Koordinator :
Editor :
Hikmah Nur Azza, S.E., M.E.
Ir. Agus Imanto
Agus Irwanti, S.Pd.
Erlangga
ISBN : 978-602-73755-6-7
Bismillahirrohmanirrohiim...
Penulis
Ttd
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim...
Segala Puji bagi Allah SWT, dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, akhirnya
buku dengan judul “Lembaga Keuangan Syariah” (Konsep dasar dan
Implementasinya) berhasil dirampungkan ditengah Pandemi Covid-19 dan
PSNN. Hadirnya buku ini merupakan konsekuensi logis bagi Penulis yang
ditunjuk oleh pihak Universitas Krisnadwipayana sebagai Dosen Pengampu
untuk Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah.
Tidak ada gading yang tak retak, artinya Penulis sangat menyadari adanya
kekurangan, baik pada sisi format penulisan, pemilihan kata, cara merangkai
kata dan isi dari materi buku. Untuk itu, besar harapan kami kritik dan saran
guna perbaikan.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, Penulis berserah diri dengan harapan
semoga buku ini menjadi amal jariyah.
Penulis
Ttd
ABSTRAKSI
Kajian komprehensif buku Lembaga Keuangan Syariah (Konsep Dasar dan
Implementasinya) dengan latar belakang niat untuk mencari ridho Allah SWT
semata melalui konsep “Rahmatan Lil Alamin” dengan harapan semoga buku ini
bermanfaat bagi para pembaca terutama mahasiswa pada Strata Sarjana dan
Pasca Sarjana serta para pengambil kebijakan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Adapun tahapan penulisannya adalah; Pertama, melakukan riset
lapangan di berbagai lembaga keuangan syariah untuk menangkap segala
problematika usaha pada sektorsyariah; Kedua, hasil riset di lapangan dijadikan
bahan diskusi di kampus guna mencari aspirasi mahasiswa di kelas Strata Sarjana
dan Pasca Sarjana; Ketiga, kemudian daftar permasalahan untuk dicarikan
solusinya; Keempat, mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan
dengan pokok masalah; Kelima, membuat draft atau konsepsi kajian solusi
komprehensif; Keenam, konsepsi solusi dikaji ulang di kampus; Ketujuh,
dilakukan penulisan.
Kesimpulan besar dari penulisan buku ini adalah bahwa masih terbuka
lebar pangsa pasar atau market share ekonomi syariah, baik pada skala nasional
dan internasional. Untuk itu penguatan SDM, penguatan permodalan dan
penguatan jaringan pasar serta dukungan regulasi dari pemerintah sangat
diharapkan. Dengan demikian dapat diprediksikan bahwa ekonomi syariah yang
mengedepankan kontrol kejujuran, tolong-menolong dan demokrasi ekonomi
yang bersesuaian dengan semangat Pasal 33 UUD 1945, serta terbebas dari
unsur riba, gharar, maisyir, eksploitasi dan monopoli yang merugikan
masyarakat akan dapat duduk bersanding dengan konsep ekonomi
konvensional.
Lembaga Keuangan Syariah iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Abstraksi ...................................................................................................... ii
Puisi Lembaga Keuangan Syariah ................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................... ............. iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kesadaran para pendiri bangsa atau bapak bangsa atau “The Founding
Fathers” aspek ekonomi tercermin pada makna tersirat dan tersurat Pasal 33
UUD 1945 yang mengandung pengertian; Pertama, Asas kekeluargaan pada
kegiatan ekonomi; Kedua, Kekuasaan negara pada cabang produksi yang vital
atau menguasai hajat hidup mayoritas; Ketiga, Negara menguasai semua
kekayaan sumber daya alam; Keempat, Orientasi semua kegiatan ekonomi
untuk kemakmuran rakyat. Sedangkan arti tersiratnya adalah pembangunan
ekonomi berorientasi pada kemakmuran bersama, artinya “Final Goal” semua
kegiatan ekonomi bermuara pada rakyat. Dengan demikian negara harus
terlibat yang secara terstruktur melindungi kepentingan rakyat, negara tidak
boleh membiarkan rakyat dalam keadaan miskin dan tidak berdaya dalam
menghadapi kekejaman ekonomi pasar global. Sehingga semua regulasi
memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
ekonomi nasional yang diantaranya adalah pembangunan Lembaga Keuangan
Syariah1.
1
Salah satu unsur dari ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan
bangsa untuk menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan bangsa dan negara yang
diantaranya melalui kegiatan ekonomi. Mubyarto, Ekonomi Pancasila (Yogyakarta:
LP3ES, 1987), 49
2 Lembaga Keuangan Syariah
A. UMUM.
“Civil Society”2 atau masyarakat Madani dapat diartikan sebagai bentuk
keseimbangan kehidupan yang harmonis antara pemerintah, kelompok
masyarakat dan individu, dengan demikian secara proporsional peran dan
fungsi antara pemerintah, kelompok masyarakat dan individu harus diatur
sehingga tidak terjadi benturan satu dengan yang lain, atau bahkan saling
bersinergi pada hubungan mutualisma.
Gambar 1
Sinergisitas
Kelompok
Pemerintah A
Masyarakat
D
B C
Individu
Keterangan Gambar 1 :
Sinergitas antara pemerintah, kelompok masyarakat dan individu harus
dibangun secara harmonis dan terstruktur, sehingga secara empiris membuka
peluang kemandirian dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Bentuk hubungan
tersebut dalam Gambar 1 tercermin sebagai berikut :
2
Masyarakat harus menjadi aktor utama untuk meningkatkan kesejahteraan
bersama. Windhu Putra, Perekonomian Indonesia, (Depok : PT. Raja Grafindo Persada,
2018), 35.
Lembaga Keuangan Syariah 3
3
Hasil-hasil pembangunan ekonomi masyarakat selaras dengan prinsip-prinsip
bank syariah dan etika bisnis syariah seperti prinsip kesetaraan (equality), keadilan
(fairness) dan keterbukaan (transparency) kemitraan yang saling menguntungkan
dengan meninggalkan praktik riba, gharar, maisyir dan hal-hal yang haram lainnya.
Abdullah Fathoni, Etika Bisnis Syariah (Jakarta : yayasan Pendidikan Nur Azza Lestari,
2018), 19.
4
Kebijakan untuk mencapai sasaran atau target tertentu yang di antaranya adalah
kesejahteraan merupakan rangkaian tindakan dan langkah-langkah yang perlu
dilakukan oleh berbagai pihak, baik secara individu, sekelompok individu, masyarakat
4 Lembaga Keuangan Syariah
5
Diperlukan non pasar untuk melindungi agar pasar kita terjebak dalam kegagalan
yang tidak berujung dengan cara melakukan tata kelola kelembagaan secara baik, pada
tataran makro (institutional environment). Fungsi kelembagaan merupakan
seperangkat aturan politik, sosial dan legal. Adapun pada tataran mikro (institutions of
governance) yang mengatur tata kelola antar unit ekonomi. Ahmad Erani Yustika,
Ekonomi Kelembagaan, (Malang : Bayumedia Publishing, 2008), xi – Kata Pengantar.
6
Titik keseimbangan atau equilibrium adalah sebuah keniscayaan apabila
seseorang mampu menjaga antara kepentingan jasmani dan rohani, orientasi dunia
dan akhirat. Ekonomi Islam dibangun atas dasar ajaran Islam yang bersandarkan pada
Al-Qur’an dan Hadist. Islam adalah sistem kehidupan atau “way of life” yang
diantaranya mengatur tentang ekonomi. Kerjasama bank Indonesia dan UII
Yogyakarta, Ekonomi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 13.
6 Lembaga Keuangan Syariah
Total biaya transaksi diperkirakan antara 23% sampai dengan 60% dari
nilai proyek. Cara berfikir para pelaku bisnis adalah semua biaya transaksi akan
dibebankan pada kualitas proyek, sehingga cukup beralasan kualitas proyek
akan menurun. Hal ini menjadi umum karena tidak ada proses tender proyek
itu gratisan atau dengan logika sederhana “semua pihak perlu makan”7.
7
Ekonomi biaya tinggi adalah suatu bentuk kegagalan institusi politik-ekonomi
suatu negara. Episode sejarah atau bangsa ibarat sebilah pedang bermata dua yang
dapat berdampak positif atau negatif pada tingkat perekonomian yang membawa
pada kemakmuran atau sebaliknya. Pemahaman terhadap alur sejarah maka akan
membuka mata untuk menyusun teori yang komprehensif tentang kesenjangan. Daron
Acemoglu – James A. Robinson, Mengapa Negara Gagal, (Jakarta : PT. Alex Media
Komputindo, 2015), 109.
8 Lembaga Keuangan Syariah
8
Salam tempel atau komisi amplop pada waktu tertentu untuk memperoleh
informasi proyek adalah keniscayaan yang harus dihadapi oleh pelaku ekonomi,
kondisi ini hampir menjadi kebiasaan atau tradisi atau sudah menjadi budaya bisnis,
sehingga dapat dikatakan bahwa akulturasi dan asimilasi budaya merupakan suatu
keniscayaan. Amin Abdullah pada Ensiklopedi Dunia Islam, Pemikiran dan Peradaban,
(Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), 15.
Lembaga Keuangan Syariah 9
Ad.4. Lobby atau Approach Cost. Adalah kgiatan pendekatan pada para
pejabat pengambil keputusan bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan secara materi. Kegiatan ini sengaja dilakukan oleh pelaku bisnis
dalam mengantisipasi para pesaing9. Pendekatan para pembisnis kepada para
pejabat pengabil keputusan sangat dimungkinkan dan wajar dilakukan apabila
dalam konteks persahabatan dan silahturahmi, akan tetapi kenyataan di
9
The cross-parry atau tangkisan silang dapat digunakan oleh pelaku bisnis dalam
rangka memenangkan persaingan. Strategi bersaing ini sering digunakan oleh
perusahaan yang mempunyai lini produk yang bervariasi dan antar daerah. Dengan
demikian harus mempunyai variasi SDM yang unggul serta didukung oleh teknologi
jaringan informasi yang kuat. Michael E. Porter – Agus Maulana, Strategi Bersaing,
(Jakarta : Erlangga, 1980), 75.
10 Lembaga Keuangan Syariah
A.d.5. Family Cost. Tidak jarang kegiatan bisnis birokrasi para pejabat
pengambil keputusan melibatkan anggota keluarganya, yaitu istri, anak,
saudara dan lain sebagianya. Praktik seperti ini hanya sebagai alibi agar tidak
kelihatan menyolok kasat mata dan sembunyi dari pantauan masyarakat,
media dan dari jeratan hukum. Komunikasi tidak langsung antar kepentingan
melalui keluarga terkadang sangat efektif dengan tidak melibatkan secara
langsung pejabat tertentu.Pemberian upeti atau uang suap dapat berupa
hadiah ulang tahun kelahiran, ulang tahun pernikahan, acara syukuran atau
acara lain yang diciptakan untuk memperoleh akses bisnis. Gratifikasi
tersembunyi dibalik kepentingan keluarga sangat sering terjadi pada aparat
birokrasi pemerintah dengan para pengusaha dengan harapan untuk
Lembaga Keuangan Syariah 11
memperlancar bisnis. Terkadang dari sisi pejabat yang bersih anti suap dan
tidak dapat didekati oleh pengusaha sehingga para penguasa mencari jalan
pintas mendekati keluarga dari pejabat tersebut. Dinamika bisnis seperti ini
menjadi budaya yang sangat susah dihilangkan karena alasan kepentingan. Hal
ini menjadi tantangan berat bagi para pelaku bisnis syariah10.
10
Idealnya “family cost” berubah menjadi “family business”. Di beberapa negara
perusahaan keluarga mempunyai kontribusi yang signifikan bagi pendapatan negara.
Di Amerika Serikat saat ini terdapat 24 juta perusahaan keluarga, 90% dari 15 juta
perusahaan besar adalah keluarga. Sepertiga dari 500 perusahaan kaya di Amerika
Serikat dikendalikan oleh perusahaan keluarga, 40% dari GNP dan 59% dari GDP USA
diperoleh dari perusahaan keluarga. A.B. Susanto, dkk., Family Business, (Jakarta :
Divisi penerbitan The Jakarta Consulting Group, 2008), 3.
11
Seluruh kegiatan proyek yang dimulai dengan mekanisme dan prosedur, baik
yang formal dan non formal adalah kegiatan yang berkorelasi dengan biaya yang
seharusnya mempunyai standar atau estimasi biaya yang akurat. Sehingga nantinya
antara pendapatan dan biaya mempunyai selisih positif, artinya perusahaan secara
akumulasi untung. Hamdan Dimyati – Kadar Nurjaman, Manajemen Proyek, (Bandung :
CV. Pustaka Setio, 2014), 5.
12 Lembaga Keuangan Syariah
oleh KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi tetapi praktik risalah atau suap
tidak berhenti bahkan bertambah meriah dengan banyak ASN atau Aparat Sipil
Negara yang terlibat baik dari unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif.
12
Secara regulasi seharusnya tata kelola keuangan sudah diatur di dalam Undang-
Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat Dan Pemerintah Daerah pada Pasal 2 dikatakan bahwa perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan suatu sistem yang
menyeluruh dalam rangka pendnaan penyelenggaraan asas desentralisasi,
dekonsentrasi dan tugas pembantuan. (Yogyakarta : Pustaka Yustisia), 11
14 Lembaga Keuangan Syariah
13
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
dikatakan bahwa daerah dibentuk berdasarkan potensi pertimbangan kemampuan
ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk dan luas
daerah. Hubungan antar daerah bukan berdasarkan hierarki, sehingga antar daerah
berdiri sendiri. Dengan demikian tidak selayaknya jika ada pungutan di daerah
melebihi dari yang ditetapkan melalui regulasi yang sudah ada. (Jakarta : CV. Tamita
Utama, 1999), 5.
Lembaga Keuangan Syariah 15
14
Dampak negatif dari otonomi daerah adalah menciptakan raja-raja kecil di
daerah serta membuka ruang gerak yang luas bagi oknum aparat atau LSM yang nakal.
Pemikiran idealnya dalam tataran yang aplikatif, desentralisasi fiskal dapat
mewujudkan pemberian transfer dana langsung dari pemerintah pusat sehingga akan
berdampak positif permintaan uang di daerah. Mardiasmo (Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan), Kebijakan Desentralisasi Fiskal di Era Reformasi 2005-2008
pada judul buku Era Baru Kebijakan Fiskal, (Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara,
2009), 566.
16 Lembaga Keuangan Syariah
agama tertentu atau bahkan pada acara ulang tahun satuan-satuan organik di
daerah. Para pelaku ekonomi di daerah tidak mampu menghindar dari
kontribusi biaya acara tersebut dengan alasan biaya sosial atau biaya
pengalangan opini atau apapun namanya tetapi yang jelas ada biaya
tambahan. Biaya kontribusi tergolong biaya tidak resmi karena pajak daerah
harus juga dibayarkan. Maka akan terjadi perdebatan pemikiran tentang
kualitas proyek, apabila biaya tak terduga melonjak tinggi kemudian akan
timbul pertanyaan, pihak mana yang dirugikan apabila bangunan atau proyek
tersebut adalah bangunan rumah susun atau bangunan gedung sekolah atau
proyek infra struktur? Maka jawabannya adalah Cuma satu, yang dirugikan
adalah masyarakat itu sendiri. Kondisi ini tidak disadari oleh aparat di daerah.
A.d.15. Biaya THR, Natal dan Tahun Baru. Perusahaan daerah dan para
pengusaha di daerah sangat maklum adanya biaya THR, Natal dan Tahun Baru.
Meskipun biaya tersebut besarannya tidak menentu dengan catatan masih
dalam batas kewajaran yang dapat ditoleransi. Akan tetapi bila biaya tersebut
sangat besar, maka akan menjadi beban yang memberatkan. Pos pengeluaran
ini biasanya sudah diantisipasi oleh para pelaku ekonomi di daearah karena
pengalaman empiris yang berulang setiap tahun.
A.d.17. Kontribusi Bencana Alam. Adalah biaya sosial diluar dugaan, akan
tetapi jenis biaya ini tetap dikeluarkan dalam batas tertentu. Terkadang biaya
ini digolongkan pada biaya “Force Majeure”. Apapun jenis biaya ini tetap
menjadi beban perusahaan terkecuali apabila secara pribadi pengusaha atau
para pelaku bisnis mengeluarkan dana tersebut dari kekayaan pribadi.
Kepedulian perusahaan atau secara pribadi terhadap korban musibah bencana
alam akan menjadi catatan tersendiri di hati masyarakat. Sehingga pada
kondisi tertentu masyarakan akan menjadi pagar hidup atau pelindung bagi
perusahaan, karena setiap perbuatan baik itu pasti berbuah manis.
Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-Israa’ (17) Ayat
7:
15
Komunikasi sosial antara pelaku bisnis dan para pejabat LSM di lokasi proyek
adalah bagian integral dari sejenis kontrak sosial sebagai konsekuensi logis. Kontrak
sosial adalah segala atribut yang melekat pada figur dan status seseorang yang secara
tertulis dan tidak berdampak pada biaya pertemanan yang dikemas dengan bahasa
halusnya adalah “silaturrahmi”. The Ford Foundation, Filantropi Islam dan Keadilan
Sosial, (Jakarta : CSRC, 2006), 23.
18 Lembaga Keuangan Syariah
pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang
mereka kuasai.
A.d.18. Dana Komando16. Konon pada saat Orde baru, dana komando
pada proyek pemerintah diseputaran 23% atau lebih. Penggunaan dana
komando tersebut tergantung kebijakan atau perintah komando dari pimpinan
tertinggi organisasi tertentu, kemudian disinyalir banyak tumpangan
kepentingan dari satuan bawah. Sehingga besaran dana komando tersebut
bisa melonjak sampai dengan 60% dari total biaya proyek, sehingga
berdampak pada penurunan kualitas pekerjaan dan berdampak pada
meningkatnya kecelakaan kerja. Dampak negatif tersebut secara bertahap
menurut perjalanan waktu disadari oleh pengambil keputusan, sehingga
dikurangi seminimal mungkin, bahkan pada organisasi tertentu dihilangkan
sama sekali. Akan tetapi hingga saat ini side efek dari adanya dana komando
tersebut sangat dirasakan dampakya sehingga berpengaruh terhadap kualitas
barang atau kualitas proyek yang telah dianggarkan. Naik turunnya jumlah
dana komando sangat ditentukan oleh pejabat pucuk pimpinan pada
organisasi induk atau unit organisasi tingkat pelaksana. Akan tetapi kondisi ini
tidak bersifat permanen, pasang surut tergantung kebijakan komando atas dan
untuk saat ini cenderung menurun bahkan ditiadakan.
16
Jika kontribusi pelaku ekonomi kepada pejabat tertentu merupakan dana
komando dapat digolongkan pada jenis gratifikasi, maka akan termasuk pada Pasal
12.B Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001
yang mengatakan bahwa setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dianggap pemberian suap. Komisi Pemberantasan Korupsi-KPK, Memahami
Untuk Membasmi, (Jakarta : KPK, 2006), 79.
Lembaga Keuangan Syariah 19
B. KELEMBAGAAN17.
Secara umum pemahaman tentang kelembagaan dapat dimaknai menjadi
3 bidang pembahasan, yaitu :
1. Lembaga sebagai tempat atau wadah yang menampung segala
kegiatan dan mengikat secara hukum dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2. Lembaga sebagai pusat kegiatan antar kepentingan dan
menyatukannya pada satu tujuan tertentu dengan proseur atau tahapan
kegiatan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.
3. Lembaga sebagai regulasi dengan perangkat aturan yang mengikat
semua dan dapat memberikan sanksi hukum dan atau sanksi
administratif.
17
Corporate Culture merupakan salah satu ilar utama pada kelembagaan lembaga
keuangan syariah yang berakar pada budaya perilaku dan etika bisnis dengan baik.
Dengan demikian terdapat korelasi timbal balik yang saling menguntungkan antara
lembaga keuangan syariah dan masyarakat pada umumnya. Abdullah Fathoni, Serat
Sejatining Urip 1, (Jakarta : Yayasan Pendidikan Nur Azza Lestari, 2014), 120.
20 Lembaga Keuangan Syariah
Artinya : 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
18
Kegiatan lembaga keuangan syariah merupakan salah satu bentuk fungsi “Khlifah
Fil Ard”, yaitu membangun dan memakmurkan bumi atau disebut dengan istilah “Al-
Isti’mar”, yang berarti juga menggunakan dan memanfaatkan semua kemudahan alam
yang diciptakan Allah SWT. Muhammad Sholah Muhammad Ash-Shawi, Problematika
Investasi Pada Bank Islam, Solusi Ekonomi Islam, (Jakarta : Migunani, 2008), 234.
Lembaga Keuangan Syariah 21
Gambar 2
Histori Kelembagaan
PERJALANAN SEJARAH
BERBANGSA DAN BERNEGARA
BUDAYA KERAJAAN
BANGSA NUSANTARA
KELEMBAGAAN EKONOMI
EKONOMI EKONOMI
SYARIAH KONVENSIONAL
MASYARAKAT
Keterangan Gambar 2 :
History kelembagaan adalah bagian dari proses perjalanan sejarah
berbangsa dan bernegara yang ditopang dua unsur, yaitu budaya bangsa dan
latar belakang berdirinya kerajaan-kerajaan nusantara yang merupakan alur
dari kesadaran dan kearifan lokal tentang pentingnya lembaga atau institusi
Lembaga Keuangan Syariah 23
BAB II
SINKRONISASI ANTARA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
DAN EKONOMI PANCASILA
A. PENDAHULUAN.
Titik temu antara lembaga keuangan syariah dan konsep dasar ekonomi
Pancasila harus berdampingan secara harmonis dengan dasar argumen bahwa
“tidak mungkin ikan dapat hidup apabila dipisahkan dengan air”. Artinya kajian
operasional lembaga keuangan syariah harus sinkron dengan ekonomi
Pancasila. Konsep dasarnya adalah :
Gambar 3
Sifat Kelembagaan
KELEMBAGAAN SOSIAL
INSTITUSI
PERJALANAN
KEARIFAN LOKAL:
SEJARAH
ADAT ISTIADAT
KEBANGSAAN
ASPEK :
IPOLEKSOSBUDHANKAM
ASPEK EKONOMI
KONVENSIONAL SYARIAH
Keterangan Gambar 3 :
Secara umum sifat dari kelembagaan sosial adalah bagian integral dari
suatu sistem tata kelola pada nilai-nilai sosial yang melahirkan kesadaran
berfikir, berperilaku dan berucap sesuai dengan kearifan lokal, adat istiadat
26 Lembaga Keuangan Syariah
yang seiring dan sejalan dengan sejarah kehidupan bangsa pada aspek
IPOLEKSOSBUDHANKAM yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat dan
keadilan sosial sehingga fokus kajian selanjutnya pada aspek ekonomi. Secara
empiris kontemporer perkembangan ekonomi pada lembaga keuangan
terdapat dua jalur, yaitu ekonomi konvensional dan ekonomi syariah. Tata
kelola lembaga keuangan syariah berpedoman pada dua pilar, yaitu fikih
muamalah dan regulasi kelembagaan yang sudah ada. Dengan demikian terjadi
sinkronisasi dan harmonisasi antara ekonomi syariah dan demokrasi ekonomi
yang dicita-citakan pada konsep ekonomi Pancasila yang secara tersirat
tertuang pada Pembukaan UUD 1945 serta terurai pada Pasal 33 UUD 1945.
B. DASAR ARGUMENTASI.
Dasar pemikiran untuk mempertemukan antara lembaga keuangan
syariah dan ekonomi Pancasila adalah karena keduanya mempunyai tujuan
yang sama sesuai dengan tujuan pembangunan Nasional19 yang berorientasi
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Objek operasional lembaga keuangan syariah adalah peredaran dan
mobilisasi mata uang guna melakukan kegiatan ekonomi yang
implementasinya melibatkan masyarakat secara luas. Adapun lembaga yang
19
Agen pembangunan adalah bukti tawar masyarakat yang strategis untuk
mencapai tujuan pembangunan Nasional. Bargaining power menjadi syarat untuk
memposisikan negara pada pergaulan masyarakat Internasional, artinya partisipasi
masyarakat untuk membangun dan tegak berdirinya lembaga keuangan syariah
merupakan bukti nyata ikut sertanya partisipasi aktif untuk tujuan Nasional, yaitu
kesejahteraan dan distribusi hasil pembangunan secara adil. M. Heru Basuki, Civic
Education, (Jakarta : Fidie Press, 2022), 1.
Lembaga Keuangan Syariah 27
20
Masalah dan persoalan ekonomi secara komprehensif harus dilihat secara
keseluruhan, hal ini terutama pada tinjauan ekonomi Islam yang menggunakan dan
hipotesa dan kesalehan teoremannya ditentukan dengan mengkaji kesesuaian antara
asumsi model dengan asas-asas syariat Islam dengan harapan akan terjadi harmonisasi
antara teori dan implementasinya di masyarakat. M. Abdul Mannan, Teori dan Praktik
Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wkaf, 1997), 11.
28 Lembaga Keuangan Syariah
21
Penggunaan akad Mudharabah dan Syirkah adalah metode untuk memobilisasi
dana masyarakat yang diikuti dengan kemampuan manajerial dan entrepreneurship
dengan tujuan untuk perdagangan pada skala Nasional dan Internasional dan
manufaktur terutama yang berbasis “home industry”, sehingga terjadi harmonisasi
antara kerja bank syariah dan pemerintah untuk mencapai tujuan Nasional. M. Umer
Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta : Gema Insani, 1985), 39.
Lembaga Keuangan Syariah 29
22
Menurut Bung Karno, rusaknya kebesaran Islam dalam bentuk Nasional Islam,
Sosialisme Islam bukan disebabkan oleh Islam itu sendiri, akan tetapi karena rusaknya
budi pekerti orang-orang menjalankannya. Islam sejati tidak mengandung asas
Nasionalisme, anti sosialis. Untuk itu harus ada upaya untuk mengangkat Islam dari
kenistaan dan kerusakan. Tim Editor, Iman Toto K. Raharjo, dkk, Kata Pengantar, Bung
Karno dan Wacana Islam, (Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001), xii.
30 Lembaga Keuangan Syariah
bisnis tidak dibenarkan pada jenis usaha yang dilarang pada ketentuan syariah,
seperti dilarang bisnis minuman keras, peternakan babi, perjudian, bisnis
narkoba, bisnis pelacuran dan lain sebagainya.
Demikian juga pada prinsip dasar Tauhid harus mampu menggerakkan
“mind set” atau pemikiran para pelaku bisnis bahwa harta yang diperoleh dari
usaha adalah bentuk rizki yang diamanahkan oleh Allah SWT dan harus
dikeluarkan zakatnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
Surat Ar-Ruum (30) Ayat 39 :
َّ َٱَّلل َو َما ٓ َءات َۡيتُم ِمن زَ َك ٰو ٖة ت ُ ِريدُونَ َوجۡ ه
ِٱَّلل ِ ََّو َما ٓ َءات َۡيتُم ِمن ِربّٗ ا ِليَ ۡرب َُواْ ف ِٓي أَمۡ ٰ َو ِل ٱلن
ِ ِۖ َّ َاس فَ ًَل يَ ۡربُواْ عِند
٣٩ َض ِعفُون ۡ فَأ ُ ْو ٰلَٓئِكَ هُ ُم ۡٱل ُم
Artinya : 39. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang
yang melipat gandakan (pahalanya).
23
Implementasi dari ekonomi teologis atau ekonomi keagamaan adalah titik temu
antara kajian nilai-nilai agama yang diimplementasikan pada bidang ekonomi.
Perspektif pada Sila Kedua Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan
beradab” merupakan salah satu bentuk kesadaran beragama, dengan demikian ada
tiga factor yang bersentuhan satu sama lain untuk besinergi, yaitu nilai agama Islam,
Pancasila dan Ekonomi. Susy Y.R. Sanie – Herman, Teori Ekonomi Mikro Tentang
Agama – Pengaruh Religius Terhadap Perilaku Ekonomi, (Jakarta : CV. EFKO Grafika,
2012), 69.
Lembaga Keuangan Syariah 31
24
Hak warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diatur di dalam
UUD 1945. Dalam pengertian demokrasi, semua warga negara mempunyai peran aktif
dan dinamis untuk pembangunan Nasional. Sehingga konsep demokrasi tidak hanya
menjamin mengutamakan pendapat, tetapi menjamin rakyat bebas dari tekanan dan
ancaman dari pihak yang berkuasa. Sarbini Sumawinata, Politik Ekonomi Kerakyatan,
(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), 90.
32 Lembaga Keuangan Syariah
25
Lembaga keuangan syariah adalah salah satu hasil dari pemikiran baru dari
kawan intelektual muda Islam yang mengejawantahkan semangat ke-Islaman dan
kehidupan masyarakat yang lebih konkret. Perwujudan dari Sila Ketiga Pancasila
Lembaga Keuangan Syariah 33
yang patut dan layak untuk direnungkan kembali adalah “Bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh”. Artinya setiap kegiatan ekonomi masyarakat tetap
menjunjung tinggi rasa persatuan dan menghindarkan diri dari dampak
bercerai-berai. Hal ini sangat bersesuaian dengan Firman Allah SWT dalam Al-
Qur’an Surat Ali Imran (3) Ayat 103 :
ٞۚ
ف بَ ۡينَ قُلُوبِ ُك ۡم َ َّعلَ ۡي ُك ۡم إِ ۡذ ُكنت ُ ۡم أَ ۡعدَآ ّٗء فَأَل ِ َّ َيعا َو ََّل تَف ََّرقُواْ َو ۡٱذ ُك ُرواْ نِعۡ َمت
َ ٱَّلل ِ َّ َص ُمواْ بِ َح ۡب ِل
ّٗ ِٱَّلل َجم ِ ٱعت ۡ َو
َّ ُار فَأَنقَذَ ُكم ِم ۡن َه ۗٓا َك ٰذَلِكَ يُبَيِن
ٱَّللُ لَ ُك ۡم َءا ٰيَتِِۦه لَعَلَّ ُك ۡم ِ َّشفَا ُح ۡف َر ٖة ِمنَ ٱلن
َ علَ ٰى َ فَأَصۡ بَ ۡحتُم بِنِعۡ َمتِ ِ ٓۦه إِ ۡخ ٰ َو ّٗنا َو ُكنت ُ ۡم
١٠٣ َت َهۡ تَدُون
Artinya : 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
“Persatuan Indonesia” akan terbentuk dengan sendirinya secara aktual pada kegiatan
ekonomi atas dasar persatuan dan keadilan. Fachry Ali - Bahtiar Effendy, Merambah
Jalan Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1986), 167.
34 Lembaga Keuangan Syariah
26
Fenomena perekonomian Islam terdapat prinsip bahwa ikatan kepentingan
pribadi dan kepentingan masyarakat terjalin erat sesuai dengan semangat yang
terkandung pada Sila Keempat Pancasila, artinya lembaga keuangan syariah harus
mampu mewadahi kata “kebijaksanaa dalam permusyawaranat.Implementasi
nyatanya ada pada Koperasi Syariah atau BMT. Ahmad Dimyati, dkk., Islam dan
Koperasi-Telaah Peran Serta Umat Islam Dalam pengembangan Koperasi, (Jakarta :
Kopinfo, 1998), 50.
27
Mekanisme distribusi yang tidak adil serta menurunya kesadaran sosial akan
mendorong terciptanya ketimpangan kehidupan, sehingga yang kaya semakin kaya dan
Lembaga Keuangan Syariah 35
yang miskin semakin tidak berdaya. Untuk itu prinsip keadilan pada lembaga keuangan
syariah mutlak diperlukan. M. Sholahuddin, Asas-Asas Ekonomi Islam, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2007), 198.
36 Lembaga Keuangan Syariah
lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu,
lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika
mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
28
Azyumardi Azra, Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia, dalam buku
Restorasi Pancasila Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas, (Bogor :
Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, 2006), 146.
38 Lembaga Keuangan Syariah
ada terhadap campur tangan asing telah menjadikan bangsa Indonesia menjadi
negara yang konsumtif, tidak mandiri dalam pengelolaan hutang,29 dan bangsa
yang tidak berdaya dalam pengurusan TKI dan TKW di luar negeri, bahkan lebih
jauh dari itu menjadi TKI dan TKW di negeri sendiri, lalu timbul satu pertanyaan
besar, mungkinkah segenap bangsa Indonesia ini akan memperoleh
kemakmuran bila konsep ekonomi yang dijalankan menggunakan tata nilai
pasar bebas yang kapitalis. Sementara dilain pihak konsep ekonomi kapitalis
sendiri sudah mulai dipertanyakan kemampuannya di negaranya sendiri.30
Permasalahan mendasar yang harus segera dicari jalan keluar dan
solusinya dalam bentuk konsep pembangunan ekonomi yang mampu
mengangkat harkat dan martabat sehingga setara dengan bangsa-bangsa lain
dalam pergaulan internasional dengan cara melepaskan diri dari
ketergantungan hutang luar negeri, penguatan sektor ekonomi kerakyatan
yang mampu membuka lapangan pekerjaan baru dan sekaligus meningkatkan
pendapatan masyarakat sehingga mampu mengurangi angka pengangguran
dan mengurangi angka kemiskinan serta upaya untuk berdikari secara mandiri
29
Konsepsi dasar pemikiran untuk mendapatkan pinjaman yang berkembang saat
ini mengikuti pandangan para ekonom neo liberal yaitu ; Pertama, untuk menutup
atau menghilangkan kesenjangan antara tingkat tabungan masyarakat dengan
kebutuhan investasi (saving investment gap); Kedua, memanfaatkan suku bunga
murah dari negara-negara kreditur dan lembaga miltilatera. Dengan menggunakan
paradigma yang bertumpu pada semboyan “investor firt, people second” atau dengan
ungkapan yang lazim dan lebih halus “bersahabat dengan pasar”, sehingga apabila
terjadi kenyataan atau kondisi para investor memilih tindakan untuk tidak melakukan
investasi, maka para pembuat kebijakan tidak berdaya untuk memaksa mereka, dan
jalan yang harus ditempuh dengan tidak ada pilihan adalah menciptakan lingkungan
kebijakan politik dan ekonomi yang oleh para investor dinilai positif dan responsif.
Jeffrey A. Winters, Power in Motion, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999), 4.
30
Dekade Keserakahan (the roaring nineties : a new history of the world`s most
prosperous decade) yang diterjemahkan oleh Aan Suhaeni dari Josept E. Stiglitz
(Jakarta : marjin kiri PT. Cipta Lintas Wacana, 2006), 53.
Lembaga Keuangan Syariah 39
31
Model pembangunan politik Indonesia saat ini telah memposisikan diri masuk
dalam perangkap hutang, dan kondisi tersebut dimanfaatkan oleh jaringan lembaga-
lembaga keuangan dan perdagangan internasional seperti IDB, Bank Dunia, IMF dan
WTO sebagai alat untuk melaksanakan pemaksaan agenda-agenda ekonomi politik
40 Lembaga Keuangan Syariah
neoliberal kepada Indonesia. Simpul krisis adalah krisis ideologi yang meluas menjadi
krisi ekonomi politik, karena kebijakan yang ditempuh setiap rezim pemerintahan
selalu berpihak pada Konsensus Washington atau Neoliberalisme, yaitu; penerapan
deregulasi, liberalisasi, privatisasi dan penghapusan subsidi. M. Dawam Rahardjo,
Nalar Ekonomi Politik Indonesia, (Bogor : IPB Press, 2011), xvii.
Lembaga Keuangan Syariah 41
32
Membangun suatu teori ekonomi, harus dimulai dari landasan filsafat teori
ekonomi itu sendiri, sebab tanpa kerja keras untuk mencari aliran budaya dari zaman
prasejarah hingga saat ini dan berpedoman pada filsafat bangsa yang sudah disepakati
sebagai konsensus nasional maka akan menjadi teori tambal sulam dari apa yang
sudah ada, sehingga warna dan coraknya hanya bersifat sementara. Ilmu ekonomi
yang dirintis oleh Adam Smith dibangun atas landasan konsepsi perilaku manusia atas
dasar “Kepuasan Konsumtif”, sehingga konsep pemikiran tersebut dapat dimaknai
sebagai hasil akulturasi budaya barat yang tidak bersesuaian dengan budaya timur,
untuk itu diperlukan kajian yang mendalam pada suatu teori ekonomi ketimuran.
Hidayat Nataatmaja, Karsa, Membangun Ilmu Ekonomi Pancasila dalam buku Ekonomi
Pancasila edisi pertama dengan editor Mubyarto dan Boediono yang saat ini menjabat
sebagai Wakil Presiden RI, (Yogyakarta : BPFE, 1997), 23.
42 Lembaga Keuangan Syariah
yang diekspor adalah komoditi yang lebih dari kebutuhan dalam negeri, artinya
selama kebutuhan pasar dalam negeri masih memerlukan dan mampu
menyerap maka produk tersebut tidak boleh untuk diekspor, demikian juga
produk impor diperlukan ketika barang yang sama tidak tersedia di dalam
negeri atau paling tidak barang yang sejenis atau barang subsitusi tidak
tersedia secara mencukupi, hal tersebut dimaksudkan untuk melindungi pasar
domistik; Keempat, menata kembali pola praktik perbankan dan sistem mata
uang yang menghindarkan dari praktik ekonomi biaya tinggi serta kebijakan
fiskal yang mampu menjadi stimulus untuk meningkatkan potensi ekonomi
masyarakat; Kelima, membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk
berpartisipasi pada perekonomian nasional melalui kebijakan kolektif yang
berpihak pada rakyat; Keenam, membangun pola pemasaran produk lokal yang
terstruktur dan mempunyai akses yang luas pada pasar domistik dan pasar
ekspor; Ketujuh, perekonomian disusun berdasarkan tata nilai sosial budaya
gotong royong, kebersamaan dan budaya saling tolong-menolong.33 Salah satu
asas ekonomi Islam pada lembaga keuangan syariah adalah tolong-menolong,
sehingga terjadi sinkronisasi antara ekonomi Pancasila dan lembaga keuangan
syariah.
33
Akumulasi dari kemampuan negara untuk meningkatkan tabungan nasional serta
kemampuannya untuk menyerap modal atau Absorptive Capacity untuk meningkatkan
penanaman modal guna membuka lapangan pekerjaan baru, akan berdampak pada
perhitungan selisih antara tabungan dan biaya penanaman modal sehingga
menciptakan koridor keperluan modal yang akan dicarikan sumbernya dari luar negeri,
artinya dalam proses pembangunan ekonomi berupa penanaman modal guna
mengejar angka pertumbuhan yang telah ditetapkan oleh pemerintah bersama pihak
legislatif telah membuka peluang untuk melakukan penambahan modal dari luar
negeri berupa hutang. Zulkarenain Djamin, Masalah Hutang Luar Negeri bagi Negara-
Negara Berkembang dan Bagaimana Indonesia Mengatasinya, (Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, 1995), 23.
Lembaga Keuangan Syariah 43
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak boleh dan tidak akan mengalami
perubahan karena disana terdapat semangat dan pernyataan berdirinya
sebuah negara, artinya sudah tertutup kemungkinan adanya perubahan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, karena merubahnya berarti merubah
semua tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara serta merubah
pernyataan kemerdekaan. Untuk itu dalam kondisi apapun Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 harus dipertahankan; Ketiga, Bhinneka Tunggal
Ika yang secara umum dapat difahami bahwa pengakuan keragaman budaya,
keragaman bahasa daerah, keragaman suku, adat istiadat dan keragaman
agama akan tetapi dalam satu kerangka budaya bangsa yaitu bangsa Indonesia,
keragaman dapat dimaknai sebagai kekayaan warna pemahaman dan
kekayaan potensi daerah dengan dasar keyakinan bahwa Tuhan menciptakan
manusia dalam kondisi yang berbeda untuk saling melengkapi dan bukan
untuk saling membenci, untuk saling bekerjasama dan bukan untuk saling
bercerai berai, sehingga dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia diperlukan
faham ke-Bhinneka-an serta diperlukan ketangguhan kepemimpinan yang
memiliki integritas yang kuat dan mampu menyatukan segala macam
perbedaan menjadi potensi energi positif untuk membangun kesatuan negara,
dalam kondisi seperti inilah kemudian melahirkan istilah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Akan tetapi dalam kondisi semangat otonomi daerah,
maka tidak menutup kemungkinan munculnya semangat kedaerahan dan
semangat kesukuan, disinilah letak strategisnya refitalisasi pemahaman
Bhinneka Tunggal Ika agar bangsa Indonesia terlepas dari kemungkinan dis-
integrasi bangsa, sehingga semangat yang dibangun dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah semangat toleransi dengan menjauhkan diri
Lembaga Keuangan Syariah 45
34
Nasaruddin Umar dalam kolom Hikmah Koran Republika tanggal 27 September
2011 mengatakan; bahwa pengertian Jihad adalah sesuatu yang luhur, dalam tinjauan
bahasa Jihad berasal dari kata Jahada yang berarti bersungguh-sungguh, sehingga
pemaknaan terhadap kata tersebut menghasilkan tiga pengertian; Pertama, Jihad
Lembaga Keuangan Syariah 47
36
Budisantoso Suryosumarto, Ketahanan Nasional Indonesia, (Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan, 2001), 4.
Lembaga Keuangan Syariah 49
diri sebagai bangsa yang berdaulat. Bangsa adalah satu kesatuan komunitas
manusia yang secara sadar merasa bahwa mereka adalah satu kesatuan pada
proses sejarah yang sama dan memiliki tujuan yang sama sehingga terjadi
proses timbal-balik kebangsaan yang pada puncaknya melahirkan segenap
kesadaran kebangsaan Proklamasi 17 Agustus 1945. Proklamasi Kemerdekaan
merupakan peristiwa sejarah dan sekaligus sebagai momentum penting bagi
bangsa Indonesia yang telah mendeklarasikan rasa kebangsaannya kepada
seluruh dunia. Perkembangan dan perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah
menempatkan pada posisi pergaulan internasional yang setingkat dan
sederajat dengan bangsa lain, maka tidak berlebihan bila dalam pembangunan
ekonomi masa depan bangsa Indonesia mencari nilai-nilai luhur bangsa sebagai
warisan nasional budaya bangsa, akumulasi dari warisan budaya tersebut akan
diformulasikan menjadi sebuah konsep pembangunan ekonomi yaitu ekonomi
Pancasila. Maksud pencarian tata nilai dan budaya tersebut didasarkan pada
semangat cinta tanah air dan keyakinan bahwa hanya dengan tata nilai dan
budaya sendiri pembangunan ekonomi akan dapat berjalan dengan baik sesuai
cita-cita bangsa Indonesia itu sendiri sebagaimana tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 194537.
Founding Fathers atau pendiri bangsa Indonesia sangat sadar bahwa
hanya dengan nasionalisme kebangsaan dan toleransi keberagaman yang
mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari menuju masyarakat
yang adil dan makmur, yang pada akhirnya akan memperoleh kesadaran
37
Pembangunan ekonomi pada skala tertentu dapat dilipatgandakan dengan dasar
teori “Multiplier Effect”, yaitu dampak berganda dengan didukung oleh kualitas SDM
dan teknologi yang tinggi dan networking yang luas. Abdullah Fathoni, Serat Sejatinig
Urip 2”, (Jakarta : Yayasan Pendidikan Nur Azza Lestari, 2008), 93.
50 Lembaga Keuangan Syariah
38
Didalam kenyataannya operasional perusahaan multinasional tidak lagi bisa
difahami hanya dengan menggunakan perangkat teori perdagangan secara sederhana,
terutama bila dikaitkan dengan distribusi keuntungan, perusahaan raksasa seperti IBM,
FORD, Exxon, Philips, Sony, Hitachi, British Petroleum, Volks Wagen, dan Coca-Cola,
telah mendunia dalam proses produksinya sehingga kalkulasi atas distribusi
keuntungan yang dihasilkan dari produksi internasional tersebut antara penduduk
setempat dan pihak asing menjadi menjadi semakin sulit dilakukan. Michael P. Todaro
dan Stephen C. Smith, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Jakarta : penerbit
Erlangga, 2004), 35.
Lembaga Keuangan Syariah 51
39
Pemikiran Soejatmoko telah menempatkan konsep kemanusian periode
nasionalisme adalah kemanusiaan Indonesia yang lebih banyak dikaitkan dengan
politik, pandangan tentang konstitusi negara, manusia dan revolusi serta konfigurasi
politik nasional dengan mengedepankan tiga pilar posisi ideologis yang diajukan pada
sidang konstituante; Pancasila, Islam dan Sosial - Ekonomi. Siswanto Masruri,
Humanitarianisme Soejatmoko, (Yogyakarta : Pilar Media, 2005), 61.
Lembaga Keuangan Syariah 53
dibangun adalah “amat tidak mungkin bangsa Indonesia yang besar ini
dijalankan dengan menggunakan parameter nilai-nilai bangsa lain”, meskipun
tidak menutup kemunginan terdapat nilai-nilai yang bersifat universal.
Pergeseran budaya dalam tata krama pergaulan internasional terkadang
menempatkan para pemimpin bangsa untuk mengambil keputusan yang
cenderung merugikan atau paling tidak kurang berpihak pada rakyat Indonesia
sendiri dan lebih berpihak pada kepentingan para investor dari luar negeri
dengan satu alasan yaitu : ramah dengan pasar. Kenyataan inilah yang sering
menjadi penyebab timbulnya ketimpangan kebijakan pangan, ketimpangan
kebijakan pertambangan, ketimpangan kebijakan moneter, ketimpangan
kebijakan fiskal dan ketimpangan-ketimpangan kebijakan yang lain, kemudian
akan timbul satu pertanyaan besar, pantaskah rakyat Indonesia hidup dalam
kondisi keterbatasan atau dalam istilah lain kemiskinan, sementara sumber
daya alam melimpah yang disediakan oleh Allah SWT pada bangsa Indonesia?40
Salah cara untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa dan meningkatkan
daya saing dalam pergaulan internasional adalah mengelola negara secara baik
40
Amerika Serikat sebagai Negara Super Power tunggal, bersama dengan Inggris
dan Perancis dapat membuat keputusan-keputusan penting dalam bidang politik dan
kemanan dunia, serta bersama dengan Jepang dan Jerman dalam persoalan ekonomi.
Barat adalah satu-satunya peradaban di dunia yang memiliki kepentingan langsung dan
tak langsung dalam tata pergaulan internasional, serta kepentingan substansial di
berbagai peradaban atau wilayah-wilayah lain dengan pengaruhnya yang besar di
bidang politik, ekonomi, dan keamanan. Akan tetapi pada sisi yang bebeda, ia adalah
sebuah peradaban yang sedang mengalami kemerosotan, baik di bidang politik,
ekonomi maupun militer. Kemenangan Barat dalam perang dingin telah melahirkan
kejayaan, namun menguras banyak energi dan dihadapkan pada banyak persoalan
internal yaitu : pertumbuhan ekonomi yang lamban, populasi yang stagnan,
pengangguran, defisit negara yang besar, kemerosotan etika kerja, dan meningkatnya
jumlah penyalahgunaan obat-obat terlarang. Samuel P. Huntington, Benturan Antar
Peradaban, (Yogyakarta : CV Qalam, 2002), 129.
54 Lembaga Keuangan Syariah
41
Nurcholis Madjid, Indonesia Kita, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004),
117.
42
Pergaulan masyarakat dalam kerangka keragaman bersuku-suku dan berbangsa-
bangsa untuk saling mengenal dan bukan saling menmendominasi atau saling
mengalahkan, tetapi saling melengkapi dan saling memberi manfaat. Sebagaimana
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujuraat (49) Ayat 13:
ٞۚ
يرٞ علِي ٌم َخ ِب ِ َّ َارفُ ٓواْ ِإنَّ أَ ۡك َر َم ُكمۡ عِند
َ َّ م ِإنَّ ٱٞۚۡ ٱَّلل أَ ۡتقَ ٰى ُك
َ َّلل َ شعُوبّٗ ا َوقَبَآئِ َل ِلتَ َع ُ َّٰ ٓيَأَيُّ َها ٱلن
ُ ۡاس ِإنَّا َخلَ ۡق ٰنَ ُكم ِمن ذَك َٖر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ۡل ٰنَ ُكم
١٣
Artinya : 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Lembaga Keuangan Syariah 55
Negara adalah sebuah lembaga purba manusia yang telah ada sekitar
10.000 tahun yang lampau sejak masyarakat pertanian pertama muncul di
Mesopotamia.44 Max Weber (1946) mendefinisikan Negara sebagai kesatuan
atau komunitas manusia yang dengan sendirinya mengklaim atas suatu
wilayah tertentu dan dapat menggunakan alat pemaksaan kekuatan fisik dalam
rangka penegakkan aturan dan mekanisme kenegaraan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian cakupan hak dan kewenangan negara pada aktivitasnya
mempunyai kewenangan untuk menjalankan roda pemerintahan, penegakan
hukum dan kegiatan perekonomian secara berkelanjutan. Akan tetapi
permasalahan yang sering terjadi adalah kemampuan kelembagaan negara
yang dalam implementasinya dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Peran Kepemimpinan.
Figur seorang pemimpin pada suatu negara menjadi preposisi sangat
penting dan strategis, hal ini disebabkan karena posisi pemimpin negara
berada pada garis sepadan pada jajaran eksekutif, legislatif dan yudikatif,
peran tersebut akan mampu menjadi pendulum pada tata kehidupan
masyarakat, kolektifitas pertumbuhan ekonomi nyata yang diikuti dengan
tata kelola sumber daya yang ramah lingkungan, kepastian hukum dan
kemampuan untuk memposisikan pada pergaulan internasinal. Pada
43
A.B. Susanto dkk, Corporate Culture, Organization Culture, (Jakarta : Divisi
Penerbitan The Jakarta Consulting Group, 2008), 162.
44
Francis Fukuyama, Memperketat Negara, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005), 1.
Lembaga Keuangan Syariah 57
45
Philip Kotler, Pemasaran Keunggulan Bangsa (The Marketing of Nation), (Jakarta
: PT. Prenhallindo, 1998), 183.
Lembaga Keuangan Syariah 59
3. Sistem Politik.
Pokok bahasan pada bidang sistem politik mempunyai cakupan yang
sangat luas dan mempunyai kaitan erat dengan perkembangan dan kajian
ilmu politik yang berfokus pada bentuk lembaga-lembaga politik dan
hukum, bentuk kelembagaan tersebut yang berkaitan erat dengan tata
46
Leverage atau Capital Gearing dapat diartikan sebagai pengungkit modal, artinya
proporsi dari modal pinjaman berbunga tetap pada modal saham atau Share Capital
suatu perusahaan, apabila hampir semua modal perusahaan bersumber dari saham-
saham yang diterbitkan dan sebagaian kecil saja yang berasal dari pinjaman bunga
tetap, maka perusahaan tersebut mempunyai pengungkit modal yang rendah, apabila
hampir semua modal perusahaan berasal dari pinjaman berbunga tetap dan hanya
menggunakan sebagian dari saham yang diterbitkan, maka perusahaan tersebut
mempunyai daya ungkit modal yang tinggi. Collin, Kamus Lengkap Ekonomi, (Jakarta
:Erlangga,1988), 67.
Lembaga Keuangan Syariah 63
ِ ب ِب ۡٱل َح
ق ِل َيحۡ ُك َم َ َٱَّللُ ٱلنَّ ِبي ِٔنَ ُم َبش ِِرينَ َو ُمنذ ِِرينَ َوأَنزَ َل َم َع ُه ُم ۡٱل ِك ٰت َّ ث َ اس أ ُ َّم ّٗة ٰ َوحِ دَ ّٗة فَ َب َع
ُ ََّكانَ ٱلن
ف فِي ِه إِ ََّّل ٱلَّذِينَ أُوتُوهُ مِ ُۢن بَعۡ ِد َما َجا ٓ َء ۡت ُه ُم ۡٱلبَيِ ٰنَتُ بَ ۡغ ُۢيَا ۡ ِه َو َماٞۚ ٱختَلَفُواْ فِي
َ َٱختَل ۡ اس فِي َما ِ ََّب ۡينَ ٱلن
ص ٰ َر ٖط ِ شا ٓ ُء إِلَ ٰى َ َٱَّللُ يَهۡ دِي َمن ي ِ ٱختَلَفُواْ فِي ِه مِ نَ ۡٱل َح
َّ ق بِإِ ۡذنِ ِۗٓۦه َو ۡ ٱَّللُ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ِل َما َّ بَ ۡينَ ُه ۡ ِۖم فَ َهدَى
٢١٣ ُّمسۡ تَق ٍِيم
Artinya : 213. Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul
perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan
orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman
kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan
kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
47
Antroplogi sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan individu dan
kelompok. Artinya hubungan timbal balik yang seimbang antara keduanya, sehingga
tidak ada dominasi atau eksploitasi dan tidak ada manusia menggantungkan nasibnya
kepada manusia lainnya, atau dapat dikatakan tidak ada manusia menuhankan
manusia. Maulana Muhammad Ali, Islamologi, (Jakarta : Darul Kutubil Islamiyah, 1996),
177.
Lembaga Keuangan Syariah 67
48
Kwik Kian Gie, Ekonomi Indonesia dalam Krisis dan Transisi Politik, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1999), 24.
49
Pada bulan Agustus 1930 Bung Karno melakukan pembelaan di Landraad
Bandung menulis bahwa ekonomi rakyat oleh sistem monopoli disempitkan, sama
sekali didesak dan dipadamkan. (Soekarno, Indonesia Menggugat, 1930), 31.
Lembaga Keuangan Syariah 69
50
Gambaran umum sistem Ekonomi Pancasila sebagaimana tercantum dalam
Penjelasan Pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut : dalam Pasal 33 tercantum dasar
demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan
atau untuk pemilikan anggota-anggota masyarakat, kemakmuran masyarakatlah yang
diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang
sesuai dengan itu ialah Koperasi. Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi
kemakmuran bagi segala orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau
tidak, tampuk produksi jatuh ketangan orang-seorang yang berkuasa dan rakyat yang
banyak ditindasnya. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang
banyak boleh di tangan orang-seorang. Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkadung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (dan
sungguh sangat disayangkan, salah satu dampak dari tuntutan reformasi
diterjemahkan oleh MPR untuk menghapus atau menghilangkan penjelasan tentang
demokrasi ekonomi UUD 1945 dengan alasan yang sederhana bahwa di negara-negara
lain tidak ada UUD atau konstitusi yang memakai penjelasan.
70 Lembaga Keuangan Syariah
51
Sarbini Sumawinata, Politik Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta, PT. Gamedia Pustaka
Utama, 2004), 130.
Lembaga Keuangan Syariah 71
serta pencemaran budaya suatu bangsa sebagai akibat persaingan pada pasar
bebas oleh pelaku ekonomi besar yang berskala internasional yang
mengesampingkan segala dampak yang ditimbulkannya52; Keempat, terjadinya
pergeseran kepentingan dan pergeseran mind set kelembagaan negara sejak
berakhirnya perang dingin yang memposisikan Amerika sebagai negara super
power tunggal tanpa pesaing, terjadinya krisis ekonomi pada medio 1997 dan
semangat reformasi dalam negeri yang menuntut pola pemerintahan yang
desentralistik yang menghasilkan Undang-Undang Otonomi Daerah, sehingga
memicu semangat kedaerahan yang memungkinkan berdampak negatif pada
rasa persatuan dan kesatuan serta nasionalisme. Akan tetapi pada sudut
pandang yang berbeda globalisasi akan membuka peluang pasar baru bagi
negara yang sedang berkembang dan mengurangi rasa terisolasi yang banyak
dirasakan oleh negara-negara yang sedang berkembang, sehingga terbuka
semua akses ekonomi di berbagai aspek kehidupan masyarakat dunia.53
Distribusi pendapatan serta konsep perimbangan tata kelola keuangan
tidak merata antar-wilayah sehingga membuka lebar koridor kesenjangan
52
Globalisasi sebagai bentuk ekonomi berskala Internasional apabila dikaitkan
dengan operasional lembaga keuangan syariah maka dapat dikatakan bahwa
pemegang saham pada area dalam negeri dan luar negeri adalah pemilik lembaga
keuangan tersebut dengan proporsi modal yang diinvestasikan. Afzalur Rohman,
Doktrin Ekonomi Islam Jilid 3, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2002), 341.
53
Globalisasi dari sisi positif telah mendorong terbukanya jalan perdagangan
internasional sehingga banyak membantu perkembangan ekonomi dan pertumbuhan
ekonomi negara yang bertumpu pada ekspor dan banyak meningkatkan kesejahteraan
negara di Asia, karena melalui globalisasi banyak orang hidup lebih sejahtera,
terjaminnya fasilitas kesehatan sehingga menjadikan hidup lebih lama dan lebih
terjamin kelangsungan hidupnya dari pada sebelumnya. Joseph E. Stiglitz, Globalisasi
dan Kegagalan Lembaga-Lembaga Keuangan Internasional, (Jakarta : PT. Ina
Publikatama, 2003), 5. Dengan judul asli Globalization and Discontents, yang
diterjemahkan oleh Ahmad Lukman.
72 Lembaga Keuangan Syariah
sosial.54 Distribusi sumber daya yang tidak merata tersebut sebagai akibat dari
lemahnya bidang perencanaan dan tanggung jawab sosial bersama, sehingga
diperlukan upaya bersama yang secara serentak dapat membangun kesadaran
kolektif untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara (bukan yang
terbaik bagi dirinya sendiri dan kelompoknya melalui korupsi), fenomena yang
terjadi saat ini adalah adanya kecenderungan para pelaku usaha dan para
pengambil keputusan secara bersama melakukan sinkronisasi pelemahan
potensi masyarakat untuk berbuat nyata dan berpartisipasi dalam usaha
pembangunan bangsa dan negara, hal ini sebagai akibat dari meningkatnya
volume penyimpangan anggaran pemerintah yang berahir pada proses hukum
di KPK. Pertanyaannya adalah bagaimana cara memulai membangun
kesadaran nasional secara bersama agar bangsa Indonesia mampu untuk
mencapai cita-cita luhur bangsa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945?, jawaban yang paling tepat adalah dimulai dari para pemimpinnya
dengan metode pemberian contoh dan keteladanan hidup yang baik, lalu
timbul pertanyaan berikutnya, pemimpin yang mana pada saat ini dapat
dijadikan tauladan hidup bagi masyarakat?, inilah pertanyaan yang sangat sulit
dijawab karena diantara masyarakat yang berbeda mempunyai parameter dan
standar nilai yang berbeda, akan tetapi berbagai pendapat yang berbeda
54
Berdasarkan informasi perbankan bahwa uang beredar di Jakarta lebih dari 70%
atau hampir menyentuh angka 80%, dan hasil laporan dari semua kantor Bank
Indonesia menunjukan adanya kecenderungan besar aliran dana dari daerah ke pusat,
dan hal tersebut berlangsung cukup lama hingga saat ini. Tingkat penanaman kembali
di daerah lebih rendah (dengan rasio pinjaman terhadap dana/LDR mencapai antara
30% hingga 40%) dari sumber dana yang dapat dimobolisasi, kondisi paradok juga
terjadi pada tingkat yang lebih kecil (individual) labih dari 90% simpanan masyarakat
yang berada di bank-bank hanya dimiliki oleh kurang dari 10% penabung. Burhanuddin
Abdullah, Menanti Kemakmuran Negeri (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006),
42.
Lembaga Keuangan Syariah 73
tersebut dapat disatukan pada tata nilai yang harus dibangun sebagai landasan
perjuangan ekonomi bangsa adalah; Pertama, adanya niat baik untuk
sumbangsih pada pembangunan bangsa dan negara55; Kedua, tertanam jiwa
cinta tanah air Indonesia yang kuat dan terpatri dalam diri sanubari; Ketiga,
terdorong semangat tolong-menolong, semangat berbagi rasa dan semangat
untuk bekerjasama; Keempat, mempunyai jiwa ketulusan dan keikhlasan tanpa
pamrih dalam perjuangan tersebut.56 Demikian juga pada pandangan pakar
55
Salah satu kunci untuk membangun kesejahteraan manusia, yaitu dengan cara
membangun tatanan sosial yang baik dengan figure pemimpin yang dapat membangun
kehidupan sosial yang harmonis dan produktif, terutama pada pembangunan institusi
ekonomi. Moh. Asy’ari Muhtar, The Ideal State-Perspektif Al-Farabi Tentang Konsep
Negara Ideal, (Yogyakarta : IRCISod, 2018), 51
56
Diantara nilai-nilai tersebut telah tertuang dalam prinsip dasar koperasi yang
terkandung di dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian,
yang kemudian ditegaskan dalam pernyataan identitas koperasi secara internasional
pada tahun 1995 adalah; 1. Keanggotaan berfsifat sukarela dan terbuka; 2.
Pengendalian anggota secara demokratis; 3. Pertisipasi ekonomi anggota; 4. Otonomi
dan kebebasan; 5. Pendidikan, pelatihan dan informasi; 6. Kerjasama antar koperasi; 7.
Keperdulian terhadap komunitas (disunting dari pidato Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia pada acara peringatan Hari koperasi ke-
62 tahun 2009 di Stadion Madya Sempala Samarinda, Kalimantan Timur). Dan pada
kesempatan yang sama Presiden Republik Indonesia mengatakan beberapa
harapannya yaitu; 1. Meningkatkan permodalan koperasi dengan skim kredit biasa,
maupun dengan skim KUR yang pada dua tahun terakhir disiapkan dana oleh
pemerintah hingga 34 Trilyun dan pada lima tahun mendatang mencapai angka 100
Trilyun; 2. Peningkatan peran Dekopin pada usaha ketahanan pangan, bukan hanya
beras, tetapi juga gandum, kedelai, gula dan jenis-jenis pangan lainnya; 3. Merambah
pada potensi baru yaitu dalam bidang energi, termasuk energi terbarukan, energi yang
bersumber dari bio energi yang bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar
minyak; 4. Membangun usaha di bidang ekonomi kreatif, kerajinan batik serta usaha
lain yang cocok untuk Usaha Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 5. Percepatan
usaha koperasi dalam rangka upaya mengurangi angka pengangguran dan angka
kemiskinan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat;
6. Dibangunnya semboyan Go Lokal di tengah- tengah semboyan Go Global, dengan
dasar pemikiran untuk menghidupkan ekonomi pedesaan, Small but effective bussines
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
74 Lembaga Keuangan Syariah
57
Sumitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori
Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, (Jakarta : PT. Pustaka LP3ES,
1994), 65.
Lembaga Keuangan Syariah 75
58
Kajian dan analisis dari pembangunan ekonomi kerakyatan dalam pembangunan
nasional adalah; Pertama, konsep pembangunan yang berakar pada kerakyatan artinya
mengedepankan kepentingan rakyat banyak dengan melihat dua unsur penting; yaitu
apa yang di perlukan rakyat? dan apa yang dimiliki rakyat?; Kedua, pemberdayaan
potensi masyarakat sebagai sebuah strategi dalam menjalankan pembangunan yang
berakarkan kerakyatan. Ginanjar Karta Sasmita, Pembangunan untuk Rakyat, (Jakarta :
CIDES, 1996),133.
76 Lembaga Keuangan Syariah
bahwa diantara ciri pokok negara industri yang maju adalah : cukup
tersedianya dengan baik kapasitas produksi yang sudah terpasang meliputi
modal masyarakat berupa prasarana fisik yaitu; jaringan jalan antar-daerah,
ketersedian aliran listrik yang memadai guna mendukung sektor usaha skala
kecil, menengah dan usaha besar, saluran irigasi yang sesuai dengan kontur
tanah dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sarana pelabuhan dengan
segala macam perangkat pendukungnya, serta sarana komunikasi. Dan tak
kalah pentingnya dalah faktor jaminan keselamatan dan keamanan dunia
usaha serta kepastian hukum.
Dalam konsep pembangunan ekonomi sebuah negara secara umum tidak
akan lepas dari pembahasan ketahanan pangan (food security), sehingga
diperlukan upaya khusus untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang akan
terjadi, karena kerapuhan dan kekuatan suatu negara akan banyak ditentukan
oleh kepandaiannya dalam mengelola sumber daya pangan, manusia tidak
dapat hidup tanpa pangan sehingga pangan merupakan syarat mutlak untuk
hidup. Para ahli merumuskan bahwa unsur ketahanan pangan meliputi dua
hal; Pertama, ketersedian pangan secara baik; dan Kedua, aksesbilitas
masyarakat terhadap pangan tersebut, apabila salah satu unsur tersebut tidak
tersedia secara baik maka suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai
ketahanan pangan yang baik, sehingga terdapat hubungan yang berbanding
lurus antara ketersediaan pangan dengan pola distribusi yang menjamin akses
masyarakat untuk memperoleh bahan pangan tersebut59, ketersedian pangan
59
Seorang pemimpin atau Khalifah atau Amirul Mukminin diperbolehkan untuk
menggunakan kas negara atau Baitul Mal dengan tujuan distribusi pangan kepada
kelompok yang membutuhkan dan pada kondisi saat ini diatur dengan regulasi. Kondisi
seperti ini pada awal periode pemerintah Islam bersumber dari harta Fa’i. Imam Al-
Lembaga Keuangan Syariah 77
sehingga akan mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui jerih
payah dan usaha petani dengan satu syarat yaitu sinergisitas yang baik antara
pemerintah, petani dan semua organisasi penggerak pertanian termasuk
Dekopin dan HKTI, The Economist adalah salah satu majalah yang menerbitkan
buku World in Figures atau Dunia dalam Angka edisi tahun 2003 yang
menempatkan Indonesia sebagai negara terhormat pada bidang produk-
produk pertanian tropis yaitu; Indonesia merupakan negara penghasil Biji-
bijian terbesar nomor 6 dunia, penghasil Beras nomor 3 dunia setelah China
dan India, penghasil Kopi terbesar nomor 4 dunia, penghasil Cokelat terbesar
nomor nomor 3 dunia setelah Ghana dan Pantai Gading, penghasil Minyak
Sawit nomor 2 di dunia setelah Malaysia dan sekarang menjadi nomor 1,
penghasil Lada Putih terbesar di dunia, penghasil Lada Hitam nomor 3 di dunia,
penghasil Cengkeh nomor 1 di dunia, penghasil Puli dari buah Pala terbesar di
dunia, penghasil Karet alam nomor 2 di dunia setelah Thailand.61 Lalu timbul
satu pertanyaan besar, mengapa Indonesia belum mampu mengoptimalkan
potensi produk-produk pertanian tropis? dan mengapa hingga saat ini nasib
petani tak kunjung mengalami perbaikan? serta dimana letak kesalahannya?,
itulah sebabnya diperlukan arah niat dan semangat cinta tanah air dan
semangat gotong royong serta semangat berbagi dalam membangun ekonomi
bangsa demi tercapainya cita-cita luhur bangsa Indonesia melalui gerakan
61
Kata Pengantar Siswono Yudo Husodo dalam bukunya Andreas Maryoto, Jejak
Pangan Sejarah, Silang Budaya dan Masa Depan, (Jakarta : Penerbit Buku Kompas,
2009), xii. Akan tetapi pada sisi yang berbeda terdapat kondisi yang berlawanan karena
Indonesia merupakan negara pengimpor Gula 37% dari kebutuhan nasional, 29%
Daging Sapi dari kebutuhan nasional, Garam 50% dari kebutuhan nasional, Kedelai 70%
dari kebutuhan nasional, Jagung 11% dari kebutuhan nasional, Kacang Tanah 15% dan
70% kebutuhan Susu Impor.
Lembaga Keuangan Syariah 79
62
Bentuk kejahatan bisnis di bidang ekonomi meliputi; Pertama, memanipulasi
data neraca perusahaan dengan maksud untuk menghindari atau memperkecil
kewajiban membayar pajak; Kedua, persengkokolan dalam penentuan harga dan
mengiklankan produk dengan cara menyesatkan; Ketiga, kerjasama dengan petugas
pajak untuk menghindari atau memperkecil kewajiban membayar pajak; Keempat,
kegiatan produksi yang tidak memperhatikan lingkungan sehingga berdampak pada
polusi limbah cair, debu dan suara; Kelima, tidak memperdulikan keselamatan kerja
karyawan dan segala macam praktik eksploitasi tenaga kerja tanpa jaminan sosial yang
jelas; Keenam, memberikan sumbangan kampanye politik secara tidak sah dan
bertentangan dengan Undang-Undang; Ketujuh, operasional perusahaan dijadikan
sebagai lahan untuk pencucian uang semata. John Pieris, Nizam Jim, Etika Bisnis dan
Good Corporate Governance (Jakarta : Penerbit Pelangi Cendikia, 2007), 160.
63
Amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31; 1. Setiap Warga Negara berhak
mendapatkan pendidikan; 2. Setiap Warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya; 3. Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
diatur dengan Undang-Undang; 4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional; 5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
80 Lembaga Keuangan Syariah
dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
64
Fakta sejarah telah menunjukan bahwa kejayaan Negara Yunani dan Romawi
diawali dengan revolusi pemikiran yang berawal dari ACADEMI atau sekolah yang
dirintis oleh Plato dan Socrates di Athena pada 400 tahun sebelum Masehi, dengan
sebutan LYCEUM. Di Timur Tengah Jazirah Arab pada masa Harun Al-Rasyid telah
dibangun Bayt Al Hikmah sebagai pusat pendidikan yang mengantarkan kejayaan dunia
Islam, sehingga melahirkan pemikir-pemikir dunia dibidang saint, matematika, fisika, al
jabar, serta ilmu kedokteran modern. Para pakar intelektual tersebut antara lain Ibnu
Rusd, Ibnu Sina, Al Kindi, Al Farabi dan masih banyak lagi nama-nama besar akademisi
pada waktu itu. Aulia Reza Bastian, Reformasi Pendidikan (Yogyakarta : Lappera
Pustaka Utama, 2002), 93.
Lembaga Keuangan Syariah 81
65
M. Dawam Rahadjo, Nalar Ekonomi Politik, (Bogor : IPB Press), 5.
82 Lembaga Keuangan Syariah
peninggalan tulisan batu pada masa itu, atau bukti-bukti lain yang berhasil
ditemukan oleh para peneliti dan para ahli sejarah, dari hasil temuan bukti
sejarah tersebut dapat difahami bahwa dalam kehidupan masa itu terdapat
kehidupan sosial ekonomi dan kepercayaan, bercocok tanam atau pertanian,
pemujaan pada nenek moyang. Dengan demikian dari sisi kependudukan
bangsa Indonesia saat ini tidak dapat dilepaskan dari perjalanan kehidupan
prasejarah, terutama pada sisi faktor biologis dan kultural.66
Para ahli sejarah memperkirakan lima ratus ribu tahun yang lalu daerah es
di Kutub Utara dan Selatan mengalami perubahan bentang wilayah karena
perubahan suhu sehingga mengakibatkan kenaikan permukaan laut yang
berdampak pada perubahan struktur kepulauan dan sebagian daratan
terendam, sehingga terjadi perubahan pula struktur ekosistem yang termasuk
juga manusia. Pada sisi yang berbeda para ahli sejarah juga memperkirakan
bahwa manusia Indonesia telah ada pada satu juta tahun yang lalu dengan
hidup berkelompok-kelompok, dan menyebar sesuai dengan keperluan
kehidupan masing-masing, para ahli sejarah juga menarik hubungan yang linier
antar wilayah penyebaran penduduk yang tidak terkonsentrasi pada kelompok
masyarakat tertentu, tetapi menyebar ke seluruh daratan.67
Semua bangsa di dunia ini mempunyai nilai-nilai luhur yang dijunjung
tinggi sebagai warisan budaya yang dijaga dan dihormati, demikian juga latar
belakang perjalanan sejarah berdirinya negara dengan segala macam pasang
surut kehidupan perjuangan dan derai air mata merupakan bagian yang tak
66
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional
Indonesia jilid satu, (Jakarta : Balai Pustaka, 1992), 297.
67
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta : Djambatan,
1999), 15.
84 Lembaga Keuangan Syariah
terpisahkan dari riwayat bangsa tersebut yang tidak hanya untuk dikenang
akan tetapi dijadikan pijakan untuk perjuangan generasi berikutnya demi
kehidupan yang lebih baik bangsanya sendiri dan demi untuk menata atau
memposisikan diri pada pergaulan internasional, hal ini terjadi di setiap negara
termasuk sejarah bangsa Indonesia. Kebangsaan atau Nationhood adalah
akumulasi dari rangkaian interaksi keseimbangan antara kepentingan
masyarakat atau Society di satu pihak dan kekuasaan negara atau State di
pihak lain, untuk itu perlu dicari suatu formula guna menjaga agar tidak terjadi
benturan antara masyarakat dan negara. Sehingga sangat diperlukan adanya
tinjauan historis dan filosofis yang memposisikan dan mengfungsikan kedua
peran sesuai porsinya masing-masing dan sesuai tuntutan zamannya, proses
interaksi antar masyarakat suatu negara dengan negara lain atau interaksi
antar keyakinan akan menghasilkan tata nilai atau norma budaya, meskipun
kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat berbeda-beda, akan tetapi
setiap kebudayaan mempunyai ciri dan sifat yang sama dalam arti universal,
secara umum sifat-sifat budaya tersebut memiliki ciri yang sama meskipun
tidak sama persis, hal ini disebabkan adanya perbedaan ras, lingkungan alam,
kebiasaan dan perbedaan tingkat pendidikan. Sifat yang melekat pada
kebudayaan tersebut meliputi; Pertama, interaksi antar masyarakat yang
tercemin dari perilaku sehari-hari akan menjadi kebiasaan yang membentuk
budaya; Kedua, nilai-nilai budaya telah ada terlebih dahulu sebelum lahirnya
suatu generasi tertentu yang mengikuti perkembangan zamannya dan akan
diwariskan antar generasi ke genarasi berikutnya; Ketiga, Budaya sangat
diperlukan oleh manusia yang tercermin dari tingkah laku, budaya tersebut
meliputi norma-norma dan aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang
Lembaga Keuangan Syariah 85
kerajaan yang ada di wilayah Nusantara tidak bisa lepas dari pengaruh agama
tersebut diatas. Diantara tokoh-tokoh sejarah yang bersesuaian dengan masa
kerajaan dan pengaruh agama yang memegang peranan penting. Kerajaan
adalah institusi pertama yang lahir sebelum adanya institusi ekonomi. Untuk
itu penting mempelajari berdirinya kerajaan-kerajaan Nusantara guna
mengetahui alur budaya yang ada sampai pada tahap lahirnya institusi atau
lembaga keuangan, terutama kesadaran masyarakat sampai pada tahap
lahirnya lembaga keuangan syariah. Raja Sulaiman adalah penguasa terbesar
sepanjang sejarah karena mempunyai pasukan yang besar, yang terdiri dari
manusia, hewan, jin dan dapat menundukkan gerak arah angin. Allah SWT
berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An-Naml (27) Ayat 30 dan 37:
َّ ٱلر ۡح ٰ َم ِن
٣٠ ٱلرحِ ِيم ِ َّ سلَ ۡي ٰ َمنَ َوإِنَّ ۥهُ بِسۡ ِم
َّ ٱَّلل ُ إِنَّ ۥهُ مِ ن
Artinya : 30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
َ ٰ ۡٱر ِج ۡع ِإلَ ۡي ِه ۡم فَلَن َۡأتِيَنَّ ُهم ِب ُجنُودٖ ََّّل قِبَ َل لَ ُهم ِب َها َولَنُ ۡخ ِر َجنَّ ُهم ِم ۡن َها ٓ أَ ِذلَّ ّٗة َوه ُۡم
٣٧ َصغ ُِرون
Artinya : 37. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi
mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti
kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka
menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".
2. Kerajaan Tarumanegara.
Raja yang sangat terkemuka adalah Purnawarman, beliau adalah Raja
yang gagah berani dan jujur terhadap tugasnya. Kerajaan ini berdiri sekitar
tahun 450 M di Bogor, wilayah kekuasaannya meliputi Jakarta, Bogor,
Bekasi, Karawang dan Banten. Agama Hindu diajarkan Tarumanegara
diajarkan oleh seorang Rahib bernama Gunawarman.69
68
Keberadaan kerajaan Kutai dibuktikan dengan adanya Prasasti berupa 7 Yupa
atau tiang batu yang menceritakan bahwa Raja Mulawarman keturunan dari Raja
Aswawarman mengadakan kenduri sebagai bukti sedekah pada para Brahmana.
Dengan demikian masyarakat Kutai adalah masyarakat pertama bangsa Indonesia yang
sudah mengenal nilai-nilai sosial dan politik, serta adanya keyakinan akan Ketuhanan
dalam wilayah kebijakan kerajaan yang diimplementasikan dalam kegiatan kenduri
untuk sedekah pada Brahmana. Potensi ekonomi kerajaan dapat dilihat dari kebiasaan
kenduri yang mencerminkan kemakmuran dan kebiasaan berbagi antar masyarakat
saat itu serta adanya persembahan Raja berupa perhiasan emas kepada para
Brahmana, dan sedekah pada Brahmana mencerminkan adanya penghasilan hasil bumi
yang memakmurkan negeri, menurut para ahli sejarah purbakala Indonesia bahwa
kerajaan-kerajaan Indonesia waktu itu dalam kehidupan makmur dengan dengan
perdagangan dan pertanian, hubungan baik antara kerajaan di Nusantara dengan
kerajaan di India Ielatan melahirkan kerjasama keagamaan sehingga banyak para
pendeta atau golongan Brahmana mengajarkan Agama Hindu dan berbagai upacara
keagamaan, dengan demikian ada dua pengaruh nyata yang dibawa oleh kaum
Brahma Hindu dari India yaitu pengaruh budaya dan pengaruh tata kelola organisasi
negara. Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta : Paradigma, 2010), 29.
69
Tanda-tanda peninggalan tertua terhadap pengaruh kebudayaan Hindu di Jawa
adalah batu-batu bertuliskan di pedalaman dekat Sungai Cisadane, Bogor, dengan
menggunakan huruf Palawa dan diperkirakan dibuat pada ke-4 Masehi.
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta : Penerbit
Djambatan, 1999), 21.
88 Lembaga Keuangan Syariah
3. Kerajaan Bali.
Diantara Raja yang yang ada di Kerajaan Bali adalah Udayana
Warmadewa adalah yang paling terkenal. Udayana adalah anak dari
seorang kebangsaan Kamboja yang melarikan diri ke Jawa Timur dan
menikah dengan Putri Mahendrata, kemudian ia bersama permaisuri
memerintah kerajaan Bali dengan arif dan bijaksana. Dari pernikahannya
dengan Gunapriya lahirlah beberapa putra yang salah satunya adalah
Airlangga. Kehidupan masyarakat pada waktu itu berkelompok dan saling
membantu atau gotong royong dalam kelompoknya pada setiap
pekerjaan bersama sampai pada masa pemerintahan Raja Gunapriya dan
Udayana, dan sebagian besar penduduknya bercocok tanam atau ahli
dalam bidang pertanian, akibat pengaruh Agama Hindu India maka
pemerintahan Raja Anak Wungsu membagi masyarakat menjadi dua
golongan besar yang berfungsi untuk membedakan status sosial mereka,
yaitu kelompok Catur Warna dan golongan luar kasta atau budak, dan
dalam sebuah prasasti yang ditemukan mengatakan : “apabila orang-
orang jahat yang tidak memperhatikan anugrah Raja kepada desa bila
sewilayahnya dengan seluruh penduduknya, baik kaum brahmana, ksatria,
wesya, sudra, pemimpin, budak, tua-muda, laki-laki dan perempuan,
kepala rumah tangga, pendeta, pemimpin, pengawas maupun para
Sandhibisa, yang merubah-rubah anugerah Paduka Raja, sampai pada
akhir zaman akan selalu dihancurkan oleh kematiannya.70
70
Pada masa itu berlaku struktur masyarakat yang terbagi dalam empat bagian;
Pertama, pembagian golongan tingkatan dalam masyarakat; Kedua, pembagian
warisan yang behubungan dengan sistem kekerabatan; Ketiga, aneka kesenian yang
kelak menjadi keterampilan lokal dan ciri khas positif kreatifitas masyarakat; Keempat,
Lembaga Keuangan Syariah 89
4. Kerajaan Pajajaran.
Raja yang terkenal adalah Sang Ratu Jayadewata, beliau mempunyai
gelar Prabu Guru Dewantara dan dianugrahi gelar petunjuk Sri Baduga
Maharaja Ratu Haji (1), Sang Ratu menjalankan pemerintahannya
berdasarkan kitab-kitab hukum yang berlaku, sehingga pemerintahannya
berjalan dengan aman dan tenteram, pada masa itu tidak ada perang, jika
ada rasa tidak aman hanyalah terjadi pada mereka yang melanggar aturan
saja.
agama dan kepercayaan yang merupakan hasil interaksi antara budaya dan keyakinan
masyarakat setempat dengan masyarakat dalam tata pergaulan internasional terutama
India. Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho notosusanto, Sejarah Nasional
Indonesia jilid dua, (Jakarta : Balai Pustaka, 1992), 327.
90 Lembaga Keuangan Syariah
71
Pusjarah TNI, Sejarah Perang-Perang Nusantara, (Jakarta : Pusat Sejarah dan
Tradisi TNI, 2003), 26.
Lembaga Keuangan Syariah 91
72
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta : Paradigma, 2010), 29.
73
Prasasti Canggal berangka tahun 654 Saka atau 6 Oktober 732 mengatakan
bahwa Raja Sanjaya telah mendirikan Lingga di atas bukit sebagai tempat pemujaan
terhadap Dewa Siwa, Brahma dan Wisnu. Dalam prasasti tersebut juga mengatakan
tentang kesuburan tanah Jawa sebagai penghasil padi dan kaya akan tambang emas,
dan juga desebutkan bahwa di pulau Jawa terdapat bangunan suci untuk pemujaan
Dewa Siwa yang amat indah sebagi simbol dan sumber kesejahteraan dunia. Marwati
Djoened poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Indonesia jilid dua, (Jakarta
: Balai Pustaka, 1992), 99.
92 Lembaga Keuangan Syariah
74
Pada akhir runtuhnya Kerajaan Singasari, Kerajaan dapat dikuasai oleh
Jayakatwang dari Kerajaan Kediri, akan tetapi berkat kecerdikan menantu Prabu
Kertanegara (cita-cita Prabu Kertanegara adalah mempersatukan Nusantara), yaitu
Raden Wijaya, maka Kerajaan Kediri dapat dikalahkan dengan bantuan utusan dari
tentara Tartar dari Negeri China, utusan tersebut dipimpin oleh tiga orang hulubalang,
yaitu Che pi, Ji k`o mi su dan Kau Hsing (1293), pada dasarnya utusan tentara dari
China tersebut menuntut balas atas perlakuan Prabu Kertanegara yang memotong
telinga utusan Khu Bilai Khan yang bernama Meng Khi. Setelah Kediri dapat dikalahkan
dan pasukan Khu Bilai Khan berpesta pora dengan kemenangan, maka dengan
kecerdikannya kembali Raden Wijaya menyerang habis pasukan Tartar tersebut dan
membakar kapal-kapal layar mereka, demikianlah kisah perjalanan sejarah yang
tertulis dalam kitab Pararaton. Purwadi, Jejak Nasionalisme Gajah Mada, (Yogyakarta :
Penerbit Diva, 2004), 34.
Lembaga Keuangan Syariah 93
75
Kejayaan Kerajaan Maja Pahit tahun 1292 dibawah pemerintahan Prabu Hayam
Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada tercantum dalam Kitab Negara Kertagama
karangan Empu Prapanca, yang berisikan tentang keagungan Sang Prabu dan
keagungan Sang Maha Patih, serta menguraikan kisah-kisah pembangunan Negara
Maja Pahit yang besar pada zamannya. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Bambang
Pramudito pada Kata Pengantar dari Kitab Negara Kertagama (Yogyakarta : Penerbit
Gelombang Pasang, 2006), V.
94 Lembaga Keuangan Syariah
bahkan wilayah yang dikuasainya lebih luas dari wilayah Negara Indonesia
saat ini, adapun potensi ekonomi Maja Pahit meliputi bidang perdagangan
di wilayah Nusantara, dan perdagangan dengan luar negeri yang meliputi
daerah semenanjung Malaya, perdagangan dengan India, China dan
Negara Timur Tengah, serta potensi ekonomi dari hasil rempah-rempah,
hasil hutan, Emas dan penjualan satwa, dengan demikian kekuasaan Maja
Pahit waktu itu mutlak mendapat dukungan sepenuhnya dari kemampuan
ekonomi masyarakat.76
Dalam perjalanan waktu yang cukup lama dan dengan disebabkan oleh
beberapa hal maka Kerajaan hancur satu-persatu, dan pada saat inilah awal
dari episode penjajahan.
Informasi dari sebuah buku yang berjudul “Itinerario Near Oost Ofte
Portugaels Indien” yang ditulis oleh Jan Huygen Van Linshoten pada tahun
1595, telah menggugah minat bangsa Belanda untuk datang ke Nusantara,
rangkuman dari kandungan buku tersebut sebagai berikut : dalam proses
perjalanan waktu dan keinginan bangsa Eropa untuk mencari dunia baru dan
keinginannya untuk menguasai sumber daya alternatif bagi bangsanya, pada
saat yang sama warga pribumi Nusantara hidup dalam kedamaian. Situasi ini
berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan dalih
berdagang, namun dengan membawa pasukan tempur lengkap dengan
senjatanya, hal yang ironis, tokoh yang menggerakan roda sejarah dunia masuk
76
Secara kelembagaan, perekonomian Nusantara waktu mendirikan institusi
ekonomi yang bernuansa Islam, yaitu berdirinya SDI atau Sarekat Dagang Islam di
Batavia pada tahun 1909 dan di Bogor pada tahun 1911. Kemudian Haji Samanhoedi
seorang pengusaha batik memprakarsai berdirinya “Koperasi Pedagang Batik”.
Parakitri T. Simbolon, Menjadi Indonesia, (Jakarta : Buku Kompas, 2006), 259.
Lembaga Keuangan Syariah 95
kedalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda; Pertama, Paus
Urbanus II yang mengobarkan Perang Salib untuk merebut Yerusalem dalam
konsili Clermont tahun 1096; dan yang Kedua, Paus Alexander VI.
Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang
peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka, Eropa mengalami
pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang
Salib ini. Merupakan fakta sejarah bahwa jauh sebelum orang Eropa berani
melayari samudra, bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang
yang pemberani yang terbiasa melayari samudra luas hingga ke Nusantara,
bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual
pembalseman para Fir`aun di Mesir pada abad sebelum masehi, didatangkan
dari satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat Sumatera
Tengah.
Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu
wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya,
yang tidak terdapat di belahan dunia manapun, negeri tersebut penuh dengan
Karet, Lada dan rempah-rempah lainnya dan sangat melimpah hasil
tambangnya yaitu Emas dan Batu Permata yang tersimpan dalam perut
buminya, tanah tersebut dengan iklimnya yang sangat bersahabat dan alam
yang sangat indah, wilayah inilah yang terkenal dengan sebutan Nusantara,
mendengar semua informasi tentang kekayaan negeri ini bangsa Eropa sangat
bernafsu untuk datang dan mencari apa yang selama ini ia idam-idamkan.
Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi Gereja
kepada kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui perjanjian Tordesillas.
Dengan adanya perjanjian ini Paus Alexander secara sepihak telah membelah
96 Lembaga Keuangan Syariah
dunia diluar daratan Eropa menjadi dua kapling besar untuk dianeksasi, garis
demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran garis lintang dari
Tanjung Pulau Verde, melampui kedua kutub bumi, hal ini telah meberikan
dunia baru yang saat ini disebut Benua Amerika kepada Spanyol, Afrika serta
India diserahkan kepada Portugis, kemudian Paus menggeser garis
demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 Kilometer dari Tanjung Pulau Verde,
Brazil pun jatuh ketangan Portugis, jalur perjalan dalam pencarian kekayaan
oleh bangsa Eropa ini ke arah Timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun
terbagi dua, Spanyol berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, keduanya
akhirnya bertemu di Maluku, di Laut Banda.77
Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak
harta jarahan bertemu tepat pada satu titik maka mereka akan besaing dan
bahkan berkelahi satu sama lain, namun pada saat bertemu di Maluku,
Portugis dan Spanyol mencoba untuk menahan diri, dan pada tanggal 5
September 1494, Spanyol dan Portugis membuat perjanjian Saragossa yang
menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah
lingkaran yang melanjutkan garis 1.170 Kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu
pada posisi di Timur dari Kepulauan Maluku, di sekitar Guam.78
77
Faktor yang mendorong kedatangan Portugis ke Nusantara adalah: faktor
ekonomi, agama dan jiwa petualangan yang mereka miliki. Penguasaan Portugis atas
Semenanjung Malaka sangat berpengaruh terhadap jalur pelayaran Pantai Barat
Sumatera dan Selat Sunda, di Pelabuhan Jawa dan Banten tumbuh menjadi besar,
karena pedagang-pedagang dari Persia, China, India dan lain-lain yang datang pada
saat tertentu untuk bertemu di Malaka, mulai bergeser ke Nusantara karena
menghindari politik dagang Portugis yang monopoli di Malaka. Pusjarah TNI, Sejarah
Perang-Perang Nusantara, (Jakarta : Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, 2003), 99.
78
Ambisi Portugis untuk menguasai perdagangan rempah-rempah Nusantara
diwujudkan dengan niat untuk merebut Malaka yang saat itu menjadi pusat
perdagangan bangsa Arab, Persi, India dan China dengan pedagang Nusantara, adapun
Lembaga Keuangan Syariah 97
komoditi yang diperdagangkan waktu itu adalah hasil bumi, Cengkeh, Lada, Pala,
Tekstil dari India dan kerajinan dari China. Parakitri T. Simbolon, Menjadi Indonesia,
(Jakarta : Buku Kompas, 2006), 33.
98 Lembaga Keuangan Syariah
79
Cornelis De Houtman adalah bagian dari liga atau gabungan pedagang yang
nantinya menjelma menjadi VOC, hubungan baik antara pedagang Belanda dengan
masyarakat setempat ditandai dengan saling kunjungan resmi antara penumpang
kapal dagang dengan para pejabat daerah Banten waktu itu, pejabat daerah tersebut
adalah Syahbandar, Adipati dan para Bangsawan lainnya. Parakitri T. Simbolon,
Menjadi Indonesia, (Jakarta : Buku Kompas, 2006), 34.
Lembaga Keuangan Syariah 99
harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat
di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisahkan tiga kapal dan 89
awaknya. Walaupun demikian tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah
dan benda berharga lainnya.80
Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang De Houtman yang tidak
cakap memimpin mampu mendapatkan keuntungan melimpah, apalagi jika
dipimpin oleh orang yang mempunyai figur pemimpin yang baik dan dengan
dilengkapi armada pelayaran yang baik pula, kedatangan kembali tim De
Houtman menimbulkan semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang
Belanda untuk mengikuti jejaknya. Langka De Houtman diikuti oleh puluhan
bahkan ratusan saudagar-saudagar Belanda yang mengirim armada mereka
Hindia Timur dan hal tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama yang
berahir pada periode penjajahan Belanda atas Nusantara sampai dengan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sejarah tidak mencatat bahwa
kejayaan dan kemakmuran negeri di dunia ini mempunyai batas atau ajal,
sehingga perebutan atau persaingan antar saudagar atau pedagang
merupakan suatu keniscayaan. Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-
Qur’an Surat Al-A’raaf (7) Ayat 34 dan 57 :
٣٤ َع ّٗة َو ََّل يَسۡ ت َۡق ِد ُمون َ َ ِۖل فَإِذَا َجا ٓ َء أ َ َجلُ ُه ۡم ََّل يَسۡ ت َۡأخِ ُرونٞ َو ِل ُك ِل أ ُ َّم ٍة أ َ َج
َ سا
80
Kota Gresik berkembang menjadi kota pelabuhan yang sangat berpengaruh
karena lokasinya yang sangat strategis, merupakan kota pelabuhan dan perdagangan
internasional di kawasan paling timur Benua Asia, komunitas baru tumbuh dengan
subur sebagai hasil interaksi yang baik antara penduduk pribumi dan para pedagang
dari China, Gujarat dan Portugis. Oemar Zainuddin, Kota Gresik 1896 - 1916, (Jakarta :
Ruas, 2010), 7
100 Lembaga Keuangan Syariah
Artinya : 34. Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah
datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan
tidak dapat (pula) memajukannya.
س ۡق ٰنَهُ ِلبَلَدٖ َّميِتٖ فَأَنزَ ۡلنَا بِ ِه َ ٱلر ٰيَ َح ب ُۡش ُۢ َرا بَ ۡينَ يَدَ ۡي َر ۡح َمتِ ِِۖۦه َحتَّ ٰ ٓى إِذَآ أَقَلَّ ۡت
ُ س َحابّٗ ا ثِقَ ّٗاَّل ِ َوه َُو ٱلَّذِي ي ُۡر ِس ُل
٥٧ َت َك ٰذَلِكَ نُ ۡخ ِر ُج ۡٱل َم ۡوت َٰى لَعَلَّ ُك ۡم تَذَ َّك ُرون ِ ٞۚ ۡٱل َما ٓ َء فَأ َ ۡخ َر ۡجنَا بِِۦه مِ ن ُك ِل ٱلث َّ َم ٰ َر
Artinya : 57. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita
gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu
telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu
Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan
itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-
orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
2. Earl G. Windsor, pada tahun 1850 didalam media milik J.R. Logan, Ia
menyebutkan kata Indonesia bagi penduduk Nusantara yang memiliki
potensi didalam perdagangan hasil industrinya, karena pada masa itu
jumlah penduduk Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Adapun tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia
internasional antara lain Adolf Bastian pada tahun 1884, Van Volenholen,
Snouck Hurgronja, Kern dan masih banyak lagi nama-nama tokoh yang
lain. Disamping tokoh-tokoh tersebut adalah para tokoh dari bangsa
Indonesia sendiri pada masa pergerakan kemerdekaan, seperti para tokoh
dari Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda, yang dalam rapat umum
dilaksanakan pada bulan Januari 1924, Perhimpunan Indonesia yang
semula bernama Indische Vereeninging kemudian berganti manjadi
Indonesische Vereeninging. Dengan nama Indonesia berarti telah
menunjukan sikap lebih kuat sebagai orang Indonesia dan bukan sebagai
orang Hindia Belanda. Perhimpunan Indonesia berdiri di negeri Belanda
dan mempunyai majalah sebagai alat komunikasi dan alat perjuangan
dengan nama “Hindia Putra”, kemudian seiring dengan perjalanan waktu
dan dinamika perjuangan majalah tersebut berganti nama “Indonesia
Merdeka”. Kata merdeka itu mengandung ungkapan tentang tujuan dan
usaha kerja keras bangsa Indonesia untuk mencapainya, Indonesia
Merdeka selalu menjadi semboyan perjuangan waktu itu, merdeka adalah
cita-cita umat manusia, yang setiap bangsa memiliki keinginan kuat untuk
hidup bebas dan merdeka, gagasan tentang kemerdekaan merupakan
cita-cita umat manusia, dengan demikian Indonesische Vereeninging atau
Perhimpunan Indonesia yang terus berjuang untuk memperkenalkan
102 Lembaga Keuangan Syariah
81
Perspektif sekular pada aspek ekonomi memposisikan bunga bank yang dihitung
dari pokok pinjaman menjadi dasar pemikiran dan dasar operasional bank. Adapun
lembaga keuangan syariah memposisikan nisbah bagi hasil sebagai rujukan
operasional. M. Umer Chapra, Islam Dan Tantangan Ekonomi, (Surabaya : Risalah
Gusti, 1999), 12.
104 Lembaga Keuangan Syariah
82
Parakirti T. Simbolon, Menjadi Indonesia, (Jakarta : Buku Kompas, 2006), 248.
Lembaga Keuangan Syariah 105
83
Gelar petunjuk dapat diidentikkan dengan Wahyu atau Pulung atau Ndaru yang
dalam terminologi Jawa mengandung pengertian bahwa akan adanya tanggung jawab
moral bagi seorang pemimpin, dalam keyakinan masyarakat Jawa bahwa seorang
dapat menjadi raja bila ia memperoleh Wahyu Keraton atau Pulung tersebut. Pulung
dapat diartikan sebagai kepemimpinan yang dapat berupa Wahyu Cokroningrat, Cokro
adalah lingkaran, Nyokro artinya menggenggam, Nikrat berarti dunia. Dengan
demikian arti keseluhannya Cokroningrat adalah menggenggam lingkaran dunia.
Purwadi, Strategi Politik Ken Arok, (Yogyakarta : Gelombang Pasang, 2004)
106 Lembaga Keuangan Syariah
1948 yaitu aksi militer Belanda pertama, dan pada tahun 1949 merupakan aksi
militer belanda kedua, kemudian ujian kemerdekaan juga datang dari dalam
negeri sendiri yaitu pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Muso dan
Amir Syarifuddin pada tahun 1948. Era merebut dan mempertahankan
kemerdekaan mengandung nilai juang yang paling syarat dengan ujian dan
cobaan sebagai titik kulminasi adalah perang kemerdekaan. Dasar filosofi yang
terkandung didalam nilai-nilai kejuangan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Nilai Kejuangan Relegius. Yaitu iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Adanya keyakinan akan Ketuhanan dan keimanan kepada
Tuhan adalah faktor utama keberhasilan dalam perjuangan, karena
didalamnya terkandung kekuatan niat dan keikhlasan, tanpa kekuatan niat
perjuangan tidak akan pernah berhasil, kekuatan niat akan menghasilkan
kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan,
perjalanan perjuangan banyak berbenturan dengan beberapa
kepentingan yang menghasilkan penderitaan, pengorbanan bahkan derai
air mata dan kucuran darah, itulah sebabnya nilai kejuangan relegius yang
diwujudkan dengan keyakinan ketauhidan akan menjadi motor penggerak
dan sekaligus sebagai penopang keteguhan hati untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan. Sejarah telah membuktikan bahwa hanya dengan
dasar kepercayaan kepada Tuhan maka jalur perjuangan menjadi lurus84,
84
Perjuangan menuju jalan yang lurus diabadikan di dalam Al-Qur’an Surat Al-
Faatihah (1) Ayat 6 dan 7:
َّ علَ ۡي ِهمۡ َو ََّل ٱل
٧ َضآلِين ِ علَ ۡي ِهمۡ غ َۡي ِر ۡٱل َم ۡغضُو
َ ب َ َط ٱلَّذِينَ أَ ۡن َعمۡ ت
َ ص ٰ َر ۡ َ ٱلص ٰ َر
َ ط ٱل ُمسۡ تَق
ِ ٦ ِيم ۡ
ِ ٱه ِدنَا
Artinya : 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Lembaga Keuangan Syariah 107
tak kenal menyerah, akankah Indonesia merdeka bila para pejuang pada
periode pertama perjuangan tidak berpegang pada nilai kejuangan untuk
rela dan ikhlas berkorban? Akankah Indonesia merdeka bila para pejuang
berfikir untuk kepentingan diri mereka masing-masing? Itulah bukti
kebulatan tekad dan kuatnya keinginan niat untuk merdeka.
penguasa dan kepentingan luar negeri, bila kondisi ini terjadi maka
petanda hancurnya suatu negeri. Untuk itulah perlu dibangun semangat
perjuangan tidak mengenal menyerah dan lurus pada garis perjuangan
demi cita-cita nasional.
modal dasar untuk merebut kembali Irian Barat dari kekauasaan penjajah
Belanda.85
85
Pada tahun 1960, salah Satu kekuatan militer di dunia adalah Indonesia dengan
didukung oleh armada tempur : kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan
Soviet dari kelas Sverdlov, pesawat MiG-21, Tu-16 Tupolev, pada saat itu hanya empat
negara yang memiliki pesawat pengebom strategis yaitu : Amerika, Rusia, Inggris dan
Indonesia. Disamping itu Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey dan
banyak lagi armada tempur waktu itu. Dengan dilatarbelakangi kejuangan percaya
yang kuat, maka Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat Trikora; Pertama,
gagalkan pembentukan Negara Boneka Papua buatan Kolonial Belanda; Kedua,
kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat; Ketiga, bersiaplah untuk
mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa
(Sumber : Koran Republika, Selasa 13 September 2011).
Lembaga Keuangan Syariah 111
Dasar 1945. Yaitu pemimpin bangsa yang mencintai rakyatnya dan mencintai
bangsanya demi kemakmuran Bangsa dan Negara Indonesia tercinta.
Peran pemimpin nasional harus mampu mencerminkan kedalaman
pemahaman Pancasila dalam setiap kebijakan dan implementasinya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta mempunyai pemahaman yang utuh
terhadap wawasan nasional Indonesia, dengan demikian hadirnya figur
pemimpin nasional harus bersikap ke-bhinekaan atau plural dengan menerima
segala keberagaman pemahaman dalam satu kerangka tujuan nasional yang
telah dicita-citakan bangsa Indonesia. Wawasan Nasional Indonesia lahir dan
dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berlandaskan
falsafah Pancasila dan berdasarkan pandangan geopolitik bangsa Indonesia
sehingga mampu menjadi acuan nyata dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Konsep dasar wawasan nasional untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan konsep dasar kemandirian ekonomi bangsa,
dapat diuraikan sebagai berikut :
86
Pengertian Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan sekaligus sebagai
pandangan filosofis bangsa Indonesia mempunyai korelasi dan konsekuensi logis
bahwa bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk meletakan nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai dasar bermasyarakat dan bernegara. Secara filosofis bangsa
Indonesia sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan
berkemanusiaan, demikian juga dalam konsep bernegara bangsa Indonesia secara
filosofis mengedepankan persatuan dan berkerakyatan, karena konsekuensi rakyat
merupakan dasar ontologis demokrasi dan sekaligus rakyat merupakan asal mula
kekuasaan negara. Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Jakarta : Paradigma, 2010), 4.
Lembaga Keuangan Syariah 115
87
Siswanto Masruri, Humanitarianisme Soejatmoko, (Yogyakarta : Pilar Media,
2005), x.
Lembaga Keuangan Syariah 117
warga negara. Bila dilihat dari sejarah lahirnya, Pancasila merupakan hasil
kompromi politik yang mampu menyatukan keberagaman kelompok atau
heteroginitas kepentingan. Hal tersebut juga berkaitan dengan kenyataan
bahwa tidak ada bangsa di dunia ini yang dibangun atas dasar satu
kebudayaan nasional tunggal, sehingga makna Pancasila menjadi perekat
dari keberagaman tersebut atau multi kulturalisme. Sehingga lebih jauh
dari itu diperlukan adanya pendidikan kewarganegaraan atau Civic
Education dengan harapan dapat menumbuh-kembangkan pemahaman
terhadap demokrasi Pancasila, makna pluralitas serta tolensi terhadap
keberagaman. Pada sudut pandang yang bebeda, harus dihindari adanya
pemahaman Pancasila sebagai ideologi formal yang pemaknaannya dan
penafsirannya serta implementasinya tergantung pada penguasa negara,
sehingga Pancasila hanya dipakai sebagai alat legitimasi kekuasaan, dan
apabila penguasa tersebut melakukan kelalaian atau kecerobohan politik
yang berakibat pada tumbangnya suatu rezim kekuasaan maka Pancasila
terkena dampak negatifnya, untuk itulah diperlukan berbagai pendalaman
konsep implementatif Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang
menyentuh berbagai aspek kebutuhan masyarakat, dan pemurnian
konsep implementatif yang dalam hal ini adalah konsep ekonomi
Pancasila.88
88
Pemahaman terhadap ekonomi Pancasila secara kelembagaan atau institusi
diyakini sebagai pengamalan Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”, untuk itu
lembaga keuangan syariah menjadi motor penggerak implementasinya. Sebagaimana
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisaa’ (4) Ayat 29 dan 56:
َ ُم َو ََّل ت َۡقتُلُ ٓواْ أَنفٞۚۡ اض مِن ُك
َ َّ َّم ِإنٞۚۡ س ُك
ۡٱَّلل كَانَ ِب ُكم ٖ عن ت ََر ٓ َّ ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ََّل ت َۡأ ُكلُ ٓواْ أَمۡ ٰ َولَ ُكم َب ۡينَ ُكم ِب ۡٱل ٰ َبطِ ِل ِإ
َ ً َّل أَن تَ ُكونَ ِت ٰ َج َرة
٢٩ َرحِ ّٗيما
Artinya : 29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
118 Lembaga Keuangan Syariah
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
َ ٓۗ ََض َج ۡت ُجلُودُهُم َبد َّۡل ٰنَ ُهمۡ ُجلُودًا غ َۡي َرهَا ِل َيذُوقُواْ ۡٱل َعذ
َ َّ َّاب ِإن
َٱَّلل كَان ِ ف نُصۡ لِي ِهمۡ ن َّٗارا ُكلَّ َما ن ِ ِْإنَّ ٱلَّذِينَ َكف َُروا
َ بَٔٔ ا ٰ َي ِتنَا
َ س ۡو
٥٦ ِيما ً ع ِز
ّٗ يزا َحك َ
Artinya : 56. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan
Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Lembaga Keuangan Syariah 119
89
Para akademisi yang melakukan penelitian di bidang sistem politik Demokrasi
Pancasila adalah Dr. Alfian (Alm) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan
juga staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP
UI). Sedangkan para akademisi yang melakukan kajian dan pemikiran mengenai sistem
Ekonomi Pancasila adalah Prof. Dr. Mubyarto dari Universitas Gajah Mada (UGM)
Yogyakarta. Dengan hadirnya pemikiran tentang sistem ekonomi kerakyatan atau
sistem Ekonomi Pancasila menimbulkan polemik akademis bahkan menimbulkan
kontraversi pendapat dikalangan para ahli ekonomi itu sendiri. Manuel Kaisiepo,
Pancasila dan Keadilan Sosial : Peran Negara dalam buku Restorasi Pancasila
Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas, (Yogyakarta : Perhimpunan Pendidikan
Demokrasi, 2006), 183.
Lembaga Keuangan Syariah 121
90
Meskipun nilai-nilai luhur dan norma yang terkandung dalam pemaknaan sila-sila
Pancasila mempunyai nilai universal dan memiliki tafsir beragam, akan tetapi
terangkum dalam satu kesatuan. Sehingga realisasi nilai dan norma yang terkandung
dalam Pancasila harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam kehidupan tata sosial kemasyarakatan, kehidupan berbangsa dan
bernegara, sehingga akan melahirkan masyarakat yang tertib hukum dan kesadaran
akan pentingnya tata pemerintahan yang bersih dari KKN atau Good Corporate
Governance. Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta : Paradigma, 2010), 74.
124 Lembaga Keuangan Syariah
91
Pendapat Mubyarto (1981) tentang ciri-ciri sistem Ekonomi Pancasila; 1. Roda
126 Lembaga Keuangan Syariah
92
Ahmad Syafii Maarif, Islam dan Pancasila sebagai Dasar Negara, (Jakarta :
Pusataka LP3ES, 1985), 16.
128 Lembaga Keuangan Syariah
93
Kebijakan otonomi daerah diarahkan kepada pencapaian sasaran-sasaran sebagai
berikut; Pertama, peningkatan pelayanan publik dan pengembangan kreatifitas
masyarakat serta aparatur pemerintahan daerah; Kedua, kesetaraan hubungan antara
pemerintahan pusat dengan daerah dan antar pemerintah daerah dalam kewenangan
dan keuangan; Ketiga, untuk menjamin peningkatan rasa kebangsaan, demokrasi, dan
kesejahteraan masyarakat di daerah; Keempat, menciptakan ruang yang lebih luas bagi
kemandirian daerah. (Ketetapan MPR RI nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi
Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah).
Lembaga Keuangan Syariah 129
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
94
Antisipasi terhadap perkembangan perekonomian masyarakat secara cepat
dapat dilakukan seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
Lembaga Keuangan Syariah 137
95
Para ahli membagi etika menjadi tiga pengertian yaitu; Pertama, etika dalam
bentuk sopan santun pada kehidupan sehari-hari; Kedua, etika yang bersandarkan
norma hukum yang berlaku pada batasan wilayah tertentu dan pada masa tertentu
pula; Ketiga, etika yang berlandasakan nilai moral sebagai warisan leluhur bangsa
Indonesia. A. Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta :
Kanisius, 1998), 19.
Lembaga Keuangan Syariah 139
ini atau Khalifah Fil Ard, dengan kesadaran tersebut maka manusia
mempunyai dua misi suci yaitu berbuat baik di dunia sebagaimana Tuhan
berbuat baik pada manusia dan menjaga kelestarian alam dari kerusakan.
Dengan keyakinan akan Ketuhanan tersebut akan melahirkan rasa cinta
kasih terhadap sesama dan cinta kasih terhadap alam, memposisikan diri
sebagai hamba dan makhluk Tuhan adalah bentuk kesadaran prima,
karena melalui kesadaran inilah akan melahirkan sikap perilaku bahkan
cara berfikir dan terbangunnya Mind Set secara optimal, karena pada
posisi ini manusia akan sadar bahwa dirinya selalu diawasi dan dikontrol
langsung oleh Tuhan dalam setiap tindakannya, demikian juga akan
terbangun rasa pertanggung jawaban hakiki pada Tuhan terhadap apa
yang dilakukan di dunia ini, dengan demikian terbangun sekaligus dua
kesadaran yaitu kesadaran akan fungsi diri sendiri dan kesadaran akan
tanggung jawab terhadap lingkungan. Semangat kejuangan dan rela
berkorban serta kejujuran adalah bentuk kesadaran Ketuhanan yang
mempunyai korelasi langsung pada sesama manusia dan sekalian alam
semesta; Kedua, sudut pandang kesadaran akan nilai kemanusiaan yang
tercermin dari sikap saling pengertian, tenggang rasa dan dapat menerima
perbedaan dengan kerelaan; Ketiga, sudut pandang kesadaran akan
peran manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini, sehingga kelestarian
alam dan menjaga ekosistem hewani adalah tugas manusia secara
universal.
Kesadaran akan Ketuhanan akan menjadi rujukan dari kesadaran
yang lainnya, karena pusat dari kesadaran adalah kesadaran beragama.
Apabila dikaji lebih dalam bahwa kesadaran kemanusiaan, kesadaran
140 Lembaga Keuangan Syariah
96
Tingkat kesejahteraan masyarakat akan ditentukan oleh kerja keras masyarakat
itu sendiri, tingkat intelektualnya dan kemampuanya untuk berinteraksi dengan pelaku
Lembaga Keuangan Syariah 141
97
Kejujuran adalah tanda ketaqwaan, indahnya kerahasiaan dan kesempurnaan
agama dan dunia. Transaksi ekonomi yang dilandaskan atas kejujuran dan ketulusan
akan menghasilkan kemaslahatan atau kebaikan antar pihak, karena terhindar dari
sikap penipuan, perjudian dan riba. Dengan demikian semua pihak akan diuntungkan,
karena keterbukaan pada objek transaksi bahkan lebih jauh dari itu terselamatkan dari
niat jahat yang tersimpan dalam hati para pihak. Syaikh `Abdul Qadir Al - Jailani dalam
bukunya Raihlah Hakikat Jangan Abaikan Syariat yang diterjemahkan oleh Tatang
Wahyudin dari judul aslinya Adab As - Suluk Wa At - Tawasshul Ila Manazil Al - Mulk,
(Bandung : Pustaka Hidayah, 2007), 158.
Lembaga Keuangan Syariah 143
sampai pada ujung kelelahan fisik sang pelari. Demikian juga teori
ekonomi yang dibangun atas dasar kepuasan konsumtif akan berakhir
pada tingkat kejenuhan pasar dan keterbatasan sumber daya alam atau
keterbatasan waktu yang dialokasikan oleh Tuhan kepada manusia. Dan
kecenderungan manusia pada pemahaman konsep ini adalah sikap
berlebih-lebihan serta hasrat untuk menguasai manusia yang lain. Kedua,
argumen yang dibangun pada dasar filosofis ketaqwaan dalam perspektif
ekonomi akan memposisikan manusia sebagai wakil Tuhan di dunia yang
ditugaskan untuk mengelola segala sumber daya yang tersedia dan yang
disediakan oleh Tuhan, sehingga manusia diposisikan sebagai pengelola
saja dan bukan yang empunya. Pemahaman tersebut akan mempertebal
keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh manusia pada proses ekonomi
akan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan, sikap ini akan melahirkan
perilaku kesederhanaan dan tidak berlebih-lebihan dalam aspek ekonomi.
Dari sisi yang berbeda, penghayatan akan ketaqwaan akan melahirkan
kejujuran dalam bertransaksi, sikap saling tolong-menolong yang
memposisikan akhir transaksi bukan keuntungan semata tetapi kepuasan
untuk bisa membantu atau menolong manusia yang lain. Dengan
demikian transaksi ekonomi pada dasar filosofis ini akan melahirkan
keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan, keseimbangan antara
keuntungan dan beramal dan keseimbangan antara kepuasan lahiriyah
dan batiniyah. Sehingga ujung dari kegiatan ekonomi adalah Rahmatan Lil
Alamin atau kesejahteraan bagi seluruh sekalian alam, bukan hanya
manusia semata tetapi kesimbangan dan kelestarian alam semesta.
144 Lembaga Keuangan Syariah
Sehingga hasil nalar yang objektif dari pemikir haluan kiri adalah
memisahkan secara tegas batas koridor antara agama dan politik, konsep
model inilah yang dikenal dengan sekularisasi politik. Pendapat berbeda
disampaikan oleh para pemikir haluan kanan yang memposisikan agama
sebagai nuansa spirit semangat yang dijiwai oleh keimanan dan
ketaqwaan sehingga menghasilkan tindakan positif dan berperilaku
menuju keseimbangan dan kelestarian alam, agama memang tidak secara
mendetail mengajarkan secara tekhnis manusia berperilaku ekonomi dan
agama juga tidak mendorong proses transaksi dalam bentuk tertentu,
akan tetapi agama mengajarkan kejujuran dalam bertransaksi, agama
mengajarkan akan pentingnya tolong-menolong atau saling membantu
dalam aspek ekonomi, sehingga hadirnya agama mampu memberi ruang
dan sekaligus memberikan batasan agar manusia saling memberi, saling
megisi dan saling melengkapi.98
Perdebatan ideologi yang sistematik antara liberalisme dan Islam
akan menjadi perbincangan yang menarik dalam diskusi panjang, tarik
menarik dalam percaturan pengaruh pemikiran pengikutnya akan
menempatkan dasar argumen yang berbeda baik dari sudut pandang
kajian intelektual maupun secara empiris. Sebagian pemikir akademis atau
para ahli mempercayai terhadap superior liberalisme terhadap Islam
98
Pada tahun 1843 Karl Marx yang disokong oleh Weber membuat pernyataan
negatif terhadap keyakinan agama; ketika bangsawan Eropa dan penguasa gereja pada
puncak kejayaannya, Ia mengatakan bahwa agama adalah keluh kesah orang tertindas,
dan sentimen dari dunia yang tertindas yang hanya mampu memberikan solusi
sementara dan bersifat semu, karena agama tidak mampu memberikan jalan keluar
terhadap setiap masalah yang mengakibatkan penderitaan. Komaruddin Hidayat, Tiga
Model Hubungan Agama dan Demokrasi dalam buku Demokratisasi Politik, Budaya,
dan Ekonomi, (Jakarta : Yayasan Wakaf Paramadina, 1994), 191.
146 Lembaga Keuangan Syariah
99
Kebenaran akan ajaran Islam yang berkaitan pada aspek kehidupan terutama
demokrasi merupakan sebuah ideologi yang sistematik dan seruan Islam bersifat
universal, yang dapat menjangkau semua manusia tanpa membedakan etnis atau
bangsa tertentu, sehingga diakui bahwa Islam di sebagian wilayah tertentu dapat
mengalahkan demokrasi liberal. Francis Fukuyama, The End of History and The Last
Man, Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal, yang diterjemahkan oleh M.H.
Amrullah, (Yogyakarta : CV. Qalam, 1992), 78.
Lembaga Keuangan Syariah 147
100
Ada sementara pendapat para ahli yang mengkhawatirkan akan pengaruh
budaya asing pada budaya bangsa Indonesia, hal tersebut dapat difahami karena
penjajahan budaya akan lebih permanen dari pada penjajahan fisik kewilayahan,
sehingga diperlukan daya tangkal budaya dalam bentuk ketahanan budaya yang
diilhami oleh wawasan budaya bangsa, akan tetapi harus dibangun kesadaran bahwa
tidak ada suatu bangsapun di dunia ini yang menutup diri dari pengaruh budaya
bangsa lain. Siswanto Masruri, Humanitarianisme Soedjatmoko, Visi Kemanusiaan
Kontemporer, (Yogyakarta : Pilar Media, 2005), 119.
148 Lembaga Keuangan Syariah
101
Sebagian besar Nasionalisme dan Islamisme Indonesia dalam wujud gerakan
masyarakat pada waktu itu didorong oleh satu semangat, yaitu dorongan untuk
mengimbangi dominasi negara dan bangsa Barat, atau lebih tegas lagi untuk melawan
ideologi kapitalisme dan imprealisme Barat. Soekarno, Nasionalisme, Islamisme dan
Marxisme, dalam buku Bung Karno dan Wacana Islam, (Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2001), 7.
152 Lembaga Keuangan Syariah
Keempat, nilai tawar atau Bargaining Position negara dunia ketiga akan
lemah karena dihadapkan pada dua pilihan yang membingungkan antara
Lembaga Keuangan Syariah 153
102
Konsep dasar pembangunan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
serta membentuk generasi yang otonom, sehingga dapat mengaktualisasikan disi
secara optimal gunaberpartisipasi aktif pada pembangunan masyarakat yang adil dan
makmur. Faisal Basri, Perekonomian Indonesia, (Jakarta : Erlangga, 2002), 112.
Lembaga Keuangan Syariah 155
103
Bung Karno dan Bung Hatta dalam berbagai pernyataannya menolak sistem
kapitalisme dan liberalisme yang didasarkan pada filsafat individualisme, tetapi faham
sosialisme tidak ditolak. H.O.S. Tjokroaminoto menggunakan istilah Sosialisme Islam,
Partai Sosialis Indonesia menggunakan istilah Sosialisme Kerakyatan, Sjafruddin
Prawiranegara menggunakan istilah Sosialisme Relegius, Ruslan Abdulgani
menggunakan istilah Sosialisme ala Indonesia, dan Bung Hatta menggunakan istilah
Sosialisme Indonesia. Akan tetapi semua paham sosialisme tersebut diatas menolak
paham Sosialisme Marxis. M. Dawam Rahardjo, Demokrasi Ekonomi dalam Alam
Liberalisasi Ekonomi dalam buku Liberalisasi Ekonomi dan Politik di Indonesia,
(Yogyakarta : Pusat Pengembangan Manajemen FE UII, 1997), 247.
Lembaga Keuangan Syariah 157
104
Terdapat banyak alasan tentang menurunya semangat penggalian nilai-nilai dan
norma yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang salah
satunya disebabkan oleh lemahnya pemerintah dalam memposisikan Pancasila sebagai
acuan kebijakan negara, bahkan Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi pada acara
peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Islamic Center Al - Ghazaly Kota Bogor
mengatakan bahwa “rakyat enggan menjalankan Pancasila karena tidak terangkum
dalam kebijakan penguasa”, dengan demikian pengamalan nilai-nilai Pancasila
membutuhkan sikap keteladanan dari para pemimpin bangsa sehingga cita-cita untuk
menjadikan Pancasaila sebagai pilar kebangsaan dalam segala aspek kehidupan dapat
terwujud. Pada sisi yang berbeda Maruarar Sirait anggota Komisi XI DPR RI
mengatakan bahwa; Pancasila merupakan hadiah terbesar yang diberikan umat Islam
kepada bangsa Indonesia. Demikian juga pada bidang diplomasi, keunggulan Pancasila
telah disuarakan lantang oleh pendahulu bangsa dalam forum internasional; Pertama,
pada bulan November 1951 Menteri Luar Negeri Indonesia Ahmad Subarjo
memperkenalkan Pancasila sebagai pedoman filosofi kehidupan bangsa yang
menjanjikan kemakmuran bersama masyarakat internasional, kesempatan itu
disampaikan pada pidato pertama sekali Indonesia di Majlis Umum PBB ke 6; Kedua,
pada Sidang Umum PBB ke 9 September 1954, Menteri Luar Negeri Ahmad Subarjo
menawarkan kepada forum untuk menjadikan Pancasila sebagai solusi damai bagi
konflik ideologi di antara negara-negara internasional saat era perang dingin; Ketiga,
pada Sidang Umum PBB ke 15 tanggal 30 September 1960 dengan judul “To Build The
World Anew”, pidato tersebut sangat legendaris karena Soekarno Presiden Republik
Indonesia menyangkal pendapat filsuf Inggris Bertrand Russel yang membagi ideologi
menjadi dua kutub dunia yaitu liberalisme dan komunisme, dari pemikiran tersebut
kemudian melahirkan Gerakan Non Blok yang dilanjutkan dengan Konferensi Asia
Afrika yang diselenggarakan di Bandung tahun 1955; Keempat, pada Sidang Umum PBB
158 Lembaga Keuangan Syariah
ke 24 tanggal 1 Oktober 1969, Menteri Luar Negeri Adam Malik berpidato yang
bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila yang menegaskan tentang keunggulan
Pancasila sebagai ideologi alternatif bangsa di dunia. (Koran Republika, Senin 3
Oktober 2011), 2-4.
Lembaga Keuangan Syariah 159
105
Pendidikan berbangsa dan bernegara tidak dapat lepas dari perjalanansejara
yang positif dan negative, periode reformasi dapat melahirkan patriot-patriot bangsa
yang rela berkorban unruk NKRI. Abdullah Fathoni, Serat Sejatining Urip 3, (Jakarta :
Yayasan Pendidikan Nur Azza Lestari, 2017), 179.
160 Lembaga Keuangan Syariah
dunia, sehingga nilai-nilai yang sudah terbangun selama ini menjadi rapuh,
bahkan terasa asing bila ada sekelompok orang yang berbicara tentang
PANCASILA atau sekelompok orang yang berusaha mengganti nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia. Inilah kenyataan dan paradigm yang banyak
berkembang di masyarakat yang harus segera diluruskan. Analisis tentang
pentingnya menggali kembali potensi bangsa yang dikemas dalam satu
pemikiran tentang ekonomi Pancasila menjadi sangat strategis guna
meluruskan roda pembangunan nasional dan sekaligus meluruskan cara
pandang bangsa Indonesia terhadap dirinya dan lingkungannya, kemudian
dikemas menjadi satu formula baru, yaitu Pancasila sebagai dasar Ideologi
Ekonomi yang mampu memposisikan Indonesia sebagai bangsa yang
besar dalam pergaulan Internasional dan sekaligus mampu membagi
kesejahteraan kepada seluruh masyarakat secara adil.
dilengkapi dengan regulasi atau aturan main yang jelas dan pasti, sehingga
pada hasil akhir praktik ekonomi pasar bebas tidak menghasilkan jurang
kesenjangan kesejahteraan yang sangat lebar, sehingga pada akhirnya akan
berdampak pada kerusuhan sosial; Kedua, ekonomi yang diatur secara ketat
oleh Negara, artinya semua kegiatan ekonomi dikendalikan secara penuh oleh
pemerintah. Istilah yang sering digunakan adalah ekonomi terpimpin atau
ekonomi komando, pada praktik fase kedua ini menghasilkan bentuk kegiatan
ekonomi terpusat, terjeratnya ruang kreativitas sumber produksi, kegiatan
perekonomian pasif tidak berkembang serta membuka kran korupsi di
kalangan birokrasi. Pada praktiknya ekonomi terpimpin banyak menciptakan
pengangguran dan stagnasi ekonomi; Ketiga, jenis praktik ekonomi yang
secara total disandarkan pada keyakinan agama, misalnya Ekonomi Syariah,
yaitu semua kegiatan ekonomi masyarakat bersandar pada Al-Qur’an dan
Hadist serta kesepakatan para pemimpin agama atau ulama; Keempat, yaitu
kegiatan ekonomi masyarakat yang disandarkan pada rangkuman dari ketiga
jenis ekonomi tersebut di atas, yaitu membagi secara baik peran pemerintah
dalam kebijakan ekonomi dengan tetap memberikan ruang gerak bagi
masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kreatifitas kegiatan ekonomi serta
kegiatan ekonomi masyarakat tidak menyimpang dari norma-norma dan
ketentuan Agama.
Dalam terminologi Agama, manusia pertama diciptakan oleh Tuhan
menempati di belantara bumi ini adalah Adam dan diikuti oleh penciptaan
manusia kedua, yaitu Hawa. Penciptaan Adam dan Hawa adalah sepasang
manusia sebagai suami dan istri, kemudian melahirkan beberapa anak (sampai
saat ini secara akademis belum ditemukan angka yang pasti tentang jumlah
Lembaga Keuangan Syariah 163
anak dari pasangan Adam dan Hawa). Dari sejumlah anak Adam dan Hawa
tersebut secara bertahap tersebar di seluruh dunia dan terus berkembang
secara alamiah. Penciptaan Adam diabadikan di dalam Al-Qur’an Surat Al-
Baqarah (2) Ayat 30 dan 31, bahwa manusia akan menjadi Khalifah di bumi:
ِۖ ٓ
ِ ُض َخلِيف َّٗة قَالُ ٓواْ أَت َجۡ عَ ُل فِي َها َمن ي ُۡف ِسدُ فِي َها َويَسۡ ِفك
ٱلد َما ٓ َء ِ ِل فِي ۡٱۡل َ ۡرٞ َوإِ ۡذ قَا َل َربُّكَ ل ِۡل َم ٰلَئِ َك ِة إِنِي َجاع
علَّ َم َءادَ َم ۡٱۡلَسۡ َما ٓ َء ُكلَّ َها ث ُ َّم
َ َو٣٠ َِس لَ ِۖكَ قَا َل إِن ِٓي أ َ ۡعلَ ُم َما ََّل تَعۡ لَ ُمون ُ سبِ ُح بِ َحمۡ دِكَ َونُقَد َ َُون َۡح ُن ن
ٓ َ بُٔٔ ونِي بِأَسۡ َمآءِ ٰ َٓهؤ ٓ
٣١ َص ِدقِين َ ٰ َُّلءِ إِن ُكنت ُ ۡم ِ علَى ۡٱل َم ٰلَئِ َك ِة فَقَا َل أَ ُۢن
َ ض ُه ۡم
َ ع َر َ
Artinya : 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".
31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar!"
bangsa lain dengan cara apapun. Kajian geografi akan membahas tentang
sumber daya alam, letak geografis dan analisis tentang bentuk negara
daratan atau negara kepulauan akan menjadi bahan kajian atau mapping
terhadap kemampuan atau kandungan alam negaranya bila dihadapkan
dengan kebutuhan masyarakatnya, Kekurangan ketersediaan alam akan
kebutuhan masyarakatnya oleh pemimpin negara tersebut baik Raja,
Presiden atau Perdana Menteri dipaksakan untuk diperoleh dari negara
lain dengan cara perdagangan bilateral, diplomatik atau dengan cara
perang yang dikomuflasi dengan alasan ketiga isu terebut di atas, yaitu isu
hak asasi manusia, isu lingkungan hidup dan isu pasar bebas. Sedangkan
kajian tentang makna demografi akan menitik beratkan pada jumlah
kuantitatif penduduk, tingkat intelektual dan kecerdasan serta kajian
budaya dan nilai yang berkembang di masyarakat negara tersebut.
Kombinasi antara kajian geografi dan kajian demografi akan menghasilkan
konsep pemikiran yang secara koprehensif menjadi rencana strategis
negara tersebut untuk melakukan kegiatan ekonomi secara terus-
menerus dapat menguasai teknologi informasi dan peluang ekonomi,
diplomasi ekonomi, inteligen ekonomi dan politik ekonomi global dengan
memanfaatkan lembaga-lembaga keuangan dunia guna mendominasi
kegiatan ekonomi dunia.
terakhir yang terlahir di dunia ini. Maka pemikiran awal tersebut akan selalu
menjadi tumpuan dan pijakan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Proses
kesadaran akan pentingnya pemikiran ekonomi yang mampu terekam dalam
sejarah, yaitu :
a. Pemikiran pada masa Yunani, Aristoteles (384-322 SM), Plato (427-
347 SM) dan Socrates (469-399 SM), inti pemikirannya para intelektual
pendahulu tersebut, yaitu kehidupan masyarakat yang harmonis akan
terbentuk bila terjadi keseimbangan antara kegiatan ekonomi manusia
dan pelestarian alam dengan dasar keyakinan bahwa semua yang
disediakan oleh Tuhan berupa alam semesta ini berjalan secara harmonis
(filsafat hukum alam).
106
Akulturasi budaya terjadi ketika terjadi bangsa Eropa melakukan politik
penjajahan dengan penguasaan secara milter pada negara-negara muslim, Kerajaan
Turki Usmani mengalami benturan kepentingan dengan Eropa, utamanya di bidang
perdagangan. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1993), 174.
Lembaga Keuangan Syariah 175
tanpa membedakan warna kulit, suku, adat, agama dan kelompok, dengan
demikian akan terjadi keadilan ekonomi secara merata di setiap daerah. Hal ini
bersesuaian dengan semangat Undang-Undang Otonomi Daerah; Ketiga,
pelayanan masyarakat harus diutamakan, artinya semua aparatur negara harus
mampu merubah mindset dari “dilayani” menjadi “melayani”, sehingga para
pejabat pemerintah selalu berfikir untuk melayani masyarakat secara prima,
feed back yang akan terjadi adalah kegiatan masyarakat kepada para
pemimpinnya yang menjadi dasar loyalitas masyarakat; Keempat, keadilan
yang merata atas kesejahteraan. Hal ini sangat penting menjadi dasar berfikir
ekonomi kerakyatan, karena pokok masalah yang sering timbul di masyarakat
adalah simpang-siurnya prioritas pembangunan antar daerah, misalnya
pertumbuhan dan pengembangan infrastruktur antara Pulau jawa dengan
Pulau di luar Jawa, bahkan pembangunan dan penataan pendidikan di wilayah
Indonesia Timur sangat jauh tertinggal bila dibandingkan dengan
pembangunan dan penataan pendidikan di Pulau Jawa; Kelima, pendidikan
menjadi titik sentral pembangunan, artinya semua pengunaan dan strategi
pembangunan harus berorientasi pada pendidikan. Pemikiran ini dibangun
atas kesadaran bahwa rantai kemiskinan hanya dapat diputus dengan
pendidikan, karena dengan peningkatan jenjang pendidikan masyarakat yang
dibangun atas dasar kesadaran akan pentingnya makna pendidikan akan
berdampak langsung pada kualitas intelektual dan keterampilan masyarakat,
dengan demikian kreatifitas kegiatan ekonomi masyarakat akan berkembang
dengan pesat dengan didukung kekayaan alam Indonesia serta kesuburan
tanahnya serta luasnya usaha di sektor kelautan yang belum optimal
diberdayakan, padahal pada sektor kelautan ini paling banyak menyerap
Lembaga Keuangan Syariah 177
tenaga kerja. Upaya pemerintah dan semua potensi bangsa untuk membangun
kesadaran akan pentingnya dunia pendidikan akan berdampak langsung pada
kualitas hidup masyarakat dan sekaligus mengurangi beban ketergantungan
ekonomi, karena sudah menjadi ketentuan umum bahwa orang yang kurang
pendidikan dan keterampilan akan menjadi pekerja kasar kelas bawah dengan
pendapatan yang pas-pas-an atau standar upah minimum regional atau UMR.
Konsep kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat lahir dan batin selalu
bermuara pada tingkat pendidikan. Dampak secara langsung dari peningkatan
pendidikan dan keterampilan masyarakat adalah bergeraknya sektor riil dan
usaha manufaktur yang menghasilkan barang-barang produksi yang berkualitas
tinggi dan mempunyai daya saing internasional, sehingga dengan sendirinya
potensi ekspor meningkat dan sekaligus akan meningkatkan penerimaan
devisa Negara. Kesadaran akan pentingnya pendidikan yang memadai, tenaga
pengajar, yaitu guru dan dosen yang mumpuni serta tersedianya sarana
prasarana yang cukup; Keenam, pembangunan yang berkesinambungan,
artinya konsep ekonomi kerakyatan sejak awal harus direncanakan secara
berjenjang dan berkelanjutan yang disesuaikan dengan skala prioritas
pembangunan per-daerah dengan mempertimbangkan kondisi dan budaya
masing-masing daerah. Pada tataran perekonomian ini, penting untuk
dilakukan mapping penataan awal program kegiatan, karena kondisi saat ini
terdapat perbedaan yang cukup tajam antara dan daerah, sehingga tiap-tiap
daerah harus mempunyai perencanaan masing-masing, akan tetapi dengan
tujuan yang satu, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
serasi antara pembangunan lahir dan batinnya. Dilain pihak juga harus
dipertimbangkan akan adanya perubahan kepemimpinan, baik pemimpin
178 Lembaga Keuangan Syariah
nasional hasil Pemilu atau pemimpin daerah hasil Pilkada, sehingga perubahan
kepemimpinan tidak akan merubah secara drastis strategi pembangunan.
Untuk itu perlu dibuat perencanaan pembangunan jangka panjang pada kurun
waktu 25 tahun, pembangunan jangka sedang pada waktu 15 tahun dan
pembangunan jangka pendek pada kurun waktu 5 tahun. Dengan demikian
perubahan kepemimpinan eksekutif, yudikatif dan legislative tidak merubah
secara signifikan kebijakan pembangunan, terutama pada sektor
pembangunan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Kenyataan
yang ada pada saat ini, setiap pergantian pemimpin nasional dan daerah juga
akan merubah arah. Dan prioritas pembangunan yang terkadang bertolak
belakang, sehingga hasil pembangunan tidak tuntas untuk dirasakan oleh
masyarakat. Pembangunan yang berkesinambungan juga akan mempermudah
pelaksana di lapangan dan sekaligus akan meningkatkan bebang anggaran
pemerintah, karena program yang satu menjadi penyanggah program yang lain
dan pemimpin yang satu akan melengkapi pemikiran pemimpin yang lain.
Dengan demikian pencapaian sasaran pembangunan akan menjadi efektif dan
efisien; Ketujuh, kelestarian alam, artinya dalam menata konsep perekonomian
rakyat dilihat dari tiga sisi, yaitu :
3. Strategi Bersaing.
Secara umum semua pemimpin negara di dunia ini selalu berorientasi
untuk mensejahterahkan bangsa dan negaranya masing-masing dengan
dihadapkan pokok masalah yang sama, yaitu seiring dengan perjalanan waktu,
jumlah warga negara secara kuantitatif bertambah dan dengan dihadapkan
dengan kebutuhan sumber daya alam, artinya pada satu sisi jumlah
masyarakat pengguna dan pemanfaat alam bertambah, tetapi alam yang
disiapkan oleh Tuhan pada manusia tetap sejak awal diciptakannya alam raya
ini hingga sekarang. Untuk menjadi suatu kenyataan tanpa pilihan bahwa
masyarakat dunia harus bersaing dalam mensejahterahkan bangsa dan
negaranya masing-masing. Untuk itu diperlukan adanya strategi bersaing
dalam batasan etika bersaing yang tidak merugikan bangsa lain akan tetapi
secara bersama merasa diuntungkan yang dalam istilah Jawa “menang tanpo
ngadorake liyan”, artinya menang tanpa merendahkan orang lain.
Fokus dalam strategi bersaing ada dua, yaitu persaingan kualitas sumber
daya manusia dan persaingan kekayaan alam. Sehingga dominasi manusia
184 Lembaga Keuangan Syariah
sebagai subyek pembangunan dan kegiatan ekonomi serta alam sebagai objek
pembangunan merupakan hubungan timbal balik yang harus dirumuskan serta
dituangkan dalam aturan perundang-undangan, sehingga tercipta
keseimbangan yang harmonis antara alam dan manusia. Kebutuhan manusia
untuk mengkonsumsi semua hajat hidup guna menjaga dan kelestarian serta
kelangsungan hidup manusia itu sangat terbatas, akan tetapi keinginan
manusia untuk menguasai sumber daya alam guna meningkatkan
kesejahteraannya itu tidak terbatas karena keinginan manusia untuk
menyimpan harta kekayaan di dunia ini menjadi tidak terbatas. Untuk itu
diperlukan etika ekonomi yang disandarkan pada kesadaran moral yang
bersumber dari budaya bangsa dan keyakinan Agama agar manusia terhindar
dari sifat rakus dan serakah dengan merugikan orang lain.
Dalam kegiatan ekonomi masyarakat strategi bersaing meliputi dua hal,
yaitu bersaing dalam hal sumber daya manusia yang dapat dari dua sisi, yaitu
jasmani dan rohani serta bersaing dalam hal kualitas dan keanekaragaman
sumber daya alam yang langsung disiapkan oleh Tuhan pada manusia dengan
batasan region atau wilayah negara masing-masing, sehingga porsi strategi
bersaing yaitu usaha manusia sebagai warga negara secara komprehensif
mengoptimalkan peran manusia dan alam guna menjaga dan meningkatkan
kegiatan ekonomi dalam rangka tercapainya kesejahteraan masyarakat bangsa
dan negara masing-masing.
Strategi bersaing di bidang SDM yaitu; Pertama, optimalisasi peran
pendidikan melalui dua jalur, yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal
dengan satu tujuan yaitu peningkatan intelektual dan keterampilan
masyarakat suatu negara bila dihadapkan pada tingkat kualitas intelektual dan
Lembaga Keuangan Syariah 185
F. GLOBALISASI EKONOMI.
Perkembangan teknologi informasi yang cukup cepat dan diikuti dengan
berbagai perkembangan disiplin ilmu telah membawa masyarakat dunia dalam
satu mata rantai pergaulan yang seakan tanpa batas, semua jurang pemisah
seakan sempit, batas antar negara dapat diperpendek dengan teknologi
kedirgantaraan, ribuan penerbangan bahkan jutaan sorte penerbangan
pesawat yang menembus batas negara. Mobilitas pendidikan yang besar
Lembaga Keuangan Syariah 187
antara negara yang satu menuju negara yang lain kerap terjadi. Arus informasi
berkembang pesat menyebar keseluruh dunia. Masyarakat dunia seakan
dihadapkan pada tata dunia baru, yaitu sistem pergaulan masyarakat
internasional dengan satu budaya, yaitu budaya internasional dengan satu
kepentingan ekonomi, yaitu kesejahteraan masyarakat internaional secara
menyeluruh.
Masyarakat dunia terbentuk atas jajaran dan susunan masyarakat pada
semua negara yang satu dengan yang lain berinteraksi dalam aturan
kepentingan negaranya masing-masing, sehingga untuk menata pergaulan
internasional antar negara terutama berkaitan dengan kegiatan ekonomi
dunia, maka dibentuklah lembaga-lembaga internasional dalam naungan
organisasi PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa. Interaksi sosial antar
masyarakat dunia tersebut dalam memperjuangkan kepentingan ekonomi
masing-masing negara, masing-masing kelompok dan masing-masing individu
disebut dengan Era Globalisasi, artinya masyarakat dunia ditata dalam norma
etika global yang menyeluruh mengikat antar negaranya. Akan tetapi yang
menjadi permasalahan besar adalah alat pengikat antar masyarakat dunia
terebut. Secara kasat mata, ikatan terebut bertumpu pada satu titik, yaitu
“kepentingan”, artinya hanya kepentingan kelompok dan individu yang
mendorng atau dasar motivasi dalam kegiatan ekonomi masyarakat dunia.
Interaksi sosial masyarakat dunia pada era globalisasi saat ini mendorong
timbulnya persaingan aktivitas ekonomi, sehingga setiap negara harus
merumuskan secara tepat porsi peran aktivitas ekonomi asing atau luar negeri
dalam suatu negara. Merumuskan aturan dalam suatu perundang-undangan
menjadi sangat penting dalam rangka melindungi kepentingan ekonomi
188 Lembaga Keuangan Syariah
2. Globalisasi Sandang.
Jumlah masyarakat Indonesia diperkirakan akan menyentuh angka 300
juta orang per akhir tahun 2014, artinya keperluan akan pakaian mulai dari
sepatu, sandal, celana, baju dan sampai dengan tutup kepala serta kebutuhan
lain yang berkaitan dengan fashion yaitu tas, kosmetik, parfum dan lain-lain
sangat tinggi. Kekuatan produksi dalam negeri tidak sebanding dengan angka
permintaan, sehingga terjadi kepincangan antara supply and demand di pasar
dalam negeri. Tingginya angka permintaan kebutuhan sandang dalam negeri
akan banyak ditutupi dari hasil impor luar negeri, terutama dari Cina, India dan
Eropa. Kenyataan ini lebih diperpahit dengan tutupnya pabrik garment di
dalam negeri, karena tidak mampu bersaing dengan membanjirnya produk-
produk sandang dari negara Cina yang melalui jalur resmi impor dan melalui
jalur pasar gelap atau barang-barang selundupan. Sampai saat ini pemerintah
dari berbagai kalangan belum bisa berbuat banyak, baik dari sisi legislasi atau
penetapan atau quota impor sandang, insentif permodalan pada penguasa
local atau membantu terbukanya jalur marketing sandang guna membuka
akses pasar dalam dan luar negeri.
Ketahanan dan keamanan produk sandang dalam negeri harus diukur dari
segi kuantitas dan kualitas, sehingga masyarakat per-tekstil-an Indonesia
merasa menjadi tuan di dalam negeri sendiri. Demikian juga masyarakat
pengerajin batik, sepatu dan sandal dapat memperoleh berkah dari pasar
dalam negeri, terutama pada musim hari raya Idul Fitri, Natal dan tahun Baru.
Pemerintah harus segera memikirkan bentuk regulasi yang mendorong konsep
kemandirian sandang dengan mendukung hasil-hasil produk dalam negeri
serta dapat mengembangkan produk yang berkualitas ekspor.
Lembaga Keuangan Syariah 191
3. Globalisasi Pangan.
Kehidupan beragama yang baik, cinta kepada bangsa dan negara serta
selalu berorientasi pada kemakmuran bersama antar masyarakat Indonesia
adalah dasar berfikir untuk mengelaborasi permasalahan kedaulatan pangan.
Kajian tentang globalisasi pangan berkaitan erat dengan ketahanan pangan
dan kedaulatan pangan, artinya dasar analisis berfikirnya adalah :
a. Jumlah total masyarakat Indonesia dikalikan dengan total kebutuhan
pangan dalam hitungan hari, bulan dan tahun, maka akan ditemukan
angka kebutuhan pokok, untuk kebutuhan beras harus dihitung dengan
rentan waktu musim panen, artinya kebutuhan stock beras minimal dalam
periode satu kali panen dan yang penting aman pada rentan waktu tiga
kali panen, sehingga ketahanan pangan relatif aman dengan tingkat
kebutuhan rata-rata 3 Ons sampai dengan 8 Ons beras per-hari untuk per-
kepala. Dengan dasar perhitungan garis tengah dapat diukur jumlah
kebutuhan beras total, yaitu jumlah total penduduk dikalikan 5 Ons beras
dan dilakilan lama waktu tiga kali panen. Apabila dalam persediaan stock
melebihi total kebutuhan tersebut, maka bisa dilakukan ekspor beras.
Total kebutuhan stock beras tersebut dapat berkurang apabila
masyarakat dapat menggunakan jenis makanan selain beras, misalnya ubi-
ubian, sagu, buah-buahan dan berbagai macam jenis makanan substansi
yang tersedia secara melimpah di bumi Indonesia. Apabila semua jajaran
pemerintah dan tokoh masyarakat dapat melakukan sosialisasi secara
bersama untuk menggeser pola makan masyarakat dari beras menjadi
ubi-ubian, maka ketergantungan terhadap tanaman padi akan berkurang.
Oleh sebab itu riset kesehatan tentang manfaat ubi-ubian terhadap daya
Lembaga Keuangan Syariah 193
dibeli oleh pedagang dengan harga yang murah karena mekanisme pasar,
setelah itu para pedagang melakukan ekspor beras kualitas tinggi dengan
harga pasaran internasional, dan masyarakat Indonesia mengkonsumsi
beras kualitas rendah dari hasil impor. Kenyataan ini tidak boleh terjadi,
pemerintah dan DPR serta LSM harus terus memantau perkembangan
pangan dan mendeteksi dini mekanisme globalisasi pangan.
Apabila fokus kajian ketahanan pangan pada pertanian, khususnya
tanaman padi, maka analisisnya mencakup hal yang sangat kompleks;
Pertama, permasalahan SDM, karena mayoritas para petani berpendidikan
formal setingkat SD dan SMP, sehingga secara akademis, para petani hanya
sebagai pekerja kasar dengan mengandalkan rutinitas dan pengalaman
belaka, inovasi dan kreasi sulit didapatkan, untuk itu diperlukan tim
penyuluh pertanian dari kalangan akademisi dan peneliti; Kedua,
permasalahan lahan, lahan garapan petani sebagian besar kurang dari 1
Hektar, apalagi saat ini lahan-lahan subur sudah beralih menjadi
perumahan dan area industri, kenyataan ini menunjukkan bahwa aparat
daerah belum mempunyai perencanaan/RUTR yang berorientasi pada
mekanisme ketahanan pangan; Ketiga, permasalahan bibit, riset
pemerintah dan swasta harus diarahkan untuk melakukan kajian jenis
tanaman padi yang cocok dengan lahan tertentu baik dari unsur jenis tanah,
air atau curah hujan, ketinggian tanah dan permukaan laut, sinar matahari
dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut harus dilakukan kajian riset,
sehingga melalui tim penyuluh pemerintah dapat mengarahkan pada jenis
bibit yang tepat, dan pemerintah juga harus mampu menyiapkan bibit yang
berkualitas dengan harga yang bersaing. Artinya capur tangan pemerintah
Lembaga Keuangan Syariah 195
petani hanya sebatas sebagai objek. Untuk itu dalam pandangan ekonomi
Pancasila, petani harus diposisikan sebagai objek sekaligus sebagai
subyek, artinya ada ruang gerak petani untuk mengeksplorasi diri dalam
kegiatan berbangsa dan bernegara.
Kelembagaan yang terlibat langsung terhadap sektor pangan maupun
yang tidak terlibat langsung antara lain : Kementerian Pertanian, Lembaga
Perbankan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Koperasi, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan
Lembaga Sosial lainnya (LSM).
Kementerian Pertanian harus menyusun rencana startegis tentang
ketahanan pangan dan kedaulatan pangan secara nasional, mulai dari
kesiapan lahan, pengolahan lahan, masalah bibit, ketersediaan pupuk dan
sampai dengan industri dan distribusi hasil olahan pangan. Kementerian
Pertanian harus mampu memposisikan sektor pangan sebagai suatu
keharusan ideologi dalam arti demi alasan kemanusiaan, sehingga yang
menjadi dasar berfikir bukan menggerakkan pangan dengan parameter
pasar bebas, tetapi sektor pangan menjadi kewajiban bersama antara
pemerintah, petani dan pihak swasta.
Lembaga Perbankan mempunyai peran yang sangat penting dalam
upaya kemandirian pangan dan katahanan pangan, karena kegagalan
pada lembaga perbankan untuk menyalurkan modal ke sektor pertanian
akan berdampak besar pada kehidupan berbangsa dan bernegara107.
107
Wakil Presiden, DR Boediono dalam acara “Indonesia Banking Expo 2013”,
mengatakan yang intinya adanya kekhawatiran terhadap dominasi pihak asing di
lembaga perbankan nasional. Negara yang mengalami krisis atau kerapuhan secara
finansial adalah Eslandia dan Siprus, karena sebagian besar lembaga keuangan dikuasai
Lembaga Keuangan Syariah 199
oleh pihak asing. Tidak ada alasan karena pasar bebas kemudian asing bebas
menguasai semua kelembagaan sehingga berdampak pada rapuhnya struktur
kebangsaan. Kelemahan struktur kelembagaan nasional disebabkan oleh adanya
Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1999 tentang Pembelian Saham bank Umum
pada Pasal 3 yang diperbolehkan hingga batas 99% oleh pihak asing.
108
Pada tanggal 23 November 1950 diselang gerakan rapat umum Tarutung, Bung
Hatta (Proklamator Kemerdekaan R.I.) mengatakan : ”bahwa setiap pohon yang diolah
perlu disertai penanaman bibit baru”, makna ungkapan tersebut adalah kesadaran
akan kelestarian fungsi hutan, danau dan sungai serta berbagai kandungan potensi
yang tersimpan didalamnya. Artinya setiap pengelolahan dan pemanfaatan lahan
harus mempertimbangkan cirri-ciri khas dan jenis wilayah, terutama dalam hal
kandungan unsur dalam tanah dan volumenya, tinggi rendahnya dari permukaan air
laut, komposisi kimiawinya serta arah sudut matahari dan tingkat kemiringan tanah.
200 Lembaga Keuangan Syariah
109
Emil Salim dalam bukunya “Kerakyatan dalam Pembangunan”, mengatakan
bahwa : “Koperasi bukan badan usaha milik swasta atau perorangan, karena
motivasinya tidak mengejar keuntungan bagi orang per-orang. Koperasi bukan pula
Badan Usaha Milik Negara, karena yang memilikinya bukan negara. Koperasi adalah
badan usaha milik masyarakat, karena sifat Koperasi mengemban kepentingan
anggotanya sebagai anggota masyarakat yang memiliki hubungan kekeluargaan sosial
yang kepentingannya untuk memajukan masyarakat, sehinga pendekatan dalam
pengembangan Koperasi adalah “Halistik Integratif”.
Lembaga Keuangan Syariah 201
negeri dan kegiatan ekonomi pihak luar negeri. Hingga saat ini potensi
ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) tidak terjaga dengan baik dan tidak
menghasilkan potensi ekonomi apapun, yang seharusnya setiap kapal-
kapal asing yang melalui jalur ALKI harus dipantau bahkan dikawal dengan
ketat untuk kepentingan keamanan dan kelancaran kapal-kapal luar
negeri dan sekaligus melakukan monitoring dari dekat, jangan sampai
kapal-kapal asing yang melalui jalur ALKI tersebut sambil membuang
sampah nuklir yang membahayakan atau mengambil kekayaan laut.
Lemahnya monitoring kegiatan kapal-kapal asing yang melalui jalut ALKI
disebabkan oleh lemahnya armada laut Indonesia dan terbatasnya
pesawat pengintai. Dengan adanya jaminan kemampuan dan pengawasan
sampai ke luar batas wilayah kedaulatan R.I. di laut, maka sudah
sepantasnya kapal-kapal yang melalui jalur ALKI harus membayar
kompensasi ekonomi. Hal tersebut dapat diperjuangkan melalui jalur
diplomatik, sehingga dalam prespektif ekonomi Pancasila, kelestarian
alam dan lingkungan hidup yang baik menjadi porsi khusus dalam
kerangka pembangunan nasional. Sehingga mkna “Revitalisasi Pertanian”
sebagai bagian dari ketahanan pangan dan kedaulatan terjaga dengan
baik110.
110
Anton Apriyantono, Menteri Pertanian, dalam sambutannya pada buku
“Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban”, mengatakan bahwa ; “kompleksitas
masalah pertanian meliputi hal-hal sebagai berikut ; Pertama, pertanian disamping
sebagai pemenuhan kebutuhan dalam negeri juga untuk konsumsi luar negeri, dan
pola makan masyarakat bergeser dengan lebih banyak mengkonsumsi protein, lemak,
vitamin dan mineral; Kedua, pertanian sebagai lahan untuk lapangan pekerjaan yang
menyerab banyak tenaga kerja; Ketiga, misi kemanusiaan pertanian, karena 1,2 Milyar
manusia di dunia berada pada kondisi kemiskinan absolute dan 840 Juta jiwa
menderita karena kelaparan dan gizi yang buruk; Keempat, kelanjutan pertanian
204 Lembaga Keuangan Syariah
4. Globalisasi Papan.
Salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka kelangsungan hidup
selanjutnya untuk dirinya dan orang-orang yang dicintainya, yaitu segenap
keluarganya seperti kebutuhan akan perumahan atau kebutuhan papan.
Rumah sebagai tempat tinggal mempunyai bentuk yang berbeda antara satu
daerah dengan daerah yang lain, perbedaan tersebut dilatarbelakangi oleh
budaya setempat dan dibatasi oleh kondisi alam sekitarnya sebagai bahan
material perumahan. Dalam konsep ekonomi Pancasila, ketersediaan
perumahan yang layak huni dan berlokasi pada wilayah yang aman dan sehat
adalah merupakan hak warga negara, sehingga sudah menjadi kewajiban
pemerintah untuk memberikan pelayanan perumahan dengan syarat-syarat
tertentu dan dengan mekanisme kepemilikan atau proses transaksi yang
sederhana. Berdasarkan data statistik yang ada, jumlah penduduk Indonesia
sekitar 210 Juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 2% atau setara
dengan 4,2 Juta jiwa atau sekitar 1 juta kepala keluarga, dengan perkiraan
kebutuhan perumahan pata 10 tahun mendatang 1,5 Juta unit. Penyiapan
perumahan dengan campur tangan pemerintah secara langsung adalah
amanat atau tugas pemerintah sebagaimana diatur dalam GBHN Tahaun
1999/2001.
Resonansi pemikiran sebagian para praktisi dan pelaku pasar dalam negeri
serta cara berfikir sebagian birokrasi dan pejabat pemerintah atau bahkan para
akademisi, bahwa hak kepemilikan secara pribadi perumahan terhadap warga
negara asing dibuka dengan selebar-lebarnya dengan alasan untuk menarik
investor dan masuknya modal asing kedalam negeri guna meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi nasional. Cara berfikir tersebut didasarkan pada
praduga bahwa hanya dengan peningkatan investasi melalui PMA (Penanaman
Modal Asing), maka ekonomi nasional bisa berkembang dan rakyat bisa hidup
lebih sejahtera. Akan tetapi bila dilihat dengan pendekatan history investasi
asing secara berlebih-lebihan didalam negeri, apalagi dengan didukung
kepemilikan perumahan secara pribadi, maka akan menimbulkan masalah baru
dikemudian hari yang dampak resikonya jauh lebih besar daripada manfaat
masuknya modal asing tersebut ke Indonesia. Sejarah telah membuktikan
bahwa proses penjajahan Belanda melalui VOC adalah melalui mekanisme
perdagangan dan kemudian disusul dengan investasi kepemilikan lahan dan
yang terakhir adalah dipergunakannya kekuatan militer negara tersebut untuk
mempertahankan kepentingan ekonominya di dalam negeri. Masyarakat
Indonesia harus sadar, bahwa setiap investasi asing dengan besaran tertentu
akan diikuti oleh hadirnya tim inteligen asing guna memantau kepentingan
tersebut. Logika berfikir para akademisi, para politisi, para aparat pemerintah
serta para praktisi harus segera diluruskan, bahwa kemakmuran masyarakat
Indonesia itu berada diatas usaha dan upaya Bangsa Indonesia sendiri. Adapun
peran asing dalam tata perekonomian hanya sebagai katalisator dan hanya
sebagai refleksi pergaulan internasional di era globalisasi saat ini, sehingga
tidak benar apabila kepentingan nasional bangsa Indonesia diposisikan dalam
status ketergantungan pada investor asing. Campur tangan pemerintah guna
menata pola perumahan rakyat harus segera dioptimalkan dengan dasar logika
pembangunan bahwa prioritas dan orientasi pembangunan perumahan
206 Lembaga Keuangan Syariah
111
Rheinald Kasali, seorang guru besar manajemen Universitas Indonesia pada
Harian Kompas tanggal 8 Februari 2010 menyatakan pemikirannya tentang perlunya
membuka pintu seluas-luasnya untuk kepemilikan properti bagi warga negara asing.
Pemikiran seperti ini sering terjadi dikalangan akademisi dan praktisi perumahan
dengan dasar pertimbangan akan masuknya investasi asing sebesar 3 hingga 6 Milyar
Dollar AS per-tahun. Berdasarkan data statistik yang ada, keberadaan pekerja asing di
Indonesia tercatat 83.452 orang, sehingga angka permintaan apartemen atau
perumahan 10.000 unit per-tahun. Dengan demikian menurut pandangan Ekonomi
Pancasila adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat penting dengan didukung
investasi PMA, tetapi dengan tidak mengorbankan kepentingan masyarakat dalam
jangka panjang.
Lembaga Keuangan Syariah 207
112
Dalam Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 menyatakan bahwa hubungan antara Bangsa
Indonesia dengan bumi, air dan ruang angkasa itu adalah hubungan yang bersifat
abadi, sehingga tidak ada alasan apapun dan tidak ada kepentingan ekonomi
bagaimanapun yang dapat memisahkan antara Rakyat Indonesia dengan bumi dan air
atau tanah airnya. Hal ini adalah buah dari Kemerdekaan yang di-Proklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Argumen ini dibangun atas dasar pengalaman sejarah atau
pendekatan historis bahwa kepentingan asing dengan alasan dan dalih kemuliaan atau
alasan kemanusiaan sekalipun pasti akan berujung pada keuntungan dan kepentingan
bangsa dan rakyat mereka sendiri. Pendirian terakhir yang harus dipegang teguh dalam
konsep Ekonomi Pancasila adalah : “Hanya Bangsa Indonesia sendiri yang dapat
mensejahterahkan seluruh rakyat Indonesia dan hanya dengan kerja keras Bangsa
Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan serta gotong royong yang dapat
membangun NKRI secara lahir dan bathin.
208 Lembaga Keuangan Syariah
didasarkan pada fungsi tanah dan manfaat lahan secara optimal, artinya
jangan sampai lahan subur untuk pertanian dimanfaatkan sebagai kawasan
pemukiman, sehingga berdampak negatif pada pengembangan sektor
pertanian. Untuk itu perencanaan pembangunan harus disusun secara
terintegratif dan menyeluruh. Dasar filosofi pembangunan rumah dan kawasan
pemukiman adalah memberikan penghidupan yang layak bagi rakyat Indonesia
lahir dan bathin dan dengan selalu berorientasi pada kesinambungan
kelangsungan hidup generasi mendatang serta terjaganya lingkungan yang asri
dan secra prinsip tanggung jawab perumahan adalah tugas negara.
Kewajiban negara untuk menyiapkan perumahan bagi seluruh rakyat
Indonesia tercantum dalam UUD 1945 Pasal 28H Ayat 1, yang menyatakan
bahwa ; “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”, artinya penyiapan perumahan menjadi
porsi pemerintah yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan unsur pelaku
pembangunan, yaitu badan usaha negara atau daerah, Koperasi dan swasta
serta keterlibatan semua komponen bangsa guna menata lingkungan
kehidupan yang aman, tenteram dan harmonis. Ketentuan tentang
pembangunan perumahan telah diatur dalam UU Nomor 4 tahun 1992 tentang
Perumahan dan Pemukiman yang selanjutnya disempurnakan dengan
terbitnya ketentuan UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman. Dengan demikian sinergi antara pemerintah, swasta dan Koperasi
Lembaga Keuangan Syariah 209
mutlak diperlukan guna menata perumahan yang layak huni, yaman dan
lingkungan yang asri113.
Pembangunan perekonomian di Indonesia yang terus tumbuh dan
meningkat disemua sektor harus dimaknai sebagai pembangunan yang
berkelanjutan, artinya jangan sampai pemerintah dalam program
pembangunannya hanya mengejar data pertumbuhan ekonomi nasional
dengan mengedepankan investasi asing yang dalam REI (Real Estate Indonesia)
yang hanya berorientasi pada keunyungan sesaat, tetapi mengorbankan
kepentingan Bangsa dan Negara serta kepentingan antara kepentingan bisnis
dan kepentingan nasional dalam artian konsep berbangsa dan bernegara harus
diletakkan dalam sudut pandang pemikiran secara proporsional dengan
pendekatan historis, sehingga pembangunan ekonomi Indonesia tidak
kebablasan atau kacang lupa kulitnya. Rasionalitas konsep perumahan adalah
113
Muhammad Yamin Lubis dan Abdul Rohim Lubis dalam bukunya “Kepemilikan
Properti di Indonesia termasuk Kepemilikan Rumah oleh Orang Asing”, penerbit
Mandar Maju, 2013, Bandung, Hal.19, mengatakan bahwa hek perorangan Warga
Negara Indonesia atas tanah yaitu ; a) Hak Milik, artinya kepemilikan dan penguasaan
seseorang atas satuan luas tanah yang dapat dimanfaatkan atas objek tersebut dengan
berbagai kepentingan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan dan etika sosial dalam waktu yang tidak terbatas, Hak Milik adalah hak
terkuat dan terpenuh yang dimiliki oleh warga negara; b) Hak Guna Usaha, yaitu hak
untuk menguasakan atas tanah dalam luas tertentu yang dikuasai oleh negara dalam
jangka waktu tertentu dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan untuk
pengembangan usaha pertanian, perikanan, peternakan dan usaha lain yan sah; c) Hak
Guna bangunan, yaitu hak untuk mendirikan bangunan; d) Hak Pakai, yaitu hak untuk
memperoleh hasil dan manfaat dari tanah yang diperoleh atas perjanjian tertentu; e)
hak Pengelolaan, yaitu hak menguasai dari negara yang kewenangan pengelolaannya
dilimpahkan kepada pemegang hak.
210 Lembaga Keuangan Syariah
hak konstitusi warga negara, bukan kepentingan bisnis yang diutamakan. Inilah
arti penting dari Demokrasi Ekonomi114.
5. Globalisasi Pendidikan.
Kemajuan budaya suatu bangsa dimanapun di dunia ini diawali dengan
kesadaran pendidikan, karena hanya dengan ilmu pengetahuan, harkat dan
martabat manusia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pola pikir dan
pola tindak manusia berubah kearah yang lebih baik juga melalui pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah cara hidup manusia
dengan teknologi transportasi, jarak antar negara menjadi dekat dan dalam
waktu yang tidak terlalu lama ribuan manusia dapat berpindah dari suatu
tempat ke tempat yang lain, bahkan jutaan manusia dapat bergerak sekaligus
dalam satu tempat, seperti hanlnya pada saat ibadah Haji bagi umat Muslim.
Teknologi informasi dan komunikasi telah mempercepat manusia untuk
melakukan transformasi barita, bahkan dapat melakukan kegiatan ekonomi
transaksi bisnis antar benua dapat dilakukan melalui media internet dan
telepon. Kemajuan sains dan teknologi juga membuat pergeseran perilaku
manusia sebagai dampak interaksi budaya antar negara melalui media televisi.
