Anda di halaman 1dari 9

Lex Crimen Vol. X/No.

2/Mar/EK/2021

MERUSAK KESUSILAAN DI DEPAN UMUM dua tahun delapan bulan atau pidana denda
SEBAGAI DELIK SUSILA BERDASARKAN PASAL paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
281 KUHP1 1. Barang siapa dengan sengaja merusak
Oleh: Gabriela Pretty Wowiling2 kesusilaan didepan umum.
Olga A. Pangkerego3 2. Barangsiapa dengan sengaja merusak
Christine S. Tooy4 kesusilaan dimuka orang lain yang hadir
tidak dengan kemauannya sendiri. 5
ABSTRAK Pasal 281 KUHP diatur oleh pembentuk
Tujuan dilakukannya penelitian yakni untuk undang – undang untuk melindungi perbuatan
mengetahui bagaimana cakupan perbuatan dengan sengaja merusak kesusilaan didepan
merusak kesusilaan dalam masyarakat umum atau dengan sengaja merusak kesusilaan
Indonesia dan bagaimana perbuatan merusak didipan orang lain yang hadir tidak dengan
kesusilaan didasarkan Pasal 281 KUHP sebagai kemauannya sendiri. Namun kenyataannya
delik susila, di mana dengan menggunakan sekalipun perbuatan ini telah diatur untuk tidak
metode penelitian hukum normatif disimpulkan dilakukan dan diancam dengan pidana tetapi
bahwa: 1. Perbuatan merusak kesusilaan dalam sering terjadi dalam masyarakat,misalnya
masyarakat Indonesia adalah setiap perbuatan sepasang muda – mudi yang berciuman dengan
yang berhubungan dengan kelamin atau bagian mesra ditepi pantai yang banyak
badan tertentu lainnya yang pada umumnya pengunjungnya. Dari uraian diatas telah
dapat menimbulkan perasaan malu, jijik atau mendorong penulis untuk menulis skripsi ini
terangsangnya nafsu antara pria dan wanita dengan judul : Merusak Kesusilaan Di Depan
untuk memuaskan nafsu birahi yang dilakukan Umum Sebagai Delik Susila Berdasarkan Pasal
didepan umum dan oleh umum dipandang 281 KUHP.
sebagai perbuatan yang keterlaluan, karena
telah membuat orang yang melihatnya B. Perumusan Masalah
tersinggung perasaannya. 2. Cakupan 1. Bagaimana cakupan perbuatan merusak
perbuatan merusak kesusilaan didepan umum kesusilaan dalam masyarakat Indonesia?
sebagai delik susila berdasarkan Pasal 281 2. Bagaimana perbuatan merusak
KUHP adalah : perbuatan merusak kesusilaan kesusilaan didasarkan Pasal 281 KUHP
didepan umum dan merusak kesusilaan sebagai delik susila?
didepan orang lain yang ada ditempat itu
bertentangan dengan kehendaknya Termasuk C. Metode Penelitian
perbuatan – perbuatan yang tidak dilarang Penelitian ini merupakan penelitian
apabila tidak dilakukan dimuka umum, dan normatif, yaitu dengan melihat hukum sebagai
setiap perbuatan yang meskipun tidak kaidah (norma).
dilakukan dimuka umum, tetapi dihadiri oleh
orang lain diluar kemaunnya. PEMBAHASAN
Kata kunci: delik susila; merusak kesusilaan; A. Perbuatan Merusak Kesusilaan
pasal 281; Merusak kesusilaan telah ditentukan sebagai
delik dalam Kitab Undang-Undang Hukum
PENDAHULUAN Pidana yakni dalam buku Il titel XIV tentang
A. Latar Belakang Masalah kejahatan-kejahatan terhadap kesusilaan dan di
Melanggar kesusilaan didepan umum atau dalam buku III titel VI tentang pelanggaran-
dimuka orang lain tidak dengan kemauan pelanggaran terhadap kesusilaan, namun tidak
sendiri diatur dalam Pasal 281 Kitab Undang – diberikan penjelasan apa sebenarnya yang
Undang Hukum Pidana (KUHP) sebagai berikut: dimaksud dengan merusak atau melanggar.
Diancam dengan pidana penjara paling lama Merusak kesusilaan adalah perbuatan yang
melanggar kesopanan dibidang kesusilaan yang
1
harus, berhubungan dengan kelamin dan /atau
Artikel Skripsi
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM :
bagian badan tertentu lainnya yang pada
17071101467
3 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum 5 R.Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya, Usaha Nasional,
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Surabaya, 2008, hlm 295.

109
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

umumnya dapat menimbulkan perasaan malu, melihat mereka tidak tersentuh atau
perasaan jijik atau terangsangnya nafsu birahi tersinggung atau dengan kata lain bahwa
orang lain.6 perbuatan tersebut bukanlah perbuatan yang
Perbuatan yang merusak kesusilaan adalah melanggar kesusilaan. Akan tetapi rasa susila
perbuatan yang dapat melanggar perasaan akan tersebut atau tersinggung apabila
orang lain. Bahwa perbuatan merusakan seseorang berjalan-jalan di jalan raya dengan
kesopanan meliputi juga perbuatan-perbuatan pakaian mandi itu. Dengan kata lain berjalan-
yang tidak dilarang apabila dilakukan tidak jalan di jalan raya dengan pakaian mandi
dimuka umum, disamping setiap perbuatan merupakan delik melanggar kesusilaan karena
yang meskipun tidak dilakukan dimuka umum". telah menyentuh atau merusak rasa susila.
7
Kesusilaan yang dirusak ini menurut M.
Kesusilaan mengenai juga adat kebiasaan Sudrajat Bassar yakni apa yang dirasakan
yang baik itu, tetapi khusus yang sedikit banyak sebagai kesusilaan oleh segenap orang biasa
mengenai kelamin (seks) seseorang”. dalam suatu masyarakat tertentu. Jadi yang
Sedangkan 'melanggar' karena sifat tiap tindak tersinggung adalah rasa susila dari kita semua.9
pidana, baik kejahatan maupun pelanggaran R. Soesilo mengatakan bahwa: “Kesopanan
adalah “Melanggar norma-norma hukum.8 disini dalam arti kata 'kesusilaan' (zeden
Kesusilaan yang dirusak ini sebenarnya apa eerbaarheid), perasaan malu yang
yang dirusakan sebagai kesusilaan oleh segenap berhubungan dengan nafsu kelamin misalnya
orang biasa dalam suatu masyarakat tertentu, bersetubuh, meraba buah dada wanita, meraba
maka dapat dikatakan bahwa yang tersinggung tampat kemaluan wanita, memperlihatkan
atau yang dilanggar adalah rasa susila dari kita anggota kemaluan wanita atau pria, mencium
semua. dsb.10
Dan sebenarnya rasa susila ini kebanyakan Pengrusakan kesopanan ini semuanya
justru tersinggung karena perbuatan yang dilakukan dengan perbuatan dan tidak dapat
melanggar adat kebiasaan yang baik, itu oleh dilakukan hanya dengan perbuatan perkataan,
yang bersangkutan dilakukan dimuka umum walaupun perbuatan-perbuatan itu telah
atau dengan dihadiri oleh orang lain tanpa dikatakan di muka umum.
kemauannya. Setiap perbuatan yang termasuk dalam
Misalnya orang telanjang bulat dikamar pengertian hubungan seksual antara pria dan
mandi tentu perbuatan ini sama sekali tidak wanita, yang dilakukan membangkitkan atau
menyentuh atau menyinggung rasa susila.akan memuaskan nafsu birahi, yakni karena telah
tetapi sudah berbeda apabila ada orang dilakukan didepan umum, oleh umum telah
telanjang bulat dikamar tidur. Apalagi apabila membuat orang lain melihatnya menjadi
ada orang telanjang bulat di ruang makan, rasa mempunyai perasaan malu atau mempunyai
susila kini mulai tersentuh atau tersinggung, perasaan tidak senang.11
dan akan lebih tertusuk lagi apabila orang Menurut penulis perbuatan merusak
telanjang bulat itu ada di ruang tamu, dan akan kesusilaan adalah setiap perbuatan seksual
sama sekali dirusak apabila orang telanjang antara pria dan wanita, sepanjang telah
bulat itu berjalan di jalan raya. dilakukan untuk membangkitkan atau
Akan tetapi berbeda apabila di tempat memuaskan nafsu birahi, oteh-kaerena
pemandian umum, seperti kolanm renang, perbuatan tersbut telah dilakukan di depan
dipantai, di pegunungan atau di halaman suatu umum, dan oleh umum telah dipandang
bak besar, orang-orang mandi disitu semua sebagai suatu perbuatan yang keterlaluan
'hampir' telanjang bulat dengan memakai karena telah membuat orang lain yang
pakaian mandi, namun rasa susila orang yang
9 M. Sudrajat Bassar, Tindak-tindak Pidana Tertentu Di
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Remaja
6 S.R. Sianturi, Tindak Pidana di KUHP, Alumni AHM-PTHM, Karya, Bandung, 2004, hlm. 162
Jakarta, 1983, hlm 258 10 R. Soesilo, Kitab Undang – Undang Hukum Pidana
7 H.A.K. Moch. Anwar, Hukum Pidana Bagian Khusus, (KUHP) Serta Komentar – Komentarnya Lengkap Pasal
Alumni, Bandung, 2001, hlm. 212 Demi Pasal, Politea, Bogor, 2008, hlm 204
8 Wirjono Prodjodikoro, Tindak – tindak Pidana Tertentu di 11 P.A.F. Lamintang, Delik-Delik Khusus, Mandar Maju,

Indonesia, Eresco, Bandung, 2006. hlm.111 Bandung, 2004, hlm 11

110
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

melihatnya menjadi mempunyai perasaan malu Perbuatan merusak kesusilaan didepan


atau mempunyai perasaan tidak senang karena umum berdasarkan Pasal 281 KUHP merupakan
telah tersinggung perasaannya, merupakan perbuatan yang dapat dipidana. Dasar
perbuatan yang merusak kesusilaan. pemidanaan perbuatan ini adalah :13
Perbuatan merusak kesusilaan atau - Dari segi kedudukan masalah seksual itu
perbuatan melanggar kesusilaan itu selalu sendiri, yaitu pada kesucian seksual,
berhubungan dengan kelamin atau bagian kemurnian seksual atau kesopanan.
badan tertentu lainya yang pada umumnya - Perlindungan perkembangan seksual
orang lain yang melihat perbuatan itu akan anak-anak muda secara sewajarnya,
merasa malu dan jijik ataupun terangsang nafsu jangan sampai mengalami shock
birahinya dan perbuatan tersebut telah (kejutan).
dilakukan di tempat umum. Pasal 281 ayat (1) KUHP diancamkan pidana
Sebenarnya rasa susila ini kebanyakan justru terhadap barangsiapa dengan sengaja dan
tersinggung, oleh karena perbuatan yang terbuka di depan umum melanggar kesusilaan.
bersangkutan dilakukan dimuka umum atau Unsur barangsiapa menunjuk kepada siapa saja
dengan dihadiri oleh orang tanpa unsur sengaja ini, mencakup tiga macam
kemauannya.12 Akan tetapi di Indonesia sifat kesengajaan, yaitu:14
melanggar kesusilaan dari perbuatan- - Sengaja sebagai maksud,
perbuatan tertentu kadang-kadang amat - Sengaja dengan kesadaran tentang
tergantung pada pendapat umum pada waktu keharusan, dan
dan tempat perbuatan itu dilakukan. Bahwa - Sengaja dengan kesadaran tentang
orang bersetubuh ditengah jalan itu adalah kemungkinan (dolus eventualis)
melanggar kesusilaan umum tentu tidak Merupakan ketentuan umum bahwa apabila
dipersoalkan lagi, akan tetapi cium - ciuman di di depan suatu rumusan tindak pidana
tempat umum di kota besar pada waktu ini tercantum dengan sengaja maka semua unsur
(sekarang), yang dilakukan oleh bangsa lain yang ditempatkan sesudah atau di belakang
Indonesia masih harus di persoalkan, apakah ia kata dengan sengaja itu dipengaruhi oleh unsur
merusak kesopanan umum atau tidak. Dan dengan sengaja. Jadi, semua unsur yang lain itu
sampai saat ini masyarakat Indonesia baik di harus dilakukan dengan sengaja atau dengan
kota-kota besar maupun di desa-desa masih mengetahui.
belum merasa tersinggung dengan adanya Tim penerjemahan Badan Pembinaan
wanita atau pria mandi di kali yang kelihatan Hukum Nasional merumuskan Pasal 281 KUHP
dari jalan umum telanjang atau setengah sebagai berikut: "Diancam dengan pidana
telanjang, entah dikemudian hari. penjara paling lama dua tahun delapan bulan
Oleh karena itu apabila polisi menjumpai atau pidana denda paling banyak empat ribu
peristiwa semacam itu maka berhubung lima ratus rupiah:15
dengan adanya bermacam - macam ukuran 1. Barangsiapa dengan sengaja dan terbuka
kesusilaan menurut adat istidat suku-suku melanggar kesusilaan:
bangsa yang ada di Indonesia ini, hendaknya 2. Barangsiapa dengan sengaja dan di
polisi menyelidiki terlebih dahulu, apakah depan orang lain yang ada di situ
perbuatan yang telah dilakukan tersangka bertentangan dengan kehendaknya
menurut tempat, keadaan, waktu dan melanggar kesusilaan .
sebagainya ditempat tersebut dapat dipandang Kesopanan disini dalam arti kata kesusilaan
sebagai merusak yaitu perasaan malu yang berhubungan dengan
kesusilaan umum. nafsu kelamin misalnya bersetubuh, meraba
buah dada seseorang perempuan, meraba
B. Cakupan Perbuatan Merusak Kesusilaan tempat kemaluan seorang perempuan,
Didepan Umum Berdasarkan Pasal 281
KUHP.
13 Oemar Seno Adji, Hukum (Acara) Pidana Dalam
Prospeksi, Erlangga, Jakarta, 2006, hlm. 19
14 Ibid, hlm 20
12 Wirjono Prodjodikoro, Op – Cit, hlm.111 15 KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika, Jakarta, hal.95

