Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN ANTE NATAL CARE (ANC)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners


Stase Maternitas

FITRIA KHOERUN NAFISAH


221FK09030

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa yang di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) di hitung
dari hari pertama haid terakhir (Depkes RI, 2005).
Kehamilan adalah seorang yang mengandung sel telur yang telah dibuahi oleh
seperma. Proses kehamilan merupakan satu mata rantai yang berkesinambungan
yang dimulai dari ovulasi (pelepasan ovum), terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
lalu terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, setelah itu terjadi nidasi pada uterus,
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai aterm (Prawiroharjo,
Sarwono, 2005).
2. Fase Kehamilan
a. Menurut Varney, 2007
1) Trimester pertama berlangsung pada minggu pertama sampai minggu ke-12
(12 minggu)
2) Trimester kedua berlangsung pada minggu ke-13 sampai minggu ke-27 (15
minggu)
3) Trimester ketiga berlangsung pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40 (13
minggu)
b. Menurut Sarwono, 2002
1) Trimester pertama (antara 0-12 minggu)
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
c. Menurut Hanifa, 2002
1) Triwulan pertama (antara 0-12 minggu)
2) Triwulan kedua (antara 12-28 minggu)
3) Triwulan ketiga (antara 28-40 minggu)
3. Tanda – Tanda Kehamilan
a. Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil
1) Amenore (terlambat datang bulan)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel
degraaf dan ovulasi.
b) Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle
dapat ditentukan perkiraan persalinan
2) Mual (nausea) dan muntah
a) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan.
b) Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan
morning sickness.
c) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
4) Sinkope atau pingsan
a) Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
b) Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
5) Payudara Tegang
a) Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak air, dan garam pada payudara.
b) Payudara membesar dan tegang
c) Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama.
6) Sering miksi
a) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi.
b) Pada triwulan kedua sudah menghilang
7) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
8) Pingmentasi kulit
a) Sekitar pipi: cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi kulit pada muka.
b) Dinding Perut
(1) Strie lividae
(2) Strie nigra
(3) Linea alba makin hitam
9) Perubahan sekitar payudara
a) Hiperpigmentasi areola mamae
b) Puting susu makin menonjol
c) Kelenjar montgomery menonjol
d) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
10) Epulis
Hipertropi gusi disebut epulis bisa terjadi bila hamil
11) Varices atau penampakan pembuluh darah vena
a) Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.
b) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna,
kaki dan betis, dan payudara
c) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.

12) Probabilitas / Tanda tidak pasti kehamilan


a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
b) Pada pemeriksaan dapat dijumpai:
(1) Tanda Hegar’s
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah
isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2
jari dalam forniks posterior & tangan satunya pada dnding perut
atas symphyse, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus
uteri sama sekali terpisah dari cerviks.
(2) Tanda chadwicks (kebiruan pada vulva dan vagina)
Warna selaput lendir vulva & vagina menjadi
ungu.
(3) Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas
ke jurusan pembesaran tersebut.
(4) Ballotement
Adanya lentingan janin dalam uterus saat palpasi
(5) Braxton hick’s
Pada saat palpasi atau waktu toucher, rahim yang lunak
sekonyong- konyong menjdi keras karena berkontraksi.
c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
positif Sebagian kemungkinan positif
palsu
13) Absolut / Tanda pasti kehamilan
a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
b) Teraba bagian anak oleh pemeriksa
c) Terlihat hasil konsepsi dengan USG
d) Teraba gerakan janin oleh pemeriksa
4. Diagnos Banding Kehamilan
Pembesaran perut wanita tidak selamanya menjadi tanda suatu kehamilan,
sehingga perlu dilakukan diagnosis banding diantaranya:
a. Hamil palsu (pseudocyesis) atau kehamilan spuria
Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan
tes biologis menunjukkan kehamilan.
b. Tumor kandungan atau mioma uteri
1) Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak disertai tanda hamil
2) Bentuk pembesaran tidak merata
3) Perdarahan banyak saat menstruasi
c. Kista ovarium
1) Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil
2) Datang bulan terus berlangsung
3) Lamanya pembesaran perut dpat melampaui umur kehamilan
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif
d. Hematometa
1) Terlambat datang bulan yang dapat melampaui umur hamil
2) Perut terasa sakit setiap bulan
3) Terjadi penumpukkan darah dalam Rahim
4) Tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang positif
5) Sebab himen in perforate
e. Kandung kemih yang penuh
Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan menghilang.
