Anda di halaman 1dari 23

SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66

Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3


ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

Determinan Indeks Pembangunan Manusia


Di Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung
Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

dedy.hermawan@fisip.unila.ac.id

Abstrak
Perserikatan Bangsa – Bangsa telah mengubah terminologi Tujuan – Tujuan Pembangunan Milenium
(MDGs) menjadi Tujuan – Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Perubahan ini semakin menguatkan
pembangunan manusia sebagai salah satu pilar SDGs selain pembangunan ekonomi, pembangunan ekologi,
dan penguatan kelembagaan. Salah satu alat ukur global yang digunakan di banyak negara untuk mengukur
pembangunan manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia. Hari ini, salah satu perdebatan akademik yang
terus berlangsung adalah apa saja determinan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Bertolak dari data
sekunder yang dimiliki Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Indonesia, artikel ini berupaya
menganalisis hubungan antara variabel Rata – Rata Lama Sekolah (RLS), Harapan Lama Sekolah (HLS),
Angka Harapan Hidup (AHH), dan Pendapatan Per Kapita (PKP) terhadap IPM dengan regresi linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien RLS, HLS, AHH, dan PKP bernilai positif tetapi
besaran kontribusi setiap IPM berbeda. Dari model ini diketahui bahwa RLS dan HLS memiliki efek lebih
besar terhadap IPM jika dibandingkan dengan AHH dan PKP. Penelitian ini memberikan implikasi teoritis
dan praktis, secara teoritis penelitian menguatkan hasil riset yang memosisikan IPM sebagai variabel
dependen dan sekaligus menolak temuan riset yang menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah di sektor
pendidikan dan pelayanan kesehatan tidak berdampak signifikan terhadap IPM. Secara praktis, penelitian
mendorong agar Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah
memprioritaskan sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan penguatan ekonomi masyarakat sebagai fokus
pembangunan
Kata kunci: pembangunan regional, pembangunan manusia, IPM, MDGs, SDGs

Abstract

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 1


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

A. PENDAHULUAN SDGs menggantikan resolusi PBB


Pembangunan, terminologi yang tentang Millennium Development Goals
muncul pasca Perang Dunia II, kembali (MDGs) atau Tujuan - Tujuan
menjadi pusat perhatian banyak Pembangunan Milenium yang sudah
pembuat kebijakan setelah sidang ke-17 kadaluwarsa. Secara konseptual, tidak
Majelis Umum Perserikatan Bangsa – ada perbedaan mendasar antara MDGs
Bangsa (PBB) pada 25 September 2015 dan SDGs. Sebaliknya, SDGs lebih
menyepakati resolusi nomor memiliki lebih banyak tujuan
A/RES/70/1 yang bertajuk pembangunan yang ingin dicapai. Dulu,
Transforming our world: the 2030 di zaman MDGs, menanggulangi
Agenda for Sustainable Development, kemiskinan dan kelaparan adalah bagian
atau populer dengan istilah Sustainable dari Tujuan 1. Kini, di era SDGs, dua
Development Goals (SDGs) atau hal ini dipisah untuk menunjukkan
Tujuan – Tujuan Pembangunan tingkat urgensi tujuan ini bagi
Berkelanjutan (United Nations, 2015b). pembangunan global (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Perbedaan tujuan pembangunan antara MDGs dan SDGs


Tujuan
MDGs SDGs
Pembangunan
Tujuan 1 Menanggulangi kemiskinan dan Pengentasan semua bentuk
kelaparan kemiskinan di semua tempat
Tujuan 2 Mencapai Pendidikan dasar untuk Mengakhiri kelaparan,
semua mencapai ketahanan
pangan, memperbaiki nutrisi, dan
mempromosikan pertanian
berkelanjutan
Tujuan 3 Mendorong kesetaraan gender dan Menggalakkan hidup sehat dan
pemberdayaan perempuan mempromosikan kesejahteraan
untuk semua usia
Tujuan 4 Menurunkan angka kematian anak Memastikan pendidikan berkualitas
yang inklusif dan layak serta
mendorong kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua orang
Tujuan 5 Meningkatkan kesehatan ibu Mencapai keadilan gender dan
memberdayakan semua anak – anak
perempuan dan perempuan dewasa
Tujuan 6 Memerangi HIV/AIDS, malaria, Menjamin ketersediaan dan
dan penyakit menular lainnya manajemen air berkelanjutan, serta
sanitasi untuk semua
Tujuan 7 Memastikan kelestarian lingkungan Memastikan akses semua orang
hidup kepada energi yang terjangkau, bisa
diandalkan, berkelanjutan dan
modern
Tujuan 8 Mengembangkan kemitraan global Mempromosikan pertumbuhan
untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan, inklusif,
serta lapangan pekerjaan dan

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 2


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

pekerjaan yang layak untuk semua.


Tujuan 9 Membangun infrastruktur yang
kuat, mempromosikan
industrialisasi berkelanjutan dan
mendorong inovasi
Tujuan 10 Mengurangi kesenjangan di dalam
dan di antara negara-negara
Tujuan 11 Membuat kota dan hunian manusia
yang inklusif, aman, kuat, dan
berkelanjutan
Tujuan 12 Memastikan pola konsumsi dan
produksi yang berkelanjutan
Tujuan 13 Mengambil langkah penting untuk
melawan perubahan iklim dan
dampaknya
Tujuan 14 Pelindungan dan penggunaan
samudera, laut dan sumber daya
kelautan secara berkelanjutan
Tujuan 15 Mengelola hutan secara
berkelanjutan, melawan perubahan
lahan menjadi gurun, menghentikan
dan merehabilitasi kerusakan lahan,
menghentikan kepunahan
keanekaragaman hayati
Tujuan 16 Mempromosikan masyarakat yang
adil dan inklusif bagi pembangunan
berkelanjutan, memberikan akses
ke keadilan bagi dan sistem
peradilan yang efektif, akuntabel,
dan inklusif di semua level.
Tujuan 17 Memperkuat dan merevitalisasi
implementasi Kemitraan Global
untuk Pembangunan Berkelanjutan
Sumber: United Nations (2015b, 2015a)