111
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

memperlihatkan anggota kemaluan seorang sehingga kelihatan oleh tetangga yang


perempuan atau seorang lelaki. tinggal di dekat rumah itu dan
Mengenai istilah terbuka di depan umum, menimbulkan rasa malu dan jijik yang
Wirjono Prodjodikoro mengatakan sebagai sangat pada tetangga itu.
berikut: Di muka umum berarti tidak hanya Jika ada suami istri bersetubuh, yang
tempat yang terbuka untuk umum, melainkan dilakukan sedemikian rupa sehingga terlihat
juga meliputi tempat yang perbuatannya disitu dari tempat umum, maka orang itu berbuat
dapat dilihat dari tempat umum seperti salah melanggar pasal ini, asal saja mereka
misainya suatu serambi terbuka di bagian muka mengetahui bahwa perbuatan mereka itu
dari suatu rumah pendiaman di tepi jalan raya. terjadi dimuka umum, misalnya dengan
Istilah 'in het openbear’, yang dalam bahasa kesadaran membiarkan pintu jendela terbuka
Indonesia diterjamahkan sebagai 'terbuka' atau sehingga perbuatan itu dapat dilihat dari
'di muka umum', tidak berarti bahwa suatu tempat umum.
perbuatan harus dilakukan di tempat umum. Tanggung jawab pidana pelaku delik
Sudah cukup jika perbuatan itu dapat dilihat melanggar kesusilaan dalam Pasal 281 KUHP
dari tempat umum, misalnya seseorang yaitu pidana penjara maksimum 2 (dua) tahun 8
melakukan suatu perbuatan di halaman (delapan) bulan atau denda empart ribu lima
rumahnya sendiri tapi halaman rumahnya itu ratus rupiah, apabila perbuatan pelaku
dapat dilihat dari jalan umum yang berada di memenuhi unsur delik yang dirumuskan pada
depan rumahnya. 16 Pasal 281 ayat (1) dan ayat (2) KUHP, yaitu:
Sedangkan Tentang istilah "di depan orang - Melanggar kesusilaan di depan umum,
lain yang ada di situ bertentangan dengan dan
kehendaknya" atau yang oleh Wirjono - merusak kesusilaan di depan orang lain
Prodjodikoro diterjemahkan sebagai "dihadiri yang ada di tempat itu bertentangan
orang lain di luar kemauannya adalah: dengan kehendaknya.
Dihadiri orang lain diluar kemauannya, Pelaku delik merusak kesusilaan dalam Pasal
misalnya terjadi, apabila seorang berbuat 281 KUHP harus bertanggung jawab terhadap
susila didekat jendela terbuka, sehingga perbuatannya terutama untuk melindungi
kelihatan oleh orang-orang tetangga. Kata anak-anak di bawah umur dalam pertumbuhan
'hadir' berarti luas, yaitu meliputi semua seks mereka.
perbuatan yang dapat nampak bagi orang Kedua macam tindak pidana tersebut dapat
yang 'hadir' itu, misalnya dari tempat dicakup dengan nama tindak pidana melanggar
perbuatan itu terpisah oleh suatu dinding kesusilaan di depan orang lain, sebab baik
kaca. perbuatan itu dilakukan di depan umum
Cakupan perbutan merusak kesusilaan ataupun dilakukan di depan orang lain yang ada
meliputi juga perbuatan-perbuatan yang tidak disitu bertentangan dengan kehendaknya,
dilarang apabila tidak dilakukan di muka umum, kedua perbuatan itu merupakan perbuatan
disamping setiap perbuatan yang meskipun yang dilakukan di depan orang lain.
tidak dilakukan di muka umum tetapi dihadiri Oleh karenanya, apabila kedua macam
oleh orang lain di luar kemauannya. tindak pidana yang tercakup di bawah Pasal 281
Yang diancam dengan hukuman berdasarkan KUHP tersebut dibicarakan sekaligus, maka
Pasal ini, 281 KUHP misalnya :17 akan digunakan istilah tindak pidana (delik)
1. Melakukan persetubuhan di tempat yang melanggar kesusilaan di depan orang lain.
tidak semestinya demikian rupa, S.R Sianturi menyatakan :18
sehingga kelihatan oleh orang-orang Untuk kesalahan untuk tindak pidana ini
yang berlalu lintas di dekat tempat itu adalah dengan sengaja yang ditempatkan
dan menimbulkan rasa malu dan rasa jijik diawal perumusan, namun dalam praktek
yang sangat pada mereka, pengadilan ternyata difahamkan bahwa si
2. Melakukan persetubuhan di dalam kamar petindak tidak harus mengetahui bahwa dia
dengan jendela terbuka demikian rupa, telah melakukannya secara terbuka atau di

16 Ibid, hlm.116
17 R. Sugandhi, Op – Cit , hlm. 295. 18 S.R. Sianturi, Op – Cit, hlm.257

112
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

tempat umum ataupun bahwa orang lain Mengenai pengertian dari unsur "terbuka"
yang hadir disitu. Apakah di semak-semak atau "di depan umum" oleh Hoge Raad dalam
pantai, di kuburan/pemakaman, di taman putusannya tanggal 12 Mei 1902
bunga, di hutan, di suatu bangunan kosong, dipertimbangkan bahwa: "Perbuatan
dan lain sebagainya disebut sebagai terbuka melanggar susila di depan umum itu, bukan saja
atau di tempat umum, tidak diisyaratkan perbuatan yang dilakukan di suatu tempat yang
diketahui oleh si petindak, yang penting dapat dikunjungi oleh setiap orang, melainkan
ialah apakah umum dapat juga perbuatan yang dapat dilihat dari tempat
melihat/mendengar dari tempat lain ke umum, walaupun tidak dilakukan di tempat
tempat itu atau apakah umum dapat datang umum.
ke tempat itu, dan kemudian dalam rangka Berdasarkan pertimbangan daiam putusan
penerapan pasal ini apakah ada orang lain Hoge Raad yang dikutip diatas, maka
tersebut tersinggung perasaan malunya, pengertian "terbuka" atau "di muka umum"
timbul rasa jijiknya atau terangsang mencakup:20
karenanya. Jadi pembuktian mengenai hal - tempat umum, yaitu di suatu tempat
ini ialah apakah "keterbukaan" itu sesuai yang dapat dikunjungi oleh setiap orang,
dengan kenyataan pada waktu itu. dan
Jadi yang harus dibuktikan untuk unsur - Di tempat yang bukan tempat umum
do/us ini ialah, apakah si petindak tetapi dapat dilihat dari suatu tempat
mengetahui bahwa ia telah melanggar umum.
kesusilaan, dengan perkataan lain apakah ia Dalam putusan Hoge Raad, 5 Oktober 1914,
menyadari bahwa dengan berbuat begitu dipertimbangkan bahwa: "Bukanlah merupakan
ada orang lain (secara terbuka atau perbuatan melanggar susila di depan umum,
perorangan tanpa kehendaknya) yang yaitu perbuatan yang hanya dapat dilihat dari
melihatnya dan kemudian tersinggung sebuah jendela rumah yang terletak di
perasaan malunya? Jika sama sekali ia tidak seberang jalan”.
mengetahuinya dan ia tidak berkehendak Terdakwa melakukan perbuatan itu di
melanggar kesusilaan, maka dia tidak telah rumahnya sendiri, jadi bukan suatu tempat
melakukan tindak pidana ini.'“ umum, sedangkan perbuatannya itu hanya
Uraian S.R Sianturi menunjukkan bahwa dapat dilihat oleh orang lain dari jendela
dalam praktek pengadilan, unsur “dengan sebuah rumah di seberang jalan, jadi tempat
sengaja” tidak mempengaruhi unsur terbuka darimana perbuatan itu dilihat juga bukan
(ppenhaar). Jadi pelaku tidak perlu mengetahui merupakan tempat umum. Dengan demikian,
bahwa ia telah melakukannya secara terbuka perbuatan terdakwa tidak memenuhi unsur
atau di depan umum. Ini dapat diterangkan terbuka atau di depan umum".
karena adanya kata “Gan” diantara unsur S.R. Sianturi menyatakan : 21
“Gengan sengaja” dengan unsur terbuka” .........yang dimaksud dengan terbuka atau
Hal tersebut pernah pula ditegaskan dalam secara terbuka (openbaar atau sama dengan
putusan Hoge Raad (Mahkamah Agung Negera openlijk) ialah di suatu tempat dimana
Belanda), tanggal 16 Februari 1925, dimana umum dapat mendatangi tempat itu atau di
dipertimbangkan bahwa: "Kesengajaan suatu tempat yang dapat dilihat, didengar
tersebut tidaklah ditujukan terhadap sifat atau disaksikan oleh umum (yang berada di
keterbukaan dari perbuatan melanggar susila tempat itu atau di tempat lainnya).
itu".19 Jadi perbuatan itu bukan hanya perbuatan
Unsur "dengan sengaja" Itu hanya yang dapat dilihat orang lain saja, melainkan
mempengaruhi unsur "melanggar kesusilaan”. juga mencakup perbuatan yang tidak dapat
Jadi, harus dibuktikan bahwa pelaku dilihat tetapi dapat didengar oleh orang lain di
mengetahui bahwa perbuatannya itu tempat umum.
merupakan suatu perbuatan yang melanggar Mengenai istilah terbuka di depan umum,
kesusilaan. beliau mengatakan sebagai berikut: "Di muka

