DISUSUN OLEH
Kedamaian dan kasih sayang serta keberakah Allah terlimpah kepada kita sekalian.
َّ الْ َح ْمدُ هَّلِل َر ِّب الْ َعال َ ِمنْي َ َو،الرمْح َ ِن َّالر ِح ِمي
الص َال ُة َّ هللا ِ ب ِْس ِم
َوال َّس َال ُم عَىَل َأرْش َ ِف ْاَألنْ ِب َيا ِء َوالْ ُم ْر َس ِلنْي َ َوعَىَل َاهِل ِ َوحَص ْ ِب ِه
َُأمْج َ ِعنْي َ َأ َّما ب َ ْعد
Artinya: “Segala puji bagi Allah Tuhan Seluruh Alam. Semoga shalawat dan keselamatan
tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.”. Amma
Bádu:
Alhamdulillah, hari ini kita diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menjalani sebagian
aktifitas kita pada hari ini.
Masya Allah dari sekian hamba Allah yang beraktifias hari ini, ternyata bapak/ ibu, teman-
teman sekalian yang terpilih oleh Allah SWT untuk bisa diringankan langkahnya, dilembutkan
hatinya, hadir disini untuk mempelajari sebagian dari tuntunan agama kita.
Semoga yang hadir saat ini mendapat karunia Allah seperti yang dijanjikan oleh Rosululloh
SAW sehingga sekeluarnya dari sini mendapatkan petunjuk dan kebaikan dari Allah SWT.
ِا ْعلَ ُم ْوٓا َان َّ َما الْ َح ٰيو ُة ادلُّ نْ َيا ل َ ِع ٌب َّولَه ٌْو َّو ِزيْنَ ٌة َّوتَ َفاخ ٌُۢر بَيْنَمُك ْ َوتَاَك ث ٌُر
ىِف ااْل َ ْم َو ِال َوااْل َ ْواَل ِدۗ مَك َث َِل غَ ْي ٍث َاجْع َ َب ْال ُكفَّ َار ن َ َباتُ ٗه مُث َّ هَي ِ ْي ُج
اب َش ِديْ ٌۙد ٌ َوىِف ااْل ٰ ِخ َر ِة عَ َذcۗفَرَت ٰ ى ُه ُم ْص َف ًّرا مُث َّ يَ ُك ْو ُن ُح َطا ًما
َّو َم ْغ ِف َر ٌة ِ ّم َن اهّٰلل ِ َو ِر ْض َو ٌان َۗو َما الْ َح ٰيو ُة ادلُّ نْ َيٓا ِااَّل َمتَا ُع الْغ ُُر ْو ِر
1
I'lamū annamal-ḥayātud-dun-yā la'ibuw wa lahwuw wa zīnatuw wa tafākhurum bainakum wa
takāṡurun fil-amwāli wal-aulād, kamaṡali gaiṡin a'jabal-kuffāra nabātuhụ ṡumma yahīju fa tarāhu
muṣfarran ṡumma yakụnu huṭāmā, wa fil-ākhirati 'ażābun syadīduw wa magfiratum minallāhi wa
riḍwān, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr
Artinya: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Perjalanan hidup manusia tidak ubahnya bagaikan kisah penyelam mutiara. Seorang
penyelam mutiara, dalam melaksanakan tugasnya selalu dibekali dengan tabung oksigen yang
terpasang dipunggungnya. Pada saat ia terjun menyelam, niatnya bulat ingin mencari tiram
mutiara sebanyak-banyaknya. Tetapi begitu ia berada di bawah permukaan laut, ia mulai lupa
pada apa yang harus dicarinya. Kenapa? Ternyata pemandangan di dalam laut sangat
mempesona. Bunga karang yang melambai-lambai seolah-oleh memanggilnya, ikan-ikan hias
berwarna-warni yang saling berkejaran dengan riangnya membuat ia terpana. Iapun lalu terlena
ikut bercanda ria, melupakan tugasnya semula untuk mencari tiram mutiara yang berada jauh di
dasar laut.
Hingga pada suatu saat, ia terkejut manakala disadarinya oksigen yang berada
dipunggungnya tinggal sedikit lagi. Timbullah rasa takutnya. Tak terbayangkan olehnya
begaimana kemarahan majikannya bila ia muncul ke permukaan tanpa membawa tiram mutiara
sebanyak yang diharapkan. Maka dengan tergopoh-gopoh ia pun berusaha untuk mencari tiram
mutiara yang ada di sekitarnya. Namun sayang, kekuatan fisiknya sudah melemah, energinya
sudah habis terkuras bercanda ria dengan keindahan alam bawah laut.
Akhirnya isi tabung oksigennya bernar-benar kosong, sehingga walaupun tiram mutiara
yang diperolehnya sangat sedikit, ia mau tidak mau harus muncul ke permukaan. Malangnya
lagi, karena tergesa-gesa ia tidak sempat mengikatkan kantongnya dengan baik sehingga ketika
tersenggol ikan yang berseliweran tiram mutiaranya yang sudah didapatnya dengan susah payah
itu sebagaian tertumpah keluar.
Dengan penuh rasa penyesalan, si penyelam berusaha meminta kesempatan ulang untuk
menyelam kembali, “tuan ijinkanlan aku untuk menyelam kembali pasti aku akan mencari tiram
2
mutiara sebanyak-banyaknya.” Namun majikannya dengan tegas menolak, “percuma engkau aku
beri kesempatan ternyata engkau hanya pandai membuang-buang oksigen saja.”
Kisah ini amat mirip dengan perjalanan hidup manusia di dunia. Tabung oksigen adalah
perlambang jatah umur manusia, tiram mutiara mengibaratkan pahala yang harus kita kumpulkan
dan tiram mutiara yang tumpah mengumpamakan pahala yang hilang karena riya, sedangkan
keindahan yang ada di dalam lautan melambangkan godaan-godaan kenikmatan duniawi dengan
harta tahta dan wanita.
Pengertian riya menurut istilah yaitu : melakukan segala amal ibadah dengan niatan agar
dipuji oleh manusia dan tidak berniat untuk beribadah kepada Allah SWT. Berikut
merupakan istilah riya menurut pendapat Imam Al-Ghazali yakni: “Riya adalah mencari
kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.”
Riya adalah dimana seseorang melakukan amal kebaikan bukan karena di niatkan kepada
Allah SWT, melainkan karena niat ibadahnya ingin dipandang oleh manusia dengan cara
memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya seseorang tersebut
mendapatkan pujian dan penghargaan, dengan harapan bahwa orang lain agar
menghormatinya dan tidak meremehkannya.
Hukum Riya’
Perbuatan riya’ termasuk ke dalam syirik kecil sehingga dilarang oleh agama Islam dan
hukumnya adalah haram. Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
Jenis – Jenis Riya’
1. Riya’ dalam niat
Berkaitan dengan niat di dalam hati seseorang yang merupakan awal daripada setiap perbuatan
yang menyebabkan tidak adanya rasa ikhlas. Dalam sebuah hadist yang artinya;
“Aku mendengar Umar bin Khattab berkata di atas mimbar; ‘Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda; ‘Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi
setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan.” (H. R. Bukhari Muslim).
2. Riya’ dalam perbuatan
Lanjutan daripada niat di dalam hati tadi, yakni menunjukkan segala tindak perbuatan atau
ibadah dihadapan orang lain dengan tujuan untuk diperhatikan dan mendapat pujian. Macam-
macam riya’ dalam perbuatan adalah:
Riya’ badan. Misalnya; memamerkan tubuh yang kurus tanda rajin berpuasa.
3
Riya’ dalam pakaian. Misalnya; menganakan pakaian yang sesuai dengan syar’i agar dianggap
sebagai orang yang alim.
Riya’ dalam ucapan. Misalnya; membaca Al-Qur’an dengan suara yang, merdu dan fasih
dihadapan orang agar dipuji.
Serius dan giat bekerja ketika mendapat pujian, dan sebaliknya, akan malas jika tidak ada yang
memerhatikan atau tidak ada yang memberi penghargaan. Bahkan cenderung melepas tanggung
jawab atas pekerjaan tersebut apabila ada orang lain yang mencela.
Saat bekerja kelompok akan sangat bersemangat dan profesional, namun menjadi sangat malas
saat mengerjakan sesuatu sendirian.
Ketika berada dihadapan banyak orang akan selalu mawas diri daripada perbuatan yang
melanggar perintah Allah SWT. Sebaliknya, saat orang lain tidak melihat maka akan melakukan
perbuata-perbuatan yang tercela.
“Dan apabila mereka (kaum munafikin) berdiri mengerjakan shalat, maka mereka berdiri
dalam keadaan malas dan riya’ di hadapan manusia dan tidaklah mereka mengingat Allah
kecuali sedikit sekali.” (Q. S. An Nisa ayat 142).
Jamaah yang dirahmati Allah
11 Jenis Riya
Berikut ini adalah 11 jenis riya yang tanpa sadar sering kita lakukan
4
1. Seseorang yang riya tentunya melakukan ibadah dengan tujuan agar dipandang oleh
orang lain dan mendapatkan pujian dari orang lain. Seseorang yang riya juga tidak
menunjukkan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah dan ini termasuk jenis nifaq.
2. Seseorang hamba ketika melakukan ibadah dengan tujuan dan keinginannya ikhlas
karena Allah, namun ketika orang lain melihat ibadahnya bagus dan memujinya, maka
seseorang tersebut lebih giat dalam beribadah serta membaguskan ibadahnya, maka hal
ini termasuk ke dalam perbuatan syirik tersembunyi.
3. Seseorang hamba melakukan ibadah pada awalnya ikhlas karena Allah SWT dan sampai
selesai keadaannya pun masih ikhlas, namun pada akhirnya ada orang lain yang
memujinya dan seseorang hamba tersebut merasa bangga dengan pujian orang lain
tersebut maka itu merupakan perbuatan riya
4. Riya badaniyah adalah jenis perbuatan riya dengan menampakkan badan atau jasadnya
kurus karena banyaknya ibadah kepada Allah SWT dengan menceritakan kepada orang
lain maka perbuatan tersebut dikatakan riya
5. Riya dari sisi penampilan atau model. Seperti orang yang berpenampilan compang-
camping agar ia dilihat seperti orang yang berlaku atau berbuat zuhud.
7. Seseorang yang riya tentunya akan memamerkan amalannya kepada orang lain, seperti
contoh seseorang tersebut beramal kepada fakir miskin lalu menceritakannya kepada
orang lain.
8. Riya dengan teman-teman dan orang lain yang sedang mengunjunginya. Misalnya :
teman-teman atau orang-orang yang mengujunginya dan berteman dengannya adalah
para ustad atau ulama, maka seseorang tersebut menjadi bangga dan mengharapkan
mendapat pujian dari orang lain, maka hal tersebut adalah riya
9. Riya dengan mencela dirinya di hadapan manusia, seperti : aku ini hanyalah manusia
biasa yang penuh dengan dosa, lalu orang lain menjawab oh tidak kamu adalah manusia
yang sempurna dibandingkan saya. Dan seseorang tersebut menjadi bangga, maka hal
tersebut dikatakan riya.
10. Ketika seseorang melakukan amalan dengan ketaatan dan tidak menginginkan
seorangpun tahu mengenai amalnya tersebut karena seseorang tersebut tidak ingin tenar.
Akan tetapi jika seseorang tersebut dilihat oleh orang lain, seseorang tersebut
menginginkan jabatan atau kehormatan yang diawali dengan pengucapan salam.
11. Menjadikan perbuatan ikhlasnya itu sebagai wasilah terhadap apa-apa yang di inginkan.
Serta menjadikan perbuatan ikhlasnya sebagai jaminan bahwa Allah SWT kelak akan
mengambulkan doa-doa yang di panjatkannya.
5
Beberapa Perkara yang Disangka Riya dan Syirik
Pada dasarnya, perbuatan riya’ itulah adalah didasarkan daripada niatnya dalam mengerjakan
amal ibadah yang ditujukan kepada selain Allah SWT. Oleh karena niat, orang lain tidak akan
tahu bahwa apa yang dikerjakan itu tujuannya adalah untuk mendapat pujian. Oleh sebab itu,
baiknya mengenali beberapa perkara yang kebanyakan dikira riya’ dan syirik, padahal bukan.
