Nama Mahasiswa : Ariqah Mardhiyyah Tangal Pemeriksaan :
.Rabani Nama Asistem : Npm : 10522231 Paraf Asisten : Kelas : 1PA11
1. Percobaan : Indera Peraba
Nama Percobaan : Air dalam 3 Baskom Nama Subjek Percobaan : Ariqah Mardhiyyah Rabani Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui adanya reseptor (tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas) pada kulit, serta mengetahui letak masing - masing reseptor. b. Dasar Teori : Salah satu teori yang mengubah pembelejaran dalam teori kalor adalah prinsip Asas Black yang dikemukakan oleh Joseph Black, dinyatakan bahwa “Pada pencampuran dua zat, banyaknya jumlah kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya jumlah kalor yang diterima oleh zat yang suhunya ialah lebih rendah” yang artinya dua buah benda yang berbeda suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama. Pengertian laimenyatakan bahwa “Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang melintasi batas sistem berdasarkan perubahan suhu antara sistem dan lingkungannya (Serway dan Jewett, 2010: 39).” Lalu dengan definisi yang berbeda dinyatakan bahwa “Menurut Purwanto (2011: 296) kalor adalah energi yang dipindahkan dari satu benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan suhu.”. c. Alat yang Digunakan : 3 baskom stainless steel (satu berisi air dingin dengan es batu, satu berisi air biasa, dan satu berisi air panas). d. Jalannya Percobaan : 1.1. Dimulai dengan tangan kiri dan kanan dimasukkan kedalam baskom berisi air dingin dan panas, lalu ditahan selama 15 detik untuk melihat reaksi yang terjadi. 1.2. Setelah 15 detik kedua tangan diangkat lalu dimasukkan kedalam baskom beriri air dengan suhu normal. e. Hasil Percobaan : Ketika dicelupkan kedua tangan di saat yang bersamaan (tangan kiri ke air dingin dan tangan kanan ke air panas), kedua tangan subjek percobaan terasa sama seperti suhu kedua baskom yang ia celupkan, tangan kiri terasa dingin dan tangan kanan terasa panas. Setelah 15 detik, kedua tangan dicelupkan ke baskom berisi air dengan suhub normal secara bersamaan, tangan kiri terasa hangat karena mengalami penaikkan suhu dari dingin ke hangat, sedangkan tangan kanan terasa dingin karena mengalami penurunan suhu dari panas ke dingin. f. Kesimpulan : Kesimpulan yang dapat diambil dari teori dan hasil yang telah didapat adalah, saat kedua tangan yang telah dicelupkan ke baskom dengan suhu yang berbeda, thermo reseptor mendeteksi panas dan dingin, lalu dicelupkan ke baskom dengan suhu normal, terjadi penambahan dan pengurangan kalor dimasing - masing tangan. Pada tangan kiri terjadi penambahan kalor menjadikan tangan kiri semakin hangat, sebaliknya pada tangan kanan terjadi pelepasan kalor yang menjadikan tangan kanan mendingin. g. Daftar Pustaka : Rosyid , M Farchani, et, al. (2016). Buku guru kajian konsep fisika untuk kelas XI SMA dan MA kelompok MIPA. Solo: Tiga Serangkai. Supriyanto. (2006). Fisika SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga. Sepriadi. (2020). E-book pembelajaran suhu dan kalor. 2. Percobaan : Indera Peraba Nama Percobaan : Lokalisasi Taktil Nama Subjek Percobaan : Ariqah Mardhiyyah Rabani Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal a. Tujuan Percobaan : Memahami serta mengetahui kepekaan syarat peraba dengan tempat yang ditujukan ke berbagai tempat, serta mengetahui kepekaan TPL atau True Point Localication. b. Dasar Teori : Menurut Pearce, Evelyn (2011:291) “Reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit terdiri dari korpus meissner berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/rabaan, korpus pacini berfungsi menerima rangsang tekanan yang dalam (kuat).”. Disebutkan bahwa pada sinaptik pengeksitasi, impuls saraf yang datang dari serabut pre-sinaptik diteruskan dan diperkuat intensitasnya oleh serabut saraf postsinapsis. Didefinisikan bahwa “Diskriminasi intensitas (misal sensitivitas) merujuk kepada kemampuan menilai kekuatan stimulus, diskriminasi spasial merupakan kemampuan membedakan lokasi atau titik asal rangsangan.”. c. Alat yang Digunakan : 2 spidol dengan warna yang berbeda, penggaris, serta slayer untuk penutup mata. d. Jalannya Percobaan : 1.1. Subjek Percobaan ditutup matanya menggunakan slayer, dengan bantuan subjek lain, keduanya lalu memegang spidol dengan 2 warna yang berbeda. Dengan kondisi mata sudah tertutup subjek lainnya akan menitikkan spidol ke tempat sekit pergelangan tangan subjek percobaan dengan waktu yang cepat. 1.2. Dalam kurun waktu yang singkat subjek percobaan akan coba menebak tempat yang dititikkan oleh subjek lain. e. Hasil Percobaan : 1.1. Dihasilkan 3 pasang titik dengan masing - masing jarak : Titik Pertama : dengan jarak 1,7 cm Titik Kedua : dengan jarak 1,2 cm Titik Ketiga : dengan jarak 1,5 cm f. Kesimpulan : Reseptor - reseptor yang berada pada kulit menerima rangsangan secara impulsif dan diteruskan dan diperkuat intensitasnya, sehingga ada jarak beberapa cm dari titik awal kulit menerima rangsangan. g. Daftar Pustaka : Pearce, Evelyn C. (2011). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Harlan, Johan. (2018). Psikologi Faal. Jakarta: Gunadarma. Karmana, O. (2008). Cerdas biologi untuk kelas XI sekolah menengah atas/ madrasah aliyah program ilmu pengetahuan alam. Bandung : Grafindo Media Pratama. 3. Percobaan : Indera Peraba Nama Percobaan : Daya Membedakan Sifat Benda Nama Subjek Percobaan : Ariqah Mardhiyyah Rabani Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal a. Tujuan Percobaan : Membuktikan kepekaan jarak terhadap kehalusan, kekasaran, dan bentuk - bentuk benda. b. Dasar Teori : Kulit adalah suaatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Pada kulit terdapat sel merkel merupakan sel yang memiliki fungsi sensorik sebagai mekanoreseptor untuk sentuhan ringan. Sel ini paling banyak ditemukan pada ujung jari, meskipun ada juga di organ lain seperti telapak tangan, telapak kaki, dan mulut. erfungsi untuk mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar. Hal ini membuat kulit menjadi sensitif terhadap sentuhan. Terdapat pula kumpulan - kumpulan saraf pada lapisan dermis yang berfungsi untuk menerima rangsangan serta sentuhan. Ujung jari tangan juga lebih peka untuk menentukan jenis benda dibandingkan dengan telapak dan punggung tangan. Pada kulit ujung jari tangan terdapat lebih banyak sel-sel reseptor yang peka terhadap kasar dan halusnya permukaan. Pada bagian kulit yang lain, misalnya pada punggung tangan, banyak terdapat reseptor yang peka terhadap suhu panas atau dingin. c. Alat yang Digunakan : Slayer untuk penutup mata, benda - benda untuk diraba (dalam hal ini berupa huruf “R” dan “Z” besar, huruf “u”dan”z” kecil, serta bola). d. Jalannya Percobaan : 1.1. Subjek Percobaan akan ditutup matanya oleh slayer, setelah itu akan diserahkan berbagai bentuk benda - benda oleh subjek lain dan subjek percobaan harus menebak bentuk benda - benda tersebut. e. Hasil Percobaan : 1.1. Betul 5 (benda berupa huruf “R” dan “Z” besar, huruf “u”dan”z” kecil, serta bola). f. Kesimpulan : Pada kulit di bagian telapak tangan terdapat banyak reseptor - reseptor serta sel yang peka terhadap suhu serta tekanan, terutama di bagian ujung jari sehingga dapet membeda - bedakan bendar yang diberi oleh subjek lain. g. Daftar Pustaka : Budiatri, Indah S. (2023). Indra peraba; kulit. Jakarta: PT. Bumi Aksara Taurina, Hida. (2022). Perawatan luka modern pada luka kronis. Bandung: Media Sains Indonesia. Sulaeman, Momon. (2006). Saya ingin pintar ilmu pengetahuan alam. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama. 4. Percobaan : Indera Peraba Nama Percobaan : Gerak Refleks Nama Subjek Percobaan : Ariqah Mardhiyyah Rabani Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui adanya gerak refleks pada otot kaki. b. Dasar Teori : Dikatakan bahwa “Jaringan otot pada umumnya seperti dengan jaringan lain yang memiliki sifat yang peka terhadap rangsangan (Iritabilitas), konduktivitas, mampu.melaksanakan metabolisme dan mampu membelah diri. Kemampuan untuk berkontraksi disebabkan oleh sel-sel otot memiliki protein kontraktil (Yunadi, 2009).”, yang artinya protein kontraktil yang membantu otot merangsang adanya rangsangan atau konduktivitas yang terjadi. Landasan teori berikutnya menyatakan bahwa “Tindakan refleks dilakukan dengan sangat cepat, dan respons terhadap rangsangan terjadi secara otomatis tanpa kontrol otak. Impuls berjalan melalui saraf sensorik ke pusat saraf, dan kemudian diterima oleh jaringan saraf penghubung (asosiasi) tanpa diproses di otak sebelum dikirim ke saraf motorik untuk diteruskan ke efektor, seperti kelenjar atau otot. Tindakan refleks termasuk berkedip, bersin, dan batuk (Wangko, 2014).” Dengan demikian, tanpa adanya intervensi dari otak, otot dapat berkontraksi sebagai respon dari stimulus (Robinson, 2002).” Relaksasi otot Hamstring melibatkan interneuron sebagai penghubung SN dan MN, sehingga dapat dikatakan "setengah" dari knee-jerk reflex terjadi secara disinaps. Refleks polisinaps terjadi apabila SN dan MN terhubung oleh lebih dari satu interneuron (Tamarkin, 2006). c. Alat yang Digunakan : Palu Refleks jenis Taylor (Tomahawk) dan Trömner. d. Jalannya Percobaan : 1.1. Subjek Percobaan diminta untuk duduk di tempat yang tinggi agar kaki bisa menggantung dengan keadaan rileks, lalu dilanjutkan dengan subjek lain memukulkan palu refleks ke bagian lutut subjek percobaan untuk merasakan refleks yang terjadi di bagian kaki subjek percobaan. e. Hasil Percobaan : 1.1. Setelah palu dipukulkan ke arah lutut kaki subjek percobaan, terasa seperti ada getaranyang terasa ke bagian telapak kaki, namun dengan jenis palu refleks yang berbeda, mereka juga memiliki tingkat intensitas yang berbeda. f. Kesimpulan : Dari teori dan hasil percobaan yang sudah ada, bisa ditarik kesimpulan bahwa adanya gerakrefleks pada otot kaki disebabkan karena adanya otot - otot yang terdapat pada persendian lutut kaki, dan karena adanya protein kontraktil, getaran yang disebabkan oleh palu refleks akan terasa sampai ke ujung telapak kaki secara cepat dan impulsif. g. Daftar Pustaka : Astuti, et, al. (2022). Konsep dasar biologi. Makassar: Cendekia Publisher. Robinson, R. (2002). Reflex tests. New York: Henley Sibleys High School. Lillah, Putri N. (2012). Rancang Bangun Electrical Stimulator Berbasis Mikrokontroler Sebagai Pengganti Palu Refleks (Hammer Reflex). Surabaya: Universitas Airlangga.