Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hand body lotion

1. Pengertian Hand body lotion

Hand body lotion adalah sediaan kosmetik golongan emolien

(pelembut) yang mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki

beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi kulit. Memberi lapisan

minyak, membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak terasa

berminyak dan mudah dioleskan. hand body lotion (lotion tangan dan

badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di pasaran (Arief,

2014).

Hand body lotion juga dapat didefinisikan pada kulit tanpa

digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang

tersuspesikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang digunakan,

dapat pula berupa larutan dan emulsi dimana medium nya berupa air.

Biasanya dicampur dengan gliserin untuk mencegah efek pengeringan,

sebaliknya diberi alkohol untuk cepat kering pada waktu dipakai dan

memberi efek penyejuknya (Arief, 2014).

Sediaan hand body lotion tersusun atas komponen zat berlemak,

air, zat pengemulsi dan humektan. Komponen zat berlemak diperoleh dari

lemak maupun minyak dari tanaman, hewan maupun minyak mineral

seperti minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilin lebah dan

6
7

sebagainya. Zat pengemulsi umumnya berupa Sediaan hand body lotion

tersusun atas komponen zat ber lemak, air, zat pengemulsi dan humektan.

Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak maupun minyak dari

tanaman, hewan maupun minyak mineral seperti minyak zaitun, minyak

jojoba, minyak parafin, lilin lebah dan sebagainya. Zat pengemulsi

umumnya berupa surfaktan anionik, kationik maupun onionik. Humektan

bahan pengikat air dari udara, antara lain gliserin, sorbitol, propilenglikol

dan poli alkohol (Setyaningsih dkk., 2013).

Dalam pembuatan hand body lotion, faktor penting yang harus

diperhatikan adalah fungsi dari hand body lotion yang diinginkan untuk

dikembangkan. Fungsi dari hand body lotion adalah untuk

mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan,

mencegah kehilangan air dan mempertahankan bahan aktif. Komponen-

komponen yang menyusun hand body lotion adalah pelembab,

pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi dan

pengawet (Setyaningsih dkk., 2013).

2. Formulasi Hand Body Lotion

Adapun secara umum komposisi dari hand body hand body lotion

yaitu air yang berfungsi untuk menyesuiakan teksur hand body lotion

menjadi suspensi yang lembut dan tidak kering, kandungar dari hand body

lotion berkisar antara 5-20 %, hydrolized milk protein yang berfungsi

untuk dapat memperbaiki, meregenerasi dan meremajakan kulit secara

lebih baik, selain itu juga membantu membuat kulit tetap lembab dan tidak
8

kering sepanjang hari, kolagen berfungsi menjaga elastisitas kulit,

menjaga kelembutan kulit, meregenerasi sel kulit sehingga tidak terlihat

kusam dan lebih sehat, arbutin dapat menghambat kerja enzim tirosinase

yang berperan dalam pembentukan melanin sehingga aktivitas melanin

pada kulit dapat dihambat serta juga efektif mencerahkan kulit,

butyrospermumparkii (sheabutter) yakni pelembab alami kulit yang

berperan memperbaharui sel-sel kulit dan meratakan warna kulit, vitamin

E (tocopherylacetate) yang berfungsi mempertahankan kadar air alami di

dalam kulit sehingga kulit tetap lembab dan tida kusam serta mencegah

tanda-tanda penuaan pada kulit seperti kerutan dan kulit kusam dan UV

protection yang berfungsi sebagai perlindungan kulit dari sinar UV A dan

UV B sehingga sinar radiasi matahari tidak merusak dan mengganggu

kesehatan kulit (Djajadistara, 2013).

Proses pembuatan hand body lotion adalah dengan cara

mencampurkan bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang

larut dalam fase lemak. Bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam

pembuatan hand body lotion adalah sunscreen, humektan, thickening,

mineral oil, setil alkohol, silikon dan reservatif. Sunscreen berfungsi

sebagai ultra violet filter, yaitu melindungi kulit dari panas matahari juga

bahan dasar pembuatan krim/hand body lotion . Gliserin sebagai humektan

berfungsi menahan air di bawah lapisan kulit agar tidak keluar sehingga

mencegah kehilangan air yang berlebihan serta mineral oil dan silikon

yang berfungsi sebagai pelembab kulit (Setyaningsih dkk., 2013).


