1. Apakah pilgrimage/ziarah dalam praktik agama adalah pariwisata?
Pilgrimage/ziarah dalam praktik agama merupakan pariwisata. Hal ini dikarenakan sesuai dengan definisi dari wisata yang mana merupakan kegiatan untuk mencari suatu kepuasan. Begitupula pilgrimage/sejarah pun setelah dilakukan akan mendapatkan kepuasan tersendiri bagi orang yang melakukannya. Namun, jika dibandingkan proses mistifikasi antara ziarah dan wisata tentu berbeda, karena dalam ziarah mengandung unsur sakral, sedangkan wisata tidak. 2. Jelaskan mengapa beberapa orang menyatakan menganggap pilgrimage/ziarah sebagai tourism dan yang lain membedakan keduanya? Beberapa orang yang menganggap bahwa pilgrimage/ziarah bukan sebagai tourism berpendapat bahwa mereka melakukan pilgrimage/ziarah dengan alasan : a. Diversionary (Pengalihan) Seseorang melakukan pilgrimage/ziarah untuk mengalihkan segala beban pikiran yang dialami. Hal ini biasa dikatakan dengan buang sial. b. Experiential (Pengalaman) McCannell, 1976;3 berpendapat bahwa pariwisata merupakan suatu pencarian makna dalam kehidupan lain, yang merupakan sebuah alternatif lain yang kurang radikal. c. Experimental (Eksperimen/Mencoba) Alasan ini merupakan karakteristik seseorang yang tidak lagi menganut pusat spiritual masyarakat itu sendiri, tetapi terlibat dalam pencarian alternatif di berbagai arah. Bisa dikatakan, dengan melakukan ziarah/pilgrimage, seseorang ingin mencoba hal maupun pengalaman baru dalam hidupnya. d. Existential (Eksistensial/Keberadaan) Seseorang melakukan ziarah/pilgrimage bukan untuk pariwisata, namun demi mendapatkan pengakuan masyarakat dalam proses sosial yang dilakukan orang tersebut. 3. Apakah peran teknologi komunikasi dalam proses mistifikasi baik dalam kasus ziarah maupun pariwisata? Dalam kasus ziarah, media atau teknologi berfungsi sebagai instrument mistifikasi dengan cara mempersuasikan kepada khalayak bahwa pariwisata maupun ziarah/pilgrimage merupakan hal yang baik dilakukan. Media atau teknologi juga bisa menginformasikan kepada khalayak bahwa ziarah/pilgrimage jika dijalani dengan niat yang baik akan dicatat pula sebagai perbuatan yang baik oleh Allah SWT. Dalam kasus pariwisata, sama halnya dengan ziarah, media atau teknologi komunikasi berfungsi sebagai instrument mistifikasi yang mempersuasikan kepada calon pariwisatawan tentang daya tarik dari tempat wisata tersebut. 4. Apa saja teknologi komunikasi yang berperan dalam mistifikasi tempat wisata? Teknologi komunikasi yang berperan dalam mistifikasi tempat wisata antara lain; koran atau surat kabar, handphone, televisi, radio, dan lain sebagainya. Semua teknologi komunikasi tersebut dapat memuat iklan/media persuasive yang dapat memproduksi attraction (perasaan ketertarikan). Dalam jenis ketertarikan ini, dapat dilihat bagaimana pengalaman diubah menjadi sebuah komoditas (sesuatu yang mempunyai nilai tukar, atau barang dagangan). Dengan ketertarikan, pengalaman yang personal menjadi sebuah hal yang tidak lagi personal.