Kelas : 1EA27
NPM : 10222572
Sila ke-3
Sila ketiga Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”, yang terdiri atas dua kata
yaitu Persatuan dan Indonesia, jadi inti pokok sila ketiga kata persatuan yang terdiri dari akar
kata satu + per-/-an. Maka persatuan secara morfologi berarti suatu hasil dari perbuatan, jadi
merupakan nomina. Adapun nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan keempat sila lainnya karena keseluruhan sila merupakan satu kesatuan yang
bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia ini didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab serta mendasari dan dijiwai sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat. Namun, bangsa ini tidak
mengenal chauvinistik. Chauvinistik merupakan paham maupun ideologi yang menempatkan
negara memandang rendah bangsa lainnya. Pemahaman singkatnya yakni chauvinisme
merupakan pemahaman nasionalisme yang sempit.
Indonesia adalah bagian dari dan bekerjasama dengan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang ingin bergaul dengan bangsa lain, dengan saling
menghormati nilai nasionalisme dan kearifan lokal bangsa yang tumbuh subur di dunia.
Indonesia juga bagian dari kemanusiaan universal. Indonesia menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan mengembangkan persaudaraan berdasarkan nilai keadilan dan keadaban.
Bangsa Indonesia mengaku dan perlakukan manusia sederajat sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Indonesia mengembangkan sikap tenggang rasa, tepa slira dan memahami adanya perbedaan
suku, ras, agama, dan kepercayaan merupakan keniscaryaan yang tak boleh menimbulkan
adanya pertentangan.
Sila ke-3
Makna dasar negara sila ketiga Pancasila ini juga menekankan bahwa manusia wajib memiliki
kepribadian rela berkorban demi negara Indonesia. Selain itu, masyarakat juga wajib mencintai
bangsa Indonesia dan tanah air serta rasa bangga kepada negaranya.
Negara Indonesia bukan sekedar ada karena persatuan perangai yang timbul karena adanya
persatuan nasib, melainkan lebih dari itu. Indonesia hadir karena ada persatuan antara orang
dengan tanah air yang didiaminya.
Persatuan Indonesia bernafaskan semangat kebangsaan yang melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Bangsa ini memiliki nasib dan tanggungan yang sama dalam
bingkai NKRI.
Persatuan Indonesia merupakan sikap kebangsaan yang menghormati perbedaan dan
keberagaman masyarakat dan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia juga mampu menempatkan persatuan serta kesatuan serta kepentingan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
maupun golongan.
Warga Negara Indonesia juga mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa. WNI juga
bersedia berkorban untuk kepentingan negara dan bangsanya jika diperlukan.
WNI juga mampu mengembangkan rasa bangga berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Sila ke-2
Pada aspek sosial dan budaya sudah sepatutnya didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-
nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Namun, sosial dan budaya di Indonesia
semakin tahun semakin terlupakan. Sosial budaya masa kini sudah menyimpang dari nilai-nilai moral
yang berlaku dalam masyarakat.Dalam sila kedua terdapat implementasi yang dilakukan dengan cara
menjalankan sebuah kegiatan yang didasari dengan nilai-nilai kejujuran. Bentuk-bentuk implementasi
sila kedua dalam aspek sosial budaya, antara lain:
Sila ke-3
Pada aspek sosial dan budaya sila ketiga Pancasila merupakan bangsa Indonesia yang dituntut
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi maupun antar golongan. Prioritas
utama dalam bernegara tentunya persatuan dan kesatuan.
a. Menjaga kesatuan dan persatuan antar masyarakat.
b. Menerapkan keadilan dalam bersikap dengan masyarakat.
c. Menjaga kerukunan antar sesama.
d. Tidak mendiskriminasi orang lain dalam lingkungan.
e. Memprioritaskan kepentingan bersama.
f. Bergaul dengan siapa saja.
g. Aktif dalam kegiatan sosial bermasyarakat.
5.Membentuk karakteristik manusia Indonesia yang dikenal dengan manusia Mono pluralis
Sila ke-2
Hakikat yang bersifat tetap dan terlekat pada semua orang dan sifatnya umum universal. Sifat-sifat
tersebut adalah :
unsur tubuh (raga), jiwa, akal, rasa, kehendak makhluk individu dan makhluk sosial,makhluk
pribadi berdiri sendiri dan makhluk tuhan yang dalam hal ini tersimpul dalam kata pokok sila kedua
yaitu kemanusiaan.
Hal ini berarti bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat abstrak tersebut yang sifatnya umum universal.
Konsekuensinya bahwa dalam pengertian kepribadian Indonesia juga tersimpul nilai – nilai
kemanusiaan yang sifatnya universal. Maka kepribadian Indonesia juga tersimpul di dalamnya
kepribadian kemanusiaan, yang berarti memiliki sifat – sifat dan ciri – ciri kemanusiaan yang bersifat
universal.
Sila ke-3
Dalam konsep NKRI, nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar filosofis hakikat
manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia yang
monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain:
Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga
Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial
Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan.