
kapasitas dari suatu saluran yang ada untuk membawa informasi.

Model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan


pesan untuk di komunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar
(transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang
digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari
transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak
serta transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata- kata
terucapkan) dan yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver),
yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang dilakukan transmiter
dengan merekontruksi pesan dari sinyal, Sasaran (destination) adalah orang (otak) yang
menjadi tujuan pesan itu (Mulyana, 2009 : 160).

Suatu Konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah gangguan
(noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat menggau
kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini bisa merupakan interferansi statis
atau gangguan suara musik,suara telepone, dan sebaginya. Menurut Shannon dan Weaver
(Mulyana, 2009:160) gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang
diterima oleh penerima (receiver).

Konsep – konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaver adalah entropi
(entrophy) dan redudansi (redudancy) serta keseimbangan yang di perlukan diantara
keduanya dalam pengiriman informasi untuk menghasilkan komunikasi yang efisien.
Redundasi adalah hal yang bisa diramalkan ( predictable) atau konvensional dalam suatu
pesan. Lawan dari redundansi adalah entropi. Redundansi adalah akibat dari
prediktabilitas tinggi, sedangkan entropi dari prediktabilitas rendah. Maka itu, suatu
pesan dengan prediktabilitas rendah dapat dikatakan entropi dan karena informasi tinggi
(high information) (Fiske, 2010 : 19).

2. Berikan analisis penerapan model tersebut di bidang perpustakaan atau kearsipan!


Jawaban :

Perpustakaan sangat perlu melakukan tindakan yang cepat untuk berselancar ke dalam dunia
industri yang semakin inovatif, guna untuk mengejar ketertinggalan inovasi dari bentuk
perpustakaan daring seperti Google dan Wikipedia yang dilahirkan oleh industri teknologi dan
tetap hadir sebagai lembaga yang mewadahi sumber ilmu pengetahuan. Tantangan yang berat
bagi perpustakaan menghadapi keadaan industri saat ini yang menekankan lebih banyak
penggunaan tenaga mesin ketimbang tenaga manusia itu sendiri, melihat juga urgensi
masyarakat yang semakin condong pada temu balik informasi melalui internet hal ini juga
terjadi di lapangan tempat penelitian, di mana proses temu kembali informasi dalam lingkup
perpustakaan itu sendiri sudah mulai memudar akibat kemajuan perangkat digital yang
memberikan kemampuan untuk menjelajah informasi secara cepat dan dapat diakses kapan
pun dan di mana saja, bahkan di lapangan juga sudah tingkat kunjung pemustaka sudah mulai
memudar. Melihat urgensi khalayak terhadap informasi yang cepat membuat perpustakaan
di lapangan menjadi terpacu untuk meminimalkan kesenjangan perpustakaan dengan
mulainya mengintegrasikan diri dengan produk digital agar mampu menghadirkan tingkat
pelayanan informasi yang dapat diakses pemustaka secara fleksibel tanpa harus mencari fisik
bahan pustaka terlebih dahulu.

Berdasarkan pada tinjauan lapangan, sebuah sistem baru telah diimplementasikan oleh
perpustakaan di lapangan guna 4 mempermudah proses temu kembali informasi bagi
pemustaka sekaligus sebagai bentuk langkah awal untuk memulai perpustakaan berbasis
digital.

Salah satu bentuk inovasi yang diterapkan pada perpustakaan di lapangan yaitu aplikasi
berbasis web yang bernama elfanbookless, yaitu sistem aplikasi yang mampu melayangkan
informasi-informasi dalam bentuk halaman web, aplikasi ini menampilkan informasi bahan
pustaka khususnya saat ini di lapangan masih sebatas koleksi buku dalam bentuk buku
elektronik atau lebih dikenal dengan istilah e-book. Bentuk penerapan sistem ini menjadi
begitu menarik untuk dibahas sehingga dalam penelitian ini akan dipaparkan lebih mendalam
lagi mengenai transformasi perpustakaan dalam menghadapi revolusi industri yang menuntut
banyaknya peranan mesin dibandingkan peranan tenaga manusia itu sendiri. Sesuai pada
kondisi lapangan peneliti akan menitik beratkan penelitian pada suatu sistem temu kembali
informasi yang telah diterapkan pada perpustakaan yang akan diteliti, yang memiliki basis
data secara luring sehingga akses koleksi buku dapat dilayangkan dan diakses oleh pemustaka
secara multiguna.

Sumber: BMP ASIP4204/ MODUL 3 HAL 3.29- 3.31

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/18300/1/Analisis%20Penerapan%20Konsep
%20Transformasi%20Perpustakaan.pdf

Anda mungkin juga menyukai