20 Loc – it
19 P.A.F. Lamintang dan C.D. Samosir, Op – Cit, hlm.120 21 S.R. Sianturi, Op – Cit, hlm.258

113
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

umum berarti tidak hanya tempat yang terbuka yang pada umumnya dapat menimbulkan
untuk umum, melainkan juga meliputi tempat perasaan malu, perasaan jijik atau
yang perbuatannya disitu dapat dilihat dari terangsangnya nafsu birahi orang lain.
tempat umum seperti misalnya suatu serambi Kutipan-kutipan diatas menunjukkan bahwa
terbuka di bagian muka dari suatu rumah kesusilaan yang dimaksudkan dalam Pasal 281
pendiaman di tepi jalan raya”.22 KUHP adalah kesusilaan dalam arti kesopanan
Jadi istilah ‘in het openbaar’, yang dalam di bidang seksual.
bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Oleh S.R. Sianturi dikemukakan beberapa
'terbuka' atau 'di muka umum', tidak berarti contoh perbuatan yang termasuk dalam
bahwa suatu perbuatan harus dilakukan di cakupan Pasal 281 KUHP yaitu :24
tempat umum. Sudah cukup jika perbuatan itu a. Seseorang tanpa busana memperlihatkan
dapat dilihat dari tempat umum, misalnya diri di muka umum atau secara terbuka
seseorang melakukan suatu perbuatan di (disebut juga sebagai exhibitionisme):
halaman rumahnya sendiri tapi halaman b. Sepasang suami istri melakukan
rumahnya itu dapat dilihat dari jalan umum perbuatan cabul di muka umum:
yang berada di depan rumahnya. c. Sepasang muda-mudi berpeluk-pelukan
Mengenai pengertian unsur melanggar sedemikian rupa di muka umum sehingga
kesusilaan. J.M. Van Bammelen mengemukakan merangsang nafsu birahi bagi yang
mengenai latar belakang sjarahnya, sebagai melihatnya.
berikut: Suatu hal lainnya yang menjadi kenyataan,
Perkataan kehormatan kesusilaan dalam yaitu apakah masyarakat Indonesia yang amat
kitab undang-undang hanya bertalian beraneka ragam memiliki pandangan yang
dengan apa yang seharusnya mendapat tepat dan sama mengenai apa yang termasuk
penghargaan secara positif dalam bidang perbuatan melanggar kesusilaan dan yang
seksual dan merupakan terjemahan dari tidak? Untuk Itu dapat dikemukakan tulisan S.R.
perkataan Perancis “pudeur yang berarti Sianturi bahwa:25
kesopanan. Pelanggaran kehormatan Mengenai unsur bersifat melawan hukum
kesusilaan di muka umum ialah terjemahan dari tindakan ini, karena yang dianut adalah
dari "ourage public a la pudeur' dalam Pasal bersifat melawan hukum yang material,
330 Code Penal. Ini dapat ditafsirkan sebagai perlu selalu diikuti perkembangan kesadaran
"tidak ada kesopanan di bidang seksual". hukum masyarakat di bidang itu. Jika dahulu
Jadi sopan ialah tindakan atau tingkah laku, misalnya memperlihatkan bagian di atas
untuk apa seseorang tidak malu apabila lutut, atau berciumn di tempat umum
orang lain melihatnya atau sampai dianggap "saru", masa kini mengenakan
mengetahuinya, dan juga oleh karenanya pakaian renang ditempat-tempat
orang lain itu umumnya tidak akan permandian umum atau di pelabuhan
terperanjat apabila melihat atau sampai udara/laut banyak orang berciuman
mengetahuinya. Jadi itu adalah suatu perpisahan tidaklah dianggap "saru". Selain
pengertian obyektif untuk apa yang dari itu perlu pula diperhatikan kebiasaan
dianggap sebagai sopan sesuai dengan setempat, yang sudah “berkembang”
"perasaan malu yang normal menjadi kebiasaan di suatu daerah tertentu.
Oleh S. R. Sianturi diberikan penjelasan Demikianlah misalnya di suatu pancuran air
mengenai melanggar kesusilaan" ini sebagai di daerah Bali, muda mudi mandi bersama
berikut:23 tanpa ada busana adalah soal biasa. Bahkan
Yang dimaksud dengan melanggar jika ada diantara mereka yang menutup-
kesusilaan disini adalah perbuatan yang nutupi bagian badan tertentu justru
melanggar kesopanan di bidang kesusilaan dianggap janggal oleh masyarakat setempat.
yang (harus) berhubungan dengan kelamin Demikian juga konon beritanya di Pantai
dan/atau bagian badan tertentu lainnya Kuta Bali, banyak orang asing berjemur di

22Wirjono Prodjodikoro, Op – Cit, hlm.118


23J.M Van Bammelen, Hukum Pidana 3, Bagian Khusus 24 S.R. Sianturi, Loc - Cit
Delik – Delik Khusus Bina Cipta, hlm. 177 - 178 25 Ibid, hlm. 258 -259

114
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

situ tanpa busana, sudah dipandang tidak Dihadiri orang lain di luar kemauannya
asing lagi, karena sudah "membiasa”. misalnya terjadi, apabila seorang berbuat
Kutipan tulisan S.R. Sianturi diatas asusila di dekat jendela terbuka, sehingga
menunjukkan bahwa apakah suatu perbuatan kelihatan oleh orang-orang tetangga. Kata
melanggar kesusilaan atau tidak, perlu 'hadir' berarti luas, yaitu meliputi semua
diperhatikan kebiasaan setempat. Hakim perlu perbuatan yang dapat nampak bagi orang yang
memperhatikan kebiasaan setempat di daerah 'hadir' itu, misalnya dari tempat perbuatan itu
dimana Pasal 281 KUHP itu hendak diterapkan. terpisah oleh suatu dinding kaca.
Penerimaan mengenai apakah suatu Dengan demikian, maka merusak kesusilaan
perbuatan melanggar kesusilaan, dapat meliputi juga perbuatan-perbuatan yang tidak
berbeda-beda antara satu tempat dengan dilarang apabila tidak dilakukan di muka umum,
tempat yang lain. S.R. Sianturi memberikan disamping setiap perbuatan yang meskipun
contoh, jika dahulu, misalnya memperlihatkan tidak dilakukan di muka umum tetapi dihadiri
bagian diatas lutut, atau berciuman di tempat oleh orang lain diluar kemauannya.
umum dianggap tabu, masa kini mengenakan R. Sugandhi mengatakan yang diancam
pakaian renang di tempat-tempat pemandian dengan hukuman alam pasal ini, misalnya: 27
umum tidaklah dianggap tabu. Masyarakat 1. Melakukan persetubuhan di tempat yang
yang tinggal di perkotaan cenderung lebih tidak semestinya demikian rupa,
longgar dalam hal kesusilaan daripada sehingga kelihatan oleh Orang-orang
masyarakat yang masih tinggal di desa-desa yang berlalu lintas di dekat tempat itu
dalam suasana tradisional. dan menimbulkan rasa malu dan rasa jijik
Secara yuridis, perlunya diperhatikan yang sangat pada mereka:
kebiasaan setempat sebab hukum pidana 2. Melakukan persetubuhan di dalam kamar
Indonesia menganut ajaran melawan hukum dengan jendela terbuka demikian rupa,
yang material, yaitu memperhatikan apakah sehingga kelihatan oleh tetangga yang
suatu perbuatan oleh masyarakat dipadang tinggal di dekat rumah itu dan
sebagai patut dipidana. Dengan adanya menimbulkan rasa malu dan jijik yang
perkembangan yang berbeda-beda antara satu sangat pada tetangga itu.
masyarakat dengan masyarakat lainnya di Jika ada suami istri bersetubuh, yang
Indonesia, maka kebiasaan setempat dilakukan sedemikian rupa sehingga terlihat
merupakan hal yang menentukan dalam dari tempat umum, maka Orang Itu berbuat
memutuskan apakah perbuatan itu melanggar salah melanggar pasal Ini, asal saja mereka
kesusilaan atau tidak. mengetahui bahwa perbuatan mereka Itu
Pasal 281 ayat (2) KUHP mengancamkan terjadi di muka umum, misalnya dengan
pidana terhadap barangsiapa yang dengan kesadaran membiarkan pintu jendela terbuka
sengaja dan di depan orang lain yang ada disitu sehingga perbuatan itu dapat dilihat dari
bertentangan dengan kehendaknya, melanggar tempat umum.
kesusilaan. Mengenai tindak pidana ini, diberikan
Perbedaan rumusan ayat (1) dengan ayat (2) contoh-contoh oleh S.R. Sianturi dalam
Pasai 281 KUHP adalah unsur 'terbuka' dari ayat kaitannya dengan tindak pidana dalam Pasal
(1) digantikan oleh unsur 'di depan orang lain 281 ayat (1) KUHP sebagai berikut: 28
yang ada di situ bertentangan dengan Beberapa tindakan yang dapat dipandang
kehendaknya'. sebagai memenuhi unsur-unsur tindak pidana
Sedangkan tentang istilah 'di depan orang antara lain dapat dituturkan sebagai berikut:
lain yang ada disitu bertentangan dengan Untuk butir ke-1
kehendaknya' atau yang oleh Wirjono a. Seseorang tanpa busana memperlihatkan
Prodjodikoro diterjemahkan sebagai 'dihadiri diri di muka umum atau secara terbuka
orang lain di luar kemauannya', dijelaskan (disebut juga sebagai exhibitionisme):
sebagai berikut:26 b. Sepasang suami istri melakukan
perbuatan cabul di muka umum:

26Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di 27 R. Sugandhi, Op – Cit, hlm. 259


Indonesia, Eresco, Jakarta-Bandung, 1974, hlm.117. 28 S.R. Sinaturi, Op – Cit. Hlm.259

115
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

c. Sepasang muda – mudi bepelukan – datang masih tetap dipertahankan agar


pelukan sedemikian rupa dimuka umum perbuatan merusak kesusilaan didepan
sehingga merangsang nafsu birahi bagi umum atau didepan orang lain tidak
yang melihatnya dengan keinginannya dapat diminimalisir.
Untuk butir ke-2 2. Diharapkan dalam pemeriksaan
Tersebut a, b, dan c yang dilakukan bukan perbuatan merusak kesusilaan didepan
secara terbuka, akan tetapi pada kehadiran umum berdasarkan Pasal 281 KUHP,
seseorang lain tanpa kehendak orang lain untuk hakim harus yakin benar bahwa
melihat/mendengai pelanggaran kesusilaan perbuatan terdakwa menurut kebiasaan
seperti itu. 29 setempat merupakan perbuatan yang
Perbedaannya yaitu perbuatan itu dilakukan merusak kesusilaan.
di tempat umum dan juga bukan dilakukan di
tempat yang bukan tempat umum tetapi dapat DAFTAR PUSTAKA
dilihat/didengar dari tempat umum, misalnya Adami Chaza, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I,
perbuatan melanggar kesusilaan tersebut PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010.
dilakukan di dalam sebuah rumah pribadi, jadi Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh
bukan tempat umum. Dan Nyawa. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2007.
PENUTUP Andi Hamzah, Azas – Azas Hukum Pidana,
A. Kesimpulan Rineka Cipta, Jakarta, 2008.
1. Perbuatan merusak kesusilaan dalam Danny Widharma, Penuntun Kuliah Hukum
masyarakat Indonesia adalah setiap Kedokteran, Bina Aksara. Jakarta, 2006.
perbuatan yang berhubungan dengan H.A.K Moch Anwar, Hukum Pidana Bagian
kelamin atau bagian badan tertentu Khusus, Alumni Bandung, 2011.
lainnya yang pada umumnya dapat J.M Van Bammelen, Hukum Pidana 3, Bagian
menimbulkan perasaan malu, jijik atau Khusus Delik – Delik Khusus Bina Cipta.
terangsangnya nafsu antara pria dan K. Bertens, Etika, Gramedia, Jakarta, 2009.
wanita untuk memuaskan nafsu birahi KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika, Jakarta.
yang dilakukan didepan umum dan oleh M. Sudrajat Bassar, Tindak-Tindak Pidana
umum dipandang sebagai perbuatan Tertentu Di Dalam Kitab Undang-Undang
yang keterlaluan, karena telah membuat Hukum Pidana, Remaja Karya, Bandung,
orang yang melihatnya tersinggung 2004.
perasaannya. Moeljatno, Azas – Azas Hukum Pidana, Bina
2. Cakupan perbuatan merusak kesusilaan Aksara, Jakarta, 2003.
didepan umum sebagai delik susila Oemar Seno Adji, Delik Susila Dalam Hukum
berdasarkan Pasal 281 KUHP adalah : (Acara) Pidana Dalam Prospeksi, Erlangga,
perbuatan merusak kesusilaan didepan Jakarta, 2006.
umum dan merusak kesusilaan didepan Oemar Seno Adji, Hukum (Acara) Pidana Dalam
orang lain yang ada ditempat itu Prospeksi, Erlangga, Jakarta, 2006.
bertentangan dengan kehendaknya P.A.F. Lamintang, Delik-Delik Khusus, Mandar
Termasuk perbuatan – perbuatan yang Maju, Bandung, 2004.
tidak dilarang apabila tidak dilakukan R. Soesilo, Kitab Undang – Undang Hukum
dimuka umum, dan setiap perbuatan Pidana (KUHP) Serta Komentar –
yang meskipun tidak dilakukan dimuka Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal,
umum, tetapi dihadiri oleh orang lain Politea, Bogor, 2008.
diluar kemaunnya. R. Tresna, Azas – Azas Hukum Pidana, PT. Tiara
Jakarta, 1998.
B. Saran R.Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya, Usaha
1. Diharapkan Pasal 281 KUHP dalam Nasional, Surabaya, 2008.
pembentukan KUHP nasional yang akan S.R. Sianturi, Asas – asas Hukum Pidana
Indonesia dan Penerapannya, ALUMNI
AHAEM-PETEHAEN, Jakarta, 2009.
29 S.R. Sianturi, Op – Cit. Hlm.258-259

116
Lex Crimen Vol. X/No. 2/Mar/EK/2021

S.R. Sianturi, Tindak Pidana di KUHP, Alumni


AHM-PTHM, Jakarta, 1983.
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, PT. Raja
Gafindo Persada, Jakarta, 2011.
Wirjono Prodjodikoro, Tindak – tindak Pidana
Tertentu di Indonesia, Eresco, Bandung,
2006.

117

Anda mungkin juga menyukai