Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MID

PERMODELAN BISNIS

OLEH :

NAMA : MUHAMAD ADHIT RAMADHAN

NIM : S1B119089

KELAS : B

ADMNISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO
REVIEW JURNAL : 1

Judul artikel : Permodelan Bisnis

Penulis : Tristiyanto, Anie Rose Irawati, Kurnia Muludi, dan Tantut Wahyu
Setyoko

Reviewer : Muhamad Adhit Ramadhan

Judul jurnal : PEMODELAN BISNIS DENGAN IMPLEMENTASI CUSTOMER


DEVELOPMENT MODEL PADA M-BUSINESS STARTUP
TERAMPIL

Tahun Halaman : Vol. 14, No. 2, Tahun 2020

Tujuan Penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendukung visi pemerintah
Indonesia yaitu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan mencapainkemajuan
Indonesia melalui penyediaan akses keterampilan dan sertifikasi profesional. Kebutuhan
permodelan bisnis yang komprehensif terhadap realisasi solusi tersebut diperlukan agar dapat
divisualisasikan, dinilai dan divalidasi dengan jelas berdsarkan persyaratan calon pengguna
spesifik. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa CDM dapat digunakan sebagai
pendamping pengembangan produk melalui tahapan yang disediakan. Sehingga hasil yang
didapat pada penelitian ini adalah solusi pengembangan produk yang memiliki keterbaharuan
berdasarkan pemasalahan yang dijadikan kebutuhan pengguna, pengembangan model bisnis
dengan lean canvas, dan rekomendasi kepada company agar dapat menerapkan keterbaharuan
yang telah didapatkan.

Subjek Penelitian : Adapun subjek dari penelittian ini adalah CUSTOMER DEVELOPMENT
MODEL(CDM), dimana CDM merupakan suatu pendekatan yang harus dilakukan oleh seorang
pebisnis pemula kepada beberapa customer sesuai dengan ketentuan CDM. Dalam CDM ini
berkaitan dengan sumber daya manusia. Artinya subjek dari penelitian ini merupakan manusia
itu sendiri (SDM), agar dapat melakukan bisnis dengan baik, serta dapat memahami customer
dalam bisnis yang dijalani.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan pendekatan customer development model


atau CDM untuk menganalisis dan menentukan pemodelan bisnis berdasarkan permasalahan
yang dihadapi oleh calon pengguna spesifik. Kebutuhan pengguna diperoleh dengan melakukan
wawancara langsung, kemudian proses pemodelan bisnis dilakukan dengan Lean Canvas melalui
menurunkan rumusan solusi untuk kebutuhan pengguna. Pendekatan ini diimplemetasikan
melalui dua tahap, tahapan customer discovery dan tahapan customer creation. Tahapan
customer discovery menghasilkan fakta permasalahan calon pengguna yang digunakan untuk
membentuk value proporsition. Sedangkan pada tahapan customer creation dilakukan
pengumpulan kebutuhan pengguna. Perumusan model bisnis yang dikembangkan kemudian
divalidasi melalui penilaian ahli untuk mendapatkan penilaian. Berdasarkan expert judgement
diketahui bahwa pemodelan bisnis Terampil telah sesuai dengan kebutuhan calon pengguna
spesifik. Namun, pembaharuan fitur serta analisis studi kelayakan yang lebih rinci sangat
dibutuhkan untuk melengkapi analisis pengembangan bisnis Terampil ini.

Hasil Penelitian : Hasil dalam penelitian ini antara lain :

a. Pendekatan Customer Development Model


1. Customer Discovery
Pada tahapan customer discovery didapatkan hasil berupa temuan permasalahan
pelanggan berdasarkan informasi hasil wawancara. Wawancara dilakukan dengan
menemui target pengguna spesifik, yaitu seorang direktur LSP SMK BLK Bandar
Lampung, sembilan pelajar keterampilan, dan tiga orang instruktur keterampilan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan beberapa temuan
berupa permasalahan yang dijadikan sebagai bahan dalam menentukan kebutuhan
produk Terampil. Hasil yang didapatkan pada tahapan ini juga dijadikan sebagai
value proporsition Terampil, serta menjadi acuan dalam pemodelan bisnis Terampil.
2. Customer Creation
Pada tahapan customer creation dilakukan penangkapan keinginan calon pelanggan
spesifik terhadap produk bisnis yang ditawarkan. Pada tahapan ini, temuan
permasalahan berupa fakta permasalahan yang dihadapi oleh calon pengguna spesifik
yang telah diterima pada tahapan sebelumnya digunakan untuk pembentukan value
proporsition. Hal ini ditujukkan agar calon pengguna menggunakan produk bisnis
yang ditawarkan dan setia dalam penggunaannya. Hasil yang telah didapatkan pada
tahapan ini berupa value proporsition yang digunakan dalam penyusunan model
bisnis dengan menggunakan lean canvas secara bertahap dan berkesinambungan satu
dengan yang lain
b. Pemodelan Bisnis dengan Lean Canvas
Setelah melakukan proses identifikasi masalah calon pelanggan spesifik hingga
mendapatkan usulan dari setiap proses yang dilakukan, maka hasil yang telah didapatkan
pada customer creation digunakan sebagai acuan pengembangan model bisnis Terampil.
Kebutuhan pelanggan yang diidentifikasi dapat menciptakan model bisnis yang dinamis
untuk diterapkan pada proyek bisnis Terampil. Pengembangan model bisnis dilakukan
secara beruntun sesuai dengan tahapan yang telah dijelaskan oleh [8] dan [7], diawali
dengan mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi oleh calon pelanggan untuk
mengetahui kebutuhan, menentukan unique value propositon berdasarkan permasalahan
dan kebutuhan yang telah didapatkan, hingga menentukan saluran untuk menjangkau
pelanggan lain untuk menggunakan Terampil. Ketiga elemen terpenting ini memiliki
turunan bangunan blok lainnya problems diturunkan menjadi solution yang ditawarkan
atas permasalahan yang ada. Kemudian unique value proporsition akan digunakan untuk
menarik minat customers segment melalui keterbaharuan yang ditawarkan. Sementara
channel atau saluran mempengaruhi key metrics yang merupakan harapan tim
pengambang terhadap bisnis Terampil satu sampai tiga tahun kedepan. Setelah itu,
penentuan cost structure didasarkan pada kebutuhan pengembangan Terampil mulai dari
variable cost hingga fixed cost. Keberlanjutan layanan pada Terampil bergantung pada
revenue stream yang diterapkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
Terampil membutuhkan 20% dari setiap transaksi layanan yang disediakan agar dapat
bertahan dan memberikan layanan yang baru.
c. Validasi Pengembangan Model Bisnis Terampil
1. Validasi oleh Expert
Hasil yang telah didapatkan adalah sebagai berikut : (1) Dampak aplikasi Terampil di
masa mendatang lebih memudahkan para pencari sertifikasi keterampilan, karena
kemudahan yang diberikan melalui aplikasi berbasis mobile dan terhubung dengan
website untuk melakukan proses belajar dan mengajar pendidikan keterampilan
hingga melakukan uji sertifikasi profesi, (2).Aplikasi Terampil diharapkan dapat
menyesuaikan proses bisnis BNSP sebagaui lembaga sertifikasi profesi di Indonesia.
Dalam hal ini, diharapkan Terampil dapar bekerjasama dengan banyak LSP agar
menjadi marketplace yang menyesuaikan soal uji sertifikasi yang layak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan, (3).Aplikasi Terampil memberikan ruang dan waktu
yang tak berhingga melalui pembelajaran kursus yang disediakan karena siapapun
dapat melakukan pembelajaran keterampilan yang sangat dibutuhkan saat ini
dimanapun mereka berada, (4).Pengembangan model bisnis yang sudah dibuat telah
memnuhi standar yang diharapkan. Namun, terdapat ambiguitas yang harus
dijelaskan terkait segmen pengguna yaitu siswa SD yang mungkin saja belum dapat
melakukan uji sertifikasi profesi, (5).Konsep bisnis yang diterapkan untuk Terampil
terhadap target pengguna digambarkan dengan alur yang sangat jelas, sehingga
pengguna dapat dengan mudah mengakses aplikasi Terampil dan mendapatkan
manfaat lebih. Hal ini disebabkan oleh tersedianya materi yang dipersiapkan untuk uji
kompetensi dan latihan uji kompetensi berdasarkan KKNI yang ada di BNSP. Selain
hal tersebut pengguna juga bisa mendapatkan sertifikat keterampilan dan sertifikat
kompetensi, apabila dinyatakan lulus uji keterampilan dan profesi dengan LSP mitra
Terampil. Uji keterampilan tidak dilakukan pada ruang dan waktu khusus namun
dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.

Kelebihan : Jurnal ini sangat bagus dibaca ooleh seseorang yang ingin memulai suatu
bisnis, dalam jurnal ini sudah terdapat beberapa langkah-langkah pendekatan yang harus
dilakukan oleh seorang pebisnis untuk mendekati atau mencari seorang customer, melalui
CUSTOMER DEVELOPMENT MODEL (CDM). Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini
juga sangat mudah dimengerti, dan pembahasan yang dijelaskan dalam jurnal ini sangat mudah
dipahami.
Kekurangan : Jurnal ini menurut saya sudah sangat baik, mungkin ad beberapa
kekurangan yang harus diperbaiki atau mungkin ditambahkan dalam jurnal ini, salah satunya
adalah tentang beberapa penjelasan yang menurut saya kurang saya tangkap, karena tidak
diberikan penjelasan, melainkan hanya menyebutkan atau menguraikan beberapa bagiannya saja.
REVIEW JURNAL : 2

Judul Artikel : Permodelan Bisnis

Penulis : Angelina Natasya Angdika dan Bonnie Soeherman

Reviewer : Muhamad Adhit Ramadhan

Judul Jurnal : PEMODELAN BISNIS UNTUK USAHA KECIL MIKRO DAN


MENENGAH (UMKM) DI BIDANG KULINER PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Volume & Halaman : vol. 2 & hal.188-192

Tahun : Juli 2019

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan
merancang sebuah bisnis model untuk startup UMKM kuliner dengan tujuan agar bisa
menyesuaikan diri dengan kondisi bisnis kuliner di era revolusi industri 4.0 ini.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi untuk
mengetahui kondisi bisnis kuliner saat ini dan permasalahan yang sedang dihadapi. Dari hasil
wawancara ditemukan sejumlah poin-poin permasalahan utama, dan dari poin-poin tersebut
penulis merancang model bisnis baru yang sesuai untuk UMKM di era revolusi industri 4.0. Dari
rancangan ini diharapkan bisa membantu UMKM dalam mengejar ketertinggalannya dan mampu
memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.

Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, Berdasarkan hasil
wawancara dengan berbagai narasumber, masa kini banyak orang yang membuka usaha kuliner.
Jiwa entrepreneur masyarakat mulai bangkit. Trend makanan yang sedang booming pun mereka
pelajari dan mereka ikuti, membuatnya menjadi bisnis. Jenis-jenis makanan dan minuman yang
dijual pun bervariasi. Munculnya para pebisnis baru membuat persaingan di pasar semakin
meningkat. Di samping itu, mereka juga mengatakan bahwa saat ini dengan kehadiran dari
aplikasi online seperti Grab dan Gojek, masyarakat seringkali memesan makanan dan minuman
melalui aplikasi-aplikasi tersebut. Dengan menggunakan sistem seperti itu, masyarakat
dimudahkan dalam segi waktu dan tenaga. Para narasumber pun juga berkesimpulan bahwa
brosur ataupun papan reklame bukanlah alternatif utama dalam meyebarkan promosi kepada
pelanggan. Media sosial saat ini digunakan sebagai saran utama dalam berpromosi. Sejumlah
restoran yang memanfaatkan media social sebagai media promosi pun seringkali dijumpai,
bahkan restoran ternama pun kerap kali memasang iklan promosi melalui media social. Hal itu
seringkali menarik perhatian masyarakat terutama yang aktif di media social untuk terus menerus
mengecheck update terbaru dari restoranrestoran ataupun produk-produk makanan minuman
yang ada. Dari sejumlah hasil wawancara mendalam, penulis menemukan sejumlah
permasalahan yang cukup kritis terkait dengan blok-blok segment did alam Business Model
Canvas. Pada pembahasan ini, penulis mengkomparasikan dengan usaha kuliner yang sudah
sukses, yaitu De Boliva. Dalam wawancara dengan pemilik UMKM , penulis menjumpai bahwa
dalam meluncurkan menu baru, salah satu pemilik UMKM tidak melakukan ujicoba ke pasar
terkait menu barunya. Yang dimana tidak ada sistem pengujian terhadap pasar ataupun
pelanggan. Adapun sistem pengujian atau tester adalah kerabat dekat ataupun keluarga saja
menjadi sample percobaan, yang dimana ini merupakan ujicoba secara internal saja. Kurangnya
validitas dalam ujicoba bisa berpengaruh pada umur produk setelah diluncurkan. Dari hasil
wawancara dengan sejumlah UMKM, didapati bahwa kebanyakan dari mereka masih
menggunakan penjualan atau promosi secara fisik, baik melalui brosur, banner, ataupun promosi
dari mulut ke mulut. Bisa dikatakan bahwa penggunaan teknologi pada sistem penjualan disini
masih belum cukup optimal. Mereka mengetahui kegiatan promoso melalui media sosial, namun
kurang dioptimalkan untuk penggunaan bisnis mereka.. Mengingat promosi perlu dilakukan
untuk meningkatkan konsumen, membangun preferensi mereka, promosi merek, memelihara
konsumen, serta meningkatkan penjualan yang pada akhirnya meningkatkan profit. Pada
beberapa UMKM yang diwawancarai oleh penulis, ada beberapa dari mereka yang tidak
memiliki izin usaha.

Kelebihan : Jurnal ini mudah dipahami dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, Metode penelitiannya mudah dipahami.

Kekurangan : Ada beberapa kalimat yang tidak dapat dimengerti, tidak mempunyai
tabel kerangka pikir.

Anda mungkin juga menyukai