9

Hand body lotion pemutih dimaksudkan untuk tujuan memutihkan

kulit dan terkadang digunakan pula untuk memutihkan daerah yang

terkena sinar matahari ataupun sebagai perawatan dari bintik – bintik

hitam dikulit. Hand body lotion pemutih dapat menghambat pembentukan

melanin sehingga kulit tampak lebih cerah, bersih, dan segar. Bahan

pemutih yang digunakan saat ini kosmetik yang menggunakan

hidrokuinon yang melebihi kadar membuat kulit menjadi lebih cepat putih

dibandingkan dengan bahan alami. Waktu yang dibutuhkan dalam proses

pemutihan mencapai 2-4 minggu, tergantung dari zat yang dipakai.

Apabila kulit sudah terlihat putih, hand body lotion tetap harus digunakan

secara terus menerus, karena apabila penggunaan dihentikan maka kulit

akan kembali seperti semula (Wisesa, 2014). Hand body lotion yang

mengandung zat aktif hidrokuinon dapat berubah warna dari putih menjadi

warna coklat selama 3 – 4 bulan (Maibach, 2000).

B. Hidrokuinon

1. Definisi Hidrokuinon

Hidrokuinon adalah bahan aktif yang dapat mengendalikan produksi

pigmen yang tidak merata, tepatnya berfungsi untuk mengurangi atau

menghambat pembentukan melanin kulit. Melanin adalah pigmen kulit

yang memberikan warna gelap kecokelatan, sehingga muncul semacam

bercak atau bintik cokelat atau hitam pada kulit. Banyaknya produksi

melanin menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi. Hidrokuinon digunakan

untuk mencerahkan kulit yang kelihatan gelap akibat bintik, melasma, dan
10

titik-titik penuaan. Hidrokuinon sebaiknya tidak digunakan pada kulit yang

sedang terbakar sinar matahari, kulit yang iritasi, kulit yang luka terbakar,

dan kulit pecah karena hidrokuinon dapat memperparah keadaan kulit

(Prabawati dkk., 2012).

2. Struktur dan Sifat Fisika Kimia Hidrokuinon

Hidrokuinon memiliki nama IUPAC yaitu 1,4-benzenediol, yang

memiliki rumus molekul C6H6O2 dengan berat molekul 110,11 g/mol.

Struktur kimia dari hidrokuinon adalah seperti pada Gambar 2.1

HO OH

Gambar 2.1 Struktur Hidrokuinon (Depkes RI, 1995)

Hidrokuinon berbentuk jarum halus, putih, mudah menjadi gelap

jika terpapar cahaya dan udara. Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan

dalam eter. Hidrokuinon mempunyai sifat depigmentasi kulit. Penggunaan

krim yang mengandung hidrokuinon tidak boleh digunakan di dekat mata

atau kulit yang teriritasi, atau biang keringat. Larutan hidrokuinon akan

berwarna coklat dikarenakan proses oksidasi dengan adanya udara. Dalam

suasana basa, hidrokuinon akan mengalami oksidasi dengan cepat, oksidasi

ini bersifat reversibel yaitu senyawa dikarbonil mudah direduksi kembali

menjadi senyawa dihidroksi (hidrokuinon), karena hidrokuinon merupakan

agen pereduksi (Mustofa, 1982).


11

Hidrokuinon merupakan golongan senyawa fenol. Fenol yang

dibiarkan di udara terbuka cepat berubah warna karena pembentukan hasil

oksidasi. Hidrokuinon sendiri teroksidasi menjadi kinon (1,4- benzokuinon).

Kinon termasuk dalam golongan senyawa karbonil. Strukturnya siklik dan

merupakan diketon yang berkonjugasi (Hart, 1983).

3. Penggunaan dan Mekanisme Kerja Hidrokuinon

Hidrokuinon yang digunakan sebagai agen pencerah atau

depigmentasi untuk memutihkan kulit dan menghilangkan kulit yang dalam

kondisi hiperpigmentasi seperti melasma, bercak-bercak atau bintik–bintik

hitam, dan lentigines. Karena mampu mengelupas kulit bagian luar dan

menghambat pembentukan melanin pada kulit. Melanin adalah pigmen pada

kulit yang memberikan warna gelap atau coklat (Anonim, 2006).

Hidrokuinon penggunaannya membutuhkan waktu beberapa minggu

sebelum muncul suatu efek, tapi depigmentasi terjadi setelah 2-6 bulan.

Aplikasi hidrokuinon harus dihentikan jika tidak ada peningkatan setelah

melindungi 2 bulan perawatan. Hidrokuinon harus digunakan dua hari

sekali hanya untuk kulit dari sinar matahari dan mengurangi depigmentasi.

Selain itu, kegunaan hidrokuinon adalah sebagai antioksidan dalam

fotografi (pencucian film) untuk mereduksi ion perak menjadi logam perak

halida, sebagai penghambat polimerisasi, sebagai bahan dasar herbisida,

karet antioksidan, dan bahan pewarna rambut (Wenningner dkk., 2000).

Hidrokuinon merupakan zat aktif yang paling banyak digunakan

dalam sediaan pencerah kulit. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari
12

hidrokuinon yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui

penghambatan reaksi oksidasi enzimatik dari tirosin ke 3, 4-

dihidroksifenilalanin. Enzim tirosinase ini merupakan enzim utama dalam

pembentukan melanin, sehingga jika kerjanya dihambat maka jumlah

pigmen melanin pemberi warna gelap atau cokelat kulitpun menjadi

berkurang sehingga menjadi kulit lebih putih (Anonim, 2006).

Hidrokuinon bekerja menghalangi pengeluaran melanin oleh enzim

tirosinase pada melanosit yang terletak di lapisan epidermis kulit,

mendegradasi melonosom pada kulit, menembus lapisan kulit, dan

menyebabkan penebalan pada lapisan kolagen. Produksi melanin oleh enzim

tirosinase pada melanosit ini biasanya diaktifasi oleh sinar matahari,

hormonal, penyakit, obat, alergi dan iritasi yang akhirnya membuat kulit

menjadi berflek, berwarna tak merata dan lebih gelap dari sebelumnya

(Daniel, 2010).

4. Persyaratan Kadar

Konsentrasi hidrokuinon ≥ 2 % dalam hand body lotion termasuk

golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter

(BPOM RI, 2007).

5. Efek Samping Hidrokuinon

Kosmetik hidrokuinon boleh dipasarkan tetapi harus berdasarkan

resep dari dokter. Penggunaan dalam kosmetik bebas tidak boleh lebih dari

2% dan penggunaan hidrokuinon lebih dari 2% b/b termasuk golongan obat

keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter sebab dapat
13

mengakibatkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan terbakar, kelainan pada

ginjal (nephropathy), kanker darah (leukemia) dan kanker sel hati

(hepatocelluler adenoma). Selain itu, penggunaan hidrokuinon yang

berlebihan juga dapat menyebabkan ochronosis (kulit berbintil seperti pasir

dan berwarna coklat kebiruan, serta terasa gatal dan seperti terbakar)

terhadap orang yang berkulit gelap (Anonim, 2006 ). Bahaya pemakaian

hidrokuinon dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa

terbakar juga dapat menyebabkan kelainan pada ginjal, kanker darah, dan

kanker sel hati (POM RI, 2009).

6. Identifikasi Hidrokuinon

a. Spektrofotometer UV-Vis (Harmita, 2006).

Identifikasi hidrokuinon menggunakan spektrofotometer UV-

Vis karena sampel yang dianalisis adalah senyawa organik. Senyawa

organik yang dapat memberikan serapan adalah senyawa yang

mempunyai gugus kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor adalah

gugus fungsional tidak jenuh yang dapat memberikan serapan pada

daerah UV atau cahaya tampak. Hampir semua kromofor mempunyai

ikatan rangkap seperti alkena, C=O, NO2, benzene dan lain-lain.

Sedangkan auksokrom adalah gugus fungsional seperti OH, NH2, X,

yaitu gugus yang mempunyai elektron non bonding dan tidak

mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang diatas 200 nm, akan

tetapi mengabsorbsi sinar UV jauh.


14

b. Titrasi redoks (DepKes, 1995)

Hidrokuinon merupakan suatu reduktor dengan potensial

elektrokimia E0. + 268 mV. Pada titrasi oksidasi reduksi, hidrokuinon

akan melepaskan elektron (mengalami oksidasi) sementara titran akan

mengalami reduksi karena mengikat elektron. Prosedur analisis

hidrokuinon secara titrasi redoks menurut Depkes RI (1995) :

Sampel ditimbang sebanyak 250 mg dan dilarutkan dalam

campuran 100 ml air dan 10 ml asam sulfat 0,1 N, ditambahkan 3 tetes

difenilamin dan dititrasi dengan serium IV sulfat 0,1 N hingga warna

merah lembayung, selanjutnya dilakukan penetapan blanko dengan 1

ml serium IV sulfat 0,1 N setara dengan 5,506 mg C6H6O2.

c. Kromatografi Lapis Tipis (Siddique et al., 2012)

Analisis hidrokuinon menggunakan fase diam yang bersifat

polar dan fase diam yang bersifat nonpolar. Kuantitas hidrokuinon

dihitung dengan membandingkan luas puncak bercak sampel terhadap

bercak standar menggunakan alat densitometri yang diukur pada

panjang gelombang maksimumnya. Fase gerak yang dapat digunakan

adalah :

1. Metanol-kloroform (50:50) (DepKes,1995)

2. Heksana-aseton (3:2) (Siddique et al., 2012)

d. HPLC (High Permormance Liquid Chromatography)

Sistem kromatografinya merupakan kromatografi fase terbalik.


15

Dimana fase diam bersifat non polar dengan fase gerak bersifat polar.

Berikut merupakan kondisi kromatografi untuk penetapan kadar

hidrokuinon menggunakan HPLC :

Fase gerak : Etanol:air (55:45)

Sistem kromatografi : Detektor 295nm, kolom ODS (Oktadesil

Silika) (25cm x 4,6 mm), laju alir 1,5

ml/menit.

Kadar hidrokuinon dalam sampel diperoleh dengan

membandingkan luas puncak larutan sampel dengan standar

hidrokuinon (siddique et al., 2012) .

e. Misellar Electrokinetic Chromatography (Jangseokminet al., 2005).

Metode ini menggunakan surfaktan seperti SDS (Sodium

Dodesil Sulfat) dan CTAB (Cetil Trimetil Ammonium Bromida) untuk

menigkatkan resolusi dengan interaksi hidrofobik antara inti hidrofobik

dalam misel dengan analit. Sistem kromatografinya menggunakan

kolom kapiler fused silica dengan detector UV.

f. Capillary Electrochromatography (Desiderio et al., 2000)

Merupakan teknik analisis terbaru yang menggunakan kapiler

fused silica dengan kombinasi mekanisme elektroporetik dan

kromatografi. Analit dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan partisi

dalam fase gerak dan fase diam. Metode ini dapat digunakan untuk

menganalisa analit netral maupun analit yang bermuatan.

g. Kolorimetri (Ibrahim et al., 2004)


16

Metode ini menggunakan pereaksi floroglusin untuk penentuan

kadar hidrokuinon dalam hand body lotion. Kondisi pengukuran

dioptimumkan berdasarkan penentuan pengaruh konsentrasi natrium

hidroksida, penentuan pengaruh lama pemanasan dan suhu optimum

serta penentuan pengaruh jumlah pereaksi floroglusin. Hasil yang

diperoleh kemudian diambil sebagai prosedur baku dalam reaksi warna.

Teknik kolorimetri mempunyai keunggulan karena senyawa yang

bersama dengan hidrokuinon yang mengabsorbsi radiasi.

C. Uji Kualitatif Hidrokuinon

Uji pendahuluan hidrokuinon dilakukan dengan uji warna. Uji

pendahuluan hidrokuinon dilakukan dengan reagen etanol dan ferri klorida

(FeCl3). Sampel hand body lotion dimasukkan dalam tabung reaksi, dilarutkan

dengan etanol 96% lalu direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna kuning

keperakan (Adriani dan Safira, 2018).

D. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran energi cahaya oleh

suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar

ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200 - 400 nm, dan

sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.