5. Perubahan Pada Kehamilan
a. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis
1) Perubahan Pada Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior
dan pengaruh kelenjar suprarenalis. (Manuaba, 1998).
Melasma di wajah yang biasa di sebut cloasma atau topeng kehamilan,
adalah bercak pada kulit di derah tonjolan maksila dan dahi khususnya pada
wanita hamil berkulit hitam. (Bobak, dkk. 2005).
Linea nigra adalah garis pigmentasi dari daerah symfisis pubis sampai
bagian atas fundus di garis tengah tubuh dan stria gravidarum atau tanda
regangan akan terlihat di bagian bawah abdomen. (Bobak, dkk. 2005).
2) Perubahan Kelenjar
Perubahan kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk
seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
3) Perubahan Payudara
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone Somatomatropin,
esterogen, dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu.
(Wiknjosastro, Hanifa. 2007).
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di
payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Putting susu dan
areola menjadi lebih berpigmen dan lebih erektil. Hipertrofi kelenjar
sebasea / lemak yang muncul di areola primer dan tdisebut Tuberkel
Montgomery. (Bobak, dkk. 2005)
4) Perubahan Uterus
Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama di bawah pengaruh
esterogen dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada
dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus.
Berat uterus normal < 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu)
berat uterus menjadi 1000gram dengan panjang < 20 cm dan dinding ± 2,5
cm (Wiknjosastro, Hanifa. 2007).
Selama minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan
limfe mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya uterus, servik
dan istmus melunak secara progresif dan servik menjadi agak kebiruan,
yang disebut “Tanda Chadwick” (Bobak, dkk. 2005).
Pada sekitar minggu ke 7 dan ke 8, terlihat pola pelunakan uterus
sebagai berikut: istmus melunak dan dapat ditekan (Tanda Hegar), servik
melunak (Tanda Goodell), dan fundus pada serviks mulai fleksi (Tanda
McDonald). (Bobak, dkk. 2005).
5) Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormone esterogen mengalami perubahan
pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah, agak kebiruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick.
Warna porsio pun tampak livide (Wiknjosastro, Hanifa. 2007).
Selama hamil, pH sekresi vagina menjadi lebih asam. Peningkatan pH
ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Dan
peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul menyebabkan
peningkatan sensitivitas yang menyolok, yang menyebabkan peningkatan
keinginan dan bangkitan seksual, terutama selama trimester kedua (Bobak,
dkk. 2005).
6) Perubahan pada tungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua,
sering terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan
uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau kiri.
7) Perubahan pada sikap tubuh
Sikap tubuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar.
8) Sistem sirkulasi darah
Perubahan sistem sirkulasi darah menurut Mochtar, Rustam (1998)
adalah:
a) Volume Darah
Volume darah total dan volume plasma darah meningkat pesat
sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak,
kira – kira 20 %, dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti
curah jantung yang meningkat sebanyak ± 30 %.
b) Protein darah
Jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam
triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan.
Beta – globulin dan fibrinogen terus meningkat.
c) Hitung jenis dan haemoglobin (Hb)
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume
plasma darah. Konsentrasi Hb menurun, ini disebabkan volume plasma
yang meningkat.
d) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama
trimester kedua, dan akan naik lagi seperti pra hamil. Nadi biasanya
naik, rata – rata 84 x / menit
e) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira – kira 30% setelah kehamilan 3
bulan dan menurun lagi pada minggu terakhir kehamilan.
9) Sistem pernafasan
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat,
ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25% dari biasanya
(Manuaba, 1998).
10) Sistem pencernaan
Saliva meningkat, dan pada trimester pertama mengeluh mual dan
muntah. Tonus otot saluran pencernaan melemah, sehingga motilitas dan
makanan lebih lama berada dalam saluran makanan. Gejala muntah / emesis
gravidarum sering terjadi biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi /
morning sickness (Mochtar, Rustam. 1998).
11) Traktus urinarus
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan
tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Filtras pada
glomerulus bertambah sekitar 69 – 70%. (Manuaba, 1998).
a) Metabolisme
Menurut Manuaba (1998), perubahan metabolisme pada ibu hamil
yaitu sebagai berikut:
(1) Metabolisme basal naik sebesar 15 – 20% dari semula.
(2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan 155 mEq/liter
menjadi 145 mEq/liter.
(3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi. Dalam makanan
diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur
ayam tiap hari.
(4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
(5) BB ibu hamil bertambah
b) Perubahan dan Adaptasi Psikologis
(1) Perubahan pisikologis ibu
Trimester pertama Trimester pertama sering dianggap sebagai
periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah
terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan
tehadap kenyataan ini dan arti bagi semua ini bagi dirinya
merupakan tugas psikologis yang paling penting bagi dirinya.
Salam trimester ini wanita menjadi ambivalen. Kurang lebih 80%
wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi,
dan kesedihan. Akan tetapi bagi wanita terutama mereka yang
telah merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk
hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa dirinya
telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal
tubuhnya
(2) Trimeste II
Trimester kedua sering di kenal sebagai periode kesehatan
yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas
dari segala rasa ketidaknyamanan yang normal yang dialami oleh
ibu hamil. Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yakni fase pra-
queckning dan pasca quickening. Quickening menunjukkan
kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis
utamanya pada trimester ini yakni mengembangkan identitas
sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester
kedua, kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata
dalam hubungan seksual mereka dibandingkan dengan trimester I
dan sebelum hamil. Trimester kedua hampir terbebas dari segala
ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi
masalah besar, lubrikasi vagina menjadi semakin banyak pada
masa ini, kekemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah yang
sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut
mereda, dan ia telah mengalami perubahan dari seorang menuntut
kasih sayang dari ibunya menjadi seorang pencari kasih sayang
dari pasangannya, dan semua factor ini turut mempengaruhi
peningkatan libido dan kepuasan seksual.
(3) Trimester III
Trimester ketiga ini sering disebut periode penantian dengan
penuh kewaspadaan. Ia mulai menyadari kehadiran bayi sebagi
makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menantikan
kelahiran sang bayi. Dalam trimester ini merupakan waktu
persiapan yang aktif menantikan kelahiran bayinya. Hal ini
membuat ia berjaga-jaga dan menunggu tanda dan gejala
persalinan.
Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu merasa
cemas dengan kehidupan bayinya dan dirinya sendiri, seperti :
apakah bayinya nanti akan lahir abnormal, terkait dengan
persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali dan hal –hal
lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia
akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya
sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami
cedera akibat tendangan bayi.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang
semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa
canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang
sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Hasrat untuk
melakukan hubungan seksual akan menghilang seiring dengan
membesarnya abdomen yang menjadi penghalang. Alternative
possisi dalam berhubungan seksual dan metode alternative untuk
mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan
perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara- cara
tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan
konsultasi mereka dengan tenaga kesehatan menjadi sangat
penting.

B. Ante Natal Care (ANC)


1. Pengertian
Ante natal care (ANC) adalah usaha yang dilakukan pada waktu hamil dengan
tujuan mempersiapkan ibu dalam masa hamil agar waktu melahirkan dan
sesudahnya dalam keadaan baik, baik ibu dan bayinya. (Sarwono, 2002).
Ante natal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 1998).
2. Tujuan Ante Natal Care (ANC)
Menurut Manuaba (1998), secara khusus pengawasan ante natal bertujuan
sebagai berikut :
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam
kehamilan, saat persalinan dan kala nipas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas.
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
3. Frekuensi Kunjungan Ante Natal Care (ANC)
Menurut Saifuddin, AB (2002), sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal, yaitu :
a. 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).
b. 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28).
c. 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah
minggu ke 36).
4. Informasi saat Kunjungan Ante Natal Care (ANC)
a. Trimester I (Sebelum minggu ke 14)
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya.
3) Melakukan tindakan pencegahan, seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan persiapan menghadapi komplikasi.
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan dan istirahat).
b. Trimester II (Sebelum minggu ke 28)
Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsia
(tanya ibu tentang gejala pre eklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui proteinuria)
c. Trimester III (Sesudah minggu ke 36)
Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau
kondisi lain yang memerlukan kelahiran di RS.
5. Nasehat untuk Ibu Hamil
a. Diet
Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna. Karena
kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan sebuah telur
sehari. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya BB sekitar 6,5 – 15 Kg
selama hamil. BB yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapat
perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan BB
tidak boleh > ½ kg / minggu (Manuaba, 1998).
b. Pekerjaan Rumah
Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai dengan kemampuan,
dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan (Manuaba, 1998).
c. Wanita Bekerja Diluar Rumah
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk berkarya asalkan dikerjakan
dengan pengertian sedang hamil. Wanita karier yang sedang hamil mendapatkan
hak cuti hamil selama tiga bulan, yang dapat diambil sebelum menjelang
kelahiran dan dua bulan setelah persalinan (Manuaba,1998).
d. Pakaian Hamil
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari
katun, sehingga mempunyai kemampuan menyerap, terutama pakaian dalam.
Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan
untuk menyangga payudara yang makin berkembang. Pakaian dalam sering
diganti untuk menjaga kebersihan dan menghalangi suasana lembab di sekitar
pelipatan (Manuaba, 1998).
e. Hubungan seksual
Menurut Manuaba (1998), hamil bukan merupakan halangan untuk
melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan
bila :
1) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau
panas.
2) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
3) Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.
4) Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami gugur
kandung, persalinan sebelum waktunya, mengalammi kematian dalam
kandungan, sekitar dua minggu sebelum persalinan.
f. Perawatan payudara
Menurut Manuaba (1998), perawatan payudara sebelum lahir bertujuan
untuk memelihara hygiene payudara, melenturkan / menguatkan putinng susu,
dan mengelurakan putting susu yang datar. Tehnik perawatannya adalah :
1) Kompres putting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas / lap
yang dibasahi minyak.
2) Bersihkan putting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang
bersih.
3) Pegang kedua putting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar ke dalam
20 kali, keluar 20 kali.
4) Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari
panngkal menuju putting susu sebanyak 30 kali.
5) Kemudian pijat daerah areola sehinga keluar cairan 1 – 2 tetes untuk
memastikan saluran susu tidak tersumbat.
6) Pakailah BH yang menyokong payudara.
g. Pemberian oabat-obatan imunisasi
Menurut Manuaba (1998), pengobatan penyakit saat hamil harus selalu
memperhatikan apakah obat tersebut berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin. Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat menurunkan
angka kematian bayi karenainfeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan
2 kali selama hamil.
h. Persiapan persalinan dan laktasi
Salah satu tujuan persiapan persalinan adalah untuk meningkatkan
kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan laktasi.
Untuk dapat mencapai kesehatan optimal menjelang persalinan perlu dilakukan
dua langkah penting yaitu melakukan senam hamil dan mempersiapkan keadaan
puyudara untuk laktasi (Manuaba, 1998)
i. Senam hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot
sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan
normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak
terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit
ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan gestosis,
hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil
dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 – 28 minggu.
6. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Berkaitan dengan ibu
Menurut Saifuddin (2002), tanda bahaya ibu hamil adalah :
1) Perdarahan peervaginam
2) Sakit kepala lebih dari biasa
3) Gangguan penglihatan
4) Pembengkakan pada wajah dan tangan
5) Nyeri abdomen / epigastrik
b. Berkaitan dengan janin
Menurut Manuaba (1998), tanda bahaya pada janin adalah :
1) Badan panas disertai tanda infeksi lainnya
2) Gerak janin terasa berkurang atau menghilang
3) Perut terasa semakin kecil
7. Pathway

C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik.
b. Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20
sampai 30 tahun.
c. Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi
bila diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat
tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan
lingkungannya.
d. Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
e. Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien.
f. Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
g. Ststus perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah
kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
h. Lama perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal).
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong
pasien/klien datang mencari pertolongan.
b. Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai
kapan
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak,
umur kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan,
teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai
didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah mual,
muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah
bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan
lain-lain.
d. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus
haid berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan,
terdapat sakit waktu haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati,
usia, sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kotrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah
mengikuti KB. Hal ini penting diketahui apakah kehamilan
sekarang direncanakan atau tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau
penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
3. Pemeriksaan Fisik dan Pengkajian Fungsional
a. Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau
merah adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah, gigi.
b. Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran
kelenjar gondok dan limpe.
c. Dada : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu, keadaan puting susu, adakah kolostrum.
d. Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis, terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar),
epigastric (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal
kanan dan kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis),
hipokondria, iliaka kiri (scibala).
e. Abdomen obstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping,
keadaan pucat, pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau
kontraksi uterus, adakah strie gravidarum atau bekas luka.
f. Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick,
condyloma akuminata, flour albus.
g. Anggota bawah : cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipat
paha, CRT kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan
dehidrasi.
4. Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara
internasional
a. Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
b. 12 minggu – 1-2 jari di atas sisfisis.
c. 16 minggu – pertengahan antara sisfisis dan pusat.
d. 24 minggu – setinggi pusat.
e. 28 minggu – 3 jari diatas pusat.
f. 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px.
g. 36 minggu – 3 jari dibawah px.
h. 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
5. Menentukan Usia Kehamilan Menurut Perhitungan Tfu Secara
Leopold
a. Leopold I
1) Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha
2) Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah
muka penderita.
3) Rahim dibawa ke tengah
4) Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak
yang terdapat dalam fundus
Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian
apa yang di fundus.
b. Leopold II
1) Keadaan tangan pindah ke samping.
2) Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-
bagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak
yang memberi rintangan terbesar.
3) Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak
lintang.
4) Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan
dlimana letaknya bagian-bagian kecil.
c. Leopold III
1) Dipergunakan satu tangan saja.
2) Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
3) Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
4) Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
d. Leopold IV
1) Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si
penderita.
2) Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian
bawah.
3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
4) Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba diluar :
a) Convergent : bagian kecil dari kepala turun ke rongga
panggul
b) Sejajar : separuh dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul
c) Divergent : sebagian besar dari kepala masuk kedalam
rongga panggul
5) Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
6. Pemeriksaan Panggul
a. Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
1) Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
2) Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
3) Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
4) Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
5) Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
6) Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
b. Pengukuran panggul dalam, meliputi :
1) Promotorium (N = tidak teraba)
2) Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
3) Sacrum ( N = cekung)
4) Spina ischiadica (N = menonjol)
5) Arcus pubis ( N = > 900)
7. Pemeriksan Laboratorium
a. Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air
kemih, missal : gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang
kandung kencing.
b. Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat
mendeteksi penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor
risiko dalam kehamilan maupun persalinan.
c. Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia, bila Hb kurang dari 10 gr%.
(normalnya : 11 gr%).
8. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan
perkiraan persalinan.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil,
apakah sudah selesai kebutuhan ibu hamil.
b. Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum
selama kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan
peristaltik usus dan pembesaran uterus yang menahannya. Sering
kencing merupakan hal umum yang terjadi selama bulan pertama
dan terakhir masa kehamilan karena rongga perut dipenuhi oleh
pembesaran uterus.
c. Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.
Istirahat hendaknya diadakan pula waktu siang hari.
d. Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan,
bekerja sesuai kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya
kehamilan.
e. Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang
perlu diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan
mulut, pemeliharan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan
kebersihan pakaian luar dan dalam.
f. Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.
10. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus,
krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak
disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang
informasi.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolik.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
(muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
d. Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penekanan atau pergeseran diafragma.
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada
vesika urinaria.
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik,
perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
g. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
h. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan,
mekanisme regulator, retensi natrium/air.
i. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
11. Intervensi Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus,
krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak
disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang
informasi.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
jam cemas berkurang/hilang.
2) Kriteria hasil : - Menerima tanggung jawab untuk
menghilangkan kecemasan, melaporkan hasil penatalaksanaan
kecemasan.
3) Intervensi :
a) Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
Rasional : mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus
dan menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b) Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus,
resiko yang dalam reproduksi dan ketersediaan
tindakan/pilihan diagnosa.
Rasional : Dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan
ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress,
membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap
pilihan
c) Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
Rasional : Kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji
pemecahan situasi.
d) Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan
fisik/psikologis.
Rasional :Dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada
pasangan.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolik.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2) Kriteria hasil : - BB Menjelaskan komponen diet seimbang
prenatal, mengikuti diet yang dianjurkan, mengkonsumsi
suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep dan menunjukkan
penambahan yang sesuai.
3) Intervensi
a) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi
dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam,
perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit.
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi
ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan
b) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet
prenatal dan suplemen vitamin zat besi setiap hari.
Rasional : Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
seimbang.
c) Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan
makanan dan tingkat motivasi untuk makanannya.
Rasional : Memakan bahan bukan makanan pada
kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis,
fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon
tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d) Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan
prenatal yang optimum.
Rasional : Ketidakadekuatan penambahan berat badan
prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa
kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan
intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
e) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
Rasional : Mual/muntah trimester pertama dapat berdampak
negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada
periode kritis perkembangan janin.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan
(muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan volume cairan tubuh terpenuhi.
2) Kriteria hasil : Menurunkan keparahan mual dan muntah,
mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan
Tindakan.
3) Intervensi
a) Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
Rasional : Peningkatan kadar hormone gonadotropin
khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan
penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah
pada trimester pertama.
b) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ;
ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab
lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi.
c) Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
Rasional : Indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi.
d) Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin
dan penurunan BB setiap hari.
Rasional : Membantu dalam menentukan adanya muntah
yang tidak dapat dikontrol.
e) Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat,
makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan
makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum
bangun tidur.
f) Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah
dengan menurunkan keasaman lambung.
d. Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penekanan/pergeseran diafragma.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
pola napas efektif.
2) Kriteria hasil : - Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya
keluhan, mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan
fungsi pernafaskan.
3) Intervensi :
a) Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan
tenaga kesehatan)
Rasional : Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi
pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital
meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan
difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh
pembesaran uterus.
b) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/
ada sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah
sinus, dan tuberculosis).
Rasional : Masalah lain dapat terus mengubah pola
pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c) Berikan informasi tentang rasional : untuk kesulitan
pernapasan dan program aktivitas latihan yang realistis.
Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan
aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
Rasional : Menurunkan kemungkinan gejala-gejala
pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
d) Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk
mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan
menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur
bila gejala berat.
Rasional : Postur yang baik dan makan sedikit membantu
memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan
ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok
menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin,
pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru
sesuai penurunan uterus gravid.
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada
vesika urinaria
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
jam klien dapat memahami perubahan yang terjadi.
2) Kriteria hasil : Mengidentifikasi perilaku yang dapat
menurunkan statis urin, menyebutkan tanda dan gejala yang
memerlukan evaluasi intervensi, bebas dari tanda dan gejala
infeksi.
3) Intervensi :
a) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan
sehubungan dengan trimester ketiga.
Rasional : Membantu klien memahami alas an fisiologi dan
frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus
trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih
mengakibatkan sering berkemih.
b) Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 –
8 gelas sehari.
Rasional : Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi
ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk
mempertahankan status isotonic
c) Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic
dan penghilangan natrium dan diet.
Rasional : Kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan
regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
d) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat
tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
Rasional : Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian
yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada
pagi hari pada kasus edema fisiologi.
e) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine
dalam waktu yang lama.
Rasional : Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom
vena cava dan menurunkan aliran vena.
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik,
perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
jam gangguan pola tidur dapat teratasi.
2) Kriteria hasil : - pola tidur tidak teratur
3) Intervensi :
a) Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan
dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
Rasional : Membantu mengidentifikasi kebutuhan
menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur malam dan
tidur siang lebih dini.
b) Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan
tidur, anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan
aktivitas tepat sebelum beristirahat.
Rasional : Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat
mempersulit tidur.
c) Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi.
Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
Rasional : Pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta
organ abdomen menekan diafragma hingga membatasi
ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler
memungkinkan diafragma menueun, membantu
mengembangkan ekspansi paru dengan optimal. 2 jam dan
dapatkan 8 jam tidur per malam.
d) Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
Rasional : Peningkatan retensi cairan, penambahan berat
badan dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan
lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau
kebutuhan lain.
g. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
jam nyeri hilang/berkurang.
2) Kriteria hasil: - Tanda-tanda vital dalam batas normal, ungkapan
verbal/non verbal dari kenyamanan.
3) Intervensi :
a) Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
Rasional : Data dasar terbaru untuk merencanakan
perawatan.
b) Kaji status pernapasan klien
Rasional : Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus
menekan diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya
pada multigravida.
c) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
perubahan cara jalan.
Rasional : Lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh
hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran
uterus.
d) Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk
meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam
ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering
mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
Rasional : Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan
perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-
fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada
saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
e) Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan
informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.
Rasional : Kontraksi ini dapat menciptakan
ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II
maupun ke-III. Primigravida biasanya tidak mengalami
ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek
perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan
kadar oksitosin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai