Anda di halaman 1dari 2

Pembetulan dan Pembatalan Bupot di Aplikasi e-Bupot

Pajak.com, Jakarta – Di era teknologi digital saat ini, Wajib Pajak semakin mudah menjalankan
kewajiban administrasi perpajakan berkat berbagai macam inovasi berbasis digital, salah satunya e-
Bupot. Aplikasi ini digunakan pemotong pajak berstatus pengusaha kena pajak (PKP) untuk membuat
bukti pemotongan PPh pasal 23/26 dan unifikasi secara elektronik. Namun, adakalanya Wajib Pajak PKP
salah memasukkan data ke dalam e-Bupot, sehingga harus melakukan pembetulan atau pembatalan.
Bagaimana tata cara pembetulan dan pembatalan bupot tersebut?

Yang patut diingat, bukti potong atau bupot merupakan dokumen yang juga penting dalam pelaporan
surat pemberitahuan (SPT) Tahunan badan. Pasalnya, bupot merupakan bukti bahwa pajak telah
dipungut dan disetorkan oleh PKP ke kas negara. Tak hanya itu, e-Bupot juga memberikan kepastian
hukum kepada lawan transaksi, memperkuat validitas bukti potong, serta semua pembetulan dan
pembatalan juga akan terekam dalam sistem.

Nah, jika terdapat kesalahan input data di aplikasi e-Bupot, Wajib Pajak atau administrator dapat
melakukan pembetulan atau pembatalan dengan mudah. Ketentuan terkait pembetulan dan
pembatalan bupot telah tercantum dalam PER-04/PJ/2017, yang mengatur mekanisme pembetulan dan
pembatalan bupot kecuali nomor bupot yang tidak dapat dilakukan pembetulan.

Baca Juga  Berkat Insentif Pajak Inggris, Ronaldo akan Hemat Rp 22 M

Pembetulan bupot

Pembetulan e-Bupot dapat dilakukan apabila terjadi kekeliruan dan belum dilakukan pemeriksaan oleh
otoritas pajak. Untuk melakukan pembetulan atau perubahan data, Wajib Pajak dapat klik menu
“Ubah/Betulkan” dalam dalam daftar Bupot PPh Pasal 23/26.

Menu ini dapat digunakan untuk setiap data pada bupot kecuali nomor bupot. Dengan kata lain, nomor
bupot pembetulan akan tetap sama dengan nomor bupot sebelum dibetulkan. Hal penting lainnya,
tanggal bupot pembetulan juga harus sama dengan tanggal bupot pembetulan tersebut diterbitkan,
tetapi untuk masa pajak mengikuti masa pajak bupot yang dibetulkan.

Di sisi lain, nilai pajak yang disetorkan juga akan mengikuti nilai pada bupot pembetulan dan sudah
harus disetorkan sebelum batas pelaporan masa pajak yang dibetulkan. Apabila batas pelaporan PPh
Pasal 23/26 sudah terlampaui, Wajib Pajak harus melaporkan SPT Masa terlebih dahulu, baru kemudian
dapat melakukan pembetulan bupot dan pembetulan SPT masa PPh Pasal 23/26.

Baca Juga  Presiden dan Wapres AS Rilis Laporan Pajak Penghasilan

Jika terjadi kelebihan pembayaran, maka pemotong pajak dapat mengajukan permohonan
pemindahbukuan sesuai dengan PMK-242/PMK.03/2014 atau dapat mengajukan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak sesuai dengan PMK-187/PMK.03/2015. Apabila saat pembetulan bupot
menyebabkan kurang bayar lebih besar dibanding dengan nilai yang dibetulkan, maka selisih
kekurangannya harus dilunasi oleh pemotong pajak.

Pembatalan bupot

Selain melakukan pembetulan, Wajib Pajak juga dapat melakukan pembatalan bupot jika transaksi yang
dikenakan PPh Pasal 23/26 ternyata dibatalkan. Adapun pembatalan bupot dilakukan melalui menu
“Hapus/Batalkan” di aplikasi e-Bupot.

Sebagaimana pembetulan, nomor bupot pembatalan juga akan sama dengan nomor bupot sebelum
dibatalkan—begitu pula dengan tanggal pada bupot.  Pada kondisi ini, pemotong pajak dapat
mengajukan permohonan pemindahbukuan sesuai PMK-242/PMK.03/2014, atau Wajib Pajak yang
dipotong dapat mengajukan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang
sesuai PMK-187/PMK.03/2015.

Anda mungkin juga menyukai