Spektrofotometri digunakan untuk mengukur besarnya energi yang

diabsorbsi atau diteruskan. Sinar radiasi monokromatik melewati larutan

yang mengandung zat yang dapat menyerap sinar radiasi (Harmita, 2006).
17

Pengukuran dengan spektrofotometri menggunakan alat

spektrofotometer UV-Vis yang melibatkan energi elektronik yang cukup

besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis

lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.

Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif.

Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur

absorbansi pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum

Lambert - Beer (Rohman, 2007). Instrument spektrofotometri UV - Vis :

Sumber Monokromat Kuvet


cahaya or

Recorder Detektor

Gambar 2.2 Instrumen spektrofotometri UV-Vis

1. Sumber Cahaya

Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorbs adalah

lampu wolfram. Pada daerah UV digunakan lampu hidrogen .Kebaikan

lampu wolfram adalah energy radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi

pada berbagai panjang gelombang.

2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya

polikromatis menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen

panjang gelombang tertentu. Monokromator berfungsi untuk

mendapatkan radiasi monokromator dari sumber radiasi yang


18

memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator terdiri dari susunan:

celah (slit) masuk – filter – prisma – kisi (grating) – celah (slit) keluar.

3. Wadah Sampel (Kuvet)

Kuvet merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Kuvet dari

leburan silika (kuarsa) dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif

pada daerah pengukuran 190 – 1100 nm, dan kuvet dari bahan gelas

dipakai pada daerah pengukuran 380 – 1100 nm karena bahan dari gelas

mengabsorbsi radiasi UV.

4. Detektor

Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar

kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder

akan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader.

5. Recorder

Sistem baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik,

menyatakan dalam bentuk persen maupun absorbansi (Khopkar, 2003).

Interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi

elektromagnetik kemungkinan dihamburkan, diabsorbsi atau diserap sehingga

dikenal adanya spektroskopi hamburan, ataupun spektroskopi emisi. Faktor –

faktor yang menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer

UV-Vis yaitu :

a. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan

blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis

termasuk zat pembentuk warna


19

b. Serapan kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,

namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang baik.

c. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbs sangat

rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan

konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensivitas dari alat yang digunakan.

Spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kuantitatif

Cara yang dilakukan untuk analisis dengan metode ini adalah diukur panjang

gelombang secara spektrofotometri UV - Vis pada panjang gelombang 200 -

400 nm. Sedangkan untuk menghitung kadar dalam sampel dihitung dengan

menggunakan kurva baku dengan persamaan :

y = a ± bx

dimana :
y = absorbansi
a = intercept
b = slope
x = konsentrasi (Garcia dkk., 2007).
E. Kerangka Konsep

Identifikasi
kualitatif Uji tabung
hand body hidrokuinon
lotion
Penentuan kadar
Spektrofotometri
hidrokuinon
UV-Vis

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


20

F. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, maka pertanyaan dalam penelitian

ini antara lain :

1. Apakah ada hidrokuinon dalam hand body lotion tanpa ijin edar (TIE)

di Kabupaten Klaten ?

2. Apakah kadar hidrokuinon dalam hand body lotion tanpa ijin edar

(TIE) di Kabupaten Klaten memenuhi persyaratan BPOM yaitu ≤ 2%?

G. Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

Cara Satuan
Variabel penelitian Definisi Operasional Skala
Pengukuran Ukur
Analisis kadar Analisis kadar - - -
hidrokuinon pada hidrokuinon pada hand
hand body lotion body lotion dilakukan
pemutih (TIE) dengan uji kualitatif
dan kuantitatif
Sub Variabel
1. Uji kualitatif Uji kualitatif Uji Tabung Perubah Nominal
hirdokuinon dilakukan dengan an
mengetahui ada atau warna
tidaknya hidrokuinon
dalam hand body
lotion
2. Uji Kuantitatif Penetapan kadar Spektrofoto Persen Rasio
hidrokuinon hidrokuinon pada hand metri UV - (%)
body lotion yang Vis
positif (+)
mengandung
hidrokuinon pada uji
sebelumnya yaitu uji
kualittatif

Anda mungkin juga menyukai