Anda di halaman 1dari 1

Brief Counseling Sebagai Solusi Minimnya Jumlah Konselor Sekolah

Dalam melakukan tugas sebagai konselor sekolah, maka salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh
konselor sekolah adalah memberikan layanan konseling. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut
dibutuhkan kemampuan dan ketrampilan strategi serta teknik yang efektif dan efisien dalam konseling.
Selain itu keterbatasan waktu Berbagai macam strategi dan teknik digunakan menyesuaikan konteks
masalah dan kepribadian siswa. Pada kenyataannya jumlah konselor sekolah yang minim membuat guru
BK kekurangan waktu dalam melakukan konseling.

Minimnya jumlah guru BK juga terjadi di kabupaten Blora. Menurut Ketua MGBK Kabupaten Blora data
jumlah guru BK se kabupaten Blora yaitu 96 guru BK dengan jumlah siswa SMP yaitu 28.108 (Dapodik
2023) baik negeri maupun swasta. Kenyataan tersebut tidak sesuai dengan Permendikbud 111 tahun
2014 bahwa idealnya perbandingan guru BK dan siswa adalah 1 : 150. Kebutuhan guru Bk di kabupaten
Blora adalah 187 orang, sehingga masih ada kekurangan 91 orang guru BK.

Konselor pada tingkat pendidikan SMP mempunyai prosentase waktu pemberian layanan responsive
(termasuk konseling) sebesar 15-25%. Waktu yang diberikan sangat terbatas dibandingkan dengan dua
layanan yang lain, yaitu layanan dasar dan perencanaan individual (Diknas, 2007).

Berbagai macam strategi, teknik dan pendekatan konseling yang baku bisa dilaksanakan dengan waktu
yang cukup lama . Tetapi kondisi sekolah saat ini dengan minimnya jumlah guru BK, dibutuhkan model
konseling yang mangakomodasi tuntutan waktu yang terbatas. Inovasi dalam model konseling
menghasilkan ragam pendekatan konseling, dimana salah satunya adalah konseling yang berlangsung
singkat( brief counseling).

Anda mungkin juga menyukai