Jika disederhanakan, konsep SDGs pembangunan manusia, salah satu alat


dapat dikelompokkan menjadi tiga ukur global yang biasa digunakan untuk
fokus: pembangunan manusia (Tujuan menilai pencapaian pembangunan
1, Tujuan 2, Tujuan 3, Tujuan 4, Tujuan manusia adalah Indeks Pembangunan
5), pembangunan ekonomi (Tujuan 6, Manusia yang diinisiasi Amartya Sen
Tujuan 7, Tujuan 8, Tujuan 9, Tujuan dan Mahbub ul Haq yang bertolak dari
10, Tujuan 11, Tujuan 12), akses ke kesehatan, pendidikan, dan
pembangunan ekologi (Tujuan 12, barang material (Stanton, 2007).
Tujuan 14, Tujuan 15), dan Indonesia juga mengadopsi Indeks
pembangunan kelembagaan (Tujuan 16 Pembangunan Manusia sebagai alat
dan Tujuan 17). Dalam konteks untuk melihat perkembangan tingkat

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 3


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

kesejahteraan masyarakat. Dalam Syarifudin, 2013; Mirza, 2015), dana


beberapa kasus, misalnya alokasi dana alokasi khusus (Saputra & Rizki, 2014),
umum (DAU), angka IPM menjadi desentralisasi fiskal dan investasi
salah satu parameter yang digunakan swasta (Pramartha & Dwirandra, 2018),
Pemerintah Pusat untuk menentukan gini ratio, pengeluaran non makanan
besaran dana DAU. per kapita, dan laju pertumbuhan
Dalam konteks perdebatan ekonomi (Rustariyuni, 2014), total aset
akademik, khususnya di Indonesia, riset pemerintah daerah (Mangkunegara,
empiris tentang IPM yang dilakukan 2015), rasio derajat desentralisasi fiskal
para peneliti di Indonesia dapat dan keserasian belanja langsung
dikelompokkan menjadi dua jenis. (Harliyani & Haryadi, 2016),
Pertama, para peneliti yang pengeluaran pemerintah di sektor
memosisikan IPM sebagai variabel pendidikan dan kesehatan (Astri,
independen. Sebagai variabel bebas, Nikensari, & W., 2013). Tetapi,
IPM secara empiris berkontribusi positif sebagian peneliti menyatakan bahwa
terhadap pertumbuhan PDRB per kapita pertumbuhan ekonomi (Dwiyandari &
(Hamid, 2014; Malik, 2014), praktik Badera, 2018), tingkat kemiskinan
pemalsuan obat (Nuryunarsih, 2017), (Mirza, 2015), dan pengeluaran
prevalensi balita pendek (Muljati, pemerintah untuk pendidikan dan
Triwinarto, & Budiman, 2011), kinerja pelayanan kesehatan, belanja modal
pembangunan ekonomi (Amaliah, tidak berdampak signifikan terhadap
2006). Tetapi, IPM berkontribusi IPM (Mangkunegara, 2015; Putra,
negatif terhadap tingkat kemiskinan 2017).
(Andykha, Handayani, & Woyanti, Artikel ini berusaha berkontribusi
2018) dan tingkat korupsi (Mariyono, dalam perdebatan di atas dengan
2012). menguji hubungan antara variabel bebas
Kedua, para peneliti yang (Angka harapan Hidup, Rata - Rata
memosisikan IPM sebagai variabel Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah,
dependen. Sebagai variabel terikat, dan Pendapatan per Kapita) terhadap
beberapa peneliti Indonesia IPM sebagai variabel terikat. Kabupaten
menunjukkan bahwa IPM dipengaruhi Lampung Tengah dipilih sebagai lokasi
PDRB dan tenaga kerja (Hariwan & penelitian karena skor IPM-nya berada
Swaningrum, 2015), pengeluaran dikategori sedang (68,33). Dalam
pemerintah di sektor infrastruktur bahasa statistik, kategori sedang berada
(Putra, 2017), belanja modal (Mirza, di titik tengah-tengah karena lokasinya
2015; Sandri, Putri, & Dwirandra, ada di antara kategori tinggi dan
2016), rata-rata lama sekolah dan kategori rendah. Dengan kata lain,
pengeluaran per kapita (Arthayanti, Lampung Tengah cukup representatif
Srinadi, & Gandhiadi, 2017), jumlah untuk mewakili seluruh kabupaten/kota
penduduk (Sari & Priati, 2016), krisis di Provinsi Lampung. Pada tataran
ekonomi (Setiawan & Hakim, 2008), praktis, riset ini menjadi penting
pendidikan (Maulana & Ariwibowo, dilakukan karena upaya meningkatkan
2013), pertumbuhan ekonomi IPM hanya tepat sasaran jika kita
(Hasbullah, Fauzi, Fatimah, Yuniarti, &

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 4


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

mampu memahami peran setiap faktor dan besaran pengaruh variabel


pembentuk IPM. independen terhadap variabel dependen.
Pengujian hipotesis akan menggunakan
B. METODE PENELITIAN Uji t (parsial) dan Uji F (simultan). Data
Penelitian ini mengadopsi penelitian diolah dengan perangkat
pendekatan kuantitatif (Neuman, 2014). lunak SPSS.
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Angka Harapan Hidup (X1), Rata C. HASIL DAN PEMBAHASAN
- Rata Lama Sekolah (X2), Harapan Deskripsi wilayah penelitian
Lama Sekolah (X3), dan Pengeluaran Lokasi penelitian di Provinsi
Per Kapita disesuaikan (X4). Sedangkan Lampung dan Kabupaten Lampung
variabel dependen dalam penelitian ini Tengah. Pemilihan lokasi tersebut atas
adalah Indeks Pembangunan Manusia dasar pertimbangan sebagai berikut:
(Y). Indeks Pembangunan Manusia (Y) pertama, Provinsi Lampung merupakan
didefinisikan sebagai rata-rata provinsi yang IPM nya terendah se-
geometrik indeks kesehatan, Sumatera sejak 2014 hingga 2017.
pendidikan, dan pengeluaran. Kedua, Kabupaten Lampung Tengah
Sedangkan variabel bebas masing- merupakan Kabupaten dengan jumlah
masing didefinisikan sebagai: (a) rata- penduduk terbanyak dan perkembangan
rata perkiraan banyak tahun yang dapat IPM yang stagnan berada di peringkat 3
ditempuh seseorang sejak lahir (Angka se-Lampung, namun masih banyak
Harapan Hidup atau X1); (b) rata – rata kasus-kasus gizi buruk di kabupaten ini.
lama sekolah penduduk usia 25 tahun Kabupaten Lampung Tengah adalah
ke atas (Rata – Rata Lama Sekolah atau salah satu kabupaten di Provinsi
X2); (c) lamanya waktu bersekolah yang Lampung yang memiliki luas wilayah
diharapkan akan dirasakan anak berusia seluas 4.789,82 km2 dan terletak pada
7 tahun ke atas di masa depan (Harapan 104°35’ sampai dengan 105°50’ Bujur
Lama Sekolah atau X3); dan (c) Timur dan 4°30” sampai dengan 4°15’
pengeluaran per kapita dan paritas daya Lintang Selatan. Kabupaten Lampung
beli (pengeluaran per kapita atau X4). Tengah yang memiliki 28 kecamatan
Sumber utama data penelitian ini dan 304 kampung/kelurahan ini
berasal dari Badan Pusat Statistik berbatasan dengan Kabupaten Tulang
(BPS), Pemerintah Kabupaten Lampung Bawang dan Kabupaten Lampung Utara
Tengah, dan Institusi Perguruan Tinggi. di bagian Utara, Kabupaten Pesawaran
Data dianalisis dengan dua di sebelah Selatan, Kabupaten Lampung
tahap, yakni analisis deskriptif dan Timur dan Kota Metro di bagian Timur,
analisis statistik. Analisis deskriptif dan Kabupaten Tanggamus dan
dilakukan dengan memberikan Kabupaten Lampung Barat di sebelah
gambaran tentang pencapaian Indeks Barat.
Pembangunan Manusia (IPM) Dari aspek demografis, pada 2016,
Kabupaten Lampung Tengah berserta penduduk Kabupaten Lampung Tengah
indikator pembentuknya. Sedangkan, berjumlah 1.250.486 jiwa (636.688 laki
analisis statistik regresi linear berganda – laki dan 613.798 perempuan).
digunakan untuk mengetahui bentuk Berdasarkan kelompok umur, populasi

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 5


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

penduduk Kabupaten Lampung Tengah Analisis deskriptif


terdiri atas kelompok umur 0 – 14 tahun Seperti ditunjukkan Grafik 1,
atau anak – anak (27,10 persen), capaian IPM Kabupaten Lampung
kelompok umur 15 – 64 tahun atau usia Tengah mengalami peningkatan setiap
produktif (66, 95 persen), dan kelompok tahunnya dan berada di atas angka IPM
umur >65 tahun atau usia lanjut (5,95 Provinsi Lampung. Sejak 2010, capaian
persen). Komposisi struktur umur ini IPM Kabupaten Lampung Tengah
memiliki rasio ketergantungan sebesar meningkat sebesar 4,19 dari 64,14 pada
49,36 persen. Artinya, setiap 100 orang 2010 menjadi 68,33 pada 2016.
penduduk produktif menanggung 49 Peningkatan ini lebih besar jika
orang penduduk tidak produktif. dibandingkan dengan Provinsi
Kabupaten Lampung Tengah Lampung yang hanya meningkat
memiliki potensi lahan basah seluas sebesar 3,94 dari 63,71 pada 2010
81.783 ha dan potensi lahan kering yang menjadi 67,65 pada 2016. Walaupun
cocok untuk pengembangan tanaman demikian, capaian IPM Provinsi
pangan dan hortikultura seluas 122.813 Lampung maupun Kabupaten Lampung
ha. Produk pertanian yang dihasilkan Tengah masih berada pada kategori
Kabupaten Tengah adalah padi sedang dan memiliki potensi yang besar
(812.788 ton), jagung (317.702 ton), ubi untuk menjadi IPM yang berkategori
kayu (1.572.178 ton). Di sektor tinggi di masa mendatang.
perkebunan, Kabupaten Tengah
menghasilkan kelapa sawit (59.298,94
ton), kelapa (6.429,51 ton), kakao
(2.969,56 ton), dan kopi (289,75 ton).
Selain perkebunan rakyat, Kabupaten
Lampung Tengah juga memiliki
perusahaan besar yang bergerak di
bidang perkebunan seperti PTP
Nusantara VII yang bergerak pada
tanaman sawit, serta Gunung Madu
Plantation dan Gula Putih Mataram
yang bergerak pada tanaman tebu dan
gula. Di sektor peternakan, Kabupaten
Lampung Tengah memproduksi sapi
(220.453 ekor), kerbau (3.082 ekor),
kambing (215.480 ekor), domba (9.296
ekor), babi (12.291 ekor), ayam buras
(974.937 ekor), ayam ras pedaging
(2.153.700 ekor), ayam ras petelur
(734.600 ekor) dan itik (108.397 ekor).
Di sektor perikanan, jumlah produksi
ikan di Kabupaten Lampung Tengah
mencapai 39.645,83 ton.

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 6


1
2
3

69 68,33
68 67,61
67,07
67 66,57
67,65
66 65,6 66,95
66,42
65 64,71
64,14 65,73
64 64,87
64,2
63 63,71
62
61
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Lampung Lampung Tengah

Grafik 1. Perkembangan IPM Kabupaten Lampung Tengah dan Provinsi.


Lampung. Sumber: BPS Provinsi Lampung (2017)

Di bidang pendidikan angka IPM sebesar 7,37 atau masih berada pada
memiliki 2 indikator, yakni yang jenjang pendidikan menengah pertama.
meliputi Rata - CC,Rata Lama Sekolah Capaian ini berada di bawah capaian
(RLS) penduduk usia >25 tahun dan RLS Provinsi Lampung yang mencapai
Harapan Lama Sekolah (HLS). Capaian 7,63 tahun dan menempatkan
RLS penduduk usia >25 tahun di Kabupaten Lampung Tengah berada
Kabupaten Lampung Tengah berada pada urutan 8 dari 15 kabupaten/kota di
pada tingkat menengah dengan capaian Provinsi Lampung (lihat Gambar 2)

12
10,88 10,56
10

8
7,63 7,28 7,53 7,55 7,37 7,71 7,33 7,12 7,24 7,84 7,48
6,87 6,83
6 6,13

Grafik 2. Perbandingan nilai RLS kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun


2016. Sumber: BPS Provinsi Lampung (2017)

Capaian RLS Kabupaten Lampung Kabupaten Lampung Tengah yang


Tengah sejalan dengan capaian HLS mencapai 12,21 dan menempatkannya
Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 7
1
2
3

pada peringkat 8 dari 15 Lampung Tengah sebesar 58,48 dan


Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. masih di bawah indeks pendidikan
Capaian ini masih berada di bawah Provinsi Lampung sebesar 59,74.
capaian IPM Provinsi Lampung sebesar Upaya peningkatan indeks pendidikan
12,21 tahun. Capaian ini artinya melalui peningkatan RLS dan HLS
bahwa lamanya sekolah yang dilakukan melalui pendekatan yang
diharapkan akan dirasakan oleh anak berbeda sesuai dengan kondisi obyektif
pada umur tertentu (7 tahun ke atas) di antar wilayah di Kabupaten Lampung
masa mendatang di Kabupaten Tengah. Peningkatan RLS dapat
Lampung Tengah adalah selama 12,21 dilakukan dengan mengubah pola pikir
tahun atau setara dengan menempuh penduduk usia >25 tahun melalui
pendidikan sampai dengan lulus SLTA beragam yang diinisiasi pemerintah
atau lebih tepatnya mampu menempuh daerah. Adapun peningkatan HLS
pendidikan tinggi hingga semester I. dapat dilakukan dengan memberikan
Capaian indikator pendidikan kemudahan kepada setiap anak usia 7
berupa RLS dan HLS di Kabupaten tahun ketas untuk mengakses
Lampung Tengah menghasilkan nilai pendidikan hingga tingkat tinggi.
indeks pendidikan IPM Kabupaten

16
14 13,67 14,27
12 12,35 12,17 11,93 11,68 12,41 12,21 12,42 12,31 12,25 12,76
11,55 11,97 11,85
11,2
10
8
6
4
2
0

Grafik 3. Perbandingan nilai HLS kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun


2016. Sumber: BPS Provinsi Lampung (2017)

Di sektor kesehatan, IPM dalam meningkatkan kesejahteraan


ditentukan oleh Angka Harapan Hidup penduduk dan meningkatkan derajat
(AHH) yaitu rata-rata tahun hidup yang kesehatan penduduk. AHH yang rendah
masih akan dijalani seseorang yang harus diikuti dengan program
telah berhasil mencapai umur tertentu di pembangunan kesehatan dan program
tahun tertentu dalam situasi mortalitas sosial lainnya termasuk kesehatan
yang berlaku di lingkungan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori
masyarakatnya. AHH merupakan alat termasuk program pemberantasan
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah kemiskinan.
Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 8
1
2
3

Capaian AHH Kabupaten Lampung AHH ini juga menempatkan Kabupaten


Tengah pada 2016 mencapai 69,15. Lampung Tengah berada pada posisi 6
Artinya, bayi-bayi yang dilahirkan dari 15 kabupaten/kota di Provinsi
menjelang tahun 2016 akan dapat hidup Lampung setelah Kota Metro, Kota
sampai 69 atau 70 tahun. Capaian AHH Bandar Lampung, Kabupaten Lampung
Kabupaten Lampung Tengah ini masih Timur, Kabupaten Tulang Bawang, dan
berada di bawah capaian AHH Provinsi Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Lampung sebesar 69,94 tahun. Capaian

72
70,75 71,05
70 69,94 69,92
69,15 69,28 68,88 69,21
68 68,49 68,3 68,58
68,05
67,61 67,32
66 66,64

64

62 62,29

60

58

56

Grafik 4. Perbandingan nilai AHH kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun


2016. Sumber: BPS Provinsi Lampung (2017)

Jika menggunakan perhitungan Upaya peningkatan AHH di


metode baru yang digunakan BPS, Kabupaten Lampung Tengah dapat
maka capaian AHH Kabupaten dilakukan dengan meningkatkan
Lampung Tengah dapat dikonversikan kesadaran ibu tentang pentingnya
ke dalam capaian indeks kesehatan kesehatan ibu dan anak serta
Kabupaten Lampung Tengah. Adapun peningkatan gizi keluarga. Dukungan
besarnya indeks kesehatan Kabupaten pemerintah daerah dalam memberikan
Lampung Tengah pada 2016 sebesar fasilitas sarana dan prasarana kesehatan
75,62 atau jika menggunakan kategori juga memiliki peran yang besar dalam
IPM berada pada posisi tinggi. Adapun upaya peningkatan AHH sehingga
capaian indeks kesehatan Provinsi sinergi program antar instansi dalam
Lampung pada 2016 mencapai 76,83. upaya peningkatan kesehatan
Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat masyarakat sangat diperlukan.
kehidupan dan kesejahteraan Di sektor ekonomi yang dijadikan
masyarakat Kabupaten Lampung penentu perhitungan IPM adalah
Tengah sudah tinggi. Pengeluaran Per Kapita (PPK)
disesuaikan yang ditentukan dari nilai
Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 9
1
2
3

PPK dan Paritas Daya Beli (PDB). atau sebesar 29.244 per hari. Capaian
Rata-rata PPK setahun diperoleh dari ini berada di atas capaian PPK
Susenas, dihitung dari level provinsi disesuaikan Provinsi Lampung sebesar
hingga level kab/kota. Rata-rata PPK 9.156 juta dan menempatkan Kabupaten
dibuat konstan/riil dengan tahun dasar Lampung Tengah berada pada posisi
2012=100. Perhitungan PDB dengan ketiga tertinggi setelah Kota Bandar
metode baru menggunakan 96 Lampung (11.266 juta) dan Kota Metro
komoditas di mana 66 komoditas (11.007 juta). Walaupun demikian,
merupakan makanan dan sisanya hasil PPK disesuaikan tersebut masih
merupakan komoditas non makanan. belum memenuhi standar hidup layak
Metode penghitungan PDB bahkan untuk memenuhi kebutuhan
menggunakan Metode Rao. hidup dasar.
Capaian PPK Kabupaten Lampung
Tengah pada 2016 sebesar 10,674 juta

12.000
11.26611.007
10.674
10.000 10.034
9.189 9.416 9.533
9.156 9.106
8.4838.212 8.411
8.000
7.099 7.450 7.616
7.055
6.000

4.000

2.000

Grafik 5. Perbandingan nilai Pengeluaran Per Kapita kabupaten/kota di Provinsi


Lampung tahun 2016. Sumber: BPS Provinsi Lampung (2017)

Capaian PPK disesuaikan Kabupaten tersedia. Peran pemerintah daerah dalam


Lampung Tengah sebesar 10,674 juta meningkatkan softskill dan hardskill
menjadikan indeks ekonomi dalam masyarakat sangat diperlukan selain
penentuan IPM sebesar 72,13 atau jika dukungan sumber-sumber pembiayaan
menggunakan peringkat IPM telah berada yang dapat dijangkau masyarakat untuk
pada kategori tinggi. Upaya peningkatan dijadikan modal dasar usaha.
PPK disesuaikan dapat dilakukan dengan
meningkatkan sumber-sumber Analisis Regresi
pendapatan bagi masyarakat dengan Sebelum melakukan analisis regresi,
memanfaatkan sumber daya yang peneliti melakukan uji asumsi klasik yang

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 10


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

meliputi uji normalitas dan uji b) Jika probabilitas < 0,05 maka
heteroskedastisitas. Uji normalitas pada distribusi dari model regresi adalah tidak
model regresi digunakan untuk menguji normal.
apakah nilai residu yang dihasilkan dari Seperti ditunjukkan Tabel 2, nilai
regresi terdistribusi secara normal atau signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed)
tidak. Model regresi yang baik adalah sebesar 0,200 yang berarti bahwa hasil
yang memiliki nilai residu yang signifikansi ini lebih dari 0,05
terdistribusi secara normal. Metode uji (0,200>0,05) dan dapat disimpulkan
normalitas dalam penelitian ini bahwa nilai residu tersebut adalah
menggunakan uji One Sample normal. Hal ini membuktikan bahwa
Kolmogorov Smirnov dengan hipotesis variabel dalam penelitian ini memiliki
sebagai berikut: sebaran data yang berdistribusi normal.
a) Jika probabilitas > 0,05 maka Dengan demikian uji statistik yang
distribusi dari model regresi adalah digunakan telah memenuhi syarat untuk
normal. diuji dengan statistik parametrik.

Tabel 2. Luaran SPSS tentang uji normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 7
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,00716117
Most Extreme Differences Absolute ,244
Positive ,244
Negative -,156
Test Statistic ,244
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Uji heteroskedastisitas digunakan dalam penelitian ini adalah uji koefisien


untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi Spearman. Mengacu ke Tabel
penyimpangan asumsi klasik 3, nilai korelasi ketiga variabel
heteroskedastisitas yaitu adanya independen dengan Unstandardized
ketidaksamaan varian dari residu untuk Residual memiliki nilai signifikansi
semua pengamatan pada model regresi. lebih dari 0,05. Karena signifikansi
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan
model regresi adalah tidak adanya bahwa tidak terjadi masalah
gejala heteroskedastisitas. Adapun heteroskedastisitas pada model regresi.
metode pengujian yang digunakan

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 11


Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 12
SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

Tabel 3. Luaran SPSS tentang korelasi parsial


Correlations
Unstandardized
IPM RLS HLS AHH PKP Residual
Spearman's IPM Correlation 1,000 1,000** 1,000** 1,000** 1,000** ,000
rho Coefficient
Sig. (2- . . . . . 1,000
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
RLS Correlation 1,000** 1,000 1,000** 1,000** 1,000** ,000
Coefficient
Sig. (2- . . . . . 1,000
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
HLS Correlation 1,000** 1,000** 1,000 1,000** 1,000** ,000
Coefficient
Sig. (2- . . . . . 1,000
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
AHH Correlation 1,000 1,000**
**
1,000 1,000
**
1,000 ,000
**

Coefficient
Sig. (2- . . . . . 1,000
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
PKP Correlation 1,000** 1,000** 1,000** 1,000** 1,000 ,000
Coefficient
Sig. (2- . . . . . 1,000
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
Unstandardized Correlation ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
Residual Coefficient
Sig. (2- 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 .
tailed)
N 7 7 7 7 7 7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Karena data penelitian memiliki


distribusi normal dan tidak mengandung juga sebaliknya. Sementara itu, korelasi
gejala heteroskedastisitas, maka antara IPM dengan HLS menghasilkan
hubungan antar variabel bisa diuji angka 0,967 yang berarti tingkat
dengan teknik regresi linier berganda. hubungan antara IPM dengan HLS
Langkah pertama adalah menguji sangat kuat. Semakin tinggi HLS,
hubungan antar variabel dengan semakin tinggi angka IPM, dan begitu
mencari nilai korelasi Pearson Product juga sebaliknya. Sedangkan korelasi
Moment. Hasil analisis korelasi antara IPM dengan AHH menghasilkan
divisualisasikan Tabel 4. Hasil angka 0,962 yang juga menunjukkan
perhitungan SPSS menunjukkan kuatnya hubungan antara IPM dan
korelasi IPM dengan RLS berada di AHH. Dengan kata lain, semakin tinggi
angka 0,931. Maknanya, hubungan AHH, maka semakin tinggi angka IPM,
antara IPM dengan RLS sangat kuat. dan begitu juga sebaliknya. Hubungan
Semakin tinggi RLS, maka akan yang sangat kuat juga ditunjukkan
semakin tinggi angka IPM, dan begitu antara IPM dengan PKP yang
Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 13
SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

menghasilkan angka 0,942. (lihat Tabel 4).

Tabel 4. Analisis korelasi parsial


Correlations
IPM RLS HLS AHH PKP
IPM Pearson Correlation 1 ,931** ,967** ,962** ,942**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,001 ,002
N 7 7 7 7 7
RLS Pearson Correlation ,931** 1 ,822* ,906** ,964**
Sig. (2-tailed) ,002 ,023 ,005 ,000
N 7 7 7 7 7
HLS Pearson Correlation ,967 **
,822* 1 ,899** ,829*
Sig. (2-tailed) ,000 ,023 ,006 ,021
N 7 7 7 7 7
AHH Pearson Correlation ,962** ,906** ,899** 1 ,947**
Sig. (2-tailed) ,001 ,005 ,006 ,001
N 7 7 7 7 7
PKP Pearson Correlation ,942** ,964** ,829* ,947** 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,021 ,001
N 7 7 7 7 7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Selanjutnya, peneliti melakukan uji hitung terlihat pada kolom terakhir


F untuk melihat apakah model regresi (sig.). Seperti ditunjukkan Tabel 5, nilai
layak atau tidak. Layak artinya model prob. F hitung (sig.) adalah 0,000, lebih
yang diestimasi handal untuk kecil dari tingkat signifikansi 0,05.
menjelaskan pengaruh variabel-variabel Dengan demikian dapat disimpulkan
bebas terhadap variabel terikat. Apabila bahwa model regresi linier yang
nilai prob. F hitung (ouput SPSS diestimasi layak digunakan untuk
ditunjukkan pada kolom sig.) lebih kecil menjelaskan pengaruh RLS, HLS,
dari tingkat kesalahan/error (alpha) 0,05 AHH, dan PKP terhadap IPM
(yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa model regresi yang
diestimasi layak, sedangkan apabila
nilai prob. F hitung lebih besar dari
tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa model regresi yang
diestimasi tidak layak. Hasil uji F dapat
dilihat pada Tabel 5. Nilai prob. F
.
Tabel 5. Luaran SPSS tentang ANOVA
ANOVA a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 14,185 4 3,546 23051,284 ,000b
Residual ,000 2 ,000
Total 14,186 6
a. Dependent Variable: IPM
b. Predictors: (Constant), PKP, HLS, RLS, AHH

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 14


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 15


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

Setelah uji F, uji t juga perlu terhadap variabel terikatnya, sedangkan


dilakukan terhadap model regresi. Uji t apabila nilai prob. t hitung lebih besar
dalam regresi linier berganda dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dimaksudkan untuk menguji apakah dikatakan bahwa variabel bebas tidak
parameter (koefisien regresi dan berpengaruh signifikan terhadap
konstanta) yang diduga untuk variabel terikatnya. Tabel 6
mengestimasi persamaan/model regresi menunjukkan bahwa nilai prob. t hitung
linier berganda sudah merupakan dari variabel bebas RLS sebesar 0,007,
parameter yang tepat atau belum. HLS sebesar 0,000, dan PKP sebesar
Maksud tepat adalah parameter tersebut 0,04. Hasil tersebut masih lebih kecil
mampu menjelaskan perilaku variabel dari 0,05 sehingga variabel bebas RLS,
bebas dalam mempengaruhi variabel HLS, dan PKP berpengaruh signifikan
terikatnya. Parameter yang diestimasi terhadap variabel terikat IPM pada
dalam regresi linier meliputi intercept alpha 5%. Dengan kata lain, RLS, HLS,
(konstanta) dan slope (koefisien dalam dan PKP berpengaruh signifikan
persamaan linier). Pada bagian ini, uji t terhadap IPM pada taraf keyakinan
difokuskan pada parameter slope 95%. Tetapi, AHH memiliki nilai prob.
(koefisien regresi) saja. Jadi uji t yang t hitung (0,28) yang lebih besar dari
dimaksud adalah uji koefisien regresi. 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
Apabila nilai prob. t hitung (ouput SPSS variabel bebas AHH tidak berpengaruh
ditunjukkan pada kolom sig.) lebih kecil signifikan terhadap IPM pada alpha 5%.
dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05
(yang telah ditentukan) maka dapat
dikatakan bahwa variabel bebas (dari t
hitung tersebut) berpengaruh signifikan

Tabel 6. Luaran SPSS tentang uji t


Coefficients a
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 7,208 4,233 1,703 ,231
RLS 1,345 ,114 ,152 11,824 ,007 ,066 15,203
HLS 1,153 ,016 ,557 70,522 ,000 ,174 5,747
AHH ,392 ,067 ,080 5,897 ,028 ,059 17,057
PKP ,001 ,000 ,258 15,070 ,004 ,037 26,999
a. Dependent Variable: IPM

Terakhir adalah membaca koefisien bebas hanya 1 saja (biasa disebut


determinasi yang menjelaskan variasi dengan Regresi Linier Sederhana),
pengaruh variabel-variabel bebas sedangkan Adjusted R-Square
terhadap variabel terikatnya atau digunakan pada saat variabel bebas
proporsi pengaruh seluruh variabel lebih dari satu. Dalam menghitung nilai
bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi penulis
koefisien determinasi dijelaskan oleh menggunakan R-Square yang
nilai RSquare atau Adjusted R-Square. mengandaikan bahwa setiap variabel
R-Square digunakan pada saat variabel independen dalam model menjelaskan

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 16


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

variasi pada variabel dependen (lihat


Tabel 7)

Tabel 7. Luaran SPSS tentang simpulan model regresi


Model Summary b
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson
Square the Estimate
1 1,000a 1,000 1,000 ,01240 2,676
a. Predictors: (Constant), PKP, HLS, RLS, AHH
b. Dependent Variable: IPM

Jika dilihat dari nilai R-Square variabel terikat, sedangkan negatif


yang besarnya 1,000 menunjukkan menunjukkan pengaruh yang
bahwa proporsi pengaruh variabel RLS, berlawanan arah. Di sebut searah
HLS, AHH, dan PKP terhadap variabel apabila variabel bebas meningkat maka
IPM sebesar 100%. Artinya, RLS, HLS, variabel terikat juga akan meningkat.
AHH, dan PKP terhadap IPM memiliki Sebaliknya, apabila variabel bebas
proporsi pengaruh sebesar 100% dan mengalami penurunan maka variabel
tidak ada variabel lain yang ada di terikat juga mengalami penurunan.
dalam model regresi linier. Berlawan arah artinya apabila variabel
Setelah estimasi model regresi bebas mengalami peningkatan maka
linier berganda dilakukan dan diuji variabel terikat akan mengalami
pemenuhan syaratnya (uji asumsi penurunan. Sebaliknya, apabila variabel
klasik) serta kelayakan modelnya, maka bebas mengalami penurunan maka
tahap terakhir adalah variabel terikat akan mengalami
menginterpretasikannya. Interpretasi peningkatan.
atau penafsiran atau penjelasan atas Besaran menjelaskan nominal
suatu model yang dihasilkan seharusnya slope persamaan regresi. Penjelasan
dilakukan setelah semua tahapan (uji tentang besaran dilakukan pada contoh
asumsi klasik dan kelayakan model) model yang diestimasi. Model
dilakukan. Interpretasi yang dilakukan (persamaan) regresi linier berganda
terhadap koefisien regresi meliputi dua yang telah diestimasi ditunjukkan Tabel
hal, yakni: tanda dan besaran. Tanda 8.
menunjukkan arah hubungan. Tanda
dapat bernilai positif atau negatif.
Positif menunjukkan pengaruh yang
searah antara variabel bebas terhadap

