Anda di halaman 1dari 26

METODE & TEKNIK MEMBACA

A. Pengertian Metode dan Teknik Membaca


Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan.
Edward Anthony (1963: 200) memberikan pendapat bahwa metode merupakan
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara
teratur, tidak ada satu bagian pun yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada
suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat aksiomatis (sudah jelas kebenarannya),
sedangkan metode bersifat prosedural (langkah-langkah).
Metode bersifat prosedural maksudnya penerapan suatu metode dalam pembelajaran
bahasa dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari
penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan
penilaian hasil belajar. Lebih lanjut Sangidu memberikan batasan metode adalah cara kerja
yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penelitian guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan (2004: 14).
Menurut Salamun dalam (Sudrajat, 2009: 7) metode pembelajaran ialah sebuah cara-
cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang
berbeda. Hal itu berarti pemilihan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan
kondisi atau lingkungan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan pengertian metode di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam menyajikan
materi pelajaran secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk
mencapai tujuan tertentu di bawah kondisi yang berbeda.

B. Jenis-Jenis Metode Membaca


Metode membaca (reading method) merupakan tingkat penerapan teori-teori membaca
yang ada pada tingkat model membaca. Penerapan metode membaca dilakukan dengan
cara melakukan pemilihan kemahiran khusus yang akan digunakan untuk membaca, yaitu
kemahiran memanfaatkan informasi visuola dan nonvisual. Dari berbagai ragam
metode membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu metode dasar, metode
menengah, dan metode lanjutan.
METODE DASAR
Metode dasar merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan
pembaca semula. Pembaca pemula adalah pembaca yang baru kali pertama membaca
atau belajar membaca. Menurut Wiryodijoyo (1989:35) dan Akhadiah (1992:32),
metode membaca dasar (permulaan) ada lima, yaitu metode abjad, bunyi, kupas rangkai
suku kata, kata lembaga, global, dan struktur analisis dan sintesis (SAS).
a. Metode Abjad dan Metode Bunyi
Metode abjad merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan
untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan
prosedur huruf dibaca dalam wujud abjad.
Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca a, be, ce, de, dan seterusnya.
Metode bunyi merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan
untuk pembaca pemula yang baru belajar membaca atau mengenal huruf dengan cara
huruf dibaca di dalam wujud bunyi. Contoh : Huruf a, b, c, d, dan seterusnya dibaca
a, eb, ec, ed, dan seterusnya.
b. Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga.
Metode kupas rangkai suku kata merupakan metode membaca yang digunakan
atau diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai suku
kata yang dibaca. Bacaan yang dibaca dalam bentuk suku kata, misalnya : suku kata
bo – la, bu – sa, dan bu – ku.
Suku kata-suku kata tersebut dibaca dengan prosedur :
1) Tiap suku kata diurai atau dibaca huruf demi huruf.
2) Huruf demi huruf dirangkai atau dibaca menjadi suku kata.
 Contohnya adalah :
 bo – la
 b–o–l–a
 bo – la
 bu – sa
 b–u–s–a
 bu – sa
 bu – ku
 b–u–k–u
 bu – ku
Metode kata lembaga adalah metode membaca yang digunakan atau
diperuntukkan pembaca pemula dengan prosedur mengurai dan merangkai kata
lembaga yang dibaca. Bacaan yang dibaca tidak dalam bentuk suku kata, namun
dalam bentuk kata. Misalnya kata topi, mata, dan sapu. Kata-kata tersebut dibaca
dengan prosedur :
1) Kata dibaca (diuraikan) menjadi suku kata-suku kata,
2) Suku kata dibaca (diurai) menjadi huruf demi huruf,
3) Huruf demi huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata,
4) Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi kata.
Contohnya adalah :
 topi
 to – pi
 t–o–p–i
 to – pi
 topi
 mata
 ma – ta
 m–a–t–a
 ma – ta
 mata
 sapu
 sa – pu
 s–a–p–u
 sa – pu
 sapu
Persamaan kedua metode itu adalah menggunakan prosedur yang sama, yaitu
mengurai dan merangkai suku kata mengurai suku kata menjadi huruf demi huruf
dan merangkai huruf demi huruf menjadi suku kata, sedangkan metode kata lembaga
mengurai kata menjadi suku kata – suku kata, mengurai suku kata menjadi huruf-
huruf, merangkai huruf-huruf menjadi suku kata merangkai suku kata – suku kata
menjadi kata.
c. Metode Global
Metode global merupakan yang digunakan atau diperuntukkan pembaca pemula
dengan prosedur memperkenalkan bacaan secara utuh (biasanya kalimat), membaca
bagian demi bagian (unsur) bacaan, dan membaca secara utuh kembali. Prosedur
penerapan metode ini adalah berikut ini.
1) Pembaca membaca beberapa kalimat.
2) Salah satu kalimat dipilih untuk dibaca lebih lanjut.
3) Kalimat yang terpilih dibaca (diurai) kata demi kata.
4) Kata-kata tersebut dibaca (diurai) suku kata demi suku kata.
5) Suku kata-suku kata itu dibaca (diurai) huruf demi huruf.
6) Huruf dan huruf dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.
7) Suku kata-suku kata dibaca (dirangkai) menjadi suku kata.
8) Kata-kata dibaca (dirangkai) menjadi kalimat.
Penerapan metode ini adalah :
1) Membaca beberapa kalimat, misalnya :
 Ini bola saya
 Ini bola dia
 Ini bola adik
2) Kalimat yang dipilih dibaca dengan cara diurai dan dirangkai, misalnya kalimat
“ini bola saya”
Ini bola saya
Ini bola saya
I – ni bo – la sa – ya
I–n–i b–o–l–a s–a–y–a
I – ni bo – la sa – ya
Ini bola saya
Ini bola saya
d. Metode SAS
Metode Struktur Analisis Sintaksis (SAS) merupakan metode membaca permulaan
yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu membaca secara struktur, analisis, dan sistaksis.
Dalam penerapannya, metode SAS dibagi menjadi dua jenis, yaitu metode SAS tanpa
buku dan dengan buku (Zuchdi 1997:55)
1) Merekam Bahasa Siswa. Kalimat yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah
yang sesuai dengan tingkat baca siswa sehingga bahasa hasil rekaman dipilih
terlebih dahulu, tidak semua bahasa hasil rekaman dipakai sebagai bahan bacaan.
2) Menampilkan Gambar Sambil Cerita. Guru menampilkan gambar kepada siswa
sambil bercerita. Gambar yang diperlihatkan adalah gambar yang sederhana,
mudah dilihat, dan dikenal siswa.
3) Membaca Gambar. Membaca gambar caranya sama dengan menampilkan gambar
sambil cerita, yaitu guru memperlihatkan sebuah gambar. Setelah menampilkan
gambar, guru mengucapkan sebuah kalimat gambar tersebut. Kalimat berikutnya
tidak dari guru, melainkan dari siswa.
4) Membaca Gambar dengan Kartu Kalimat. Kali pertama yang dilakukan guru
dalam membaca gambar dengan kartu kalimat adalah memperlihatkan gambar
pada siswa.
5) Membaca secara Struktural. Membaca secara struktural (s) adalah membaca
bacaan yang berupa kalimat-kalimat secara struktural, yaitu membaca kata demi
kata yang menyusun kalimat yang dibacanya.
6) Membaca secara Analisis. Membaca secara analisis merupakan membaca dengan
cara menganalisis (mengurai) unsur bacaan yang besar, kalimat yang dibaca
menjadi kata-kata, kata-kata menjadi suku kata-suku kata, dan suku kata menjadi
huruf-huruf.
7) Membaca secara Sintesis. Membaca secara sintesis adalah membaca dengan cara
mensintesis (merangkai) unsur pembentuk bacaan yang kecil menjadi yang lebih
besar, yaitu merangkai huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata-suku kata
menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat.
METODE MENENGAH

Metode menengah merupakan metode membaca yang digunakan atau diperuntukkan


untuk pembaca yang sudah mahir membaca permulaan. Kemahiran yang didapat
dengan metode ini adalah tidak hanya penyandian kembali simbol-simbol grafis
tersebut.
a. Metode Kata.
1) Metode kata merupakan cara membaca kata demi kata pada sebuah bacaan.
2) Penerapan metode ini didasarkan atas pandangan (asumsi) bahwa bacaan
merupakan susunan atas kata-kata yang mengandung makna.
b. Metode Frase.
1) Metode frase merupakan cara membaca unsur bacaan yang berbentuk frase.
2) Pembaca menggerakkan matanya dari frase ke frase dan memahami atas frase-
frase yang dibacanya.
3) Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-ide dan
perasaannya bukan dalam bentuk kata, melainkan dalam bentuk frase
(Hardjasujana dan Mulyati 1997:177).
c. Metode Kalimat.
1) Metode kalimat merupakan cara membaca dengan menelaah kalimat demi kalimat
yang adaal dalam bacaan.
2) Metode ini diterapkan dengan asumsi bahwa penulis menyampaikan ide-idenya
atau gagasannya dalam bentuk kalimat.
3) Dengan menerapkan metode ini pembaca akan dapat membaca lebih efisien dan
efektif.
4) Keefektifan metode ini adalah pembaca akan lebih mudah memahami bacaan
karena pembaca dapat menangkap ide demi ide yang dituangkan dalam bentuk
kalimat.
d. Metode Paragraf.
Metode paragraf merupakan cara membaca dengan menelaah paragraf demi
paragraf.
METODE LANJUTAN
Metode lanjutan merupakan cara yang diterapkan dalam membaca oleh pembaca
yang sudah menguasai metode menengah untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemahiran membaca.
Cara membaca yang dimaksud adalah bagaimana pembac dapat membaca seefisien
dan seefektif mungkin. Pembaca dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat
membaca sebanyak-banyaknya dan dapat memahami bacaan yang dibaca dengan baik.
METODE SQ3R
Metode SQ3R merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik yang dikembangkan oleh
F.P. Robinson pada tahun 1970. SQ3R sendiri kependekan dari Survey, Question, Read,
Recite, dan Review.
1. Manfaat Metode Membaca
e. Adanya tahap Survey terhadap bacaan yang dihadapi memberi kemungkinan pada
pembaca untuk menentukan apakah materi yang dihadapinya itu sesuai dengan
keperluannya atau tidak. Hal itu berarti jika bacaan itu memang diperlukannya, tentu
pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya. Jika tidak, pembaca akan mencari
bahan lain yang sesuai dengan kebutuhannya.
f. Metode SQ3R memberi kesempatan kepada para pembaca untuk berlaku fleksibel.
Artinya pengaturan kecepatan membaca untuk setiap bagian bahan bacaan tidaklah
harus sama. Pembaca akan memperlambat tempo bacaannya mana kala bertemu dengan
hal-hal yang relatif baru baginya, yang memerlukan perenungan untuk dapat
memahaminya, dan bagian-bagian bacaan yang berisi informasi yang diperlukan.
Sebaliknya, pembaca akan menaikkan tempo kecepatan bacanya, jika bagian-bagian
bacaan itu dipandang kurang relevan dengan kebutuhannya atau sudah dikenalinya.
g. Metode SQ3R membekali pembaca dengan metode belajar yang sistematis. Belajar
dengan menggunakan metode tertentu akan menghasilkan efisiensi dan efektifitas hasil
belajar yang lebih baik daripada tidak bermetode. Penerapan metode ini dalam
pembelajaran akan menghasilkan pemahaman yang komprehensif, bukan ingatan.
Pemahaman yang komprehensif relatif akan bertahan lebih lama tersimpan di dalam
otak kita, daripada hanya sekadar mengingat fakta.

2. Tahap-tahap Metode SQ3R


a) Tahap Survey (Menjelajahi)
Kegiatan prabaca dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan
dibaca dengan maksud untuk:
- mempercepat penangkapan arti,
- mendapatkan abstrak,
- mengetahui ide-ide yang penting, melihat susunan (organisasi) bahan bacaan
tersebut,
- mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan, dan
- memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Tindakan Membaca Survey
1) Survey Buku
Dalam prabaca buku, tindakan yang perlu dilakukan, yaitu:
a) Memperhatikan judul dan topik . Bertujuan untuk mengetahui secara garis besar
informasi yang akan didapatkan.
b) Telusuri daftar isi. Bertujuan untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku
atau informasi.
c) Baca kata pengantar. Bertujuan untuk mendapatkan tujuan dari penulisan buku
dan pembatasan permasalahan.
d) Lihat tabel, grafik, dan gambar. Bertujuan untuk menolong pembaca dalam
memahami isi buku.
e) Telusuri indeks. Bertujuan untuk mendapatkan kata- kata kunci, sehingga dapat
dicocokkan dengan kebutuhan dan tujuan.
2) Survei Bab (Isi Bab)
3) Survei Artikel
Ada beberapa macam artikel yang dibaca, yaitu
a) ada yang terus saja ditelan,
b) ada yang perlu diuji kembali,
c) ada yang perlu diringkas,
d) ada yang perlu ditimbang-timbang, dan
e) ada yang langsung dibuang saja.
Langkah Membaca artikel
a) Pertama baca judul, judul tidak hanya menunjukkan masalah yang akan dibahas,
tetapi untuk merangsang pembaca berpikir hal-hal yang akan didapatkan dari
judul, gagasan-gagasan yang ada, dan hal yang telah diketahui.
b) Kedua baca semua subjudul dengan cepat. Subjudul membantu pembaca
membentuk pengertian yang menyeluruh. Subjudul menunjukkan fokus yang
khusus serta aspek-aspek yang mengacu pada keseluruhan topik.
c) Ketiga baca kalimat pertama sub-bab, karena kalimat pertama sering menuturkan
isi bagian tulisan itu. Jika tidak maka baca kalimat terakhir paragraf
karenakalimat ini sering mengulangi gagasan utama paragraf tersebut.
d) Keempat amati tabel untuk memahami isi. Kelima buang jika memang benar-
benar tidak dibutuhkan dan tidak bermanfaat.
b) Tahap Question (Bertanya)
Pertanyaan ini muncul karena dorongan atau hasrat ingin tahu tentang sesuatu hal
yang diduga jawabnya akan diperoleh melalui bacaan tersebut. Mengajukan pertanyaan
bisa dengan mengubah judul dan subjudul serta subbab dari subjudul menjadi suatu
pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana
(5W+1H).
Mel Silberman (1996: 94) menjelaskan manfaat dari pertanyaan yaitu membuat
siswa aktif sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi efektif. Terlebih dahulu,
tanpa penjelasan dari guru, siswa mencari permasalahan yang ada dalam bacaan. Atau
dengan cara guru menstimulus siswa dengan beberapa pertanyaan.
Pada waktu survey buku secara keseluruhan, pertanyaan yang disusun mungkin
terlalu umum, tetapi pada saat survey pada bab ke bab pertanyaan-pertanyaan itu dapat
lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang
isi bacaan secara lebih mendalam. Berdasarkan pengalaman, membaca dengan maksud
untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan biasanya lebih sungguh-sungguh dan
cermat daripada membaca hanya sekadar untuk membaca.
h. Tahap Read (Membaca)
Menurut Soedarso (2002: 63) pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu
1) jangan membuat catatan-catatan karena akan memperlambat kecepatan membaca dan
berbahaya jika hanya merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja,
2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frasanya, acap
kali setelah selesai membacanya ternyata salah memilih.
Pada tahap membaca ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokoknya serta
mengetahui detail yang penting.
i. Tahap Recite (Menceritakan Kembali)
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam pembuatan ikhtisar bacaan meliputi:
1) ikhtisar dibuat dengan kata-kata sendiri,
2) ikhtisar dibuat secara singkat, padat, dan jelas yang mencakup butir-butir penting isi
bacaan,
3) kegiatan ini dilakukan tidak bersamaan dengan kegiatan lain, misalnya mencatat
sambil membaca atau mencatat sambil membuka-buka kembali halaman bacaan,
4) setelah selesai membuat ikhtisar kemudian direnungkan lagi apakah hal itu sesuai
dengan pendapat penul
j. Tahap Review (Meninjau Kembali)
Meninjau ulang hanya dengan melihat-lihat bagian-bagian tertentu yang dianggap
perlu untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan. Bagian-bagian tersebut misalnya,
judul-judul dan sub-judul, gambar-gambar, diagram-diagram, grafik-grafik, dan
memeriksa kembali pertanyaan-pertanyaan baik yang telah tersedia dalam bacaan
ataupun pertanyaan yang telah dirumuskan sendiri.
Melalui kegiatan peninjauan ulang ini, pembaca bukan sekadar harus merasa yakin
bahwa apa yang akan dibacanya itu telah dikuasai dan dipahaminya, melainkan juga
harus merenungkan dan memikirkan tingkat kebenaran gagasan penulisnya, kelemahan
dan kebaikan sajian buku tersebut, bila perlu memikirkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan buku tersebut.
Manfaat review antara lain:
1) dapat membantu dan meningkatkan isi bacaan,
2) lebih memperjelas pemahaman daya ingat,
3) memperoleh hal penting lain yang luput dari pengamatan pada saat membaca.
Akan lebih baik lagi jika hasil-hasil bacaan itu ditulis dan dirangkum (Zuchdi, 2007:
131). Pembuatan rangkuman ini meliputi:
1) judul buku, nama pengarang, penerbit, dan tahun terbit,
2) topik/ tema bacaan,
3) catatan ringkas mengenai pokok-pokok penting isi bacaan dan ditulis dengan
menggunakan bahasa sendiri,
4) kutipan selengkapnya bagian informasi atau pernyataan yang dipandang penting
disertai keterangan sumber otentik (tahun terbit dan halamannya).
Berdasarkan penjabaran dari tahap-tahap SQ3R di atas, dapat disimpulkan bahwa, tahap
survey bacaan dilakukan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca. Lalu
dengan mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan
terdapat dalam bacaan tersebut akan lebih memudahkan pembaca memahami bacaan.
Kemudian dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok
pentingnya, pembaca akan menguasai dan mengingatnya lebih lama. Sehingga metode ini
memungkinkan para siswa untuk belajar secara sistematis dengan bantuan langkah-langkah
kerja yang tepat dan efisien.
Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan metode SQ3R yaitu:
1. Survey
Langkah pertama dalam strategi SQ3R adalah survey, yaitu guru perlu membantu dan
mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur pokok
kajian. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui panjangnya pokok kajian, judul bagian
(heading), dan judul sub bagian (sub heading), istilah kata kunci dan sebagainya (Syah,
1997:131).
Dalam melakukan survey, siswa menyiapkan pensil, kertas dan alat pewarna (stabilo)
untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan
pertanyaan perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada
langkah selanjutnya.
2. Question
Guru memberikan petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusun pertanyaan-
pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan. Pertanyaan yang dibuat bisa menggunakan
rumus 5W1H-nya wartawan. Rumus 5W1H itu berarti, Who, What, When, Why, Where
dan How (Thabrany, 1995: 86).
3. Read
Guru menyuruh siswa membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca secara aktif juga
berarti membaca difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung
jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi (Syah, 1994: 131).
4. Recite
Recite merupakan latihan untuk meningkatkan kembali pemahaman tentang materi
pelajaran dengan memberi penekanan pada butir-butir penting yang dapat dilakukan
dengan mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
(Trianto, 2007:149).
5. Review
Menurut Gie (1994: 82), setelah melakukan resitasi siswa masih perlu menengok seluruh
catatannya untuk memperoleh sebuah gambaran yang lengkap mengenai segenap ide yang
telah dipelajari. Untuk mencegah ide-ide terlupakan lagi, pengulangan terhadap bahan
pelajaran perlu dilakukan sewaktu-waktu.[4]
Dalam buku Seni & Strategi Membaca Cepat Tanpa Lupa karya Tarcy Hurmali dijelaskan
bahwa metode SQ3R dipopulerkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. Metode ini
sering digunakan orang. Selain itu metode ini lebih mudah dipahami dalam konteks membaca
cepat. Pemahaman yang diperoleh dalam membaca cepat lebih mendalam daripada metode-
metode lainnya.
Tahap-Tahap Metode SQ3R
1. Survei (Peninjauan).
Survei ini berfokus pada melihat sepintas sebuah bacaan atau sebuah buku. Hal-hal
yang dilihat adalah judul utama, subjudul, sinopsis, kata pengantar, dan daftar isi. Survey
ini merupakan langkah awal sebelum membaca keseluruhan sebuah buku. Setelah melihat
bagian-bagian penting itu,selanjutnya adalah melihat bagian dalam sebuah buku, seperti
bab, subjudul, huruf-huruf yang dicetak miring, tabel. Dari penglihatan ini bisa mendapat
pesan sebuah buku yang hendak dibaca.
Tujuan dari survei ini adalah Anda akan cepat menangkap arti, mendapatkan abstrak,
mengetahui ide-ide penting,melihat susunan bacaan dan Anda pun akan berminat dalam
sebuah buku. Teknik dalam survei sebagai berikut.
a. Teknik Survei Buku
1) Lihatlah daftar isi.
2) Baca kata pengantar.
3) Lihat tabel dan grafiknya.
4) Lihat dan telusuri indeksnya.
b. Teknik Survei Bab
1) Lihatlah paragraf pertama dan terakhir.
2) Lihat ringkasannya.
3) Lihat subjudul.
c. Teknik Survei Artikel
1) Baca judul dan subjudul.
2) Lihat tabel.
3) Baca kata pengantar.
4) Baca kalimat pertama sub-sub dan buatlah keputusan baca atau tidak.
d. Teknik Survei Kliping
1) Lihat judul.
2) Perhatikan penulisnya.

Manfaat Metode SQ3R


a. Membaca judul berguna untuk memfokuskan pada topik bab.
b. Pendahuluan berguna untuk memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal
penting dari bab terkait.
c. Membaca sub-bab berguna untuk memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran.
d. Grafik dan diagram berguna untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan
teks.

2. Question
Question berarti bertanya. Dalam konteks membaca cepat, question digunakan
mempertanyakan masalah, isi, atau ruang lngkup buku yang hendak dibaca. Pertanyaan
sangat penting sebelum Anda membaca. Pertanyaan ini sangat baik terutama dapat
membantu pikiran Anda terfokus pada pencarian jawaban pada sebuah buku yang Anda
baca bertanya disatukan ketika hendak melakukan survei sebuah buku bacaan. Dengan
bertanya berarti bersikap aktif. Untuk membuat hal ini lebih efektif, pertanyaan yang akan
ditanyakan adalah pertanyaan yang sungguh berguna, berdasarkan keingintahuan sebelum
membaca.
3. Read
Tahap read dilakukan jika sudah melewati dua tahap di atas. Jika belum melewati dua
tahap di atas, maka sangat sulit untuk membaca cepat sebuah buku. Ketika sudah melewati
dua tahap tersebut, tidak akan menemukan kesulitan dalam mencari ide pokok dalam
sebuah bacaan. Semua pertanyaan yang kita ajukan akan terjawab ketika kita membaca.
4. Recite
Tahap ini sering disebut juga resitasi atau refleksi terhadap sesuatu. Dalam konteks
membaca cepat, recite berarti mencoba mengingat kembali apa yang sudah di baca. Ingatan
berupa ingatan ide-ide pokok yang ditemukan selama membaca.
5. Review
Tahap review berarti harus mengulang kembali apa yang menjadi isi bacaan yang sudah
dibaca. Mengulang berarti mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dibaca atau
dipelajari. Review dilakukan ketika sudah membaca keseluruhan sebuah buku. Diharapkan
ingatan itu sifatnya janga panjang.
METODE P2R

