Anda di halaman 1dari 14

Adinda sekar ningtyas

Naskah Theater
Marmut merah jambu
By: Raditya dika

Pemeran Utama:
-Dika
-Bertus
-Cindy
-Ina

Pemeran Figuran:
-Michael
-Ibu Dika
-Kepala sekolah
-Guru olahraga
-Ibu Bertus
-Bapak siomay

Di suatu sekolah tepatnya di halaman sekolah,terdapat 2 orang murid yang menginginkan


kepopuleran di sekolah, mereka adalah Dika dan Bertus.)

Bertus : Dik, gimana ya supaya kita bisa kayak Michael ?

Dika : Ber, dia itu populer. Lu tanya aja satu sekolah, siapa sih yang gatau dia

Bertus : Gua paham sekarang , problem kita itu adalah kita itu cemen, kita harus populer supaya
kita bisa bahagia.

Dika : Emangnya kita sama sekali gak terkenal ya?

Bertus : Nih ya dik ya , kepala sekolah aja sampe gak kenal sama kita.

Tiba-tiba,Kepala sekolah lewat..

Bertus: Sore bu..

Kepala sekolah : ---- (Muka bingung)

Dika : Ber,emang kenapa sih popular sama urusan cewek jadi penting banget buat lu ?

Bertus : Dik, gini..Lu tau kan di SMA itu kita bisa ketemu sama jodoh kita, semakin lama kita
ketemu jodoh kita, semakin lama kita menikah .
Dika : Duh,Ber.Lu sunat aja kagak berani, udah ngomongin nikah aja.

*Pulang sekolah , di mobil ..

Bertus : Tante, dulu tante waktu sekolah, tante populer gak?

Ibu Dika : Banget, tante kau ini sangat populer pas muda.

Bertus : Gimana sih cara populer ?


Ibu Dika : Kau mau seperti jaman ku dulu? Nah, kalau jaman aku ..Kau main sepatu roda ,
makan permen karet, hah pasti kalian terkenal.Gaya itu no 1, hah percaya sama aku !

*(Keesokan harinya di koridor sekolah, Dika dan Bertus mengikuti saran dari ibu Dika dengan
menggunakan sepatu roda di sekolah dan headband.) Bertus : Heyyy, elo elo elo apak kabar
bree? (menyapa 3 anak yang sedang main kartu)

Dika : Lagi pada lagi ngapain,sih cuyyy ?? Boleh ikutan gakkk?

*Di koridor sekolah,Bertus dan Dika berjalan bersama saling menyapa orang orang yang ada di
koridor)

Bertus dan Dika : Hey, hey, halo teman teman!

* (Saking asiknya nyapa mereka gak lihat kalau ada murid yang duduk di lantai dan mereka
tersandung oleh kaki murid tersebut) Bersamaan dengan mereka jatuh, seorang murid cewek
yang merupakan anggota PMR terlihat sedang membawa kotak obat PMR karena ingin ke UKS.
(Cewek tersebut menghampiri mereka )

Ina : Hey, kalian gapapa?

Bertus : Eh, hey kita gapapa kok (sambil masang muka sok cool)

Dika : I,iya kita gapapa kok (sambil mencoba untuk berdiri)

Ina : kamu Dika ya? (ucap Ina tersenyum sambil melihat Dika)

Dika : Iya…bener

Ina : (menyerahkan origami burung) Cepat sembuh ya ! (kemudian segera beranjak dan
melanjutkan pergi ke UKS)

Dika : Eh tunggu, kokk lu tau nama gue? (sambil tersenyum sumringah)

Ina : Tuh,di bet nama lu (sambil tersenyum).


*Di kantin,Bertus sedang makan sendirian.Kemudian,Dika menghampirinya.

Bertus : Kenapa,lu ? (Melihat muka Dika heran)

Dika : Siomay itu biar gue yang bayar. (Dika mengecek dompetnya) .Ehm,Ber,gua lupa bawa
duit,gua bayarin siomay lu,tapi gua minjem duit lu dulu,nanti gue bayarin ke lu lagi.

Bertus : (Bertus melihat Dika sambil bingung) Oh,oke oke. Tapi,ada apaan sih,kok lu daritadi
senyum-senyum sendiri ? (Bertus ngasih duit ke Dika)

Dika : Hehe,gapapa. Pak,pak ! (Memanggil tukang siomay) Siomaynya biar saya yang bayar !
(Sambil menunjukkan muka sombong)

Tukang Somay : Makasih !


Dika : Ber,bener kata lu.Kita harus jadi populer.

Bertus : Nah,gitu kek daritadi.Gua nambah jajanan lagi boleh,ya ?

Dika : Boleh,dong ! (Bertus mengeluarkan uang dan memberikannya pada Dika) Pak!
Siomaynya nambah lagi ya !

*(Tiba-tiba,Ina lewat di kantin.Dia berjalan sambil membawa buku.)

Ina : Eh..ehh (sambil menunduk ke bawah gugup) (Lalu saat Ina berjalan,muncul Michael di
depan,dan Ina dengan sengaja menjatuhkan dirinya dengan berpura-pura menabrak Michael
karena tidak melihat jalan)

Michael : Eh,Ina.Lu gapapa ? (Sambil mengambilkan buku Ina yang jatuh berserakan)

Ina : Eh,iya gapapa. (Dika pun melihat kejadian itu dan langsung tercengang).

*Malam harinya (di kamar Dika)..

Dika : Ha..Halo,

Ina ? Ina : Halo.. Halo? Ini Michael ya ? (Di kamar Ina)

Dika : (Langsung tutup telefon.Kemudian nelefon Bertus).

Bertus : Halo ? (Di kamar Bertus)

Dika : Ber,bener kata lu.Kita harus populer ! Di teras rumah Dika.. Bertus : Okeh,ikutin rencana
gue,biar jadi terkenal.

Dika : Gimana,gimana ? Bertus : (Bertus menulis di papan tulis : HEBOH -> TERKENAL)
Gini..kalau kita bikin kehebohan,kita bisa terkenal. Dika :
Caranya gimana ?

Bertus : Gak tau,baru sampe sini doang rencana gue. (Mikir beberapa saat)

Dika : Oh,gimana kalau kita ikutin anak-anak yang terkenal di sekolah kita ?

Bertus : Oh,iya ! (Sambil menulis di papan tulis daftar murid-murid terkenal di sekolah) Tiba-
tiba Ibu Dika menghampiri mereka.

Ibu Dika : Kalian ini sedang apa,hah ?

Bertus : Ini loh,Tan....Kita mau terkenal di sekolah.

Ibu Dika : Nah,ini yang kalian tulis siapa ? (Sambil menunjuk papan tulis)

Dika : Ini daftar anak-anak terkenal di sekolah,Mah..

Bertus : Hey,kayaknya anak-anak yang terkenal itu ketua ekskul semua,deh.

Dika : Oh,iya ya..Gimana kalau kita bikin ekskul sendiri aja ?

Bertus : (Lirik-lirik ke kanan dan ke kiri,lalu melihat sekumpulan buku Detektif Conan &
Sherlock Holmes). Ahaa,gimana kalau kita bikin ekskul grup detektif ?

Dika : Duhh,gak deh.Dua cowok cemen kayak kita bisa diketawain sama satu sekolah.

Bertus : Kita kan udah biasa diketawain satu sekolah.Dan..kedengarannya kita gak secemen itu.

Dika : Hmm,iya sih.Boleh juga,deh. Di kantin sekolah .. (Dika & Bertus membawa peralatan
detektif)

Bertus : Mulai sekarang,derajat kita bakal naik,Dik.Grup detektif kita ini bakal memecahkan
berbagai kasus,karena kita menjunjung tinggi keadilan.Dan yang paling penting… (Sambil
memakai kaca pembesar) Semua orang yang ada di sini bakal diem-diem ngomong “Wah,kok
Bertus dan Dika nambah keren yaa.”

Murid-murid Lain : Kok,mereka jadi makin aneh ya ?

Murid-murid Lain : Iyalah,pantas mereka gak punya temen.

*(Mereka menghampiri guru olahraga)

Dika : Bu,kami baru bikin grup detektif.

Guru Olahraga : Hmm,terus ? Dika : Ibu ada kasus yang perlu kita tangani ?
Guru Olahraga : (Berpikir sejenak) Ada.. (Kemudian guru olahraga mengajak Bertus dan Dika
ke ruang penyimpanan bola) Bola basket saya hilang,padahal setelah pulang sekolah kemarin s
aya taruh di lemari itu,di sebelah bola-bola voli itu.Tapi hari ini,bola basket itu hilang secara
misterius. (Kemudian mereka bertiga saling tatap satu sama lain)

Bertus : Hmm..Misteri hilangnya Guru Olahraga Tua.

Guru Olahraga : (Nepok Bertus)

Bertus : Eh,maksud saya ‘Guru Olahraga yang Tidak Terlalu Tua’ (Kemudian Bertus dan Dika
mengamati ruangan tersebut,tiba-tiba ada seorang cewek yang mengintip di depan pintu) (Bertus
dan Dika menghampiri dua orang yang sedang mengobrol di depan ruang itu)

Bertus : Kalian kemarin masuk ruang olahraga ya ?

Dua Murid : Iya,kemarin kita yang naro voli yang baru.

Bertus : Berarti lu pelakunya ! Jangan bohong,lu !

Dua Murid : Enggak ..

Bertus : Jangan bohong,lu ! Lu narkoba,ya ? (Sambil mengeluarkan alat sengatan listrik)

Dua Murid : Dibilangin kagak ! Suer,dah !

*(Tiba-tiba,cewek tadi yang mengintip dari luar ruangan datang…)

Cindy : Berapa banyak bola yang hilang ?

Bertus : Ehm,sorry.. Anda siapa ya? Cindy :

Cindy, kelas 1F.

Dika : Hmm,maaf Cindy,kami lagi menangani kasus penting.

Cindy : (Memalingkan muka,lalu masuk ke ruang penyimpanan bola untuk mengamati sesuatu)

Dika : Oke,Bu.Misteri hilangnya bola sudah terpecahkan.

Guru Olahraga : Hah,kok bisa secepat itu ??

Dika : Sini,Bu sini. (Kemudian mereka mengobrol sambil berjalan)


Dika : Bu Yaya,menaruh bola basket kemarin pada siang hari.Lalu pada saat malam tiba,ada
pencuri yang masuk ke ruangan penyimpanan bola,karena sudah lama dia menginginkan bola
basket itu.Pada saat sedang mengambil bola,si pencuri mendengar suara penjaga sekolah.Dia
panik,lalu dia lari,dan menyembunyikan bola basket di tempat sampah. (Sambil berjalan ke arah
tong sampah) Mungkin si pencuri gak bakal ketemu pelakunya,tapi yang jelas,bola basketnya
ada di sini. (Sambil menunjuk tong sampah)

Bertus : Hampir betul. Yang benar seperti ini,pencurinya ada dua.Ada yang bertubuh gempal
dan kurus…

Guru Olahraga : Loh,kamu taunya darimana ?

Bertus : Feeling aja,Bu..Boleh saya lanjutkan ?

Guru Olahraga : Silahkan !

Bertus : Si pencuri bahkan tidak tahu kalau ada bola basket.Si pencuri itu ingin yang lebih besar
lagi,yaitu mereka ingin mencuri AC bekas yang ada di ruang olahraga.Karena,kalau dijual lebih
mahal.Saya tahu,karena saya dulu jualan AC.Nah,disaat mereka kabur terus mereka mikir,
‘Kenapa gak sekalian bawa bola basket aja?’

Guru Olahraga : Bentar,kenapa mereka harus bawa bola basket ?

Bertus : Itulah,Bu.Jalan pikiran seorang criminal memang sulit ditebak.

Guru Olahraga : Sialan !!

Bertus : Pada saat mereka di tengah jalan,mereka mikir berat juga..Kalau bawa AC sama
bolanya,jadi bola basketnya dibuang ke tempat sampah.

Dika : Kayaknya hipotesis lu lebih masuk akal,deh !

*(Cindy yang melihat itu langsung menghampiri mereka bertiga dan mengajak guru olahraga
tersebut untuk mengikutinya)

Cindy : Hmm udah Bu sini ikut saya aja yuk.

Dika: Eh,kalo ga ngerti apa-apa gausah ikut campur!

(kemudian mengacak-ngacak tong sampah) Udah jelas bola basketnya ada ditempat sampah.
(saat di cek tong sampahnya,ternyata tidak ada bola basketnya)
Cindy : Yuk,Bu. (Kemudian menjelaskan hipotesisnya sambil berdampingan dengan guru
olahraga).
Sebenarnya penjelasannya gampang,

Cindy : Jadi gini, anak-anak yang nongkrong di depan tadi sebagai petunjuk pentingnya. Mereka
masuk dalam ruangan untuk menaruh bola voli . Tapi ternyata di lemari, sudah ada bola basket
bapak. Jadi, digeserlah bola basket tersebut ke kiri. Jadi, makanya dibagian kanan sekarang ada
bola voli. Nah, ternyata lemari bagian kiri ini ambrol penyangganya, makanya menurut saya bola
basketnya jatuh ke bagian bawah lemari.

* (sambil menunjuk bagian bawah lemari dan membukanya). Tuh, ada kan bolanya !

Guru Olahraga : Hebat anggota kalian ini ..

Dika : Bu, hm..Dia bukan anggota kami

Bertus :(Langsung mengalihkan pembicaraan) Iya Bu,iya.Anggota kami memang bagus,makasih


ya Sinta !

Cindy : Cindy. ( sambil melihat Bertus )

Bertus : Nah,iya..Cindy ! ( sambil membetulkan ucapannya )

*Di lorong kelas..

Bertus : Guys,guys..Kita dipanggil kepala sekolah !

Dika : Hah ? Ngapain ?

Bertus : Udah,ikutin aja yuk.

*(Mereka bertiga langsung berjalan menuju halaman belakang sekolah.)

Kepala Sekolah : Ibu dengar,kalian punya grup detektif,ya?

Dika : Iya,Bu.Betul.

Kepala Sekolah : Kalau begitu,ibu punya kasus yang penting.

Bertus : Apa,Bu ?

Kepala Sekolah : Ancaman pembunuhan terhadap kepala sekolah ! (dengan nada


mengintimidasi). Tadi pagi,penjaga sekolah menemukan tulisan ini.Saya yakin,ini dibuat tadi
malam.

Liat tulisannya, “AKU MURIDMU TAK BOSAN MENYANGKA KAMU JATUH”.

Bertus : Berarti,ada murid yang berharap ibu jatuh.

Kepala Sekolah : (sambil membaca tulisan) “SELAMA CINTA SEKOLAH SEMUDAH


MELENYAPKANNYA”.

Dika : Ada yang ingin ingin melenyapkan Ibu,karena dia cinta terhadap sekolah.
Kepala Sekolah : (membaca tulisan) “INI TERUNTUK KEPALA SEKOLAH SAHABAT
KEPALA BARUKU”.

Bertus : Ibu baru dipindahkan dari sekolah lain,kan ?

Kepala Sekolah : He,eh (sambil mengangguk dengan tatapan serius)

Bertus : Ia ingin melenyapkan Ibu,karena menganggap sekolah itu sahabatnya.Pasti..yang bikin


kutu buku banget !

Dika : Atau..dia cinta banget sama sekolah.

Kepala Sekolah : Apa jangan-jangan..Gara-gara saya membuat upacara bendera harus hari
Senin ? Sekarang,jadi ada yang mau membunuh saya.

Bertus : Bisa jadi,Bu.Karena saya juga malas upacara. (Mereka diam sejenak,sambil saling
pandang).

Dika : Ini gambar apa,ya ? (sambil melihat gambar & tulisan di dinding itu)

Bertus : Kayaknya,gambar iblis,deh.

Kepala Sekolah : Mereka sepertinya sudah bersepakat dengan iblis..Nah, Jadi..Bagaimana ?


Sudah ada gambaran,siapa pelakunya ?

Bertus : Kesimpulan yang bisa saya ambil saat ini adalah.. Iblis di gambar itu sangat benci sama
Ibu.

Kepala Sekolah : Kalau saya tahu siapa pelakunya,akan saya keluarkan dari sekolah !
Dika : (setelah merenung sejenak) Sa,saya tahu siapa pelakunya,Bu !

Cindy : Lo tahu siapa pelakunya,Dik ?

Bertus : Siapa,Dik ?

Dika : Pelakunya adalah,Michael !

Bertus : Hah,Michael ? Kepala Sekolah :

Michael,si ketua ekskul basket ? Yang rambutnya wangi itu ? (kaget)

Dika : Iya,Bu.

Kepala Sekolah : Gak mungkin ! Dika : Hmm,berikan saya waktu beberapa hari untuk
menemukan buktinya,
Bu. Cindy : Atas dasar apa lu nuduh Michael,Dik ?

Dika : M,Michael itu anak basket.Pasti dia bisa bikin gravity.

Kepala Sekolah : Saya tidak peduli.Pokoknya kalian uruslah semua itu.Saya beri kalian
wewenang penuh untuk melakukan apa saja sampai pelakunya ketemu.You understand ?
(Mereka bertiga mengangguk.)

Kepala Sekolah : Oke,saya tinggal dulu. Di kantin..

Dika : Bentar,deh.Gue lagi ngestalk si Michael di social media.Nyari informasi lebih tentang dia.
(Bertus membawa kaca pembesar,dan mengambil tissue bekas lap makanan Michael.)

Dika : Eh,Bertus sama Cindy.Lu cek lagi makanannya lebih teliti. Di ruang kepala sekolah …

Dika : Terima kasih ibu kepala sekolah atas kehadirannya.Hari ini,saya akan menyampaikan
temuan-temuan saya mengenai Michael dari yang sudah saya cari tahu. Jadi,Michael itu anak
tunggal,pasti dia frustasi karena stress gak punya adik,terus dia berubah jadi kejam.Suatu hari,dia
memutuskan buat melampiaskan kekejamannya dengan cara membenci ibu kepala sekolah.
(dengan nada mengintimidasi) Michael adalah seorang pebasket,pasti dia seorang
atletis,makanya,dia bisa membuat gambar iblis yang sesuai.Seseorang yang berambut indah
seperti Michael,pasti dia gemar membaca puisi dengan kata-kata sok puitis.Dia menulis kalimat
itu di atas gravity nya.Jadi,saya putuskan kalau Michael adalah pelakunya.

Kepala Sekolah : Dika,kamu terlihat mengada-ngada.Mana buktinya ?

Dika : Em..Belum ada sih,

Bu. Kepala Sekolah : Dika,Michael itu seorang vegetarian.Setiap pulang sekolah dia selalu ikut
membersihkan musholla.Dia jug udah bisa bikin panti jompo sendiri.Michael adalah anak yang
baik.Jadi kalo kamu tidak ada bukti,saya tidak bisa percaya sama kamu.

Dika : Ya tapi,Bu…

Kepala Sekolah : Apa saya salah,ya meminta bantuan dari kalian ?

Bertus : Enggak,Bu.Saya punya teori yang lebih masuk akal (sambil berdiri dari duduknya
hendak menjelaskan)

Kepala Sekolah : Cukup ! (Kemudian langsung pergi)

Bertus : Maksud lu,apaan sih,Dik ?

Cindy : Gue bener-bener gak ngerti,lu tuh kenapa sih,Dik ?


Dika : Lo sih,pada gak bantuin gue ! (Dengan muka kesal,Ia langsung melaju pergi
meninggalkan ruang kepala sekolah) Di halaman sekolah

*Dika melihat Ina yang sedang duduk sendirian di taman sekolah

Dika: Sendirian aja na? Michael mana

Ina: Gue putus dik sama Michael

Dika: Ye- Eh sorry na, lo gapapa kan?

Ina: Gapapa ko Dik

Dika: Eh na, Lagu favorit lo apa?

Ina: Anugerah terindah yang pernah ku miliki by sheila on 7 sih Dik

*Dika memandang wajah Ina (Anugerah terindah yang pernah ku miliki Played in background)

Ina: Emangnya kenapa dik?

Dika: Gapapa sih Na, oh iya lo jangan deket deket si Michael lagi, menurut Grup detektif gue
dia anak yang ga bener tau.

Ina: hah.. oke Dik, gue duluan ya

*Cindy memergoki Dika yang sedang mengobrol dengan Ina

Cindy : Oh,jadi gini..Lu manfaatin grup detektif kita ? (Sambil bergegas jalan)

Dika : (Berusaha mengejar Cindy) Cin,enggak..Enggak begitu maksudnya.

Cindy : (Berhenti berjalan) Kalau bukan gitu,apalagi ? Jelas-jelas lu nuduh Michael tanpa bukti
yang jelas. Itu karena lu gak suka,kan kalau Michael deketin si Ina ? Dik,gue pikir grup detektif
ini beda.Dan..Gue pikir,lu beda. (langsung pergi)

Dika : Paling,abis ini lu pergi.Lu Cuma angina-anginan kan ?

Cindy : Maksud lo ?

Dika : Lo sendiri yang bilang,kalau gue tekun.Ya..Yaudah,gue tekun untuk suka sama Ina.(Diem
sejenak) Jadi,sekarang gimana ? Ohh,lu mau ninggalin gue ? Lu mau ninggalin grup kita ?

Cindy : Kok lo ngomong gitu,sih ? (sambil melanjutkan langkahnya)


Dika : Lu sama aja kayak Bertus.Selalu melakukan apa yang lu pengen.Tapi,gak mau
menghargai apa yang orang lain pengen lakuin juga.

*(Ternyata,ada Bertus di tempat itu dan dia tercengang karena mendengar semuanya).

Dika : Eh,sorry..sorry (sambil tergagap dan gugup)

Cindy : Ber,dia tuh,udah nipu kita ! Dia ngejebak Michael dengan bilang Michael
pelakunya.Padahal,dia ngelakuin ini semua karena dia suka sama Ina !(sambil menunjuk Dika)

Bertus : (Menatap Dika) Gue pikir,semua ini untuk keadilan.Jadi,kita bikin grup ini buat apa ?!

Dika : Buat apa ? Lu mau tau yang sejujurnya ? Buat bikin lu populer ! Itu,kan yang lu mau ??
(Pasang backsound sedih,tentang berpisah)

*(Mereka pun saling tidak menyapa,bahkan tidak menatap satu sama lain.Mereka beraktivitas
sendirisendiri,tidak bersama-sama.Tidak seperti biasanya.) (Adegan Dika galau sambil menatap
kertas origami burung) (Adegan Bertus menatapi peralatan detektif mereka) (Adegan Cindy
sedang membaca buku)

*Di kamar Dika … Ibu Dika : Eh, Dika ! Kau dicari adikmu tuh.

Dika : Iya,mah.

Ibu Dika : Hhe,mana itu si Bertus.Ini malam minggu biasanya dia nginep sini.

Dika : Bertus udah nggak ada,mah.

Ibu Dika : Hah,mati dia rupanya ?

Dika : Nggak,eh maksudnya dia udah nggak main kesini lagi,mah.

Ibu Dika :Ih,kenapa kalian ?

Dika :Berantem,mah.

Ibu Dika : Berantam ? Jangan begitu,lah.Udah lama kalian berkawan.

Dika : Abisnya,dia…

Ibu Dika : Ah,udah.Nggak ada abisnya.. (sambil mengajak Dika pergi keluar) Sudah,kau ikut
keluar sekarang.

Dika : Eh,kemana mah ?

Ibu Dika : Jalan-jalan.


Dika : Gamau gamau.

Ibu Dika : Kamu mau ikut,atau kupotong jajanmu enam bulan. (Akhirnya Dika mengikuti
perintah ibunya untuk ikut pergi keluar jalan-jalan)

Dika : Curang

Sesampainya di depan rumah Bertus.. (Mengetok pintu)

Ibu Bertus : Ya,Ibu Dika.Ada apakah ?

Ibu Dika : Ahh..Saya mau ketemu dengan Bertus.Dia ada ?

Ibu Bertus : Oh,ada ada.Sebentar,ye. Albertus ! Kau ada yang cari,nih !

Bertus : Siapa,mah ? (melirik keluar) Ah,kenapa Tante ?

Ibu Dika : Kau bisa ikut aku sebentar ?

Bertus : Ah,sebentar Tante. (Sambil mengangkat telefon) Enggak,tadi gua mau nanya.Lu mau
gak jadi pacar gua ? (jawaban di telfon : enggak…) Ibu

Dika : (menghela nafas)

Bertus : Oh,yaudah. (sambil mematikan telefon) Ada apa, ya Tante ?

Ibu Dika : Kau ikut aja dulu,ayo.

Bertus : Tapi,masih ada banyak nomor telefon yang harus di…

Ibu Dika : Kau ikut aja sekarang.Atau kupanggil mama kau,lalu kuminta dia untuk potong uang
jajan kau selama enam bulan.

Mau ? Bertus : (Dengan muka cemas) Mengangguk. Di mobil dalam perjalanan..


Bertus dan Dika : PERMEN LOLLIPOP RASA COKLAT,SATU.

*(Ibu Dika mengangguk dan keluar dari mobil).

Dika : Lu kok titipannya samaan sih sama gue ?

Bertus : Lu yang kenapa mesennya samaan sama gua ? (sambil memalingkan muka)

Dika : Lu !

Bertus : Lu !
Dika : Lu suka,kan kalau kita samaan ? Itu berarti,gua ngikutin mau lo..

Bertus : Maksud lo apaan,sih.

Dika : Gua gak maksud apa-apa sih,Ber.Lo sendiri,kan yang bilang kita butuh ini buat
popularitas. Gua paham,itu.Tapi gua gak butuh popularitas.

Bertus : Terus lo butuh apaan ?

Dika : (Diam sejenak) Sama kayak yang lo butuhin,Ber.Temen yang bisa ngertiin doang,kok.

Bertus dan Dika : SORRY, YA BRO. (ngomong serempak dan sambil bertatapan)
(Akhirnya,keduanya berdamai dengan cara mengikatkan kedua kelingking mereka bersama).

Di rumah Cindy .. (Cindy sedang asyik membaca buku)

Bertus dan Dika : CINDYYY ! (Cindy membuka pintu dan menengok kearah luar) Dika :
“Melihat rambut panjangmu.Mendengar hipotesa cerdasmu.Terlihat jelas di mataku,hebatnya
dirimu. Sikapmu yang slalu..Membuat grup kita terlihat keren.Kau memang benar-benar sahabat
terbaik yang pernah kumiliki.

Cindy : Lagu itu,lo ubah sendiri liriknya ? Atau lo belajar main gitar ?

Dika : Iya,si Bertus sampai kesetrum,tapi gak papa. Cindy ! Gua pengen lo balik lagi ke gua dan
Bertus.

Cindy : Dik,lo itu udah keterlaluan banget,tahu..

Bertus : (Tiba-tiba nongol) Eh..Cindy ! Kita pengen balik lagi.Karena diantara kami, cuma lo
yang pinter !

Cindy: Yaudah deh, gue mau.

*Dika kembali melihat tulisan di dinding Itu

Dika : Kita gak pernah bisa mecahin kasus ini kan

Cindy: Iya

Dika: Tapi sekarang gue tau apa maksud dari tulisan ini. Gambar di gravity itu..bukan gambar
iblis. Petunjuk pertama yaitu di bagian bawah gravity ada tulisan “UNTUK DIBACA
BERDUA”.Kalo misalkan di baca kalimatnya dua kata-dua kata aja,jadinya “AKU TAK
MENYANGKA JATUH CINTA SEMUDAH INI KEPADA SAHABAT
BARUKU”.Pantes,waktu ada kasus itu,lo lebih sering diem aja.Petunjuk kedua,ada di stiker
yang lo kasih ke gue.Itu bergambar marmot mirip persis kayak yang digambar di tembok.Jadi itu
bukan gambar iblis,tapi gambar marmot.Dan itu lo yang bikin,Cyn.Jadi sebenernya..Itu pesan
cinta dari lo,buat gue..Jadi itu bukan ancaman pembunuhan.Kepala sekolah Cuma terlalu geer.

Cindy : Kamu masih simpen,nggak stikernya ? (Dika mengambil stiker marmut dari kantong
celananya.)

Cindy: Lo pernah mikir ga sih dik, kalo misalnya lo suka sama orang dan dia ga sadar kalo
selama ini lo udah ada di depan dia, itu yang gue rasain selama ini .Cinta itu.. kayak marmut lucu
warna merah jambu yang berlari di sebuah roda seakan dia udah berjalan jauh.Padahal dia gak
kemanamana.Gak tau kapan harus berhenti. Capek,tau Dik.

Dika : (Diam sejenak) Berhenti,yuk ?

(Cindy & Dika bertatapan,dan tersenyum) (Backsound The Nelwans – Marmut Merah Jambu)

Anda mungkin juga menyukai