Tabel 8. Luaran SPSS tentang model estimasi


Coefficients a
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 7,208 4,233 1,703 ,231
RLS 1,345 ,114 ,152 11,824 ,007 ,066 15,203
HLS 1,153 ,016 ,557 70,522 ,000 ,174 5,747
AHH ,392 ,067 ,080 5,897 ,028 ,059 17,057
PKP ,001 ,000 ,258 15,070 ,004 ,037 26,999

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 17


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

a. Dependent Variable: IPM

Merujuk ke Tabel 8, maka model persamaan regresi berganda dapat diestimasi sebagai
berikut:
IPM = 7,208 + 1,345RLS + 1,153HLS + 0,392AHH + 0,001PKP + e

Koefisien RLS, HLS, AHH, dan Temuan ini menguatkan hasil riset
PKP bernilai positif tetapi besaran Arthayanti et al., (2017), Maulana &
kontribusi setiap IPM berbeda. Positif Ariwibowo (2013), dan Astri et al.,
artinya jika RLS atau HLS atau AHH (2013). Di saat bersamaan, artikel ini
atau PKP meningkat, maka IPM juga menolak temuan riset Putra (2017) yang
akan meningkat. Sebaliknya, jika RLS menyatakan bahwa pengeluaran
atau HLS atau AHH atau PKP menurut, pemerintah di sektor pendidikan dan
maka IPM juga akan menurun. pelayanan kesehatan tidak berdampak
Sementara itu, besaran efek perubahan signifikan terhadap IPM.
variabel bebas (RLS, HLS, AHH, dan Bertolak dari temuan ini,
PKP) terhadap IPM tercermin dalam peneliti merekomendasikan agar
kolom B pada Tabel 8. Jika RLS Pemerintah Provinsi Lampung dan
meningkat 1 tahun, maka nilai IPM Pemerintah Kabupaten Lampung
akan meningkat sebesar 1,345. Jika Tengah memprioritaskan sektor
RLS menurun 1 tahun, maka nilai IPM pendidikan, sektor kesehatan, dan
juga akan menurun sebesar 1,345. penguatan ekonomi masyarakat sebagai
Penjelasan seperti ini juga berlaku bagi fokus pembangunan daerah. Diperlukan
HLS, AHH, dan PKP. Dari model ini sinergi antara pemerintah daerah,
diketahui bahwa RLS dan HLS pemerintah provinsi, pemerintah pusat,
memiliki kontribusi lebih besar swasta, lembaga swadaya masyarakat,
dibandingkan AHH dan PKP terhadap serta perguruan tinggi dalam
pembentukan IPM di Kabupaten meningkatkan sektor pendidikan di
Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah.
Pemerintah Kabupaten Lampung
D. PENUTUP Tengah perlu mendesain kebijakan
Transformasi MDGs menjadi pendidikan yang memberikan
SDGs semakin menempatkan aksesibilitas masyarakat dalam
pembangunan manusia sebagai elemen menempuh jenjang pendidikan yang
penting dalam proses pembangunan, lebih tinggi seperti pemberian beasiswa,
termasuk bagi Indonesia. Riset – riset penyelenggaraan sekolah yang memadai
sebelumnya menunjukkan bahwa IPM pada wilayah terpencil, dan membangun
bisa diposisikan sebagai variabel bebas sekolah berstandar nasional guna
atau variabel terikat. Riset ini meningkatkan mutu pendidikan. Di
memosisikan IPM sebagai variabel sektor kesehatan, pemerintah daerah
terikat dan berusaha menguji hubungan beserta para pemangku kepentingan
beberapa variabel bebas (RLS, HLS, perlu terus menggalakkan upaya
AHH, dan PKP) terhadap IPM. Hasil pencegahan dan pengobatan beragam
penelitian menunjukkan bahwa semua penyakit. Sarana dan prasarana
variabel bebas memiliki hubungan kesehatan di Kabupaten Lampung
positif dengan IPM meskipun besaran Tengah juga perlu terus ditingkatkan
pengaruh berbeda antar variabel. kualitas dan kuantitasnya. Di sektor
Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 18
SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 19


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

perekonomian, Pemerintah Kabupaten Manusia di Indonesia. Jurnal


Lampung Tengah perlu memperbaiki Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis,
infrastruktur jalan untuk menarik 1(1), 77–102.
investasi yang dapat menciptakan
lapangan kerja baru bagi penduduk. BPS Provinsi Lampung. (2017).
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Provinsi Lampung Dalam Angka
Lampung Tengah juga perlu mendorong 2016. Bandar Lampung: BPS
lahirnya wirausaha baru dan Provinsi Lampung.
memfasilitasi beragam kelompok usaha
untuk mengakses layanan perbankan. Dwiyandari, L. D. Y., & Badera, I. D.
N. (2018). Pengaruh Kinerja
Keuangan pada Belanja Daerah
DAFTAR PUSTAKA dan Pertumbuhan Ekonomi dan
Amaliah, I. (2006). Pengaruh Implikasinya Pada Indeks
Pembangunan Manusia Terhadap Pembangunan Manusia. E-Jurnal
Kinerja Ekonomi DATI II di Jawa Akuntansi, 22, 1741.
Barat, 1999-2003. MIMBAR: https://doi.org/10.24843/EJA.2018.
Jurnal Sosial Dan Pembangunan, v22.i03.p04
22(2), 214–234. Retrieved from
http://ejournal.unisba.ac.id/index.p Hamid, A. (2014). Analisis Variabel
hp/mimbar/article/view/210 Pembangunan Ekonomi dan Sosial
Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Andykha, R., Handayani, H. R., & Periode 1980 - 2013 (Sebuah
Woyanti, N. (2018). Analisis Kajian dengan Pendekatan ECM
Pengaruh PDRB, Tingkat dan VECM). ESENSI: Jurnal
Pengangguran, dan IPM terhadap Bisnis Dan Manajamen, 4(1), 1–
Tingkat Kemiskinan di Provinsi 28.
Jawa Tengah. Media Ekonomi Dan
Manajemen, 33(2), 113–123. Hariwan, P., & Swaningrum, A. (2015).
Analisis Indeks Pembangunan
Arthayanti, Y., Srinadi, I. G. A. M., & Manusia Pada 5 Wilayah Hasil
Gandhiadi, G. K. (2017). Pemekaran di Jawa Barat. Jurnal
Geographically Weighted Ridge Ekonomi Kuantitatif Terapan, 8(1),
Regression dalam Kasus 72–82.
Multikolinearitas Pada Indeks
Pembangunan Manusia di Harliyani, E. M., & Haryadi, H. (2016).
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Pengaruh Kinerja Keuangan
Timur. Jurnal Matematika, 7(2), Pemerintah Daerah Terhadap
124. Indeks Pembangunan Manusia di
https://doi.org/10.24843/JMAT.20 Provinsi Jambi. Jurnal Perspektif
17.v07.i02.p89 Pembiayaan Dan Pembangunan
Daerah, 3(3), 129–140.
Astri, M., Nikensari, S. I., & W., D. H.
K. (2013). Pengaruh Pengeluaran Hasbullah, Y., Fauzi, M., Fatimah, S.,
Pemerintah Daerah pada Sektor Yuniarti, Ti., & Syarifudin, S.
Pendidikan dan Kesehatan (2013). Analisis Arah Kebijakan
terhadap Indeks Pembangunan Ekonomi terhadap Sektor
Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 20
SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 21


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

Pendidikan dalam Peningkatan Muljati, S., Triwinarto, A., & Budiman,


IPM. JEJAK: Jurnal Ekonomi Dan B. (2011). Determinan Stunting
Kebijakan, 6(2), 103–213. Pada Anak Usia 2-3 Tahun Di
https://doi.org/10.15294/jejak.v7i1. Tingkat Provinsi. Penelitian Gizi
3596 Dan Makanan, 34(1), 50–62.
Malik, A. S. (2014). Analisis Neuman, W. L. (2014). Social Research
konvergensi antar provinsi di Methods: Qualitative and
indonesia setelah pelaksanaan Quantitative Approaches. England,
otonomi daerah tahun 2001-2012. UK: Pearson Education Limited.
JEJAK: Jurnal Ekonomi Dan
Kebijakan, 7(1), 92–101. Nuryunarsih, D. (2017). Counterfeit
https://doi.org/10.15294/jejak.v7i1. Medicines in Socioeconomic
3846 Perspective. Kesmas: National
Mangkunegara, I. (2015). Pengaruh Public Health Journal, 11(4), 153.
Karakteristik Keuangan dan Hasil https://doi.org/10.21109/kesmas.v1
Pemeriksaan pada Kesejahteraan 1i4.1440
Masyarakat di Provinsi Sumatera
Utara. Jurnal Tata Kelola & Pramartha, I. M. A., & Dwirandra, A.
Akuntabilitas Keuangan Negara, A. N. B. (2018). Pengaruh
1(2), 141–155. Desentralisasi Fiskal, Belanja
Modal, dan Investasi Swasta
Mariyono, J. (2012). Corruption and terhadap Indeks Pembangunan
Welfare: A Simple Econometric Manusia. E-Jurnal Akuntansi,
Across Countries Analysis. 22(3), 2458–2482.
Economic Journal of Emerging https://doi.org/10.24843/EJA.2018.
Markets, 4(1), 63–75. v22.i03.p30
Maulana, R., & Ariwibowo, P. (2013). Putra, W. (2017). Dampak Pengeluaran
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Terhadap Pertumbuhan
Pendidikan, dan Teknologi Ekonomi dan Indeks Pembangunan
Terhadap IPM di Indonesia 2007 - Manusia di Perbatasan Indonesia.
201. JEJAK: Jurnal Ekonomi Dan Jurnal Ekonomi Bisnis Dan
Kebijakan, 6(2), 103–213. Kewirausahaan, 6(2), 120–138.
https://doi.org/10.15294/jejak.v7i1.
3596 Rustariyuni, S. D. (2014). Pengaruh
Gini Ratio, Pengeluaran Non
Mirza, D. S. (2015). Pengaruh Makanan Per Kapita, Belanja
Kemiskinan, Pertumbuhan Daerah Dan Laju Pertumbuhan
Ekonomi, dan Belanja Modal Ekonomi Pada Indeks
terhadap Indeks Pembangunan Pembangunan Manusia
Manusia di Jawa Tengah. Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali
Economics Development Analysis Periode 2004-2012. PIRAMIDA,
Journal, 4(3), 276–284. 10(1), 45–55.
https://doi.org/10.15294/EDAJ.V1I
2.474

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 22


SAWALA Volume 7 Nomor 1 2019 Halaman 48 – 66
Jurnal Administrasi Negara Dedy Hermawan1, Yulianto2, Alamsyah3
ISSN : 2598-4039 (Online) 1 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
ISSN : 2302-2231 (Print) 2 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Lampung
3 Jurusan Administrasi Negara Fisip Universitas Sriwijaya

Sandri, N. K., Putri, I. G. A. M. A. D., 150.


& Dwirandra, A. A. N. B. (2016). https://doi.org/10.20895/infotel.v8i
Kemampuan Alokasi Belanja 2.123
Modal Memoderasi Pengaruh
Kinerja Keuangan Daerah pada Setiawan, M. B., & Hakim, A. (2008).
Indeks Pembangunan Manusia. Indeks Pembangunan Manusia.
Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Jurnal Economia, 9(April), 18–26.
21(1), 71–81. Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/bs Stanton, E. A. (2007). The Human
e/article/view/22301 Development Index: A History.
Political Economy Research
Saputra, M. H., & Rizki, C. Z. (2014). Institute Working Paper,
Pengaruh Dana Otonomi Khusus 127(February), 1–36.
Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia Kabupaten/Kota di United Nations. (2015a). The
Provinsi Aceh. Quantitative Millennium Development Goals
Economic Journal, 03(04), 246-. Report 2015. New York, USA:
United Nations.
Sari, B. N., & Priati, P. (2016).
Identifikasi Keterkaitan Variabel United Nations. (2015b). Transforming
dan Prediksi Indeks Pembangunan our world: the 2030 Agenda for
Manusia (IPM) Provinsi Jawa Sustaianable Development. New York,
Barat Menggunakan Dynamic USA: United Nations.
Bayesian Networks. JURNAL
INFOTEL - Informatika
Telekomunikasi Elektronika, 8(2),

Determinan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Tengah 23

Anda mungkin juga menyukai