Anda di halaman 1dari 2

Nama :Rifky Vidy Rakasiwi

Jurusan/ NPM : Ilmu Sejarah/ 2006524580

Belanda memiliki nama resmi negara Belanda het Koninkrijk der Nederlanden atau
Kerajaan Belanda. Kerajaan Belanda menganut bentuk pemerintahan monarki konstitusional
dengan sistem parlementer. Bentuk kerajaan monarki dianut oleh Belanda sejak 16 Maret 1815
yang diatur oleh Huis van Oranje-Nassau (Dinasti Oranje-Nassau). Monarki ini didirikan pada
1813. Kepala negara kerajaan Belanda saat ini dipegang oleh Raja Willem Alexander yang naik
takhta pada 30 April 2013 menggantikan Ratu Beatrix, ibundanya yang berkuasa sejak tahun
1980.
Belanda memiliki Lagu Kebangsaan “wilhelmus” yang diresmikan sebagai lagu
kebangsaan pada tahun 1932. Namun, teks lagu ini ditulis antara tahun 1569 dan 1572, pada masa
Perang 80 Tahun dengan Spanyol. Penulis teks lagu ini adalah Philip van Marnix van Sint-
Aldegonde, seorang penyair dan diplomat yang dipersembahkan kepada Pangeran Oranje. Melodi
lagu diambil dari sebuah lagu tentara Prancis yang berasal dari tahun 1560-an. Pada masa Perang
80 Tahun lagu ‘Wilhelmus’ dinyanyikan oleh para pendukung Pangeran Oranje yang
digambarkan sebagai seorang pembela kebebasan beragama dan memiliki kedudukan yang
sederajat dengan Raja Philip II dari Spanyol.
Kerajaan Belanda juga adalah sebuah negara monarki konstitusional dengan Kedudukan
Raja ditetapkan dalam Konstitusi yang diubah pada tahun 1848 melalui Grondwetsherziening
(Revisi Undang-Undang Dasar). Monarki konstitusional berarti bahwa konstitusi menetapkan
kekuasaan raja turun-temurun. Ini juga menetapkan pembagian kekuasaan antara Raja dan
lembaga-lembaga negara lainnya. Para menteri bertanggung jawab kepada parlemen atas tindakan
pemerintah, sedangkan Raja tidak memiliki tanggung jawab politik dan tidak bertanggung
jawab kepada Parlemen.
Kekuasaan di Belanda terbagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
kekuasaan legislatif di Belanda diselenggarakan oleh pemerintah bersama-sama dengan Staten-
Generaal berdasarkan pasal 81 Grondwet (Undang-undang Revisi). Staten-Generaal terdiri dari
Tweede Kamer dan Eerste Kamer yang mewakili seluruh masyarakat Belanda. Tweede Kamer
menggunakan sistem pemilihan langsung anggota perwakilan rakyat (pasal 50 dan 51 Grondwet).
Dengan demikian, pembuat undang-undang pusat bukan merupakan badan tersendiri,
melainkan berupa gabungan dewan perwakilan rakyat dan kekuasaan eksekutif yaitu
pemerintah.
Kekuasaan eksekutif atau yang biasa disebut bestuur (pemerintahan), ditugaskan
kepada pemerintah yang terdiri dari Raja dan para Menteri (Pasal 42, ayat 1 Grondwet). Dalam
perundang-undangan, pengertian regering juga disebut kroon (mahkota). Para menteri bersama-
sama membentuk minsterieraad (dewan menteri) (pasal 45 Grondwet) yang merupakan
pemerintahan tanpa keikutsertaan Raja. Dewan menteri diketuai oleh seorang perdana menteri
yang diangkat berdasarkan Koninklijk Besluit (Keputusan Raja). Dewan menteri menentukan
kebijakan umum pemerintahan. Pemerintah memiliki kekuasaan untuk menjalankan atau
menyelenggarakan pemerintahan yang diperoleh dari pemerintah pusat. Kebijakan pemerintah
diawasi oleh Staten-Generaal (parlemen). Setiap keputusan pemerintah dinamakan Koninklijk
Besluit (Keputusan Raja) yang disingkat KB. Isi KB dapat bersifat legislatif atau bersifat eksekutif
tapi dapat juga berbentuk campuran. Apabila isi KB terdiri dari aturan-aturan yang berlaku
umum, maka disebut Algemene Maatregel van Bestuur (AMvB).
Kekuasaan yudikatif atau peradilan diselenggarakan oleh kekuasaan kehakiman menurut
pasal 112 Grondwet. Kekuasaan kehakiman sama sekali tidak tergantung dari kekuasaan legislatif
dan eksekutif. Hal ini tercantum dalam sejumlah besar peraturan perundang- undangan.
Namun, menurut pasal 12 Algemene Maatregel van Bestuur (AMvB) kekuasaan kehakiman
dilarang menangani pembuatan undang-undang. Dalam praktik, sesungguhnya terdapat
pembentukan hukum melalui yurisprudensi tetapi ini tidak mengikat secara umum.

REFERENSI:
Modul Pranta Masyarakat Belanda: Sistem Politik Dan Pemerintahan Belanda

Anda mungkin juga menyukai