Pengendalian
Kebakaran
Wahadi, SKM., MPH
CV
•Nama : Wahadi, SKM., MPH
•Istri : Fahrunnisa, M.Psi., Psi.
•Anak :2
•Pekerjaan :
Manager Safety Grhasia Hospital DIY
Trainer K3RS, AK3U Kemenaker, AK3 BNSP
PJK3 Ajisaka, CAPI, Mutiara Mutu Katiga
Konsultan K3 PT. Exagama Merapi Sertfikasi
Pendidikan :
• S1 FKM Univ. Airlangga, Surabaya (Beasiswa DIKTI)
• S2 K3 FK-KMK UGM (LPDP & Kemenkes)
ISO45001:2018 2
Wahadi.rantisi@gmail.com
Wahadi rental mobil
@wahadi_jogja
@wahadi2014
www.wahadii.wordpress.com
4
• Banyak Yang Melihat Belum tentu
memperhatikan
Banyak yang mendengar Namun
belum tentu mendengarkan
Biar ANTARTIKA saja Risiko
Manajemen yang DINGIN
8
A Day in the Life
of a Safety Professional 3
Laporan P2K3
Laporan kecelakaan
Review HIRADC Input Data SIMPEL
Fire Safety
(Inspeksi APAR) Permit to Work
Ukur Bising Rekap Manhour
Safety
Performance
@tambang.update
Wahadi_jogja Wahadi
• Internal
Ada banyak
alasan kita
harus
Selamat
Kita bukan Super Hero
OVER VIEW K3
Program
KEBAKARAN K3 KEBAKARAN FSRA
Proteksi Kebakaran
AKTIF
Manajemen
Proteksi Kebakaran Pengendalian
PASIF Kebakaran
Courtesy : Kapanlagi.com
Anatomi Api
1. UU No.1 Tahun 1970
2. Kepmenaker No.186 Tahun 1999 => Unit penanggulangan
kebakaran, klasifikasi bahaya kebakaran
3. Permenaker No.04 Tahun 1980 => Penggunaan & Pemeliharaan
APAR
4. Permenaker No.02 Tahun 1983 => Persyaratan Alarm
Kebakaran
5. Instruksi Menaker No. INS.11/M/BW/1997 => Pengujian Alarm, Hidran
dan Sprinkler
6. SNI dan Standar Internasional (NFPA- National Fire Protection
Association)
ANATOMI API
Tujuan Belajar
Mempelajari gejala dan karakteristik kebakaran
Apa dan bagaimana
terjadinya API
Kebakaran dan
klasifikasinya
Jenis-jenis pemadam
api ringan (APAR)
Cara memadamkan
Kebakaran dg APAR
Pemadaman Sesuai dan Tidak
Panik
Curva Fenomena kebakaran
Nyala api akan membara yang disebut
periode kebakaran mantap (Steady/full
development fire) temperatur dapat Intesitas
mencapai 600- 1000 C . nyala api
INTENSITAS
akan
Temperatur mencapai 300 C,
berkurang
Terjadi penyalaan serentak (Flashover)
/surut
3 - 10 menit atau
padam
Intesitas nyala api meningkat
secara konduksi, konveksi (Decay)
dan radiasi (Growth)
STEDY
s/d 3 menit Fully development fires
(600-1000 o C)
Smoke
Temperature
Carbon
Monoxide
Carbon
Dioxide
Oxygen
1. TEORI API
2. TEORI SEGITIGA API
(TRIANGGLE FIRE)
3. TEORI PIRAMIDA BIDANG EMPAT
(TETRAHEDRON OF FIRE)
NYALA API
GEJALA FISIK
◼ Kebakaran adalah suatu reaksi - CAHAYA
- PANAS
kimia suatu Zat dengan oksigen
yang terjadi pada suhu tertentu
◼ Kebakaran = Energi
yang tidak terkendali
Tetrahedron
Of Fire
TEORI PIRAMIDA BIDANG EMPAT
5. Temperatur Nyala Sendiri
Temperatur terendah yang bisa
menyebabkan bahan padat, cair dan gas
terbakar dengan sendirinya tanpa ada suatu
penyalaan sumber api
HEAT 4. Reaksi berantai ?
OUT PUT Dalam siklus nyala api adalah reaksi kimia
oksidasi eksotermal secara berantai (Gejala kimia)
3. Fire Point ?
Reaksi nyala akan kontinyu apabila ada siklus
panas yang sanggup menghasilkan uap terus
FEEDBACK
?
VAPOR menerus.
FIRE
? ? 2. Flammable range. ?
FUEL Kadar uap bahan bakar di udara harus dalam
campuran yang seimbang.
1. Vaporization. ?
SOURCE Diperlukan energi awal untuk merubah bahan
ENERGY bakar kedalam bentuk uap. Suhu yang
dibutuhkan disebut flash point
◼ Bahan Padat (kayu, Kertas dll)
Perlu panas agar terjadi penguapan
(sublimasi)
Benda butiran halus /Tepung mudah
terbakar/meledak
◼ Bahan cair (Minyak bumi, bahan pelarut)
Mudah menguap
◼ Bahan gas (LPG, LNG)
Sangat mudah terbakar/meledak
Percobaan 1
BENSIN
LANGSUING NYALA
Percobaan 2
SOLAR
DIPANASKAN
➢ OKSIGEN TERDAPAT DI UDARA
- Oxygen ( O2 ) 21% ,
- Nitrogen ( N2 ) 78% dan
- gas lain-lain 1%
➢ DAN PADA BAHAN OKSIDATOR
Angin
Pada saat terjadi kebakaran O2 akan
berkurang yg mengakibatkan tekanan
udara menurun, maka akan terjadi arus
angin besar sehingga kobaran nyala api
cepat menjalar
Bahan oksidator
senyawa kimia yang mengikat
banyak oksigen disebut bahan
oksidator (Oxidizer material)
(hydrogen peroxide, ozone, nitrat,
chlorat, perchlorat perotide)
◼ REAKTIVITAS
WARNA KUNING
4 sangat mudah menyala
Flammability
2
PEMADAMAN MULA
KEBAKARAN
DIOPERASIKAN
1 SATU ORANG 3
SEBATAS VOLUME
API KECIL
Penempatan
Perencanaan tepat
Petugas
kompeten
Pengadaan
Sertifika
t
Kebijakan
Fire risk
Assessmen •Efektif
t Jenis dan •Aman
Pemeliharaan ukuran •Tidak Merusak
teratur tepat
Alat pemadam api
ringan
Designing
Listing
Selecting
Purchasing
Installing
Approving Inspecting
Recharging
Maintaining
Testing
Operating
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
- WATER / AIR
- DRY POWDER
- FOAM / BUSA
- CO2
- HALLON
WATER
POWDER
HALON
FOAM
CO2
APAR ISI AIR
Adalah tabung apar yang di isi air tawar
sebanyak kapasitas tabung kemudian di beri
pendorong N2 atau Cartridge atau dengan di
pompa secara manual.
Prinsip pemadaman:
Isolasi : powder kimia secara fisik
Menutup api dan memutuskan oksigen
KONSTRUKSI
CO2
STORED
PRESSURE
10-15 kg/cm2
( N2 )
CARTRIDGE
Tipe konstruksi
STORED
A
PRESSURE B
( N2 )
Foam
Liquid B
Chemical Foam
Mechanical
(A) + (B)
FOAM
Foam
APAR MEDIA HALLON
Hallon mempunyai kelebihan
sbb :
HALON
STORED
PRESSURE
( N2 )
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980.
WATER
HALON
POWDER
2
FOAM
Media tidak sesuai
Jarak
terlalu dekat ikuti arah angin
Ke lidah api
Sumber dasar api
Contoh Pengoperasian APAR
APAR TYPE CARTRIDGE
APAR TYPE STORAGE PRESSURE
Tipe konstruksi
STORED
CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
APAR JENIS CO2
Prinsip
PEMADAMAN
Dilution (Mengurangi O2)
O2/Udara
Smothering (Menutup Bhn →
Tdk kontak dg O2)
Starving
Mengurangi Cooling (Mendinginkan)
Bhn Bakar
Bahan bakar
API Heat
WATER KEGAGALAN APAR
HALON
POWDER
Jenis media tidak sesuai
Klasifikasi api/kebakaran
FOAM
Keterangan :
NOMOR
C F Cl Br
HALON 1 2 1 1 C F2 Cl Br
HALON 1 3 0 1 C F3 Br
HALON 1 0 4 C Cl4
KEGAGALAN APAR
Daya pemadamannya (fire ratting)
lebih rendah dari volume
api/kebakaran (Fire load)
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
2. Bila box dikunci maka bagian depan box diberi kaca yg mudah
dipecahkan bila akan digunakan
3. Tebal kaca box tsb max. 2mm, agar mudah dipecahkan
4. Tinggi penempatan APAR 1,2 m dari dasar lantai.
5. Untuk jenis gas & dry chemical tidak kurang dari 15 cm dari
permukaan lantai
TANDA PENEMPATAN APAR
ALAT PEMADAM
20 CM
120 CM
TANDA PEMASANGAN
JENIS KEBAKARAN
PERMENAKER No. 04/MEN/1980
JENIS
KLASIFIKASI BAHAN / MATERIAL CIRI KHUSUS
KEBAKARAN
Bahan padat Kayu, kertas, kain, Hasilkan abu, arang
kecuali logam plastik dll jika terbakar
Umum 2 kg 100 m2 20 m
Perumahan 2 kg 250 m2 25 m
Campuran 2 kg 100 m2 20 m
Parkir 2 kg 135 m2 25 m
meter
(Sumber ; Kep. Men. PU. No. 02/KPTS/85)
RATING
APAR
Penempatan APAR Ref : NFPA
Klasifikasi Hunian
Ringan Sedang Berat
Rating Jarak (ft) Luas (s ft) Luas (s ft) Luas (s ft)
1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250
Kegagalan APAR
❖ Jenis APAR tidak sesuai dengan peruntukannya
❖ Ukuran tidak sesuai dengan volume kebakaran
❖ Macet/tidak berfungsi
▪ Tidak Bertekanan/bocor
▪ Menggumpal/kadaluarsa/menunda refill
❖ Salah penempatan
❖ SDM/Petugas
▪ Belum ditunjuk
▪ Tidak trampil
Refilling dan Testing
Ref : Permenaker no. Per04/Men/1980
40A 60B
Perkiraan Rating
JE NIS
(APAR)
UK UR AN JAR A K W AKT U R ATIN G
( LIT ER ) PA NCAR AN ( DETI K)
( METER )
AIR 5 L 10-13 M 45 1 A
10 L 10-13 M 60 2 A
15 L 10-13M 120 3 A
ASAM 5 L 10-13 M 30 1 A
SODA 10 L 15 M 60 2 A
65 L 15 M 120 10 A
Perkiraan Rating
JE NIS UK UR AN
(APAR)
JAR A K W AKT U R ATIN G
PA NCAR AN ( DETI K)
( METER )
BUSA 5 L 10-13 M 45 1 A, 1B
10 L 10-13 M 60 2 A, 2B
15 L 10-13M 120 3 A,3B
CO2 2 KG 3M 30 1 B,C
7KG 3M 30 2B,C
10 KG 3M 30 2B,C
25 KG 4M 30 10B,C
Perkiraan Rating
JE NIS (APAR)
UK UR AN JAR A K W AKT U R AT IN G
( KG) PA NCAR AN ( DET I K)
( MET ER )
HALON 1 3 8 2B, C
1211 2 4 12 4B, C
5 5 15 10B, C
HALON 1 2 10 2B,C
1301
Jika ada kebakaran dan cara memadamkannya
Fenomena Kebakaran
Yang harus diwaspadai
BACK DRAFT
KEBAKARAN DALAM
RUANG TERTUTUP
KEHABISAN OKSIGEN
Kebakaran Kompor
Listrik Statis
HAZARD AND VULNERABILITY ASSESSMENT TOOL
KEJADIAN TERKAIT TEKNOLOGI RUMAH SAKIT
DAMPAK = (LUAS KEJADIAN -
MITIGASI)
PROBABILIT DAMPAK DAMPAK DAMPAK RESPON RESPON RISIKO
KESIAPAN
KEJADIAN AS MANUSIA PROPERTI BISNIS INTERNAL EXTERNAL
Kemungkin
Kehilangan Masyarakat/
an Pra- waktu,
Kemungkinan dan Gangguan staf
Meninggal perencana efektifitas, Ancaman Relatif*
harus terjadi kerusakan Pelayanan pendukung
atau an sumberdaya
fisik dan bantuan
cedera
0 = N/A
0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Tinggi
0 = N/A 1= 1= 0 = N/A 1 = Tinggi 1 = Tinggi
2=
1 = Rendah Rendah Rendah 1 = Rendah 2 = Moderat 2 = Moderat
NILAI Moderat 0 - 100%
2 = Moderat 2 = 2= 2 = Moderat 3 = Rendah 3 = Rendah
3 = Rendah
3 = Tinggi Moderat Moderat 3 = Tinggi atau atidak atau tidak
atau tidak
3 = Tinggi 3 = Tinggi ada ada
ada
Gangguan listrik 1 3 3 3 2 1 2 26%
Gangguan saluran
1 0 2 3 2 2 2 20%
air
Gangguan Gas
2 3 2 3 1 1 2 44%
Medis
Fire, Internal 3 3 3 3 2 2 1 78%
Terpapar Hazmat,
1 3 2 2 2 2 3 26%
Internal
Gangguan pada
1 3 1 3 2 2 2 24%
Alat Medis
Kekurangan suply 0 0 0 0 0 0 0 0%
Kerusakan struktur
3 3 3 3 1 2 2 78%
Bangunan
1.47 2.32 2.05 2.47 1.58 1.53 1.89 32%
Parkiran RS PCC lantai 5
Wahidin thn Kenapa Harus Thn 2013
2012
ada Fire Control
di Fasyankes..? Parkiran Klinik di
Makassar tahun
2013
Panel Listrik 2
2012
SOP dan PERAN SERTA
PENGHUNI GEDUNG DALAM
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PADA SAAT MENEMUKAN KOBARAN API,
TEKAN FIRE ALARM KEBAKARAN
ATAU HUBUNGI OPERATOR
JIKA MEMUNGKINKAN , PADAMKAN
DENGAN MENGGUNAKAN APAR).
➢Segera tinggalkan ruangan .
➢Jangan pikirkan barang.
➢Keselamatan jiwa anda lebih penting.
➢INGAT !!! PADA SAAT MENUJU KELUAR,
JANGAN SEKALI-KALI MENGGUNAKAN LIFT
TUTUPLAH SEMUA PINTU YANG TELAH ANDA
LEWATI, UNTUK MENGHAMBAT PENJALARAN API.
• TUTUPLAH CELAH DI BAWAH PINTU DENGAN
KAIN BASAH, UNTUK MENGHINDARI
MASUKNYA ASAP ATAU KOBARAN API.
➢JIKA TERPERANGKAP DALAM RUANGAN
BERASAP, SELAMATKAN DIRI DENGAN CARA
MERANGKAK. UDARA DIBAGIAN DIBAWAH
RELATIF LEBIH BERSIH DARI PENGARUH ASAP
AWAS !!!
☺ JANGAN MELOMPAT
SEPERTI INI, TUNGGU
BANTUAN PETUGAS
RESCUE.
PENGENALAN SISTEM
PROTEKSI
KEBAKARAN
Instalasi Deteksi & Alarm Tanda Bahaya
Kebakaran
TUJUAN :
Untuk mendeteksi kebakaran sedini mungkin, sehingga
tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera
dilakukan guna mencegah kebakaran yg lebih besar.
❖ Hydrant :
Instalasi pemadam kebakaran yg didesign untuk
memadamkan api dalam skala besar.
Terdiri dari ; unit penampung air, pompa air
bertekanan , instalasi perpipaan, selang dan nozzle
hydrant.
Dibutuhkan tim terlatih untuk mengoperasikannya.
3. Type Sidewall
Biasa digunakan pada instalasi di ruangan hotel.
4. Type Concealed
Digunakan pada ruangan yg memerlukan nilai
estika.
Jenis/tipe Sprinkler
Concealed
Sprinkler
Pendent Upright Sidewall
Sprinkler Sprinkler Sprinkler
SISTEM “DETEKSI” DAN “ALARM KEBAKARAN ”
Instalasi sistem deteksi dan alarm kebakaran, meliputi 2 jenis :
(1) Sistem alarm kebakaran manual, terdiri dari
Fire
Signal
Alaram
16
4
SISTEM “DETEKSI” DAN
“ALARM KEBAKARAN ”
(2) Sistem deteksi dan alarm kebakaran otomatis, terdiri dari :
(a) panel alarm;
(b) detektor panas dan asap;
(c) Titik Panggil Manual (TPM);
(d) signal alarm (alarm bel/buzzer/lampu).
Detector Fire
Signal
Alaram
16
5
Ketentuan Penempatan Detektor Panas
dan Detektor Asap
16
6
Ketentuan Penempatan Detektor Panas
dan Detektor Asap
Untuk memastikan bahwa proteksi yang dicakup di sudut ruangan dan untuk
memastikan tidak ada celah pada titik yang berhubungan dari banyak detektor,
jarak antaranya harus dikurangi.
16
7
Ketentuan Penempatan Detektor Panas dan Detektor Asap
16
8
Ketentuan Penempatan Detektor Panas dan
Detektor Asap
Untuk memastikan cakupan lengkap, jarak antar detektor harus dikurangi sampai 10
meter antar detektor asap, dan 7 meter antar detektor panas.
Jenis/tipe Sprinkler
Jenis/tipe Hydrant
Berdasarkan kode warna
Pompa Utama
Perlengkapan
Hydrant Jockey Pump
Warna Pipa dan Arah Panah
MCF Press
A Fan
ON
MANAJEMEN
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
(MPK)
Fire safety management
(FSM)
Definisi :
◼Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) atau Fire
Safety Management (FSM) adalah segala upaya :
• Memobilisasi personil,
• Pemanfaatan biaya,
• Penggunaan bahan,
❖Pemeliharaan preventive
❖Pemeliharaan menyeluruh
STANDARD OPERATING
PROCEDURES (SOP)
MENGENAI KESELAMATAN
THD KEBAKARAN
◼SOP diperlukan sebagai panduan aman kebakaran
pada setiap pekerjaan atau proses yang berlangsung.
◼SOP yang diperlukan antara lain :
Pekerjaan hot-works (mengelas, mematri, mengecat dsb)
Pemeriksaan dan pengujian kinerja peralatan
Penggunaan dan penyimpanan gas bertekanan
Pemakaian dan penyimpanan bahan kimia
Penggunaan sarana dan peralatan pemadam
Penggunaan peralatan pendingin maupun pemanas
MEMBENTUK TIM
EMERGENCY
◼Perlukomitmen bersama diawali dari Pimpinan manajemen
◼Tim emergency terdiri atas :
▪unsur pimpinan emergency (Direktur emergency, Koordinator
emergency, Chief warden dan Komandan regu),
▪unsur pelaksana (tim pemadam, tim komunikasi, tim sekuriti, teknisi
/ operator, tim medis)
▪unsur pemantau / pendukung (evaluator, pengawas)
ACTIVE
PASSIVE
Sistem
Proteksi
Kebakaran
Pengendalian Manajemen
Energi K3
MATERIAL NORMAL
SOURCE ENERGI DARURAT
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
Pengendalian •PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)
Sasaran
• Untuk memaksimalkan keselamatan personil dan
memperkecil kerusakan akibat kebakaran/peledakan,
2. Evakuasi
Tindakan menyelamatkan diri sendiri masing masing
tanpa dibantu orang lain
TEMPAT TEMPAT
JALUR AMAN AMAN
BERBAHAYA
Syarat sarana Evakuasi
❖ Aman sementara, terjamin kedap asap dan panas;
❖ Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh sependek
mungkin)
❖ Lebar Unit Exit sesuai standar
❖ Tidak dikunci;
❖ Tidak terhalang oleh benda apapun;
❖ Memiliki lampu darurat;
❖ Bukaan pintu kearah pelarian;
❖ Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam
keadaan gelap.
IN CASE FIRE CONTROL
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Fire Departement
Lapis III Bantuan
dari lingkungan
Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran
POSKO
IN CASE FIRE CONTROL
•INVESTIGASI
• ANALISIS
• REKOMENDASI
• REHABILITASI
Investigasi, Analisis, Rekomendasi, Rehabilitasi
Kumpulkan berbagai informasi, keterangan, data,
dokumen, fakta dan dianalisa
Susun kronologi kejadian dengan beberapa skenario dan
dianalisa
Lakukan analisa kegagalan-kegagalan,
Bandingkan dengan fakta dan data dianalisis untuk
menemukan :
Faktor pemicu terjadinya kebakaran dan
211
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
Pengendalian •PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)
11/23/2022
PERSYARATAN KESELAMATAN
Tentang BANGUNAN GEDUNG
BANGUNAN GEDUNG
Pasal 33
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi:
a. prabencana;
b. saat tanggap darurat; dan
c. pascabencana.
Pasal 34
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 huruf a meliputi:
a. dalam situasi tidak terjadi bencana; dan
b. dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.
Pasal 35
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf a meliputi:
a. perencanaan penanggulangan bencana;
b. pengurangan risiko bencana;
c. pencegahan;
d. pemaduan dalam perencanaan pembangunan;
e. persyaratan analisis risiko bencana;
f. pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;
g. pendidikan dan pelatihan; dan
h. persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.
Pasal 40
(1) Rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (3) ditinjau secara berkala.
(2) Penyusunan rencana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikoordinasikan oleh Badan.
(3) Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai risiko tinggi yang
menimbulkan bencana dilengkapi dengan analisis risiko bencana sebagai
bagian dari usaha penanggulangan bencana sesuai dengan kewenangannya.
Penanggung Jawab Umum
(Pengurus)
Departemen K3
Penanggung Jawab
Unit Penanggulangan Kebakaran
POSKO
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini I)
Petugas Peran Kebakaran (Klas D)
(Lini II)
Angg. Regu Pen. Kebakaran (Klas C)
TUGAS POKOK:
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)
Tugas tambahan :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek
pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi
kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat
kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
Klas B :
Koordinator Sub Unit Pen. Kebakaran
Bertanggung jawab di unit/zona kerja tertentu
Tugas tambahan :
• Mengkoordinasikan program
penanggulangan kebakaran (inspeksi &
latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan
kebakaran