Anda di halaman 1dari 11

ASMA BRONKIAL PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 5 TAHUNDENGAN

EOSINOFILIA: LAPORAN KASUS


Bronchial Asthma in A 5-Year-Old Boy with Eosynophilia: A Case Report
Ayudya Pramesti1, Kautsar Prastudia Eko Binuko2
1
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Harjono Ponorogo
Korespondensi: Ayudya Pramesti. Alamat email: j510215027@student.ums.ac.id

ABSTRAK
Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang paling umum di seluruh dunia. Asma
mempengaruhi 8,3% anak-anak di Amerika Serikat. Asma ditandai dengan inflamasi yang menyebabkan
bronkokonstriksi, edema, dan peningkatan produksi mukous di saluran pernapasan. Inflamasi pada asma
berbeda dengan gangguan inflamasi jalan nafas lainnya, yaitu inflamasi disertai dengan infiltrasi eosinofil.
Laporan kasus ini melaporkan pasien asma pada anak dengan eosinofilia. Pasien anak laki-laki, berusia 5
tahun datang dengan keluhan sesak sejak sehari sebelum masuk RS. Sesak disertai suara "ngik-ngik",
didahului batuk berdahak berwarna putih. Batuk dan sesak memberat pada malam hari, berkurang setelah
mengonsumsi obat dari dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nafas cepat, pernapasan cuping hidung,
allergic shinners, nasal crease, retraksi intercostal minimal. Auskultasi terdengar suara dasar vesikuler,
didapatkan suara tambahan wheezing pada kedua lapang paru. Pemeriksaan penunjang laboratorium
darah didapatkan peningkatan hitung jenis eosinofil 4,6%. Setelah diberikan inhalasi bronkodilator secara
rutin, keluhan membaik dan pemeriksaan fisik normal. Remisi asma paling sering terjadi antara usia 14-
21 tahun. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan hitung jenis eosinofil untuk membedakan
asma dengan gangguan inflamasi jalan nafas lainnya.
Kata Kunci: Asma, Sesak, Diagnosis, Eosinofilia
ABSTRACT
Asthma is the most common chronic respiratory disease worldwide. Asthma affects 8.3% of
children in the United States. Asthma is characterized by inflammation that causes bronchoconstriction,
edema, and increased mucus production in the respiratory tract. Inflammation in asthma is different from
other inflammatory airway disorders, namely inflammation is accompanied by eosinophil infiltration. This
case report reports an asthmatic patient in a child with eosinophilia. A male patient, aged 5 years, came
with complaints of shortness of breath since the day before entering the hospital. Dyspnea accompanied by
a "ngik-ngik" sound, preceded by coughing up white phlegm. Cough and dyspnea at night, reduced after
taking medicine from the doctor. On physical examination, there was rapid breathing, nostril breathing,
allergic shiners, nasal crease, minimal intercostal retractions. On auscultation, vesicular base sounds were
heard, additional wheezing sounds were heard in both lung fields. Blood laboratory investigations showed
an increase in the type of eosinophil count 4.6%. After being given inhaled bronchodilators routinely, the
complaints improved and the physical examination was normal. Remission of asthma is most common
between the ages of 14-21 years. Therefore, it is important to perform an eosinophil count to differentiate
asthma from other inflammatory airway disorders.

Keywords: Asthma, Dyspnea, Diagnosis, Eosynophilia

PENDAHULUAN mempengaruhi lebih dari 300 juta orang dari

Asma adalah penyakit pernapasan semua kelompok etnis di segala usia. Asma

kronis yang paling umum di seluruh dunia, merupakan penyakit kronis yang paling

ISSN : 2721-
2882 241
umum pada anak-anak. Terlepas dari yang menyebabkan bronkokonstriksi,

berbagai fenotipe asma pada anak-anak, edema, dan peningkatan produksi mukous di

kondisi ini secara keseluruhan diakui saluran pernapasan. Menariknya, gangguan

sebagai penyakit inflamasi kronis saluran ini lebih banyak terjadi pada anak laki-laki

napas yang ditandai dengan gejala variabel pada dekade pertama kehidupan. Namun,

wheezing, sesak napas, sesak dada, dan/atau setelah pubertas dan pada dekade kedua

batuk yang berhubungan dengan limitasi kehidupan, tampak bahwa asma lebih sering

aliran udara ekspirasi yang dapat hilang terjadi pada wanita muda. Asma secara tidak

secara spontan atau sebagai respons proporsional mempengaruhi anak-anak

terhadap pengobatan (Ferrante & La Grutta, minoritas dan berpenghasilan rendah dengan

2018). anak-anak Afrika-Amerika dan Hispanik

Asma anak bukanlah penyakit memiliki tingkat prevalensi, morbiditas, dan

tunggal, melainkan gangguan unik yang mortalitas tertinggi karena asma (Mitchell et

beragam dengan berbagai presentasi al., 2016).

sepanjang masa kanak-kanak. Asma Inflamasi pada asma berbeda

mempengaruhi 8,3% anak-anak di Amerika dengan gangguan inflamasi jalan nafas

Serikat dan merupakan penyakit kronis yang lainnya, yaitu inflamasi disertai dengan

paling umum pada masa kanak-kanak. infiltrasi eosinofil. Eosinofil terbukti sebagai

Asma anak bertanggung jawab atas 50 inflamasi utama pada asma setelah inhalasi

miliar dolar dalam pengeluaran perawatan alergen dengan ditemukan peningkatan

kesehatan tahunan dan merupakan eosinofil pada cairan kurasan bronkoalveolar

penyebab utama kunjungan ruang gawat saat reaksi asma lambat yang disertai

darurat, rumah sakit, ketidakhadiran inflamasi (Fachri & Tajudin, 2017).

sekolah, dan hilangnya hari kerja orang tua Pembentukan eosinofil terjadi di

(Trivedi & Denton, 2019). sumsum tulang. Eosinofil memiliki

Asma ditandai dengan peradangan kemampuan eliminasi bakteri dan

ISSN : 2721-2882
242
mikroorganisme serta fagositosis. Eosinofil pada malam hari terutama saat udara

menghasilkan dua mediator lipid yang dingin, serta berkurang setelah

terlibat dalam penyakit alergi (leukotrien C4 mengonsumsi obat dari dokter anak.

dan Platetet Activating Factor (PAF)). Keluhan disertai gatal pada telapak tangan,

Kedua mediator menyebabkan kontraksi demam (-), mual (-), muntah (-), BAK dan

otot polos saluran napas, meningkatkan BAB dalam batas normal.

permeabilitas vaskular, meningkatkan Sebelumnya pasien juga

produksi mukus, dan membantu infiltrasi mengalami batuk diikuti sesak sejak lima

eosinofil. Eosinofil diyakini memiliki bulan yang lalu. Ibu pasien mengatakan

kemampuan bekerja sama dengan limfosit setelah diberi obat, batuk dan sesak jarang

dan sel imun serta kemampuan berperan muncul, namun ketika obat habis gejala

sebagai antigen presenting cell (APC) akan muncul kembali. Sejak lima bulan

(Fachri & Tajudin, 2017). terakhir, serangan terjadi 5x. Riwayat

alergi pada pasien disangkal. Pasien

LAPORAN KASUS pernah rawat inap di RS saat berumur 18

Pasien anak laki-laki, usia 5 bulan karena sesak. Riwayat keluhan

tahun, berat badan 14kg, datang ke RSUD serupa dan alergi, asma pada keluarga

Dr. Harjono Ponorogo dengan keluhan disangkal.