114
Koran Jakarta Pos, tanggal 7 Januari 2010, F. Teguh Satria, Ketua Dewan
Pengurus Pusat REI mengatakan : meski harga property di Indonesia murah, tetapi
orang asing tidak berminat membelinya. Suharso Manuarfa, Menpera atau Menteri
Negara Perumahan Rakyat mengatakan bahwa jika orang asing bisa membeli dan
memiliki property di Indonesia, maka hal itu akan berdampak positif bagi
perekonomian nasional. Kedua pemikiran tersebut di atas harus diuji secara akademis
tentang manfaat dan kerugian jangka panjang terhadap kepemilikan asing atas
property terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, akan tetapi secara prinsip
argumen yang dibangun adalah fungsi pemerintah dalam konstitusi adalah
menyiapkan perumahan bagi rakyat, bukan menyiapkan perumahan bagi orang asing.
Lembaga Keuangan Syariah 211
Hal inilah yang menjadi bukti kenyataan Era Globalisasi yang tidak dapat
dihindari oleh semua negara di dunia.
Era Globalisasi dapat diartikan sebagai proses interaksi secara menyeluruh
semua sistem kehidupan manusia dari berbagai aspek kepentingan menuju
satu titik tujuan, yaitu kesejahteraan bersama. Globalisasi harus difahami
sebagai suatu proses, sehingga kesiapan semua pihak melalui pendidikan
untuk berinteraksi sosial, proses interaksi tersebut menjadi sempurna bila
derajat pendidikan setara antar anggota masyarakat, oleh sebab itu parameter
globalisasi adalah kesetaraan, sehingga diperlukan waktu yang berbeda antar
manusia untuk memahami suatu aspek kehidupan, karena perbedaan
kecerdasan, perbedaan pendidikan dan perbedaan budaya. Apabila aplikasi
globalisasi dimaknai sebagai bentuk persaingan kegiatan ekonomi, maka sudah
jelas hasilnya kelompok yang kuat, kelompok yang lebih cerdas dan kelompok
pemodal besar akan memakan pada kelompok yang lemah. Maka disinilah
letak pentingnya fungsi negara guna menlindungi rakyatnya dan melindungi
sumber daya alamnya dari keserakahan dan penguasaan oleh warga negara
asing karena keunggulan penguasaan teknologi dan keunggulan dari sisi
permodalan. Dari sisi positif, era globalisasi akan mempercepat proses
kemajuan budaya warga masyarakat negara yang sedang berkembang. Tetapi
dari sisi negatif, era globalisasi akan menjadi alat penjajahan modal baru oleh
negara maju kepada negara yang sedang berkembang. Seluruh kekayaan
negara yang sedang berkembang akan diserap habis oleh negara maju dan
212 Lembaga Keuangan Syariah
warga masyarakat negara yang sedang berkembang akan dijadikan kuli atau
pekerja kasar di negaranya sendiri115.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan secara konstitusional telah
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alenia Keempat yang berbunyi,
“kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa ……”, kemudian dalam Pasal 31 UUD 1945 ditegaskan bahwa
; Pertama, adanya kesadaran semua pihak dan semua komponen bangsa
bahwa memperoleh pendidikan yang layak dan proporsional sesuai dengan
kebutuhan masyarakat Indonesia adalah hak warga negara yang harus
disiapkan dengan baik oleh pemerintah; Kedua, pada tataran pendidikan dasar,
yaitu SD dan SMP setingkat adalah kewajiban setiap warga negara yang
semestinya diikuti oleh sanksi hukum, karena merupakan kewajiban, sehingga
pemerintah harus dapat memaksa setiap warga negara pada usia SD dan SMP
untuk mengikuti pendidikan, akan tetapi pemerintah juga harus menyiapkan
semua sarana dan perangkat pendidikan dengan baik; Ketiga, adanya
kesadaran akan pentingnya sistem pendidikan nasional yang mampu menjadi
sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta perilaku yang baik
sesuai dengan norma sosial dan norma agama, yaitu akhlak yang mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan demikian menata sistem
115
Adi Sasono dalam bukunya “Menjadi Tuan di Negeri Sendiri, Pergulatan
Kerakyatan, Kemartabatan dan Kemakmuran”, penerbit Grafindo Books Media,
Jakarta, 2013, pada kata pengantar penulis mengatakan yang intinya ketergantungan
ekonomi suatu negara terhadap sumber daya asing akan menjadikan negara tersebut
“kuli di negeri sendiri”, sehingga Bangsa Indonesia harus bangkit dan saatnya untuk
berani mandiri agar “menjadi tuan di negeri sendiri”.
Lembaga Keuangan Syariah 213
pendidikan nasional harus berorientasi pada dua hal, yaitu kecerdasan fikir dan
keunggulan pribadi yang berakhlak; Keempat, 20% APBN dan APBD harus
diprioritaskan untuk anggaran pendidikan, angka tersebut adalah batas
minimal, sehingga pemerintah dapat meningkatkan anggaran tersebut sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat; Kelima, adanya kesadaran
keseimbanagn pendidikan sains-teknologi dan nilai-nilai agama serta persatuan
bangsa untuk secara simultan dapat memajukan peradaban dan kesejahteraan
umat manusia, artinya tidak mungkin kesejahteraan itu dapat dicapai tanpa
adanya pendidikan. Bangsa yang besar itu diawali oleh kesadaran pendidikan
yang baik116.
Analisis globalisasi pendidikan saat ini diarahkan pada pokok bahasan
tentang ; a) pendidikan yang berorientasi pada semangat cinta tanah air
dengan dasar kesadaran Nasionalisme kebangsaan; b) revolusi pendidikan
sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan perangkat pendidikan dan hasil
didik serta membangun budaya pendidikan disetiap lini kehidupan masyarakat
Indonesia; c) pendidikan sebagai komoditi, artinya pemahaman sebagai
pencemaran orientasi pendidikan yang semula menjadi wadah pejuangan
menjadi bergeser ke orientasi bisnis yang menguntungkan secara materi; d)
116
Aulia Rezabastian dalam bukunya “Reformasi Pendidikan”, peneribit Lappera
Pustaka Utama, Yogyakarta, 2002, Halaman 93. Mengatakan bahwa kemajuan dan
kejayaan bangsa Yunani dan Romawi diawali oleh revolusi pendidikan dengan revolusi
pendidikan academy yang dirintis oleh Plato dan gurunya Socrates di Athena pada 400
tahun Sebelum Masehi. Kemajuan dan kejayaan bangsa Arab pada masa Islam diawali
dengan revolusi pendidikan di Bayt Al-Hikmah pada masa kepemimpinan Harun Al-
Rasyid, sehingga melahirkan berbagai ilmu dan sains di bidang Ilmu Kedokteran
moderen, matematika, fisika dengan para ilmuwan yang terkenal waktu itu adalah
Ibnu Rusd, Ibnu Sina, Al Kundi, Al Farabi, dan sebagainya. Pada kejayaan bangsa Eropa
diawali dengan revolusi pendidikan House of Wisdom yang melahirkan peradaban bari
dunia dengan ilmuwan Francis Bacon, Jamess Watt, Sir Isaac Newton, dan sebagainya.
214 Lembaga Keuangan Syariah
dan UUD 1945, sehingga sangat jarang para tokoh reformasi berbicara tentang
nilai-nilai kultur Bangsa Indonesia yang tertanam secara idiologis dalam
Pancasila. Untuk itu perlu ditata kembali pemahaman dan pengembangan
Pancasila, sehingga sangat terasa sekali generasi muda bangsa ini
membutuhkan Pancasila117.
Kegagalan hasil didik saat ini yang menampilkan para tokoh terpelajar
terdidik dalam perguruan tinggi, baik yang bersifat sains-teknologi atau yang
berlatar belakang agama melakukan tindakan korupsi yang merugikan negara.
Secara empiris menjadi bukti akan pentingnya pembangunan pendidikan yang
berwawasan nasionalisme-kebangsaan dengan semangat Pancasila sebagai
perekat antar golongan, antar partai dan antar suku, sehingga terbangun
keutuhan ikatan kesatuan dalam bingkai NKRI apapun profesinya dan apapun
latar belakang pendidikannya, karena pada hakekatnya Pancasila tidak dapat
117
Koran Kompas, Minggu 2 juni 2013, dengan judul tukisan “Pancasila makin
dibutuhkan Bangs ini” (revitalisasi situs Bung Karno), yaitu : Nilai-nilai Pancasila kini
terus tergerus, baik dalam praktik tata kelola pemerintahan maupun dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan sehari-hari, padahal Pancasila merupakan roh bangsa yang
semakin dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dan persoalan bangsa ini.
Selanjutnya Wakil Presiden, Boediyono dalam peringatan hari Lahirnya Pancasila di
Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur yang sekaligus dirangkaikan dengan kegiatan
peresmian situs Bung Karno, mengatakan : yang intinya bahwa takdir Indonesia adalah
hidup dalam kebhinekaan yang telah ada sejak sebelum berdirinya negeri ini. Dengan
mengutip kalimat Bung Karno : kebhinekaan itu harus dirawat dan dikelola dengan
cara keberadaban, tidak ada tindakan kekerasan, tindakan menindas dan tindakan
menyingkirkan, terutama terhadap yang lemah, sungguh bertentangan dengan yang
berkeadaban itu. Indonesia masih menghadapi ketegangan dan konflik komunal di
sejumlah daerah. Pancasila akan efektif dalam praktik sosial bangsa jika diwujudkan
dalam berbagai hukum positif yang mengatur hidup bersama. Ideologi Pancasila sangat
penting dalam politik untuk membangun Bangsa Indonesia dalam kebhinekaan dan
kesatuan yang diperjuangkan oleh Bapak Pendiri Bangsa.
216 Lembaga Keuangan Syariah
118
Koran Republika, tanggal 1 Juni 2013, hari Sabtu, dengan judul tulisan “Pancasila
dan Demokrasi Kita”, yang intinya mengatakan : sejak dirumuskan oleh Bung Karno
pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI atau Badan Persiapan Usaha
Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia waktu itu, Pancasila mampu menjadi alat
perekat sekaligus sebagai wahana penghubung dan dapat menyatukan beraneka
ragam suku, aliran, agama, adat istiadat di Indonesia. Godaan untuk mendirikan agama
dalam konteks Indonesia tidak sesuai dengan morabilitas dan multikulturalitas
Indonesia. Pada tahun 1970-an Orde baru berhasil untuk mengangkat isu asas tunggal
Pancasila yang dapat diterima oleh semua golongan, suku dan berbagai kelompok
agama. Akan tetapi pasca reformasi, godaan untuk mengangkat tema perdebatan
untuk menegakkan negara agama, sehingga seakan-akan Bangsa Indonesia jalan di
tempat dalam aspek politik tentang ideologi negara. Untuk itu segenap komponen
bangsa mulai saat ini bertekad bulat bahwa tidak akan tergoda lagi untuk mengangkat
isu tentang kembalinya “Piagam Jakarta”, sehingga energi bangsa dapat dimanfaatkan
pada aspek yang lain guna mengisi kegiatan yang positif untuk pembangunan nasional
yang dapay mensejahterahkan masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
Lembaga Keuangan Syariah 217
dalam kurikulum pendidikan mulai daritingkat SD, SMP, SMU dan Perguruan
Tinggi. Secara berjenjang materi ajaran disampaikan dengan menarik, sehingga
tidak membosankan mulai dari tataran filosofi, legislasi atau perundangan dan
implementasi sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Rapuhnya pemahaman
tentang Pancasila dan lemahnya semangat juang untuk cinta Tanah Air
Indonesia akan berdampak pada lemahnya rasa memiliki sebagai bagian dari
masyarakat Indonesia, sehingga kepentingan pribadi dan kepentingan
kelompok menjadi dominan jauh diatas kepentingan nasional. Hal inilah yang
menjadi sebab salah satunya korupsi yang dilakukan oleh praktisi partai politik,
seakan terjadi perlombaan menguras kekayaan bangsa secara nasional
menjadi kekayaan pribadi dan kelompok. Untuk itu pendidikan nasional harus
dapat mendistribusikan secara benar pemahaman Pancasila kedalam semua
aspek kehidupan. Pancasila bukan hanya sebagai ideologi politik dan sosial
kemasyarakatan, tetapi Pancasila juga sebagai ideologi ekonomi Bangsa
Indonesia yang kedepan diharapkan akan mampu menjawab tantangan zaman
pada era globalisasi119.
119
Koran Republika, tanggal 3 Juni 2013, dengan judul tukisan “Kemanakah
Ekonomi Pancasila?, yang ditulis oleh Iman Sugerna, inti tulisan tersebut adalah ;
Pertama, Pancasila merupakan dasar dan sumber dari ideology Ekonomi Pancasila
yang keberadaannya sebagai autitesis dari ideology besar ekonomi yang sudah
berjalan saat ini, yaitu Kapitalisme dan Komunisme; Kedua, Ideologi Komunisme sudah
hamper punah dan ideologi Kapitalisme sedang terkoyak dan kehilangan arah dalam
menghadapi krisis keuangan di Amerika dan Eropa; Ketiga, diperlukan pijakan yang
jelas untuk menyusun konsep pemikiran Ekonomi Pancasila; Keempat, gagasan
Ekonomi Pancasila yang dirintis oleh Profesor Mubyanto dari Universitas Gajah mada
harus ditindaklanjuti oleh akademisi generasi sekarang; Kelima, adanya kesadaran
akan dangkalnya tujuan akhir Kapitalisme dan Komunisme yang menempatkan
kesejahteraan materialisme sebagai tujuan akhir kegiatan ekonomi, sehingga tujuan
tersebut menjadi kering dan dangkal, karena posisi manusia tidak banyak berbeda
218 Lembaga Keuangan Syariah
Revolusi pendidikan, artinya harus dibuka opini dan isu dalam masyarakat
secara besar-besaran untuk melakukan soaialisai akan pentingnya pendidikan
masyarakata yang berkelanjutan, terarah dan adanya sinkronisasi dengan
dunia kerja, orientasi pendidikan lebih fokus pada aspek efektif, yaitu arah
pendidikan yang lebih menitikberatkan pada pembentukkan karakter dan
pembentukkan keterampilan atau skill. Strategi pendidikan juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut ; a( Faktor perkembangan
dan strategi ekonomi global yang berkaitan dengan tenaga kerja yang harus
disiapkan oleh dunia pendidikan sehingga semua hasil didik dapat terserap
secara keseluruhan pada kegiatan ekonomi; b) Kondisi geografi Indonesia
sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dengan tanah yang
subur dan dengan dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan, sehingga
dapat dilihat melalui pendekatan historis empiris bahwa sektor kelautan dan
pertanian akan menyerap tenaga kerja yang paling banyak, untuk itu prioritas
dan perhatian masyarakat dan pemerintah mulai dari anggaran, peraturan
perundangan sampai dengan prioritas industri dan pendidikan tertuju pada
dua sektor tersebut, yaitu kelautan dan pertanian tanaman pangan; c) Harus
melihat kecenderungan masyarakat atas pilihan untuk memasuki dunia kerja,
karena kecenderungan tersebut akan mendatangkan niat dan motivasi belajar
peserta didik; d)Secara bertahap pemerintah harus berani membebaskan biaya
pendidikan di tingkat perguruan tingga atau Diploma dengan prioritas
pendidikan yang mendukung pengembangan sektor kelautan, pertanian
tanaman pangan, transportasi yaitu pendidikan pilot dan pelayanan
dengan makhluk lain, hewan yang hanya mencari kebutuhan hidup di dunia tidak
disertai dengan keyakinan di akhirat kelak.
Lembaga Keuangan Syariah 219
120
Soegeng Sarjadi Sukardi Rinakit dalam bukunya “Memahami Indonesia”, Jakarta,
2006, Hal. 7-8, yang intinya mengatakan bahwa masalah pokok Bangsa Indonesia
adalah masalah kemiskinan, ketenaga kerjaan, pendidikan dan kesehatan. Khusus
masalah pendidikan sangat penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-
langkah optimalisasi peran Pesantren, taman belajar dan bermain untuk anak-anak
guna mengakomodasi kepentingan rakyat yang tidak mampu untuk biaya sekolah, hal
ini sebagai jawaban atas maraknya komersialisasi pendidikan.
Lembaga Keuangan Syariah 223
pendidikan, dengan demikian akan terjadi sinkronisasi antara dunia kerja dan
dunia pendidikan.
Pendidikan sains-teknologi dan Agama secara proporsional, artinya
keseimbangan antara pendidikan yang berlatar belakang teknologi sehingga
output bagi hasil didik adalah kecerdasan intelektual dan pendidikan morak
keagamaan, sehingga output bagi hasil didik adalah kejujuran dan kecerdasan
emosional yang terbentuk dalam pembangunan karakter atau caracter
building.
Gambar 4
Sains-Teknologi O Kecerdasan
Orientasi u Intelektual Orientasi
pendidikan t pendidikan
masyarakat P masyarakat
Indonesia u Kejujuran Indonesia
Moral Keagamaan t dan Ketaqwaan
Maraknya korupsi saat ini bukan dilakukan oleh orang-orang yang tidak
terdidik, tetapi dilakukan oleh orang-orang terpelajar sebagai akibat lemahnya
sistem pengajaran yang hanya memprioritaskan intelektual semata, terkadang
pendidikan Agama pun hanya sebatas pengetahuan Agama saja, tidak
menyentuh pada pembentukkan karakter dan pembentukkan pola pikir serta
pola tindak, sehingga korupsi tetap jalan meskipun mereka mengetahui bahwa
korupsi itu merugikan negara dan bertentangan dengan norma Agama. Sikap
seperti ini merupakan dampak tidak langsung dari globalisasi pendidikan yang
berkolerasi dengan globalisasi cara berfikir yang negatif. Untuk itu kurikulum
pendidikan dan semua guru, dosen dan pendidik lainnya termasuk para Ustadz
dan tokoh masyarakat serta para peserta didik, yaitu para murid, mahasiswa
224 Lembaga Keuangan Syariah
dan para santri serta semua stakeholder yang berkaitan dengan pendidikan
secara bersama-sama berupaya dengan penuh kesadaran untuk membangun
nmasyarakat Indonesia seutuhnya, yaitu sejahtera lahir dan bathin.
Pembangunan manusia seutuhnya melalui jalur pendidikan formal dan non
formal akan menghasilkan generasi bangsa yang unggul di tengah pergaulan
internasional121.
Dari sudut pandang pendidikan masyarakat, globalisasi harus dimaknai
sebagai kenyataan yang harus diterima tetapi dengan sikap kehati-hatian,
karena jangan sampai isu globalisasi hanya dipakai sebagai alat oleh negara
maju untuk menguasai sumber daya alam negara yang sedang berkembang,
demikian juga jumlah penduduk Indonesia yang besar nomor empat di dunia
setelah Cina, Amerika dan India hanya sebagai target pasar dari semua produk
dari negara maju, sehingga Indonesia dikemudian hari menjadi pusat proyek
dan percobaan teknologi negara maju. Kenyataan pahit ini akan terjadi bila
proses pendidikan masyarakat Indonesia gagal membentuk masyarakat yang
121
Darsono Prawironegara dalam bukunya, “Ekonomi Politik Globalisasi” yang
dalam satu tulisan Muji Sutkisno (Penerbit : Nusantara Consulting, Jakarta, 2010) Hal.
17 mengatakan yang intinya adalah : dewasa ini telah terjadi krisis moral sebagai
dampak dari globalisasi, moral religius secara bertahap tetapi pasti terkikis dan
tergerus oleh gelombang capital global. Ada istilah “Homo Homini Lupus dan Homo
Economicus”, artinya secara umum manusia akan menjadi Srigala bagi manusia yang
lain dan manusia hanya berfikir untung dan rugi, artinya terjadi pergeseran nilai dan
moral Agama menjadi moral dunia semata. Globalisasi telah membawa manusia dari
hidup berdampingan, saling membantu, gotong royong dalam kedamaian menjadi
hidup dalam persaingan, saling memangsa satu sama lain karena berebut harta. Dan
globalisasi telah merubah kemuliaan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang dipercaya
sebagai khalifah atau wakil Tuhan untuk menjaga dan memelihara alam seisinya
menjadi manusia yang rakus dan serakah yang tidak jarang mengeksploitasi sesama
manusia, merusak alam dan mencemari lingkungan dengan segala macam polusi.
Lembaga Keuangan Syariah 225
unggul dalam sains dan teknologi serta santun dalam bersikap dan berperilaku
serta terpelihara dari kecurangan, korupsi dan penistaan bangsa sendiri.
Hal yang paling penting sebagai seorang guru atau dosen adalah
membangun sikap, perilaku dan pola pikir untuk mengerti alasan pentingnya
belajar. Dasar motivasi yang berfungsi sebagai tenaga pendorong semangat
belajar antar siswa sangat berbeda karena dilatar belakangi oleh kondisi
keluarganya masing-masing dan kehidupan siswa sehari-hari, misalnya anak
seorang petani, anak seorang pedagang, anak seorang penjahit, anak seorang
guru, dan lain-lain mempunyai alasan berbeda untuk belajar. Terkadang
perilaku di sekolah atau di kampus juga berbeda, heteroginitas sikap dan
perilaku tersebut merupakan tantangan bagi penduduk untuk mengantar
kondisi awal yang berbeda menjadi hasil kompetensi yang sama atau dengan
input yang berbeda-beda, tetapi output harus sama atau tidak jauh berbeda,
sehingga pengaruh proses sangat dominan. Adapun proses yang paling
dominan adalah latar belakang guru atau dosen untuk mengajar dan mendidik
serta latar belakang motivasi siswa untuk belajar, akan tetapi bila antara guru
dan siswa sudah seiring satu niat dan motivasi yang sama dalam proses belajar,
maka dengan sendirinya standar kompetensi sesuai jenjang pendidikan akan
terlampaui. Ibarat makan, tidak usah kepingin kenyang, tetapi bila makan terus
maka perut pasti akan kenyang, dan tidak usah kepingin pintar, tapi kalau
belajar terus maka pintar itu akan datang dengan sendirinya, dan tidak usah
kepingin standar kopetensi itu tercapai, kalau terjadi sinkronisasi niat dan
motivasi yang sama antara guru dan siswa dengan baik maka standar
kopetensi itu akan tercapai dengan sendirinya. Pemikiran ini disandarkan pada
satu keyakinan norma Agama, bahwa manusia hanya letaknya berusaha dan
226 Lembaga Keuangan Syariah
kerja keras, sedangkan hasil akhir Tuhan yang menentukan, akan tetapi
ketentuan Tuhan tidak akan jauh dari usaha manusia, karena inilah hukum
sebab-akibat.
Sistem pendidikan yang sentralistis tertuang pada Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1989 yang digantikan oleh sistem pendidikan desentralistis Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003. Signifikansi perbedaannya adalah pada proses
pengambilan keputusan. Artinya pada sistem pendidikan yang sentralistis
semua keputusan pengelolaan kualitas dan standar kompetensi pendidikan
sampai pata tataran teknis diatur oleh Pusat. Pendek kata, sistem manajemen
pengelolaan pendidikan dari hulu ke hilir ditentukan oleh Pusat. Adapun sistem
pendidikan desentralistis, proses manajemen pendidikan melibatkan unsur
Daerah bahkan masyarakat dilibatkan secara langsung dalam sistem tersebut.
Secara umum, yang menentukan hasil didik dan kualitas pendidikan adalah
proses interaksi antara guru dan murid. Adapun unsur-unsur yang lain adalah
unsur pendukung. Tidak jarang pendidikan dengan fasilitas apa adanya tetapi
dengan semangat mengajar guru yang dibarengi oleh motivasi belajar siswa
yang baik akan menghasilkan hasil didik yang baik, demikian juga tidak jarang
pendidikan dengan fasilitas memadai semua sarana dan prasarana terdukung
dan perangkat pendidikan yang tercukupi tetapi menghasilkan hasil didik yang
tidak baik, misalnya para koruptor tingkat kakap atau koruptor besar adalah
mayoritas hasil dari proses pendidikan dengan fasilitas yang memadai. Oleh
sebab itu, faktor mental manusianya yang menjadi dominan dalam
menentukan hasil didik. Terkadang para akademisi dan politisi terjebak menilai
kualitas pendidikan dari yang lahir dan nyata tetapi unsur mental dan
kepribadian luput dari penilaian. Oleh sebab itu penting untuk ditata kembali
Lembaga Keuangan Syariah 227
menentukan parameter guna mengukur hasil didik dengan dua sudut pandang,
yaitu aspek lahir dan aspek bathin, kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional.
Semua bangsa di dunia menyadari bahwa sektor pendidikan adalah hal
yang sangat penting dalam pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia tiap-
tiap negara. Karena tanpa didukung oleh Sumber Daya Manusia yang bagus,
niscaya semua aspek pembangunan akan menemui kegagalan. Untuk itu,
khususnya Bangsa Indonesia harus pandai merumuskan tantangan yang
dihadapi bidang pendidikan di era globalisasi, karena kegagalan merumuskan
tantangan yang dihadapi maka akan menimbulkan kegagalan dalam
menentukan arah dan model pendidikan yang dilaksanakan saat ini dan yang
akan datang, sehingga berdampak luas pada generasi yang akan datang.
Analogi yang digunakan adalah seperti pasukan yang sedang berperang, harus
mengetahui jenis senjata lawan, jumlah pasukannya dan ketahanan mental
tempur lawan, sehingga dengan data awal tersebut, Sang Panglima Perang
akan dapat menentukan jenis senjata, jumlah personel dan karakter satuan
dan karakter masing-masing personel serat pengalaman tempur dalam
pertimbangan untuk berhadapan dengan lawan tersebut. Dengan demikian
harus dengan cermat untuk merumuskan tantangan pendidikan di era
globalisasi saat ini. Adapun rumusan tantangan tersebut ada empat, yaitu;
Pertama, proses alkulturansi budaya atau pembauran budaya secara
internasional yang berdampak pada pencemaran budaya lokal; Kedua,
kompetisi riset dan teknologi; Ketiga, pasar tenaga kerja internasional yang
kompetitif; Keempat, SDM pengelolaan potensi ekonomi nasional, sehingga
dengan perumusan tersebut dapat dicarikan solusi kreasi pendidikan guna
228 Lembaga Keuangan Syariah
Nasionalisme-Kebangsaan
Sains-Teknologi
Spiritual Keagamaan
Lembaga Keuangan Syariah 229
122
UNESCO (United Nation Educational Scientific and Cultural Organization)
merumuskan tentang empat pilar pendidikan; a) Learning to know; b) Learning to do;
c) Learning to be; d) Learning to live together, dengan demikian guna menjawab
kebutuhan tersebut diatas, maka dibutuhkan orientasi pendidikan di Indonesia yang
meliputi; a) Kekuatan kelembagaan yang terintegratif; b) Sistem pendidikan yang
berwawasan pada tantangan kedepan serta sesuai dengan tuntutan masyarakat pada
tingkat lokal, nasional, regional dan internasional; c) Pendidikan yang berwawasan
nasionalitas kebangsaan dengan dilandasi pada pemahaman secara luas mental
keagamaan; d) Penghayatan pada jiwa toleransi dan pluralisme dan kebhinekaan.
230 Lembaga Keuangan Syariah
BAB III
TATA KELOLA KEUANGAN SYARIAH
A. UMUM.
Globalisasi yang ditandai oleh salah satunya adalah pesatnya
perkembangan teknologi informasi, sehingga berdampak pada percepatan
komunikasi antar masyarakat dunia terutama pada aspek transaksi ekonomi.
Objek transaksi yang meliputi bidang keuangan, bidang jasa transportasi,
123
Tata kelola keuangan syariah yang secara langsung diimplementasikan pada
lembaga keuangan syariah yang utamanya pada perbankan syariah merupakan hasil
kajian komprehensif, sehingga dapat sejajar dengan praktik ekonomi konvensional.
Dengan demikian hasil kajian para pelopor pemikiran ekonomi Islam dapat dinikmati
oleh masyarakat luas. Mervn K. Lewis dan Latifah M. Algaoud, Perbankan Syariah-
Prinsip, Praktik dan Prospek, (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007), 27.
Lembaga Keuangan Syariah 231
124
Mata uang dengan bahan dasar perak adalah Dirham yang diterbitkan oleh
Kerajaan Persia. Sedangkan mata uang dengan bahan dasar emas adalah Dinar yang
diterbitkan oleh Kekaisaran Romawi. Di dalam konsep ekonomi Islam, mata uang tidak
boleh diperjual-belikan. Fungsi uang hanya sebagai alat pembayaran mendatang.
Ahmad Hasan, Mata Uang Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 30.
232 Lembaga Keuangan Syariah
Pengertian Ayat tersebut di atas adalah agar ransaksi ekonomi yang sudah
terlanjur berjalan saat itu untuk meninggalkan sisa riba. Artinya riba
merupakan budaya atau kebiasaan yang sudah melekat pada kehidupan
masyarakat jahiliyah Arab pada waktu itu. Sehingga untuk menghindar atau
menjauhi praktik riba memerlukan proses waktu yang sangat panjang bahkan
sampai dengan saat ini sisa-sisa riba atau praktik riba masih berjalan, yaitu
dengan bukti adanya renternir di pasar-pasar tradisional.125
Secara empiris dasar mendasar dilarangnya riba karena ada pihak yang
diuntungkan, yaitu pemilik modal atau Shahibul Maal dan pihak yang dirugikan
adalah peminjam atau mudlorib. Padahal Islam menghendaki tidak ada pihak
yang dirugikan dan tidak ada pihak yang merugikan. Kaidah ini tercantum
125
Konsep ekonomi Islam mendatang melarang adanya praktik ekonomi atas dasar
penipuan, eksploitasi kedloliman, merugikan orang lain, riba, gharar, maisyir dan bisnis
pada objek yang diharamkan. Dengan demikian orientasi bisnis dalam Islam adalah
ketaatan pada akidah agama. Yusuf Al-Qaradhawi, Halal Haram Dalam Islam, (Jakarta :
Akbar Media Eka Sarana, 2004), 318.
Lembaga Keuangan Syariah 233
dalam Hadist Nabi yaitu: “La dharara wala dhirar”, artinya tidak rugi dan tidak
merugikan orang lain.
Untuk memudahkan pemahaman dapat juga dikatakan bahwa riba dalam
pengertian umum bertolak belakang dengan sedekah. Artinya jika seseorang
melakukan kegiatan sedekah maka bentuk pemberian harta pada orang lain
secara ikhlas tanpa mengharapkan apapun pengembalian dari besaran uang
yang disedekahkan. Adapun riba adalah jenis pemberian pinjaman yang
mengharapkan pengembalian yang lebih besar dari pokok pinjaman terebut
dan lebih jauh dari itu. Sifat sedekah adalah amal ibadah untuk kehidupan
akhirat, sedangkan riba hanya untuk keuntungan dunia secara ribadi. Dan lebih
dalam lagi kajian pemikiran pada objek transaksi pinjaman tercantum di dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2) Ayat 280:
٢٨٠ َر لَّ ُك ۡم إِن ُكنت ُ ۡم ت َعۡ لَ ُمونٞ صدَّقُواْ خ َۡي
َ َ ة َوأَن تٞۚ ٖ س َر ُ َوإِن َكانَ ذُو
َ عسۡ َر ٖة فَنَظِ َرة ٌ إِلَ ٰى َم ۡي
Artinya : 280. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian
atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
126
Mencari keuntungan di akhirat dengan cara bersedekah pernah dicontohkan
oleh sahabat Rasulullah, yaitu Abu Bakar yang pada saat Perang Tabuk terjadi pada
bulan September tahun 630 M dengan menshodaqohkan seluruh hartanya senilai
40.000 Dirham. Muhammad Ridha, Sirah Nabawiyyah, Penerjemah: Anshori Umar,
(Jakarta : Irsyad Baitus Salam, 2010), 769.
234 Lembaga Keuangan Syariah
Dampak dari riba yang dikonsumsi oleh para pelaku ekonomi digambarkan
oleh Al-Qur’an seperti orang yang kemasukan syaitan atau dalam ungkapan
yang lazim adalah kesurupan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2) Ayat 275:
س ٰذَلِكَ ِبأَنَّ ُه ۡم قَالُ ٓو ْا ِإنَّ َما
ٞۚ ِ ط ُن مِ نَ ۡٱل َمَ ٰ ش ۡي
َّ طهُ ٱلُ َّٱلربَ ٰواْ ََّل يَقُو ُمونَ ِإ ََّّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّذِي يَتَ َخب ۡ
ِ َٱلَّذِينَ يَأ ُكلُون
فَ س َل َ ة ِمن َّر ِبِۦه فَٱنت َ َه ٰى فَلَ ۥهُ َماٞ ظ َ اْ فَ َمن َجا ٓ َء ۥهُ َم ۡو ِعٞۚ ٱلر َب ٰو َّ ٱلر َب ٰو ۗٓاْ َوأ َ َح َّل
ِ ٱَّللُ ۡٱل َب ۡي َع َو َح َّر َم ِ ۡٱل َب ۡي ُع مِ ۡث ُل
ٰٓ
٢٧٥ َار ه ُۡم فِي َها ٰ َخ ِلدُون ِ ِۖ َّعادَ فَأ ُ ْولَئِكَ أَصۡ ٰ َحبُ ٱلن َ ٱَّلل َو َم ۡن ِ ِۖ َّ َوأَمۡ ُر ٓۥهُ إِلَى
Artinya : 275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.
Dari pengertian Ayat tersebut di atas ada 3 makna besar bait tersurat dan
tersirat, yaitu :
127
Sikap tolong-menolong disampaikan oleh Rasulullah pada Hadits ke-182 bahwa:
barangsiapa yang menyediakan perbekalan perang di jalan Allah maka pahalanya sama
dengan ikut berperang. Imam An-Nawawi, Riyadus Shalihin, (Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar, 2015), 140.
236 Lembaga Keuangan Syariah
B. DIMENSI KELEMBAGAAN.
Industri perbankan syariah, baik pada skala Nasional dan Internasional
berkembang pesat jika ditinjau dari perkembangan aset dan jumlah nasabah.
Perkembangan tersebut diikuti juga oleh perkembangan lembaga pembiayaan
non bank, yaitu Baitul Mal wa Tamil atau BMT dan Perkoperasian Syariah.
Kenyataan ini mencerminkan tiga variabel penting, yaitu :
1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya untuk mengimplementasikan
ajaran agama Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist dalam
kehidupan sehari-hari. Artinya menghadirkan Tuhan ke dalam transaksi
ekonomi sehingga orientasi dasar bisnis bergeser yang semula hanya
mengedepankan profit bergeser menjadi non profit atau non keuntungan
untuk kebahagiaan hidup di dunia menjadi kebahagiaan hidup di akhirat.
128
Hadirnya lembaga keuangan syariah dapat dikatakan sebagai tempat hijrah atau
berpindah dari ekonomi konvensional menuju ekonomi Islam. Dengan demikian akan
timbul semangat baru untuk melakukan kegiatan ekonomi yang berdasarkan Al-Qur’an
dan Hadist. Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir Juz 5,
(Bandung : Sinar baru Algensindo, 2001), 428.
Lembaga Keuangan Syariah 237
129
Keseimbangan untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat akan
terwujud jika seseorang mentaati semua ketentuan Allah dan RasulNya, demikian juga
apabila terjadi perbedaan pendapat atau sengketa, maka harus bermusyawarah dan
kembali pada ketentuan Al-Qur’an dan Hadist. Imam Syafi’I, Ar-Risalah-Usul Fikh,
Penerjemah: Zainul Maarif, (Jakarta : PT. Rene Turos, 2019), 95.
238 Lembaga Keuangan Syariah
keuangan syariah.130 Hal ini juga dapat ditarik kesimpulan pada Sila
Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Secara jelas tansaksi eknomi syariah harus dilakukan secara adil, sehingga
tidak mengganggu kehidupan sosial masyarakat. Hal ini telah diwahyukan
dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raaf (7) Ayat 85:
َة ِمن َّربِ ُك ِۡۖمٞ ٱَّلل َما لَ ُكم ِم ۡن إِ ٰلَ ٍه غ َۡي ُر ِۖۥهُ قَ ۡد َجا ٓ َء ۡت ُكم بَيِن ۡ ا قَا َل ٰيَقَ ۡو ِمٞۚ ّٗشعَ ۡيب
َ َّ ْٱعبُدُوا ُ َوإِلَ ٰى َم ۡديَنَ أَخَاه ُۡم
ا ٰذَ ِل ُك ۡمٞۚ ض بَعۡ دَ إِصۡ ٰلَحِ َهِ اس أ َ ۡشيَا ٓ َءه ُۡم َو ََّل ت ُ ۡف ِسدُواْ فِي ۡٱۡل َ ۡر ُ فَأ َ ۡوفُواْ ۡٱلك َۡي َل َو ۡٱلمِ يزَ انَ َو ََّل ت َۡب َخ
َ َّسواْ ٱلن
٨٥ َر لَّ ُك ۡم إِن ُكنتُم ُّم ۡؤمِ نِينٞ خ َۡي
Artinya : 85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan
saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang
kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran
dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-
barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian
itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".
3. Analisis empiris bahwa pada saat terjadi badai krisis ekonomi tahun
1998, lembaga keuangan syariah dengan menggunakan tata kelola
keuangan syariah mampu bertahan karena tidak mendasarkan sistem
bunga pada akad transaksi ekonominya. Artinya pola bagi hasil atau
Mudharabah pada transaksi ekonomi mempunyai daya tahan lebih
130
Sejarah telah mencatat bahwa sistem perbankan syariah dengan menggunakan
tata kelola keuangan syariah cukup tangguh dan tahan terhadap guncangan krisis
ekonomi, karena dasar transaksinya menggunakan pola bagi hasil. Veithzal Rivai, dkk.,
Bank and Financial Institution Management, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2007), 739.
Lembaga Keuangan Syariah 239
dibandingkan dengan transaksi riba. Hal ini dengan tegas dilarang dalam
Al-Qur’an tentang praktik riba, yaitu dalam Surat Al-Baqarah (2) Ayat 279:
وس أَ ۡم ٰ َو ِل ُك ۡم ََّل ت َۡظ ِل ُمونَ َو ََّل
ُ سو ِل ِِۖۦه َوإِن ت ُ ۡبت ُ ۡم فَلَ ُك ۡم ُر ُء ٖ فَإِن لَّ ۡم ت َۡفعَلُواْ فَ ۡأذَنُواْ بِ َح ۡر
ِ َّ َب ِمن
ُ ٱَّلل َو َر
٢٧٩ َت ُ ۡظلَ ُمون
Artinya : 279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
131
Tata kelola keuangan syariah termasuk pada kajian fikih muamalah dengan
mengedepankan asas perekonomian, yaitu asas suka-sama suka (QS. 4:29), asas
keadilan (QS. 2:278-279), asas tolong-menolong (QS. 5:2). Fathurrahman Djamil, Fikih
Muamalah, pada Ensiklopedi Dunia Islam, (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005),
133.
240 Lembaga Keuangan Syariah
132
Pemikiran umat Islam terhadap tata kelola lembaga keuangan syariah yang
dalam hal ini bank Islam atau bank syariah yang mempunyai peran dan fungsi untuk
menjalankan transaksi dan perniagaan bank, investasi untuk pembiayaan berbagai
proyek dan program pembangunan negara pada semua aspek. Muhammad Abdul
Mur’im Al-Jamal, Ensiklopedia Ekonomi Islam Jilid 2, Penterjemah: Salahuddin
Abdullah, (Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, 1997), 499.
Lembaga Keuangan Syariah 241
Allah SWT juga berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisaa’ (4) Ayat 9:
2. Cara berfikir “Khalifah Fil Ard” dan cara berfikir “Rahmatan Lil Alamin
menjadi pilar utama sebagai pijakan operasional lembaga keuangan
133
Daya saing ekonomi dapat dibangun dari intern, yaitu ekonomi kerakyatan
sebagai landasan kemandirian ekonomi. Optimalisasi pembangunan ekonomi
mempunyai dua arah orientasi pasar, yaitu pasar dalam negeri dan pasar ekspor. M.
Dawan Raharjo, Nalar Ekonomi Politik Indonesia, (Bogor : IPB Press, 2011), 11.
242 Lembaga Keuangan Syariah
syariah dan sekaligus sebagai dasar motivasi tata kelola keuangan syariah.
Implementasi dan cara berfikir tersebut adalah :
134
Intuisi atau firasat atau dapat dikatakan sebagai “seni memprediksi”, potensi ini
merupakan hidayah kelebihan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia dan dapat
dikembangkan sebagai landasan melakukan analisis pasar pada lembaga keuangan
syariah. M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, (Jakarta : Lentera Hati, 2006), 142.
Lembaga Keuangan Syariah 243
135
Ketika terjadi perdebatan dan benturan kepentingan pada skala Nasional, maka
kepentingan yang lebih besar atau kepentingan Nasional yang diutamakan, akan tetapi
proses sosialisasi harus dilakukan dengan baik guna mitigasi risiko di lapangan. Frans
Seda, Kebijakan APBN Berimbang dan Dinamis-dalam buku Kebijakan Fiskal, (Jakarta :
Buku Kompas, 2004), 86.
244 Lembaga Keuangan Syariah
e) Ibnu Sobil.
2. Kharaj, adalah pajak atas tanah atau lahan pertanian sebagai hasil
dari rampasan perang. Pajak ini bersifat mengikat pada penggarap lahan
pertanian, baik muslim ataupun non muslim. Awal berdirinya lembaga
Kharaj ini pada masa Khalifah Umar Ibn Khatab. Karena sangat luasnya
daerah pemakbulan dan melimpahnya harta rampasan perang. Pada saat
itulah timbul kesadaran tentang lembaga yang mengatur kekayaan
negara. Demikian dapat dikatakan bahwa Kharaj adalah uang sewa dari
tanah, lahan pertanian, perkebunan, hutan dan lain-lain yang merupakan
246 Lembaga Keuangan Syariah
3. Jizyah, adalah pajak kepala yang harus dibayar oleh masyarakat non
muslim kepada pemerintah Islam atas kompensasi perlindungan
keamanan, kebebasan melakukan kegiatan agama non muslin serta tidak
adanya kewajiban berperang. Dasar hukum Jizyah adalah Firman Allah
SWT di dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah (9) Ayat 29:
َسولُ ۥهُ َو ََّل َيدِينُون َّ ٱَّلل َو ََّل ِب ۡٱل َي ۡو ِم ۡٱۡلٓخِ ِر َو ََّل يُ َح ِر ُمونَ َما َح َّر َم
ُ ٱَّللُ َو َر ِ َّ ٰقَتِلُواْ ٱلَّذِينَ ََّل ي ُۡؤمِ نُونَ ِب
٢٩ َصغ ُِرون َ َطواْ ۡٱل ِج ۡزيَة
َ ٰ عن َيدٖ َوه ُۡم ُ ۡب َحت َّ ٰى يُع َ َ ق مِ نَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱل ِك ٰت ِ دِينَ ۡٱل َح
Artinya : 29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa
yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan
agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-
Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh
sedang mereka dalam keadaan tunduk.
136
Pengertian meliputi: upah, hasil, cukai atau royalty atau apapun namanya dalam
bentuk sewa atau bagi hasil dari sesuatu kesepakatan pihak yang biasanya dibagi
dalam periode satu tahun sekali. Muhammad Abdul Mun’im Al-Jamal, Ensiklopedia
Ekonomi Islam, Penterjemah: Salahuddin Abdullah, Jilid 1, (Kuala Lumpur, Dewan
Bahasa dan Pustaka, 2000), 295
Lembaga Keuangan Syariah 247
137
Pada zaman pemerintahan “Umar Ibn Khathab”, harta Fa’I digunakan juga untuk
subsidi pada anak yang baru lahir qo Dirham, dan jika sudah dewasa dimasukkan daftar
gaji. Pada pemerintahan Muawiyah sampai Umar bin abdul Aziz diberikan pada anak
yang sudah disapih atau sudah tidak menyusui. Abu ‘Ubaid Al-Qasim, Al-Amwal-
Ensiklopedia Keuangan Publik, Penerjemah: Setiawan Budi Utomo, (Jakarta : Gema
Insani, 2009), 324
248 Lembaga Keuangan Syariah
7. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-
Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
5. ‘Usr, adalah harta negara atau kekayaan publik yang diperoleh dari
retribusi atau cukai atau pungutan dari perdagangan antar wilayah.
Sejarah atau riwayat atau latar belakang adanya ‘Usr adalah saat
pemerintahan Umar bin Khatab yang menerima pengaduan melalui surat
dari Abu Musa Al-Asy’ori yang menjabat sebagai Gurbenur Basrah-Irak
bahwa umat Islam yang melakukan transaksi perdagangan di wilayah non
Muslim dipungut biaya 40 Dirham dibanding 1 Dirham. Artinya
Lembaga Keuangan Syariah 249
138
Humanis dan harmonisasi adalah bentuk kehidupan masyarakat dengan tata
kelola zakat dengan baik dan harus dibedakan antara pajak dan zakat. Dasar
operasional dan peruntukkan antara pajak dan zakat berbeda. Pajak untuk negara
sedangkan zakat pembagiannya untuk 8 asnaf atau penerima zakat yang ditentukan di
250 Lembaga Keuangan Syariah
Menurut jenisnya, secara umum Zakat dibagi tiga, yaitu Zakat Mal,
Zakat Fitrah dan Zakat Profesi. Zakat Mal adalah Zakat terhadap harta
kekayaan dengan aturan dan ukuran yang ditentukan dalam Fiqih, Zakat
Fitrah adalah Zakat setiap Muslim menjelang Hari Raya Idul Fitri, dan
Zakat Profesi adalah Zakat dari pendapatan atau gaji kalangan profesional
yang besarnya disamakan dengan Zakat Emas, yaitu 2,5%. Adapun secara
teknis, pembagian Zakat menurut Fiqih adalah sebagai berikut :
a) Binatang ternak, dengan ketentuan bahwa pemiliknya beragama
Islam. Artinya non Muslim tidak wajib Zakat meskipun mempunyai
ternak yang banyak, dan pemilik ternak tersebut orang merdeka,
artinya hamba-sahaya tidak wajib. Kemudian mereka yang wajib
Zakat adalah pemilik yang sempurna, artinya hewan ternak yang
disewa atau ternak yang kepemilikannya atas kerjasama dalam Akad
Musyawrakah-Joint Venture yang berum dibagi, cukup satu nisab
atau dalam ukuran tertentu yang secara hukum Fiqih diatur secara
rinci serta masa kepemilikan ternak tersebut sudah dalam
penguasaan selama satu tahun. Binatang ternak yang menjadi objek
Zakat meliputi; unta, sapi, kerbau dan kambing.139
b) Emas dan Perak. Perhitungan nisabnya adalah 93,6 gram dengan
Zakat Mal 2,5%.
dalam Al-Qur’an. Muhammad Aud Ali, Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf,
(Jakarta : UI Press, 1988), 9.
139
Syarat wajib zakat atas pemilik binatang adalah : 1. Islam; 2. Merdeka (bukan
hamba sahaya); 3. Milik yang sempurna; 4. Cukup satu nisab; 5. Satu tahun lamanya
dimiliki. Sulaiman Rasjid, Fikih Islam, (Bandung : Sinar Baru, 1989), 185.
Lembaga Keuangan Syariah 251
140
Allah SWT akan menimpakan siksaan kepada orang-orang yang tidak membayar,
mereka akan disiksa dengan harta zakatnya sendiri di akhirat. Demikian dikatakan pada
buku ringkasan Shohih Muslim Hadist ke-506. M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan
Shahih Muslim, Penerjemah: Elly Latifah, (Jakarta : Gema Insani, 2005), 245.
252 Lembaga Keuangan Syariah
dalam menjalankan amanat dari UUD 1945 Pasal 34, yaitu “fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Hal ini
seirama dengan periode awal Islam dimana Khalifah pertama “Abu
Bakar” memerangi orang-orang yang tidak mau membyaar Zakat
dengan alasan kewajiban membayar Zakat itu sebanding dengan
kewajiban Sholat 5 waktu.
c) Watak sosial dan rasa empati antar status sosial akan terbentuk
dengan baik dengan mekanisme pembayaran kewajban Zakat. Dasar
argumentasi yang dibangun adalah kesadaran dan keikhlasan
mengeluarkan Zakat dari harta yang diperoleh dengan susah payah
dan dengan risiko tertentu. Kemudian setelah harta diperoleh dan
dikuasai diharuskan mengeluarkan Zakat. Rasa empati ini akan
berdampak pada karakter pribadi, karakter keluarga dan akan
menjadi karakter bangsa yang bersikap saling membantu dan gotong
royong. Hal tersebut pernah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW
dalam sebuah Hadist-nya yang mengatakan “tidak sempurna iman
seseorang sehingga mereka mencintai saudaranya seperti mencintai
diri sendiri”. Dengan demikian fungsi Zakat secara tidak langsung
mendidik watak dan karakter umat agar tidak bersifat egois,
mementingkan kelompoknya sendiri akan tetapi dengan Zakat maka
masyarakat dididik untuk peduli pada sesama anak bangsa.141
141
Dampak tidak langsung dari orang yang membayar zakat adalah keyakinan “apa
yang sedikit dan cukup itu lebih baik daripada harta banyak tetapi merasa
kekurangan”. Artinya dengan membayar zakat, orang akan merasa mempunyai rizki
yang cukup. Ibnu Atha’illah Al-Iskandari, Al-Hikam, Penerjemah: Imam Firdaus, (Jakarta
: Turos Pustaka, 2012), 298.
Lembaga Keuangan Syariah 253
Secara umum objek Infak itu adalah harta yang wajib dikeluarkan
meliputi Zakat, kafarat dan nazar serta harta yang tidak wajib atau sunnah
yaitu mengeluarkan harta dalam rangka membantu musibah bencana
alam, membantu fakir miskin, membantu kegiatan kemanusiaan dan lain-
lain. Dengan demikian “sedekah” termasuk pada kegiatan Infak yang
besarannya tidak ditentukan dan tergantung pada tingkat kesadaran dan
kepedulian masing-masing orang.142 Lembaga yang mengatur atau
mengelola dana Infak adalah badan amil Zakat dan dapat juka disalurkan
melalui Koperasi syariah atau BMT dan lain-lain. Sehingga hepotesa yang
dibangun pada dana Infak adalah jika tingkat kemakmuran dan tingkat
kesadaran masyarakat meningkat maka perolehan dana Infak berbanding
lurus. Dalam kaitan pembagian atau pendistribusian harta “Sodaqoh”atau
“sedekah” Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah (9)
Ayat 60:
َب َو ۡٱل ٰغَ ِرمِ ين ِ علَ ۡي َها َو ۡٱل ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُ ُه ۡم َوفِي
ِ ٱلرقَا َ َِين َو ۡٱل ٰ َعمِ لِين
ِ سكَ ٰ صدَ ٰقَتُ ل ِۡلفُقَ َرآءِ َو ۡٱل َم َّ ۞ ِإنَّ َما ٱل
٦٠ ِيمٞ علِي ٌم َحك َ ُٱَّلل ِ ٓۗ َّ َض ّٗة ِمن
َّ ٱَّلل َو َ س ِبي ِۖ ِل فَ ِري
َّ ٱَّلل َو ۡٱب ِن ٱل
ِ َّ س ِبي ِل
َ َوفِي
142
Secara akademis, Penulis menemukan sentesa dari kajian komprehensif pada
tata kelola lembaga keuangan syariah dengan nama “Teori Gunung Pasir”, yaitu :
Y = A.F
Q
Y = Total Pendapatan; A = Total Dana Infak; F = Manajemen; Q = Motivasi – Niat
Abdullah Fathoni, Disertasi Doktor UIN Sahid Jakarta, Implementasi Ekonomi Islam dan
Dampaknya Pada SHU dan Asset Koperasi, (Jakarta, 2010), 267
Lembaga Keuangan Syariah 255
E. PERSPEKTIF KELEMBAGAAN.143
Secara umum pengertian lembaga adalah institusi atau badan hukum
yang secara resmi berdiri sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Dapat juga dikatakan bahwa lembaga yang secara resmi belum
berbadan hukum, maka dasar operasionalnya berdasarkan kesepakatan atau
kearifan lokal. Kondisi ini sering terjadi di daerah tertentu yang dimulai dari
perkumpulan arisan kemudian berubah bentuk menjadi Koperasi, BPR atau
BMT. Dengan demikian fungsi kelembagaan dapat dikatakan sebagai institusi
sosial, artinya ikatan pemikiran dan kesadaran sosial di dalam kelompok
tertentu yang diimplementasikan pada aturan yang disepakati bersama pada
objek tertentu. Jika objek kelembagaan tersebut pada pengelolaan keuangan
masyarakat yaitu bank, maka menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967
tentang Pokok-pokok Perbankan mendefinisikan bahwa: Bank adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu-lintas
143
Sosio-Antropologis memposisikan manusia sebagai makhluk ideal, sehingga
untuk memenuhi kebutuhannya mereka harus berusaha, entrepreneur atau jiwa
kewirausahaan harus dibarengi dengan pemahaman terhadap perspektif kelembagaan
agar tata kelola kegiatan ekonominya dapat berjalan dengan baik. Mochammad
Nadjib, Etika Kerja Dalam Ajaran dan Pandangan Masyarakat Islam-pada buku Kajian
Teori Ekonomi Dalam Islam, (Jakarta : Lipi Press, 2006), 201.
256 Lembaga Keuangan Syariah
KEUANGAN SYARIAH
LEMBAGA
TRANSAKSI
BANK NON BANK
EKONOMI
AKAD-AKAD SYARIAH
144
Bank syariah dapat didifinisikan sebagai bank yang menjalankan tata kelolanya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang menurut jenisnya dapat dibagi menjadi Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Ahmad Ifham Sholihin, Buku
Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : Kompas Gramedia, 2010), 150.
Lembaga Keuangan Syariah 257
145
Lembaga keuangan syariah dengan menggunakan tata kelola sistem keuangan
Islam harus dikembangkan dengan tiga unsur utama, yaitu: keamanan dan kesehatan;
kepercayaan dan keadilan; serta efisiensi dan efektivitas. Sehingga mempunyai daya
saing Internasional atau daya saing global. Burhanuddin Abdullah, Jalan Menuju
Stabilitas-Mencapai Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (Jakarta : LP3ES, 2006),
106.
258 Lembaga Keuangan Syariah
146
Perintah untuk menulis semua transaksi yang termasuk hutang-piutang adalah
bukti dan keadilan, sehingga tercipta dan tercurah rahmat dan berkah dari tata kelola
lembaga keuangan syariah dan sekaligus untuk meniadakan riba. M. Quraish Shihab,
Tafsir Al-Misbah-Volume 1, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), 602.
Lembaga Keuangan Syariah 259
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Gambar 7
Pendekatan Regulasi
AL-QUR’AN HADIST
LEMBAGA
KEUANGAN
SYARIAH
UU NO 21 KEPMEN NO UU NO 20 TH UU NO 20 TH
TH 2008 91/1X TH 2004 2008 2008
TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG
BANK SYARIAH GIAT KJKS UMKM UMKM
BANK LEMBAGA
TRANSAKSI
SYARIAH NON BANK
EKONOMI
SYARIAH
MASYARAKAT
Keterangan gambar 7 :
~ Lembaga keuangan syariah, baik pada badan hukum bank syariah atau
lebaga non bank syariah secara prinsip harus berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist. Sedangkan secara tertulis operasional harus bersesuaian dengan
regulasi aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
260 Lembaga Keuangan Syariah
147
Semangat kewirausahaan masyarakat harus didukung oleh lembaga keuangan
syariah secara profesional, baik sebagai Shahibul Maal-Mudlarib. Jasa perbankan
syariah akan menjadi katalisator untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Edukasi Profesional Syariah, Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, (Jakarta :
Renaisan, 2005), 45.
Lembaga Keuangan Syariah 263
148
Perekonomian Nasional harus tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara luas. Jangan sampai Negara Republik Indonesia yang
kita cintai ini menjadi negara yang secara ekonomi bangkrut dan secara politik
terpecah belah serta keamanan terjadi ketidakstabilan. Susilo Bambang Yudhoyono,
Mengatasi Krisis Menyelamatkan Reformasi, (Jakarta : PUSKAP, 2000), 41.
264 Lembaga Keuangan Syariah
ٱَّللُ ِإلَ ۡي ِۖكَ َو ََّل ت َۡب ِغ َ َصي َبكَ مِ نَ ٱلد ُّۡن َي ِۖا َوأَ ۡحسِن َك َما ٓ أَ ۡح
َّ َسن َ َّار ۡٱۡلٓخِ َر ِۖة َ َو ََّل ت
ِ َنس ن َّ ََو ۡٱبت َِغ فِي َما ٓ َءات َ ٰىك
َ ٱَّللُ ٱلد
٧٧ َٱَّلل ََّل يُحِ بُّ ۡٱل ُم ۡف ِسدِين
َ َّ ض إِ َّنِۖ ِ سادَ فِي ۡٱۡل َ ۡر َ َۡٱلف
Artinya : 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Demikian juga Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-A’Raaf (7)
Ayat 32-33:
ِي لِلَّذِينَ َءا َمنُواْ فِي ۡٱل َح َي ٰو ِة ٱلد ُّۡن َيا َ ق قُ ۡل ه ِ ٞۚ ٱلر ۡز
ِ َت مِ ن َّ ٱَّلل ٱلَّت ِٓي أ َ ۡخ َر َج ِل ِع َبا ِدِۦه َو
ِ ٱلط ِي ٰ َب ِ َّ َقُ ۡل َم ۡن َح َّر َم ِزينَة
ظ َه َر مِ ۡن َها َ ش َما َ ِي ۡٱلف ٰ ََوح
َ ِ قُ ۡل إِنَّ َما َح َّر َم َرب٣٢ َت ِلقَ ۡو ٖم يَعۡ لَ ُمون ِ ََص ُل ۡٱۡلٓ ٰي ِ ص ّٗة يَ ۡو َم ۡٱل ِق ٰيَ َم ۗٓ ِة َك ٰذَلِكَ نُف
َ خَا ِل
ٱَّللِ َماَّ علَى َ ْط ّٗنا َوأَن تَقُولُواَ ٰ س ۡل َّ ِق َوأَن ت ُ ۡش ِر ُكواْ ب
ُ ٱَّللِ َما لَ ۡم يُن َِز ۡل بِِۦه ِ ي بِغ َۡي ِر ۡٱل َح ۡ ۡ ِ ۡ طنَ َو
َ ٱۡلث َم َوٱلبَ ۡغ َ ََو َما ب
٣٣ َََّل تَعۡ لَ ُمون
Artinya : 32. Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah
yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang
mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan)
bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka
Lembaga Keuangan Syariah 265
saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-
orang yang mengetahui.
33. Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik
yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak
manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan
(mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui".
َ ِل َوأَ ۡعتَ ۡدنَا ل ِۡل ٰ َكف ِِرينَ مِ ۡن ُه ۡمٞۚ ِاس بِ ۡٱل ٰبَط
عذَابًا أَل ِّٗيما ِ َّع ۡنهُ َوأ َ ۡك ِل ِه ۡم أ َ ۡم ٰ َو َل ٱلن ِ َوأ َ ۡخ ِذ ِه ُم
َ ْٱلربَ ٰواْ َوقَ ۡد نُ ُهوا
١٦١
Artinya : 160. Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami
haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah,
161. dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta
benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.
149
Peran dan fungsi Dewan Syariah yang paling utama adalah untuk menangani
semua permasalahan yang berhubungan dengan tata kelola lembaga keuangan
syariah. Untuk itu posisi anggota Dewan Syariah pada lembaga keuangan syariah
adalah bagian yang tidak terpisahkan. Edukasi Profesional Syariah, Sistem dan
Mekanisme Pengawasan Syariah, (Jakarta : Renaisan, 2005), 21.
Lembaga Keuangan Syariah 267
Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada Pasal 109
mengatakan bahwa setiap perusahaan yang menyelenggarakan bisnis
berdasarkan prinsip syariah harus diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah yang
bertugas untuk mengawasi dan membimbing agar semua aktivitas lembaga
keuangan syariah sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Demikian juga pada
kondisi tertentu harus diikuti dengan “law enforcement”, artinya pada kasus
tertentu harus diikuti dengan sanksi perdata atau pidana dengan tetap
berpedoman pada azas keadilan, sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam
Al-Quran Surat An-Nahl (16) Ayat 90:
ُ ي ِ يَ ِعٞۚ شآءِ َو ۡٱل ُمنك َِر َو ۡٱلبَ ۡغ
َ ۡع ِن ۡٱلفَح
َ س ِن َوإِيتَآي ِٕ ذِي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َويَ ۡن َه ٰى ۡ َّ ۞إ َّن
ظ ُك ۡم ِ ۡ ٱَّللَ يَأ ُم ُر بِ ۡٱل َع ۡد ِل َو
َ ٰ ۡٱۡلح ِ
٩٠ َلَعَلَّ ُك ۡم تَذَ َّك ُرون
Artinya : 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran.
Surat Keputusan Dewan Syariah Nasional atau DPS Nomor 3 tahun 2000
bahwa posisi anggota dewan pengawas syariah pada lembaga keuangan
syariah adalah suatu hal yang tidak terpisahkan dengan tugas untuk menjamin
kemurnian produk pembiayaan dan kolektivitas keuangan masyarakat serta
berbagai produk investasi dan lainnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
atau akad lainnya sangat dilarang pada objek yang jelas-jelas dilarang di dalam
Al-Qur’an, sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-
Maa’idah (5) Ayat 90-91:
َ ٰ ش ۡي
ط ِن فَٱ ۡجتَنِبُوهُ لَعَلَّ ُك ۡم ٞ صابُ َو ۡٱۡل َ ۡز ٰلَ ُم ِر ۡج
َ س ِم ۡن
َّ ع َم ِل ٱل َ ٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ إِنَّ َما ۡٱلخَمۡ ُر َو ۡٱل َم ۡيس ُِر َو ۡٱۡلَن
عن َ صدَّ ُك ۡمُ َضا ٓ َء فِي ۡٱلخ َۡم ِر َو ۡٱل َم ۡيس ِِر َوي َ ٰ ش ۡي
َ ط ُن أَن يُوقِ َع بَ ۡينَ ُك ُم ۡٱلعَ ٰدَ َوة َ َو ۡٱلبَ ۡغ َّ إِنَّ َما ي ُِريدُ ٱل٩٠ َت ُ ۡف ِل ُحون
٩١ َصلَ ٰو ِۖةِ فَ َه ۡل أَنتُم ُّمنت َ ُهون
َّ ع ِن ٱل ِ َّ ذ ِۡك ِر
َ ٱَّلل َو
Artinya : 90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan
berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang;
maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
tidak boleh intervensi pasar, terkecuali jika terjadi praktik monopoli dan
eksploitasi, sehingga mekanisme harga barang di pasar sebagai objek dari
lembaga keuangan syariah mengalami kondisi yang tidak sehat, sehingga
merugikan masyarakat secara umum karena ulah spekulan. Maka negara
dengan segala kekuasaannya dan kewenagannya harus turun tangan guna
menstabilkan harga.
Monopoli hukumnya haram, oleh karena itu sangat dilarang di dalam
mekanisme transaksi syariah. Adapun secara Fiqih ada dua syarat kegiatan
ekonomi dikatakan monopoli, yaitu; Pertama, kegiatan dan mekanisme
monopili tersebut merugikan masyarakat umum dan hanya menguntungkan
segelintir orang, karena sifat dasar transaksi ekonomi dalam Islam adalah
tolong-menolong, kejujuran dan keadilan meskipun tidak menafikkan
keuntungan. Lebih jauh dari itu dapat difahami bahwa keuntungan yang
diperoleh dan dikumpulkan secara halal diwajibkan untuk mengeluarkan
zakatnya 2,5% dari pokok harta; Kedua, pada praktik monopoli tersebut
bertujuan untuk menaikkan harga, sehingga para pedagang mendapatkan
selisih harga antara penjualan dan pembelian sangat besar. Artinya
keuntungan pedagang menjadi berlipat-lipat. Pada kondisi ini analisisnya
terletak pada posisi penawaran. Hal ini sangat berbeda secara hukum Fiqih
apabila kenaikan harga barang-barang yang menjadi objek lembaga keuangan
syariah disebabkan oleh peningkatan permintaan seperti pada saat menjelang
hari Raya Idul Fitri, Tahun Baru dan lain-lain.
Mekanisme pasar adalah cermin dari keadilan sosial, karena jumlah
barang yang ditawarkan di pasar terutama pada komoditas pertanian sangat
dipengaruhi oleh musim. Adapun mekanisme berjalan di luar kemampuan
270 Lembaga Keuangan Syariah
manusia, artinya musim adalah hak preogratif Allah SWT, tetapi pada kondisi
apapun manusia tetap diharuskan untuk berusaha. Pemikiran tersebut di atas
berpedoman pada Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d (13)
Ayat 11:
ٱَّللَ ََّل يُغَيِ ُر َما بِقَ ۡو ٍم َحتَّ ٰى يُغَيِ ُرواْ َما
َّ ٱَّلل ِإ َّن ُ َت ِم ُۢن بَ ۡي ِن يَدَ ۡي ِه َومِ ۡن خ َۡل ِفِۦه يَحۡ فٞ َلَ ۥهُ ُمعَ ِق ٰب
ِ ٓۗ َّ ظونَ ۥهُ مِ ۡن أ َ ۡم ِر
١١ ۥهُ َو َما لَ ُهم ِمن دُونِِۦه مِ ن َوا ٍلٞۚ َس ٓو ّٗءا فَ ًَل َم َردَّ ل َّ َبِأَنفُ ِس ِه ۡ ۗٓم َوإِذَآ أ َ َراد
ُ ٱَّللُ بِقَ ۡو ٖم
Artinya : 11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
BAB IV
SISTEM KEUANGAN PADA KELEMBAGAAN SYARIAH
150
Instrumen moneter yang mempengaruhi secara langsung jumlah uang beredar,
nisbah bagi hasil dan tingkat pembiayaan investasi akan berpengaruh terhadap sektor
bisnis “sandang, pangan dan papan”. Untuk itu kebijakan moneter yang bersentuhan
langsung dengan perbankan harus mengedepankan faktor kehati-hatian dan
pertumbuhan ekonomi. Sri Fatmawati, Bank Sentral-pada buku Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, (Yogyakarta : STIE YKPN, 1999), 33.
272 Lembaga Keuangan Syariah
A. PENDAHULUAN.
Konsep dasar yang dibangun pada implementasi lembaga keuangan
syariah adalah kemakmuran bersama, keadilan sosial dengan distribusi
pendapatan yang optimal merata sehingga secara tidak langsung menjadi
penyanggah untuk tercapainya “Rahmatan Lil Alamin”, dengan demikian
operasional lembaga keuangan syarah harus terhindar dari praktik korupsi,
eksploitasi dan monopoli.151
Korupsi adalah penyakit kronis pada lembaga-lembaga keuangan apapun
jenisnya, baik pada kejahatan perbankan termasuk juga “money loundry”. Ada
beberapa faktor terjadinya korupsi, yaitu :
1. Kesadaran. Tingkat kesadaran para koruptor itu lemah, baik dari sisi
agama, etika dan budaya, sehingga mereka dengan leluasa mengambil
dan menikmati harta yang bukan miliknya atau bukan haknya. Ajaran
Islam mengharuskan untuk berbuat baik dan sangat dilarang untuk
151
Terdapat pemikiran bahwa ideologi yang dibangun oleh masyarakat kapitalis
akan menjustifikasi dan mensakralkan totalitas relasi sosial yang muncul diatas
landasan eksploitasi ekonomi. William Outhwhite, Ensiklopedia Pemikiran Sosial
Modern, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008), 111.
Lembaga Keuangan Syariah 273
152
Adanya upaya untuk menguasai atau memiliki harta kekayaan publik melalui
pendekatan kekuasaan atau pengaruh pribadi dapat digolongkan tindakan korupsi,
menggelapkan angaran pemerintah dan lain-lain. Michael P. Torado dan Stephen C.
Smith, Pembangunan Ekonomi, (Jakarta : Erlangga, 2009), 161.
274 Lembaga Keuangan Syariah
153
Program atau kegiatan yang dalam ruang lingkup GCG atau Good Corporate
Governance adalah langkah yang penting untuk membangun kepercayaan semua
pihak, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan daya saing perusahaan.
Imam Sjahputra Tungal, Membangun Good Corporate Governance, (Jakarta :
Harvarindo, 2002), 10.
154
Hukum keuntungan komparatif bila diimplementasikan pada lembaga keuangan
syariah merupakan penawaran berbagai produk layanan, baik bank syariah sebagai
Shahibul Maal atau sebagai Mudlarib. Meskipun pada setiap lembaga keuangan
akhirnya mempunyai spesialisasi atau keunggulan produk. Mark Skoven, Sejarah
Pemikiran Ekonomi-Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi Modern, Penerjemah: Tri
Wibowo Budi Santoro, (Jakarta : Prenada Media, 2005), 126.
276 Lembaga Keuangan Syariah
B. ETIKA KELEMBAGAAN.
SOP atau Standar Operasional Prosedur merupakan buku panduan
tentang tata laksana kegiatan lembaga keuangan syariah dengan tujuan agar
tercipta keserasian kerjasama antar unit dalam satu lembaga maupun lembaga
lain secara efektif dan efisien.155
155
Untuk mencapai efektif dan efisien pada lembaga keuangan syariah, maka
diperlukan adanya analisis jabatan dan struktur organisasi yang mencerminkan
pembagian tugas dan tanggung jawab serta adanya spesifikasi jabatan tertentu,
sehingga tercipta pola kerja yang harmonis dengan didukung oleh motivasi dan
semangat kerja yang optimal. Prasetyo Irawan dan Tim, Manajemen Sumber Daya
Manusia, (Jakarta : STIA Press LAN, 2002), 45.
Lembaga Keuangan Syariah 277
Gambar 8
Etika Kelembagaan
SYARIAH KONVENSIONAL
ETIKA
KELEMBAGAAN
CORPORATE
GOVERNANCE
Keterangan Gambar 8 :
Check and Balance atas perilaku manajemen oleh penyandang dana atau
Shahibul Maal sangat penting pada lembaga keuangan syariah guna
memastikan bahwa etika kelembagaan berjalan dengan baik yang meliputi tata
kelola keuangan atau “financial governance”, tata kelola pada kontrak
kerjasama atau perjama (perjanjian kerjasama) atau “contractual governance”
dan tata kelola kerja atau “work governance” yang meliputi bentuk komunikasi
kerja antara manajemen dan pekerja serta kerjasama antara Shahibul Maal
dan Mudlarib pada satu perusahaan dan pada perusahaan lain. Hubungan
kerjasama yang baik akan melahirkan tingkat kepercayaanyang tinggi,
Lembaga Keuangan Syariah 279
156
Salah satu prinsip GSG adalah akuntabilitas, yaitu setiap transaksi pada lembaga
keuangan syariah harus dapat dipertanggungjawabkan dan secara akuntansi dapat
diaudit, transparati serta pada batas kewenangan para pihak. John Pieris, Nizam Jim,
Etika Bisnis dan Good Corporate Governance, (Jakarta : Pelangi Cendekia, 2007), 133.
157
Faktor utama pada lembaga keuangan syariah adalah “keadilan”. Artinya
hepotesa yang dibangun yaitu “jika transaksi ekonomi dibangun atas kesadaran
pentingnya keadilan, maka semua pihak tidak ada yang dirugikan, begitu juga
sebaliknya. Umi Karomah Yanuariddin, Kebijakan Stabilisasi dan Keadilan Dalam Islam-
pada buku Kebijakan Ekonomi Dalam Islam, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2005), 83.
Lembaga Keuangan Syariah 281
158
Prinsip dasar pada lembaga keuangan syariah antara lain menjaga
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum serta ekonomi
politik Islam juga menjaga naluri politik individu dan kebutuhan spiritual, sehingga
orientasi dasar “fid dunya hasanah” dan “wa fil akhiroti hasanah” dapat terwujud
dengan baik. Mustofa Edwin Nasution, Dkk., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,
(Jakarta : Prenada Media Group, 2007), 154.
Lembaga Keuangan Syariah 283
159
Etika bisnis pada lembaga keuangan syariah memposisikan etika pada aspek
theologis, artinya ukuran baik dan buruknya perbuatan didasarkan pada ketentuan
ajaran agama. Dengan demikian terjadi penyatuan cara berfikir antara aspek ekonomi
dan aspek religious. Abdullah Fathoni, Etika Bisnis Syariah-Bank, Koperasi dan BMT,
(Jakarta : Yayasan Pendidikan Nur Azza Lestari, 2018), 197
284 Lembaga Keuangan Syariah
Keterangan Gambar 9 :
➢ Ada tiga korelasi dan pemahaman pada operasional kegiatan lembaga
keuangan syariah yang berkaitan dengan etika bisnis dengan tetap menjaga
kesadaran keimanan dan ketaqwaan kepada allah SWT dan komunikasi bisnis
yang baik dengan semua “Stakeholders” serta dengan tetap menjaga
kelestarian alam.
➢ Ketaatan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dengan tetap mengikuti
petunjuk-Nya yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Sedangkan pada aspek
“hablum minannas” yang secara tertulis dalam bentuk pelayanan lembaga
keuangan syariah pada masyarakat secara luas dengan berpedoman pada
Lembaga Keuangan Syariah 285
160
Segmentasi pasar dalam periode waktu tertentu akan melahirkan “tingkat
spesialisasi optimum” pada lembaga keuangan, sehingga diharapkan akan terjadi
kondisi yang efektif dan efisien dan pada sektor pembiayaan dan investasi terjadi
peningkatan produksivitas. Sthepen M. Goldfeld dan Lester V. Chandler, Ekonomi dan
Bank, Alih Bahasa: Danny Hutabarat, (Jakarta : Erlangga,1996), 5.
286 Lembaga Keuangan Syariah
10. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.
D. KEUANGAN.
Transaksi ekonomi pada lembaga keuangan syariah harus tercatat pada
laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan semester dan
laporan tahunan. Satuan hitung yang digunakan pada berbagai jenis laporan
tersebut dalam bentuk mata uang. Oleh sebab itu laporan terebut disebut
dengan laporan keuangan. Semua ukuran perkembangan pembiayaan dan
investasi dan lain-lain menggunakan data numerik uang. Untuk itu harus
difahami terlebih dahulu berbagai aspek tentang uang. Dalam kajian agama
Islam diceritakan di dalam Al-Qur’an Surat Yusuf (12) Ayat 20 dan Surat Al-
Lembaga Keuangan Syariah 287
Kahfi (18) Ayat 19 yang menceritakan penggunaan mata uang pada periode
sejarah zaman dahulu. Dokumentasi Al-Qur’an terhadap kisah dan cerita
tersebut bersifat mutlak dan hak serta tidak terbantahkan. Surat Yusuf (12)
Ayat 20:
َّ ٰ ََوش ََر ۡوهُ بِث َ َم ُۢ ِن بَ ۡخ ٖس دَ ٰ َره َِم َمعۡ دُودَ ٖة َوكَانُواْ فِي ِه مِ ن
٢٠ َٱلز ِهدِين
Artinya : 20. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu
beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.
Gambar 10
Fungsi Uang pada Lembaga Keuangan Syariah
TRANSAKSI EKONOMI
FUNGSI
UANG
LEMBAGA
KEUANGAN
SYARIAH
MASYARAKAT
Keterangan Gambar 10 :
➢ Menurut Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1999 tetang Bank Indonesia,
Pasal 1 pada poin 10 mengatakan bahwa; kebijakan moneter adalah kebijakan
yang ditetapkan dilaksanakan oleh bank indonesia untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui
pengendalian jumlah uang beredar dan/atau suku bunga. Demikian juga pada
Lembaga Keuangan Syariah 289
➢ Fungsi uang untuk standar ukuran harga, dimaksud dengan ukuran harga
adalah besaran nilai suatu barang atau jasa, sehingga dalam transaksi pada
lembaga keuangan syariah dapat dengan mudah diketahui. Hal tersebut sangat
berbeda dengan ukuran nilai pada sistem barter, seperti bagaimana cara
mengukur harga satu ekor kambing dengan harga liter beras, atau harga mobil
dengan harga handphone. Dengan demikian faktor harga pasar pada nilai uang
terhadap suatu barang menjadi sangat penting, demikian juga untuk
menentukan nilai pajaknya. Artinya fungsi uang terhadap ukuran harga itu
bersifat universal. Tingkat universal diperlukan standar secara internasional
seperti harga emas duni, harga minyak dan lain-lain.161
➢ Fungsi uang sebagai unit satuan hitung. Secara proporsional nilai uang
bersifat tetap pada satuan harga barang dan jasa. Harga barang atau jasa
menurut hukum pasar dapat mengalami naik atau turun tetapi secara
hakekatnya nilai uangnya tetap. Misalnya harga satu meter kain sutera di
pasaran dapat naik atau turun tetapi panjang kain sutera itu tetap, satu meter
itu 100 Cm. Akan lebih mudah bila menggunakan standar satuan hitung itu
161
Standar nilai uang untuk menentukan pajak dan harga komoditas sangat
dipengaruhi oleh kebijakan Negara. Untuk itu dapat dikatakan bahwa kebijakan
keuangan oleh Negara adalah alat ekonomi, M. Nazori Majid, Pemikiran Ekonomi Islam
Abu Yusuf, (Yogyakarta : PSEI, 2003), 263.
290 Lembaga Keuangan Syariah
pada mata uang Dinar-Emas. Satu Dinar Emas itu dengan berat setara 4,25
gram. Bila harga Unta atau Sapi sama 10 Dinar, maka dapat terjadi pada
kondisi tertentu harga Unta atau Sapi menjadi 12 Dinar atau turun menjadi 9
Dinar, akan tetapi harga Unta dan Sapi tersebut tidak berpengaruh terhadap
kandungan nilai pada Dinar itu sendiri. Dengan demikian, satu satuan hitung
pada uang itu mutlak diperlukan, terutama untuk menghitung kekayaan
seseorang atau pendapatan lembaga keuangan syariah berkaitan menghitung
pajak perusahaan, demikian juga untuk menghitung “Nisab” Zakat yang harus
dibayarkan.
➢ Fungsi uang sebagai “Medium of Excharge” atau uang sebagai alat media
pertukaran komoditas barang dan jasa. Fungsi ini sangat strategis terutama
bila dikaitkan dengan lembaga keuangan syariah, karena sebagai objek
kelembagaan mempunyai korelasi dengan mobilisasi dana masyarakat, proses
pembiayaan serta nilai investasi. Demikian juga fungsi silang antara nilai jasa
dan nilai harga komoditas. Misalnya upah dari Dokter Gigi pada jenis praktik
tertentu Rp. 200.000,- kemudian Dokter Gigi tersebut membutuhkan beras,
maka dapat membeli beras dengan ukuran satu karung seharga Rp. 200.000,-.
Dengan demikian fungsi uang sebagai alat tukar adalah fungsi utama karena
dapat mempengaruhi sistem perekonomian secara nasional dan internasional.
Demikian juga perdagangan dunia ekspor-impor sangat dipengaruhi fungsi
uang tersebut. Hidup matinya negara sangat dipengaruhi oleh cadangan Devisa
Negara tersebut guna memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sebagai contoh;
misalnya karena dampak Covid-19 terbangun opini masyarakat dunia bahwa
China-PKT adalah sumber petaka dunia, kemudian fungsi uang China
Lembaga Keuangan Syariah 291
➢ Fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai. Nilai uang menurut jenisnya
sangat berbeda, Dinar adalah mata uang Emas, sehingga nilai eksrinsik dan
nilai intrinsiknya sama . Hal ini sangat berbeda dengan uang kertas. Misalnya
uang kertas terulis di kertas tersebut USD 100, tetapi nilai kertas dan ongkos
cetaknya hanya USD 5. Sehingga terjadi selisih USD 100 – USD 5 = USD 95.
Selisih nilai inilah yang ditanggung oleh pemerintah Amerika Serikat, sehingga
terjadi pergeseran arti uang sebagai alat penyimpan nilai menjadi surat hutang
negara. Potensi uang sebagai penyimpan nilai pada lembaga keuangan syariah
akan lebih spesifik jika uang tersebut ditabung dan digunakan sebagai alat
transaksi di kemudian hari, akan tetapi masalah yang timbul adalah uang
kertas akan mengalami penyesuaian dengan inflasi, yaitu turunnya nilai uang
tersebut apabila digunakan untuk belanja di kemudian hari. Adapun mata uang
Dinar-Emas tidak megalami penurunan nilai, contoh: harga Domba pada zaman
Rasulullah Muhammad SAW 14 Abad yang lalu adalah 1 Dinar dan sampai
sekarang berharga 1 Dinar atau setara dengan harga 4,25 gram Emas.163
162
Objek dari sistem keuangan lebih luas dari sistem moneter dan sistem
perbankan, demikian juga komponen sistem keuangan di berbagai negara berbeda-
beda sangat tergantung dari kebijakan negara tersebut. Ikatan Bankir Indonesia,
Memahami Audit Intern Bank, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), 11.
163
Kemakmuran bersama adalah harapan dan cita-cita dari lembaga syariah. Untuk
itu nilai kejujuran, kerjasama, demokrasi ekonomi dan tolong-menolong serta
kesepakatan menjadi pilar utama pada transaksi ekonomi. Masyhuri, Peran
Pemerintah Dalam Perspektif Ekonomi Islam, pada buku Kebijakan Ekonomi Dalam
Islam, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2005), 20.
292 Lembaga Keuangan Syariah
E. TINJAUAN HISTORIS.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, artinya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari membutuhkan orang lain pada
komunitas tertentu. Misalnya petani membutuhkan tukang bangunan untuk
mendirikan rumahnya atau memerlukan supir untuk mengangkut hasil
panennya atau membutuhkan dokter untuk berobat, dalam istilah umumnya
“tidak ada orang mati itu mengkafani dirinya sendiri, kemudian berjalan ke
kuburan sendiri dan menimbun makamnya sendiri”. Ringkasnya adalah
manusia itu pasti membutuhkan orang lain meskipun dengan kadar yang
berbeda-beda.
Sistem ekonomi barter atau pertukaran komoditas menjadi lazim dan
berlaku pada zaman dahulu kala atau pada zaman awal manusia sudah
membentuk komunias sendiri-sendiri. Akan tetapi menjadi sangat sulit ketika
Lembaga Keuangan Syariah 293
164
Pada sisi kajian yang berbeda, jika uang dari bahan kertas atau “fiat money”
akan berhadapan dengan inflasi. Sehingga dengan adanya kemunduran ekonomi
karena inflasi, sebagian pakar ekonomi mengatakan “money is the culprit”, artinya
jumlah uang beredar secara berlebihan adalah biang keladinya dari kejatuhan
ekonomi.
294 Lembaga Keuangan Syariah
secara resmi mencetak Dirham berbentuk koin bertuliskan “Allahu Ahad Allahu
Sommad”. Adapun standar yang digunakan adalah Dinar Emas memiliki kadar
22 karat dengan berat 4,25 gram, sedangkan Dirham memiliki kadar murni
Perak dengan berat 3,0 gram. Dengan demikian secara teknis bentuk Dinar-
Dirham mengalami penyempurnaan tetapi kadar standar materinya tidak
mengalami perubahan, sehingga dapat diambil kesimpulan tentang pentingnya
mata uang apapun bentuk dan standar yang disepakati pada zaman dahulu
hingga sekarang. Adapun secara hukum Fikih, fungsi dan peran uang Dinar-
Dirham tidak ada perubahan meskipun gambar dan bentuk koin ada
perubahan.165
F. CORPORATE CULTURE.
Hubungan dinamis antara kelembagaan syariah dan corporate culture
terletak pada budaya kerja yang tumbuh dan berkembang secara alami dan
berkesinambungan yang menjadi acuan dalam berfikir, berucap dan
berperilaku. Secara umum budaya dapat didefinisikan menjadi seperangkat
norma, nilai yang tercermin dari pola pikir, pola ucap dalam kebiasaan dan
tradisi organisasi atau perusahaan atau dalam hal ini adalah “Lembaga
Keuangan Syariah” yang memposisikan Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman
hidup dan kehidupan. Kemudian disusun Visi, Misi dan stategi bersaing pada
kehidupan bisnis, akan tetapi konsep hidup secara syariah tetap dipegang
teguh. Dengan demikian “Compatibility” atau kesesuaian antara kondisi nyata
165
Secara hukum positif: uang adalah bentuk dari objek yang dirumuskan dan
difungsikan secara ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Artinya
fungsi uang yang melekat pada objek tersebut diatur secara hukum. Ahmad Ifham
Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010),
862.
Lembaga Keuangan Syariah 295
Gambar 11
Corporate Culture LKS (Lembaga Keuangan Syariah)
- AL-QUR’AN
- HADIST
CORPORATE
DAYA SAING CULTURE LKS NILAI DAN
BISNIS NORMA
Keterangan Gambar 11 :
➢ Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisaa’ (4) Ayat 59:
سو َل َوأ ُ ْولِي ۡٱۡل َ ۡم ِر مِ ن ُك ِۡۖم فَإِن ت َ ٰنَزَ ۡعت ُ ۡم فِي ش َۡي ٖء فَ ُردُّوهُ إِلَى َّ ْٱَّلل َوأَطِيعُوا
ُ ٱلر َ َّ ْٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ أَطِ يعُوا
٥٩ يًل ً س ُن ت َۡأ ِوَ ر َوأَ ۡحٞ ِر ٰذَلِكَ خ َۡيٞۚ ِٱَّلل َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡلٓخ
ِ َّ سو ِل ِإن ُكنت ُ ۡم ت ُ ۡؤمِ نُونَ ِب
ُ ٱلر ِ َّ
َّ ٱَّلل َو
Artinya : 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
296 Lembaga Keuangan Syariah
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Makna yang terkandung pada Ayat tersebut di atas bila dihadapkan pada
LKS atau Lembaga Keuangan Syariah maka secara empiris dan filosofis bahwa
semua kegiatan Lembaga Keuangan Syariah yang meliputi antara lain
mobilisasi dana umat, pembiayaan dan investasi harus berpedoman pada
Al-Qur’an dan Hadist serta semua regulasi atau aturan Perundang-undangan
yang berlaku saat itu. Dengan demikian semua nilai dan norma serta kearifan
lokal harus menggunakan tiga pilar pedoman, yaitu Al-Qur’an, Hadist dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ada beberapa unsur yang harus
diperhatikan secara empiris yaitu :
1. Ketaqwaan.
2. Keadilan.
3. Kejujuran.
4. Tidak ada praktik riba, gharar dan maisir.
5. Tidak ada suap atau “La Riswa”.
6. Tidak ada eksploitasi dan monopoli.
Adapun bentuk pengawasan terhadap semua aktivitas lembaga keuangan
syariah, baik bank syariah atau lembaga keuanagn non bank syariah dilakukan
oleh :
1. Pemerintah secara umum.
2. Bank Indonesia.
3. Otoritas jasa keuangan.
4. Kementerian Koperasi.
Lembaga Keuangan Syariah 297
➢ Daya saing : Lembaga keuangan syariah dapat difahami sebagai salah satu
dari industri perbankan atau industri yang bergerak untuk mengelola keuangan
secara profesional, transparan dan akuntabel. Sebagai industri, maka lembaga
keuangan syariah tidak bergerak di ruang hampa, artinya kehadiran pesaing
pada bisnis dengan basis yang sama adalah kenyataan yang harus dihadapi,
untuk itu pendalaman dan kajian komprehensif sangat diperlukan agar
lembaga keuangan syariah dapat mempertahankan hidup untuk waktu yang
lama, dan lebih jauh dari itu kehadilran lembaga keuangan syariah mampu
memberikan kesejahteraan untuk “Stakeholders” dan masyarakat luas.166
166
Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 207-2009 telah banyak
meruntuhkan atau menjatuhkan berbagai bisnis lembaga keuangan yang berbasis riba
atau bunga, tetapi perbankan syariah dengan prinsip bagi hasil mampu bertahan
bahkan berkembang pesat. Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah-Produk-Produk
dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta : Prenada Media Group, 2014), 41.
298 Lembaga Keuangan Syariah
167
“Sense of Identity” atau rasa identitas merupakan nilai bersama yang
merupakan nilai bersama yang merupakan karakter fundamental organisasi dari
lembaga keuangan syariah yang membedakan dengan organisasi bisnis lainnya.
Sehingga para anggota dan karyawan merasa istimewa dan bangga dengan identitas
tersebut. A.B. Susanto dan Tim, Corporate Culture-Orgazation Culture, (Jakarta : The
Jakarta Consulting Group, 2008), 16.
300 Lembaga Keuangan Syariah
➢ Visi dan Misi, secara umum pengertian Visi adalah “Final Goal” atau
tujuan akhir dari suatu perusahaan atau institusi, yang dalam hal ini adalah
lembaga keuangan syariah. Adapun Misi adalah cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Sebagai contoh misalnya lembaga keuangan syariah :
1. Visi : Menjadi lembaga keuangan terbak pada skala nasional.
2. Misi :
a. Memberikan pendapatan prima pada nasabah dan anggota.
b. Menjaga keseimbangan tata kelola yang harmonis untuk
kemaslahatan di dunia dan akhirat.
c. Menjalin hubungan yang harmonis dan dinamis pada
stakeholders.
d. Komitmen pada sikap amanah, fatonah, sidiq dan tabligh.
Dengan demikian Visi dan Misi adalah jiwa atau soul dari perusahaan atau
lembaga dari cerminan tersebut dapat tergambar arah kebijakan institusi atau
perusahaan yang dalam hal ini adalah lembaga keuangan syariah, apabila
dalam satu periode tertentu Visi belum tercapai maka harus dilakukan evaluasi
dan kemudian Misi dapat dirubah untuk menyesuaikan kondisi geopolitik dan
geoekonomi.168
168
“Vision of Success” merupakan formulasi yang sangat penting karena berperan
sebagai arah strategi dan pedoman melaksanakan semua tata kelola lembaga
Lembaga Keuangan Syariah 301
keuangan syariah agar berjalan secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
Mudrajad Kuncoro, Strategi-Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta :
Erlangga, 2005), 55.
169
Strategi lembaga keuangan syariah di Indonesia harus bisa memanfaatkan dari
jumlah penduduk yang beragama Islam 80% dan ada kecenderungan peningkatan
kesadaran pada kegiatan ekonomi Islam. Sosialisai dari lembaga keuangan syariah
telah menghasilkan peningkatan kesadaran sosial keagamaan. Markum Sumitro, Asa-
Asas Perbankan Syariah dan Lembaga-Lembaga Terkait, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), 72.
302 Lembaga Keuangan Syariah
➢ Branding, secara umum dapat difahami sebagai simbol, citra merk atau
identitas pada suatu barang atau jasa pada persepsi pelanggan atau nasabah
304 Lembaga Keuangan Syariah
atau anggota dan lain-lain. Pada konteks lembaga keuangan syariah, maka
brand yang dibangun antara lain :
1. Mengunakan akad syariah pada setiap transaksi ekonomi yang
berdasarkan Al-Quran dan Hadist.
2. Menjunjung tinggi aspek kehalalan, kejujuran dan keadilan.
3. Berusaha pada tataran bisnis dan sekaligus beribadah yang
berorientasi pada kebahagiaan hidup di akhirat.
4. Pelanggan atau nasabah terbebas dari keraguan pada aspek
kehalalan produk.
5. Tidak tercampur dengan uang haram.
model inovasi di bidang tugas tertentu. Ketiga, attitude, yaitu sikap mental170,
etika dan perilaku yang mencerminkan penguasaan sempurna pada bidang
tertentu. Profesionalism tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau
perempuan, sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An
Nahl (16) Ayat 97:
ِۖ َ ّٗ
َ ۡطيِ َب ّٗة َولَن َۡج ِزيَنَّ ُه ۡم أَجۡ َرهُم بِأَح
س ِن َما ن فَلَنُ ۡحيِيَنَّ ۥهُ َحيَ ٰوةٞ ِصلِحّٗ ا ِمن ذَك ٍَر أ َ ۡو أُنثَ ٰى َوهُ َو ُم ۡؤم َ َم ۡن
َ ٰ عمِ َل
٩٧ َكَانُواْ يَعۡ َملُون
Artinya : 97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.
170
Tingkat professionalism manajemen adalah kemampuan untuk dapat melihat
organisasi lembaga keuangan syariah sebagai suatu badan tunggal. Artinya tidak hanya
melihat setiap bagian unit-unit kecil, dengan demikian organisai bergerak bersama
dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. George R. Terry, Prinsip-Prinsip
Manajemen, Penerjemah: J. Smith D.E.M, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003), 207
306 Lembaga Keuangan Syariah
BAB V
KONSEP DASAR TRANSAKSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
A. PENDAHULUAN.
“Institution” atau lembaga dapat diFahami sebagai organisasi dengan
perangkat SDM, struktur organisasi dan regulasi. Pada konteks lembaga
keuangan syariah, maka terdapat tiga unsur yang harus dipahami yaitu unsur
kelembagaan dengan semua perangkatnya, unsur keuangan sebagai objek
bisnis dan dengan segala macam regulasi dan proses perkembangannya pada
skala global dan nasional serta syariah yang disertai dengan segala macam
aturan fikih muamalah yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist.
Lembaga keuangan syariah adalah bentuk institusi yang dinamis dan
berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan sesuai dengan kemajuan
teknologi informasi dan harus seiring dengan potensi kemajuan lembaga
keuangan konvensional. Dengan demikian semua akad dan transaksi
kekurangan secara teknis harus berpedoman pada dua pilar utama, yaitu fikih
muamalah dan perkembangan pesaing dari pemain ekonomi konvensional.
Lembaga Keuangan Syariah 309
B. MUDHARABAH.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-Maa’idah (5) Ayat 2:
َ ٰ َٓيأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإذَا تَدَا َينتُم ِبدَ ۡي ٍن ِإ َل ٰ ٓى أ َ َج ٖل ُّم
ِل َو ََّلٞۚ هُ َو ۡل َي ۡكتُب ب َّۡينَ ُك ۡم كَات ُِۢبُ ِب ۡٱل َع ۡدٞۚ س ّٗمى فَ ۡٱكتُبُو
َسۡ ٱَّلل َربَّ ۥهُ َو ََّل يَ ۡبخ َ َّ ق ِ َّعلَ ۡي ِه ۡٱل َح ُّق َو ۡليَت
َ ٱَّللُ فَ ۡليَ ۡكت ُ ۡب َو ۡلي ُۡم ِل ِل ٱلَّذِي
ٞۚ َّ ُعلَّ َمه
َ ب َك َما َ ُ ب كَاتِبٌ أَن يَ ۡكت َ يَ ۡأ
ضعِيفًا أَ ۡو ََّل يَسۡ تَطِ ي ُع أَن يُمِ َّل ه َُو فَ ۡلي ُۡمل ِۡل َ سفِي ًها أ َ ۡو َ علَ ۡي ِه ۡٱل َح ُّق َ ا فَإِن َكانَ ٱلَّذِيٞۚ ّٔٗ ٔمِ ۡنهُ ش َۡي
َان مِ َّمن ِ ل َو ۡٱم َرأَتٞ ش ِهيدَ ۡي ِن مِ ن ِر َجا ِل ُك ۡ ِۖم َفإِن لَّ ۡم يَ ُكونَا َر ُج َل ۡي ِن َف َر ُج َ ْ ِل َوٱسۡ ت َ ۡش ِهدُواٞۚ َو ِليُّ ۥهُ بِ ۡٱلعَ ۡد
ْاٞۚ ش َهدَآ ُء ِإذَا َما دُعُو ُّ ب ٱل َ ى َو ََّل يَ ۡأٰٞۚ َض َّل ِإ ۡحدَ ٰى ُه َما فَتُذَك َِر ِإ ۡحدَ ٰى ُه َما ۡٱۡل ُ ۡخ َر ِ ش َهدَآءِ أَن ت ُّ ض ۡونَ مِ نَ ٱل َ ت َۡر
َّ ٱَّلل َوأ َ ۡق َو ُم لِل
ش ٰ َهدَ ِة َوأ َ ۡدن ٰ َٓى ِ َّ َط عِند ُ س َ ِۦه ٰذَ ِل ُك ۡم أ َ ۡقٞۚ يرا ِإ َل ٰ ٓى أ َ َج ِل
ً ِيرا أ َ ۡو َك ِب
ً صغَ َُو ََّل ت َۡسَٔٔ ُم ٓو ْا أَن ت َۡكتُبُوه
علَ ۡي ُك ۡم ُجنَا ٌح أَ ََّّل ت َۡكتُبُوه َۗٓا َ ِيرونَ َها َب ۡينَ ُك ۡم فَلَ ۡي
َ س ِ َّل أَن ت َ ُكونَ ِت ٰ َج َرة ً َح
ُ اض َر ّٗة تُد ٓ َّ أ َ ََّّل ت َۡرت َاب ُٓو ْا ِإ
171
Secara umum pengertian Mudharabah yaitu kerjasama dua pihak yang diikat
dengan perjanjian dimana satu pihak berperan sebagai pemodal dan pihak lain sebagai
pekerja pada suatu pekerjaan tertentu dengan porsi pembagian keuntungan yang
disepakati. Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2015), 59.
Lembaga Keuangan Syariah 311
(yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.
172
Pada kondisi tertentu, usaha yang dijalankan oleh Mudharib mengalami
kerugian besar, sehingga modal yang disetor oleh Shahibul Maal habis atau ludes,
Lembaga Keuangan Syariah 313
Adapun syarat para pihak yang berakad yaitu antara lembaga keuangan
syariah baik sebagai Mudlarib -Shahibul Maal adalah :
1. Syarat para pihak yang berakad, yaitu para pihak yang berakad harus
cakap dan sehat secara hukum, artinya tidak boleh para pihak termasuk
lembaga keuangan syariah yang mewakilinya dalam kondisi “Mahjur” atau
tidak cakap secara hukum.
2. Syarat modal yang di-akadkan berupa uang dan bukan berupa barang
yang harus dijual terlebih dahulu, karena nilai pasar barang dapat berubah
setiap saat, sehingga berpotensi adanya sengketa dikemudian hari.
Demikian juga objek uang yang menjadi pokok akad lembaga keuangan
syariah harus nyata dan tidak boleh dalam bentuk hutang atau piutang.
Karena hal tersebut menjadi ketidakjelasan objek.
3. Posisi Mudlarib pada akad Mudharabah adalah sebagai pekerja
sehingga mereka harus mendapatkan upah kerja yang wajar, minimal
dengan UMR atau lebih, sehingga konsep “Ta Awwun” atau tolong-
menolong sekaligus dapat tercapai.
4. Kuantitas dan kualitas harus jelas, artinya lembaga keuangan syariah
harus memastikan jumlah modal yang menjadi akad.
5. Penyerahan modal pada Mudlarib secara langsung dan tidak boleh
diwakilkan. Baik wakil badan hukum atau perorangan. Hal demikian
dimaksudkan untuk menghindari cidera janji atau ingkar janji.
maka hanya pemilik modal atau Shahibul Maal yang menanggung kerugian harta. Ash-
Shadiq Abdurrahman Al-Gharyan, Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer, (Surabaya :
Pustaka Progressif, 2004), 97.
314 Lembaga Keuangan Syariah
173
Bentuk kekecewaan para pakar ekonomi pada tataran mikro ekonomi karena
jarak antara teori dan praktiknya pada ekonomi konvensional. Sehingga menjadi
peluang pada kajian teori ekonomi syariah, akan tetapi terdapat titik temu antara teori
ekonomi syariah dan konvensional, yaitu tidak dibolehkan uang sebagai komoditas.
Iskandar Putong, Ekonomi Mikro, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2005), 7.
Lembaga Keuangan Syariah 315
C. MURABAHAH.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2) Ayat 275:
س ٰذَ ِلكَ بِأَنَّ ُه ۡم قَالُ ٓواْ إِنَّ َما
ٞۚ ِ ط ُن مِ نَ ۡٱل َمَ ٰ ش ۡي
َّ طهُ ٱلُ َّٱلربَ ٰواْ ََّل يَقُو ُمونَ إِ ََّّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّذِي يَت َ َخب ۡ
ِ َٱلَّذِينَ يَأ ُكلُون
فَ س َل َ ة ِمن َّر ِبِۦه فَٱنت َ َه ٰى فَلَ ۥهُ َماٞ ظ َ اْ فَ َمن َجا ٓ َء ۥهُ َم ۡو ِعٞۚ ٱلربَ ٰو َّ ٱلربَ ٰو ۗٓاْ َوأ َ َح َّل
ِ ٱَّللُ ۡٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم ِ ۡٱلبَ ۡي ُع مِ ۡث ُل
ٰٓ
٢٧٥ َار ه ُۡم فِي َها ٰ َخ ِلدُون ِ ِۖ َّعادَ فَأ ُ ْولَئِكَ أَصۡ ٰ َحبُ ٱلنَ ٱَّلل َو َم ۡن ِ ِۖ َّ َوأ َ ۡم ُر ٓۥهُ ِإلَى
Artinya : 275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
Lembaga Keuangan Syariah 317
ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
D. MUSYARAKAH.
Pengertian secara umum adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih
yang dalam hal ini lembaga keuangan syariah dengan nasabah untuk suatu
kegiatan bisnis dengan kontribusi modal kerja yang disepakati sehingga
kemungkinan keuntungan kerugian ditanggung secara bersama dengan
perjanjian yang dikeluarkan oleh notaris, atau dengan cara lain yang disepakati
oleh para pihak.
Secara bahasa atau etimologi, Musyarakah adalah pencampuran antara
sesuatu dengan yang lainnya sehingga sulit dibedakan, dengan demikian akad
Musyarakah adalah bentuk kerjasama atau “joint venture” yang
menitikberatkan pada bentuk kerjasama para pihak, bentuk kerjasama
tersebut dapat bersifat perorangan atau badan hukum dengan wilayah kerja
sama dalam satu negara atau luar negeri sehingga konsekuensi hukum dalam
kerjasama bisnis bersifat luas, untuk itu faktor kejujuran keterbukaan serta
bentuk perjanjian yang ditandatangani oleh para pihak harus jelas dan
terperinci sehingga tidak terjadi perselisihan di kemudian hari.
Konsep dasar Musyarakah pada lembaga keuangan syariah dengan badan
hukum bisnis atau perorangan dapat disebut dengan istilah “pengkongsian
para pemodal”, sehingga konsep dasarnya terletak pada “kemitraan” pada
jenis akad Musyarakah, para pihak berhak ikut serta pada jajaran manajemen
sehingga para pihak mengetahui dengan jelas setiap saat tingkat kemajuan
objek, demikian juga potensi profit-loss atau untung-rugi serta tingkat risiko
usaha atau investasi para pihak terlibat langsung dalam pengambilan
keputusan. Adapun para pihak yang terlibat dalam pengkongsian modal untuk
investasi dua pihak atau lebih yang diikat dengan perjanjian bahkan lembaga
Lembaga Keuangan Syariah 323
keuangan syariah dapat masuk pada salah satu direksi. Pada akad Syirkah atau
Musyarakah terjadi pencampuran gaya atau seni manajemen, sehingga
diantara para pihak dapat memahami atau mengenal partner bisnis mereka
masing-masing seperti halnya Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-
Hujuraat (49) Ayat 13:
ٞۚ
مٞۚۡ ٱَّلل أَ ۡتقَ ٰى ُك
ِ َّ َارفُ ٓواْ إِ َّن أ َ ۡك َر َم ُك ۡم عِند
َ َشعُوبّٗ ا َوقَبَآئِ َل ِلتَع ُ َّٰيَٓأَيُّ َها ٱلن
ُ اس إِنَّا َخلَ ۡق ٰ َن ُكم ِمن ذَك َٖر َوأُنث َ ٰى َو َجعَ ۡل ٰ َن ُك ۡم
١٣ يرٞ ِعلِي ٌم َخب َ َّ إِ َّن
َ ٱَّلل
Artinya : 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Kajian lebih lanjut pada konsep dasar Musyarakah secara etimologi dapat
disebut dengan istilah Syirkah atau Syarikah atau Serikat atau kongsi, sehingga
pada lembaga keuangan syariah harus mengedepankan unsur kerjasama
modal, akan tetapi para pihak harus menjunjung tinggi unsur kehati-hatian dan
kewaspadaan agar dalam perjalanan waktu bisnis tidak terjadi pengingkaran
atau pengkhianatan sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an
Surat As-Shaad (38) ayat 24:
ض إِ ََّّلٍ ۡعلَ ٰى بَع َ ض ُه ۡم ُ ۡطآءِ لَيَ ۡبغِي بَع َ َاج ِِۖۦه َوإِ َّن َكث ِّٗيرا ِمنَ ۡٱل ُخل ِ َس َؤا ِل نَعۡ َجتِكَ إِلَ ٰى نِع ُ ِظلَ َمكَ ب
َ قَا َل لَقَ ۡد
۩َاب َ اودُ أَنَّ َما فَت َ ٰنَّهُ فَٱسۡ ت َۡغف ََر َربَّهۥُ َوخ َّۤ ََّر َراك ِّٗع َّۤا َوأَن َ ِيل َّما ه ۡ ُۗٓم َو
ظ َّن دَ ُۥ ٞ ت َوقَل َّ ٰ عمِ لُواْ ٱل
ِ ص ِل ٰ َح َ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ َو
٢٤
Artinya : 24. Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu
dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan
sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian
324 Lembaga Keuangan Syariah
mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini".
Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun
kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
tindakan hukum atau kegiatan usaha bisnis tanpa diketahui oleh pihak lain
yang terikat pada perjanjian Musyarakah, termasuk juga dilarang
melakukan pencairan dana atau melakukan investasi lain dari modal
kerjasama secara sepihak.
3. Ketentuan tentang objek akad Musyarakah yang meliputi ketentuan
modal pembagian kerja serta terjadinya laba usaha atau profit margin dan
kemungkinan terjadinya risiko kerugian harus diatur secara rinci tertulis
dalam bentuk dokumen perjama atau perjanjian kerjasama dan di
notariskan.
Kondisi saat ini pada akad Musyarakah lembaga keuangan syariah adalah
jenis akad “Syirkah Inan”, karena tidak mensyaratkan porsi yang sama pada
besaran modal atau tenaga. Posisi lembaga keuangan syariah dapat berfungsi
sebagai mudlorib dan nasabah sebagai Shahibul Maal, artinya nasabah
mempercayakan modalnya pada lembaga keuangan syariah baik berupa
tabungan, giro dan deposito atau bentuk lainnya. Kemudian pihak lembaga
keuangan syariah dapat melakukan investasi pada bidang usaha tertentu. Pola
seperti ini biasa disebut dengan metode investasi langsung, dan apabila dana
yang terkumpul atau dimobilisasi oleh lembaga keuangan syariah tersebut
disalurkan pada bentuk pembiayaan atau pinjaman pada pihak lain untuk
suatu kegiatan usaha, sehingga posisi lembaga keuangan syariah sebagai
Shahibul Maal. Maka pola seperti ini disebut dengan metode investasi tidak
langsung karena fungsi lembaga keuangan syariah hanya sebagai perantara.
Adapun Rukun Syirkah ‘Inan adalah :
1. Adanya para pihak yang berakad, yaitu dua orang atau lebih atau
badan hukum.
2. Adanya objek akad berupa harta atau modal atau uang, kerja atau
keahlian pada masing-masing pihak.
3. Adanya Shighah atau kontrak atau perjama-perjanjian kerjasama
yang disepakati.
Lembaga keuangan syariah atau perorangan sebagai subjek pihak yang
berakad harus memposisikan modal usaha atau uang secara jelas dan nyata
atau hadir pada saat akad Kondisi modal tidak boleh “Mahjul” atau ditaksir
atau diperkirakan, dengan demikian pada akad Musyarakah ini harus jelas dan
nyata antara subjek dan objeknya.
328 Lembaga Keuangan Syariah
َ َ عذ
ِ َّاب ٱلن
٢٠١ ار َ سن َّٗة َوفِي ۡٱۡلٓخِ َرةِ َح
َ سن َّٗة َوقِنَا َ َومِ ۡن ُهم َّمن يَقُو ُل َربَّنَا ٓ َءاتِنَا فِي ٱلد ُّۡنيَا َح
Lembaga Keuangan Syariah 329
Artinya : 201. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami
dari siksa neraka".
Prinsip dasar atau konsep dasar akad Musyarakah-Syirkah diadopsi oleh
lembaga keuangan syariah pada skala internasional yaitu IDB atau Islamic
Development Bank yang berfungsi untuk menjembatani atau memfasilitasi
kerjasama atau pengkongsian antar negara. Pembiayaan IDB untuk negara
sedang berkembang pada proyek-proyek infrastruktur ekonomi,
transportasi,174 komunikasi, irigasi, bidang kesehatan atau proyek-proyek yang
diperlukan untuk kegiatan sosial sebagai sarana pendidikan pembangunan
sekolahan-kampus dan Rumah Sakit. Jenis pinjaman ini biasanya dengan
jangka waktu pengembalian atau tenor setara 15 tahun sampai dengan 30
tahun dengan menggunakan mata uang Dinar yang berbahan baku Emas serta
harus dengan jaminan dari bank sentral dari negara pengkongsian. Artinya
akad Musyarakah pada lembaga keuangan syariah secara internasional dapat
mempertemukan kepentingan para pihak yang berkongsi atau kerjasama.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa kerjasama ekonomi dengan akad
Musyarakah atau Syirkah dapat mewakili para pihak secara kerjasama
internasional.
Adapun perspektif syariah pada kegiatan lembaga keuangan syariah yang
dalam hal ini adalah IDP dengan menggunakan akad Musyarakah yang dapat
174
Musyarakah dalam bentuk kerjasama perkongsian yang melibatkan lembaga
keuangan syariah Nasional-Internasional, maka ada empat aspek, yaitu; a. Jumlah
modal; b. Jenis modal (ekuitas, pinjaman, dan lain-lain); c. Sumber modal (dalam
negeri, luar negeri); d. Komposisi atau struktur modal. Bramantyo Djohanputro,
Manajemen Keuangan Korporat, (Jakarta : PT. Mitra Kesjaya, 2008), 187.
330 Lembaga Keuangan Syariah
dilaksanakan saat ini atau kontemporer dengan syarat yang melekat pada
perjanjian pengkongsian antara lain :
1. Deviden dibayarkan terlebih dahulu, artinya bersifat prioritas dari
saham biasa.
2. Pada risiko yang mungkin terjadi yaitu perusahaan dilikuidasi, maka
dalam hal ini lembaga keuangan syariah dalam hal ini IDB diprioritaskan
untuk memperoleh pembagian kekayaan atau aset terlebih dahulu.
E. WADIAH.
Konsep dasar lembaga keuangan syariah pada akad Wadiah adalah
kepercayaan atau trust atau Al-Amin dan secara etimologi mempunyai makna
menempatkan sesuatu pada orang lain atau pihak lain yang bukan pemiliknya
untuk dipelihara, akan tetapi secara terminologi dapat diartikan
mempercayakan atau mewakilkan urusan harta dengan ukuran tertentu dan
dengan cara tertentu dan pada kurun waktu tertentu kepada orang lain
dengan diperjanjikan atau kesepakatan dan sebaiknya kesepakatan tersebut
Lembaga Keuangan Syariah 331
dibuat secara tertulis dan ada saksi agar tidak terjadi perselisihan di kemudian
hari ini, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa’ (4)
Ayat 58 - 59:
ۥهُ َوأ َ ۡوفُواْ ۡٱلك َۡي َل َو ۡٱلمِ يزَ انَ ِب ۡٱل ِقسۡ طِِۖ ََّلٞۚ َّشد
ُ َ س ُن َحت َّ ٰى َي ۡبلُ َغ أ ۡ
َ َو ََّل ت َۡق َربُواْ َما َل ٱل َيت ِِيم ِإ ََّّل ِبٱلَّتِي ه
َ ِۡي أَح
َّ اْ ٰذَ ِل ُك ۡم َوٞۚ ٱَّلل أ َ ۡوفُو
ص ٰى ُكم بِِۦه ِ َّ ٱع ِدلُواْ َولَ ۡو َكانَ ذَا قُ ۡربَ ٰ ِۖى َوبِعَهۡ ِد ۡ َسا إِ ََّّل ُوسۡ عَ َه ِۖا َوإِذَا قُ ۡلت ُ ۡم ف
ً ِف ن َۡف
ُ نُكَل
١٥٢ َلَعَلَّ ُك ۡم تَذَ َّك ُرون
Artinya : 152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali
dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan
sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.
Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil,
kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
2. Sunnah, yaitu bagi pihak yang pantas menerima titipan dengan niat
tolong-menolong meskipun ada pihak lain yang dapat menerima amanat
tersebut.
3. Haram, yaitu jika pihak yang menerima titipan tidak kuasa, tidak jujur
atau ada niat jahat terhadap harta benda yang hendak dititipkan, dengan
demikian para pihak yang terkait dengan harta titipan tersebut
mengetimbangkan faktor kejujuran.
F. IJARAH.
Konsep dasar akan ini berdasarkan fatwa DSN-MUI Nomor09/DSN-MUI-
IV-2000 tanggal 13 April 2000 tentang Pembiayaan Ijarah menyebutkan bahwa
pengertian ijarah adalah pemindahan hak pakai pada objek barang atau jasa
dalam waktu yang diperjanjikan dan diikuti dengan kewajiban untuk
membayar sewa atau sebagai kompensasinya dan tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan Berkaitan dengan upah, Al-Qur’an dalam surat Al-
Kahfi (18) Ayat 77:
ض َ ُطلَقَا َحت َّ ٰ ٓى ِإذَآ أَت َ َيا ٓ أ َ ۡه َل قَ ۡر َي ٍة ٱسۡ ت َۡط َع َما ٓ أ َ ۡهلَ َها فَأ َ َب ۡواْ أَن ي
َّ َض ِيفُوهُ َما فَ َو َجدَا فِي َها ِجدَ ّٗارا ي ُِريدُ أَن َينق َ فَٱن
٧٧ علَ ۡي ِه أ َ ۡج ّٗرا َ َفَأَقَا َم ِۖۥهُ قَا َل لَ ۡو ِش ۡئتَ لَتَّخ َۡذت
Artinya : 77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada
penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu,
tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya
mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr
menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu
mengambil upah untuk itu".
336 Lembaga Keuangan Syariah
Demikian juga Allah SWT berfirman tentang kompensasi upah atas jasa
pada Al-Qur’an Surat Al-Qashash (28) Ayat 27:
ۡ
َ َِي حِ َج ِۖ ٖج فَإِ ۡن أَ ۡت َم ۡمت
ع ۡش ّٗرا فَمِ ۡن َ علَ ٰ ٓى أَن تَأ ُج َرنِي ث َ ٰ َمن َّ َ قَا َل ِإن ِٓي أ ُ ِريدُ أَ ۡن أُن ِك َحكَ ِإ ۡحدَى ۡٱبنَت
َ ي ٰ َهت َۡي ِن
٢٧ َص ِلحِ ين َّ ٰ ٱَّللُ مِ نَ ٱل
َّ شا ٓ َء
َ ست َِجدُن ِٓي ِإن َ َكٞۚ علَ ۡي ُ َ عِند ِِۖكَ َو َما ٓ أ ُ ِريدُ أ َ ۡن أ
َ ش َّق
Artinya : 27. Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar
bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan
sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak
Lembaga Keuangan Syariah 337
hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang baik".
Kata “Ijarah” denga nasal kata “Al-Ajr” yang berarti kompensasi atau
imbalan yang secara implementatif terjadi pada lembaga keuangan syariah
menyewakan suatu objek tertentu kepada nasabahnya dengan suatu
perjanjian yang disepakati bersama untuk pembayaran sewa atas pengambilan
manfaat dari objek tersebut dalam waktu tertentu atau periodesasi yang
disepakati. Adapun rukun akad Ijarah meliputi :
1. Adanya ijab-qobul, yaitu pernyataan serah terima objek yang diikuti
secara tertulis.
2. Adanya para pihak yang terlibat dalam akad Ijarah
3. Adanya objek akad.
Konsep dasar akad Ijarah pada lembaga keuangan syariah di pihak lain
secara implementatif terletak pada penekanan objek akad dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Manfaat barang pada objek Ijarah menyatu atau lekat dengan kondisi
barang, akan tetapi pada hakekatnya objeknya akad terletak pada
manfaat objek.
2. Standar atau barometer atau ukuran manfaat objek harus jelas dan
dapat dinilai secara nyata dalam kontrak, sehingga para pihak secara
terbuka dapat menilai nilai guna objek.
3. Manfaat dan nilai guna objek bersifat halal secara syar’i.
4. Adanya kesanggupan memenuhi manfaat sesuai dengan ketentuan
syariah.
338 Lembaga Keuangan Syariah
G. RAHN (GADAI).
Dasar hukum akad Rahn (gadai) adalah firman Allah SWY di dalam Al-
Qur’an Surat Al-Baqarah (2) Ayat 283:
Lembaga Keuangan Syariah 339
ِۖ ن م ۡقبُوٞ ۞وإن ُكنتُم علَى سفَر ولَم ت َجدُواْ كَاتِبّٗ ا فَر ٰه
َض ُكم َبعۡ ضّٗ ا فَ ۡلي َُؤ ِد ٱلَّذِي ۡٱؤتُمِ ن
ُ ۡة فَإِ ۡن أَمِ نَ َبعٞ ض َ َّ َ ِ ِ ۡ َ ٖ َ ٰ َ ۡ َِ
٢٨٣ ِيمٞ عل َ َٱَّللُ بِ َما تَعۡ َملُونَّ ِم قَ ۡلبُ ۗٓۥهُ َوٞ ة َ َو َمن يَ ۡكت ُ ۡم َها فَإِنَّ ٓۥهُ َءاثٞۚ َش ٰ َهد
َّ ٱَّلل َربَّ ۗٓۥهُ َو ََّل ت َۡكت ُ ُمواْ ٱل
َ َّ قِ َّ أ َ ٰ َمنَت َ ۥهُ َو ۡليَت
Artinya : 283. Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya
ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Rahn atau gadai dapat didifinisikan sebagai barang yang dijaminkan atas
hutang. Ketentuan sebagai dasar regulasinya adalah Fatwa DSN-MUI Nomor 25
tahun 2002 yang mengatakan antara lain :
1. Perjanjian hutang-piutang dengan jaminan barang ditentukan atas
besarannya atau prosentase dan batas waktunya.
2. Barang yang dijaminkan tidak boleh digunakan atau diambil
manfaatnya oleh pihak yang berhutang.
3. Biaya atau ongkos perawatan barang jaminan dan biaya
penyimpanan atau pergudangan diatur atas kesepakatan para pihak.
4. Jika ada batas waktu yang ditentukan terjadi gagal bayar pelunasan
maka sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian di awal maka barang
yang digadaikan dapat dijual untuk melunasi hutang yang diperjanjikan.
340 Lembaga Keuangan Syariah
pada umumnya nilai pinjaman dengan akad Rahn itu maksimal 80% dari
nilai barang gadai sehingga sisa harga 20% dan digunakan untuk biaya
pemeliharaan dan perawatan selama barang gadai menjadi pengawasan
pihak Murtahin atau penerima barang.
Gadai Emas, sekarang adalah hari Jumat tanggal 15 Mei 2020 berbagai
negara dilanda oleh virus Corona-Covid-19 pada posisi seperti ini kebijakan
pemerintah pusat melakukan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar atau
Lockdown, berdasarkan pantauan penulis solusi gadai menjadi jalan keluar
terbaik dan tercepat karena adanya gelombang PHK dan banyaknya karyawan
yang dirumahkan dan sektor non formal lumpuh. Sektor UMKM dan Koperasi
juga mengalami kemunduran. Ada tiga sektor yang masih ramai dikunjungi
nasabah yaitu perbankan, leasing dan gadai-Rahn.
Melihat kenyataan tersebut maka peran dan fungsi akad Rahn-gadai
sangat membantu laju perputaran ekonomi agar kekayaan tidak berputar di
antara orang-orang kaya saja, sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-
Qur’an Surat Al-Hasyr (59) Ayat 7:
ِين َو ۡٱب ِن ِ سك َ ٰ سو ِل َو ِلذِي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم َّ ِ َ سو ِلِۦه مِ ۡن أ َ ۡه ِل ۡٱلقُ َر ٰى
َّ لِلَفِ َول
ُ ِلر ُ علَ ٰى َر َّ َّما ٓ أَفَا ٓ َء
َ ُٱَّلل
ْاٞۚ ع ۡنهُ فَٱنتَ ُهو
َ سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َه ٰى ُك ۡم َّ م َو َما ٓ َءات َٰى ُك ُمٞۚۡ سبِي ِل ك َۡي ََّل يَ ُكونَ دُولَ ُۢةَ بَ ۡينَ ۡٱۡل َ ۡغنِيَآءِ مِ ن ُك
ُ ٱلر َّ ٱل
٧ ب ِ شدِيدُ ۡٱل ِعقَا َ ِۖ َّ َْوٱتَّقُوا
َ َّ ٱَّلل إِ َّن
َ ٱَّلل
Artinya : 7. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-
Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah
untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di
antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
342 Lembaga Keuangan Syariah
H. AL-QIRADH-QARDH.
Yaitu ketentuan pinjaman, di dalam Al-Qur’an dinyatakan pada Surat Al-
Muzzammil (73) Ayat 20:
َّ كَ َوٞۚ َة ِمنَ ٱلَّذِينَ َم َعٞ طآئِف
ٱَّللُ يُقَد ُِر ٱلَّ ۡي َل َ ۞إِ َّن َربَّكَ يَعۡ لَ ُم أَنَّكَ تَقُو ُم أ َ ۡدن َٰى مِ ن ثُلُثَي ِ ٱلَّ ۡي ِل َونِصۡ فَ ۥهُ َوثُلُث َ ۥهُ َو
ض ٰى َ سيَ ُكونُ مِ ن ُكم َّم ۡر َ عل َِم أَن ِ ٞۚ علَ ۡي ُك ۡ ِۖم فَ ۡٱق َر ُءواْ َما تَيَس ََّر مِ نَ ۡٱلقُ ۡر َء
َ ان َ صوهُ فَت
َ َاب ُ عل َِم أَن لَّن ت ُ ۡح َ ار َ ٞۚ َوٱلنَّ َه
ٱَّلل فَ ۡٱق َر ُءواْ َما َ ٱَّلل َو َءاخ َُرونَ يُ ٰقَتِلُونَ فِي
ِ ِۖ َّ س ِبي ِل ِ َّ ض ِل ۡ َض يَ ۡبتَغُونَ مِ ن ف ِ ض ِربُونَ فِي ۡٱۡل َ ۡر ۡ ََو َءاخ َُرونَ ي
Lembaga Keuangan Syariah 343
ا َو َما تُقَ ِد ُمواْ ِۡلَنفُ ِس ُكم ِم ۡن خ َۡي ٖرٞۚ س ّٗن َ َّ ٱلزك َٰوةَ َوأ َ ۡق ِرضُو ْا
َ ٱَّلل قَ ۡرضًا َح َّ صلَ ٰوة َ َو َءاتُو ْا َّ هُ َوأَقِي ُمو ْا ٱلٞۚ ت َ َيس ََّر مِ ۡن
٢٠ ور َّرحِ ي ُۢ ُم ٞ ُغف َ ِۖ َّ ْا َوٱسۡ ت َۡغف ُِرواٞۚ ظ َم أَجۡ ّٗر
َ َّ ٱَّلل إِ َّن
َ ٱَّلل َ ٱَّلل ه َُو خ َۡي ّٗرا َوأ َ ۡع
ِ َّ َت َِجدُوهُ عِند
Artinya : 20. Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama
kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui
bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu,
maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah
(bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-
orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah,
maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah
pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang
paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada
Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
internal atau dari keuntungan yang disisihkan atau dari dana pihak ketiga
yang sah dan halal menurut ketentuan syariah.
4. Jika terdapat perselisihan antar pihak maka diselesaikan melalui
badan arbitrase Jika jalan musyawarah mengalami jalan buntu, akan
tetapi para pihak dituntut untuk berbuat adil sebagaimana Allah SWT
berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl (16) Ayat 90 – 91:
ۡ َ َّ ۞إ َّن
ِ يٞۚ شآءِ َو ۡٱل ُمنك َِر َو ۡٱلبَ ۡغ
َ ع ِن ۡٱلف َۡح َ س ِن َوإِيتَآي ِٕ ذِي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َويَ ۡن َه ٰى َ ٰ ٱۡل ۡحِ ۡ ٱَّلل يَأ ُم ُر بِ ۡٱلعَ ۡد ِل َو ِ
ع َهدت ُّ ۡم َو ََّل ت َنقُضُواْ ۡٱۡل َ ۡي ٰ َمنَ بَعۡ دَ ت َۡوكِي ِدهَا َو َق ۡد ِ َّ َوأ َ ۡوفُواْ بِعَهۡ ِد٩٠ َظ ُك ۡم لَعَلَّ ُك ۡم تَذَ َّك ُرون
َ ٰ ٱَّلل إِذَا ُ يَ ِع
٩١ َٱَّلل يَعۡ َل ُم َما ت َۡف َعلُون ٞۚ ً علَ ۡي ُك ۡم َكف
َ َّ ِيًل ِإ َّن َ َّ َج َع ۡلت ُ ُم
َ ٱَّلل
Artinya : 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
91. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu
(terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat.
I. WAKALAH.
Dasar hukum akad Wakalah di dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi (18) Ayat
19:
Artinya : 19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling
bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka:
Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita
berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan
kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah
salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang
perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku
lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada
seorangpun.
Pelimpahan tugas dan tanggung jawab atau mandat pada akad Wakalah
jika dilihat dari sudut pandang cakupan implementasinya dapat dibagi tiga
yaitu :
1. Wakalah Al-Mutlaqah, yaitu mewakilkan suatu urusan yang
diperjanjikan secara mutlak tanpa batas waktu dengan tugas dan
tanggung jawab dan kewenangan yang diperjanjikan oleh para pihak.
2. Wakalah Al-Muqayyadah, yaitu mewakilkan suatu perusahaan hanya
pada satu urusan tertentu dan pada batas waktu tertentu yang
diperjanjikan oleh para pihak.
3. Wakalah Al-Amanah, yaitu mewakilkan suatu urusan sehari-hari yang
pada lembaga keuangan syariah pelengkap untuk suatu kesempurnaan
akad. Dengan demikian posisi atau kewenangannya lebih luas dari akad
Wakalah-Al-Muqayyadah tetapi lebih sempit atau lebih terbatas dari akad
Wakalah Al-Mutlaqah. Sehingga dalam pelaksanaannya atau dalam
praktiknya akad Wakalah pada lembaga keuangan syariah mempunyai
tingkat fleksibilitas yang tinggi.
J. KAFALAH.
Secara implementatif pada lembaga keuangan syariah disebut dengan
“Garansi” atau dengan istilah “Bank Guarantee”. Sehingga secara umum
pengertian Kafalah adalah tindakan hukum yang memberikan jaminan
pengembalian pembayaran atas suatu pihak kepada pihak lain pada jumlah
dana atau modal tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Adapun secara
syar’i akad Kafalah disandarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat
Yusuf (12) Ayat 72 dan 75:
٧٢ ِيمٞ ع ۡٱل َملِكِ َو ِل َمن َجا ٓ َء بِِۦه حِ مۡ ُل بَع ِٖير َوأَن َ۠ا بِِۦه زَ ع ُ ُقَالُواْ ن َۡف ِقد
َ ص َوا
Artinya : 72. Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan
siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan
(seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya".
َّ ٰ ۥهُ َك ٰذَلِكَ ن َۡج ِزي ٱلٞۚ قَالُواْ َج ٰ ٓزَ ُؤ ۥهُ َمن ُو ِجدَ فِي َرحۡ ِلِۦه فَ ُه َو َج ٰ ٓزَ ُؤ
٧٥ َظلِمِ ين
Artinya : 75. Mereka menjawab: "Balasannya, ialah pada siapa diketemukan
(barang yang hilang) dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya
(tebusannya)". Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang
yang zalim.
BAB VI
PRODUK KELEMBAGAAN
A. PENDAHULUAN.
Pemahaman secara umum lembaga atau institusi adalah sebagai wadah
atau organisasi yang menampung kegiatan oleh kelompok tertentu dengan
tujuan tertentu dan diatur dengan regulasi tertentu juga, akan tetapi kegiatan
organisasi tersebut tidak bergerak di ruang hampa, artinya membuka diri
untuk berinteraksi dengan lembaga lain atau perorangan pada wilayah
teritorial nasional dan internasional. Sehingga lembaga tersebut harus bersifat
independen tetapi mempunyai batas toleransi yang tinggi untuk bekerjasama
dengan pihak lain dan tidak bersifat eksklusif atau terpisah atau menyendiri
dengan yang lain, apalagi dalam konteks lembaga keuangan syariah yang
merupakan bagian integral dari lembaga-lembaga keuangan lainnya, baik yang
melakukan sistem konvensional atau syariah. Sehingga interaksi antar lembaga
dan perorangan merupakan pernyataan yang tidak dapat ditolak atau
dinafikkan.175
“Way of life” atau sistem kehidupan adalah konsep dasar yang
menempatkan Islam dengan segenap jajarannya termasuk sistem ekonomi
pada lembaga keuangan syariah adalah implementasi dari konsep “rahmatan
lil ‘alamin artinya ajaran Islam mampu memberikan tata kehidupan yang
rahmatan atau memberikan kemakmuran dan kebahagiaan menyeluruh bagi
umat manusia, untuk itu argumen yang dibangun pada implementasi lembaga
keuangan syariah yaitu :
175
Tata kelola lembaga keuangan syariah dapat berkembang dengan pesat jika
dikelola dengan baik pada lingkungan “masyarakat madani”. M. Dawam Rahardjo,
Krisis Kapatalisme Global Ilusi Atau Realitas, pada pengantar buku George Soros, Open
Society-Reforming Global Capitalism, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2006), xviii,
Lembaga Keuangan Syariah 353
َ ش َهدَآ َء بِ ۡٱل ِقسۡ طِِۖ َو ََّل يَ ۡج ِر َمنَّ ُك ۡم شَنَ َٔٔ انُ قَ ۡو ٍم
علَ ٰ ٓى أَ ََّّل ِ َّ ِ َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ُكونُواْ قَ ٰ َّومِ ين
ُ َّلل
٨ َير بِ َما ت َعۡ َملُون ُ ُۢ ِٱَّلل َخب
َ َّ ٱَّلل إِ َّن ۡ ْاٞۚ ت َعۡ ِدلُو
َ ٞۚ َّ ْٱع ِدلُواْ ه َُو أ َ ۡق َربُ لِلت َّ ۡق َو ٰ ِۖى َوٱتَّقُوا
Artinya : 8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.176
176
“Roler of behavior” adalah aturan tingkah laku, yang diantaranya berlaku adil,
pada konteks lembaga keuangan syariah, maka unsur adil adalah pilar pokoknya. Atho
Mudzar, Pendekatan Studi Islam-Dalam Teori Dan Praktiknya, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2002), 44.
Lembaga Keuangan Syariah 355
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui.
177
Ekonomi ekuilibrium adalah akumulasi dari perimbangan dalam satu kerangka
susunan sistem ekonomi. Sehingga tercipta kondisi “stabile equilibrium” atau ekonomi
bersifat stabil. Sumitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi-Dasar
Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, (Jakarta : PT. Pustaka LP3ES,
1994), 25.
356 Lembaga Keuangan Syariah
178
Jenis instrumen keuangan secara kelembagaan ada tiga, yaitu: uang, saham dan
hutang. Sehingga peran bank central dan semua unsur perbankan termasuk lembaga
keuangan syariah mutlak diperlukan. D. Fred Weston dan Tim, Manajemen Keuangan,
(Jakarta : Erlangga, 1999), 38.
Lembaga Keuangan Syariah 357
179
“Shadow Banking System” adalah lembaga keuangan non bank, yaitu pasar
modal, pasar uang dan pasar saham yang dapat berubah bentuk menjadi “plutocracy”,
yaitu kekuasaan yang berasal dari kekayaan. Eriyatno, Membangun Ekonomi
Komporatif, (Jakarta : PT. Alex Media Komputindo, 2011), 44.
358 Lembaga Keuangan Syariah
dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin.
129. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah
bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia
adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".
Hipotesa yang dibangun berkaitan dengan pasar modal adalah jika pada
suatu periode tertentu terdapat peningkatan dan penambahan modal investasi
pasar modal dalam jumlah yang sangat signifikan, maka pendapatan nasional
suatu negara akan meningkat, dengan dasar argumen bahwa pasar modal
adalah sarana yang efektif dalam menggerakkan dana masyarakat untuk
kegiatan ekonomi yang produktif. Sejarah telah mencatat bahwa peran penting
pasar modal untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan sekaligus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum pembiayaan suatu
perusahaan berasal dari sumber internal dan eksternal. Sumber internal yaitu
diperoleh dari setoran pemilik perusahaan dari sisa laba ditahan atau “retainer
earning”, dan sumber eksternal adalah dari pasar modal dan pinjaman dari
bank atau lembaga pembiayaan lain. Pasar pasar modal dapat berjalan dengan
baik pada aktivitas ekonomi jika informasi yang tersedia dari berbagai aspek
yang berkaitan dengan investasi tersedia dengan baik, cepat, tepat, akurat,
kontinu dan efisien.180
Konsep dasar pasar modal syariah adalah sebagai berikut :
180
Lembaga bank yang termasuk didalamnya adalah lembaga keuangan syariah
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam sistem keuangan suatu
negara. Jonni Manurung, Ekonomi Keuangan Dan Kebijakan Moneter, (Jakarta :
Salemba Empat, 2009), 127.
360 Lembaga Keuangan Syariah
Para pihak atau lembaga yang terlibat secara langsung dan tidak langsung
pada pasar modal adalah sebagai berikut:
1. BAPEPAM, adalah lembaga pengawas pasar modal yang mempunyai
fungsi untuk pembinaan, pengaturan dan pengawasan semua kegiatan
pasar modal yang secara struktur organisasi dibawah tanggung jawab
MenteriKeuangan RI.
2. Bursa Efek, adalah tempat kegiatan perdagangan efek di pasar modal,
demikian juga sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem perdagangannya.
Lembaga Keuangan Syariah 361
➢ Obligasi adalah pengakuan hutang atas pinjaman dana oleh Emiten untuk
jangka waktu tertentu minimal 3 tahun dengan konpensasi tertentu pada
periode waktu yang diperjanjikan.
➢ Option adalah produk derivatif atau produk turunan dari Efek dalam
bentuk saham atau obligasi. Ada dua bentuk Option, yaitu :
a. Call Option, yaitu hak untuk membeli.
b. Put Option, yaitu hak untuk menjual.
Lembaga Keuangan Syariah 363
➢ Right adalah “Common Stock” atau pemilik saham biasa yang mempunyai
hak untukmembeli tambahan penerbitan saham baru.
Kondisi seperti ini adalah prinsip umum sebagai konsekuensi dari ajaran
atau rambu-rambu syariah yang harus dipedomani untuk kemaslahatan
bersama atau rahmatan lil alamin.
Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-Maa’idah
(5) Ayat 87 - 88:
ْ َو ُكلُوا٨٧ َٱَّلل ََّل يُحِ بُّ ۡٱل ُمعۡ تَدِين ٞۚ َّ ت َما ٓ أَ َح َّل َ ْٰ َٓيأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ََّل ت ُ َح ِر ُموا
َ َّ ٱَّللُ لَ ُك ۡم َو ََّل تَعۡ تَد ُٓواْ ِإ َّن ِ ط ِي ٰ َب
٨٨ َِي أَنتُم بِِۦه ُم ۡؤمِ نُون ٓ ٱَّلل ٱلَّذ َ ٱَّللُ َح ٰلَ ًّٗل
َ َّ ْا َوٱتَّقُواٞۚ ّٗطيِب َّ مِ َّما َرزَ قَ ُك ُم
Artinya : 87. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.
88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.
364 Lembaga Keuangan Syariah
Demikian juga dalam perdagangan pasar modal harus pada objek yang
halal, tidak boleh ada unsur riba-gharar dan maisyir serta harus ada
keterbukaan dan kejujuran informasi dan laporan keuangan, sehingga tidak
dibenarkan adanya praktik kecurangan atau dengan istilah umum
“menggoreng harga saham”. Semua ketentuan di atas bertujuan jangka
panjang yaitu tidak ada pihak yang dirugikan, artinya semua pelaku bisnis
berjalan sesuai dengan oridor agama yang ada pada Al-Qur’an dan Hadist.
Saham sebagai objek transaksi pada jual-beli atau akad Murabahah
merupakan penjualan atas kepemilikan secara proporsional pada perusahaan,
artinya konsep dasar yang berlaku adalah akad jual-beli proporsional terhadap
asset atas operasional perusahaan, dengan demikian menurut kajian fikih
muamalah diperbolehkan dan keuntungan yang diperoleh dari deviden yang
dibagikan setelah melalui proses dan prosedur panjang pada mekanisme
internal perusahaan juga diperbolehkan. Akan tetapi pada praktik “Derivativ”
yaitu penjualan lembar saham pada pihak ketiga tidak diperbolehkan jika
adanya perbedaan antara harga nominal per lembar tersebut berbeda dengan
harga yang disepakati. Artinya harga nominal pada harga per lembar saham
harus sama dengan harga sebenarnya.Hal ini juga berbeda konsep dasarnya
dengan surat hutang atau obligasi pada pasar sekunder “Derivatif” tidak
diperbolehkan, karena dalam syariah nilai hutang itu tidak boleh dijual-belikan
dan jika terjadi pertukaran uang atau surang hutang dalam mata uang yang
sama maka nilainya harus sama pula.
Dengan demikian, rukun dan syarat jual beli saham dengan akad
Murabahah maka mengikuti rukun dan syarat Murabahah yang telah dibahas
pada Bab sebelumnya. Ketetapan dan ketentuan rukun dan syarat pada
Lembaga Keuangan Syariah 365
transaksi pasar modal harus sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku saat itu di wilayah hukum negara dimana
transaksi tersebut terjadi. Hal demikian telah diatur dalam Al-Qur’an agar
mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya serta pemimpinnya. Ketentuan ini terdapat
pada Al-Qur’an Surat An-Nisaa’ (4) Ayat 59:
سو َل َوأ ُ ْولِي ۡٱۡل َ ۡم ِر مِ ن ُك ۡ ِۖم فَإِن تَ ٰنَزَ ۡعت ُ ۡم فِي ش َۡي ٖء فَ ُردُّوهُ إِلَى َّ ْٱَّلل َوأَطِيعُوا
ُ ٱلر َ َّ ْٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ أَطِ يعُوا
٥٩ يًل ً س ُن ت َۡأ ِو َ ر َوأَ ۡحٞ ِر ٰذَلِكَ خ َۡيٞۚ ِٱَّلل َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡلٓخ
ِ َّ ِسو ِل إِن ُكنت ُ ۡم ت ُ ۡؤمِ نُونَ ب
ُ ٱلر ِ َّ
َّ ٱَّلل َو
Artinya : 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
181
Ketentuan umum tentang akad Murabahah diatur pada Fatwa DSN Nomor
04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April tahun 2000 tentang Murabahah yang antara lain
mengatakan bahwa bank dan nasabah harus melakukan akad Murabahah yang bebas
riba
366 Lembaga Keuangan Syariah
Jakarta Islamic Index atau JII atau indeks syariah adalah respon dari
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif pada bursa Efek
yang dikelola syariah. Kebutuhan informasi yang berhubungan dengan
investasi syariah dikelola oleh PT BEJ atau Bursa Efek Jakarta yang bekerjasama
dengan Dana Reksa Investasi Manajemen. Posisi JII merupakan subset dari
IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan yang salah satu tujuannya adalah
menjadi barometer atau tolak ukur atau “benchmark” untuk investasi saham
secara syariah di pasar modal. Secara umum peran dan fungsi Jakarta Islamic
Index antara lain yaitu :
1. Sarana untuk meningkatkan investasi secara syariah di pasar modal.
2. Meningkatkan kepercayaan investor karena keterbukaan dan
kejujuran informasi.
3. Pengembangan investasi pada ekuiti syariah.
Lembaga Keuangan Syariah 367
Secara umum pengertian Reksadana atau mutual fund yaitu suatu bentuk
sertifikat yang menyatakan sepenuhnya bahwa pemiliknya atau Shahibul Maal
menitipkan atau menguasakan sejumlah modal atau uang dalam jumlah
tertentu dan pada tempo waktu tertentu untuk digunakan sebagai modal
investasi di pasar uang atau pasar modal kepada pengelola Reksadana yang
disebut sebagai manajer investasi. Pola transaksi Reksadana ada dua yaitu jenis
“Open End”, yaitu dapat dijual kembali kepada manajer investasi dan jenis
“Close End”, yaitu bisa dijual dipasar sekunder. Adapun secara spesifik jenis
Reksadana dapat dibedakan menjadi s:
1. “Money Market Fund” atau Reksadana Pasar Uang, yaitu instrumen
investasi dalam waktu kurang dari satu tahun, sehingga mempunyai kadar
risiko yang rendah. Dan Reksadana pada jenis ini bersifat hutang dagang,
artinya Efek yang berfungsi untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan
modal.
2. “Fixed Income Fund” atau Reksadana Pendapatan Tetap, yaitu
instrumen yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dari bank tetapi
mempunyai risiko yang besar.
3. “Equity Fund” atau Reksadana Saham, yaitu 80% dari aktiva dalam
bentuk Efek yang bersifat ekuitas dan berisiko tinggi tetapi mempunyai
imbal hasil yang tinggi karena harganya bersifat fluktuatif.
Lembaga Keuangan Syariah 369
Adapun manfaat langsung yang diperoleh oleh Shahibul Maal atau para
investor dengan adanya Reksadana atau lain adalah :
1. Memberikan akses yang luas bagi Shahibul Maal kepada investasi
dengan berbagai macam instrument, yaitu saham, obligasi dan instrument
lainnya.
2. Tingkat profesional yang terjamin pada pengelola investasi, yaitu
manajer investasi yang didukung oleh tim yang berpengalaman serta
struktur administrasi yang tertata bagus oleh bank kustodian. Sehingga
melalui manajer investasi dan bank kustodian sebagai Mudlarib.
3. Manfaat lain adalah adanya diversifikasi investasi yang sulit jika
dilakukan sendiri karena adanya keterbatasan jumlah dana, akan tetapi
dapat dilakukan oleh Reksadana dengan kombinasi atau gabungan dari
sejumlah banyak investor yang dapat dikumpulkan dalam satu wadah.
4. Keunggulan di bidang perpajakan adalah profit margin atau hasil dari
Reksadana bukan merupakan objek pajak karena kewajiban pajak sudah
dibayar oleh Reksadana.
5. Mempunyai likuiditas yang bagus karena sebagai unit penyertaan
pada satuan investasi Reksadana dapat dibeli dan dicairkan setiap hari
bursa melalui manajer investasi.
182
Investasi pihak swasta dan pemerintah pada Reksadana secara tidak langsung
akan meninggalkan produktivitas dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru
sehingga meningkatkan keakmuran dan daya beli masyarakat. Rina Oktaviani, Modal
Ekonomi Keseimbangan Umum, (Bogor : IPB Press, 2011), 277.
Lembaga Keuangan Syariah 371
٣٢ س ِب ّٗيًل َ ٱلزن ِٰۖ َٓى ِإنَّ ۥهُ َكانَ ٰفَحِ ش َّٗة َو
َ سا ٓ َء ِ َْو ََّل ت َۡق َربُوا
Artinya : 32. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
C. PEGADAIAN SYARIAH.
Dalam sebuah hadist dikatakan bahwa Rasulullah pernah meghadiahkan
baju besinyakepada orang Yahudi untukbarter atau ditukar dengan gandum.
Hadist tersebut merupakan dasar hukum transaksi ekonomi berupa gadai.
Lembaga keuangan syariah pegadaian merupakan salah satu bentuk
kelembagaan ekonomi yang dikeal oleh masyarakat secara luas dan
mekanisme transaksi berjalan dalam tempo cepat atau tidak berbelit-belit.
Mayoritas nasabah gadai adalah mereka yang membutuhkan uang dalam
waktu cepat untuk kebutuhan yang mendesak atau kebutuhan konsumtif.
Motto kerja pegadaian adalah “mengatasi masalah tanpa masalah” menjadi
“jargon” yang melekat di hati masyarakat. Secara fiqih akad yang digunakan
adalah Rahn atau bias sebagai akad tambahan pada pembiayaan Murabahah.
Biaya yang timbul pada akad Rahn atau gadai adalah biaya penitipan barang,
Lembaga Keuangan Syariah 373
Definisi gadai secara bahasa berarti tetap atau kekal atau jaminan, adapun
secara syariah mempunyai arti penguasaan (menyandera) sejumlah barang-
harta yang diserahkan sebagian jaminan atas pembiayaan hutang dalam
periode tertentu yang diikat dengan perjanjian tertulis para pihak. Dengan
demikian akad gadai dilakukan atas dasar suka sama suka, tidak ada paksaan
atau “An Taradin Minkum” dan atas dasar kejujuran, sehingga tidak ada pihak
yang dirugikan.
“Murtahin” atau penerima gadai yang dalam hal ini adalah lembaga
keuangan syariah mempunyai hak untuk menjual barang jaminan jika nasabah
gagal bayar pada periode waktu yang telah diperjanjikan untuk melunasi
semua hutang pinjaman atau “Marhun-Bih”, pemegang gadai juga berhak atas
semua biaya penyimpanan barang gadai dan selama pinjaman belum dilunasi
maka pegadaian berhak untuk menahan barang gadai. Adapun kewajiban
374 Lembaga Keuangan Syariah
Secara empiris manfaat dengan adanya produk dan jasa pegadaian syariah
yang ditawarkan kepada masyarakat secara umum adalah sebagai berikut :
1. Barang gadai harus dalam bentuk barang gerak, artinya lembaga
keuangan syariah ini tidak mengambil risiko jika nasabah gagal bayar
untuk pelunasan pembiayaan maka akan dengan cepat untuk dilakukan
lelang, demikian juga jumlah atau besaran pinjaman akan sangat
ditentukan dengan nilai jaminan.
2. Jasa penaksiran terhadap objek gadai, artinya pihak pegadaian
syariah juga memberikan layanan jasa penaksiran atau penilaian terhadap
suatu barang secara profesional dengan menggunakan pendekatan harga
pada saat itu.
3. Ijarah, yaitu jasa penitipan barang berharga atau surat-surat
berharga, dan dari pihakpenggadaian memperoleh pendapatan sewa
Lembaga Keuangan Syariah 377
Secara tidak langsung peran dan fungsi pegadaian syariah sebagai jaring
pengaman sosial artinya pada saat terjadinya penurunan skala ekonomi dan
gelombang PHK karena suatu bencana atau musibah seperti saat ini yaitu
adanya Epidemi Virus Corona - Covid 19 dengan kebijakan PSBB atau
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau dengan istilah lain “Lockdown”.
Sehingga semua usaha pedagang kecil non formal menjadi kesulitan karena
semua harus berdiam diri di rumah, perekonomian masyarakat menengah ke
bawah berhenti, maka solusi untuk bertahan adalah penggadaian. Dengan
demikian fungsi dan peran pegadaian syariah di mata masyarakat sangat
penting dan strategis guna memutar roda perekonomian kelas bawah dan
menurut kitab undang-undang hukum perdata Pasal 1150 mengatakan bahwa
gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu
barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seseorang berhutang atau
oleh seorang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada
orang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut.
378 Lembaga Keuangan Syariah
D. KOPERASI SYARIAH.183
Konsep dasar Koperasi adalah sebagai turunan atau bagian integral dari
implementasi UUD 1945 Pasal 33, artinya bangun usaha Koperasi merupakan
bentuk partisipasi warga masyarakat dalam pembangunan nasional yaitu
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
dan bila pembahasannya diteruskan dalam konteks lembaga keuangan syariah
maka secara kelembagaan menjadi “Koperasi syariah”. Sehingga akan tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sebagaimana Allah SWT berfirman di
dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2) Ayat 201:
َ َ عذ
ِ َّاب ٱلن
٢٠١ ار َ سن َّٗة َوفِي ۡٱۡلٓخِ َرةِ َح
َ سن َّٗة َوقِنَا َ َومِ ۡن ُهم َّمن يَقُو ُل َربَّنَا ٓ َءاتِنَا فِي ٱلد ُّۡنيَا َح
Artinya : 201. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami
dari siksa neraka".
183
Koperasi yang identik dengan ekonomi rakyat yang termasuk didalamnya
Koperasi Syariah. Seharusnya diberdayakan untuk mampu bersaing dengan pelaku
ekonomi pada tataran Nasional dan Internasional. Anif Punto Utomo, Adi Sasono Sang
Penggerak Seribu Gagasan, Seribu Tindakan, (Jakarta : Buku Republika, 2013), 241.
184
Dalam konteks Indonesia, maka Koperasi merupakan perwujudan dari Pasal 33
UUD 1945 dari bagian integral dari Pancasila. Untuk itu sistem ekonomi yang diabngun
harus mencerminkan dari implementasi ekonomi Pancasila secara nyata. Mubyanto,
Ekonomi Pancasila-Gagasan Dan Kemungkinan, (Jakarta : LP3ES, 1987), 68.
Lembaga Keuangan Syariah 379
185
Koperasi syariah dengan tata kelola berdasarkan prinsip Demokrasi yang
menekankan adanya kerja kolektif dengan tujuan amal sholeh adalah perintah dan
ajaran Islam. Monzer Kahf, Ekonomi Islam-Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem
Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), 58.
380 Lembaga Keuangan Syariah
dengan ketentuan syariah sebagai sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-
Qur’an Surat Ali Imran (3) Ayat 159:
ع ۡن ُه ۡم َوٱسۡ ت َۡغف ِۡر
َ ف ۡ َب َلَنفَضُّواْ مِ ۡن َح ۡول ِِۖكَ ف
ُ ٱع ِ ظ ۡٱلقَ ۡل َ غلِي
َ ظا ًّ َٱَّلل لِنتَ لَ ُه ۡ ِۖم َولَ ۡو ُكنتَ ف ِ َّ َفَبِ َما َرحۡ َم ٖة ِمن
١٥٩ َٱَّلل يُحِ بُّ ۡٱل ُمت ََو ِكلِين ِ ٞۚ َّ علَى
َ َّ ٱَّلل إِ َّن َ لَ ُه ۡم َوشَا ِو ۡره ُۡم فِي ۡٱۡل َ ۡم ِۖ ِر فَإِذَا
َ عزَ ۡمتَ فَت ََو َّك ۡل
Artinya : 159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.
masyarakat secara luas. Dengan demikian peran dan fungsi PMA atau
Penanaman Modal Asing atau investor dari luar negeri hanya bersifat sebagai
“katalisator” atau sebagai fungtor “daya ungkit” bukan menjadi unsur utama
pada pembangunan ekonomi dengan dasar argumen bahwa investor asing
hanya mencari keuntungan semata dan kurang memperhatikan faktor
lingkungan dan “social cost” sebagai dampaknya.186
Prinsip Koperasi sebagai konsep dasar berkoperasi dan secara
implementatif menjadi identitas kegiatan usaha Koperasi serta identitas
kelembagaannya adalah sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, artinya tidak ada paksaan
menjadi anggota Koperasi dan terbuka untuk semua masyarakat
bergabung menjadi anggotanya, akan tetapi harus bersesuaian dengan
undang-undang perkoperasian dan tidak menyimpang dari anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga yang telah disahkan sebelumnya. Adapun
keanggotaan Koperasi secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu anggota
biasa, calon anggota dan anggota luar biasa yang kriteria, hak dan
kewajibannya diatur tersendiri dan disetujui oleh Rapat Anggota.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis, artinya pengurus,
pengawas dan anggota Koperasi adalah satu kesatuan untuk memikirkan
kemajuan Koperasi, itulah sebabnya dalam satu tahun sekali Koperasi
186
Pembangunan ekonomi akan berkorelasi langsung dengan ekonomi pertahanan,
karena penyediaan kekuatan pertahanan membutuhkan sumber daya ekonomi yang
besar. Purnomo Yusgiantoro, Ekonomi Pertahanan-Teori Dan Praktik, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka, 2014), 43.
382 Lembaga Keuangan Syariah
187
Bentuk dasar sistem perekonomian yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa
yang dalam hal ini Bung Hatta adalah sistem ekonomi koperasi yang mengedepankan
demokrasi ekonomi. Mubyanto, Sistem Dan Moral Ekonomi Indonesia, (Jakarta : LP3ES,
1988), 39.
Lembaga Keuangan Syariah 383
jauh hari 14A yang lalu Al-Qur’an mengatakan bahwa Allah SWT akan
mengangkat derajat atau ketinggian maqom orang-orang yang beriman
dan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Al-Qur’an Surat Al-
Mujaadilah (58) Ayat 11:
ْش ُزوا
ُ ٱَّللُ لَ ُك ِۡۖم َو ِإذَا قِي َل ٱن
َّ ِسح َ س ُحواْ يَ ۡف َ س ُحواْ فِي ۡٱل َم ٰ َجل ِِس فَ ۡٱف َّ َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ إِذَا قِي َل لَ ُك ۡم تَف
١١ يرٞ ِٱَّللُ بِ َما تَعۡ َملُونَ َخب َّ ت َو ٖ ٞۚ ٱَّللُ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ مِ ن ُك ۡم َوٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱلع ِۡل َم دَ َر ٰ َج
َّ ش ُزواْ يَ ۡرفَ ِع
ُ فَٱن
Artinya : 11. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
13. Pembagian SHU ditentukan oleh Rapat Anggota dan harus membayar
zakat, demikian juga KJKS dan UJKS harus menerapkan manajemen risiko,
sehingga pelaksanaan kegiatan pembiayaan dan investasi harus
mengedepankan faktor rudent atau kehati-hatian terhadap
kecenderungan manusia. Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-
Qur’an Surat Ali ‘Imran (3) Ayat 14:
ض ِة َو ۡٱلخ َۡي ِل
َّ ب َو ۡٱل ِف َ ير ۡٱل ُمقَن
ِ ط َرةِ مِ نَ ٱلذَّ َه ِ ِسآءِ َو ۡٱلبَنِينَ َو ۡٱلقَ ٰنَط َ ِت مِ نَ ٱلن َّ اس حُبُّ ٱل
ِ ش َه ٰ َو ِ َُّزيِنَ لِلن
١٤ ب َّ ث ٰذَلِكَ َم ٰت َ ُع ۡٱل َحيَ ٰوةِ ٱلد ُّۡنيَ ِۖا َو
ِ ٱَّللُ عِندَ ۥهُ ُحسۡ ُن ۡٱل َمَٔٔ ا ِ ٓۗ س َّو َم ِة َو ۡٱۡل َ ۡن ٰعَ ِم َو ۡٱل َح ۡر
َ ۡٱل ُم
Artinya : 14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).
Gambar 12
Sruktur Koordinasi Kegiatan Perkoperasian
KEMENTERIAN INDUK
DEKOPIN
KOPERASI KOPERASI
Keterangan Gambar 12 :
Kementerian Koperasi sebagai lembaga pemerintah secara nasional
mempunyai tugas yang salah satu yang dapat mengembangkan dan
memperkokoh kesejahteraan masyarakat dengan berkoordinasi pada kegiatan
tersebut pada Dekopin yang merupakan lembaga satu-satunya gerakan
Koperasi secara nasional yang kemudian diikuti oleh organisasi di bawahnya.
Adapun Induk Koperasi dan organisasi di bawahnya adalah jalur fungsional
Koperasi yang sejenis baik Koperasi primer atau sekunder.
E. ASURANSI SYARIAH.
Konsep dasar dan implementasi lembaga keuangan syariah yang dalam
hal ini adalah asuransi syariah dengan mengedepankan sikap dan cara berpikir
tolong-menolong bersandar pada firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surat
Al-Maa’idah (5) Ayat 2:
ٓ َ ي َو ََّل ۡٱلقَ ٰلَٓئِدَ َو
ََّل َءآ ِمينَ ۡٱلبَ ۡيت ۡ َ شهۡ َر ۡٱل َح َر
َ ام َو ََّل ٱل َه ۡد َّ ٱَّلل َو ََّل ٱل َ ْٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ََّل تُحِ لُّوا
ِ َّ ش ٰعَٓئ َِر
اْ َو ََّل يَ ۡج ِر َمنَّ ُك ۡم شَنَ َٔٔ انُ قَ ۡو ٍم أَنٞۚ طادُو َ ۡا َو ِإذَا َحلَ ۡلت ُ ۡم فَٱصٞۚ ض ٰ َو ّٗنۡ ض ًّٗل ِمن َّر ِب ِه ۡم َو ِر ۡ َام يَ ۡبتَغُونَ فَ ۡٱل َح َر
ْۘ
ٱۡل ۡث ِم
ِ ۡ علَى َ ْعلَى ۡٱل ِب ِر َوٱلتَّ ۡق َو ٰ ِۖى َو ََّل تَ َع َاونُوا َ ْع ِن ۡٱل َمسۡ ِج ِد ۡٱل َح َر ِام أَن ت َعۡ تَدُواْ َوت َ َع َاونُوا َ صدُّو ُك ۡم َ
ِ شدِيدُ ۡٱل ِعقَا
٢ ب َ ِۖ َّ ْ ِن َوٱتَّقُواٞۚ َو ۡٱلعُ ۡد ٰ َو
َ َّ ٱَّلل إِ َّن
َ ٱَّلل
Artinya : 2. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-
syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan
jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang
mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi
Lembaga Keuangan Syariah 391
Kemudian ada Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang
berbunyi “Sesungguhnya seseorang yang beriman itu adalah siapa saja yang
memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa raga
manusia”.
Berdasarkan kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246
mendefinisikan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah “suatu perjanjian
yang dengan perjanjian tersebut penanggung mengikatkan diri kepada
seseorang tertanggung untuk memberikan penggantian kepadanya karena
suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin diderita karena suatu peristiwa yang tidak menentu”. Adapun difinisi
asuransi syariah menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 21/DSN-
MUI/IV/2001 tentang Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun) adalah
usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang atau
pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau “Tabarru” yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui
akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah, dengan demikian dari difinisi
tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa rumusan awal asuransi syariah
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Niat awal para pihak yang terikat pada kegiatan asuransi syariah
harus didasari oleh semangat tolong-menolong, tanpa adanya semangat
ini maka produk asuransi seperti bermain ruang hampa. Dengan demikian
392 Lembaga Keuangan Syariah
Konsep dasar akad pada perikatan antar pihak yang terlibat langsung
dalam asuransi syariah yaitu : Akad “Tijarah” yang mempunyai pengertian dari
semua akad komersial yang pada lembaga keuangan syariah dalam bentuk
akad Mudharabah. Adapun akad Tabarru adalah bentuk dari implementasi
tolong-menolong untuk kebajikan. Sehingga tidak mengharapkan adanya
imbalan atau kompensasi apapun. Sandaran berpikir pada akad Tabarru atau
tolong-menolong yang salah satunya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah Nabi Muhammad Saw bersabda “barangsiapa menghilangkan
kesulitan duniawiyah seseorang mukmin, maka Allah akan menghilangkan
kesulitan pada hari kiamat, dan barang siapa mempermudah kesulitan
seseoran, maka Allah akan mempermudah urusannya dunia dan akhirat”
Dengan demikian konsep dasar operasional asuransi syariah sebagai lembaga
keuangan syariah penekanan utama pada porsi tolong-menolong dan bukan
pada porsi investasi, meskipun pada akhirnya akan akad Murabahah terdapat
nisbah bagi hasil yang diperoleh para pihak, akan tetapi bukan menjadi tujuan
utama.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisaa’ (4) Ayat 9:
َ ٱَّلل َو ۡليَقُولُواْ قَ ۡو َّّٗل
٩ سدِيدًا َ َّ ْعلَ ۡي ِه ۡم فَ ۡليَتَّقُوا ِ ش ٱلَّذِينَ لَ ۡو ت ََر ُكواْ مِ ۡن خ َۡل ِف ِه ۡم ذُ ِري َّّٗة
َ ْض ٰعَفًا خَافُوا َ َو ۡليَ ۡخ
Artinya : 9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
396 Lembaga Keuangan Syariah
siapa saja, baik berupa risiko musibah bencana alam atau kecelakaan atau
kematian atau jaminan kesehatan atau jaminan pendidikan anak-anak dan lain-
lain, maka alasan inilah letak pentingnya peran dan fungsi asuransi
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Yusuf (12) Ayat 47, 48 dan
49:
ث ُ َّم يَ ۡأتِي مِ ُۢن٤٧ َس ُۢنبُ ِل ِ ٓۦه ِإ ََّّل قَل ِّٗيًل ِم َّما ت َۡأ ُكلُون
ُ صدت ُّ ۡم فَذَ ُروهُ فِي َ س ۡب َع ِسنِينَ دَأَبّٗ ا فَ َما َح َ َقَا َل ت َۡز َرعُون
َ َ ث ُ َّم يَ ۡأتِي مِ ُۢن بَعۡ ِد ٰذَلِك٤٨ َصنُون
ام فِي ِهٞ ع ِ ۡد يَ ۡأ ُك ۡلنَ َما قَد َّۡمت ُ ۡم لَ ُه َّن إِ ََّّل قَل ِّٗيًل ِم َّما تُحٞ ع ِشدَاٞ س ۡب
َ َبَعۡ ِد ٰذَلِك
٤٩ َص ُرون
ِ ۡاس َوفِي ِه يَع ُ يُغ
ُ ََّاث ٱلن
Artinya : 47. Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
48. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
49. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur".
serta para janda istri Rasulullah mendapat santunan tetap, serta distribusi yang
lain atas kebijakan Amirul Mukminin dan saran masukan-masukan dari para
sahabat Rasulullah.
