Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) merupakan salah satu jenis metode yang bisa
digunakan untuk proses pembelajaran membaca menulis permulaan bagi siswa pemula.
Menurut (Solchan, 2014:22) menyatakan bahwa pembelajaran membaca dan menulis
permulaan dengan meetode ini mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan
memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)
merupakan metode yang dikhususkan untuk belajar membaca dan menuli permulaan di kelas
rendah, meskipun demikian, metode struktural analitik dan sintetik (SAS) dapat dipergunakan
dalam berbagai bidang pengajaran khususnya bahasa indonesia. Metode SAS adalah
pembelajaran membaca permulaan menggunakan proses penguraian kalimat menjadi kata,
kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf/fonem itu kemudian dilanjutkan dengan
proses sintetik. Hasil penguraian tadi dikembalikan mengikuti urutan sebagai berikut : dari
huruf/fonem yang berupa suku kata, gabungan suku kata menjadi kata, dan gabungan kata
menjadi kalimat semula. Metode SAS adalah salah satu metode yang memiliki 3 proses
penting dengan menghubungkan huruf menjadi kata kemudian kata tersebut diuraikan dan
menggabungkan kembali huruf pada struktur semula.
Cahyani (2017), metode struktural analitik dan sintetik adalah pembelajaran membaca
permulaan menggunakan proses penguraian kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata,
suku kata menjadi huruf/fonem, kemudian dilanjutkan dengan proses sintesis.
Wahyuni (2010), metode struktural analitik dan sintetik adalah salah satu metode yang biasa
digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula.
Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) memulai pembelajaran membaca permulaan dari
kalimat utuh kemudian ke unsur-unsur yang lebih kecil.
Saputra (2012), metode struktural analitik dan sintetik adalah suatu cara untuk mengajarkan
membaca permulaan pada siswa dengan menampilkan suatu kalimat utuh yang kemudian
diurai menjadi kata hingga menjadi huruf-huruf yang berdiri sendiri dan menggabungkannya
kembali menjadi kalimat yang utuh.
Oktaviani dkk (2014), metode struktural analitik dan sintetik adalah metode membaca
keseluruhan baru bagian, yaitu anak dilatih menguraikan kata-kata dari sebuah kalimat, lalu
kata, suku kata, hingga huruf dalam suku kata. Selanjutnya suku kata menjadi kata dan kata
menjadi kalimat awal.
Metode struktural analitik dan sintetik adalah salah satu metode pembelajaran membaca dan
menulis permulaan bagi siswa dengan cara menampilkan suatu kalimat utuh kemudian diurai
menjadi kata, suku kata, dan huruf yang berdiri sendiri selanjutnya kalimat yang diurai
tersebut digabungkan kembali menjadi kalimat yang utuh seperti sedia kala. Metode SAS
dikembangkan oleh PKMM (Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar) Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diprogramkan pada tahun 1974. Metode ini terutama
digunakan dalam pengajaran membaca dan menulis di Sekolah Dasar. Dalam metode SAS,
anak lebih dulu diperkenalkan pada suatu kalimat. Kalimat tersebut selanjutnya dirinci
menjadi kata-kata, dipecah lagi menjadi suku kata, dan selanjutnya dipecah-pecah lagi
menjadi huruf-huruf. Huruf-huruf tersebut selanjutnya disintesiskan lagi menjadi suku kata,
kata, dan akhirnya menjadi kalimat yang utuh lagi.
Pada proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang
dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam
satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau
penguraian ini terus berlanjut hingga pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa
diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.
Pada proses sintesis (menyimpulkan), satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi
dikembalikan lagi pada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, suku-
suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui proses
sintesis ini anak-anak akan menemukan kembali wujud struktur semula, yakni sebuah kalimat
utuh.