Anda di halaman 1dari 2

Petunjuk umum dalam melakukan diskusi: Silahkan anda kemukakan pendapat anda dengan berdasar pada studi

kasus ini, teori, bersumber dari BMP, dan juga dasar hukum yang berlaku saat ini. Jangan lupa cantumkan sumber
referensi.

Simak studi kasus berikut ini:

Ketua KPK Firli Bahuri menegaskan kepada kepala daerah untuk mencegah adanya korupsi pada sektor investasi
yang akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Ketua KPK meminta kepada para kepala daerah
mempermudah investasi. Ketua KPK  berharap kepala daerah dapat menumbuhkan tujuan negara, bahkan saat
berkampanye. Ketua KPK  menyoroti tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, di antaranya belanja
APBN/APBD. Kepala daerah disarankan membangun komunikasi yang baik dengan legislatif dalam maksud
pengesahan APBD dapat dilakukan secara lancar. Lalu, ada konsumsi masyarakat, yang dapat mempengaruhi
pendapatan masyarakat. Ketua KPK menyatakan konsumsi masyarakat dapat mempermudah investor untuk
membuka usaha maupun lapangan kerja. Selanjutnya adalah investasi. Ketua KPK meminta kepada para kepala
daerah mempermudah investasi. Selain itu, diharapkan kepala daerah dapat menumbuhkan tujuan negara, bahkan
saat berkampanye. Hal tersebut mengingat setiap program nasional tak akan mudah berjalan jika stabilitas politik
dan keamanan tidak terjamin. Ketua KPK berharap kepala daerah dapat membangun sinergisitas dengan DPRD,
khususnya pada sektor investasi. (Sumber:  artikel "Ketua KPK ke Para Kepala Daerah: Jangan Ada Korupsi di Sektor
Investasi" pada laman https://news.detik.com/berita/d-5835280/ketua-kpk-ke-para-kepala-daerah-jangan-ada-
korupsi-di-sektor-investasi)

Soal:

1. Dari studi kasus di atas, jelaskan lembaga kepala daerah dan DPRD kabupaten/kota berdasarkan UU No
32/2004 jo UU No 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Apakah ada perbedaannya?

2. Jelaskan  peran Pemerintahan Daerah dalam mendorong investasi di daerah sekaligus dalam menjaga
integritas pemerintahan daerah agar  tercapai tujuan pembangunan daerah yang berkelanjutan
berdasarkan UU No 32/2004 jo UU No 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah?

3. terkait studi kasus di atas, bagaimanakah hubungan DPRD dengan rakyat? Berikan contohnya! Selamat
belajar dan berdiskusi, salam sehat dan sukses selalu, Tutor. 

1. Organ Pemerintahan Daerah berubah sejak UU 18/1995 sampai sekarang (UU Nomor 32/2014. Sejak
tahun 1965, organ pemerintahan daerah terdiri dari atas dewan lokal (council), yaitu DPRD dan mayor
(gubernur/bupati/wali kota) dan committee (dinas dan badan). Menurut UU Nomor 32/2014, badan
pelaksana urusan pemerintahan yang disentralisasikan adalah dinas dan badan di bawah
gubernur/bupati/wali kota.

UU Nomor 23/2014 mirip dengan kedudukan mayor di prancis yang diebut prefet (untuk daerah otonom
setingkat provinsi) dan maire (untuk daerah otonom setingkat kabupaten/kota). Sebagaimana di prancis,
kedudukan kepala daerah (mayor) dibawah UU Nomor 23/2014 mempunyai dua fungsi (dual function),
yaitu 1) sebagai alat daerah otonom dan 2) sebagai wakil pemerintah pusat.
Model pemerintahan daerah UU Nomor 23/2014 mirip dengan model pemerintahan daerah pada masa
penjajahan belanda di bawah Indische Staatsregeling 1922.

Perbedaannya, pada zaman penjajahan Belanda, yang pertama gubernur/bupati/wali kota diangkat
oleh pemerintah pusat, sedangkan di bawah UU Nomor 23/2014 dipilih langsung oleh rakyat;
kedua yang melaksanakan tugas pemerintahan harian adalah college, sedangkan di bawah UU
Nomor 23/2014 adalah gubernur/bupati/wali kota dan kepala-kepala dinas.

2. Untuk mendorong investasi kepada daerah di pemerintahan daerah maka kepala daerah dan DPRD baik
tingkat provinsi maupu Kabupaten/Kota betul-betul menganalisa kemampuan dan potensi sumber daya
dan sumber daya alam yang ada, jika dalam Undang-undang No 32/2014 Kebijakan dalam proses
pemerintahan dan Administrasi masih ditentukan oleh pemerintah pusat, maka dalam undang-undang
Nomor 23/2014 Pemerintah Daerah lebih leluasa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahannya dengan
tugas dan wewenang sesuai dengan aturan, kondisi yang ada di daerah, investasi lebih besar peluangnya
dibanding dengan hanya berkoordinasi dengan pemerintah daerah lainnya.
3. Dalam sistem pemerintahan demokrasi, yang memegang kedaulatan adalah rakyat, yang menentukan
kebijakan daerah adalah rakyat daerah yang bersangkutan. Untuk bisa menentukan kebijakan pemerintah
daerah, rakyat memilih wakil-wakilnya dalam pemilu untuk duduk di lembaga perwakilan.
DPRD merupakan wakil rakyat yang duduk dilembaga pemerintahan sebagai mitra pemerintahan daerah
dan sebagai pembuat peraturan daerah, anggaran, dan pengawas. DPRD juga bertugas membahas dan
menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) yang diajukan pemerintah
daerah kabupaten atau kota. DPRD melaksanakan fungsi pengawasan yaitu mengawasi jalannya
pemerintahan, khususnya kebijakan daerah yang dibuat bersama.
Contoh : Menyalurkan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat kepada DPRD yang akan dijalankan oleh
Pemerintah Daerah terkait dengan isu-isu investasi.

Referensi :
BMP/ADPU4440/MODUL5/Hal 5.5-5.15

Anda mungkin juga menyukai