sesak sejak 1 hari SMRS. Sesak disertai Pada pemeriksaan fisik didapatkan

suara "ngik-ngik", sesak terus-menerus, keadaan umum tampak sesak nafas, compos

didahului batuk. Batuk berdahak dengan mentis (E4V5M6), nadi 114x/menit, RR

dahak berwarna putih, tidak disertai darah. 35x/menit, suhu 36,9oC, SpO2 95%. Pada

Batuk dan sesak tidak dipengaruhi oleh status generalis tampak pernapasan cuping

perubahan posisi. Batuk dan sesak hidung (+), bibir sianosis (-), allergic

dirasakan terutama saat udara dingin dan shinners (+), nasal crease (+). Pada leher

malam hari. Batuk dan sesak memberat tampak trakea di tengah dan simetris. Pada

ISSN : 2721-2882
243
pemeriksaan thoraks tampak retraksi
Diagnosis kerja pada pasien ini
intercostal minimal, pergerakan dinding
adalah asma bronkial. Pasien ini
dada cepat, taktil fremitus simetris kanan
ditatalaksana medikamentosa dengan Infus
dan kiri, perkusi sonor, dan auskultasi
D5 ½ NS drip Aminophylline 12 tpm makro,
terdengar suara dasar vesikuler, didapatkan
Inj. Cefotaxime 3x ⅓ ampul, Inj.
suara tambahan wheezing pada kedua
Dexamethasone 3x⅓ ampul, OBH sirup 3x1
lapang paru. Cor dan abdomen dalam batas
Cth, Cetirizine sirup 2x1 Cth, Nebulizer
normal. Pada ekstremitas akral hangat, CRT
salbutamol 1 respule dengan NaCl 2 cc tiap
<2 detik, edema (-), jejas (-). Tidak ada
8 jam, dan O2 nasal canule 2 lpm. Saat di
pembesaran kelenjar getah bening.
IGD pasien diberikan nebulizer salbutamol
Pemeriksaan penunjang
sulfate. Penatalaksanaan non-
laboratorium darah lengkap didapatkan Hb
medikamentosa dengan edukasi agar
14,4 g/dL, eritrosit 4,89x106/uL terjadi
menghindari alergen berupa udara dingin
peningkatan, leukosit 23,97x103/uL terjadi
dan faktor pencetus yang lain.
peningkatan, hematokrit 41,3%, trombosit

mengalami peningkatan menjadi


HASIL DAN PEMBAHASAN
475x103/uL. Hitung jenis eosinofil 4,6%
Global Initiative for Asthma
terjadi peningkatan, basofil 0,0%, neutrofil
Strategy (GINA) 2021 mendefinisikan
75,9%, limfosit 14,5%, monosit 5,0%.
asma sebagai penyakit heterogen yang
Pemeriksaaan foto thoraks kesan gambaran
didefinisikan oleh adanya riwayat gejala
hiperinflasi pulmoner dengan penebalan
respiratori (misalnya, wheeze, sesak napas,
peribronkial.
dada seperti tertekan, dan batuk) yang

bervariasi sepanjang waktu dan

intensitasnya, bersamaan dengan limitasi

aliran udara ekspirasi yang bervariasi

(Reddel et al., 2022). Sedangkan menurut


Gambar 1. Foto thorax AP

ISSN : 2721-2882
244
IDAI, asma adalah penyakit saluran survei dengan menggunakan kuesioner

respiratori dengan dasar inflamasi kronik ISAAC pada siswa usia 13 – 14 tahun di

yang mengakibatkan obtruksi dan Indonesia menunjukkan bahwa di Jakarta

hiperreaktivitas saluran respiratori dengan Timur prevalensi asma pada tahun 2001

derajat bervariasi. Manifestasi klinis asma sebesar 8,9% dan meningkat menjadi

dapat berupa batuk, wheezing, sesak 13,4% pada tahun 2008 (Dharmayanti et

nafas, dada tertekan yang timbul secara al., 2015).

kronik dan atau berulang, reversibel, Beberapa penelitian kohort telah

cenderung memberat pada malam atau mengungkap faktor risiko perkembangan

dini hari, dan biasanya timbul bila ada asma, dengan faktor-faktor mulai dari faktor

pencetus (UKK Respirologi PP IDAI, risiko genetik dan lingkungan hingga ciri-

2016). ciri seperti jenis kelamin anak dan adanya

Di antara anak-anak, asma adalah atopi. Beberapa gen dianggap berkontribusi

penyakit kronis yang paling umum, terhadap asma. Faktor risiko perinatal

peringkat di antara 20 kondisi teratas di lingkungan seperti: ibu merokok saat hamil;

seluruh dunia. International Study of asupan gula pada saat hamil; neonatal

Asma dan Alergi pada Anak (ISAAC) jaundice, preeklamsia ibu, persalinan seksio

pada fase III penelitian menunjukkan sesarea, penyakit paru kronis akibat

variasi geografis yang signifikan dalam prematuritas. Anak laki-laki lebih mungkin

prevalensi asma. Sementara negara- mengalami asma dimasa kanak-kanak

negara berbahasa Inggris dan negara- dibandingkan anak perempuan, setidaknya

negara di Amerika Latin memiliki tingkat sampai masa pubertas. Hal ini akibat ukuran

asma per kapita tertinggi, penyakit ini saluran napas yang kecil pada anak laki-laki

jarang dikenal namun lebih parah di dibanding anak perempuan. Faktor risiko

Afrika, anak benua India dan Mediterania berasal dari riwayat keluarga seperti riwayat

Timur (Serebrisky & Wiznia, 2019). Hasil asma pada ibu dan ayah. Riwayat kesehatan

ISSN : 2721-2882
245
seperti adanya atopi (Trivedi & Denton, (Perdani, 2019).

2019). Faktor risiko pada pasien ini adalah Diagnosis asma pada anak

jenis kelamin laki-laki. ditegakkan melalui anamnesis,

Patofisiologi asma berupa pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

hiperresponsivitas saluran napas, penunjang. Keluhan kombinasi dari batuk

obstruksi saluran pernafasan, dan kronik berulang dan/atau wheezing

hipersekresi mukosa, Hiperresponsivitas dan/atau sesak dan/atau dada tertekan

saluran napas merupakan penyebab utama dapat menjadi petunjuk awal untuk

timbulnya gejala klinis seperti terjadinya membantu diagnosis asma. Gejala

mengi dan dispnea setelah terpapar karakteristik yang mengarah ke asma:

alergen, iritan lingkungan, infeksi virus, gejala timbul episodik/berulang; intensitas

udara dingin, dan latihan fisik. Saluran gejala bervariasi, bahkan dalam 24 jam,

napas mengalami inflamasi berhubungan malam hari lebih berat (nokturnal); gejala

dengan bronkus yang hiperresponsivitas. membaik spontan / pemberian obat pereda;

Obstruksi saluran nafas yang difus dan gejala timbul didahului faktor pencetus

bervariasi dapat membaik spontan atau berupa iritan, alergen, infeksi repiratori

dengan pengobatan. Penyempitan saluran akut, dan aktivitas fisik. Iritan berupa:

nafas menyebabkan gejala batuk, rasa asap rokok, asap bakaran sampah, asap

berat di dada, mengi, dan obat nyamuk, suhu dingin, udara kering,

hiperresponsivitas. Penyebab utama makanan-minuman dingin, penyedap rasa,

obstruksi dalaha kontraksi otot polos pengawet makanan, pewarna makanan.

bronkus yang diprovokasi oleh mediator Alergen berupa: debu, tungau debu rumah,

yang dilepaskan sel inflamasi. rontokan hewan, serbuk sari. Infeksi

Hipersekresi mukosa akibat hiperplasia respiratori akut akibat virus, salesma,

kelenjar submukosa dan sel goblet yang common cold, dan rhinofaringitis.

disebebkan aktivasi mediator inflamasi Aktivitas fisik seperti: berlari, menangis,

ISSN : 2721-2882
246
berteriak, atau tertawa berlebihan; riwayat terdengar suara dasar vesikuler,

alergi pada pasien / keluarga (UKK didapatkan suara tambahan wheezing pada

Respirologi PP IDAI, 2016). kedua lapang paru.

