Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1 EKMA 4473

INDUSTRI BATIK RIAU

Potensi Industri Batik Riau di Kota Pekanbaru secara ekonomi cukup memberikan pendapatan
kepada Kota Pekanbaru. Industri batik Riau diharapkan dapat menopang kreatifitas kerajinan
dalam industri tekstil dan sejenisnya. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki seni dan motif
batiknya sendiri, tak terkecuali Riau yang mempunyai ciri khas “Batik Tabir Riau” meski
demikian tak banyak orang yang mengetahui keberadaan batik Riau, hal ini karena kurangnya
promosi dan pemasaran dari pengrajin batik Riau. Produksi batik yang cenderung mengikuti
selera konsumen menyebabkan Batik Riau ini memiliki motif yang beragam, sehingga menarik
untuk dilirik oleh masyarakat baik dalam kota Pekanbaru maupun luar kota Pekanbaru. Hal ini
membuat motif batik Melayu Riau menjadi unik dan berpeluang besar memperluas pemasaran
karena bisa mengikuti permintaan pasar. Akan tetapi pembuatan batik secara tradisional yang
bertopang pada pengusaha - pengusaha kecil masih dipertahankan sebagai usaha utama pada
sebagian besar masyarakat karena harga jual produksinya yang sangat tinggi, serta untuk
menjaga kelestarian budaya batik Indonesia yang bercorak budaya khas Melayu Riau.
Salah satu pengusaha batik Riau yang saat ini tengah mengembangkan usahanya adalah
Rumah Kreatif Cempaka yang berusaha untuk melakukan berbagai inovasi agar batik Riau
semakin dikenal dan diminati masyarakat luas. Inovasi yang dilakukan dimulai dari kebutuhan
pasar atau keinginan konsumen yaitu mengenai motif-motif apa saja yang disukai konsumen.
Selanjutnya, Rumah Kreatif Cempaka melakukan penelitian dan pengembangan untuk
menuangkan ide motif dari pasar tersebut kedalam gambar batik, termasuk kombinasi warna
yang sesuai. Setelah motif, warna, dan cara produksi ditetapkan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan produksi tersebut dan dijual kepada konsumen. Langkah inovasi yang dimulai
dari keinginan pasar ini dipilih agar Rumah Kreatif Cempaka mampu bersaing, tidak hanya
dengan pesaing-pesaing dari dalam negeri saja, namun juga dengan pesaing dari luar negeri
seperti Malaysia. Industri ini sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut terkait dengan
trend penggunaan batik yang semakin diminati dalam berbagai produk masa kini.

Pertanyaan:

1. Berdasarkan artikel Batik Riau diatas, jawablah pertanyaan berikut:


Jelaskan model inovasi yang manakah diterapkan Batik Riau tersebut, berdasarkan model –
model inovasi menurut Trott (2008)!

2. Menurut Schroeder (2000), terdapat tiga macam strategi yang dapat di gunakan untuk
mengenalkan produk baru ke pasar. Berdasarkan artikel Batik Riau diatas, strategi manakah
yang tepat untuk diterapkan!
Jawaban :
1. Menurut saya, Batik Riau menggunakan model inovasi model interaktif ; model interaktif
merupakan model yang mengembangkan model-model sebelumnya dan merangkaikan
secara bersama-sama model dorongan tekonlogi dan tarika pasar. Model inovasi ini
muncul sebagai hasil interaksi pasar, dasar ilmu pengetahuan, dan kemampuan
organisasi. Trott (2008).

Sumber : Bahan Ajar Pengembangan Produk ; Meirani Harsasi ; Edisi 2 ; modul 1


hal 1.11

2. Strategi pengenalan produk menurut Schroeder (2000) menurut saya ada tarikan pasar
dan pandangan interfungsional . Tarikan pasar artinya pasarlah yang „menarik‟
perusahaan untuk membuat produk baru. Pangdangan interfungsioal merupakan
penggabungan dua pandangan sebelumnya yaitu suatu produk hendaknya tidak hanya
menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, tetapi juga manfaat teknis yang diperoleh, untuk
melakasanakan semua fungsi dalam organisasi (pemasaran, teknik, operasi, dan
keuangan) harus bekerja sama untuk mendesain produk baru yang dibutuhkan
perusahaan.

Sumber : Bahan Ajar Pengembangan Produk ; Meirani Harsasi ; Edisi 2 ; modul 1


hal 1.20-hal 1.21

Anda mungkin juga menyukai