Tidak dengan sengaja mendapat pujian dari orang lain atas perbuatan baik yang dilakukan. Dari
Abu Dzar: “Ditanyakan kepada Rasulullah SAW;
“Beritakan kepadaku tentang seseorang yang melakukan amalan kebaikan dan orang-orang
memujinya padanya!” Beliau bersabda: “itu adalah kabar gembira yang segera bagi seorang
mukmin.” (H. R. Muslim).
Ibadah yang dilakukan dengan giat tidak hanya dihadapan orang lain tapi juga saat sendirian.
Membaguskan pakaian bukan untuk pamer atau ingin dipuji melainkan karena Allah SWT
menyukai keindahan. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Nabi Muhammada SAW bersabda yang
artinya;
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi”.
Seorang laki-laki bertanya : “Ada seseorang suka bajunya bagus dan sandalnya bagus (apakah
termasuk kesombongan?)”. Beliau menjawab : “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai
keindahan kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (H. R.
Muslim).
Tidak membeberkan atau menceritakan dosa sendiri, bukan maksud untuk menutupi kekurangan
agar hanya dilihat kebaikannya. Tapi berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya;
“Semua umatku akan diampuni (atau : tidak boleh dighibah) kecuali orang yang melakukan
kemaksiatan dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan kemaksiatan
dengan terang-terangan, yaitu seseorang yang melakukan perbuatan (kemaksiatan) pada waktu
malam dan Allah telah menutupinya (yakni, tidak ada orang yang mengetahuinya), lalu ketika
pagi dia mengatakan : “Hai Fulan, kemarin aku melakukan ini dan itu”, padahal pada waktu
malam Allah telah menutupinya, namun ketika masuk waktu pagi dia membuka tirai Allah
terhadapnya. ” (H. R Bukhari dan Muslim).
Seorang hamba Allah yang memperoleh ketenaran di antara sesama manusia bukan karena ia
sendiri yang mencarinya sehingga tidak ada unsur ujub di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda
yang artinya;
“Maukah kalian aku beritakan tentang penghuni neraka ; yaitu setiap orang yang berperangai
jahat serta kasar, orang gemuk yang berlebih-lebihan dalam berjalannya, dan orang-orang
yang sombong,” (H. R Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Jamaah yang dirahmati Allah
6
Agar Terbebas dari Riya’
1. Luruskan niat, ingatlah bahwa segala macam perbuatan kita tergantung pada niat. Apabila niat
kita lillahi ta’ala hanya karena Allah maka insyaAllah itu akan dicatat sebagai pahala.
2. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Manusia adalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan, oleh karena itu jangan pernah lelah
berdoa kepada Allah agar diperkuat keimanan dan dilingdungi dari bisikan syetan
hendaknya kita menyadari bahwa kita hanyalah hamba Allah. Ciptaan Allah, tak ada yang kita
miliki di dunia ini. Semua hanya titipan yang bersifat fana dan pasti akan musnah
4. Mengendalikan hati.
Berusaha mengendalikan hati agar tidak terbuai dengan pujian manusia. Terkadang pujian bisa
menjadi racun hingga membuat kita riya.
5. Memperbanyak bersyukur.
Percayalah pujian dari manusia tidak akan berlangsung selamanya. Lebih mensyukuri apa yang
ada dan niatkan segala sesuatu hanya untuk Allah SWT.
Aktifitas dzikir membuat kita terus-menerus mengingat Allah, dengan demikian syaitan akan
sulit mencari celah untuk masuk.
Cukup diri sendiri dan Alla ta’ala yang tahu. Sembunyikan amal kebaikan layaknya kita
menyembunyikan a’ib-a’ib dalam diri.
8. Belajar ikhlas.
Seseorang yang beramal dengan niat ikhlas dan tidak berharap pujian dari orang lain maka
insyaAllah amalnya diterima Allah SWT.
9. Mengingat kematian.
Cobalah memperbanyak mengingat kematian bahwa hidup itu tidak akan selamanya.
Salah satu ciri orang riya itu ibadahnya tidak rutin, kebiasaan ini semakin menjauhkan dari Allah
SWT.
7
11. Orang tidak berilmu biasanya mudah terjerumus kejalan yang sesat. Oleh karena itu agar tidak
terbawa pada keburukan maka perbanyaklah menggali ilmu pengetahuan khususnya ilmu
agama.
12. Menyadari bahwa Allah selalu mengawasi.
Walaupun kita tidak bisa melihat Allah tetapi Allah SWT selalu mengawasi kita.
Ketahuilah bahwa riya itu sifat yang sangat berbahaya karena bisa menjerumuskan kita ke neraka
dan riya juga syirik kecil menghapus amalan pahala dan dianggap lebih kejam dari fitnah dajjal.
Walaupun kita banyak memiliki harta, kerabat atau teman sebaiknya janganlah bersikap
sombong. Kesederhanaan membuat kira menjadi sosok yang lebih baik, ikhlas dan tidak mudah
melakukan riya.
Kita manusia adalah tempatnya dosa dan khilap. Oleh karena itu perbanyaklah beristighfar agar
dosa-dosa kita dihapus oleh Allah dan teruslah memperbaiki diri dan bertaubat dari perbuatan-
perbuatan tercela.
Adanya hawa nafsu membuat dunia terlihat semakin indah dalam pandangan manusia.
Syaitan pun tidak pernah berhenti ikut serta menggoda keimanan kita, mereka paham betul
bagaimana memoles sesuatu agar manusia tergoda dengan bisikannya. Sampai-sampai akibat
seringnya kita tergoda oleh bisikan syaitan, harta, tahta dan wanita menjadi sesuatu yang
dianggap sering membuat manusia lalai, padahal sebenarnya tidak ada yang salah pada harta,
tahta ada wanita semuanya sama-sama netral, jika manusia mengendalikan diri dan berperilaku
bijak ketika berhadapan dengan harta, tahta dan wanita, tentu, justru akan membawa berkah.
Harta misalnya tak ada yang salah sebenarnya dengan harta. Bahkan ada banyak ayat
yang memerintahkan kita untuk bekerja dan kita kita tahu dengan bekerja kita mendapat barta
sedangkan harkat harta yang kita dapat merupakan salahsatu berntuk dari rejeki yang kita
peroleh dari bekerja.
8
}١١ { َو َج َعلْ َن الهَّن َ َار َم َع َاشا
Waja’alnan-nahâra ma’âsyâ
Lantas mengapa harta sering dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan dipenuhi dengan
keburukan. Jika kita renungkan, ternyata yang membuat keburukan itu muncul bukan karena
hartanya melainkan karena hawa nafsu dan bisikan syaitanlah yang menggoda manusia untuk
mengelola harta dengan cara yang tidak baik.
Harta menjadi buruk karena manusianya yang tergoda untuk menghalalkan segala cara
dalam memperoleh dan menggunakan hartanya. Godaan harta ini akan datang dari berbagai sisi.
Allah SWT mensyariatkan berbagai cara dalam mendapatkan harta yang semuanya dibangun di
atas keadilan dan jauh dari perbuatan dholim, perbuatan jahat atau menyakiti orang lain. Godaan
harta ini juga datang dari sisi perhatian dan keinginan sesorang terhadapnya sehingga membuat
kesibukkannya hanyalah mencari harta. Mulai aktifitasnya setelah bangun tidur sampai kembali
kerumahnya untuk beristirahat yang dipikirkan hanya hara. Bahkan saat tidurpun yang diimpikan
adalah mencari harta. Lebih dari itu saat shalatpun pikirannya dipenubi dengan harta. Seakan-
akan dirinya diciptakan untuk sekedar mencari harta.
Padahal dengan perhatian dan keinginan yang berlebihan hingga melalaikan akhirat,
sesorang tidak akan mendapatkan rizki kccuali yang telah Allah ta’ala tetapkan untuk dirinya
orang yang demikian tentunya orang yang tertipu serta terjatuh pada godaan dunia. Sehingga
memusatkan selurun pikiran dan kesibukannya untuk harta. Dia menjadikan dunia bersemayam
dihatinya sehingga lupa dari beribadah kepada Allah SWT
Godaan harta juga akan muncul dari sisi penggunaannya. Dari sisi ini kita dapat sebagian
orang yang berharta memiliki sifat pelit, sehingga tidak mau mengeluarkan zakatnya, tidak
mau menjalankan kewajiban berinfak. Kaarena itu siapapun di antara kita harus hati-hati dan
senantiasa takut tergoda harta ini. Betapa banyak orang yang berilmu dari kita terjatuh pada
penyimpangan-penyimpangan. Padahal harta secara umum akan menarik pemiliknya untuk
memenuhi keinginan-keinginan syahwatnya. Akibat memenuhi keinginannya, seseorang
akan terseret hidup bermewah-mewah kemudian membuat dirinya sombong dan angkuh.
Hal yang sama juga berlaku pada tahta dan wanita karena semua bersifat netral.
Adanya kata wanita dalam kalimat pertanyaan di atas mengesankan bahwa pertanyaan ini hanya
berlaku untuk subjek laki-laki. Tetapi, jika kata “wanita” diganti dengan “pria” maka kesan yang
timbul adalah kebalikannya, bahwa subjek yang menjadi fokus adalah wanita, oleh sebab itu
9
akan lebih pas jika kata “wanita” dalam pertanyaan di atas diganti “syahwat”. Fakta
menunjukkan bahwa bukan hanya pria yang bisa jatuh karena harta, tahta dan syahwat, tetapi
juga wanita.
Harta, tahta dan wanita sering disebut sebagai sumber fitnah dunia, wanita sering disebut-
sebut sebagai sumber fitnah dunia. Fitnah wanita termasuk salah satu cobaan terbesar yang
berbahaya bagi kaum laki-laki. Karena wanita seorang suami bisa melakukan korupsi karena
wanita seorang suami bisa terpisah dari istri dan anak-anaknya, karena wanita pula dua orang
laki-laki berkelahii hingga tertumpah darahnya, karena wanita pula seseorang yang cerdas dapat
hilang dengan sekejap kecerdasannya kemudian berubah layaknya seorang robot yang siap dan
bisa dengan mudah diperintah oleh tuannya yang bernama perempuan. Karena alasan itulah
dikatakan bahwa seorang wanita bisa menjadi sumber fitnah.
Lantas perkara apa saja yang menjadikan wanita bisa menjadi sumber fitnah?
Alasan-alasan mengapa wanita selalu disebut sebagai sumber fitnah bagi laki-laki?
Adapun jalan keluarnya agar perempuan tidak keluar rumah walaupun itu dekat
kecuali dengan memakai hijab.
10
Jamaah yang dirahmati Allah
4. Belum menikah.
Perempuan yang sehat jasmani dan rohani tentu berkeinginan menikah, maka dari
itu kalau sudah baligh hendaknya segera menikah. Jika tidak maka fitnah besar
karena dia akan mempercantik diri, sering keluar rumah, membuka aurat, keluar
tanpa mahramnya, senang bergaul dengan pria, senang memakai parfum.
Oleh karena itu solusinya bagi orangtua hendaknya segeraa mencarikan jodoh
bagi putrinya.
(HR. At- Tirmidzi), “jika datang kepadamu orang yang kamu senangi agama dan
akhlaknya, maka nikahkan (putrimu) dengannya jika tidak maka akan terjadi
fitnah di permukaan bumi dan terjadi kerusakan.”
5. Pakaian.
(HR Muslim): “ada dua golongan dari pernghuni neraka yang aku belum pernah
melihat mereka yaitu suatu kaum yang menyandang pecut seperti seekor sapi
yang dipakai untuk memukuli orang-orang. Dan wanita-wanita berpakaian tapi
telanjang mereka melenggang bergoyang, rambutnya ibarat punuk unta yang
miring, mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang
sebenarnya dapat dirasakan dari sekian dan sekian.”
Karena itu, bahwa tak ada jalan lain bagi wanita agar tidak menjadi sumber fitnah, maka
dia harus menjadi perempuan solehah dengan mentaati perintah Allah Subhanahu wata’ala dan
Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasalam, jika sudah bersuami maka taatlah kepada suaminya, jika
belum maka taatlah kepada kedua orang tuanya.
11
Jamaah yang dirahmati Allah
Adanya harta, tahta dan wanita dalam hidup kita bisa menjerumuskan kita ke
neraka dan juga bisa membawa kita ke surga. Semuanya tergantung dari kita.
Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan. Semoga ceramah ini dapat
bermanfaat terutama untuk saya dan untuk kita semua.
12