dedy.hermawan@fisip.unila.ac.id
Abstrak
Perserikatan Bangsa – Bangsa telah mengubah terminologi Tujuan – Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs) menjadi Tujuan – Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Perubahan ini semakin menguatkan
pembangunan manusia sebagai salah satu pilar SDGs selain pembangunan ekonomi, pembangunan ekologi,
dan penguatan kelembagaan. Salah satu alat ukur global yang digunakan di banyak negara untuk mengukur
pembangunan manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia. Hari ini, salah satu perdebatan akademik yang
terus berlangsung adalah apa saja determinan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Bertolak dari data
sekunder yang dimiliki Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Indonesia, artikel ini berupaya
menganalisis hubungan antara variabel Rata – Rata Lama Sekolah (RLS), Harapan Lama Sekolah (HLS),
Angka Harapan Hidup (AHH), dan Pendapatan Per Kapita (PKP) terhadap IPM dengan regresi linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien RLS, HLS, AHH, dan PKP bernilai positif tetapi
besaran kontribusi setiap IPM berbeda. Dari model ini diketahui bahwa RLS dan HLS memiliki efek lebih
besar terhadap IPM jika dibandingkan dengan AHH dan PKP. Penelitian ini memberikan implikasi teoritis
dan praktis, secara teoritis penelitian menguatkan hasil riset yang memosisikan IPM sebagai variabel
dependen dan sekaligus menolak temuan riset yang menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah di sektor
pendidikan dan pelayanan kesehatan tidak berdampak signifikan terhadap IPM. Secara praktis, penelitian
mendorong agar Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah
memprioritaskan sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan penguatan ekonomi masyarakat sebagai fokus
pembangunan
Kata kunci: pembangunan regional, pembangunan manusia, IPM, MDGs, SDGs
Abstract
69 68,33
68 67,61
67,07
67 66,57
67,65
66 65,6 66,95
66,42
65 64,71
64,14 65,73
64 64,87
64,2
63 63,71
62
61
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Di bidang pendidikan angka IPM sebesar 7,37 atau masih berada pada
memiliki 2 indikator, yakni yang jenjang pendidikan menengah pertama.
meliputi Rata - CC,Rata Lama Sekolah Capaian ini berada di bawah capaian
(RLS) penduduk usia >25 tahun dan RLS Provinsi Lampung yang mencapai
Harapan Lama Sekolah (HLS). Capaian 7,63 tahun dan menempatkan
RLS penduduk usia >25 tahun di Kabupaten Lampung Tengah berada
Kabupaten Lampung Tengah berada pada urutan 8 dari 15 kabupaten/kota di
pada tingkat menengah dengan capaian Provinsi Lampung (lihat Gambar 2)
12
10,88 10,56
10
8
7,63 7,28 7,53 7,55 7,37 7,71 7,33 7,12 7,24 7,84 7,48
6,87 6,83
6 6,13
16
14 13,67 14,27
12 12,35 12,17 11,93 11,68 12,41 12,21 12,42 12,31 12,25 12,76
11,55 11,97 11,85
11,2
10
8
6
4
2
0
72
70,75 71,05
70 69,94 69,92
69,15 69,28 68,88 69,21
68 68,49 68,3 68,58
68,05
67,61 67,32
66 66,64
64
62 62,29
60
58
56
PPK dan Paritas Daya Beli (PDB). atau sebesar 29.244 per hari. Capaian
Rata-rata PPK setahun diperoleh dari ini berada di atas capaian PPK
Susenas, dihitung dari level provinsi disesuaikan Provinsi Lampung sebesar
hingga level kab/kota. Rata-rata PPK 9.156 juta dan menempatkan Kabupaten
dibuat konstan/riil dengan tahun dasar Lampung Tengah berada pada posisi
2012=100. Perhitungan PDB dengan ketiga tertinggi setelah Kota Bandar
metode baru menggunakan 96 Lampung (11.266 juta) dan Kota Metro
komoditas di mana 66 komoditas (11.007 juta). Walaupun demikian,
merupakan makanan dan sisanya hasil PPK disesuaikan tersebut masih
merupakan komoditas non makanan. belum memenuhi standar hidup layak
Metode penghitungan PDB bahkan untuk memenuhi kebutuhan
menggunakan Metode Rao. hidup dasar.
Capaian PPK Kabupaten Lampung
Tengah pada 2016 sebesar 10,674 juta
12.000
11.26611.007
10.674
10.000 10.034
9.189 9.416 9.533
9.156 9.106
8.4838.212 8.411
8.000
7.099 7.450 7.616
7.055
6.000
4.000
2.000
meliputi uji normalitas dan uji b) Jika probabilitas < 0,05 maka
heteroskedastisitas. Uji normalitas pada distribusi dari model regresi adalah tidak
model regresi digunakan untuk menguji normal.
apakah nilai residu yang dihasilkan dari Seperti ditunjukkan Tabel 2, nilai
regresi terdistribusi secara normal atau signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed)
tidak. Model regresi yang baik adalah sebesar 0,200 yang berarti bahwa hasil
yang memiliki nilai residu yang signifikansi ini lebih dari 0,05
terdistribusi secara normal. Metode uji (0,200>0,05) dan dapat disimpulkan
normalitas dalam penelitian ini bahwa nilai residu tersebut adalah
menggunakan uji One Sample normal. Hal ini membuktikan bahwa
Kolmogorov Smirnov dengan hipotesis variabel dalam penelitian ini memiliki
sebagai berikut: sebaran data yang berdistribusi normal.
a) Jika probabilitas > 0,05 maka Dengan demikian uji statistik yang
distribusi dari model regresi adalah digunakan telah memenuhi syarat untuk
normal. diuji dengan statistik parametrik.
Coefficient
Sig. (2- . . . . . 1,000
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
PKP Correlation 1,000** 1,000** 1,000** 1,000** 1,000 ,000
Coefficient
Sig. (2- . . . . . 1,000
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
Unstandardized Correlation ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
Residual Coefficient
Sig. (2- 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 .
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Merujuk ke Tabel 8, maka model persamaan regresi berganda dapat diestimasi sebagai
berikut:
IPM = 7,208 + 1,345RLS + 1,153HLS + 0,392AHH + 0,001PKP + e
Koefisien RLS, HLS, AHH, dan Temuan ini menguatkan hasil riset
PKP bernilai positif tetapi besaran Arthayanti et al., (2017), Maulana &
kontribusi setiap IPM berbeda. Positif Ariwibowo (2013), dan Astri et al.,
artinya jika RLS atau HLS atau AHH (2013). Di saat bersamaan, artikel ini
atau PKP meningkat, maka IPM juga menolak temuan riset Putra (2017) yang
akan meningkat. Sebaliknya, jika RLS menyatakan bahwa pengeluaran
atau HLS atau AHH atau PKP menurut, pemerintah di sektor pendidikan dan
maka IPM juga akan menurun. pelayanan kesehatan tidak berdampak
Sementara itu, besaran efek perubahan signifikan terhadap IPM.
variabel bebas (RLS, HLS, AHH, dan Bertolak dari temuan ini,
PKP) terhadap IPM tercermin dalam peneliti merekomendasikan agar
kolom B pada Tabel 8. Jika RLS Pemerintah Provinsi Lampung dan
meningkat 1 tahun, maka nilai IPM Pemerintah Kabupaten Lampung
akan meningkat sebesar 1,345. Jika Tengah memprioritaskan sektor
RLS menurun 1 tahun, maka nilai IPM pendidikan, sektor kesehatan, dan
juga akan menurun sebesar 1,345. penguatan ekonomi masyarakat sebagai
Penjelasan seperti ini juga berlaku bagi fokus pembangunan daerah. Diperlukan
HLS, AHH, dan PKP. Dari model ini sinergi antara pemerintah daerah,
diketahui bahwa RLS dan HLS pemerintah provinsi, pemerintah pusat,
memiliki kontribusi lebih besar swasta, lembaga swadaya masyarakat,
dibandingkan AHH dan PKP terhadap serta perguruan tinggi dalam
pembentukan IPM di Kabupaten meningkatkan sektor pendidikan di
Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah.
Pemerintah Kabupaten Lampung
D. PENUTUP Tengah perlu mendesain kebijakan
Transformasi MDGs menjadi pendidikan yang memberikan
SDGs semakin menempatkan aksesibilitas masyarakat dalam
pembangunan manusia sebagai elemen menempuh jenjang pendidikan yang
penting dalam proses pembangunan, lebih tinggi seperti pemberian beasiswa,
termasuk bagi Indonesia. Riset – riset penyelenggaraan sekolah yang memadai
sebelumnya menunjukkan bahwa IPM pada wilayah terpencil, dan membangun
bisa diposisikan sebagai variabel bebas sekolah berstandar nasional guna
atau variabel terikat. Riset ini meningkatkan mutu pendidikan. Di
memosisikan IPM sebagai variabel sektor kesehatan, pemerintah daerah
terikat dan berusaha menguji hubungan beserta para pemangku kepentingan
beberapa variabel bebas (RLS, HLS, perlu terus menggalakkan upaya
AHH, dan PKP) terhadap IPM. Hasil pencegahan dan pengobatan beragam
penelitian menunjukkan bahwa semua penyakit. Sarana dan prasarana
variabel bebas memiliki hubungan kesehatan di Kabupaten Lampung
positif dengan IPM meskipun besaran Tengah juga perlu terus ditingkatkan
pengaruh berbeda antar variabel. kualitas dan kuantitasnya. Di sektor
Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 18
SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya