Anda di halaman 1dari 5

Naskah Drama Contoh Pelaksanaan Demokrasi

Disebuah sekolah bernama pelita bangsa tampak seorang guru yang sedang
mengajar di dalam kelas 10. Suasana yang begitu hening membuat murid kelas
10A tersebut tampak antusias dalam mendengarkan penjelasan guru

Guru: Pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai Indonesia negara
berdemokrasi , sebelumnya ada yang tau gak disini kenapa Indonesia dalam
menjalankan pemerintahan nya menggunakan sistem demokrasi, silahkan angkat
tangannya

Lita: saya bu ( sambil mengangkat tangan)

Sasa: Google ini pasti Bu

Guru: Sasa gak boleh seperti itu,inget kita harus menghargai pendapat siapa pun
itu,ayo silahkan Lita

Lita: izin menjawab ibu Indonesia memilih sebagai negara berdemokrasi karena
Demokrasi menjadi pilihan sistem pemerintahan terbaik karena dapat
mengakomodasi beragamnya kepentingan dan aspirasi masyarakat. Selain itu,
demokrasi juga dapat berperan sebagai wadah pengikat kesepakatan nasional yang
harus dihormati dan dijaga oleh seluruh masyarakat.

Guru: iyaa betul sekali ya anak anak apa yang sudah dikatakan oleh Lita.
Kemudian demokrasi ini tadi terbagi menjadi beberapa macam,ada demokrasi
terpimpin,demokrasi Pancasila dan demokrasi liberal. Sekarang ada yang bisa
bantu ibu jelaskan?

Sasa: Saya Bu

Guru: silahkan Sasa

Sasa: jadi Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan


musyawarah mufakat,kalo Demokrasi terpimpin adalah suatu sistem demokrasi
pemerintahan yang menempatkan segala kebijakan atau keputusan ditetapkan pada
pemimpin negara,terus demokrasi liberal itu sebuah sistem politik yang memiliki
banyak partai, di mana kekuasaan politik dipegang oleh politisi sipil yang berpusat
di parlemen.

Guru: okey bagus ibu harap kalian sudah mengerti semua ya nak,sekarang ibu
punya tugas untuk dikumpulkan Minggu depan,tugasnya adalah kalian
berkelompok untuk kemudian nantinya akan membawakan sebuah drama
mengenai contoh dari pelaksanaan demokrasi yang terjadi di lingkungan
kalian,untuk kelompoknya ibu bagi menjadi satu kelompok 7 orang bebas pilih
anggota mana aja ibu gak nentuin

Murid: Baik Bu

Tak teras pembelajaran hari itu pun selesai,sepulang sekolah tampak sebuah
kelompok yang sedang membicarakan hal yang telah disampaikan gurunya tadi.

Tak terasa hari yang ditunggu tunggu telah tiba,hari ini siswa kelas 10 pelita
bangsa akan mementaskan drama mereka

Guru: Ok untuk kelompok pertama yang akan maju ialah kelompok 1 untuk
menampilkan dramanya

Kemudia Lita,Sasa,Riski,Eki,Rahmat,Eko,dan juga Ardi bergegas menuju dpan


kelas dan menampilkan dramanya,kemudian terdengar narator telah memulai
drama berikut ini

Lita: Baik teman teman disini kami akan menampilkan drama yang berjudul
pemilihan ketua RT

Drama pun dimulai

Lita: Di sebuah lingkungan perumahan, tepatnya di lingkungan RT Pak Somad akan


mengadakan pemiliham ketua RT yang baru, karena masa jabatan Pak Somad sebagai ketua
RT yang lama akan segera berakhir. Maka dari itu Pak Somad yang masih menjabat menjadi
ketua RT mengumpulkan beberapa perwakilan warganya di gedung Balai Pertemuan
Masyarakat (Bapermas).
Pak Somad: “Assalamualaikumu Wr.Wb Allhamdulillah pada kesempatan kali ini,
kita semua dapat berkumpul untuk membahas pemilihan ketua RT yang baru.Seperti yang
saudara-saudara ketahui, saya akan segera lengser dan mengakhiri masa jabatan saya sebagai
ketua RT. Langsung saja,adakah yang mempunyai usul untuk rencana pemilihan ketua RT
yang baru?”
Pak Luki: “Pak, kandidat yang akan kita pilih sebagai ketua RT yang baru siapa  saja?”
(sambil mengacungkan tangannya)
Pak Somad: “Kita butuh pemimpin yang siap memimpin kita, jadi siapa yang
bersedia menjadi ketua RT?”
Bu Dina: “Jika diperbolehkan, saya siap menjadi ketua RT yang baru” (sambil
mengacungkan tangannya
Suara Bu Dina memecah keheningan dalam suasana rapat yang mayoritasnya dipenuhi laki-
laki. Bu Dina adalah orang pertama sekaligus wanita pertama yang mencalonkan diri menjadi
ketua RT.
Pak Somad: “Tentu boleh. Sekarang kan jaman emansipasi wanita jadi sah-sah saja jika ibu
siap menjadi pemimpin baru kami”
Pak Luki: “Lalu siapa lagi yang akan menjadi pemimpin kami?”
Semua warga mendadak hening dan saling bertatap muka, karena diantara mereka tidak ada
lagi yang siap menjadi ketua RT. Semua warga saling tunjuk-menunjuk. Lagi-lagi ada suara
seseorang yang memecah keheningan
Pak Farhan: “Pak Insya Allah saya siap menjadi kandidat ketua RT yang baru”
Pak Joko: “Pak Somad, saya juga siap untuk mengemban amanah menjadi ketua RT
yang baru
Pak Somad: “Bagus. Sekarang kita punya 3 kandidat. Apa itu cukup?”
Pak Andi: “Cukup, Pak! Kapan pemilihan ketua RT diadakan?”
Bu Nisa: “Tapi apa tidak sebaiknya para kandidat mengkampanyekan diri mereka
terlebih dahulu dan menyampaikan visi-misinya?”
Pak Somad: “Kita akan agendakan kampanyenya seminggu dari hari ini dan pemilihan
ketua RTnya 2 minggu dari hari ini. Setuju?”
Semua warga: “Setuju!”
Suatu hari di detik-detik hari menuju kampanye, Pak Farhan berbincang-bincang dengan Pak
Somad. Namun obrolannya itu agak sedikit ditutup-tutupi
Pak Farhan: “Pak ini terima sedikit pemberian dari saya” (sambil memberikan secarik
amplop putih yang berisikan uang)
Pak Somad: “Wah tertima kasih, tapi untuk apa ini?”
Pak Farhan: “Yah Bapak.. seperti tidak tahu maksud saya saja. Ini kan cara yang biasa
dipakai pejabat-pejabat besar supaya menang di pemilu”
Pak Somad: “Maksudnya, anda menyuap saya?”
Pak Farhan: “Ya mungkin kasarnya seperti itu”
Pak Somad: “Astagfirullah, bapak tidak paham? Negara kita ini negara
demokrasi, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat dan menggunakan prinsip-
prinsip tertentu. Dengan cara anda menyuap saya, anda tidak melanggar prinsip demokrasi
yang diantaranya adanya jaminan HAM dan pemilu yang jurdil. Maaf saya tidak bisa
menerima pemberian anda”
Pak Farhan: “Ayolah, Pak. Saya mohon”
Pak Somad: “Maaf saya pergi duluan, ada urusan lain”
Pak Somad segera meninggalkan Pak Farhan yang memaksanya. Hari demi hari,
tibalah saatnya para kandidat ketua RT yang baru mengkampanyekan diri mereka dan
menyampaikan visi-misinya. Semua warga berkumpul di gedung Bapermas.
Pak Andi: “Assalamualaikum, saya dan Bu Nisa disini menggantikan Pak Somad yang
berhalangan hadir karena tuntutan pekerjaannya ke luar kota. Bagaimana jika kita langsung
saja menyaksikan kampanye dari kandidat dari ketua RT yang baru dan penyampaian visi-
misinya. Setuju?”
Semua warga: “Setuju!”
Bu Nisa: “Pertama dari Bu Dina terlebih dahulu. Kepada Bu Dina, tempat dan waktu
kami persilahkan”
Bu Dina: “Assalamualaikum. Nama saya Prof. Hj Dina Angraeni S.H visi-misi saya
untuk menjadi ketua RT yang pertama memajukan setiap warga yg ada di lingkungan RT
kita ini, kedua saya ingin meningkatkan perekonomian warga sini dgn cara membuka lahan
pekerjaan baru, Ketiga saya akan meningkatkan keamanan lingkungan RT ini dengan
