Kti Alpi
Kti Alpi
BAB I
PENDAHULUAN
shalat tidak bisa dilakukan sembarangan. Terdapat syarat sah shalat yang
perlu dipenuhi supaya shalatnya sah dimata Allah SWT. Shalat terbagi jadi
dua bagian, yaitu shalat wajib dan juga shalat sunnah. Berikut adalah satu
penting dalam Islam sebagai cara untuk mengingat Allah SWT. Selain itu,
terdapat banyak hadits dan kajian ilmu fiqih yang membahas tentang tata cara
atau kaifiyat dalam melaksanakan shalat yang harus dipahami oleh setiap
muslim.
Fiqih kaifiyat shalat adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti
hukum-hukum atau tata cara dalam shalat. Fiqih kaifiyat shalat adalah cabang
ilmu fiqih yang membahas tentang tata cara melaksanakan shalat dengan baik
dan benar. Aceng Zakaria adalah salah satu ulama yang mempelajari dan
Zakaria dapat dijelaskan sebagai berikut. Di era modern saat ini, banyak umat
islam yang kurang memahami tata cara melaksanakan shalat dengan baik dan
benar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang ilmu fiqih
kaifiyat shalat.
sesuai, gerakan yang kurang tepat, dan lain sebagainya. Kondisi ini dapat
Oleh karena itu, ilmu fiqih kaifiyat shalat perlu dipelajari secara serius
agar umat islam dapat melaksanakan shalat dengan baik dan benar sesuai
dengan tuntunan syariat Islam. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan
kualitas shalat dan juga meningkatkan kualitas ibadah umat islam secara
keseluruhan.
luas tentang fiqih kaifiyat shalat. Beliau telah banyak mengajarkan tata cara
melaksanakan shalat yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja indikator yang dijadikan alasan Aceng Zakaria dalam menilai
3. Apa paradigma adanya kaifiyat shalat yang baik menurut Aceng Zakaria
C. Tujuan Pembahasan
3. Mengetahui tata cara Shalat yang baik dan benar menurut Aceng Zakaria
D. Metode Pembahasan
bahas, baik dari artikel ataupun makalah, serta dari internet sebagai bahan
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Metode Pembahasan
E. Sistematika Penulisan
BAB II : PEMBAHSAN
Zakaria
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Kyai Ahmad Kurhi, seorang ajengan dari garis keturunan KH. A. Shidiq. Ia
Tengah, sekitar pergantian abad ke-19. Ini yang disebut oleh para pakar
Quddus (Pesantren Cipari) dari jalur Ny. Hj. Muti’ah, K.H. Haramaen dan
K.H. Payumi (Ajengan Uyum) dari jalur Ny. Hj. Atikah yang bersuamikan
KH. Sayuti. Termasuk salah satu cucunya yang menjadi ulama besar adalah
KH. Aceng Zakaria, cucu dari jalur Ajengan Ahmad Kurhi-Ny. Menoh.
keluarganya, menamai bayi mungil tersebut: Zakaria. Nama itu bukan sekedar
nama. Nama itu adalah do’a pengharapan dari sang ayah dan juga kerabat,
keluarga besar Mama Sukarasa. Nama itu merujuk pada nama saudara
Ajengan Engku dari pihak lain ibu, yakni K.H. M. Zakaria (w. 1942).
Bandung, Sukabumi, hingga ke Jakarta (terkait ini, lihat tulisan saya: Madjlis
Ahli Soennah Garoet: Local Islamic Puritanism Movement and Its Roles in
West Java during the Colonialism Era of 1926- 1942). Penyematan nama
Zakaria pada si jabang bayi menunjukkan harapan Ajengan Engku, agar kelak
menjadi ulama besar. Keluarga besar Mama Sukarasa (sang kakek) dan
Engku itu sendiri adalah tokoh ajengan terkemuka yang sangat dihormati di
Garut pada umumnya. Oleh karena itu, Zakaria muda anak keempat Engku
Begitulah, anak muda itupun lebih dikenal dengan panggilan Aceng Zakaria.1
Buku Aqidah
Buku Fiqh
Hadyu Rosul
Buku Bahasa
Tashrif 20 Jam
Nahwu terjemah
1
Pepen Irpan Fauzan .” KH. A. ZAKARIA (1948-2022 M): Warisan Jihad Sang Ulama Persatuan
Islam”, Majalah Risalah NO. 09 th. 60 - Desember 2022., h.8-9
8
Bidang tafsir
Buku Hadits
Ilmu Faraidh2
K.H. Aceng Zakaria dikenal sebagai ulama yang cakap akan berbagai
disiplin ilmu. Hal tersebut dibuktikan dengan karya yang telah lahir dalam
K.H. Aceng Zakaria ialah tentang hukum penggunaan hadis sebagai hujjah
tentang klasifikasi hadis yang terdiri dari ṣaḥīḥ , hasan dan dhaif.
dipaparkan oleh K.H. Aceng Zakaria dalam kitab al- Hidāyah tidak
Hadis ṣaḥīḥ ialah hadis yang dari segi sanadnya diriwayatkan oleh
tidak ada ‘illat serta terhindar dari syadz. Terakhir yakni hadis
sebab cacat pada sanad dan rawi yang terdiri dari hadis mu’allaq,
jadikan sebagai dalil hukum yang mendasari sebuah perbuatan atau ritual
sampai derajat maudhu’. Dalam sub bab hukum menggunakan hadis dhaif,
menggunakan hadis dhaif sekalipun untuk fadhail amal itu tidak boleh secara
mutlaq. Artinya dalam hal apapun, kondisi serta alasan apapun hadis dhaif
tidak dapat dijadikan sebagai dasar hukum. Kedua, hadis dhaif boleh
digunakan secara mutlaq, maksudnya baik itu sebagai dasar hukum maupun
fadhail amal itu boleh hukumnya. Ketiga, hadis dhaif dapat digunakan dalam
hal fadhail amal dengan beberapa ketentuan yakni, kedhaifannya tidak terlalu
berat, isi dari hadis memang pokok-pokok yang dapat diamalkan, dan tidak
melebihi keyakinan terhadap hadis ṣaḥīḥ serta hal tersebut dilakukan sebagai
perlu merujuk pada hadis dhaif, sedangkan hadis ṣaḥīḥ sendiri banyak yang
11
mengandung fadhail amal. Sehingga dalam hal ini, beliau menekankan bahwa
dalam segala aspek baik itu fadhail amal apalagi untuk masalah penentuan
hukum menjadi keharusan menggunakan hadis yang maqbul yakni hadis ṣaḥīḥ
rawi yang mana hal tersebut menjadi poin penting dalam menentukan derajat
menjadi beberapa poin yakni, apabila terdapat penilaian jarh dan ta’dil
terhadap seorang rawi secara bersamaan maka dahulukan penilaian jarh jika
dijelaskan sebab jarhnya, sebaliknya bila tidak dijelaskan sebab jarhnya maka
dahulukan penilaian adil, dan apabila penilaian jarh itu tidak disertai dengan
penjelasan akan sebab ke-jarh-annya serta tidak ada pula seorang pun yang
menilai adil maka penilaian jarh itu yang diambil. Kesimpulan ini sama
sebagai berikut:
sahabat yang lain dan tidak ada teguran atau pun pertentangan
dapat dijadikan hujjah. Dalam kitab al- Hidāyah karya K.H. Aceng
hadis mursal. Hal ini dapat dilihat dari pengambilan hukum sebuah
Hadis diatas dinilai sebagai hadis mursal yang mana dalam riwayat
peneliti. Dari segi komponen hadis, antara sanad dan matan beliau
terhadap apa yang ada sejak dulu dan menganggap hal itu telah
a. Pengertian Shalat
Shalat adalah salah satu ibadah yang penting dalam agama Islam.
Secara bahasa, shalat berasal dari bahasa Arab " "صالةyang artinya adalah doa
lebih kompleks.
Menurut para ulama, shalat adalah ibadah yang dilakukan oleh seorang
muslim dengan cara mengikuti aturan dan tata cara yang telah ditentukan oleh
syariat Islam, yang dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada
Secara lebih rinci, shalat adalah ibadah yang terdiri dari gerakan-
gerakan tertentu yang dilakukan oleh seorang muslim dengan niat dan
yang telah ditentukan, yaitu shalat lima waktu (shalat Subuh, shalat Dhuhur,
Shalat memiliki peran yang sangat penting dalam agama Islam. Selain
sebagai ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang muslim, shalat juga
3
Jurnal ilmu hadis Arini Azzahra,hal 46-52
4
Sazali,” Signifikansi Ibadah Sholat Dalam Pembentukan Kesehatan Jasmani dan Rohani” Jurnal
Ilmu dan Budaya, Volume : 40, No.52, Juli /2016, h.5890
19
SWT, shalat juga dapat membantu seseorang untuk memperbaiki akhlak dan
sesama muslim.
Dengan demikian, shalat adalah salah satu ibadah yang sangat penting dalam
agama Islam. Meskipun memiliki tata cara yang kaku dan rumit, shalat memberikan
banyak manfaat dan keberkahan bagi kehidupan seorang muslim. Oleh karena itu,
shalat harus selalu dijaga dan dilakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
kewajiban utama dalam agama Islam yang harus dilakukan oleh setiap muslim.
ك ِذ ْك ٰرى ِ
َ السيِّاٰ ِتۗ ٰذل ِ الص ٰلو َة طَريَفِ النَّها ِر و ُزلًَفا ِّمن الَّي ِل ۗاِ َّن احْل سن
َّ َ ٰت يُ ْذ ِهنْب َّ َواَقِ ِم
ََ ْ َ َ َ َ
َّ ِل
لذاكِ ِريْ َن
Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan
mengingat (Allah).
20
Lima waktu shalat yang harus dilakukan setiap hari memiliki manfaat
yang berat jika tidak dilakukan. Oleh karena itu, setiap muslim diharapkan
agama Islam yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang sudah baligh dan
mukallaf. Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki nilai
untuk mengakui kebesaran Allah SWT dan sebagai bentuk ketaatan kepada-
Nya.
Perintah wajib shalat terdiri dari lima waktu shalat yang harus
dilakukan setiap hari. Lima waktu shalat tersebut adalah shalat Fajar, shalat
Dzuhur, shalat Ashar, shalat Maghrib, dan shalat Isya'. Setiap waktu shalat
Shalat Fajar dilakukan sebelum terbitnya matahari dan terdiri dari dua
rakaat. Shalat Dzuhur dilakukan pada saat matahari berada di atas kepala dan
terdiri dari empat rakaat. Shalat Ashar dilakukan pada saat matahari mulai
condong ke barat dan terdiri dari empat rakaat. Shalat Maghrib dilakukan
setelah matahari terbenam dan terdiri dari tiga rakaat. Sedangkan shalat Isya'
dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT. Selain itu, shalat juga dapat
sengaja dan tanpa alasan yang sah akan berdosa dan dapat dikenakan
hukuman. Hal ini karena shalat merupakan salah satu kewajiban yang harus
manusia yang sudah berikrar tunduk kepada Allah Swt. Dalam Al-Qur'an
disebut:
salat akan tetapi para ulama sependapat bahwa yang dimaksud ialah salat lima
waktu.
Alasan para ulama adalah (1) lafal "as-shalawat" adalah bentuk jamak
wustha dalam bentuk tunggal yang berarti ada lagi salat selain yang disebut
dalam lafal as-shalawat; dan (3) masih berkaitan dengan lafal as-shalawat al-
wustha atau salat yang terletak di tengah antara salat-salat lain, para ulama
berpendapat bahwa kalau salat dalam sehari jumlahnya genap maka tidak ada
yang disebut salat yang di tengah. Hal itu berarti jumlah salat yang
QS. Al-Baqarah: 238 Perintah Salat lima waktu juga didapati dalam beberapa
ayat al-Quran. Pertama dalam QS. An-Nuur: 58 disebut langsung nama salat
ٍ ث م ٰر ِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ
ۗت ٰ ْ ٓيٰاَيُّ َها الَّذيْ َن اٰ َمُن ْوا ليَ ْستَْأذنْ ُك ُم الَّذيْ َن َملَ َك
ّ َ َ ت اَمْيَانُ ُك ْم َوالذيْ َن مَلْ َيْبلُغُ وا احْلُلُ َم مْن ُك ْم َثل
ِ ِ وة الْ َفج ِر و ِح تَض عو َن ثِي اب ُكم ِّمن الظَّ ِهي ر ِة و ِمنۢ بع ِد ص ٰل
ِ ِمن َقب ِل ص ٰل
ُ وة الْعِ َش اۤءۗ ثَ ٰل
ث َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ نْي َ ْ ْ
ٍ ض ُك ْم َع ٰلى َب ْع
ض ٌ َس َعلَْي ُك ْم َواَل َعلَْي ِه ْم ُجن
ُ احۢ َب ْع َد ُه َّنۗ طََّوا ُف ْو َن َعلَْي ُك ْم َب ْع َّ ٍ
َ َع ْو ٰرت ل ُك ْمۗ لَْي
laki dan perempuan) yang kamu miliki dan orang-orang yang belum balig
(dewasa) di antara kamu meminta izin kepada kamu tiga kali, yaitu sebelum
dan setelah salat Isya. (Itu adalah) tiga (waktu yang biasanya) aurat
(terbuka) bagi kamu.523) Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi
mereka selain dari (tiga waktu) itu. (Mereka) sering keluar masuk
1. Islam
5
https://www.kemenag.go.id/opini/salat-lima-waktu-dalam-al-qur039annbsp-11zili ,diakses
pada 2 April 2023, 12:01
23
besar sedangkan hadas kecil adalah hadas yang dapat disucikan dengan
haid, junub, nifas dan keluar mani dan hadas kecil adalah setuatu yang
ص ِعيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوَأ ْي ِدي ُك ْم ِم ْنهُ َما ي ُِري ُد
َ ْالغَاِئ ِط َأوْ اَل َم ْستُ ُم النِّ َسا َء فَلَ ْم تَ ِجدُوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا
ج َولَ ِك ْن ي ُِري ُد لِيُطَه َِّر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَهُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون
ٍ هَّللا ُ لِيَجْ َع َل َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َر
24
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
َ ” اَل تُ ْقبَ ُل:َصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن َأبِي ه َُري َْرة
صاَل ةُ َم ْن َ َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق
َ ِ قَا َل َرسُو ُل هللا:ال ¨َ ض
ِ َر
ضَأ َ َأحْ د
َّ َث َحتَّى يَتَ َو
2. Menutup aurat
dan wajah.
4. Menghadap kiblat
Kiblat adalah arah yang dituju umat Islam dalam sebagian konteks
Islam adalah bangunan suci yang dibangun dua orang Nabi yaitu
Baqarah : 144)
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Kiblat ,diakses pada 8 april 2023, 14:21
26
keluarnya, seperti kentut, buang air kecil, dan buang air besar.
berikutnya.
Adapun jika salah satu hal di atas terjadi, maka shalat yang sedang