َر ْك َع َتا ْال َفجْ ِر َخ ْي ٌر مِنْ ال ُّد ْن َيا َو َما فِي َها
“Dua rekaat salat salat sunah fajar adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya,” (Sahih
Muslim: 725).
“Apabila muazin selesai mengumandangkan azan subuh, Rasulullah ﷺmemulai subuh dengan
dua rekaat (sunah) yang ringan sebelum salat (wajib subuh) ditegakkan,” (Sahih Muslim: 723).
Dari Qais bin Amru Radhiyallahu Anhu yang berkata bahwa Nabi ﷺmelihat seorang laki-laki
melakukan salat dua rekaat setelah salat subuh. Maka Rasulullah ﷺtanya:
ِ ْح َر ْك َع َت
ان ُّ صاَل ةُ ال
ِ صب َ
“Sesungguhnya aku belum mengerjakan salat dua rekaat (sunah fajar) sebelum dua rekaat
(salat subuh), maka saya melakukannya saat ini.”
Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah ﷺpun terdiam, (Sunan Abu Dawud: 1267. Al-Albani:
Sahih. Abu Tahir Zubair Ali Zai: Hasan).
PENJELASAN
Berkata Syaikh Rasyid Abdul Karim rahimahullah:
سنة الفجر من العبادات الفاضلة التي كان يحافظ عليها الرسول ﷺ،
“Sunah fajar adalah satu dari sekian ibadah yang utama, yang senantiasa dijaga oleh Rasulullah
ﷺ.
خير من الدنيا وما فيها- لما فيها من األجر العظيم- وأخبر أنها
“Beliau mengabarkan bahwa di dalam salat sunah fajar itu terdapat pahala yang sangat besar,
yang lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.”
ولما رأى من يتنفل بعد صالة الفجر أنكر عليه فلما علم أنه يقضي سنة الفجر سكت? وأقره على ذلك
“Dan ketika beliau melihat seseorang melakukan salat nafilah setelah salat subuh, beliau ﷺ
sempat mengingkari perbuatan seperti itu. Akan tetapi, setelah beliau mengetahui bahwa
sahabat tersebut melakukan salat sunah fajar, beliau ﷺdiam sebagai bentuk setuju akan hal
tersebut.”
PELAJARAN
Pelajaran yang bisa diambil dari materi kali ini, menurut Syaikh Rasyid Abdul Karim
rahimahullah, di antaranya:
“Hukumnya mustahab, atau sunah, atau disukai, untuk melakukan salat dua rekaat sebelum
salat subuh.”
استحباب تخفيفها
“Dulu ketika Nabi ﷺmasih hidup, beliau meringankan dua rekaat yang dilakukan sebelum salat
subuh, sampai-sampai saya heran dan bertanya, “Apakah Anda hanya membaca Ummul Kitab
(Al-Fatihah) saja?” (Sahih Bukhari: 1165).
“Dulu ketika Nabi ﷺmasih hidup, beliau melakukan salat dua rekaat (sunnah) fajar setelah
beliau mendengar azan subuh dengan meringankan kedua rekaatnya,” (Sahih Muslim: 724).