pembangunan poskamling dan siskamling secara bergiliran, keempat saya akan membuat
saluran air baru dan memperlebar sungai agar tidak terjadi banjir kelima…”
Bu Dina selesai mengkampanyekan dirinya dan menyampaikan visi-misinya.
Sekarang giliran Pak Farhan yang melakukan hal tersebut.
Pak Farhan: “Assalamualaikum. Nama saya Farhan Prakoso S.E. Ayo semuanya pilih saya
jadi ketua RT yang baru. Saya akan memajukan RT sini dengan cara apapun asalkan kalian
memilih saya menjadi ketua RT”
Setelah Pak Farhan, Pak Joko pun mulai mengkampanyekan visi misinya
Pak Joko: “Assalamualaikum. Nama saya Ir. Joko Subagyo. Visi misi saya menjadi ketua RT
adalah untuk mensejahterakan warga yang ada di kampung kita ini agar dapat hidup lebih
sejahtera dan makmur dengan mebuat kebijakan yang dapat menuntungkan warga semuanya.
Setelah para kandidat telah mulai mengkampanyekan visi misinya, tibalah sesi untuk
bertanya bagi para warga
Bu Nisa: “Baik para warga, para kandidat telah selesai mengkampanyekan visi misinya,
sekarang tibalah sesi untuk pertanyaan. Siapa yang mau bertanya?
Bu Ria : “Saya. Saya ingin bertanya kepada Pak Farhan mengenai kebijakan apa yang akan
anda lakukan untuk bisa memajukan RT kita ini?
Semua warga saling berbisik mengenai visi-misi dan kampanye Pak Farhan yang
tidak meyakinkan untuk menjadi ketua RT. Termasuk Bu Nisa dan Pak Luki berbisik
kebingungan dengan visi-misi yang disampaikan Pak Farhan.
Pak Luki: “Bu, kok saya nggak yakin ya kalo Pak Farhan memang benar-benar mau jadi
ketua RT”
Bu Nisa: “Iya ya? Penyampaian visi-misinya saja seperti itu. Bagaimana mau 
memimpin warga kita”
Akhirnya acara kampanye dan penyampaian visi-misi selesai dilaksanakan. Hari demi
hari, waktu demi waktu berjalan. Tibalah acara puncak yang ditunggu-tunggu yaitu pemilihan
ketua RT yang baru.
Semua warga berkumpul di Bapermas yang digunakan sebagai Tempat Pemungutan
Suara (TPS). Mereka bergiliran mencoblos dan menggunakan hak pilihnya untuk memilih
ketua RT yang baru dibalik bilik. Karena sesuai prinsip demokrasi, pemilu harus LUBER
JURDIL. Sesudah mencoblos, semua warga memasukan kertas kandidat ketua RT yang
sudah mereka coblos kedalam box dan mencelupkan kelingkingnya ke tinta sebagai tanda
telah menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan ketua RT yang baru.
Selesai pemilihan ketua RT, Para panitia segera menjumlahkan hasil sumbangan suara
para warga.
1 Minggu kemudian, diadakan pertemuan lagi di Bapermas untuk memberikan
pengumuman siapa yang menjadi ketua RT baru.
Pak Somad: “Assalamualaikum. Tidak terasa saya akan segera lengser dari jabatan ini. 
Pertama-tama saya mohon maaf apabila pada masa jabatan saya terjadi suatu
kekurangan. Saya juga mohon maaf, pada kesempatan ini saya tidak bisa berlama-lama disini
karna ada urusan mendadak yang harus segera diselesaikan. Jadi pertemuan ini saya serahkan
kepada Pak Luki”
Pak Luki: “Terima kasih Pak RT atas kepercayaannya untuk menyerahkan acara ini
kepada saya. Baiklah langsung saja kita ketahui bersama-sama ketua RT kita yang baru.
Siapa Bu Nisa?”
Bu Nisa: “Sesuai laporan yang kami terima dari panitia. Yang menjadi ketua RT yang
baru adalah….. Bu Dina. Selamat kepada Bu Dina atas tanggung jawab yang segera
diembannya ini. Semoga Bu Dina dapat memimpin,  membina,
dan memajukan warga kita ini. Mungkin ada sedikit sambutan dari ibu?”
Bu Dina: “Saya banyak-banyak terima kasih kepada Allah dan semua warga yang 
telah memilih saya. Insya Allah saya akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya”
Pa Luki: “Baiklah kita tutup saja acara ini. Terima kasih atas perhatian dan 
partisipasinya Wassalamualaikum”
Acara tersebut telah selesai dibubarkan. Semua warga menuju rumahnya masing-
masing, namun Pak Farhan menemui Pak Somad.
Pak Farhan: “Andai saja waktu itu bapak mau menerima uang saya. Pasti saya jadi ketua
RT dan memajukan warga sini”
Pak Somad: “Hehe maaf, Pak. Hasil yang buruk berawal dari niat yang buruk. Niat bapak
sudah mau menyuap saya saja sudah tidak baik, bagaimana hasilnya?”
  SELESAI..

Anda mungkin juga menyukai