A. Metode P2R
Merupakan metode membaca yang terdiri atas tahap preview, read, dan review, yang
biasanya digunakan sebagian besar pembaca cepat dan efisien. Menurut Gordon (dalam
Haryadi, 2006:91) penjelasan ketiga tahap dalam metode ini adalah sebagai berikut:
1. Preview adalah membaca sekilas untuk mengetahui struktur bacaan, pokok-pokok
pikiran, relevansi, dan sebagainya. Pada tahap ini, pembaca melakukan pengenalan
terhadap bacaan mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat luaran. Setelah itu,
pembaca memutuskan apakah perlu ketahap selanjutnya (Read) atau tidak. Jika
memang sudah tahu tentang bacaan, pembaca boleh saja menganggap tidak perlu
membaca, jika belum tahu pembaca melakukan tahap selanjutnya.
2. Read adalah membaca secepat mungkin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan
sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuan umum membaca adalah mencari informasi
yang ada dalam bacaan. Informasi bersifat pokok atau inti dan bisa juga informasi
bersifat tidak inti dan juga penjelas. Jika hanya ingin mengetahui yang pokok,
pembaca bisa hanya membaca secara sepintas (Skimming) sehingga wakyu yang
dibutuhkan singkat. Namun, jika ingin mengetahui semua informasi yang ada dalam
bacaan, pembaca membaca dnegan teliti.
3. Review adalah membaca sekilas untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan dan
atau untuk memperkuat ingatan terhadap pokok-pokok pikiran yang telah didapat dari
tahap read. Pada tahap ini, pembaca membaca bacaan seperlunya saja seperti pada
preview, yang berbeda adalah tujuannya. Jika preview untuk mengenal bacaan
sedangkan review untuk memantapkan kembali apa yang telah dipahami dan untuk
mengecek apakah bacaan sudah dibaca sesuai tujuan.
Ketiga tahapan dalam metode ini tidak harus digunakan semua secara tertib. Hal tersebut
bergantung pada situasinya. Jika memang diperlukan, ketiga tahap itu digunakan secara tertib.
Pada saat lain, pembaca tidak melakukan tahap preview karena pembaca sudah mengenai
struktur materi bacaan. Bisa saja pembaca tidak melakukan read, ia hanya melakukan tahap
preview dan review karena tidak ada hal-hal yang baru didalam bacaan sehingga tidak perlu
dibaca. Kemungkinan lain adalah pembaca tidak perlu melakukan review sebab pembaca
sudah merasa tidak yakin ada yang terlewati dan sudah ingat semua tentang informasi yang
diperolehnya.
Menurut Gordon (dalam Haryadi, 2006:91) kelebihan metode P2R, pembaca dilatih
membaca sekilas, pembaca akan memperoleh pemahaman struktur bacaan, pembaca dapat
mengetahui kecepatannya membacanya, dan pembaca dapat mengulang dan mengetahui
apakah ada bacaan yang terlewatkan atau tidak. Sementara, kelemahannya adalah pembaca
tidak dapat membaca secara sistematis, pembaca ceoat bosan dan malas dalam membaca, dan
pembaca merasa tidak mampu untuk memahami bacaan.
METODE S-D4
Metode ini digunakan dengan melihat situasi bacaan. Situasi bacaan terkait dengan apakah
bacaan sudah dikenal atau belum oleh pembaca dan apakah tujuan yang diinginkan oleh
pembaca. Langkah-Langkah metode S-D4:
1. Survey adalah kegiatan pembaca dalam melakukan aktivitas membaca secara sepintas lalu
untuk mengidentifikasi struktur dan pokok-pokok pikiran utama bacaan.
2. Decide adalah proses membaca memutuskan untuk melakukan salah satu empat pilihan
berikut ini.
a. Skip, artinya mengabaikan atau sama sekali tidak membaca.
b. Membaca sepintas. Pilihan ini dilakukan apabila pembaca merasa perlu membaca lagi
bacaan yang telah disurvei.
3. Membaca dengan kecepatan wajar. Pilihan ini dipilih apabila pembaca belum tahu tentang
bacaan yang telah disurvei sehingga pembaca perlu membacanya dengan kecepatan yang
normal.
4. Mempelajari materi bacaan. Pada pilihan ini, pembaca membaca dengan sungguh-sungguh,
teliti, dan hati-hati sehingga kecepatan bacanya relative pelan.
METODE PACER

Menurut Wainwright (2006: 79) “Metode membaca PACER adalah suatu metode
membaca yang digunakan oleh sebagian besar pembaca cepat dan efisien, namun fleksibilitas
adalah kuncinya”. Selanjutnya menurut Agus (2008: 33) “Metode PACER merupakan metode
membaca untuk memperoleh kecepatan baca yang ideal untuk memahami bacaan sehingga
pembaca dapat membaca seefektif dan seefisien mungkin”.
Sedangkan menurut Esther (2006: 4) “Metode membaca PACER merupakan membaca
membaca cepat dalam meningkatkan skor dalam memahami bacaan”. Berdasarkan pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa metode membaca PACER merupakan metode membaca
yang mengutamakan kecepatan membaca untuk memperoleh pemahaman dari bahan bacaan
seefektif dan seefisien mungkin.
1. Langkah-langkah metode membaca PACER
Langkah-langkah metode membaca PACER menurut Wainwright (2008:80) adalah
sebagai berikut: (1) preview (meninjau) adalah membaca sepintas lalu untuk mengenali
struktur bacaan, pokok-pokok pikiran, dan relevansi, (2) assess (menaksir) adalah tujuan
membaca dan materi bacaan, (3) choose (memilih) adalah memilih teknik yang tepat untuk
melaksanakan membaca cepat, (4) expedite (mempercepat) adalah peringatan untuk
meningkatkan kembali kecepatan membaca setelah tertahan bagian yang sulit, (5) review
(meninjau ulang) adalah membaca sepintas lalu untuk memastikan tidak ada yang
terlewatkan untuk memperkuat pokok-pokok pikiran yang harus diingat, dan harus
dilakukan secara hati-hati. Karena ini dimanfaatkan untuk pengecekan akhir.
a. Preview (Meninjau)
Preview adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengenal teks bacaan dengan cara
mengenali struktur dari teks bacaan. Kegiatan preview ini dilakukan pada tahap prabaca
yaitu beberapa menit sebelum siswa membaca sekilas bacaan agar siswa dapat
memperoleh kesan umum tentang teks bacaan.
b. Assess (Menaksir)
Assess adalah kegiatan yang dilakukan untuk menaksir isi dari teks bacaan dilakukan
dengan cara tanya jawab antara guru dan siswa. Assess dapat dilakukan berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan tujuan dari kegiatan
asses adalah untuk membuka mata siswa tentang bacaan berdasarkan pengatahuan awal
yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan pikiran siswa dan membangkitkan
keingintauan siswa, sehingga lebih meningkatkan pemahaman dan selanjutnya
membimbing siswa pada saat membaca sehingga siswa lebih terkonsentrasi dan terarah
dalam membaca sekilas teks bacaan.
c. Choose (Memilih)
Merupakan kegiatan ketiga yang dilakukan siswa dengan cara membaca sekilas teks
bacaan. Pada kegiatan ini siswa memilih untuk membaca sekilas bagian-bagian yang
dianggap penting dan mudah dengan teknik dan prosedur membaca sekilas yang benar
dan tepat.
d. Expedite (Mempercepat)
Expedite adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat membaca sekilas teks
bacaan dengan cara memperlambat kecepatan membacanya pada bagian-bagian yang
dianggap penting dan mempercepat kecepatan membacanya pada bagian yang dianggap
kurang atau tidak penting. Dalam kegiatan expedite ini, ketika siswa membaca sekilas
teks bacaan siswa diarahkan untuk menemukan pikiran pokok dari tiap paragraf yang
ada di dalam teks bacaan.
e. Review (Meninjau Kembali)
Review merupakan kegiatan untuk melihat kembali keseluruhan isi teks bacaan.
Tujuan dari review adalah untuk membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman
siswa tentang teks bacaan. Pada 20 tahapan review ini, siswa ditugaskan untuk
membuat kesimpulan dan menjawab pertanyaan tentang teks bacaan secara keseluruhan.
2. Pembelajaran Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER.
a. Tahap Prabaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Tahap prabaca adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sebelum siswa
melakukan kegiatan membaca. Pada pembelajaran membaca sekilas dengan
menggunakan strategi PACER, kegiatan yang dilakukan pada tahap prabaca adalah
preview dan assess.
Adapun kegiatan preview (mengamati) dalam membaca sekilas, yaitu siswa diminta
untuk mengamati secara umum teks bacaan berdasarkan judul dan gambar yang
dipajang di depan kelas. Apabila kegiatan preview sudah dilakukan siswa, selanjutnya
diteruskan ke kegiatan assess yaitu dapat dilakukan dengan menaksir/ memprediksi isi
dari teks bacaan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya
memusatkan pikirannya.
b. Tahap Saatbaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Pada tahap saat baca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah choose dan expedite.
Adapun kegiatan choose dilakukan siswa siswa memilih untuk membaca sekilas bagian-
bagian yang dianggap penting dan mudah dengan teknik dan prosedur membaca sekilas
yang benar dan tepat. Selanjutnya apabila kegiatan choose telah selesai dikerjakan
siswa, selanjutnya dilakukan kegiatan Expedite.
Dalam kegiatan expedite, siswa dibimbing untuk meningkatkan kecepatan
membacanya pada teks bacaan. Pada saat membaca sekilas teks bacaan, siswa
dibimbing untuk memperlambat kecepatan membacanya pada bagian-bagian yang
dianggap penting dan melewatkan bagian- bagian dari teks bacaan yang dianggap
merupakan bagian yang kurang atau tidak penting. Tujuan dari kegiatan expedite ini
agar siswa mampu menemukan pikiran pokok dari tiap paragraf dengan benar.
Dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan mengenai teks bacaan (review).
c. Tahap Pascabaca dalam Membaca Sekilas dengan Menggunakan Strategi PACER
Tahap pascabaca dilakukan untuk memastikan tidak ada bagian bahan bacaan yang
terlewatkan agar siswa lebih yakin maka dilakukan langkah strategi PACER yang
terakhir yaitu review (meninjau ulang). Pada tahapan review, siswa ditugaskan untuk
membuat kesimpulan teks bacaan. Guru menguji sampai dimana kemampuan siswa
dalam memahami isi teks bacaan sehingga dapat membuat kesimpulan yang benar
sesuai dengan isi bacaan.[8]
Metode PQRST
Metode PQRST merupakan singkatan dari Preview , Question, Read, Summarize and Test.
Dalam proses pembelajaran membaca, metode PQRST berarti proses membaca yang terdiri
dari lima langkah yang sistematis dan berurutan sesuai dengan tingkatannya yaitu pertama
preview, kedua question, ketiga read, keempat summarize dan kelima test. Setiap langkah
tersebut mempunyai tujuan dan langkah yang lebih khusus dan praktis Tampubolon (1984);
Edward (1987); Soedarso (2005); Debat dalam Forum (vol 44 No. 1, 2006)
Membaca melalui metode PQRST, pembaca sebelum membaca teks terlebih dahulu
mahasiswa melakukan preview bacaan untuk mendapatkan gagasan umum tentang teks
tersebut. Lalu dia mengajukan pertanyaan (question) pada diri sendiri yang jawabannya
diharapkan ada dalam bacan tersebut dan akhirnya mahasiswa akan lebih mudah memahami
teks tersebut secara keseluruhan. Mahasiswa mulai membaca (read) dengan sesungguhnya.
Setelah itu mahasiswa membuat ringkasan (summary) apa yang telah dibacanya. Akhirnya
mahasiswa diberi latihan (test) untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman mereka
Ginnis (1982); Frankfort dan Dye (1995); Soderaso (2005). Secara teoritis, penerapan metode
PQRST lebih sistematis, terarah, dan terus menerus dalam kurun waktu tertentu akan dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dengan indikator pencapain
hingga 20-30% Tampubolon (1984); Alton dan Robin (1985) Soedarso (2005).
1. Langkah-Langkah Metode PQRST
a. Langkah 1: Preview (preview)
Preview atau prabaca artinya meninjau lebih dahulu sebelum membaca. Wainright
(2006) mengatakan bahwa preview adalah suatu langkah di mana untuk mengenal
bahan/materi/bacaan sebelum membaca secara sepintas atau membaca sepintas lalu
untuk mengenali struktur bacaan, pokok-pokok pikiran sebuah teks.
Preview juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengetahui lebih awal
tentang isi baca secara sekilas. Langkah ini dilakukan untuk mengenal organisasi dan
ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk mempercepat menangkap arti,
mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide yang penting, melihat susunan bahan bacaan
dan menarik perhatian, minat dan motivasi terhadap bacaan, dan memudahkan
mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Prabaca hanya dilakukan dalam beberapa menit tetapi dengan cara yang sistematis
agar mahasiswa dapat dengan cepat menemukan ide-ide penting dalam sebuah teks.
Prabaca sangat membantu mahasiswa dalam mencapai pemahan yang maksimal
Frankfort dan Dye (1995); Soedarso (2005).
b. Langkah 2 : Question (bertanya)
Pada saat preview, mahasiswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebanyak
mungkin tentang isi bacaan dan apa yang ada dalam pikiran mereka misalnya dengan
mengubah judul bacaan dan subjudul atau sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan.
Mahasiswa bisa menggunakan kata seperti siapa, apa, kapan, bagaimana atau
mengapa dan lain-lain. Misalnya ada judul bacaan Sport. Judul tersebut bisa diubah
menjadi What kind of sport people like now? Atau What kind of sport cost much? atau
pertnyaan yang lebih spesifik menjadi What is popular sport in this country?. Atau Why
do pople take more exercise nowadays?” Tentunya pertanyaan pertanyaan tersebut
hanya ada dalam hati pembaca (mahasiswa) yang diharapkan ada jawabanya dalam
bacaan tersebut.
c. Langkah 3: Read (Membaca)
Langkah ketiga, membaca (read) merupakan kegiatan utama dalam metode membaca
PQRST. Pada langkah ini mahasiswa akan membaca secara lengkap dan tuntas serta
komprehensif untuk mendapat jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan. Jadi
membaca yang sesungguhnya baru langkah ketiga bukan langkah pertama seperti
membaca dengan metode konvensional Alton dan Robin (1985); Soedarso (2005) Pada
langkah ini, mahasiswa membaca secara kritis dan berkonsentrasi untuk penguasaan ide
pokok dan detail yang penting dari sebuah bacaan yang ada.
Mahasiswa harus memperlambat tempo membaca pada bagian yang penting dan
sebaliknya mempercepat pada bagian yang kurang penting atau bagian yang sudah
diketahui oleh mahasiswa. Pada tahap ke tiga ini, mahasiswa harus memperhatikan dua
hal yaitu (1) jangan membuat catatan karena akan memperlambat dan itu bisa bisa
menjadi kutipan kata-kata penulisnya saja, dan (2) jangan membuat tanda-tanda seperti
garis bawah pada kata, atau frase atau kalimat tertentu karena hal ini bisa jadi selesai
membaca kits salah memilihnya sehingga, menghilangkan kosentrasi dan waktu belaka
Wainwright (2006).
d. Langkah 4: Summarize (meringkas)
Pada langkah ke 4, (summary), setelah mahasiswa telah selesai membaca secara
tuntas dan komprehensif. Mahasiswa selanjutnya membuat ringkasan (summary) secara
ringkas guna membantu mengingat apa yang telah dibacannya. Secara teoritis kegiatan
summary ini akan sangat membantu mahasiswa untuk mendapatkan jawaban yang
benar dalam teks. Melalui summary mahasiswa mencoba mendapatkan hal-hal penting
dalam bacaan dan detail yang yang mendukung bacaan tersebut. Pada bagian ini
biasanya, waktu yang diperlukan setengah dari waktu membaca utama tetapi ini bukan
pemborosan atau ketidakefesienan tetapi kenyataannya orang yang membaca tanpa
aturan akan cenderung mengulang-ulang secara berkali-kali.
Pengulangan ini terjadi karena membaca tanpa metode, biasanya pembaca sering dan
segera lupa dan mereka terpaksa mengulanginya beberapa kali dan bahkan lebih banyak
lagi Nunan (1995); Soedarso (2005).
e. Langkah 5 : Test (tes atau latihan)
Langkah lima ini siswa diberikan tes atau semacam pertanyaan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman yang sudah diperoleh dari buku atau materi yang sudah di
baca sebelumnya. Artinya siswa diberi kesempatan untuk mengetahui kemampuannya
secara nyata setelah melakukan empat langkah sebelumnya.
Langkah kelima juga berfungsi sebagai feedback dari proses dan langkah
sebelumnya untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu memahami teks atau
bacaan yang mereka baca. Tes, di damping berfungsi untuk mengetahui kemampuan
akhir mahasiswa setelah membaca, juga berfungsi untuk melakukan remedial proses
membaca agar apa yang ditargetkan dalam pembelajaran dapat berhasil Frankfort dan
Dye (1995); Nunan (1995).
Dari langkah metode belajar PQRST yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat
bahwa metode belajar ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran,
terutama terhadap materi-materi yang lebih sukar dan menolong siswa untuk
berkonsentrasi lebih lama. Uji diri Anda setelah Anda selesai membaca keseluruhan
bab.
Pikirkan berapa banyak ide-ide dari bab yang baru Anda baca itu yang dapat Anda
ingat. Pada tingkat inilah Anda harus mulai menyimpan apa yang telah Anda pelajari ke
dalam ingatan jangka panjang Anda. Dengan menggunakan Teknik Membaca PQRST,
masalah terlalu banyak untuk dibaca akan dapat Anda atasi. Teknik Membaca PQRST
ini memudahkan dan mempercepat proses pembacaan dan pengingatan Anda.
Metode pengembangan dan implementasi riil pembelajaran membaca dengan metode
PQRST meliputi dua kegiatan utama apa yang dilakukan dosen dan apa yang dilakukan
mahasiswa. Namun demikian, untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang optimal
yang melibatkan mahasiswa sebagai pelaku utama dan dosen sebagai fasilitator,
diperlukan implementasi operasional pembelajaran tersebut.[9]
2. Hambatan Dalam Proses Membaca PQRST
a. Membaca dengan Menunjuk
Sebagian lagi ada yang membaca dengan menunjuk-nunjuk teks yangsedang
dibacanya dengan jari atau alat tulis. Cara membaca seperti ini juga kurang cepat dan
efesien karena si pembaca melakukan pembacaan kata demikata. Di samping itu,
cara membaca dengan menunjuk-nunjuk ini juga bisa membuat tangan cepat lelah
dan pada akhirnya bisa mempengaruhi daya tahan baca.
b. Membaca dengan menggerakan kepala
Sebagian lagi memiliki kebiasaan membaca dengan menggerakkan kepala(dari
arah ke kiri ke kanan, dan sebaliknya) mengikuti kata-kata yang sedang dibaca. Cara
membaca seperti ini juga kurang cepat dan efisien karena si pembaca pada dasarnya
mengikuti pembacaan kata demi kata. Di samping itu cara membaca dengan
menggerakkan kepala bisa juga mengakibatkan kepala cepat lelah dan bahkan
pusing.
c. Keadaan lingkungan tidak mendukung
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kita dalam memahami isi bacaan, salah
satunya adalah lingkungan. Sebagian orang merasa terganggu bila dalam melakukan
kegiatan membaca ada orang yang mengganggu.
d. Daya tahan membaca cepat berkurang
Hal ini dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya adalah posisi membaca yang
tidak nyaman.
e. Lampu /penerangan yang tidak mendukung
f. Munculnya kemalasan. Hal ini dikarenakan :
 Pada dasarnya kurang suka membaca.
 Bahasa yang ada dalam teks bacaan kurang dikuasai
 Uraian dalam teks bacaan terlalu sulit diikuti dan dipahami.
3. Cara Mengatasi Hambatan dalam Proses Metode Membaca PQRST
a. Membaca dengan Menunjuk
Untuk mengatasi hambatan ini bisa dilakukan dua cara berikut. Pertama dengan
memasukan tangan yang suka menunjuk-nunjuk itu ditugaskan memegang buku
yang sedang dibaca (sekaligus jari telunjuk dan jempol ditugaskan untuk menyiapkan
dan membuka `halaman berikut' yang akan dibaca).
b. Membaca dengan menggerakan kepala
Untuk mengatasi kepala yang bergerak-gerak ini maka si pembaca bisa
memegang dagunya. Jadi ketika membaca, salah satu tangan memegang teks bacaan
dan tangan yang lain memegang dagu. Jika cara mengatasi hambatan yang disebut di
atas dilakukan berulang-ulang, maka kebiasaan buruk dalam membaca itu lama-lama
akan hilang.
c. Keadaan lingkungan yang tidak mendukung
Untuk mengatasi masalah ini yang dapat dilakukan adalah mencari tempat yang
tenang dalam melakukan kegiatan membaca.
d. Daya tahan membaca cepat berkurang
Untuk membaca diperlukan posisi yang nyaman dan tenang, sehingga ketika
membaca daya tahan akan terjaga.
e. Lampu /penerangan yang tidak mendukung
Hambatan ini bisa diatasi sesuai kasusnya. Pertama, dengan memperbaiki posisi
duduk yang baik ketika membacayaitu: posisi badan diusahakan tegak dan rileks, dan
tidak terlalu miring (entah miring ke depan,ke belakang, atau terlalu miring ke
samping kiri atau ke kanan).Posisi badan yang terlalu miring akan sangat
melelahkan.
Kedua, dengan memperbaiki lampu/penerangan. Lampu/penerangan yang tidak
baik (=redup, kurang terang) akan membuat mata cepat lelah; dan kita berlangsung
lama bisa membuat mata sakit. Untuk membaca tulisan yang bergerak dari kiri ke
kanan (misalnya tulisan latin), maka arah penerangan sebaik-nya dari sebelah kiri;
dan untuk membaca tulisan yang bergerak dari sebelahkanan ke kiri (misalnya
tulisan Ibrani, Arab), maka arah penerangan sebaiknyadari sebelah kanan.
f. Munculnya kemalasan
Masalah ini dapat diatasi dengan cara memotivasi diri sendiri agar menyukai pada
suatu bahan bacaan. Misalnya, kita menyukai sastra, sebaiknya agar minat baca
tumbuh maka yang kita baca dengan metode ini adalah novel atau cerpen.[10]
Metode S2QR
Metode S2QR adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca tabel, grafik atau
diagram yang tahap-tahapnya terdiri atas survai, seek, question, dan reading. Pembaca yang
sedang studi membaca membaca tabel dengan tahap survai, seek, question, dan reading.
1. Survai merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel.
2. Seek adalah kegiatan pembaca mencari informasi pada kolom dan informasi tambahan
yang ada diluar kolom tabel.
3. Question adalah kegiatan pembaca membaut pertanyaan tentang isi tabel atau tujuan
membaca tabel.
4. Reading adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga diperoleh
informasi-informasi yang dicari. Pembaca dalam melakukan tahap ini berpedoman pada
tahap question.
Metode PQ3R
Metode PQ3R merupakan membaca untuk studi yang meliputi tahap prepare (tahap mula),
question, reading, recite, dan review (Nurhadi 2005:129).
Metode PQ3R hampir sama dengan SQ3R. Perbedaannya hanya terletak pada langkah
awalnya saja. SQ3R didahului dengan survai, sedangkan PQ3R didahului dengan prepare.
Prepare adalah tahap mula dalam membaca sebuah buku dengan cara melihat secara
sekilas terhadap keseluruhan sebuah buku. Tahap ini diperlukan untuk pemanasan atau
persiapan tahap berikutnya dan untuk penjajakan terhadap isi buku.
Metode GPID
Merrit (dalam Haryadi 2006:94) mengatakan bahwa metode GPID merupakan metode
membaca yang terdiri atas empat tahap yaitu Goall, Plans, Implementation, dan Development
atau disebut dengan GPID. Metode GPID dapat juga diterapkan/digunakan dalam proses
pembelajaran membaca pemahaman cerita anak.
1. Tahap pertama pada metode GPID yaitu Goall
Apa yang diharapkan, dimaksud, dan apa tujuan membaca. Tahap awal dari metode ini
adalah untuk menentukan tujuan membaca. Pembaca terlebih dahulu menentukan untuk
apa ia membaca, apa yang ingin dicapai, dan apa manfaat membaca. Hal tersebut juga
berguna sebagai pedoman apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pembaca sudah
mempunyai arah yang jelas karena pada saat membaca, pembaca sudah tahu hal-hal yang
akan dicari dalam bacaan, sehingga bisa membaca dengan efektif. Dengan cara seperti itu,
pembaca akan termotivasi untuk melakukan kegiatan membaca sehingga ia membaca
dengan sungguh-sungguh dengan daya upaya yang maksimal. Goall dapat dilakukan
dengan cara membatasi perhatian, latar belakang kendala, memusatkan perhatian, dan
merumuskan maksud dan tujuan.
2. Plans adalah rencana untuk mencapai tujuan. Tujuan yang sudah dirumuskan diusahakan
untuk dicapai. Pada tahap ini, pembaca menyusun strategi untuk mencapai tujuan
membaca. Rencana yang dibuat berhubungan dengan teknik baca yang digunakan, bagian-
bagian yang dibaca, dan rencana-rencana lainnya. Plans dapat dilakukan dengan cara
mengkorelasikan maksud bagian-bagian yang dibaca, perincian yang lebih khusus, dan
penyusunan pola membaca. Misalnya dengan mempersiapkan pensil untuk memberi tanda
pada bacaan dan membuat catatan.
3. Implementation adalah pelaksanaan membaca. Pada tahap ini pembaca melakukan
kegiatan membaca dengan memperhatikan tujuan yang dicapai dan rencana yang sudah
disusun untuk mencapai tujuan tersebut. Pelaksanaan membaca sudah dengan teknik dan
pola yang sudah direncanakan. Pembaca tidak lagi membaca tanpa arah dan tujuan. Ia juga
tidak akan membaca hal-hal yang tidak berguna dan hal-hal yang tidak ada kaitannya
dengan tujuan membaca.
4. Development adalah proses evaluasi dan proses pengambilan simpulan, yang dievaluasi
pada tahap ini apakah tujuan membaca sudah dapat dicapai, apakah rencana sudah berjalan
sesuai dengan yang direncanakan, dan apakah kegiatan secara keseluruhan sudah dapat
dicapai. Pembaca mengevaluasi dengan cara mengecek apakah informasi yang diinginkan
pada tahap pertama sudah didapat. Jika sudah, berarti kegiatan membaca telah berhasil.
Jika belum, berarti kegiatan membaca belum berhasil. Jika sudah berarti rencana sudah
berjalan dengan baik dan jika belum berarti rencana belum berjalan dengan baik.
Hasil evaluasi digunakan untuk menilai kegiatan baca secara keseluruhan. Setelah dinilai
secara keseluruhan dapat ditarik simpulan apakah kegiatan baca berhasil atau tidak. Jika tidak
berhasil pembaca disarankan melakukan kegiatan membaca lagi atau pembaca dapat
mengubah (rencana) baca yang sudah disusun. Hal tersebut tergantung dimana letak
ketidakberhasilan dalam membaca, apakah pada tahap goall, tahap plans, atau pada tahap
implementation. Jika sudah berhasil, pembaca bisa menghentikan kegiatan bacanya atau
membaca yang lain.
Berdasarkan pendapat Merrit tentang metode membaca GPID dapat disimpulkan bahwa
dalam membaca GPID ada empat tahap yaitu Goall, Plans, Implementation, dan
Development. Keempat tahap tersebut saling berkaitan dan dapat membantu siswa dalam
pembelajaran membaca.
Metode OK5R
Pengertian Metode Pembelajaran OK5R – Menurut Trianto (2014 : 150-153) Metode
OK5R oleh Walter Pauk direktur reading study center cornell university Metode OK5R.
Metode mambaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri atas tahap overview, key ideas,
read, record, recite, review, dan reflect. Tahapan dalam metode ini hampir sama dengan
tahapan metode SQ3R. Tahap yang sama adalah read, recite, review, dan overview
(menyelidiki) sama dengan survai. Tahap yang tidak sama adalah key ideas, record, dan
reflect.
Key ideas (ide-ide kunci) merupakan kegiatan membaca untuk memisah-misahkan ide-ide
atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-ide penjelas.Record merupakan kegiatan
membuat catatan-catatan atau menandai bacaan pada margin-margin dan membuat ringkasan
ide-ide pokok yang ada pada setiap bab.Reflect merupakan kegiatan merenungkan kembali
hal-hal yang telah dibacanya. Ide-ide pokok yang ada dalam bacaan dipikirkan lebih
mendalam, dibanding-bandingkan antara ide pokok yang satu dengan ide pokok yang lain
dengan melihat persamaan dan perbedaannya, dihubung-hubungkan dengan pengetahuan
yang dimiliki pembaca dari sumber lain, dan menyusun kebulatan yang lebih besar. Tahap ini
sama dengan membaca kritis. Metode mambaca buku untuk kepentingan studi yang terdiri
atas tahap overview, key ideas, read, record, recite, review, dan reflect.
Tahapan dalam metode ini hampir sama dengan tahapan metode SQ3R. Tahap yang sama
adalah read, recite, review, dan overview (menyelidiki) sama dengan survai. Tahap yang tidak
sama adalah key ideas, record, dan reflect. Key ideas (ide-ide kunci) merupakan kegiatan
membaca untuk memisah-misahkan ide-ide atau pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-ide
penjelas. Record merupakan kegiatan membuat catatan-catatan atau menandai bacaan pada
margin-margin dan membuat ringkasan ide-ide pokok yang ada pada setiap bab.Reflect
merupakan kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya. Menurut Trianto,
(2009 : 150-153)
1. Overview adalah siswa membaca secara cepat untuk memperoleh gambaran besar
mengenai ide-ide yang dibahas dalam bacaan.
2. Key ideals adalah (ide-ide kunci) siswa membaca dan memisah-misahkan ide-ide atau
pikiran-pikiran utama dari kumpulan ide-ide penjelas.
3. Read adalah siswa membaca karangan ini secara aktif dan siswa memberikan reaksi
terhadap apa yang dia baca dan tidak membuat catatan panjang
4. Record pada tahap ini siswa diminta menggaris bawahi hal-hal penting dalam bacaan
5. Recite siswa diminta untuk mengingatkan kembali informasi yang telah dipelajari
6. Review siswa diminta memceritakan kembali inti sari yang telah dibuatnya dalam sebuah
bacaan
7. Reflect pada tahap ini siswa diminta merenungkan kembali apa yang telah mereka baca
sehingga dapat mengaitkan subtopik-subtopik dalam teks bacaan bacaan Legenda.
Dari segi waktu pelaksanaannya teknik membaca OK5R dibagi menjadi tiga bagian yaitu
sebelum membaca, selama membaca, dan setelah membaca:
1. Sebelum membaca
Sebelum membaca dilakukan terlebih dahulu tinjauan umum (overview). Dilakukan
dengan membaca bab secara sekilas untuk mengetahui secara cepat isinya. Overview
dilakukan dengan :
a. Memperhatikan judul dan sub-judul yang ada dalam bab untuk memperoleh gambaran
gagasan yang akan dijelaskan, masalah-masalah yang akan dipersoalkan, dan
pertanyaan yang diajukan.
b. Mencari gambaran secara umum tentang isi bab tersebut. Judul dan süb-judul dalam bab
akan berfungsi sebagai advance organizer (pemicu pemahaman). Fungsi tinjauan umum
adalah untuk pemanasan dan mempersiapkan pemahaman yang maksimal dalam
membaca bab itu secara sungguh-sungguh.
2. Selama membaca
Selama membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu:
a. Gagasan kunci (key ideas). Setiap buku pada umumnya disusun terdiri atas tiga unsur :
gagasan pokok, bahan penunjang, dan bagian transisi. Tugas pokok pembaca adalah
memilahkan antara gagasan pokok dan bahan-bahan penunjang.
b. Membaca (read). Membaca satu paragraph terlebih dahulu, lalu ajukan pertanyaan: apa
gagasan pokoknya? Bagaimana gagasan penunjangnya mendukung gagasan pokok?
Kata-kata apa yang memberikan petunjuk adanya gagasan pokok dan gagasan
penunjang? Apa isi paragraph yang perlu saya peroleh sebagai hasil membaca bab itu?
c. Mencatat (record). Mencatat hasil pemahaman. ini dilakukan dengan membuat catatan
kecil pada tepi halaman dan menggarisbawahi bagian yang penting saja. Jika
memungkinkan, dibuat catatan atau ringkasan pada lembaran kertas atau buku catatan
tersendiri. Hendaklah dihindari membuat ringkasan dan setiap kalimat yang ada.
Ringkaslah gagasan pokoknya saja.
3. Setelah membaca
Setelah membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu:
a. Mengungkapkan kembali secara lisan (recite). Untuk menghindari kelupaan, kita
ungkapkan pemahaman secara lisan. ini dilakukan dengan cara menutup buku dan
mengungkapkan pemahaman yang baru saja diperoleh dengan menggunakan kata-kata
sendiri. Setelah mengungkapkan, kita periksa apakah sudah benar pemahaman yang kita
ungkapkan. Kita lakukan rangkaian membaca, mencatat, dan mengungkap. kan isi
paragraph demi paragraph sampai akhir bab.
b. Mengulang (review). Setelah selesai mengungkapkan kembali seluruh gagasan pokok
dan penunjang, hendaklah diulang kembali seluruh bagian untuk memperoleh gambaran
menyeluruh.
c. Merenungkan kembali (reflect). Setelah selesai seluruhnya, hendaklah direnungkan
kembali semua gagasan pokok yang telah diperoleh dan membaca bab tersebut.
Dibandingkan satu gagasan pokok dengan yang lain, dilihat mana yang sama dan mana
yang bertentangan. Dipadukan pengetahuan baru yang diperoleh dan membaca bab itu
dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Metode SUPER SIX Re
Merupakan metode membaca buku untuk keperluan studi yang meliputi enam tahap, yaitu
reconnoiter, read, recite, record, review, dan reflect. Pada hakikatnya kelima tahap dari enam
tersebut sama dengan kelima tahap dalam SQ3R. Persamaan kelima tahap dari kedua metode
tersebut adalah pada tahap-tahap kegiatannya dan tujuan yang ingin dicapai. Ada dua istilah
dari kelima tahap itu yang berbeda, yaitu pada tahap pertama dan keempat.
Tahap pertama pada metode SQ3R adalah survai sedangkan pada metode SUPER SIX Re
adalah reconnoiter. Tahap keempat pada metode SQ3R adalah recite, sedangkan pada metode
SUPER SIX Re adalah record.
Tahap yang belum ada dalam metode SQ3R, tetapi ada dalam metode SUPER SIX Re adalah
reflect. Reflect merupakan kegiatan merenungkan kembali hal-hal yang telah dibacanya. Ide-
ide pokok yang ada dalam bacaan dipikirkan lebih mendalam, dibanding-bandingkan antara
ide pokok yang satu dengan ide pokok yang lain dengan melihat persamaan dan
perbedaannya, dihubung-hubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki pembaca dari sumber
lain, dan menyusun kebulatan yang lebih besar. Tahap ini sama dengan membaca kritis.
Metode dan Teknik Lain

1. Membaca Skimming dan Scanning


Soedarso (2006: 84) menyebutkan bahwa sebagai pembaca kita harus berani menjadi
tuan dan bacaan adalah budak kita sehingga bacaan itu dapat diperlakukan sesuai maksud/
keinginan kita. Membaca sesuai dengan keinginan kita dapat kita lakukan dengan metode
skimming dan scanning. Membaca tersebut dilakukan dengan tidak membaca keseluruhan,
tetapi hanya pada bagian-bagian yang dianggap penting saja.
a. Komponen
b. Skimming
c. Scanning
d. Pengertian
Skimming digunakan untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk
mengetahui apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel
tersebut, apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca
secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari membaca biasa.
Scanning digunakan untuk mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks. Biasanya,
ini dilakukan jika Anda telah mengetahui dengan pasti apa yang Anda cari sehingga
berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifik. Scanning berkaitan dengan menggerakan
mata secara cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu.
Contoh
Skimming untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah halaman buku teks sehingga
dapat memutuskan apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan
mendetail.
Scanning untuk menemukan nomor tertentu pada direktori telepon, kata dalam kamus.
Langkah-langkah skimming :
Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks
tersebut. Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih
jauh tentang topik tersebut.
Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraph
Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukanskimming kulit luar sebuah
teks. Carilah kata kunci ataukeyword-nya
Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut

Langkah-langkah scanning :
Perhatikan penggunaan urutan seperti ‘angka’, ‘huruf’, ‘langkah’, ‘pertama’, ‘kedua’, atau
‘selanjutnya’.
Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks lainnya.
Terkadang penulis menempatkan kata kunci pada batas paragraph
Tarigan (1985) mendefinisikan membaca skimming (sekilas) adalah suatu tipe
mmembaca dengan cara meliputi atau menjelajah bahan bacaaan secara cepat agar dapat
memetik ide-ide utama, sedangkan scanning (sepintas) adalah suatu teknik pembacaan
sekilas tetapi dengan teliti dengan maksud menemukan informasi khusus, informasi
tertentu dari bahan bacaan.
Dapat disimpulkan bahwa skimming dan scanning adalah teknik membaca cepat yang
sangat bermanfaat bagi orang-orang yang dihadapkan pada banyak literatur sementara
hanya ada sedikit waktu untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi
kerancuan dalam membedakan antara skimming dan scanning. Keduanya merupakan
teknik membaca cepat, hanya saja berbeda tujuan penggunaan.
Dalam praktiknya, skimming dan scanning seringkali digabungkan. Setelah melakukan
skimming, pembaca memutuskan teks tersebut menarik, lalu dilanjutkan dengan scanning
lokasi informasi yang spesifik. Bisa juga sebaliknya, melakukan scanning ketika pertama
kali menemukan sumber untuk menentukan apakah teks tersebut akan menjawab
pertanyaan Anda dan selanjutnya melakukan skimming mencari pesan yang ingin
disampaikan penulis atau gagasan utamanya.
KESIMPULAN

Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Edward
Anthony (1963: 200) memberikan pendapat bahwa metode merupakan perencanaan secara
menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran bahasa secara teratur, tidak ada satu
bagian pun yang bertentangan, dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu.
Metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam
menyajikan materi pelajaran secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk
mencapai tujuan tertentu di bawah kondisi yang berbeda.
Metode dan teknik membaca ada tiga yaitu
metode dasar,
metode menengah dan
metode lanjutan.
Metode lanjutan diantanya yaitu metode PQ3R, P2R, S-D4, PACER, PQ3R, PQRST, S2QR,
GPID, OK5R, dan SUPER SIX Re.

Anda mungkin juga menyukai