Anda di halaman 1dari 50

ASMA

aditia nugraha (201104)


hilmi musyafa rahman (2011013)
fauzan nashrullah (2011032)
TABLE OF CONTENTS

01 02 03
pengertian Epidimiologi Anatomi

04 05 06
Etiologi Faktor resiko pencegahan

07 08 09
Klasifikasi Patofisiologi Gejala/tanda
TABLE OF CONTENTS

10 11 12
Manifestasi Diagnosis Komplikasi
PENGERTIAN
PENGERTIAN
Asma adalah suatu kelainan
berupa inflamasi kronik saluran nafas yang Asma paling umum berkembang pada anak
menyebabkan hipereaktivitas bronkus usia dini, dan lebih dari ¾ anal-anak yang
terhadap berbagai rangsangan yang mengalami gejala asma sebelum usia 7
tahun tidak lagi memiliki gejala asma pada
ditandai dengan gejala episodi berupa usia 16 tahun. Namun, asama dapat
mengi, batuk, sesak nafas, dan dada terasa berkembang pada setiap tahap dalam
berat terutama pada malam hari yang pada kehidupan, termasuk saat dewasa. (2)
umumnya bersifat refersible, baik dengan
atau tanpa pengobatan. Asma bersikat
fluktuatif (hilang timbul), artinya dapat
tenang tanpa gejala, tidak mengganggu
aktivitad tapi dapat eksaserbasi dengan
gejala ringan hingga berat bahkan dapat
menimbulkan kematian. (1)
(1) Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.2009.Pedoman Pengendalian
Penyakit Asma.Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
(2)Humaidy, R.S.2020.Analisis Konsentrasi Eosinofil dan Limfosit Terhadap Kejadian Asma Eksaserbasi Akut Derajat Ringan dan Berat di IGD RSU Haji
Surabaya. Skripsi.
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI

Asma adalah penyakit umum yang menyerang sekitar


15% hingga 20% orang di negara maju dan sekitar 2%
hingga 4% di negara kurang berkembang. Hal ini jauh
lebih umum terjadi pada anak-anak. Hingga 40%
anak-anak akan mengalami mengi pada suatu saat,
yang jika dapat disembuhkan dengan agonis beta-2,
disebut asma, terlepas dari tes fungsi paru-paru.
Asma dikaitkan dengan paparan asap tembakau dan
partikulat yang dihirup sehingga lebih sering terjadi
pada kelompok dengan paparan lingkungan tersebut.

(3) Song W.J, Kang M-G, Chang Y.S. Cho S-H, Epedemiology of Adult Asma in Asia: toward a better understanding Asia Pac-Alergy-2014:4(2):75-85.
EPIDEMIOLOGI
Pada masa kanak-kanak, asma lebih sering terjadi
pada anak laki-laki dengan rasio laki-laki dan
perempuan 2:1 hingga pada masa pubertas rasionya
menjadi 1:1. Setelah pubertas, prevalensi asma lebih
besar pada perempuan, dan kasus asma yang
menyerang orang dewasa setelah usia 40 tahun
sebagian besar terjadi pada perempuan. Prevalensi
asma lebih besar pada usia ekstrem karena respons
saluran napas dan fungsi paru yang lebih rendah.
Dari seluruh kasus asma, sekitar 66% terdiagnosis
sebelum usia 18 tahun. hampir 50% anak penderita
asma mengalami penurunan keparahan atau
hilangnya gejala pada masa dewasa awal.

(4) Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
RI.
ANATOMI
ETIOLOGI
ETIOLOGI

Etiologi asthma berhubungan dengan faktor-faktor risiko tertentu. Namun pemahaman


mengenai patofisiologi athsma telah berkembang dan telah mengidentifikasi bentuk
asthma yang heterogen hingga variasi secara molecular yang disebut sebagai fenotip
dan endotip. Etiologi asthma berhubungan dengan genetik dan fenotip. Asthma
merupakan penyakit yang disebabkan oleh faktor genetika dan faktor lingkungan
dengan inflamasi kronis sebagai patologi utamanya. Walaupun begitu pasien asthma
memiliki heterogenitas yang tinggi dan 30-45% pasien asthma tidak respon dengan
pemberian kostikosteroid inhalasi. Dari heterogenitas asthma dapat dinilai perbedaan
fenotipnya.[3] fenotip adalah sifat atau karakteristik individu yang dapat diobservasi
dan merupakan hasil interaksi antara genotip dan lingkungan. Pembagian fenotip
asthma dikelompokkan dalam berbagai level antara lain fenotip selular, fenotip klinis,
dan fenotip molekular.
ETIOLOGI

Fenotip Selular
fenotip selular mayoritas pasien asthma mengalami peningkatan eosinofil. pasien asthma
dengan peningkatan eosinofil umumnya respon terhadap tatalaksana kortikosteroid
inhalasi. namun fenotip selular lainnya tidak respon. kategori fenotip selular pada asthma
antara lain:
1. eosinofilik, paling sering pada pasien asthma dengan atopi dan alergi
2. neutrofilik, paling sering pada asthma yang berkaitan dengan iritan, polutan dan
obesitas
3. campuran eosinofilik dan neutrofilik, dihubungkan dengan asthma yang refrakter
4. pausigranulositik
ETIOLOGI
Fenotip Klinis
Fenotip klinis, yakni kelompok berdasarkan klinis pasien antara lain:
1. Asthma atopik onset dini, eosinofilia
2. Asthma dengan jumlah yang lebih besar pada pasien obesitas dan perempuan, jarang
eosinofilia
3. Asthma dengan penyakit ringan dan jarang eosinophilia
beberapa pengelompokan fenotip klinis lainnya yang juga telah diajukan antara lain:
1. Induksi oleh virus
2. Induksi oleh alergen
3. Induksi oleh olahraga
4. Obesitas
5. Multifaktorial [4,5]
ETIOLOGI

Fenotip Molekular
Fenotip molekular (endotip), alternatif pengelompokan asthma berdasarkan biologi yang
mendasarinya antara lain dikelompokkan berdasarkan sitokin. [3]

https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/asma/etiologi
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO

Faktor risiko yang berhubungan dengan asthma dengan onset masa anak-anak antara lain:
1. Predisposisi genetik
2. Riwayat alergi dan asthma pada keluarga
3. Atopi pada orang tua
4. Infeksi virus saluran pernapasan
5. Kolonisasi bakteri dan sensitisasi alergen

https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/asma/etiologi
FAKTOR RISIKO
Sementara asma yang onsetnya terjadi saat dewasa masih belum jelas faktor risikonya.
Faktor atopi tidak jelas, namun prevalensinya lebih tinggi pada perempuan. Beberapa
faktor risiko yang dihubungkan dengan asthma pada orang dewasa antara lain:
1. Asthma okupasional, akibat pekerjaan yang berhubungan dengan industri
2. Lingkungan yang tercemar oleh polutan, termasuk asap rokok baik oleh perokok aktif
maupun perokok pasif
3. Hormon seks pada perempuan, prevalensi asthma ditemukan lebih tinggi pada pasien
perempuan dewasa dibandingkan pasien laki-laki dewasa, namun prevalensinya lebih
rendah pada pasien perempuan yang mendapatkan kontrasepsi estrogen atau sulih estrogen
FAKTOR INTERNAL

GENETIK USIA
USIA OBESITAS

JENIS EMOSI AKTIVITAS


KELAMIN BERLEBIHAN FISIK
FAKTOR ESKTERNAL

OCCUPATIONAL INFEKSI
ALERGEN
USIA
IRRITANT VIRUS

ASAP ROKOK, OBAT- PERUBAHAN


POLUSI UDARA OBATAN SUHU/MUSIM

https://media.neliti.com/media/publications/116379-ID-none.pdf
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN

(http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/41/upaya-upaya-pencegahan-asma-
bagian-1
KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan gambaran klinis secara umum pada orang dewasa
Klasifikasi berdasarkan gambaran klinis secara umum pada anak-anak

(https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-asma-bronkial-asma-stabil/15435/2
.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu, asap rokok, bulu
binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Bendabenda tersebut setelah
terpapar ternyata tidak dikenali oleh sistem di tubuh 12 penderita sehingga dianggap
sebagai benda asing (antigen). Anggapan itu kemudian memicu dikeluarkannya
antibody yang berperan sebagai respon reaksi hipersensitif seperti neutropil,
basophil, dan immunoglobulin E. masuknya antigen pada tubuh yang memicu reaksi
antigen akan menimbulkan reaksi antigen-antibodi yang membentuk ikatan seperti
key and lock (gembok dan kunci). Ikatan antigen dan antibody akan merangsang
peningkatan pengeluaran mediator kimiawi seperti histamine, neutrophil
chemotactic show acting, epinefrin, norepinefrin, dan prostagandin. Peningkatan
mediator kimia tersebut akan merangsang peningkatan permiabilitas kapiler,
pembengkakan pada mukosa saluran pernafasan (terutama bronkus).

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2252/3/BAB%20II.pdf.
https://www.scribd.com/document/361559171/Patofisiologi-Asma-Bronkial
GEJALA / TANDA
Gejala Asma

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/paru-obstruktif-kronik-dan-gangguan-imunologi/apa-saja-gejala-asma
TANDA ASMA

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/apa-tanda-asma-terkendali
MANIFESTASI
MANIFESTASI KLINIS

• Stadium Dini Faktor hipersekresi yang lebih menonjol:


1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya
hilang timbul
3) Wheezing belum ada
4) Belum ada kelainan bentuk thorak
5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE
6) BGA belum patologis
MANIFESTASI KLINIS
Stadium lanjut/kronik
1. Batuk, ronchi
2. Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
3. Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
4. Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
5. Thorak seperti barel chest
6. Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus
7. Sianosis
8. BGA Pa O2 kurang dari 80%
9. Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan
kanan pada Ro paru
10. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik
MANIFESTASI KLINIS

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan:


1. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
2. Wheezing
3. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
4. Penurunan tekanan parsial O2

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2252/3/BAB%20II.pdf.
TATA LAKSANA
PASIEN ASMA
Tata Laksana Asma
Tata laksana pasien asma adalah manajemen kasus untuk meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Asma terkontrol).
Tujuan:
1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
2. Mencegah eksaserbasi akut
3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin
4. Mengupayakan aktivitas normal termasuk exercise
5. Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (Airflow Limitation) ireversibel
6. Mencegah kematian karena asma
7. Khusus anak, untuk mempertahankan tumbuh kembang anak sesuai potensi genetiknya
Tata Laksana Asma
Ada 5 (komponen) yang dapat diterapkan dalam penatalaksanaan
asma, yaitu:
1. KIE dan hubungan dokter-pasien
2. Identifikasi dan menurunkan pajanan terhadap faktor resiko
3. Penilaian, pengobatan dan monitor asma
4. Penatalaksanaan asma eksaserbasi akut, dan
5. Keadaan khusus seperti Ibu Hamil, Hipertensi, Diabetes Melitus, dll
file:///C:/Users/User/Downloads/Keputusan_Menteri_Kesehatan_RI_Tentang_Pedoman_Pengendalian_Asma1.pdf
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisik PEMERIKSAAN


PENUNJANG
● Serangan bersifat ● Wheezing (+), ekspirasi ● Foto toraks → normal
episodik/berulang, memanjang diluar serangan,
reversible ● Serangan ringan → hiperinflasi saat serangan,
● Semakin buruk pada malam Wheezing akhir ekspirasi
adanya penyakit lain
dan dini hari paksa
● Mencetus/trigger (+) ● Seragan berat → Wheezing
● Faal paru (spiro metri)
● Respons terhadap br.dilator dapat tidak terdengar, bisa →menilai berat obstruksi,
(+) terdapat sianosis, gelisah, trepersibilitas
● Riwayat asma dalam takikardi, retraksi ics, ● Status alergi → skin prick
keluarga penggunaan otot bantu test, IgE total, eo sinopil
● Riwayat Alergi napas count, IgE ad topy
KOMPLIKASI
ASMA
https://hi-in.facebook.com/p2ptmkemenkesRI/photos/berikut-ini-adalah-dampak-akibat-penyakit-asma-yang-bisa-saja-terjadi-cerdik-ceg/1208959989250301/
KOMPLIKASI PADA ASMA

Perubahan
struktur saluran Obesitas
nafas

Depresi
Serangan asma
dan gagal nafas

GERD

Pneumonia
Gangguan Tidur
https;//sehatqu.com
THANK YOU!
—KELOMPOK 7
do you have any
question?
REFERENSI
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.2009.Pedoman Pengendalian Penyakit Asma.Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Humaidy, R.S.2020.Analisis Konsentrasi Eosinofil dan Limfosit Terhadap Kejadian Asma Eksaserbasi Akut Derajat
Ringan dan Berat di IGD RSU Haji Surabaya. Skripsi. Song W.J, Kang M-G, Chang Y.S. Cho S-H, Epedemiology
of Adult Asma in Asia: toward a better understanding Asia Pac-Alergy-2014:4(2):75-85Kemenkes RI. 2013. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan RI.
https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/asma/etiologi
https://media.neliti.com/media/publications/116379-ID-none.pdf
(http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/41/upaya-upaya-pencegahan-asma-
bagian-1
(https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-asma-bronkial-asma-stabil/15435/2
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2252/3/BAB%20II.pdf.
https://www.scribd.com/document/361559171/Patofisiologi-Asma-Bronkial
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/paru-obstruktif-kronik-dan-gangguan-imunologi/apa-saja-gejala-asma
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/apa-tanda-asma-terkendali
REFERENSI

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2252/3/BAB%20II.pdf.

file:///C:/Users/User/Downloads/
Keputusan_Menteri_Kesehatan_RI_Tentang_P
edoman_Pengendalian_Asma1.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/
Keputusan_Menteri_Kesehatan_RI_Tentang_P
edoman_Pengendalian_Asma1.pdf
https://slideplayer.info/slide/16429108/
https;//sehatqu.com
https://hi-in.facebook.com/p2ptmkemenkesRI/
photos/berikut-ini-adalah-dampak-akibat-
penyakit-asma-yang-bisa-saja-terjadi-cerdik-
ceg/1208959989250301

Anda mungkin juga menyukai