Kemudian dalam perkembangannya, Baitul Mal bertambah fungsi menjadi
“Baitul Tamwil” atau atau rumah usaha. Dan selanjutnya menjadi “BMT - Baitul
Mal Wa Tamwil” yang mempunyai fungsi ganda yaitu memobilisasi dana dan
sekaligus menjadi modal usaha yang dikelola secara syariah untuk
mensejahterakan perekonomian masyarakat. Tata kelola BMT hampir sama
atau berdekatan dengan Koperasi syariah, karena hingga saat (hari Juma’t
tanggal 5 Juni 2020) belum ada undang-undang yang mengatur khusus tentang
BMT, sehingga rujukan operasionalnya yaitu Undang-Undang Nomor 25 tahun
1992 tentang Perkoperasian dan Surat Keputusan Menteri Koperasi Nomor
91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dengan demikian BMT berbadan hukum
Koperasi dan di bawah pembinaan Kementerian Koperasi, sehingga dalam sisi
pergerakan tergabung pada induk Koperasi syariah dan pada struktur
organisasi Koperasi disetarakan dengan Primer Koperasi Pesantren atau
Kompotren dan ditingkat sekunder sejajar dengan Pusat Kompontren.
Dengan demikian secara kelembagaan BMT mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1. Secara empiris berdirinya BMT dilatarbelakangi oleh adanya lembaga
non structural, seperti dari perkumpulan pengajian di wilayah tertentu
atau kelompok jamaah masjid atau kelompok santri di pondok pesantren
atau bahkan di kampus yang dekat dengan orientasi keragamaan.
Sehingga secara historis dan BMT merupakan kelanjutan dari konsep
Lembaga Keuangan Syariah 405
ع ۡن ُه ۡم َ ُسكَ َم َع ٱ َّلذِينَ َي ۡدعُونَ َربَّ ُهم ِب ۡٱلغَدَ ٰو ِة َو ۡٱل َعشِي ِ ي ُِريدُونَ َوجۡ َه ِۖۥهُ َو ََّل ت َعۡ د
َ َع ۡينَاك َ َوٱصۡ ِب ۡر ن َۡف
٢٨ عن ذ ِۡك ِرنَا َوٱتَّبَ َع ه ََو ٰىهُ َو َكانَ أ َ ۡم ُر ۥهُ فُ ُر ّٗطا َ ُت ُ ِريدُ ِزينَةَ ۡٱل َحيَ ٰوةِ ٱلد ُّۡنيَ ِۖا َو ََّل تُطِ ۡع َم ۡن أ َ ۡغف َۡلنَا قَ ۡلبَ ۥه
ط بِ ِه ۡمَ َارا أَ َحا
ً ظلِمِ ينَ ن َّ ٰ ر إِنَّا ٓ أَ ۡعتَ ۡدنَا لِلٞۚۡ ُشا ٓ َء فَ ۡليَ ۡكف
َ شا ٓ َء فَ ۡلي ُۡؤمِ ن َو َمن َ َوقُ ِل ۡٱل َح ُّق مِ ن َّربِ ُك ۡ ِۖم فَ َمن
٢٩ سا ٓ َء ۡت ُم ۡرتَ َف ًقاَ ش َرابُ َو َّ س ٱل َ هَ بِ ۡئٞۚ ا َوإِن يَسۡ تَغِيثُو ْا يُغَاثُو ْا بِ َما ٓ ٖء ك َۡٱل ُمهۡ ِل يَ ۡش ِوي ۡٱل ُو ُجوٞۚ س َرا ِدقُ َه ُ
Artinya : 28. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang
yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
29. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa
yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi
orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan
jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan
air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
pendirian BMT. Jika yang dibentuk BMT tingkat primer, maka rapat
dihadiri oleh semua calon anggota, calon pengurus, calon pengawas,
pengurus Dekopinda, pejabat Suku Dinas Koperasi dan Notaris yang
semuanya itu dibuktikan dengan daftar hadir. Hasil rapat pembentukan
dibuatkan Berita Acara oleh Notaris untuk selanjutnya dilaporkan kepada
Dinas Koperasi dan Kementerian Koperasi, selanjutnya mekanisme
administrasi sampai terbitnya Akta Pendirian BMT diselesaikan oleh
Notaris. Untuk biaya pengurusan administrasi disebut berkisar antara Rp 5
juta hingga 10 juta tergantung daerah masing-masing.
س َب ۡۗٓت َربَّنَا ََّل ت ُ َؤاخِ ۡذنَا ٓ ِإن نَّسِينَا ٓ أَ ۡو َ َعلَ ۡي َها َما ۡٱكت
َ س َب ۡت َو َ ا لَ َها َما َكٞۚ سا ِإ ََّّل ُوسۡ َع َه
ً ٱَّللُ ن َۡف
َّ ِف ُ ََّل يُكَل
َطاقَةَ َا َربَّنَا َو ََّل ت ُ َح ِم ۡلنَا َما ََّلٞۚ علَى ٱلَّذِينَ مِ ن قَ ۡب ِلن َ َا َربَّنَا َو ََّل تَحۡ مِ ۡلٞۚ ط ۡأن
َ ُعلَ ۡينَا ٓ إِصۡ ّٗرا َك َما َح َم ۡلت َ ۥه َ أ َ ۡخ
٢٨٦ َعلَى ۡٱلقَ ۡو ِم ۡٱل ٰ َكف ِِرين ُ ا ٓ أَنتَ َم ۡولَ ٰىنَا فَٱنٞۚ َٱغف ِۡر لَنَا َو ۡٱر َحمۡ ن
َ ص ۡرنَا ۡ عنَّا َو َ ف ُ ٱع ۡ لَنَا بِ ِِۖۦه َو
Artinya : 286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.
Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
tubuh BMT harus melibatkan DSN atau Dewan Syariah Nasional yang
menurut peraturan atau regulsi yang berlaku pada penjelasan Pasal 27
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6 tahun 2004 bahwa dalam
melaksanakan tugasnya DSN atau Dewan Pengawas Syariah dpat meminta
dokumen dan penjelasan langsung dari satuab kerja bank serta dalam
pembahasan komite pembiayaan. Dengan demikian badan hukum BMT
dalam bentuk Koperasi diuntungkan secara kelembagaan, karena
mempunyai akses lebih luas dan mempunyai kapasitas hukum yang baik.
11. SHU atau Sisa Hasil Usaha adalah akumulasi di seluruh keuntungan
BMT dalam satu tahun buku. Berdasarkan Pasal 45 Undang-Undang
Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian mengatakan bahwa
perolehan SHU tersebut setelah dikurangi dengan biaya, penyusutan,
pajak dan lain-lain. Kemudian SHU tersebut dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota.
Biasanya prosentase pembagian SHU diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga akan tetapi Rapat Anggota dapat mengambil keputusan secara
teknis tentang pembagian tersebut. Secara empiris kemajuan dan
perkembangan BMT dapat dilihat dari kenaikan SHU setiap tahunnya,
disamping itu juga dapat dilihat dari rasio laporan keuangan BMT saat
tutup buku yang meliputi rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas yang
artinya rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan BMT untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek, rasio rentabilitas adalah
kemampuan BMT untuk menghasilkan pada periode waktu tertentu.
Adapun rasio solvabilitas adalah kemampuan BMT untuk memenuhi
kewajibannya baik jangka pendek atau jangka panjang.
12. RAT atau Rapat Anggota Tahunan BMT yang dilaksanakan sekali pada
tahun buku merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Harus diketahui
bahwa perangkat organisasi BMT yang berbadan hukum Koperasi ada tiga,
yaitu Rapar Anggota, Pengurus dan Pengawas. Adapun fungsi dari Rapat
Anggota untuk menetapkan :
a. Anggaran Dasar BMT dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan Anggaran Dasar tersebut.
Lembaga Keuangan Syariah 415
Perjalanan panjang BMT untuk berperan aktif dan dinamis dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat terdapat kendala
yang harus dicarikan solusinya agar BMT lebih produktif, hambatan tersebut
meliputi :
1. SDM atau Sumber Daya Manusia. Jika dilihat dari kualitas dan tingkat
profesionalisme BMT masih sangat dirasakan terbatas, artinya tingkat
pendidikan, akses yang terbuka pada semua sektor usaha belum optimal
terjangkau oleh SDM-BMT.
2. Akses permodalan BMT masih terbatas sehingga unit-unit usaha dan
pembiayaan serta ivestasi BMT belum optimal,padahal lembaga keuangan
416 Lembaga Keuangan Syariah
G. BANK SYARIAH.
Aspek regulasi yang menekankan pada legitimasi hukum yang mengatur
tentang prinsip Mudharabah atau bagi hasil tercantum pada Undang-Undang
Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan pada Pasal 6 yang menyatakan bahwa
bank umum dan bank perkreditan rakyat menyediakan pembiayaan bagi
nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil kemudian legitimasi ini dipertegas
dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998. Kemudian secara tegas
ketentuan dan operasional bank syariah diatur dalam Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Akan tetapi secara teknis
operasional, akad-akad dan ketentuan umum produk lainnya diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan
dan penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah. Kemudian hal yang perlu diperhatikan juga adalah
fatwa DSN Nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Distribusi Hasil Usaha
Dalam Lembaga Keuangan Syariah, dan masih banyak lagi regulasi tentang
prinsip-prinsip syariah, operasionalnya dan tata kelola secara menyeluruh,
akan tetapi garis sepadannya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.
LKS atau lembaga keuangan syariah saat ini yang terintegrasi secara
sempurna atau mendekati sempurna pada aspek jaringan atau network,
market share dan pengaruhnya terhadap kehidupan berbangsa dan negara
adalah bank syariah bila dibandingkan dengan jenis lembaga keuangan syariah
lainnya. Untuk itu di banyak negara menaruh perhatian besar terhadap
perkembangan dan pertumbuhan bank dengan prinsip bagi hasil atau
Mudharabah. Kenyataan ini menjadikan bank syariah pada posisi strategis
terutama bila dikaitkan dengan mobilisasi dana masyarakat dunia yang
418 Lembaga Keuangan Syariah
utamanya bersumber dari negara Timur Tengah yang kaya dengan minyak.
Peran dan fungsi bank syariah menjadi partner strategis bank konvensional
dengan prinsip kerja bunga. Untuk itu tidak menutup kemungkinan masyarakat
dunia lebih condong untuk menjadi nasabah bank syariah karena kompensasi
perhitungan berdasarkan pada keuntungan atau profit margin dan bukan
berdasarkan pokok pinjaman. Demikian juga apabila terjadi risiko kerugian
usaha atau perdagangan investasi akan ditanggung secara proporsional antara
pemilik modal atau Shahibul Maal dan nasabah atau perusahaan sebagai
Mudlarib.
Konsep dasar ekonomi syariah yang berfungsi sebagai pembeda dengan
ekonomi konvensional dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Kegiatan ekonomi adalah sebagai bagian dari ibadah atau “ghairu
mahdlah”, yaitu ibadah umum yang meliputi semua aspek kehidupan,
yaitu aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, seni, dan lain sebagainya
Sehingga cakupan ibadah ghairu mahdlah sangat luas dan bukan hanya
terbatas ibadah ritual di masjid, manasyah dan lain-lain.
2. Ketaqwaan atau ketaatan pada aturan transaksi ekonomi merupakan
pilar utama. Taqwa adalah pilar utama dalam kehidupan sebagaimana
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Thaahaa (20) Ayat 132:
١٣٢ علَ ۡي َه ِۖا ََّل ن َۡسَٔٔ لُكَ ِر ۡز ّٗق ِۖا نَّ ۡح ُن ن َۡر ُزقُ ۗٓكَ َو ۡٱل ٰ َع ِقبَةُ لِلت َّ ۡق َو ٰى َّ َو ۡأ ُم ۡر أ َ ۡهلَكَ ِبٱل
َ ۡصلَ ٰوةِ َوٱص
َ ط ِب ۡر
Artinya : 132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat
dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki
kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang
baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Lembaga Keuangan Syariah 419
3. Uang bukan komoditi tetapi murni sebagai alat tukar. Artinya dalam
ekonomi syariah tidak dibenarkan adanya jual beli uang. Dampak paling
besar dari aturan ini adalah melindungi terjadinya eksploitasi antar
negara, terutama pada transaksi internasional tidak ada nilai kurs mata
uang sehingga perekonomian berjalan seimbang dan adil.
5. Tidak boleh adanya praktik ekonomi atas dasar curang atau tidak
jujur. Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an Surat Al-
Muthaffifiin (83) Ayat 1, 2 dan 3:
َوإِذَا كَالُوه ُۡم أَو َّوزَ نُوه ُۡم٢ َاس يَسۡ ت َۡوفُون َ ْ ٱلَّذِينَ إِذَا ۡٱكت َالُوا١
ِ َّعلَى ٱلن َ ل ل ِۡل ُمٞ َو ۡي
َط ِففِين
٣ َي ُۡخس ُِرون
Artinya : 1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi,
420 Lembaga Keuangan Syariah
dan lain-lain, akan tetapi setiap transaksi bank syariah selalu mendapat
bimbingan dan fungsi kontrol dari DSN atau Dewan Syariah Nasional.
5. Objek pembiayaan dan investasi harus pada usaha yang halal, artinya
tidak diperbolehkan untuk objek yang dilarang oleh agama, seperti
membangun pabrik minuman keras, peternakan babi, tempat perjudian
atau tempat pelacuran. Dengan demikian objek usahanya harus “Halalan
Toyyiban”, demikian juga dilarang adanya praktik monopoli, eksploitasi
dan hal-hal lain yang merugikan masyarakat.
6. Produk perbankan syariah yang saat ini banyak dibutuhkan
masyarakat secara umum dan masyarakat pelaku ekonomi meliputi :
a. Mobilisasi dana masyarakat, yaitu produk bank syariah untuk
sumber dana dari masyarakat berupa simpanan giro, deposito dan
tabungan yang secara spesifik berupa “giro wadiah” yang utamanya
adalah dalam bentuk titipan “wadiah yad dhamanah” yang
mempunyai konsekuensi bank dapat mempergunakan dana tersebut.
Akad jenis ini dapat ditarik oleh nasabah kapan saja, kekhususan
pada hal ini adalah jika bank syariah mendapatkan keuntungan dari
pengelolaan dana tersebut maka nasabah akan memperoleh
kompensasi keuntungan, tetapi jika terjadi kerugian maka nasabah
tidak mendapat risiko kerugian, akan tetapi segala bentuk
kemungkinan dan pengembangan atau situasi dalam kondisi di
lapangan harus dibicarakan lebih awal dan harus ada kesepakatan
para pihak sehingga tidak terjadi perselisihan atau pertentangan para
pihak di kemudian hari.
Lembaga Keuangan Syariah 425
1)Mudharabah Mutlaqah.
2)Mudharabah Muqayyadah.
Pada akad Mudharabah Mutlaqah, nasabah mempunyai
kebebasan pada bidang apa saja untuk berinvestasi. Sedangkan pada
akad Mudharabah Muqayyadah , nasabah hanya boleh berinvestasi
pada jenis usaha tertentu sesuai dengan kesepakatan para pihak.
Dengan demikian ada akad ini semua pihak mempunyai kemungkinan
potensi profit dan mempunyai kemungkinan potensi kerugian, dan
semua potensi kemungkinan tersebut harus dibicarakan di awal akad.
Pembiayaan Musyarakah adalah jenis pembiayaan gabungan
pemodal yang tidak hanya dalam bentuk uang tetapi dapat dalam
bentuk lain tetapi fokus pada satu jenis usaha. Dengan demikian pada
akad ini terdapat persekutuan modal kerja sama dengan porsi
masing-masing yang ditentukan di awal akad. Sebagai
konsekuensinya maka porsi potensi kemungkinan keuntungan dan
kemungkinan risiko kerugian diatur untuk kesepakatan para pihak,
yaitu antara bank syariah dan nasabah.
Pembiayaan bank syariah dalam bentuk Murabahah yaitu jenis
pembiayaan untuk tujuan membeli barang. Prosedur baku yang
terjadi biasanya barang sebagai objek akad atas nama nasabah akan
tetapi surat tanda bukti kepemilikan ditahan oleh bank syariah
sampai nasabah melunasi pinjaman. Bank syariah memperoleh
untung dari selisih harga beli barang dan harga jual barang yang
disepakati sebelumnya oleh para pihak, sehingga antara bank syariah
Lembaga Keuangan Syariah 427
risiko yang lebih besar atau mitigasi risiko untuk meminimise dampak
negatif dari risiko tersebut.
Lembaga Keuangan Syariah 439
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaradhawi, Yusuf, 2004, Halal Haram Dalam Islam, Jakarta : Akbar Media Eka
Sarana;
Al-Qasim, Abu ‘Ubaid, 2009, Al-Amwal-Ensiklopedia Keuangan Publik, Penerjemah:
Setiawan Budi Utomo, Jakarta : Gema Insani;
An-Nawawi, Imam, 2015, Riyadus Shalihin, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar;
Arifin, Bustanul, 2004, Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia, Jakarta : Buku
Kompas;
Ash-Shawi, Muhammad Sholah Muhammad, 2008, Problematika Investasi Pada
Bank Islam, Solusi Ekonomi Islam, Jakarta : Migunani;
Azra, Azyumardi, 2006, Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia, dalam buku
Restorasi Pancasila Mendamaikan Politik Identitas dan Modernitas, Bogor :
Perhimpunan Pendidikan Demokrasi;
Basri, Faisal, 2002, Perekonomian Indonesia, Jakarta : Erlangga;
Bastian, Aulia Reza, 2002, Reformasi Pendidikan, Yogyakarta : Lappera Pustaka
Utama;
Basuki, M. Heru, 2022, Civic Education, Jakarta : Fidie Press;
Boediono dan Mubyarto, 1997, Ekonomi Pancasila, Yogyakarta : BPFE;
Chapra, M. Umer, 1985, Sistem Moneter Islam, Jakarta : Gema Insani;
Chapra, M. Umer, 1999, Islam Dan Tantangan Ekonomi, Surabaya : Risalah Gusti;
Collin, ,1988, Kamus Lengkap Ekonomi, Jakarta : Erlangga;
Dimyati, Ahmad, dkk., 1998, Islam dan Koperasi-Telaah Peran Serta Umat Islam
Dalam pengembangan Koperasi, Jakarta : Kopinfo;
Dimyati, Hamdan – Kadar Nurjaman, 2014, Manajemen Proyek, Bandung : CV.
Pustaka Setio;
Djamil, Fathurrahman, 2005, Fikih Muamalah, pada Ensiklopedi Dunia Islam,
Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve;
Djamin, Zulkarenain, 1995, Masalah Hutang Luar Negeri bagi Negara-Negara
Berkembang dan Bagaimana Indonesia Mengatasinya, Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Indonesia;
Djohanputro, Bramantyo, 2008, Manajemen Keuangan Korporat, Jakarta : PT. Mitra
Kesjaya;
Djojohadikusumo, Sumitro, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi-Dasar Teori
Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, Jakarta : PT. Pustaka LP3ES;
Lembaga Keuangan Syariah 441
Nadjib, Mochammad, 2006, Etika Kerja Dalam Ajaran dan Pandangan Masyarakat
Islam-pada buku Kajian Teori Ekonomi Dalam Islam, Jakarta : Lipi Press;
Nasution, Mustofa Edwin, dkk., 2007, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta :
Prenada Media Group;
Nataatmaja, Hidayat, Karsa, 1997, Membangun Ilmu Ekonomi Pancasila dalam
buku Ekonomi Pancasila edisi pertama dengan editor Mubyarto dan Boediono yang
saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden RI, Yogyakarta : BPFE;
Oktaviani, Rina, 2011, Modal Ekonomi Keseimbangan Umum, Bogor : IPB Press;
Outhwhite, William, 2008, Ensiklopedia Pemikiran Sosial Modern, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group;
Pieris, John, Nizam Jim, 2007, Etika Bisnis dan Good Corporate Governance, Jakarta
: Pelangi Cendekia;
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto, 1992, Sejarah
Nasional Indonesia jilid satu, Jakarta : Balai Pustaka;
Porter, Michael E. – Agus Maulana, 1980, Strategi Bersaing, Jakarta : Erlangga;
Pramudito, Bambang, 2006 pada Kata Pengantar dari Kitab Negara Kertagama
Yogyakarta : Gelombang Pasang;
Prawironegara, Darsono, 2010, Ekonomi Politik Globalisasi, Jakarta : Nusantara
Consulting;
Purwadi, 2004, Jejak Nasionalisme Gajah Mada, Yogyakarta : Diva;
Purwadi, 2004, Strategi Politik Ken Arok, Yogyakarta : Gelombang Pasang;
Pusjarah TNI, 2003, Sejarah Perang-Perang Nusantara, Jakarta : Pusat Sejarah dan
Tradisi TNI;
Putong, Iskandar, 2005, Ekonomi Mikro, Jakarta : Mitra Wacana Media;
Putra, Windhu, 2018, Perekonomian Indonesia, Depok : PT. Raja Grafindo Persada;
Rahardjo, M. Dawam, 1997, Demokrasi Ekonomi dalam Alam Liberalisasi Ekonomi
dalam buku Liberalisasi Ekonomi dan Politik di Indonesia, Yogyakarta : Pusat
Pengembangan Manajemen FE UII;
Rahardjo, M. Dawam, 2006, Krisis Kapatalisme Global Ilusi Atau Realitas, pada
pengantar buku George Soros, Open Society-Reforming Global Capitalism, Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia;
Rahardjo, M. Dawam, 2011, Nalar Ekonomi Politik Indonesia, Bogor : IPB Press;
Lembaga Keuangan Syariah 445
Raharjo, Iman Toto K., dkk., 2001, Kata Pengantar, Bung Karno dan Wacana Islam,
Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia;
Rasjid, Sulaiman, 1989, Fikih Islam, Bandung : Sinar Baru;
Ridha, Muhammad, 2010, Sirah Nabawiyyah, Penerjemah: Anshori Umar, Jakarta :
Irsyad Baitus Salam;
Rinakit, Soegeng Sarjadi Sukardi, 2006, Memahami Indonesia, Jakarta;
Rivai, Veithzal, dkk., 2007, Bank and Financial Institution Management, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada;
Rohman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 3, 2002, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti
Prima Yasa;
Sanie, Susy Y.R. – Herman, 2012, Teori Ekonomi Mikro Tentang Agama – Pengaruh
Religius Terhadap Perilaku Ekonomi, Jakarta : CV. EFKO Grafika;
Sasmita, Ginanjar Karta, 1996, Pembangunan untuk Rakyat, Jakarta : CIDES;
Sasono, Adi, 2013, Menjadi Tuan di Negeri Sendiri, Pergulatan Kerakyatan,
Kemartabatan dan Kemakmuran, Jakarta : Grafindo Books Media;
Seda, Frans, 2004, Kebijakan APBN Berimbang dan Dinamis-dalam buku Kebijakan
Fiskal, Jakarta : Buku Kompas;
Shihab, M. Quraish, 2002, Tafsir Al-Misbah-Volume 1, Jakarta : Lentera Hati;
Shihab, M. Quraish, 2006, Menabur Pesan Ilahi, Jakarta : Lentera Hati;
Sholahuddin, M., 2007, Asas-Asas Ekonomi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada;
Sholihin, Ahmad Ifham, 2010, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta : Kompas
Gramedia;
Simbolon, Parakitri T., 2006, Menjadi Indonesia, Jakarta : Buku Kompas;
Sjahdeini, Sutan Remy, 2014, Perbankan Syariah-Produk-Produk dan Aspek-Aspek
Hukumnya, Jakarta : Prenada Media Group;
Skoven, Mark, 2005, Sejarah Pemikiran Ekonomi-Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi
Modern, Penerjemah: Tri Wibowo Budi Santoro, Jakarta : Prenada Media;
Soekarno, 1930, Indonesia Menggugat;
Soekarno, 2001, Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme, dalam buku Bung Karno
dan Wacana Islam, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia;
446 Lembaga Keuangan Syariah
Sri - Edi Swasono, 2005, Ekspose Ekonomika, Mewaspadai Globalisme dan Pasar
Bebas, Yogyakarta : Pusat Studi Ekonomi Pancasila - UGM;
Stiglitz, Joseph E., 2003, Globalisasi dan Kegagalan Lembaga-Lembaga Keuangan
Internasional, Jakarta : PT. Ina Publikatama, 5. Dengan judul asli Globalization and
Discontents, yang diterjemahkan oleh Ahmad Lukman.
Stiglitz, Josept E., 2006, diterjemahkan oleh Aan Suhaeni, Dekade Keserakahan (the
roaring nineties : a new history of the world`s most prosperous decade), Jakarta :
marjin kiri PT. Cipta Lintas Wacana;
Sumawinata, Sarbini, 2004, Politik Ekonomi Kerakyatan, Jakarta, PT. Gamedia
Pustaka Utama;
Sumitro, Markum, 2002, Asa-Asas Perbankan Syariah dan Lembaga-Lembaga
Terkait, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada;
Suryosumarto, Budisantoso, 2001, Ketahanan Nasional Indonesia, Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan;
Susanto, A.B., dkk., Corporate Culture-Orgazation Culture, 2008, Jakarta : The
Jakarta Consulting Group;
Susanto, A.B., dkk., Family Business, 2008, Jakarta : Divisi penerbitan The Jakarta
Consulting Group;
Syafi’I, Imam, 2019, Ar-Risalah-Usul Fikh, Penerjemah: Zainul Maarif, Jakarta : PT.
Rene Turos;
Terry, George R., 2003, Prinsip-Prinsip Manajemen, Penerjemah: J. Smith D.E.M,
Jakarta : PT. Bumi Aksara;
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith, 2004, Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga, Jakarta : Erlangga;
Torado, Michael P. dan Stephen C. Smith, 2009, Pembangunan Ekonomi, Jakarta :
Erlangga;
Tungal, Imam Sjahputra, 2002, Membangun Good Corporate Governance, Jakarta :
Harvarindo;
Umar, Nasaruddin, dalam kolom Hikmah Koran Republika tanggal 27 September
2011;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah;
Utomo, Anif Punto Adi Sasono, 2013, Sang Penggerak Seribu Gagasan, Seribu
Tindakan, Jakarta : Buku Republika;
Lembaga Keuangan Syariah 447
Manajemen Kebandarudaraan
Strategis
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 91/Kep/M.KUKM/IX/2004
TENTANG
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan.
2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut KJKS adalah Koperasi
yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan
simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).
3. Unit Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS, adalah unit koperasi
yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi dan simpanan
dengan pola bagi hasil (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi
yang bersangkutan.
4. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota,
koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk
simpanan / tabungan dan simpanan berjangka.
5. Simpanan Wadiah Yad Dhamanah, adalah simpanan anggota pada
koperasi dengan akad wadiah / titipan namun dengan seijin penyimpan
dapat digunakan oleh KJKS dan UJKS untuk kegiatan operasional koperasi,
dengan ketentuan penyimpan tidak mendapatkan bagi-hasil atas
penyimpanan dananya, tetapi bisa dikompensasi dengan imbalan bonus
yang besarnya bonus ditentukan sesuai kebijakan dan kemampuan
Koperasi.
6. Simpanan Mudharabah Al-Muthalaqah, adalah tabungan anggota pada
koperasi dengan akad Mudharabah Al Muthalaqah yang diperlakukan
sebagai investasi anggota untuk dimanfaatkan secara produktif dalam
bentuk pembiayaan kepada anggota koperasi, calon anggota, koperasi-
koperasi lain dan atau anggotanya secara profesional dengan ketentuan
penyimpan mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan dananya sesuai
nisbah ( proporsi bagi-hasil ) yang disepakati pada saat pembukaan
rekening tabungan.
7. Simpanan Mudharabah Berjangka adalah tabungan anggota pada koperasi
dengan akad mudharabah Al Muthalaqah yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
menurut perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang
4
bersangkutan.
8. Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau
kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota,
koperasi lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima
pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada
pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi
hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau
penggunaan dana pembiayaan tersebut.
9. Pembiayaan Mudharabah, adalah akad kerjasama permodalan usaha
dimana Koperasi sebagai pemilik modal (Sahibul Maal) menyetorkan
modalnya kepada anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau
anggotanya sebagai pengusaha (Mudharib) untuk melakukan kegiatan
usaha sesuai akad dengan pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai
dengan kesepakatan (nisbah), dan apabila rugi ditanggung oleh pemilik
modal sepanjang bukan merupakan kelalaian penerima pembiayaan.
10. Pembiayaan Musyarakah, adalah akad kerjasama permodalan usaha
antara koperasi dengan satu pihak atau beberapa pihak sebagai pemilik
modal pada usaha tertentu, untuk menggabungkan modal dan melakukan
usaha bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian hasil
sesuai kesepakatan para pihak, sedang kerugian ditanggung secara
proposional sesuai dengan kontribusi modal.
11. Piutang Murabahah adalah tagihan atas transaksi penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati pihak penjual (koperasi) dan pembeli (anggota, calon anggota,
koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya) dan atas transaksi jual-beli
tersebut, yang mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai
jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa
marjin keuntungan yang disepakati dimuka sesuai akad.
12. Piutang Salam adalah tagihan anggota terhadap koperasi atas transaksi
jual beli barang dengan cara pemesanan antara penjual dan pembeli
dengan pembayaran dimuka dan pengiriman barang oleh penjual
dilakukan dibelakang/kemudian, dengan ketentuan bahwa spesifikasi
barang disepakati pada akad transaksi salam.
13. Piutang Istisna adalah tagihan atas akad transaksi jual beli barang dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan/pembeli dan penjual yang cara
5
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah / Unit Jasa Keuangan
Syariah :
a. meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan
usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui sistem syariah;
b. mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro,
kecil, dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya;
c. meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam
kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
BAB III
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDIRIAN
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH / UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH
Bagian Pertama
Persyaratan dan Tata Cara Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Pasal 3
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya
20 (dua puluh) orang yang memenuhi persyaratan untuk mejadi anggota
koperasi dan orang-orang dimaksud mempunyai kegiatan usaha dan atau
mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
(2) Koperasi Jasa Keuangan Syariah Sekunder dibentuk oleh sekurang-
kurangnya 3 (tiga) koperasi yang sudah berbadan hukum dan harus
memenuhi persyaratan kelayakan usaha serta manfaat pelayanan kepada
anggotanya.
(3) Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Tingkat Primer dan Sekunder,
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi serta Keputusan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
7
Pasal 4
Pengajuan permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan
Syariah wajib melampirkan :
a. berita acara rapat pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah, disertai
dengan daftar hadir, dan bukti photocopy KTP seluruh anggota;
b. surat bukti penyetoran modal pada awal pendirian Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Primer sekurang-kurangnya Rp 15.000.000 (lima belas
juta rupiah), dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Sekunder sekurang-
kurangnya Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah);
c. setoran sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan dalam bentuk
deposito pada bank Syariah yang disetorkan atas nama Menteri cq Ketua
Koperasi yang bersangkutan yang dapat dicairkan sebagai modal awal
Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah atas dasar
persetujuan pencairan oleh Menteri atau Pejabat, yang dilaksanakan
bersamaan dengan pengesahan dan atau perubahan anggaran dasar
koperasi;
d. rencana kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, yang menjelaskan
antara lain :
1) rencana penghimpunan dana dan pengalokasian pembiayaannya
beserta jenis akad yang melandasinya;
2) Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memuat peraturan dan
prosedur transaksi sumber dana dan pembiayaan lengkap dengan
teknis penerapan akad Syariah dan perhitungan bagi hasil/marjin
masing-masing produk simpanan maupun pembiayaan, dan telah
dimintakan fatwa/rekomendasi dari Dewan Syariah yang
bersangkutan;
3) rencana penghimpunan modal sendiri berasal dari simpanan pokok,
simpanan wajib, modal penyertaan, hibah maupun cadangan;
4) rencana modal pembiayaan yang diterima, yang dilengkapi dengan
penjelasan status akad dan manfaat serta keuntungan untuk pemilik
dana dan koperasi;
8
Pasal 5
Pengesahan atas permohonan pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah diatur
sesuai dengan lokasi dan jangkauan keanggotaan koperasi yang bersangkutan,
dengan ketentuan :
a. permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Primer dan Sekunder yang anggotanya berdomisili di dua atau lebih
propinsi, diajukan kepada Menteri c.q Deputi Bidang Kelembagaan
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, setelah terlebih dahulu
mendapatkan rekomendasi Pejabat pada tingkat kabupaten/kota tempat
domisili koperasi yang bersangkutan dan selanjutnya Menteri
mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta pendiriannya;
b. permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah,
baik Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer maupun Sekunder yang
anggotanya berdomisili di beberapa kabupaten dan atau kota dalam satu
propinsi, diajukan kepada instansi yang membidangi koperasi tingkat
propinsi yang membawahi bidang koperasi, dengan terlebih dahulu
mendapatkan rekomendasi dari Pejabat yang membawahi bidang
koperasi pada kabupaten dan atau kota tempat domisili koperasi yang
bersangkutan. Selanjutnya Pejabat tingkat propinsi mengeluarkan surat
keputusan pengesahan akta pendiriannya;
c. permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Primer dan Sekunder yang anggotanya berdomisili dalam satu wilayah
kabupaten dan atau kota diajukan kepada Instansi yang membawahi
bidang koperasi pada kabupaten dan atau kota setempat dan selanjutnya
Pejabat setempat mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta
pendiriannya;
d. jawaban terhadap permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa
Keuangan Syariah dikeluarkan paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan
terhitung sejak diterimanya permohonan pengesahan secara lengkap oleh
Pejabat;
e. bagi instansi yang memberikan pengesahan akta pendirian diharuskan
membuat catatan dan atau data registrasi koperasi di wilayah masing-
10
masing;
f. Pejabat mencatat pengesahan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b,
dan c ke dalam Buku Daftar Umum Koperasi;
g. tembusan surat keputusan pengesahan akta pendirian yang dikeluarkan
oleh instansi tingkat Kabupaten/Kota dan tingkat Propinsi/DI yang
membawahi koperasi, dikirimkan kepada Deputi Bidang Kelembagaan
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk diumumkan dalam Berita
Negara RI;
h. pengesahan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c berlaku
sebagai ijin usaha dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang bersangkutan
dapat melakukan kegiatan usaha pembiayaan.
Bagian Kedua
Persyaratan dan Tata Cara Pendirian Unit Jasa Keuangan Syariah
Pasal 6
(1) Pembentukan Unit Jasa Keuangan Syariah harus disetujui oleh rapat
anggota koperasi yang bersangkutan dan ditetapkan dalam anggaran
dasarnya.
(2) Pengurus koperasi yang sudah berbadan hukum tetapi belum
mencantumkan kegiatan jasa keuangan syariah didalam anggaran
dasarnya, apabila akan melakukan kegiatan dibidang jasa keuangan
syariah, wajib mengajukan permohonan pengesahan perubahan anggaran
dasarnya kepada Pejabat dengan mencantumkan usaha jasa keuangan
syariah di dalam anggaran dasarnya.
(3) Pembentukan Unit Jasa Keuangan Syariah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi serta Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
104.1/Kep/M.KUKM/X/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
Pasal 7
Pengajuan permohonan pengesahan Unit Jasa Keuangan Syariah harus
disertai lampiran sebagai berikut :
11
b. surat bukti penyetoran modal awal Unit Jasa Keuangan Syariah dari
Koperasi primer sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta
rupiah) dan disetorkan atas nama Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah cq Ketua Koperasi yang bersangkutan yang dapat
dicairkan sebagai modal awal Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi yang
bersangkutan atas dasar persetujuan pencairan oleh Sekretaris Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah atau Kepala Instansi
Propinsi/DI atau Kepala Instansi Kabupaten/Kota yang membidangi
pembinaan koperasi dan usaha kecil dan menengah yang dilaksanakan
bersamaan dengan pengesahan dan atau perubahan anggaran dasar
koperasi;
f. nama dan riwayat hidup Pengurus, Pengawas, Ahli Syariah atau Dewan
Syariah dan calon Pengelola;
Pasal 9
Koperasi Jasa Keuangan Syariah / Unit Jasa Keuangan Syariah yang semula
melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan telah memperoleh ijin
perubahan kegiatan usaha menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa
Keuangan Syariah, dilarang untuk melakukan perubahan kegiatan usaha
syariahnya menjadi kegiatan usaha secara konvensional (sistem bunga)
kembali.
BAB IV
PERSYARATAN PEMBUKAAN JARINGAN KANTOR
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH/UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH
Pasal 10
(1) Untuk mendekatkan jarak pelayanan dan meningkatkan kualitas
pelayanan kepada anggota, baik pelayanan jasa simpanan maupun
pemberian pembiayaan, Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa
Keuangan Syariah melalui koperasinya dapat mendirikan jaringan
pelayanan berupa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan kantor
Kas.
(2) Pembukaan jaringan pelayanan dapat dilaksanakan jika Koperasi Jasa
Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang bersangkutan
memiliki kinerja yang baik atas Organisasi, Kelangsungan Usaha dan aspek
Finansial, Managemen serta telah memiliki anggota yang dilayani
13
Pasal 11
Permohonan persetujuan pembukaan Kantor Cabang diajukan oleh Pengurus
Koperasi yang bersangkutan, dengan melampirkan :
a. alamat kantor cabang yang akan dibuka;
b. surat bukti setoran modal kerja yang disediakan untuk Kantor Cabang;
c. daftar sarana kerja;
d. nama dan riwayat hidup calon Pimpinan dan daftar nama calon karyawan
Kantor Cabang;
e. data anggota yang dipersyaratkan disertai dengan bukti KTP yang telah
dilegalisir oleh Kantor Lurah setempat;
f. Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha koperasi yang bersangkutan dalam 2
(dua) tahun terakhir;
g. Rencana Kerja Kantor Cabang sekurang-kurangnya setahun;
h. nama Dewan Pengawas Syariah.
Pasal 12
(1) Kantor Cabang yang telah memperoleh persetujuan, harus sudah
melaksanakan kegiatan usaha jasa keuangan syariah paling lambat 6
(enam) bulan sejak tanggal persetujuan diterima dan apabila dalam jangka
waktu tersebut belum melaksanakan kegiatan usaha jasa keuangan
14
Pasal 13
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas yang tidak dilaporkan
dalam waktu 1 (satu) bulan akan ditutup oleh Pejabat yang berwenang
BAB V
PENGELOLAAN
Bagian Pertama
Pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Pasal 14
(1) Pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dilakukan oleh pengurus
yang bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
(2) Dalam hal pengurus Koperasi Jasa Keuangan Syariah mengangkat tenaga
pengelola, maka tugas pengelolaan teknis Koperasi Jasa Keuangan Syariah
tersebut diserahkan kepada pengelola yang ditunjuk pengurus
menjalankan tugas perencanaan kebijakan strategis, pengawasan dan
pengendalian.
(3) Dalam keadaan sebagaimana dimaksud ayat (2), pengawas bisa diangkat
atau tidak perlu diangkat sesuai dengan kebutuhan dan keputusan Rapat
Anggota Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang bersangkutan.
(4) Apabila Koperasi Jasa Keuangan Syariah tidak mengangkat pengawas,
maka tugas pengawasan dilakukan oleh pengurus.
(5) Pengelola Koperasi Jasa Keuangan Syariah harus bekerja purna waktu.
(6) Apabila pengurus mengangkat tenaga pengelola maka pengurus atau
anggota pengurus tidak boleh merangkap sebagai pengelola.
15
Pasal 15
(1) Dalam hal pengelola sebagaimana dimaksud Pasal 15 ayat (2) adalah
perorangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang keuangan dan
atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana;
b. memiliki akhlak dan moral yang baik;
c. mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti
pelatihan keuangan Syariah atau magang di lembaga keuangan
syariah.
(2) Dalam hal pengelola lebih dari satu orang, harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah pengelola
wajib mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti
pelatihan dibidang keuangan Syariah atau magang di lembaga
keuangan syariah;
b. diantara pengelola tidak boleh mempunyai hubungan keluarga
sampai derajat kesatu menurut garis lurus kebawah maupun
kesamping.
(3) Apabila pengelola adalah badan usaha, harus memenuhi persyaratan
minimal sebagai berikut :
a. memiliki kemampuan keuangan yang memadai;
b. memiliki tenaga manajerial yang berkualitas baik.
Bagian Kedua
Pengelolaan Unit Jasa Keuangan Syariah
Pasal 16
(1) Pengelolaan Unit Jasa Keuangan Syariah dilakukan secara terpisah dari
unit lainnya dalam koperasi yang bersangkutan.
(2) Pengurus koperasi wajib mengangkat pengelola atau menugaskan salah
satu dari pengurusnya sebagai pengelola.
(3) Apabila pengurus koperasi merangkap sebagai pengelola Unit Jasa
Keuangan Syariah, maka pengurus yang bersangkutan tidak diperbolehkan
16
Pasal 17
(1) Apabila pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) adalah
perorangan, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang keuangan dan
atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana dibidang
keuangan;
b. memiliki ahlak dan moral yang baik;
c. mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti
pelatihan keuangan Syariah atau magang di lembaga keuangan
syariah.
(2) Apabila pengelola lebih dari satu orang, harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah pengelola
wajib mempunyai keahlian dibidang keuangan atau pernah mengikuti
pelatihan dibidang keuangan Syariah atau magang di lembaga
keuangan syariah;
b. diantara pengelola tidak boleh mempunyai hubungan keluarga
sampai derajat kesatu menurut garis lurus kebawah maupun
kesamping.
(3) Apabila pengelola tersebut adalah Badan Usaha, harus memenuhi
persyaratan minimal sebagai berikut :
a. memiliki kemampuan keuangan yang memadai;
b. memiliki tenaga manajerial yang berkualitas baik.
c. memiliki pengalaman mengelola lembaga keuangan syariah.
Bagian Ketiga
Penyelenggaraan Unit Jasa Keuangan Syariah oleh KSP/USP Koperasi
17
Pasal 18
(1) Koperasi simpan pinjam dapat menjalankan usaha jasa keuangan syariah
dengan cara membuka unit atau divisi layanan syariah.
(2) Unit atau divisi layanan syariah merupakan unit pada koperasi yang
dilakukan sesuai dengan keputusan ini.
(3) Apabila suatu USP Koperasi bermaksud menyelenggarakan jasa keuangan
syariah, maka USP yang bersangkutan wajib menutup kegiatannya dan
membentuk Unit Jasa Keuangan Syariah setelah terlebih dahulu
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam keputusan ini.
(4) Apabila USP ingin menyelenggarakan kegiatan dua sistem, maka USP yang
bersangkutan harus memisahkan diri dari kegiatan koperasi yang menjadi
induknya dan membentuk koperasi baru dan memiliki badan hukum yang
terpisah dari koperasi sebelumnya, setelah terlebih dahulu memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 4, dan Pasal 5.
Bagian Keempat
Penggunaan Nama
Pasal 19
Koperasi yang melaksanakan jasa keuangan pola syariah dan telah
mendapatkan pengesahan akta pendirian atau pengesahan perubahan
anggaran dasar, wajib menggunakan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah
atau Unit Jasa keuangan Syariah pada papan nama, stempel serta kop surat
yang digunakan dalam melakukan usahanya.
BAB VI
PEMBAGIAN SHU KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
DAN UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH
Pasal 20
(1) Pembagian dan penggunaan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Jasa
Keuangan Syariah harus diputuskan oleh Rapat Anggota.
(2) Pembagian SHU sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah dikurangi
dana cadangan dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
18
sebagai berikut :
a. dibagikan kepada anggota secara adil berimbang berdasarkan jumlah
dana yang tertanamkan sebagai modal sendiri pada koperasi dan nilai
transaksi;
b. membiayai pendidikan dan latihan serta peningkatan keterampilan
bagi pengurus, pengawas, pengelola dan karyawan koperasi;
c. insentif bagi pengelola dan karyawan;
d. keperluan lain dalam menunjang kegiatan koperasi;
e. pembagian dan penggunaan SHU dilakukan dengan memasukkan
komponen kewajiban (potongan) zakat atas Badan Usaha Koperasi
dan zakat atas perorangan sebelum dibagikan kepada anggota yang
bersangkutan.
(3) Pendapatan Unit Jasa Keuangan Syariah setelah dikurangi biaya
penyelenggaraan kegiatan unit yang bersangkutan dipergunakan untuk
keperluan sebagai berikut :
a. dibagikan kepada anggota secara berimbang berdasarkan nilai
transaksi;
b. pemupukan modal Unit Jasa Keuangan Syariah;
c. membiayai kegiatan lain yang menunjang Unit Jasa Keuangan
Syariah, sebagai berikut :
1) bagian untuk koperasinya;
2) anggota yang bertransaksi;
3) zakat.
BAB VII
PERMODALAN
Pasal 21
(1) Setiap pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan pembentukan Unit
Jasa Keuangan Syariah wajib menyediakan modal untuk membiayai
investasi dan modal kerja.
19
(2) Modal yang disetor pada awal pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
dan pembentukan Unit Jasa Keuangan Syariah disebut modal disetor.
Besarnya modal ditetapkan sekurang-kurangnya sebagai berikut :
a. Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) untuk Koperasi Jasa
Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi Primer;
b. Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) untuk Koperasi Jasa
Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi Sekunder.
(3) Modal yang disetor pada awal pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
dapat berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan dapat ditambah
dengan hibah modal penyertaan dan simpanan pokok khusus.
(4) Modal disetor pada Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi berupa modal
tetap yang dipisahkan dari harta kekayaan koperasi yang bersangkutan.
(5) Modal disetor pada awal pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit
Jasa Keuangan Syariah tidak boleh berkurang jumlahnya.
(6) Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
yang belum memenuhi persyaratan minimal modal disetor tidak dapat
disahkan oleh Pejabat.
BAB VIII
PRODUK DAN LAYANAN
Pasal 22
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah dapat
menghimpun dana dari anggota, calon anggota, koperasi lainnya, dan atau
anggotanya dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka.
(2) Tabungan dan simpanan memungkinkan untuk dikembangkan yang
esensinya tidak menyimpang dari prinsip wadiah dan mudharabah sesuai
dengan kepentingan dan manfaat yang ingin diperoleh, selama tidak
bertentangan dengan syariah yang berlaku, dengan merujuk pada fatwa
syariah Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
(3) Perhitungan bagi hasil untuk Tabungan dan Simpanan Berjangka sesuai
pola bagi hasil (syariah) dilakukan dengan Sistem Distribusi Pendapatan.
20
Bagian Kedua
Pembiayaan
Pasal 23
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah menyediakan
layanan pembiayaan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut :
a. Pembiayaan Mudharabah;
b. Pembiayaan Musyarakah;
c. Piutang Murabahah;
d. Piutang salam;
e. Piutang istisna;
f. Piutang ijarah;
g. Qardh.
(2) Persyaratan, tata cara dan administrasi penyelenggaraan pelayanan
pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diadministrasikan
sebagaimana contoh pada lampiran 2 Keputusan ini.
(3) Pengembangan layanan pembiayaan dalam bentuk lain, dimungkinkan
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan memiliki
landasan syariah yang jelas serta telah mendapatkan fatwa dari Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Bagian Ketiga
Kegiatan Maal Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah
Pasal 24
Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah selain
menjalankan kegiatan pembiayaan atau tamwil, dapat menjalankan kegiatan
'maal', dan atau kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana Zakat, Infaq, dan
21
Bagian Keempat
Prinsip Kerahasiaan
Pasal 25
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
menyelenggarakan kegiatan maal harus dikelola dan disupervisi oleh
penanggung jawab khusus bidang maal.
(2) Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
menjalankan kegiatan maal wajib memisahkan sistem administrasi dan
laporan keuangan kegiatan maal-nya dengan kegiatan pembiayaan
'tamwil'nya.
(3) Kegiatan bidang maal harus mengacu pada peraturan dan perundang-
undangan pengelolaan Zakat, Infaq, dan Sodaqoh (ZIS).
(4) Dalam hal terjadi kesulitan pengelolaan baik karena aspek teknis maupun
aspek legal, maka kegiatan maal harus dipisahkan dari kegiatan Koperasi
Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah , dan dikelola melalui
lembaga di luar Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan
Syariah.
Pasal 26
(1) Untuk menjaga kerahasiaan data keuangan anggota, maka pengelola
(Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah) wajib
merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tabungan,
Simpanan Berjangka masing-masing penyimpan serta
Pembiayaan/Piutang yang diberikan kepada pihak ketiga dan kepada
anggota secara individu, kecuali dalam hal yang diperlukan untuk
kepentingan proses peradilan dan perpajakan.
(2) Apabila ada permintaan untuk mendapatkan informasi mengenai
simpanan berjangka dan tabungan, misalnya yang diajukan oleh Pimpin an
Instansi yang menangani proses peradilan atau perpajakan, maka
permintaan tersebut diajukan kepada Pejabat Instansi yang membidangi
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang berwenang memberikan
pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi.
22
BAB IX
PENGENDALIAN RESIKO
Pasal 27
(1) Pengelolaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah
Syariah wajib memperhatikan azas-azas dan pembiayan yang sehat, dan
menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian serta pembiayaan yang benar
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Penilaian atas kemampuan dan kesanggupan anggota/calon anggota yang
dibiayai untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan
wajib mempertimbangkan watak, kemampuan, modal, agunan dan
prospek usaha dari anggota/ calon anggota.
Pasal 28
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah dapat
menetapkan agunan sebagai jaminan pembiayaan dengan catatan
terlebih dahulu telah diketahui kelayakan kemampuan anggota/calon
anggota dalam mengembalikan kewajibannya sesuai dengan rencana
pemanfaatan yang disepakati.
(2) Agunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa barang atau
hak tagih dari usaha yang dibiayai oleh pembiayaan yang bersangkutan
atau pernyataan kesanggupan tanggung renteng diantara anggota atas
segala kewajibannya.
(3) Agunan berupa barang bisa diatur dengan ketentuan barang tersebut
secara fisik tetap berada pada anggota/calon anggota.
BAB X
KELEBIHAN DANA
Pasal 29
Dalam hal terdapat kelebihan dana yang telah dihimpun setelah melaksanakan
kegiatan pemberian pembiayaan dan atau piutang jual beli, maka Koperasi Jasa
Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah wajib menempatkan
kelebihan dana tersebut dalam bentuk :
23
BAB XI
PEMBINAAN
Pasal 30
Kewajiban Pembinaan Terhadap Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa
Keuangan Syariah dilakukan oleh :
a. Pemerintah;
b. Dewan Pengawas Syariah.
Pasal 31
Pejabat pemerintah yang bertanggungjawab dalam bidang perkoperasian
melaksanakan pembinaan terhadap Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Jasa Keuangan Syariah Koperasi sebagai berikut :
a. Memantau perkembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa
Keuangan Syariah Koperasi secara berkala melalui laporan keuangan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
yang bersangkutan;
b. Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh baik yang menyangkut
organisasi maupun usahanya, termasuk pelaksanaan program pembinaan
24
Pasal 32
Dewan Pengurus Syariah bertugas melakukan pengawasan pelaksanaan
kegiatan usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah / Unit Jasa Keuangan Syariah
berdasarkan prinsip- prinsip syariah dan melaporkan hasil pengawasannya
kepada Pejabat.
BAB XII
LAPORAN KEUANGAN
Bagian Pertama
Kewajiban Laporan Keuangan
Pasal 33
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
melalui koperasi yang bersangkutan wajib menyampaikan laporan
keuangan berkala kepada Pejabat yang berwenang memberikan
pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi yang
bersangkutan.
(2) Laporan keuangan berkala terdiri dari :
a. Laporan Triwulan;
b. Laporan Tahunan.
(3) Laporan triwulanan disampaikan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sejak bulan terakhir pada periode yang bersangkutan.
(4) Laporan tahunan disampaikan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak
periode tahunan itu berakhir, dengan ketentuan bagi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah / Unit Jasa Keuangan Syariah yang telah wajib audit,
maka laporan yang disampaikan adalah laporan hasil audit eksternal.
(5) Laporan Tahunan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan
Syariah Koperasi terdiri dari Neraca sebagaimana contoh Ilustrasi Neraca
25
Bagian Kedua
Bentuk dan Penyajian Laporan Keuangan
Pasal 34
(1) Laporan keuangan tahunan disajikan dengan membandingkan keadaan
keuangan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya secara
komparatif dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, kecuali bagi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang belum memiliki
laporan periode sebelumnya.
(2) Penyajian pos Aktiva dan Kewajiban dalam Neraca Koperasi Jasa
Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi disusun
menurut tingkat likuiditas dan jatuh temponya, sebagaimana contoh
Ilustrasi Neraca pada lampiran 3 dan 4 Keputusan ini.
(3) Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Jasa Keuangan Syariah Koperasi menggambarkan pendapatan dan beban
yang berasal dari kegiatan utama Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Jasa Keuangan Syariah, dan kegiatan lainnya, sebagaimana contoh
Perhitungan Hasil Usaha pada lampiran 5 Keputusan ini.
(4) Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi yang memuat
kebijakan akuntansi, yaitu kebijakan-kebijakan dibidang akuntansi dalam
rangka penyusunan laporan keuangan yang menetapkan hal-hal sebagai
berikut :
a. kebijakan pemberian pembiayaan dan piutang penjualan;
b. klasifikasi atas pembiayaan dan piutang penjualan;
26
Bagian Ketiga
Audit
Pasal 35
(1) Audit wajib dilakukan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa
Keuangan Syariah yang telah mempunyai jumlah volume pembiayaan dan
piutang dalam 1 (satu) tahun paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(2) Audit harus dilakukan oleh Akuntan Publik atau Koperasi Jasa Audit.
(3) Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang belum
wajib audit menurut ketentuan ayat (1), melakukan pemeriksaan laporan
keuangan yang dilakukan oleh audit internal, atau pengawas, dan atau
petugas khusus yang telah ditetapkan sesuai kebijakan koperasi yang
bersangkutan.
(4) Hasil audit disampaikan dalam Rapat Anggota.
(5) Selain disampaikan dalam Rapat Anggota, hasil audit diumumkan kepada
anggota dan atau umum melalui papan pengumuman pada kantor
koperasi yang bersangkutan atau mass media.
Bagian Keempat
Penilaian Kesehatan
27
Pasal 36
(1) Penilaian kesehatan terhadap Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Jasa Keuangan Syariah dilakukan oleh petugas penilai kesehatan Koperasi
Keuangan Syariah dan Uinit Jasa Keuangan Syariah yang memenuhi syarat
dari Kantor Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah baik di tingkat Pusat,
Provinsi/DI, dan Kabupaten/Kota.
(2) Untuk menjadi Pejabat penilai kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
dan Unit jasa Keuangan Syariah harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS);
b. berpendidikan serendah-rendahnya sarjana Muda atau yang
sederajat;
c. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan (teori dan praktek) tentang
lembaga keuangah syariah, yang dibuktikan dengan sertifikat yang
dikeluarkan oleh Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah.
Pasal 37
(1) Penetapan Pejabat Penilai Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah diatur sebagai berikut :
a. Pejabat Penilai Kesehatan pada tingkat Pusat ditetapkan oleh Pejabat
eselon I, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang
bertanggung- jawab terhadap pengawasan kegiatan simpan-pinjam;
b. Pejabat Penilai Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa
Keuangan Syariah pada tingkat propinsi/DI ditetapkan oleh Kepala
Instansi yang membidangi Koperasi tingkat propinsi/DI;
c. Pejabat Penilai Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa
Keuangan Syariah pada tingkat kabupaten/kota ditetapkan oleh
Kepala Instansi yang membidangi koperasi tingkat kabupaten/kota
setempat.
(2) Petunjuk pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi diatur tersendiri dengan
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
28
BAB XIII
SANKSI
Pasal 38
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
yang terlambat dan atau tidak menyampaikan laporan keuangan berkala
triwulanan kepada Pejabat koperasi, sebagaimana dimaksud Pasal 33 ayat
(3) dikenakan sanksi sebagai berikut :
a. Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
terlambat menyampaikan laporan triwulan dalam jangka waktu 1
(satu) bulan dari jadwal yang ditentukan untuk menyampaikan
laporan, dikenakan teguran tertulis;
b. Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
terlambat menyampaikan laporan triwulan dalam jangka waktu 2
(dua) bulan dari jadwal yang ditentukan untuk menyampaikan
laporan, dikenakan teguran tertulis kedua;
c. Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
terlambat 3 (tiga) kali berturut-turut menyampaikan laporan dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun buku, tingkat kesehatannya diturunkan
satu tingkat;
d. Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
terlambat 4 (empat) kali berturut-turut menyampaikan laporan
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku dikenakan sanksi penilaian
tidak sehat;
e. Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
sama sekali tidak memberikan laporan triwulan, minimal 1 (satu)
periode triwulan, hingga akhir tahun berjalan, dikenakan sanksi
penilaian tidak sehat.
(2) Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
yang terlambat atau tidak menyampaikan laporan keuangan tahunan
kepada Pejabat koperasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 ayat (4),
dikenakan sanksi administrasi sebagai berikut :
a. Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
terlambat menyampaikan laporan tahunan lebih dari 5 bulan sejak
29
Pasal 39
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi yang
telah mempunyai volume pembiayaan dan piutang dalam 1 (satu) tahun
paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) tetapi belum diaudit
oleh Akuntan Publik atau Koperasi Jasa Audit dikenakan sanksi administrasi
berupa penurunan tingkat kesehatan.
Pasal 40
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
yang tidak memberikan kesempatan kepada Pejabat pemeriksa untuk
memeriksa buku dan berkas berkas yang ada padanya serta tidak
memberikan bantuan yang diperlukan oleh pemeriksa dalam rangka
memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan
yang dilaporkan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa
Keuangan Syariah , dikenakan sanksi berupa penghentian sementara ijin
kegiatan usahanya.
(2) Koperasi yang melaksanakan kegiatan pembiayaan pola bagi hasil
(Syariah) tanpa ijin, dikenakan sanksi administrasi berupa penghentian
sementara kegiatan usahanya sampai dengan proses pengesahan izin
usahanya dipenuhi.
Pasal 41
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang akta pendiriannya telah disahkan
oleh Pejabat yang berwenang, apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
sejak tanggal pengesahan belum melaksanakan kegiatan usahanya,
dikenakan sanksi berupa pembubaran koperasi.
30
(2) Unit Jasa Keuangan Syariah yang perubahan anggaran dasar koperasi
telah disahkan oleh Pejabat yang berwenang, apabila dalam waktu 2 (dua)
tahun belum melakukan kegiatan usaha, dikenakan sanksi pembatalan
pengesahan perubahan anggaran dasar Koperasi.
Pasal 42
Pejabat berwenang membubarkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau
koperasi yang mempunyai Unit Jasa Keuangan Syariah jika Koperasi yang
bersangkutan, berdasarkan penilaian Dewan Pengawas Syariah telah terbukti
melanggar prinsip-prinsip syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Pasal 43
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang
dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud Pasal 38, 39, 40, dan 41, dapat
diumumkan oleh Pejabat secara terbuka dalam surat kabar harian atau
mingguan.
(2) Pejabat wajib mencatat nama-nama Pengurus dan Manajer Koperasi Jasa
Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang telah dikenakan sanksi
sebagaimana dimaksud Pasal 38, 39, 40, dan 41, dalam daftar khusus yang
disediakan untuk keperluan tersebut.
BAB XIV
PEMBUBARAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH / UNIT JASA KEUANGAN
SYARIAH
Bagian Pertama
Pembubaran Oleh Anggota
Pasal 44
(1) Koperasi Jasa Keuangan Syariah dapat dibubarkan oleh anggota
berdasarkan Keputusan Rapat Anggota sesuai dengan ketentuan Undang -
Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
(2) Pembubaran Koperasi Syariah oleh anggota, dilaksanakan melalui tata
cara sebagai berikut :
a. Koperasi Jasa Keuangan Syariah menyelenggarakan Rapat Anggota
31
Pasal 45
(1) Pembubaran Unit Jasa Keuangan Syariah, oleh anggota dilaksanakan
melalui tata cara sebagai berikut :
a. rapat pleno pengurus membuat keputusan tentang pembubaran Unit
32
Bagian Kedua
Pembubaran Oleh Pemerintah
Pasal 46
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dapat dibubarkan oleh pemerintah sesuai
dengan tata cara pembubaran koperasi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang pembubaran koperasi oleh
pemerintah dan petunjuk pelaksanaannya.
Pasal 47
Dalam masa penyelesaian, pembayaran kewajiban Koperasi Jasa Keuangan
Syariah atau Unit Jasa Keuangan Syariah dilakukan berdasarkan urutan sebagai
33
berikut :
a. gaji pegawai yang terutang;
b. biaya perkara di Pengadilan;
c. biaya lelang;
d. pajak Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Unit Jasa Keuangan Syariah;
e. biaya kantor, seperti listrik, air telepon, sewa dan pemeliharaan gedung;
f. penyimpanan dana atau penabung, yang pembayarannya dilakukan
secara berimbang untuk setiap penyimpan/penabung dalam jumlah yang
ditetapkan oleh Tim Penyelesai berdasarkan persetujuan Menteri;
g. kreditur lainnya.
Pasal 48
(1) Segala biaya yang berkaitan dengan penyelesai dibebankan pada harta
kekayaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Unit Jasa Keuangan Syariah
yang bersangkutan dan dikeluarkan terlebih dahulu dari dana yang ada
atau setiap hasil pencairan harta tersebut.
(2) Biaya pegawai, kantor dan pencairan harta kekayaan selama masa
penyelesaian disusun dan ditetapkan oleh pihak yang melakukan
pembubaran.
(3) Honor Tim Penyelesai ditetapkan oleh pihak yang melakukan pembubaran
dalam jumlah yang tetap dan berdasarkan prosentase dari setiap hasil
pencairan harta kekayaan.
Pasal 49
Apabila setelah dilakukan pembayaran kewajiban dan biaya penyelesaian
sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 dan pasal 49 masih terdapat sisa harta
kekayaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau Unit Jasa Keuangan Syariah,
maka :
a. dalam hal Koperasi Jasa Keuangan Syariah, sisa harta tersebut dibagikan
kepada anggota Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
b. dalam hal Unit Jasa Keuangan Syariah, sisa harta tersebut diserahkan
kepada Koperasi yang bersangkutan.
34
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 50
(1) KSP/USP-Koperasi yang ingin mengubah atau mengkonversikan kegiatan
usahanya menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan
Syariah dapat menjalankan usaha dengan ketentuan :
a. KSP/Koperasi yang memiliki Unit Pembiayaan melakukan perubahan
Anggaran Dasar yang mencantumkan perubahan pembiayaan
konvensional menjadi kegiatan usaha pembiayaan pola syariah;
b. Melakukan konversi data keuangan sistem lama menjadi sistem
Syariah disertai permohonan ijin perubahan pola operasional menjadi
sistem syariah;
c. Mengajukan pengesahan perubahan anggaran dasar dan perubahan
operasionalnya menjadi sistem syariah, dengan menyertakan
dokumen :
1) Berita acara persetujuan anggota untuk menjalankan kegiatan
usaha jasa keuangan syariah;
2) Alasan-alasan perubahan/konversi;
3) Laporan posisi, dan kondisi saat konversi, sehingga jelas duduk
persoalannya;
4) Bukti-bukti keuangan yang menunjukan hak dan kewajiban bagi
KSP/USP- Koperasi yang bersangkutan.
(2) Koperasi yang telah menyelenggarakan kegiatan Pembiayaan Pola Syariah,
diberikan kesempatan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak
berlakunya keputusan ini, untuk menyesuaikan dan mengikuti segala
peraturan yang berlaku dalam keputusan ini.
35
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 51
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal :
Menteri Negara
ALIMARWAN HANAN
Draft :
1. Asdep 3.2 : ........... / ............
2. Deputi 3 : ........... / ............
3. Asdep 1.2 : ........... / ............
4. Deputi 1 : ........... / ............
5. Ses Meneg : ........... / ............
Lampiran 3
MEMUTUSKAN:
BAB I
IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat.
3. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
3
undangan.
BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN FUNGSI
Pasal 2
Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip
Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.
Pasal 3
Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.
Pasal 4
(1) Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat.
(2) Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
organisasi pengelola zakat.
(3) Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari
wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai
dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
(4) Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
PERIZINAN, BENTUK BADAN HUKUM, ANGGARAN DASAR, DAN KEPEMILIKAN
Bagian Kesatu
Perizinan
Pasal 5
(1) Setiap pihak yang akan melakukan kegiatan usaha Bank Syariah atau UUS
wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Syariah atau
UUS dari Bank Indonesia.
(2) Untuk memperoleh izin usaha Bank Syariah harus memenuhi persyaratan
sekurang-kurangnya tentang:
a. susunan organisasi dan kepengurusan;
7
b. permodalan;
c. kepemilikan;
d. keahlian di bidang Perbankan Syariah; dan
e. kelayakan usaha.
(3) Persyaratan untuk memperoleh izin usaha UUS diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bank Indonesia.
(4) Bank Syariah yang telah mendapat izin usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib mencantumkan dengan jelas kata “syariah” pada penulisan
nama banknya.
(5) Bank Umum Konvensional yang telah mendapat izin usaha UUS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan dengan jelas
frase “Unit Usaha Syariah” setelah nama Bank pada kantor UUS yang
bersangkutan.
(6) Bank Konvensional hanya dapat mengubah kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dengan izin Bank Indonesia.
(7) Bank Umum Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank Umum
Konvensional.
(8) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank
Perkreditan Rakyat.
(9) Bank Umum Konvensional yang akan melakukan kegiatan usaha
berdasarkan Prinsip Syariah wajib membuka UUS di kantor pusat Bank
dengan izin Bank Indonesia.
Pasal 6
(1) Pembukaan Kantor Cabang Bank Syariah dan UUS hanya dapat dilakukan
dengan izin Bank Indonesia.
(2) Pembukaan Kantor Cabang, kantor perwakilan, dan jenis- jenis kantor
lainnya di luar negeri oleh Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS hanya dapat dilakukan dengan izin Bank
Indonesia.
(3) Pembukaan kantor di bawah Kantor Cabang, wajib dilaporkan dan hanya
dapat dilakukan setelah mendapat surat penegasan dari Bank Indonesia.
(4) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tidak diizinkan untuk membuka Kantor
Cabang, kantor perwakilan, dan jenis kantor lainnya di luar negeri.
8
Bagian Kedua
Bentuk Badan Hukum
Pasal 7
Bentuk badan hukum Bank Syariah adalah perseroan terbatas.
Bagian Ketiga
Anggaran Dasar
Pasal 8
Di dalam anggaran dasar Bank Syariah selain memenuhi persyaratan anggaran
dasar sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
memuat pula ketentuan:
a. pengangkatan anggota direksi dan komisaris harus mendapatkan
persetujuan Bank Indonesia;
b. Rapat Umum Pemegang Saham Bank Syariah harus menetapkan
tugas manajemen, remunerasi komisaris dan direksi, laporan
pertanggungjawaban tahunan, penunjukkan dan biaya jasa akuntan
publik, penggunaan laba, dan hal-hal lainnya yang ditetapkan dalam
Peraturan Bank Indonesia.
Bagian Keempat
Pendirian dan Kepemilikan Bank Syariah
Pasal 9
(1) Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki oleh:
a. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia;
b. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan
warga negara asing dan/atau badan hukum asing secara kemitraan;
atau
c. pemerintah daerah.
(2) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah hanya dapat didirikan dan/atau dimiliki
oleh:
a. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia yang
seluruh pemiliknya warga negara Indonesia;
b. pemerintah daerah; atau
c. dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
b.
(3) Maksimum kepemilikan Bank Umum Syariah oleh warga negara asing
9
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan, bentuk badan hukum, anggaran
dasar, serta pendirian dan kepemilikan Bank Syariah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 9 diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
Pasal 11
Besarnya modal disetor minimum untuk mendirikan Bank Syariah ditetapkan
dalam Peraturan Bank Indonesia.
Pasal 12
Saham Bank Syariah hanya dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama.
Pasal 13
Bank Umum Syariah dapat melakukan penawaran umum efek melalui pasar
modal sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Pasal 14
(1) Warga negara Indonesia, warga negara asing, badan hukum Indonesia,
atau badan hukum asing dapat memiliki atau membeli saham Bank Umum
Syariah secara langsung atau melalui bursa efek.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Perubahan kepemilikan Bank Syariah wajib memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal 14.
Pasal 16
(1) UUS dapat menjadi Bank Umum Syariah tersendiri setelah mendapat izin
dari Bank Indonesia.
(2) Izin perubahan UUS menjadi Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
Pasal 17
(1) Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Bank Syariah wajib
terlebih dahulu mendapat izin dari Bank Indonesia.
10
(2) Dalam hal terjadi Penggabungan atau Peleburan Bank Syariah dengan
Bank lainnya, Bank hasil Penggabungan atau Peleburan tersebut wajib
menjadi Bank Syariah.
(3) Ketentuan mengenai Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan
Bank Syariah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB IV
JENIS DAN KEGIATAN USAHA, KELAYAKAN PENYALURAN DANA, DAN
LARANGAN BAGI BANK SYARIAH DAN UUS
Bagian Kesatu
Jenis dan Kegiatan Usaha
Pasal 18
Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
Pasal 19
(1) Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:
a. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad
wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
b. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
c. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah,
Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
d. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad
salam, Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
e. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
f. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa
beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang
11
Pasal 20
(1) Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (1), Bank Umum Syariah dapat pula:
a. melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah;
b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah
atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
13
Prinsip Syariah;
c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan
syarat harus menarik kembali penyertaannya;
d. bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan
Prinsip Syariah;
e. melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah dan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal;
f. menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan
Prinsip Syariah dengan menggunakan sarana elektronik;
g. menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga
jangka pendek berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui pasar uang;
h. menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga
jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui pasar modal; dan
i. menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum
Syariah lainnya yang berdasarkan Prinsip Syariah.
(2) Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2), UUS dapat pula:
a. melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah;
b. melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah dan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal;
c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan
syarat harus menarik kembali penyertaannya;
d. menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan
Prinsip Syariah dengan menggunakan sarana elektronik;
e. menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga
jangka pendek berdasarkan Prinsip Syariah baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui pasar uang; dan
f. menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum
Syariah lainnya yang berdasarkan Prinsip Syariah.
(3) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
14
Pasal 21
Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
1. Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah; dan
2. Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
b. menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau
musyarakah;
2. Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna’;
3. Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;
4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik; dan
5. pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;
c. menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan Akad wadi’ah atau Investasi berdasarkan Akad mudharabah
dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
d. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS; dan
e. menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya
yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank
Indonesia.
Pasal 22
Setiap pihak dilarang melakukan kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk
Simpanan atau Investasi berdasarkan Prinsip Syariah tanpa izin terlebih dahulu
dari Bank Indonesia, kecuali diatur dalam undang-undang lain.
Bagian Kedua
Kelayakan Penyaluran Dana
Pasal 23
(1) Bank Syariah dan/atau UUS harus mempunyai keyakinan atas kemauan
dan kemampuan calon Nasabah Penerima Fasilitas untuk melunasi
15
Bagian Ketiga
Larangan Bagi Bank Syariah dan UUS
Pasal 24
(1) Bank Umum Syariah dilarang:
a. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
b. melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal;
c. melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (1) huruf b dan huruf c; dan
d. melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi syariah.
(2) UUS dilarang:
a. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
b. melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal;
c. melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (2) huruf c; dan
d. melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi syariah.
Pasal 25
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dilarang:
a. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
b. menerima Simpanan berupa Giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran;
c. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran
uang asing dengan izin Bank Indonesia;
d. melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi syariah;
e. melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk
16
Pasal 26
(1) Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 20, dan
Pasal 21 dan/atau produk dan jasa syariah, wajib tunduk kepada Prinsip
Syariah.
(2) Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difatwakan oleh
Majelis Ulama Indonesia.
(3) Fatwa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam Peraturan
Bank Indonesia.
(4) Dalam rangka penyusunan Peraturan Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Bank Indonesia membentuk komite perbankan
syariah.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan, keanggotaan,
dan tugas komite perbankan syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
BAB V
PEMEGANG SAHAM PENGENDALI, DEWAN KOMISARIS,
DEWAN PENGAWAS SYARIAH, DIREKSI,
DAN TENAGA KERJA ASING
Bagian Kesatu
Pemegang Saham Pengendali
Pasal 27
(1) Calon pemegang saham pengendali Bank Syariah wajib lulus uji
kemampuan dan kepatutan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
(2) Pemegang saham pengendali yang tidak lulus uji kemampuan dan
kepatutan wajib menurunkan kepemilikan sahamnya menjadi paling
banyak 10% (sepuluh persen).
(3) Dalam hal pemegang saham pengendali tidak menurunkan kepemilikan
sahamnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka:
a. hak suara pemegang saham pengendali tidak diperhitungkan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham;
b. hak suara pemegang saham pengendali tidak diperhitungkan sebagai
17
Bagian Kedua
Dewan Komisaris dan Direksi
Pasal 28
Ketentuan mengenai syarat, jumlah, tugas, kewenangan, tanggung jawab,
serta hal lain yang menyangkut dewan komisaris dan direksi Bank Syariah
diatur dalam anggaran dasar Bank Syariah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Pasal 29
(1) Dalam jajaran direksi Bank Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
wajib terdapat 1 (satu) orang direktur yang bertugas untuk memastikan
kepatuhan Bank Syariah terhadap pelaksanaan ketentuan Bank Indonesia
dan peraturan perundang-undangan lainnya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas untuk memastikan kepatuhan
Bank Syariah terhadap pelaksanaan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
Pasal 30
(1) Calon dewan komisaris dan calon direksi wajib lulus uji kemampuan dan
kepatutan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
(2) Uji kemampuan dan kepatutan terhadap komisaris dan direksi yang
melanggar integritas dan tidak memenuhi kompetensi dilakukan oleh
Bank Indonesia.
(3) Komisaris dan direksi yang tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan wajib
melepaskan jabatannya.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai uji kemampuan dan kepatutan
18
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Bank Indonesia.
Pasal 31
(1) Dalam menjalankan kegiatan Bank Syariah, direksi dapat mengangkat
pejabat eksekutif.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan pejabat eksekutif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank
Indonesia.
Bagian Ketiga
Dewan Pengawas Syariah
Pasal 32
(1) Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di Bank Syariah dan Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS.
(2) Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat
oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas rekomendasi Majelis Ulama
Indonesia.
(3) Dewan Pengawas Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas
memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan
Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Dewan Pengawas Syariah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank
Indonesia.
Bagian Keempat
Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Pasal 33
(1) Dalam menjalankan kegiatannya, Bank Syariah dapat menggunakan
tenaga kerja asing.
(2) Tata cara penggunaan tenaga kerja asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
19
BAB VI
Bagian Kesatu
Tata Kelola Perbankan Syariah
Pasal 34
(1) Bank Syariah dan UUS wajib menerapkan tata kelola yang baik yang
mencakup prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
profesional, dan kewajaran dalam menjalankan kegiatan usahanya.
(2) Bank Syariah dan UUS wajib menyusun prosedur internal mengenai
pelaksanaan prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kelola yang baik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
Bagian Kedua
Prinsip Kehati-hatian
Pasal 35
(1) Bank Syariah dan UUS dalam melakukan kegiatan usahanya wajib
menerapkan prinsip kehati-hatian.
(2) Bank Syariah dan UUS wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia
laporan keuangan berupa neraca tahunan dan perhitungan laba rugi
tahunan serta penjelasannya yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi
syariah yang berlaku umum, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu
dan bentuk yang diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
(3) Neraca dan perhitungan laba rugi tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) wajib terlebih dahulu diaudit oleh kantor akuntan publik.
(4) Bank Indonesia dapat menetapkan pengecualian terhadap kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bagi Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
(5) Bank Syariah wajib mengumumkan neraca dan laporan laba rugi kepada
publik dalam waktu dan bentuk yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
Pasal 36
Dalam menyalurkan Pembiayaan dan melakukan kegiatan usaha lainnya, Bank
Syariah dan UUS wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan Bank
20
Pasal 37
(1) Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum
penyaluran dana berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan,
penempatan investasi surat berharga yang berbasis syariah, atau hal lain
yang serupa, yang dapat dilakukan oleh Bank Syariah dan UUS kepada
Nasabah Penerima Fasilitas atau sekelompok Nasabah Penerima Fasilitas
yang terkait, termasuk kepada perusahaan dalam kelompok yang sama
dengan Bank Syariah dan UUS yang bersangkutan.
(2) Batas maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh
melebihi 30% (tiga puluh persen) dari modal Bank Syariah sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(3) Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas maksimum
penyaluran dana berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian jaminan,
penempatan investasi surat berharga, atau hal lain yang serupa yang
dapat dilakukan oleh Bank Syariah kepada:
a. pemegang saham yang memiliki 10% (sepuluh persen) atau lebih dari
modal disetor Bank Syariah;
b. anggota dewan komisaris;
c. anggota direksi;
d. keluarga dari pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
dan huruf c;
e. pejabat bank lainnya; dan
f. perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak
sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf e.
(4) Batas maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak boleh
melebihi 20% (dua puluh persen) dari modal Bank Syariah sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
wajib dilaporkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Bagian Ketiga
Kewajiban Pengelolaan Risiko
Pasal 38
(1) Bank Syariah dan UUS wajib menerapkan manajemen risiko, prinsip
21
Pasal 39
Bank Syariah dan UUS wajib menjelaskan kepada Nasabah mengenai
kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi Nasabah
yang dilakukan melalui Bank Syariah dan/atau UUS.
Pasal 40
(1) Dalam hal Nasabah Penerima Fasilitas tidak memenuhi kewajibannya,
Bank Syariah dan UUS dapat membeli sebagian atau seluruh Agunan, baik
melalui maupun di luar pelelangan, berdasarkan penyerahan secara
sukarela oleh pemilik Agunan atau berdasarkan pemberian kuasa untuk
menjual dari pemilik Agunan, dengan ketentuan Agunan yang dibeli
tersebut wajib dicairkan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun.
(2) Bank Syariah dan UUS harus memperhitungkan harga pembelian Agunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kewajiban Nasabah kepada
Bank Syariah dan UUS yang bersangkutan.
(3) Dalam hal harga pembelian Agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melebihi jumlah kewajiban Nasabah kepada Bank Syariah dan UUS, selisih
kelebihan jumlah tersebut harus dikembalikan kepada Nasabah setelah
dikurangi dengan biaya lelang dan biaya lain yang langsung terkait dengan
proses pembelian Agunan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembelian Agunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Bank Indonesia.
BAB VII
RAHASIA BANK
Bagian Kesatu
Cakupan Rahasia Bank
Pasal 41
Bank dan Pihak Terafiliasi wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan Simpanannya serta Nasabah Investor dan Investasinya.
22
Bagian Kedua
Pengecualian Rahasia Bank
Pasal 42
(1) Untuk kepentingan penyidikan pidana perpajakan, pimpinan Bank
Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan
perintah tertulis kepada Bank agar memberikan keterangan dan
memperlihatkan bukti tertulis serta surat mengenai keadaan keuangan
Nasabah Penyimpan atau Nasabah Investor tertentu kepada pejabat
pajak.
(2) Perintah tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyebutkan
nama pejabat pajak, nama nasabah wajib pajak, dan kasus yang
dikehendaki keterangannya.
Pasal 43
(1) Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, pimpinan Bank
Indonesia dapat memberikan izin kepada polisi, jaksa, hakim, atau
penyidik lain yang diberi wewenang berdasarkan undang-undang untuk
memperoleh keterangan dari Bank mengenai Simpanan atau Investasi
tersangka atau terdakwa pada Bank.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara tertulis atas
permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia,
Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, atau pimpinan instansi yang diberi
wewenang untuk melakukan penyidikan.
(3) Permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus menyebutkan
nama dan jabatan penyidik, jaksa, atau hakim, nama tersangka atau
terdakwa, alasan diperlukannya keterangan, dan hubungan perkara
pidana yang bersangkutan dengan keterangan yang diperlukan.
Pasal 44
Bank wajib memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
dan Pasal 43.
Pasal 45
Dalam perkara perdata antara Bank dan Nasabahnya, direksi Bank yang
bersangkutan dapat menginformasikan kepada pengadilan tentang keadaan
keuangan Nasabah yang bersangkutan dan memberikan keterangan lain yang
relevan dengan perkara tersebut.
23
Pasal 46
(1) Dalam rangka tukar-menukar informasi antarbank, direksi Bank dapat
memberitahukan keadaan keuangan Nasabahnya kepada Bank lain.
(2) Ketentuan mengenai tukar-menukar informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.
Pasal 47
Atas permintaan, persetujuan, atau kuasa dari Nasabah Penyimpan atau
Nasabah Investor yang dibuat secara tertulis, Bank wajib memberikan
keterangan mengenai Simpanan Nasabah Penyimpan atau Nasabah Investor
pada Bank yang bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk oleh Nasabah
Penyimpan atau Nasabah Investor tersebut.
Pasal 48
Dalam hal Nasabah Penyimpan atau Nasabah Investor telah meninggal dunia,
ahli waris yang sah dari Nasabah Penyimpan atau Nasabah Investor yang
bersangkutan berhak memperoleh keterangan mengenai Simpanan Nasabah
Penyimpan atau Nasabah Investor tersebut.
Pasal 49
Pihak yang merasa dirugikan oleh keterangan yang diberikan oleh Bank
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Pasal 43, Pasal 45, dan Pasal 46,
berhak untuk mengetahui isi keterangan tersebut dan meminta pembetulan
jika terdapat kesalahan dalam keterangan yang diberikan.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 50
Pembinaan dan pengawasan Bank Syariah dan UUS dilakukan oleh Bank
Indonesia.
Pasal 51
(1) Bank Syariah dan UUS wajib memelihara tingkat kesehatan yang meliputi
sekurang-kurangnya mengenai kecukupan modal, kualitas aset, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, kualitas manajemen yang menggambarkan
kapabilitas dalam aspek keuangan, kepatuhan terhadap Prinsip Syariah
dan prinsip manajemen Islami, serta aspek lainnya yang berhubungan
24
Pasal 52
(1) Bank Syariah dan UUS wajib menyampaikan segala keterangan dan
penjelasan mengenai usahanya kepada Bank Indonesia menurut tata cara
yang ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia.
(2) Bank Syariah dan UUS, atas permintaan Bank Indonesia, wajib
memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas
yang ada padanya, serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan
dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen,
dan penjelasan yang dilaporkan oleh Bank Syariah dan UUS yang
bersangkutan.
(3) Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), Bank Indonesia berwenang:
a. memeriksa dan mengambil data/dokumen dari setiap tempat yang
terkait dengan Bank;
b. memeriksa dan mengambil data/dokumen dan keterangan dari
setiap pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia memiliki
pengaruh terhadap Bank; dan
c. memerintahkan Bank melakukan pemblokiran rekening tertentu, baik
rekening Simpanan maupun rekening Pembiayaan.
(4) Keterangan dan laporan pemeriksaan tentang Bank Syariah dan UUS yang
diperoleh berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) tidak diumumkan dan bersifat rahasia.
Pasal 53
(1) Bank Indonesia dapat menugasi kantor akuntan publik atau pihak lainnya
untuk dan atas nama Bank Indonesia, melaksanakan pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2).
(2) Persyaratan dan tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
Pasal 54
(1) Dalam hal Bank Syariah mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan usahanya, Bank Indonesia berwenang melakukan tindakan
dalam rangka tindak lanjut pengawasan antara lain:
25
BAB IX
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 55
(1) Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Agama.
26
(2) Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaian sengketa dilakukan
sesuai dengan isi Akad.
(3) Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh
bertentangan dengan Prinsip Syariah.
BAB X
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 56
Bank Indonesia menetapkan sanksi administratif kepada Bank Syariah atau
UUS, anggota dewan komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah, direksi,
dan/atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang memiliki
UUS, yang menghalangi dan/atau tidak melaksanakan Prinsip Syariah dalam
menjalankan usaha atau tugasnya atau tidak memenuhi kewajibannya
sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini.
Pasal 57
(1) Bank Indonesia mengenakan sanksi administratif kepada Bank Syariah
atau UUS, anggota dewan komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah,
direksi, dan/atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional
yang memiliki UUS yang melanggar Pasal 41 dan Pasal 44.
(2) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
mengurangi ketentuan pidana sebagai akibat dari pelanggaran
kerahasiaan bank.
Pasal 58
(1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang ini
adalah:
a. denda uang;
b. teguran tertulis;
c. penurunan tingkat kesehatan Bank Syariah dan UUS;
d. pelarangan untuk turut serta dalam kegiatan kliring;
e. pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik untuk kantor cabang
tertentu maupun untuk Bank Syariah dan UUS secara keseluruhan;
f. pemberhentian pengurus Bank Syariah dan Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS, dan selanjutnya menunjuk dan
mengangkat pengganti sementara sampai Rapat Umum Pemegang
Saham mengangkat pengganti yang tetap dengan persetujuan Bank
27
Indonesia;
g. pencantuman anggota pengurus, pegawai, dan pemegang saham
Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS
dalam daftar orang tercela di bidang perbankan; dan/atau
h. pencabutan izin usaha.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia.
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 59
(1) Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha Bank Syariah, UUS, atau
kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk Simpanan atau Investasi
berdasarkan Prinsip Syariah tanpa izin usaha dari Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 22 dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua
ratus miliar rupiah).
(2) Dalam hal kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
badan hukum, penuntutan terhadap badan hukum dimaksud dilakukan
terhadap mereka yang memberi perintah untuk melakukan perbuatan itu
dan/atau yang bertindak sebagai pemimpin dalam perbuatan itu.
Pasal 60
(1) Setiap orang yang dengan sengaja tanpa membawa perintah tertulis atau
izin dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan Pasal
43 memaksa Bank Syariah, UUS, atau pihak terafiliasi untuk memberikan
keterangan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan paling lama 4 (empat) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).
(2) Anggota direksi, komisaris, pegawai Bank Syariah atau Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS, atau Pihak Terafiliasi lainnya yang
dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dipidana dengan pidana penjara
28
paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
Pasal 61
Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS yang dengan sengaja tidak memberikan
keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Pasal
47, dan Pasal 48 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
Pasal 62
(1) Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank
Umum Konvensional yang memiliki UUS yang dengan sengaja:
a. tidak menyampaikan laporan keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (2); dan/atau
b. tidak memberikan keterangan atau tidak melaksanakan perintah
yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
(2) Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank
Umum Konvensional yang memiliki UUS yang lalai:
a. tidak menyampaikan laporan keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (2); dan/atau
b. tidak memberikan keterangan atau tidak melaksanakan perintah
yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52
dipidana dengan pidana kurungan paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
Pasal 63
(1) Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank
Umum Konvensional yang memiliki UUS yang dengan sengaja:
a. membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam
29
Pasal 64
Pihak Terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan langkah-langkah
yang diperlukan untuk memastikan ketaatan Bank Syariah atau Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS terhadap ketentuan dalam Undang-Undang
ini dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah).
Pasal 65
Pemegang saham yang dengan sengaja menyuruh anggota dewan komisaris,
direksi, atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan yang
mengakibatkan Bank Syariah atau UUS tidak melaksanakan langkah-langkah
yang diperlukan untuk memastikan ketaatan Bank Syariah atau UUS terhadap
ketentuan dalam Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 7 (tujuh) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).
Pasal 66
(1) Anggota direksi atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS yang dengan sengaja:
a. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Undang-Undang ini
dan perbuatan tersebut telah mengakibatkan kerugian bagi Bank
Syariah atau UUS atau menyebabkan keadaan keuangan Bank Syariah
atau UUS tidak sehat;
b. menghalangi pemeriksaan atau tidak membantu pemeriksaan yang
dilakukan oleh dewan komisaris atau kantor akuntan publik yang
ditugasi oleh dewan komisaris;
c. memberikan penyaluran dana atau fasilitas penjaminan dengan
melanggar ketentuan yang berlaku yang diwajibkan pada Bank
Syariah atau UUS, yang mengakibatkan kerugian sehingga
membahayakan kelangsungan usaha Bank Syariah atau UUS;
dan/atau
d. tidak melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan
ketaatan Bank Syariah atau UUS terhadap ketentuan Batas
Maksimum Pemberian Penyaluran Dana sebagaimana ditentukan
dalam Undang-Undang ini dan/atau ketentuan yang berlaku
31
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
(2) Anggota direksi dan pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional
yang memiliki UUS yang dengan sengaja melakukan penyalahgunaan dana
Nasabah, Bank Syariah atau UUS dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 67
(1) Bank Syariah atau UUS yang telah memiliki izin usaha pada saat Undang-
Undang ini mulai berlaku dinyatakan telah memperoleh izin usaha
berdasarkan Undang-Undang ini.
(2) Bank Syariah atau UUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Undang- Undang ini paling lama 1
(satu) tahun sejak mulai berlakunya Undang-Undang ini.
Pasal 68
(1) Dalam hal Bank Umum Konvensional memiliki UUS yang nilai asetnya
telah mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai aset
bank induknya atau 15 (lima belas) tahun sejak berlakunya Undang-
Undang ini, maka Bank Umum Konvensional dimaksud wajib melakukan
Pemisahan UUS tersebut menjadi Bank Umum Syariah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemisahan dan sanksi bagi Bank Umum
Konvensional yang tidak melakukan Pemisahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 69
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, segala ketentuan mengenai
Perbankan Syariah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
32
Pasal 70
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 16 Juli 2008 PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 Juli 2008
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
PERBANKAN SYARIAH
I. UMUM
Sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tujuan pembangunan nasional
adalah terciptanya masyarakat adil dan makmur, berdasarkan demokrasi
ekonomi, dengan mengembangkan sistem ekonomi yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang berkeadilan. Guna mewujudkan tujuan tersebut,
pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional diarahkan pada
perekonomian yang berpihak pada ekonomi kerakyatan, merata, mandiri,
handal, berkeadilan, dan mampu bersaing di kancah perekonomian
internasional.
Agar tercapai tujuan pembangunan nasional dan dapat berperan aktif
dalam persaingan global yang sehat, diperlukan partisipasi dan kontribusi
semua elemen masyarakat untuk menggali berbagai potensi yang ada di
masyarakat guna mendukung proses akselerasi ekonomi dalam upaya
merealisasikan tujuan pembangunan nasional. Salah satu bentuk
penggalian potensi dan wujud kontribusi masyarakat dalam
perekonomian nasional tersebut adalah pengembangan sistem ekonomi
berdasarkan nilai Islam (Syariah) dengan mengangkat prinsip-prinsipnya
ke dalam Sistem Hukum Nasional. Prinsip Syariah berlandaskan pada nilai-
nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalan (rahmatan
lil ‘alamin). Nilai-nilai tersebut diterapkan dalam pengaturan perbankan
yang didasarkan pada Prinsip Syariah yang disebut Perbankan Syariah.
Prinsip Perbankan Syariah merupakan bagian dari ajaran Islam yang
berkaitan dengan ekonomi. Salah satu prinsip dalam ekonomi Islam
adalah larangan riba dalam berbagai bentuknya, dan menggunakan
sistem antara lain prinsip bagi hasil. Dengan prinsip bagi hasil, Bank
34
Syariah dapat menciptakan iklim investasi yang sehat dan adil karena
semua pihak dapat saling berbagi baik keuntungan maupun potensi risiko
yang timbul sehingga akan menciptakan posisi yang berimbang antara
bank dan nasabahnya. Dalam jangka panjang, hal ini akan mendorong
pemerataan ekonomi nasional karena hasil keuntungan tidak hanya
dinikmati oleh pemilik modal saja, tetapi juga oleh pengelola modal.
Perbankan Syariah sebagai salah satu sistem perbankan nasional
memerlukan berbagai sarana pendukung agar dapat memberikan
kontribusi yang maksimum bagi pengembangan ekonomi nasional. Salah
satu sarana pendukung vital adalah adanya pengaturan yang memadai
dan sesuai dengan karakteristiknya. Pengaturan tersebut di antaranya
dituangkan dalam Undang-Undang Perbankan Syariah. Pembentukan
Undang-Undang Perbankan Syariah menjadi kebutuhan dan keniscayaan
bagi berkembangnya lembaga tersebut. Pengaturan mengenai Perbankan
Syariah dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
belum spesifik dan kurang mengakomodasi karakteristik operasional
Perbankan Syariah, dimana, di sisi lain pertumbuhan dan volume usaha
Bank Syariah berkembang cukup pesat.
Guna menjamin kepastian hukum bagi stakeholders dan sekaligus
memberikan keyakinan kepada masyarakat dalam menggunakan produk
dan jasa Bank Syariah, dalam Undang-Undang Perbankan Syariah ini
diatur jenis usaha, ketentuan pelaksanaan syariah, kelayakan usaha,
penyaluran dana, dan larangan bagi Bank Syariah maupun UUS yang
merupakan bagian dari Bank Umum Konvensional. Sementara itu, untuk
memberikan keyakinan pada masyarakat yang masih meragukan
kesyariahan operasional Perbankan Syariah selama ini, diatur pula
kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah meliputi
kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar,
haram, dan zalim.
Sebagai undang-undang yang khusus mengatur perbankan syariah, dalam
Undang-Undang ini diatur mengenai masalah kepatuhan syariah (syariah
compliance) yang kewenangannya berada pada Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang direpresentasikan melalui Dewan Pengawas Syariah (DPS)
yang harus dibentuk pada masing-masing Bank Syariah dan UUS. Untuk
menindaklanjuti implementasi fatwa yang dikeluarkan MUI ke dalam
Peraturan Bank Indonesia, di dalam internal Bank Indonesia dibentuk
komite perbankan syariah, yang keanggotaannya terdiri atas perwakilan
dari Bank Indonesia, Departemen Agama, dan unsur masyarakat yang
35
komposisinya berimbang.
Sementara itu, penyelesaian sengketa yang mungkin timbul pada
perbankan syariah, akan dilakukan melalui pengadilan di lingkungan
Peradilan Agama. Di samping itu, dibuka pula kemungkinan penyelesaian
sengketa melalui musyawarah, mediasi perbankan, lembaga arbitrase,
atau melalui pengadilan di lingkungan Peradilan Umum sepanjang
disepakati di dalam Akad oleh para pihak.
Untuk menerapkan substansi undang-undang perbankan syariah ini, maka
pengaturan terhadap UUS yang secara korporasi masih berada dalam satu
entitas dengan Bank Umum Konvensional, di masa depan, apabila telah
berada pada kondisi dan jangka waktu tertentu diwajibkan untuk
memisahkan UUS menjadi Bank Umum Syariah dengan memenuhi tata
cara dan persyaratan yang ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, pengaturan tersendiri bagi Perbankan
Syariah merupakan hal yang mendesak dilakukan, untuk menjamin
terpenuhinya prinsip-prinsip Syariah, prinsip kesehatan Bank bagi Bank
Syariah, dan yang tidak kalah penting diharapkan dapat memobilisasi dana
dari negara lain yang mensyaratkan pengaturan terhadap Bank Syariah
dalam undang-undang tersendiri.
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara lain, adalah
kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:
a. riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil)
antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak
sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau
dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan
Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima
melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah);
b. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan
yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan;
c. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki,
tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan
pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
36
Pasal 3
Dalam mencapai tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional, Perbankan Syariah tetap berpegang pada Prinsip Syariah
secara menyeluruh (kaffah) dan konsisten (istiqamah).
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “dana sosial lainnya”, antara lain adalah
penerimaan Bank yang berasal dari pengenaan sanksi terhadap
Nasabah (ta’zir).
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Persyaratan yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
sekurang-kurangnya memuat tentang:
a. susunan organisasi dan kepengurusan;
b. modal kerja;
37
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “kantor di bawah Kantor Cabang” adalah
kantor cabang pembantu atau kantor kas yang kegiatan
usahanya membantu kantor induknya.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Hal-hal yang dapat diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
38
antara lain:
a. pemberhentian anggota direksi dan komisaris yang
tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan;
b. pengalihan kepemilikan saham pengendali bank yang
harus mendapatkan persetujuan Bank Indonesia;
c. pengalihan izin usaha dari nama lama ke nama baru,
perubahan modal dasar, dan perubahan status menjadi
Bank terbuka harus mendapatkan persetujuan Bank
Indonesia;
d. perubahan modal disetor Bank yang meliputi
penambahan, pengurangan, dan komposisi harus
mendapatkan persetujuan Bank Indonesia;
e. pelarangan penjaminan saham yang dimiliki oleh
pemegang saham pengendali.
Pasal 9
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Dalam hal salah satu pihak yang akan mendirikan Bank
Umum Syariah adalah badan hukum asing, yang
bersangkutan terlebih dahulu harus memperoleh
rekomendasi dari otoritas perbankan negara asal.
Rekomendasi dimaksud sekurang-kurangnya memuat
keterangan bahwa badan hukum asing yang bersangkutan
mempunyai reputasi yang baik dan tidak pernah melakukan
perbuatan tercela di bidang perbankan.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
39
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Perubahan kepemilikan Bank Syariah yang tidak mengakibatkan
perubahan pemegang saham pengendali cukup dilaporkan secara
tertulis kepada Bank Indonesia.
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Bank Indonesia
mencakup antara lain:
a. minimum kecukupan modal;
b. persiapan sumber daya manusia;
c. susunan organisasi dan kepengurusan; dan
d. kelayakan usaha.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Akad wadi’ah” adalah Akad
penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai
barang atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan
40
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Yang dimaksud dengan “Akad wakalah” adalah Akad
pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk
melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.
Huruf p
Cukup jelas.
Huruf q
Yang dimaksud dengan “kegiatan lain” adalah, antara lain,
melakukan fungsi sosial dalam bentuk menerima dan
menyalurkan dana zakat, infak, sedekah, serta dana
kebajikan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “penyertaan modal” adalah
penanaman dana Bank Umum Syariah dalam bentuk saham
pada perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan
syariah, termasuk penanaman dana dalam bentuk surat
berharga yang dapat dikonversi menjadi saham (convertible
bonds) atau jenis transaksi tertentu berdasarkan Prinsip
Syariah yang berakibat Bank Umum Syariah memiliki atau
akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak
dalam bidang keuangan syariah.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “penyertaan modal sementara”
adalah penyertaan modal Bank Umum Syariah, antara lain,
berupa pembelian saham dan/atau konversi pembiayaan
menjadi saham dalam perusahaan Nasabah untuk
mengatasi kegagalan penyaluran dana dan/atau piutang
dalam jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Bank Indonesia.
43
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Kemauan berkaitan dengan iktikad baik dari Nasabah Penerima
Fasilitas untuk membayar kembali penggunaan dana yang
disalurkan oleh Bank Syariah dan/atau UUS.
Kemampuan berkaitan dengan keadaan dan/atau aset Nasabah
Penerima Fasilitas sehingga mampu untuk membayar kembali
penggunaan dana yang disalurkan oleh Bank Syariah dan/atau
UUS.
Ayat (2)
Penilaian watak calon Nasabah Penerima Fasilitas terutama
didasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara Bank
Syariah dan/atau UUS dan Nasabah atau calon Nasabah yang
bersangkutan atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang
dapat dipercaya sehingga Bank Syariah dan/atau UUS dapat
menyimpulkan bahwa calon Nasabah Penerima Fasilitas yang
bersangkutan jujur, beriktikad baik, dan tidak menyulitkan Bank
Syariah dan/atau UUS di kemudian hari.
44
Pasal 24
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
45
Pasal 25
Huruf a
Usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah antara lain
usaha yang dianggap riba, maisir, gharar, haram, dan zalim.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat memasarkan produk
asuransi melalui kerja sama dengan perusahaan asuransi
syariah. Semua tindakan Bank yang berkaitan dengan transaksi
asuransi yang dipasarkan melalui kerja sama dimaksud menjadi
tanggung jawab perusahaan asuransi syariah.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
46
Cukup jelas.
Pasal 26
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Komite perbankan syariah beranggotakan unsur-unsur dari Bank
Indonesia, Departemen Agama, dan unsur masyarakat dengan
komposisi yang berimbang, memiliki keahlian di bidang syariah
dan berjumlah paling banyak 11 (sebelas) orang.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “pemegang saham pengendali” adalah
badan hukum, orang perseorangan, dan/atau kelompok usaha
yang:
a. memiliki saham Bank Syariah sebesar 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan dan
memperoleh hak suara; atau
b. memiliki saham perusahaan atau Bank kurang dari 25%
(dua puluh lima persen) dari jumlah saham yang
dikeluarkan dan mempunyai hak suara, tetapi yang
bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan
pengendalian perusahaan atau bank, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pengendalian merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk
memengaruhi pengelolaan dan/atau kebijakan perusahaan,
termasuk bank, dengan cara apa pun, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pengendalian terhadap Bank Syariah dapat dilakukan dengan
cara-cara, antara lain, sebagai berikut:
a. memiliki secara sendiri-sendiri atau bersama-sama 25%
(dua puluh lima persen) atau lebih saham Bank;
47
Pasal 28
Yang termasuk dalam pengertian peraturan perundang-undangan
adalah Peraturan Bank Indonesia.
Pokok-pokok pengaturan tugas direksi Bank Syariah dalam anggaran
dasar antara lain:
a. tugas dan tanggung jawab;
b. pelaporan; dan
c. perlindungan dalam pelaksanaan tugas.
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pokok-pokok pengaturan tugas direktur adalah:
a. tugas dan tanggung jawab;
b. pelaporan; dan
c. perlindungan dalam pelaksanaan tugas.
Pasal 30
Ayat (1)
Uji kemampuan dan kepatutan bertujuan untuk menjamin
kompetensi, kredibilitas, integritas, dan pelaksanaan tata kelola
49
Pasal 31
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “pejabat eksekutif” adalah pejabat yang
bertanggung jawab langsung kepada direksi dan/atau
mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional Bank
Syariah seperti kepala divisi, pemimpin Kantor Cabang, atau
kepala satuan kerja audit internal.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia sekurang-
kurangnya meliputi:
a. ruang lingkup, tugas, dan fungsi dewanpengawas syariah;
b. jumlah anggota dewan pengawas syariah;
c. masa kerja;
d. komposisi keahlian;
e. maksimal jabatan rangkap; dan
f. pelaporan dewan pengawas syariah.
Pasal 33
Cukup jelas.
50
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Ayat (1)
Dalam rangka menjamin terlaksananya pengambilan keputusan
dalam pengelolaan bank yang sesuai dengan prinsip kehati-
hatian, Bank memiliki dan menerapkan, antara lain, sistem
pengawasan intern.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “prinsip akuntansi syariah yang berlaku
umum” adalah standar akuntansi syariah yang ditetapkan oleh
lembaga yang berwenang.
Ayat (3)
Kantor akuntan publik yang dimaksud adalah kantor akuntan
publik yang memiliki akuntan dengan keahlian bidang akuntansi
syariah.
Ayat (4)
Dalam memberikan pengecualian, Bank Indonesia
memperhatikan kemampuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
yang bersangkutan.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Ayat (1)
Penyaluran dana berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Syariah
dan UUS mengandung risiko kegagalan atau kemacetan dalam
pelunasannya sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan
Bank Syariah dan UUS. Mengingat bahwa penyaluran dana
dimaksud bersumber dari dana masyarakat yang disimpan pada
Bank Syariah dan UUS, risiko yang dihadapi Bank Syariah dan
UUS dapat berpengaruh pula kepada keamanan dana
masyarakat tersebut.
Oleh karena itu, untuk memelihara kesehatan dan meningkatkan
daya tahannya, bank diwajibkan menyebar risiko dengan
51
Pasal 38
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “manajemen risiko” adalah serangkaian
prosedur dan metodologi yang digunakan oleh perbankan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan
52
Pasal 39
Penjelasan yang diberikan kepada Nasabah mengenai kemungkinan
timbulnya risiko kerugian Nasabah dimaksudkan untuk menjamin
transparansi produk dan jasa Bank.
Apabila informasi tersebut telah disediakan, Bank dianggap telah
melaksanakan ketentuan ini.
Pasal 40
Ayat (1)
Pembelian Agunan oleh Bank melalui pelelangan dimaksudkan
untuk membantu Bank agar dapat mempercepat penyelesaian
kewajiban Nasabah Penerima Fasilitasnya. Dalam hal bank
sebagai pembeli Agunan Nasabah Penerima Fasilitasnya, status
Bank adalah sama dengan pembeli bukan Bank lainnya.
Bank dimungkinkan membeli Agunan di luar pelelangan
dimaksudkan agar dapat mempercepat penyelesaian kewajiban
Nasabah Penerima Fasilitasnya.
Batas waktu 1 (satu) tahun dengan memperhitungkan
pemulihan kondisi likuiditas Bank dan batas waktu ini
merupakan jangka waktu yang wajar untuk menjual aset Bank.
Agunan yang dapat dibeli oleh Bank adalah Agunan yang
pembiayaannya telah dikategorikan macet selama jangka waktu
tertentu.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
53
Ayat (4)
Pokok-pokok ketentuan yang diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bank Indonesia memuat antara lain:
a. Agunan yang dapat dibeli oleh Bank Syariah dan UUS adalah
Agunan yang pembiayaannya telah dikategorikan macet
selama jangka waktu tertentu;
b. Jangka waktu pencairan Agunan yang telah dibeli.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “memperlihatkan bukti tertulis”,
termasuk menyampaikan keterangan atau fotokopi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pimpinan instansi yang diberi
wewenang untuk melakukan penyidikan” adalah pimpinan
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen
setingkat menteri.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
54
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Pembinaan yang dilakukan Bank Indonesia, antara lain, mengenai
aspek kelembagaan, kepemilikan dan kepengurusan (termasuk uji
kemampuan dan kepatutan), kegiatan usaha, pelaporan, serta aspek
lain yang berhubungan dengan kegiatan operasional Bank Syariah
dan UUS.
Pengawasan bank meliputi pengawasan tidak langsung (off-site
supervision) atas dasar laporan Bank dan pengawasan langsung (on-
site supervision) dalam bentuk pemeriksaan di kantor bank yang
bersangkutan.
Pasal 51
Ayat (1)
Bank Syariah dan UUS perlu menjaga tingkat kesehatannya
dalam rangka memelihara kepercayaan masyarakat.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 52
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “data/dokumen” adalah segala jenis
data atau dokumen, baik tertulis maupun elektronis, yang
terkait dengan objek pengawasan Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan “setiap tempat yang terkait dengan
Bank” adalah setiap bagian ruangan dari kantor bank dan
tempat lain di luar bank yang terkait dengan objek
pengawasan Bank Indonesia.
55
Huruf b
Yang dimaksud dengan “data/dokumen” adalah segala jenis
data atau dokumen, baik tertulis maupun elektronis yang
terkait dengan objek pengawasan Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan “setiap pihak” adalah orang atau
badan hukum yang memiliki pengaruh terhadap
pengambilan keputusan dan operasional Bank, baik
langsung maupun tidak langsung, antara lain, ultimate
shareholder atau pihak tertentu yang namanya tidak
tercantum sebagai pegawai, pengurus atau pemegang
saham bank tetapi dapat memengaruhi kegiatan
operasional bank atau keputusan manajemen bank.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “rekening Simpanan maupun
rekening Pembiayaan” adalah rekening-rekening, baik yang
ada pada Bank yang diawasi/diperiksa maupun pada Bank
lain, yang terkait dengan objek pengawasan/pemeriksaan
Bank Indonesia.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 53
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “pihak lainnya” adalah pihak yang
menurut penilaian Bank Indonesia memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pemeriksaan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 54
Ayat (1)
Keadaan suatu Bank dikatakan mengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsungan usahanya apabila berdasarkan
penilaian Bank Indonesia, kondisi usaha Bank semakin
memburuk, antara lain, ditandai dengan menurunnya
permodalan, kualitas aset, likuiditas, dan rentabilitas, serta
pengelolaan Bank yang tidak dilakukan berdasarkan prinsip
kehati-hatian dan asas perbankan yang sehat.
Huruf a
56
Pasal 55
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “penyelesaian sengketa dilakukan sesuai
dengan isi Akad” adalah upaya sebagai berikut:
a. musyawarah;
b. mediasi perbankan;
c. melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) atau
lembaga arbitrase lain; dan/atau
57
Pasal 56
Pada dasarnya sanksi administratif dikenakan terhadap anggota
komisaris atau anggota direksi secara personal yang melakukan
kesalahan, tetapi tidak menutup kemungkinan sanksi administratif
dikenakan secara kolektif apabila kesalahan tersebut dilakukan
secara kolektif.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
58
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Ayat (1)
UUS yang telah memiliki izin usaha dalam ketentuan ini adalah
UUS yang sudah ada berdasarkan izin pembukaan Kantor Cabang
Syariah pada Bank Umum Konvensional.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.