Week 7
OUTLINE MATERI :
PROSPEKTIF B2B
Dalam konteks B2B ini, sumber prospektif diidentifikasi dalam Tabel 7.1
Table 7.1 Sources of B2B prospects
Referensi dari pelanggan yang puas
Sumber online
• Search engines
• Website perusahaan
• Portals
• Social media
Jaringan (Networking)
Aktivitas Promosi
• Pameran, seminar, lokakarya, pameran dagang, konferensi, dan lain-lain.
• Tanggapan atas periklanan
• Publisitas
• Email campaigning
Daftar dan direktori
Canvassing
Telemarketing
Prospek berasal dari berbagai sumber. Dalam konteks B2B, telah diidentifikasi dalam
Tabel 7.1. Banyak perusahaan beralih ke pelanggan yang puas untuk menjadi referensi pribadi.
Skor kepuasan pelanggan memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi pelanggan mana
yang akan didekati sebagai referensi utama.
JARINGAN (NETWORK)
AKTIVITAS PROMOSI
Kegiatan promosi juga dapat menghasilkan sumber yang bermanfaat, seperti pameran,
seminar, workshop, dan konferensi. Perusahaan yang membayar untuk berpartisipasi dalam
acara tersebut memperoleh akses istimewa ke daftar delegasi atau peserta, atau membuat daftar
catatan pengunjung selama pameran.
Daftar prospek dapat dikembangkan dari berbagai sumber seperti daftar telepon, daftar
bisnis, keanggotaan kamar dagang, keanggotaan asosiasi profesional dan perdagangan,
pendaftaran situs web, dan data sirkulasi majalah.
CANVASSING
Merupakan kunjungan rutin dari yang dilakukan salesforce ke beberapa pemasok untuk
mencari pelanggan potensial
TELEMARKETING
Telemarketing banyak digunakan sebagai cara prospektif yang lebih hemat biaya
daripada penggunaan tenaga penjual. Telemarketing merupakan kegiatan pendekatan
sistematis untuk mencari calon pelanggan dengan menggunakan media telepon, media
elektronik (email atau chat).
Praktisi CRM membuat tiga indikator kinerja utama (KPI) untuk kegiatan akuisisi
pelanggan, yaitu:
1. Seberapa banyak pelanggan yang didapat?
2. Berapa biaya untuk setiap penarikan pelanggan?
3. Manfaat apa yang diperoleh dari pelanggan?
Hasil yang ideal adalah program yang berbiaya rendah dan menghasilkan banyak
pelanggan yang menguntungkan.
Beberapa program akuisisi pelanggan mungkin memerlukan investasi modal besar, serta
biaya pemasaran. Contohnya supermarket membangun toko baru untuk meningkatkan cakupan
geografis, lembaga jasa keuangan berinvestasi dalam infrastruktur teknologi untuk saluran
online baru dan produsen suku cadang otomotif membangun pabrik baru dekat dengan calon
pelanggan.
LEAD MANAGEMENT
Lead management merupakan proses untuk memperoleh dan mengelola prospek (pelanggan
potensial) sampai pada titik konsumen melakukan pembelian. Dengan arti lain, lead management
adalah seperangkat metodologi, sistem, dan praktik yang dirancang untuk menghasilkan pelanggan
potensial, umumnya dioperasikan melalui berbagai kampanye pemasaran atau program lainnya.
Dengan bantuan software CRM, tujuan dari aktivitas lead management untuk memperoleh
pelanggan baru yang potensial dapat terwujud.
CAMPAIGN MANAGEMENT
Software campaign management banyak digunakan dalam lingkungan B2C dan kini masuk ke
ranah lingkungan B2B untuk akuisisi pelanggan baru. Campaign management akan merancang,
melaksanakan, dan mengukur kampanye pemasaran dengan dukungan teknologi CRM, seperti
kampanye melalui direct mail, media sosial, telp atau SMS. Teknologi ini membantu dalam
memilih dan mengelompokkan target kampanye potensial, mengkomunikasikan penawaran,
mengukur hasil kampanye dan belajar dari hasil bagaimana menghasilkan kampanye yang lebih
efektif dan efisien di masa depan.
EVENT-BASED MARKETING
Event-based marketing sering digunakan untuk menangkap pelanggan baru. Dengan event-based
marketing memberi peluang kepada perusahaan untuk mendekati calon pelanggan saat mereka
memiliki kemungkinan untuk menghasilkan penjualan.
Meningkatkan retensi pelanggan adalah tujuan dalam strategi CRM. Definisi dan
pengukurannya harus peka terhadap masalah penjualan dan profitabilitas. Tujuan mendasar
dari memfokuskan upaya CRM pada retensi pelanggan adalah untuk memastikan bahwa
perusahaan mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang menciptakan nilai.
Model Kano merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kepuasan pelanggan. Model Kano memiliki bertujuan untuk mengategorikan atribut-atribut
dari produk ataupun jasa berdasarkan seberapa baik produk atau jasa mampu memuaskan
kebutuhan pelanggan. Dalam Model Kano membedakan 3 tipe produk yang dapat
mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu
1. Must-be atau Basic needs atau Thereshold
Pelanggan tidak puas apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi
kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut
tersebut tinggi.
Akuisisi pelanggan adalah masalah pertama yang dihadapi para manajer ketika mereka
berusaha membangun basis pelanggan yang menguntungkan. Ada tiga keputusan besar yang harus
dibuat: calon pelanggan baru mana yang akan ditargetkan; bagaimana cara mendekati pelanggan
baru; dan penawaran apa yang akan diberikan. Pelanggan baru ada dua macam. Baru untuk kategori
produk, atau baru untuk perusahaan. Pada prinsipnya prospek terbaik adalah pelanggan yang
memiliki potensi untuk menjadi pelanggan yang signifikan secara strategis, tetapi setiap pelanggan
yang menghasilkan nilai melebihi biaya akuisisi adalah kontributor bersih. Perusahaan pasti ingin
merekrut pelanggan baru yang menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada mengeluarkan
biaya akuisisi.
Dalam konteks B2B, sumber prospecting bisa didapat dari: referensi pelanggan yang puas,
sumber online, jaringan, aktivitas promosi, telemarketing, dan lain-lain.
Software CRM menyediakan sejumlah alat operasional yang membantu dalam proses
akuisisi pelanggan, seperti lead management, campaign management, dan event-based
marketing. Analitik CRM mendukung kesuksesan aplikasi ini. Sejarah transaksional pelanggan
saat ini dapat dianalisis dan efektivitas biaya strategi akuisisi pelanggan yang berbeda dapat
dihitung. Dengan menganalisis data pelanggan, perusahaan mendapat informasi lebih baik
tentang prospek mana yang paling menjanjikan, dan tawaran yang harus dibuat. Ketika penjualan
telah dilakukan dan izin pelanggan untuk menggunakan informasi mereka telah diperoleh,
produk lain dapat dijual silang, mengubah akuisisi menjadi pembelian berulang dan selanjutnya
menjadi retensi pelanggan.
Beberapa isu-isu penting tentang bagaimana perusahaan dapat mempertahankan,
mengembangkan dan memecat pelanggan. Ada argumen ekonomi yang kuat yang mendukung
retensi pelanggan yaitu meningkatkan pembelian seiring dengan tumbuhnya pendapatan;
menurunnya biaya manajemen pelanggan dari waktu ke waktu; referensi pelanggan dan harga
premium. Ukuran retensi pelanggan bervariasi di seluruh industri karena lamanya siklus
pembelian kembali dari pelanggan. Upaya retensi pelanggan umumnya diarahkan pada
pelanggan yang bernilai strategis. Pelanggan yang sama mungkin sangat menarik bagi pesaing
dan mungkin mahal untuk dipertahankan.
Buttle, Francis., & Maklan, Stan. (2019). Customer Relationship Management: Concepts and
Technologies, Fourth Edition, Routledge, Taylor & Francis. New York. ISBN: 978-1-
351-01655-1