Pada pasien ini dari anamnesis Peniliaian kekerapan dan derajat

ditemukan adanya keluhan batuk kronik serangan asma perlu dilakukan untuk

berulang yang bisa menjadi petunjuk tatalaksana. Derajat keparahan serangan

awal. Adanya wheezing atau mengi, dan terbagi menjadi serangan ringan, sedang-

batuk kemudian diikuti sesak. Gejala yang berat, dan serangan asma dengan ancaman

dialami timbul berulang dan memberat henti nafas. Kekerapan asma dibagi

pada malam hari, gejala membaik dengan menjadi intermiten, persisten ringan,

obat. Faktor pencetus pada pasien belum persisten sedang, dan persisten berat

diketahui. (Imaniar, 2015).

Pemeriksaan fisik tidak Pasien anak laki-laki, usia 5 tahun,

ditemukan kelainan saat kondisi stabil berat badan 14kg, datang ke RSUD Dr.

tanpa gejala. Saat bergejala dapat timbul Harjono Ponorogo dengan keluhan sesak

batuk atau sesak, dapat terdengar sejak 1 hari SMRS. Sesak disertai suara

wheezing. Selain itu perlu dicari gejala "ngik-ngik", didahului batuk. Batuk

alergi lain seperti dermatitis atopi atau berdahak dengan dahak berwarna putih,

rinitis alergi, dapat pula dijumpai tanda tidak disertai darah. Batuk dan sesak tidak

alergi seperti allergic shinners atau dipengaruhi oleh perubahan posisi.

geographic tongue (UKK Respirologi PP Tabel 1. Derajat serangan asma

IDAI, 2016). Saat dilakukan pemeriksaan Derajat Temuan


Serangan
fisik didapatkan pernapasan cuping Ringan-  Bicara dalam kalimat
sedang  Lebih senang duduk
 daripada berbaring
hidung (+), allergic shinners (+), nasal
 Tidak gelisah
 Frekuensi napas meningkat
crease (+), retraksi intercostal minimal,
 Frekuensi nadi meningkat
 Retraksi minimal
pergerakan dinding dada cepat, auskultasi  SpO2 (udara kamar): 90–
95%

ISSN : 2721-2882
247
 PEF > 50% prediksi atau medikamentosa dengan Infus D5 ½ NS
terbaik
Berat  Bicara dalam kata drip Aminophylline 12 tpm makro, Inj.
 Duduk bertopang lengan
 Gelisah Cefotaxime 3x ⅓ ampul, Inj.
 Frekuensi napas meningkat
 Frekuensi nadi meningkat Dexamethasone 3x⅓ ampul, OBH sirup
 Retraksi jelas
 SpO2 (udara kamar) < 90% 3x1 Cth, Cetirizine sirup 2x1 Cth,
 PEF < 50% prediksi
 atau terbaik Nebulizer salbutamol 1 respule dengan
Ancaman  Mengantuk
henti napas  Letargi NaCl 2 cc tiap 8 jam, dan O2 nasal canule
 Suara napas tak terdengar
2 lpm. Saat di IGD pasien diberikan
Tabel 2. Derajat kekerapan asma

Derajat Temuan nebulizer salbutamol sulfate.


Kekerapan
Intermiten < 6 x/ tahun, interval > 6 Tatalaksana awal pada pasien ini
minggu
Persisten > 1 x/ bulan, tidak setiap adalah pemberian β2-agonis kerja cepat
Ringan minggu
Persisten > 1 x/ minggu, tidak setiap dengan penambahan larutan NaCl 0,9%
Sedang hari
Persisten > 1 x/ minggu, hampir secara nebulisasi. Tatalaksana awal ini
Berat setiap hari
sekaligus dapat berfungsi sebagai penapis
Asma merupakan penyakit untuk menetukan derajat serangan, karena

dengan peran banyak sel serta elemen penilaian derajat secara klinis tidak selalu
seluler, serat berhubungan dengan dapat dilakukan dengan cepat dan jelas

hiperresponsivitas jalan napas dengan (Imaniar, 2015). Aminofilin intravena

manifestasi berupa episode berulang dari diberikan pada anak dengan serangan asma

mengi, sesak napas, rasa berat di dada dan berat atau dengan dengan ancaman henti

batuk terutama malam atau dini hari dan napas yang tidak berespons terhadap dosis

sering bersifat reversibel secara spontan maksimal inhalasi agonis β2 dan steroid
atau dengan pengobatan. Sel-sel inflmasi sistemik. Pemberian steroid sistemik

memiliki peranan penting, terutama sel mempercepat perbaikan serangan dan

eosinofil dalam mencetuskan gejala asma mencegah kekambuhan, dan

(Fachri & Tajudin, 2017). direkomendasikan untuk diberikan pada

Pasien ini ditatalaksana

ISSN : 2721-2882
248
semua jenis serangan. Pemberian tatalaksana jangka panjang menggunakan

antibiotik injeksi sebagai profilaksis klasfikasi kekerapan. Bila suatu jenjang

terhadap timbulnya infeksi yang dapat dalam tatalaksana 6-8 minggu belum

memperberat keluhan (Reddel et al., terkendali maka tatalaksana step up. Bila

2022). Pemberian OBH sebagai suatu jenjang dalam tatalaksana 8-12

ekspektoran, mengencerkan dahak yang minggu asma terkendali penuh maka

menyumbat saluran pernapasan, sehingga tatalaksana step down. Perubahan jenjang

dahak lebih mudah dikeluarkan saat batuk tatalaksana harus memperhatikan aspek-

(Katzung & Vanderah, 2020). aspek penghindaran, penyakit penyerta

Obat-obatan untuk serangan asma (Perdani, 2019).

antara lain SABA, ipratropium bromida, Tatalaksana non-medikametosa

aminofilin intravena, steroid sistemik, pada asma berupa program komunikasi,

adrenalin, magnesium sulfat, steroid informasi, dan edukasi (KIE) pada anak,

inhalasi, mukolitik, antibiotik (UKK keluarga, dan sekolah. Penghindaran

Respirologi PP IDAI, 2016). pencetus merupakan bagian dari

Setiap pasien asma harus tatalaksana non-medikamentosa. Dengan

ditentukan derajat kendali asma untuk penghindaran pencetus yang adekuat,

memulai pengobatan jangka panjang. kebanyakan asma dapat dikendalikan

Sebelum memutuskan untuk turun jenjang walau terkadang tanpa obat asma (UKK

atau naik jenjang dalam tatalaksana Respirologi PP IDAI, 2016).

jangka panjang asma, perlu dinilai Remisi asma paling sering terjadi

kepatuhan pasien terhadap pengobatan, antara usia 14-21 tahun. Tingkat remisi

teknik inhalasi, dosis obat inhalasi, dan asma anak telah dilaporkan antara 16 dan

mengendalikan faktor pencetus asma 60% pada awal masa dewasa, menurut

(Reddel et al., 2022). penelitian longitudinal sebelumnya.

Acuan awal penetapan jenjang Dalam studi longitudinal, anak-anak

ISSN : 2721-2882
249
dengan karakteristik berikut memiliki DAFTAR PUSTAKA

tingkat remisi yang lebih tinggi: asma Dharmayanti, I., Hapsari, D. and Azhar, K.,
2015. Asma pada anak Indonesia:
episodik (daripada asma persisten), Penyebab dan Pencetus. Kesmas:
National Public Health Journal,
keparahan asma awal yang lebih ringan, [online] 9(4), p.320. Available at:
<http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/
sensitisasi alergi yang lebih sedikit, rinitis article/view/738>.

alergi yang lebih sedikit, dermatitis atopik Fachri, M. and Tajudin, S.R., 2016.
Hubungan Nilai Eosinofil Darah
yang lebih sedikit, dan jenis kelamin laki- Tepi dengan Gejala Asma pada
Pasien Asma Stabil Correlation of
laki (Trivedi & Denton, 2019). Eosinophils Peripheral Blood Cells
’ s Value with Stable Asthma
SIMPULAN DAN SARAN Symptoms in Patients with Asthma.
pp.105–114.
Asma merupakan salah satu
Ferrante, G. and La Grutta, S., 2018. The
Burden of Pediatric Asthma.
gangguan kronis pada anak. Asma
Frontiers in Pediatrics, [online] 6.
Available at:
merupakan penyakit heterogen yang oleh
<https://www.frontiersin.org/article
/10.3389/fped.2018.00186/full>.
adanya riwayat gejala pernapasan yang
Imaniar, E., 2015. Asma Bronkial pada
bervariasi sepanjang waktu dan
Anak. Jurnal Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung, [online] 2,
intensitasnya, bersamaan dengan limitasi
pp.360–364. Available at:
<https://juke.kedokteran.unila.ac.id
aliran udara ekspirasi yang bervariasi.
/index.php/agro/article/view/1252>
.
Beban asma mempengaruhi kualitas hidup,
Katzung, B. and Vanderah, T., 2020. Basic
dapat mencegah anak-anak berpartisipasi & Clinical Pharmacology. 15th ed.
McGraw-Hill Education / Medical.
dalam olahraga dan bermain, dapat
Mitchell, S.J., Bilderback, A.L. and Okelo,
menghambat kontak sosial, dan dapat S.O., 2016. Racial Disparities in
Asthma Morbidity Among Pediatric
menyebabkan ketidakhadiran sekolah dan Patients Seeking Asthma Specialist
Care. Academic Pediatrics, [online]
menghambat pengembangan karir. 16(1), pp.64–67. Available at:
<https://linkinghub.elsevier.com/ret
Inflamasi pada asma berbeda dengan rieve/pii/S1876285915002181>.
gangguan inflamasi jalan nafas lainnya, Perdani, R.R.W., 2019. Asma bronkial Pada
anak. Jurnal Kedokteran
yaitu inflamasi disertai dengan infiltrasi Universitas Lampung, 3(1), pp.154–
159.
eosinofil.
Reddel, H.K., Bacharier, L.B., Bateman,

ISSN : 2721-2882
250
E.D., Brightling, C.E., Brusselle,
G.G., Buhl, R., Cruz, A.A., Duijts,
L., Drazen, J.M., FitzGerald, J.M.,
Fleming, L.J., Inoue, H., Ko, F.W.,
Krishnan, J.A., Levy, M.L., Lin, J.,
Mortimer, K., Pitrez, P.M., Sheikh,
A., Yorgancioglu, A.A. and Boulet,
L., 2022. Global Initiative for
Asthma Strategy 2021.
Respirology, [online] 27(1), pp.14–
35. Available at:
<https://onlinelibrary.wiley.com/d
oi/10.1111/resp.14174>.

Trivedi, M. and Denton, E., 2019. Asthma


in Children and Adults—What Are
the Differences and What Can They
Tell us About Asthma? Frontiers in
Pediatrics, [online] 7. Available at:
<https://www.frontiersin.org/articl
e/10.3389/fped.2019.00256/full>.

UKK Respirologi PP IDAI, 2016. Pedoman


Nasional Anak Asma. Pedoman
Nasional Asma Anak, .

ISSN : 2721-2882
251

Anda mungkin juga menyukai