Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2.

November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

TANTANGAN KOMUNIKASI ISLAM MODERAT DI ERA NEW MEDIA


M. Alfin Fatikh
Institut Pesantren KH. Abdul Chalim
muhammad.alfinfatikh@gmail.com

Abstrak
Islam adalah agama damai yang senantiasa mengajarkan kasih sayang
Kata kunci: serta mengajarkan kebaikan dalam menjalani kehidupan. Perbedaan
pendapat merupakan suatu hal biasa dalam ranah islam moderat karena
Komunikasi, Islam didasari pada hukum dan pemikiran yang majemuk. Akan tetapi,
Moderat, Media mengkomunikasikan hukum dan pemikiran yang majemuk di era new
media memiliki tantangan sendiri, karena pesan yang disampaikan tidak
Baru selalu dimaknai sama oleh penerima pesan. Komunikasi islam intoleran
berkembang pesat di new media dengan cara perdebatan dalam
mendasari hukum dan pemikiran yang tunggal. Analisis Framing
sebagai pembuka komunikasi antara konten narasi dan realitas dalam
new media. Komunikasi islam moderat di new media dalam
“pemberitaan” masih banyak tidak bersandar pada pemberitaan
jurnalisme damai yang berakibat pada sebuah perpecahan dalam
komunikasi dan perdebatan yang tidak mengarah pada subtansi
keislaman, ini juga di perkuat dengan konten-konten pembangunan
opini publik yang bertentangan dengan islam yang mengajarkan
kedamaian seperti ceramah dengan marah-marah, memberikan hukum
seoalah-olah di masa perang dan islam merasa di diskriminasi.

Keywords:
. Abstract
Communication, Islam is a religion of peace and which always teaches compassion and
Moderate islamic, teaches goodness in living life. Differences of opinion are common in
the realm of moderate Islam because they are based on multiple laws
New Media and thoughts. However, communicating pluralistic laws and thoughts in
the new media era has its own challenges, because the message
conveyed is not always interpreted the same by the recipient of the
message. Because intolerant Islamic communication is growing rapidly
in new media using debate it the basis of a single law and thought.
Framing analysis as a communication opening between narrative
content and reality in new media. Moderate Islamic communication in
new media in "news" still mostly does not rely on peaceful journalism
reporting which results in a split in communication and debate that does
not lead to Islamic substance, this is also strengthened with content
building public opinion that is contrary to Islam which teaching peace is
like preaching in anger, giving the law as if it were in times of war and
Islam feels discriminated against.

Institut Pesantren KH. Abdul Chalim M. Alfin Fatikh 93


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

A. Pendahuluan diatas. Penggunaanya berkisar dari yang


Perkembangan teknologi informasi murni peralatan afektif dan emosional.1
dan komunikasi dalam kehidupan New media dengan kemudahnya akan
masyarakat hari ini tidak akan bisa lepas
membuat rasa nyaman dalam komunikasi
dengan kehidupan new media yang masuk
antarpribadi dengan begitu cepat tepat dan
dalam era dunia maya. Masifnya peradaban
efisien. Namun, dalam perkembanganya
informasi dan komunikasi sebagai teman
new media tidak bisa lepas juga dengan
dan alat bantu panca indra membuat perkembangan komunikasi yang tiada batas
masyarakat sulit menolak dan menghindari
antara remaja, orang dewasa, beda agama,
perkembangan new media.
beda suku, ras dan antar golongan.
Teknologi informasi dan komunikasi
Penduduk Indonesia mayoritas beragama
yang begitu melekat dalam kehidupan
islam, dan saat ini situs dan akun banyak
masyarakat, berimbas pada kehidupan para
bermunculan dalam hal situs menyebarkan
remaja yang melihat lingkunganya dengan
idologi radikalisme dan khilafah islamiyah
nyaman memakai sosial media membuat
dan situs yang membawa islam moderat
para anak dan remaja ikut masuk ingin
semakin banyak bertebaran di dunia sosial
mencicipi dan menikmati perkembangan
media. Situs yang sifatnya moderat tidak
new media. Teknologi yang dibanjiri
menjadi permasalahan dalam perkembangan
kemudahan komunikasi tanpa ruang jarak
islam moderat yang di anut oleh islam di
dan waktu membuat pertukaran informasi
Indonesia. Namun, situs dan akun yang
begitu mudah dilakukan oleh siapapun,
bersifat radikalisme yang berujung pada
meski belum mengenal sebelumnya.
ekskulsifitas akan menjadi perhatian serius
Kategori new media diantaranya memiliki
agar tidak berpengaruh dalam perjalanan
media partisipasi kolektif (collective
generasi muda penerus bangsa. Konten
participatory media) . khususnya meliputi
(Radikalisme dan Intoleransi) yang terus
penggunaan internet untuk berbagai dan
berkembang di dalam kehidupan new media
bertukar informasi, gagasan, dan
begitu masif sampai tidak bisa di bedakan
pengalaman, serta untuk mengembangkan
antara komunikasi islam yang moderat dan
hubungan pribadi aktif yang diperantarai
non moderat, karena konten radikalisme atau
oleh komputer. Situs jejaring sosial atau
media sosial termasuk dalam kelompok 1
McQuail Mass Communication Theory.
(Jakarta:penerbit Salemba 2010)

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 94


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

non moderat banyak di balut dengan mempertenatangkan antara agama dan


keindahan agama untuk menyebarkanya. negara.
Hal ini tidak bisa serta merta dibendung tumbuh kembang seorang remaja
dalam tataran komunikasi secara sosial.
Indonesia, hari ini hampir separuhnya
Namun, ini dapat dicegah dengan
didapatkan melalui pendidikan yang di
komunikasi yang bersifat penyebaran konten
ambil remaja melalui new media sebagai
positif yang mengarah pada islam moderat
jalan kehidupanya yang tidak bisa ditinggal.
sesuai dengan penyebaran islam yang sudah Sisanya pelajaran komunikasi islam yang di
dilahirkan oleh peradaban komunikasi islam
berikan oleh pendidikan dirumah, kampus,
yang menerima budaya lokal dan bisa
dan keluarga juga tidak bisa seratus persen
bersanding dengan agama diluar islam.
akan diambil dan dipraktek kan oleh remaja
islam moderat adalah sebuah nilai dalam dalam kehidupan sehari-harinya. Pendidikan
gerakan Islam yang menjunjung demokrasi.2 etika yang berkembang dalam ranah
Deskripsi Jamhari Makruf merujuk pada keluarga dan kampus hari ini begitu rendah
tulisan Presiden Indonesia ke-4 untuk menjadikan contoh dalam kehidupan
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), salah satu remaja.
pemikir Muslim yang paling berpengaruh di
Etika yang menjadi kunci sukses
Indonesia dalam membamgun perdaban
komunikasi penyiaran islam yang moderat
islam yang lebih menerima kearifan lokal. semakin hangus dalam kehidupan
Gus Dur menyatakan bahwa gerakan Islam
masyarakat, apalagi kehidupan new media
moderat idealnya menjamin kemurnian yang di duduki oleh banyak masyarakat
ideologi nasional dan kesatuan konstitusi.
yang berbeda sudut pandang dan konstruksi
Karakteristik gerakan Islam moderat
keislaman. Dalam perpsektif islam,
bertumpu pada nilai-nilai kebudayaan dan komunikasi selain bertujuan untuk menjadi
agama, di mana nilai-nilai tersebut yang
proses persuasif kepada lawan bicara juga
akan dikembangkan untuk mendukung bertujuan untuk membangun hubungan baik
pembagunan Negara tanpa
secara horizontal, kekuatan komunikasi
horizontal menjadi kunci dalam efektifitas
2
Makruf, J. Islam, Democracy, and the Road to komunikasi dakwah.
Moderatism: Testing the Political Commitment of
Indonesian Muslim Activists. Islam and
Civilisational Renewal, 2(3) (2011)., 517-592.

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 95


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

Komunikasi umat islam di Indonesia secara signifikan terhadap kontruksi


yang semakin kritis dan semangat pemikiran manusia di masa mendatang.
keislamanan hanya di dalam new media Gelombang kebencian yang semakin
tidak di imbangi dengan semangat
tidak dibisa dibendung dalam kehidupan
penggalian ilmu pengetahuan keislaman
new media menjadikan kelompok islam non
yang semakin hari ingin mencari ilmu
moderat (Radikal dan intoleran) memiliki
agama secara instan. Terlebih, pola
cara dan wajah yang banyak di Indonesia.
komunikasi, strategi komunikasi dan Mulai dari suara-suara lantang yang ingin
pergerakan berbagai kelompok islam aliran
mendirikan negara islam (khilafah
keras dalam rangka menyebarkan faham
Islamiyah) dan menghardik sistem
ideologinya terus berjalan mulus di new
pemerintahan Indonesia yang tidak sesuai
media dengan metode pengemasan
dengan syariat islam. Sedangkan wajah
keislaman yang baik. Pengemasan lainnya menjadikan islam sebagai sistem
keislaman dan penyebaran ini bersandar
sebagai dasar negara yang menjadi
pada Al-qur’an dan Hadits sebagai landasan
pondasinya, dan di aplikasikan dengan
utama yang tidak di ikuti oleh kitab-kitab
ekpresi-ekspresi politik yang seiring di
lainnya sebagai ajaran untuk masuk pada
luapkannya di new media untuk menjadikan
tataran Al-qur’an dan Hadits. jalan keluar peradaban Indonesia yang tidak
Sejarah peradaban manusia hari ini tidak sesuai dengan ideologi islam radikal.
akan bisa lepas dari kehidupan new media
Radikalisme berasal dari kata radical
sebagai jembatan komunikasi ideologi dan yang berarti “dasar” atau sesuatu yang funda
perpanjangan alat indra manusia. New
mental. Sedangkan menurut istilah radikal
media memiliki kekuatan dan memberikan
mempunyai arti pembaruan atau perubahan
pengaruh yang besar dalam mempersuasif sosial dan politik yang drastis, atau sikap
publik nya, new media telah menjadi
ekstrim dari kelompok-kelompok tertentu
jembatan komunikasi yang efektif dalam agar terjadi suatu perubahan sosial atau
menjalankan perannya untuk mengikuti
politik secara drastis.3 Penguasaan
keinginan dalam penyebaran ideologi para
kelompok-kelompok islam aliran keras
penggunanya, sehingga tidak heran jika
media massa ikut andil penuh dalam 3
Yusuf Hanafi, Pendidikan Islam
menyebarkan ideologi yang berpengaruh Transformatif: Menuju Pengembangan Pribadi
Berkarakter, (2013), hlm. 251.

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 96


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

(radikal dan intoleran) yang menjadikan new negara “khilafah islamiyah” dengan
media sebagai jalan utama komunikasi berbagai gerakan seperti, politik islam,
dakwahnya semakin lama semakin organanisasi masyarakat islam, pemurnian
menggerus peradaban islam yang telah lama ajaran islam melalui perkembangan
dibangun oleh pendiri bangsa ini, teknologi new media. Indikator kekerasan
komunikasi dakwah yang santun dan yang dianut kelompok islam radikal ini
menyejukkan bagi semua mahkluk tuhan terlihat dari pembentukan paramiliter dalam
mulai kalah dengan kelompok islam keras organisasi, sifat represif dan tanpa
yang akif di new media. Komunikasi kompromi dengan lawan atau kelompok
dakwah yang moderat di Indonesia hari ini lain.
mencari nafas baru untuk ikut serta
Dengan perkembangan new media ini
membentuk opini publik di masyarakat,
fenomena saling menghujat, pertengkaran
khususnya antar pemeluk agama islam. dan caci maki antar umat islam semakin
Karena hari ini di kehidupan new media
tidak bisa dibendung. Hal ini juga berimbas
tidak lagi sulit menememukan kelompok
pada kontruksi berfikir generasi muda yang
islam yang saling berbenturan dan
berbuah pada tingkah laku yang nya yang di
berhadapan secara langsung terabadikan di
dasarkan pada perkembangan dan
new media. penyebaran islam non moderat yang terus
Radikalisme memiliki arti yang banyak berjalan lancar di new media. Jika hal ini
dan luas. Radikalisme juga bermakna dibiarkan akan berdampak pada lunturnya
sebagai kelompok atau individu yang budaya keislaman yang telah di tanamkan
bersifat eksklusif, dan beranggapan oleh Walisongo dan pendiri bangsa sebagai
kelompoknya benar dan kelompok lain salah islam yang moderat berdasarkan etika
secara (ideologi dan ajaran). Radikalisme, (akhlak) yang menjadi keunggulan islam
kekerasan dan ekstrimisme menjadi jalan yang di miliki oleh nusantara. Maka menjadi
yang sering dipilih oleh kelompok- sangat relevan ketika menelaah peran
kelompok ini untuk menabrak ideologi atau komunikasi islam moderat di new media
faham orang yang tidak sependapat. Dalam yang mayoritas di duduki oleh kaum
kajian komunikasi radikalisme ini yang millenial yang kehidupan sehari-harinya
dimaksud adalah radikalisme islam di berkiblat pada perkembangan informasi di
Indonesia yang mencoba untuk mendirikan new media.

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 97


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

New media menjadi jalan kemajuan Kedua, memetakan metode baru dalam
teknologi komunikasi dan informasi di menjalin hubungan antara jurnalis, cerita
zaman modern, kemajuan ini juga atau kasus, sumber yang dibuat dan
bersanding dengan pola komunikasi islam konsekuensi dari bentuk jurnalisme yang
dalam penyebaran pemahaman dan ideologi dipakai, dimana ada sebuah intervensi etika
islam moderat dan non moderat di dalam atau kode etik jurnalistik dalam
new media. Sedangkan media massa adalah menjalankanya. Ketiga, membangun
media komunikasi yang melakukan kesadaran atas pentingnya anti kekerasan
penyebaran informasi secara massa dan yang diimplementasikan pada kegiatan
4 5
dapat diakses oleh masyarakat. Perbedaan jurnalis baik reporter atau editor.
terbesar dalam media massa dan new media
B. Metode Penelitian
adalah masyarakat memiliki komunikasi
Metode penelitian ini adalah
langsung dan bersifat timbal balik
deskriptif kualitatif, dengan menggambarkan
(feedback) dalam memberikan informasi dan
secara perinci sebuah penelitian yang di
pemberitaan.
harapakan dapat mengungkapkan secara
Pemberitaan media massa atau online terang data-data yang mendukung tentang
menjadi penguatan opini masyarakat yang dasar bagaimana tantangan islam moderat di
berkembang di dalam media sosial. Karena new media. Metode deskriptif diartikan
kekuatan jurnalis yang mencari, menulis dan sebagai pemecahan masalah yang diteliti
menginforamasikan harus sesuai dengan dan digambarkan atau dilukiskan dalam
koridor jurnalisme damai dalam keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-
permasalahan konflik. Ada tiga hal utama fakta objektivitas data yang lapangan yang
dalam menjalankan jurnalisme damai yaitu : tampak. Mendeskripsikan fakta-fakta pada
Pertama, mempunyai wawasan yang luas tahap pertama melihat usaha mengemukakan
dalam menganalisa dan melihat dampak gejala-gejala dan hambatan secara dini dan
buruk dari sebuah konflik, serta lengkap di dalam aspek yang diteliti.
meyampaikan dan mentransformasikan
Peniltian deksriptif adalah jenis
dengan narasi yang berimbang dan damai.
mengenai kejadian untuk menggambarkan
4
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi
Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
5
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta ; Kencana, Lynch & Goldrick, Peace Juornalism,
2006). hlm : 7 (Gloucestershire: Howthorn Press, 2009) hlm 545

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 98


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

kejadian di lapangan secara sistematis, islam moderat berjalan di Indonesia.


faktual dan akurat mengenai sifat, fakta dan Konsepsi tentang fakta islam moderat
sifat serta hubungan antara fenomena yang berjalan di Indonesia di ekspresikan untuk
diteliti6. Analisis framing digunakan untuk melihat realitas dan hasil konten adalah
mengetahui realitas sesungguhnya dalam produk dari proses interaksi dan dialektika
bingkai new media. Dengan demikian, yang dialami.
realitas sosial yang terjadi mudah dipahami,
C. Hasil dan Pembahasan
dimaknai dan dikontruksikan dengan
New media yang terus berkembang
maknanya. Teknik dan elemen didalamnya
dengan pesat tidak sebagai jalan untuk kanal
bukan hanya teknik komunikasi melainkan
indra manusia dalam berkomunikasi, tetapi
bagaimana islam radikalisme dimaknai dan
juga berkembang pesat sebagai pusat
di tampilkan.
informasi dalam menjalankan ideologinya
Analisis framing memiliki dua esensi masing-masing penggunanya. Dalam
utama dalam penjabaranya. Pertama, perkembangan teknologi dan informasi ini
bagaimana peristiwa dimaknai, ini memungkinkan semua lapisan masyakat bisa
berhubungan dengan bagaimana konten di mengakses new media secara bebas dan
upload. Kedua, bagaimana fakta dan narasi menyampaikan atau berkomunikasi sesuai
ditulis. Aspek ini berhubungan dengan yang di inginkan, kondisi seperti ini
penggunaan fakta, gambar untuk memungkinkan mengalami perbedaan
mendukung gagasan7. Konten islam non pendapat dan bertentangan dengan ideologi
moderat dalam pandangan kontruksi sosial maupun acara orang lain yang itu tidak
adalah peristiwa atau fakta yang sesuai sejalan dengan dasar negara dan keislaman
dengan keislaman yang dianut di Indonesia. yang di anut di Indonesia.
Realitas yang terjadi bukan hanya sebuah
Media dalam buku teori komunikasi
interaksi dan gagasan konten dengan fakta.
massa McQuail, ada enam sudut pandang
Tapi proses internalisasi konten dan realitas
dalam melihat peranan media. : Pertama,
6
Rachmat Kriyantono, Teknik praktis riset media sebagai sudut jendela yang
komunikasi: disertai contoh praktis riset media, dimungkinkan oleh para khalayak melihat
public relation, advertising, komunikasi organisasi,
komunikasi pemasaran. (Jakarta: Kencana, 2010) apa yang sedang menjadi kegiatan diluar,
hlm: 69
7
Fachrul Nurhadi. Teori Komunikasi atau media sebagai sarana belajar
Kontemporer, (Depok : Kencana, 2015) hlm : 77

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 99


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

masyarakat untuk mengetahui sebuah Keenam, media massa sebagai


peristiwa yang berlangsung. Kedua, media interlocutor yang bukan sekedar tempat
dianggap sebagai cerminan peristiwa yang informasi berjalan, akan tetapi juga sebagai
terjadi di masyarakat dan dunia. Karena para jaringan komunikasi yang memberikan
pengelola media “akun new media” merasa komunikasi yang sifatnya interkatif.
tidak bersalah dalam media nya
New media dalam kehidupan sosial
menimbulakan permasalahan kekerasan,
menjadi referensi utama dalam kehidupan
konflik dan keburukan untuk suatu
manusia di era modern, isi new media akan
masyarakat. Sesugguhnya framing dan angle
terus mempengaruhi realita subjektivitas
sebagai cermin yang sudah diputuskan oleh
pelaku atau para pengguna new media dalam
para profesional.
runag interaksi sosial. Gambaran tentang
Ketiga, media massa sebagai gatekeeper realitas kehidupan masyarakat inilah
yang menyeleksi berbagai hal yang menjadi timbal balik untuk mendasari
diberikan kepada masyarakat. Media repson dan sikap khalayak dalam
senantiasa memilih isu informasi yang mengembangkan islam moderat yang terus
berdasarkan standart pada pengelola sesuai bersaing di new media.
dengan kode etik yang secara budaya yang
Kekuatan informasi dan Pemberitaan di
sudah terbentuk di Indonesia.
New media
Keempat, media massa sering kali di
Pada saat ini banyak konflik ideologi
pandang sebagai tuntunan, petunjuk jalan
islam moderat dan islam yang ingin
atau interpreter yang menerjemahkan dan
mendirikan NKRI bersyariat dan negara
menunjukkkan arah atas informasi yang
islam (Khilafah Islamiyah), ini terus bergulir
tidak pasti kebenarannya.
dan memanas sampai saat ini di new media
Kelima, media massa sebagai forum yang terus diprovokasikan publik untuk ikut
untuk mempresentasikan informasi dan ide- memancing sebuah gesekan. Padahal dalam
ide kepada khalayak, sehingga tanggapan melakukan transaksi informasi yang
dan feedback dari para penonoton sangat dilakukan dalam new media harus bersifat
memungkinkan berkembang. tidak memprovokasi dan saling menjaga
etika komunikasi. Media-media yang sudah

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 100


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

online yang dan memiliki bentuk dalam media. Kelompok islam non moderat
pemberitaan online menjadi suatu dasar (radikal dan intoleransi) memainkan new
berfikir kebenaran yang dilakukan oleh media dan membuat pemberitaan online
kelompok yang di anggap sesuai dengan yang tidak sesuai dengan idealisme
ideologi yang di anutnya. jurnalistik.

Media massa hari ini mulai Media harus menyedikan pemberitaan


mengimbangi media nya dengan memiliki yang jernih, jujur dan akurat dan dapat di
akun new media untuk menyebarkan ketahui oleh masyarakat sehingga bisa
informasi dan pemberitaan. Kadangkala membantu menjawab permasalahan yang
media-media ini juga memiliki kepentingan sedang terjadi di dalam masyarakat. Media
dan ikut serta dalam sebuah penyebaran sebagai jembatan komunikasi untuk
konflik dengan menggunakan war meredam konflik yang berkembang di new
Journalism dalam mengelola media karena perkembangan opini
pemberitaanya. Media pemberitaan online di masyarakat. Meskipun tidak bisa di pungkiri
era new media ini memiliki nafas yang “kebanyakan” media online masih
lebar, banyak kelompok-kelompok radikal memberitakan fakta-fakta terkait gesekan
dan intoleransi mengelola ideologinya sesuai dengan opini dan ideologinya.
dengan penyebaran informasi dan
Perkembangan ideologi islam radikal
pemberitaan memalui bentuk news dengan
dan intoleransi terus berkembang di new
website yang dibuat untuk membenarkan
media dengan dukungan kolompok dan
ideologi yang dianut nya.
pemberitaan yang di buatnya. Media harus
New media merupakan media yang nya berusaha untuk mencari sudut pandang
memiliki kekuatan sosial atau kelompok yang menarik di dalamnya agar keluar dari
yang sangat berpengaruh dalam membentuk konflik. Tetapi, media dan akun new media
opini publik yang di sebarkan di semua menjadi jembatan komunikasi dalam
lapisan masyarakat. Penggalangan dan memperkeruh suasana konflik untuk
dukungan yang tidak sesuai dengan negara membenarkan sudat pandang ideologinya
atau islam yang berkembang di Indonesia ini dalam konflik yang terjadi.
terbentuk bukan melalui media massa, akan
tetapi kekuatannya di bentuk melalui new

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 101


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

Media online “pemberitaan” harusnya dan waktu serta pertama kali


menekankan pada prinsip-prinsip jurnalisme menelusuri sejarah memulai konflik

damai “Peace Journalism” dari pada konflik. dan bagaimana


pihak lain
menggunakan jurnalisme perang.
membahasnya.
Munculnya media-media online yang
bentuknya pemberitaan membuat sudut Membaca konflik Membaca konflik
pandang baru dalam membangun opini secara transparan secara tertutup
masyarakat. Meski pun pemberitaan tidak
Memberi suara Menggunakan
berimbang dalam sebuah konflik.
kepada semua pihak kerangkan “mereka-

Pemberitaan Pemberitaan dngan empati dan kita”dan hanya


pemahaman. menyuarakan suara
Jurnalisme Jurnalisme
“kita”
Damai Perang

Melihat konflik atau Melihat keberadaan


Menulusuri unsur Hanya menyoroti
perang sebagai mereka sebagai
pada konflik. Isua daerah konflik.
masalah dan melihat masalah dan selalu
atau masalah yang Hanya melihat dua
bentuk lain dari menyoroti
diperdebatkan pihak yang bertikai
konflik yang tidak kemenangan atau
dengan perspektof dengan satu tujuan
menggunakan kekalahan yang
mancari (kemenangan)
kekerasan terlibat konflik
penyelesaian. konflik direduksi
menjadi sebuah Proaktif, mencegah Reaktif, hanya
perang yang tidak terjadinya perang, membaut laporan
mungkin mencapai kekerasan konfik atau berita ketika
titik temu. tanpa harus kekerasan terjadi
menutupi konflik
Melhat waktu dan Melihat waktu dan
tempat konflik konflik secara Menyoroi akibat Hanya menyoroti
secara terbuka, tidak tertutup, hanya kekerasan yang tidak akibat-akibat yang
dibatasi kejadian menyoroti tempat terlibat seperti terlihat dari
yang baru kejadian. Melihat trauma dan demam kekerasan seperti
berlangsung. sebab dan akibat kemenangan, korban pembunhan,
Melihat sebab akibat hanya sebagai kehancuran struktur luka-luka,
diberbagai tempat peristiwa, siapa

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 102


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

masyarakat dan kerusakan bangunan Sebagai contoh, Peristiwa-peristiwa


budaya dan sebagainya.8 islam radikal dan intoleransi di Indonesia
memunculkan gaungnya pada awal
Menyoroi akibat Hanya menyoroti
kekerasan yang tidak akibat-akibat yang permasalahan kasus Pemilihan Kepala
terlibat seperti trauma terlihat dari kekerasan Daerah (Pilkada) Daerah Khusus Ibukota
dan demam seperti korban Jakarta dan dilanjutkan dengan panasnya
kemenangan, pembunhan, luka-
persaingan Pemilihan Presiden (Pilpres)
kehancuran struktur luka, kerusakan
2019 antara Prabowo Subianto – Sandiaga
masyarakat dan bangunan dan
budaya sebagainya.9 Uno dengan Joko widodo – Ma’ruf Amin.
Media pemberitaan online pada masa pemilu
Jurnalisme harus berdiri di atas nama menjadi sangat hangat dalam kelompok-
kebenaran yang menolak sebuah propaganda kelompok islam toleran dan islam radikal
dan kebohongan dimana kebenaran dilihat atau intoleran dalam konfliknya.
dari beragam sisi.10 Pemberitan yang di
muat di dalamnya tidak ada unsur Pembangunan Opini Publik (Intoleran
mengemukakan permasalahan dari sudut dan Radikal) melalui Akun Media Sosial
pandang masing-masing kelompok atau Youtube
sudut pandang ideologi, maka memunculkan
Pemberitaan tentang sebuah
bias dan keberpihakan media dalam
perbedaan di media online dapat membawa
menampilkan permasalahan. Adanya dasar
efek terhadap perkembangan di media
keberimbangan dan keadilan dalam
sosial. Pemberitaan yang tidak di dasari oleh
menyajikan pemberitaan konflik juga
jurnalisme damai akan justru memperluas
menjadi dalam menjegah media online dan
ekskalasi konflik yang berkepanjangan di
jurnalis dari tuduhan melakukan propaganda
media sosial. Kelompok-kelompok yang
dan memanfaatkan konflik untuk
mempunyai semangat narasi intoleransi dan
membangun opini publik.
radikalisme serta yang mempunyai semangat
8
Oktarianisa, Sefti. (2009). Pandangan Jurnalis
membangun negara islam (Khilafah
TV Mengenai Aplikasi Konsep Jurnalisme Damai islamiyah) banyak menguasai lini-lini new
Pada Berita Perang di Televisi Indonesia. Jurnal
Penelitian Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, media, mulai dari (Youtube, media sosial
Volume VII/Nomor 3, September-Desember 2009:
543-558. dan Pemberitaan Online).
9
Ibid
10
Ibid

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 103


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

Narasi dan kebebasan berkomunikasi di Analisis framing ini tidak akan lepas dari
media sosial membuat perbedaan sudut background penceramah, nama channel,
pandang tidak bisa di tinggalkan. Akan subscriber, komentar, jumlah penonton dan
tetapi penyebaran dan narasi yang dibangun efek yang ditimbulkan. Pada Khilafah
untuk saling menyalahkan, mencaci maki channel memiliki Playlist yang di
orang yang tidak sesuai dengan dirinya, kategorikan (Hijrah series, Melek sejarah
secara (keyakinan, ideologi dan kelompok) islam, majelis khilfah channel dan khilafah).
yang berefek pada aspek konflik yang terus Pada channel ini tokohnya ada Ust. Felix
terjadi di masyarakat maya. Siauw, KH. Rokhmat Labib dan KH. Hafidz
Abdurrahman memberikan ceramah yang
Channel Youtube, News Khilafah
berkaitan dengan perjuangan khilafah dari
Channel, Fokus Khilafah Channel dan
sisi para tokoh yang meguasai topik-topik
Khilafah Channel merupakah channel yang
tertentu. Dalam channel ini para tokohnya
di bangun atau berafiliasi dengan “Media
mencoba untuk menyasar kaum muda
Dakwah Islam Kaffah” menjadi katogori
dengan tokoh felix siauw yang mendekat
yang masuk dalam penelitian artikel ini.
pada sosok anak mudanya.
Tiga channel ini dipilih karena masuk dalam
tiga kategori yang sudah di jelaskan di atas. News Khilafah channel ini lebih
Tiga channel ini masih memiliki tokoh mengfokuskan kegiatan-kegiatan para tokoh
utama yang terus mencoba menawarkan dan pejuang HTI yang berkiprah, seperti
ceramah agama yang secara terang-terangan pada taglinknya channel ini, hadirnya Ust.
masih terus berkembang sampai pada saat Zulfikri Ali dari Sumatra Barat yang
ini menawarkan ideologi khilfahnya. Media mengisi ceramah di Monas pada acara 212.
salah organisasi yang telah di resmi Dalam channel masih sangat melekat ucapan
bubarkan oleh pemerintah Indonesia pada dan semengat menegakkan khilfah yang
tahun 2017 ini masih aktif membuat konten secara terang-terangan. Begitu juga dalam
dan narasi dalam membangun negara islam judul videonya masih memakai label “Jubir
dengan tokoh-tokoh yang masih sama HTI : pilihannya diam atau lawan”, “tetap
dengan pejuang Hizbut Tahrir Indonesia melawan rezim, rezim takut islam”.
(HTI). Narasinya yang dibangun memang memiliki
semangat yang sama dalam menjalankan
misi untuk merubah tatanan negara sesuai

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 104


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

dengan dasar Negara Kesatuan Republik kehidupan new media. Relasi agama dan
Indonesia (NKRI) dengan negara media memiliki empat unsur, similarity,
berdasarkan khilafah islamiyah yang begitu distinction, mediatiside, artikulasi.11
besar menguasai new media dalam
Similarity berkaitan dengan kesamaan
menyebarkan dan menjalankan ideologinya.
dalam kehidupan nyata dan media dalam
Fokus khilafah channel dalam agama dan media. Keduanya mencoba untuk
deskripsinya adalah sebuah media yang menggambarkan melalui simbol dan
terpercaya mengungkap fakta dan realita, kehidupan agama yang lekat dengan simbol-
perang opini dan ideologi lengkap dan simbol agama seperti tempat ibadah dan
mendalam dalam persepktif islam. Channel kehidupan beragama. Simbol agama ini
ini lebih di fokuskan dalam untuk ditanyangkan kepada masyarakat
memperjuangkan ideologinya dengan logo melalui jembatan media. Media juga
“FOKUS media perjuangan islam”. menampilkan simbol-simbol yang
Perjalanan channel ini juga aktif sudah lama mengharuskan penonton melihatnya sebagai
dalam jejaknya tercatat sejak mei 2018. kebenaran yang di komunikasikan kepada
Channel ini juga memakai tagline “Islam, para penonton atau khalayak media.
Khilafah dan Tudingan Radikalisme, fokus
Distinction, lebih berfokus pada
Ust. Ismail Yusanto” pada video yang
pertentangan agama dan media. Media atau
menjadi tagline ini juga mempunyai
new media sebagai jembatan dalam
deskripsi yang begitu panjang tentang sudut
pendangkalan nilai-ilai agama saat media
pandang khilafah yang mencoba terus di
masuk dalam ranah ritual, maupun kegiatan
tawarkan dari berbagai persepsi akademisi,
agama lainya. Pertentangan new media dan
sejarah dan gagasan.
agama lazim terjadi mengingat misi dari hal
New media di dalamnya tidak lepas dari mengutamakan misi ideologi dan doktrin
kehidupan masyarakat yang begitu erat yang berbeda diantara keduanya yang bisa
kaitanya dengan kehidupan nyata hari ini, memisahkan keduanya. Distinction
tak terkecuali pada bidang agama. Pada era berlawanan dengan mediatside, relasi ketika
globalisiasi dan era media sosial ini relasi ini memperlihatkan jika sebuah agama dan
antara agama sangat tidak bisa dipisahkan
11
dengan konten dan yang lahir dalam Stewart M Hoover, Religion In Media
Age, (London: Routledge, 2006)

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 105


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

media sebenarnya tidak bertentangann negara islam “khilafah islamiyah” terus di


namun mempunyai kebutuhan khusus gaungkan. Retorika depan panggung sejalan
“saling membutuhkan” keberadaan new dengan panggung belakang tanpa adanya
media ini justru membuat penguatan lapisan yang menutupinya. Ceramah-
hubungan anak muda kaum millenial yang ceramah yang masuk dalam tiga channel di
saling mengutungkan dalam memajukan atas sangat santer aktif membuat konten
agama. baru dalam menjalankan misinya, begitu
besar menguasai media dengan segelintir
Artikulasi, relasi dan agama dalam
ustadz-ustadz yang tidak lebih dari 10 orang
media memiliki kemampuan untuk saling
memiliki 3 channel youtube untuk
melakukan negosiasi tawar-menawar.
menyebarkan ideologinya. Fokus
Artikulasi dalam pengertian ini lebih
pembahasan cermah-ceramah ustadz pada
menekankan pada proses subordinasi media
peletakan kondisi sosial masyarakat hari ini
terhadap agama sebagai dukungan. Pada sisi
yang dikatakan jauh dari pemurniaan agama,
lain media juga menolak ide-ide yang
dari berbagai masalah yang terjadi di dunia
ditawarkan oleh ajaran agama dalam
para ustadz ini menawarkan solusi
produksinya, contohnya kasus radikalisme.
keislaman yang dikatakan sebagai jalan
Karena media hari ini sebagai jembatan
keluar untuk merubah menjadi kebaikan
komunikasi dalam menyebarkan ide, inovasi
yang islami yaitu khilafah.
dan pemikiran dari masing-maisng
pengguna. Konten-konten youtube ini mencoba
memberikan opini publik baru yang
Radikalisme yang sudah menguat
diciptakan dari solusi realitas keseharian,
berbagai lini di dalam ruang new media
dalam bentuk komunikasi pendapat, tafsir
sangat nyata meruapakan bentuk dari relasi
dan inovasi dalam kehidupan sehari-hari.
artikulasi. Pemurniaan agama yang
Namun, dalam komunikasinya tidak
mengarah pada kekutan dalam menentang
melupakan dari ujaran kebencian terhadap
ideologi agama yang sudah hadir dalam new
kelompok atau agama lain “non muslim”.
media sejatinya tiga channel memiliki
Pembangunan dan komunikasi opini publik
kepentingan dalam setiap ceramahnya.
tidak lepas dari label dan perjuangan dalil
Bagaimana ujaran anti cina, perjuangan
dan hukum yang bersandarnya kepada
islam yang kaffah dengan tujuan menuju
perjungan HTI dan khilafahnya, sebagai

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 106


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

contoh dalam channel fokus khilafah yang Media memiliki kekuatan komunikasi
menjadi tagline nya adalah video “Benarkah yang bisa menggerakkan opini publik atau
Ide Khilafah Radikal” dengan pembukaan “kontruksi realitas”. Prinsip dasar new
dalam videonya (PERANG OPINI media dan media sosial memproduksi
Ideologi). Kata-kata perang dalam kembali sesuatu yang terjadi di dalam
perjalanan kosa kata bahasa Indonesia kehidupan masyarakat dengan sebuah
menjadi hal yang yang sangat menakutkan, penegasan dari berbagai pihak dalam
karena kosa kata dan budaya indonesia di membangun komunikasi yang memberikan
bentuk dalam tataran high contex culture penguatan dengan mengkontruksi realitas.
yang lebih mengedepankan perkataan yang Tampilan media tidak lain adalah cara untuk
santun dan beretika dari pada kata-kata yang memproduksi realitas-realitas sosial masa
mencoba memberikan pesan yang garang lalu yang dihadirkan kembali di dalam new
seperti perang. media.

Artinya para kelompok radikalisme dan Channel yang menyebarkan faham


penentang sistem demokrasi di Indonesia radikalisme dan memperjuangkan khilafah
masih berjalan lancar dengan terus nyatanya mampu merubah pola pikir, sikap
menyebarkan idologinya di dalam new dan tindakan dalam berkomunikasi dengan
media. Tagline pada channel fokus khilafah masyarakat maupun di media sosial. Cara
sudah di unggah lebih dari satu tahun, yang paling efektif kita bisa melihat
ditonton 35 ribu orang dan subscribe nya 39 perpedaan pendapat dalam pemimpin
ribu. Konten-konten di dalam tiga channel muslim atau non muslim seperti yang
ini terus mencoba memframing untuk terjadi pada Pemilu Gubernur 2017 di
menjadikan tolak ukur dalam media dalam jakarta, sampai memuncul kan fenomena
segi penerimaan masyarakat. Media mampu baru dalam hal kematian pendukung. Ketika
menciptakan kebiasaan baru yang dilahirkan pendukungnya yang muslim tapi tidak
dari respon masyarakat, kebiasaan-kebiasan mendukung pemimpin muslim, maka ketika
ini juga tidak lepas dari jumlah, pola dan meninggal tidak mau mensholati
rutinitas yang dapat terukur dari kaidah- jenazahnya. Kejadian ini terjadi terus di
kaidah new media dan media sosial yang komunikasi melalui media sosial karena
berlangsung. sentimen agama dan emosi untuk
membenarkan pemikiranya dalam tidak

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 107


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

mensholati jenazah menjadi benar ketika Kekuatan pemberitaan online


didasari usur kebencian dan perbedaan mampu mambuat perkembangan opini
pilihan. publik di dalam sosial media terus berjalan,
karena perkembangan opini publik harus di
Channel radikalisme dan khilafah
imbangi dengan pemberitaan yang bersifat
mempengaruhi hubungan masyarakat di
mengarah pada jurnalisme perdamaian, dan
Indonesia yang memiiki hubungan saling
media kendaknya tidak disalahgunakan
keterikatan. Konektivitas masyarakat maya
untuk meningkatkan penjualan atau
dengan cepat terbentuk komunikasi
keuntungan ekonomi media kelompok
kelompok yang memiliki ideologi bersama.
dalam ajang peristiwa konflik.
Akulturasi islam dan budaya di indonesia
menjadi jalan berkembangnya islam di Media channel youtube masih begitu
Indonesia. Namun kelompok radikalisme besar menjadi pedoman dan rujukan dalam
dan intoleran tidak menerima adanya sebuah menonton keagamaan. Channel ini juga
perpaduan islam dan budaya beserta berpotensi menjadi penyaluran radikalisme d
persandingan agama islam dan non muslim. Indonesia, mengingat organisasai Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) sudah di bubarkan
D. Kesimpulan / Penutup
dan di tolak ideologinya oleh negara
Media mempunyai kekuatan untuk
Indonesia, akan tetapi masih aktif dan
mengkontruksi realitas dalam masyarakat
berselancar dalam new media menyebarkan
melalui pemberitaanya, sehinngga media
faham-faham mendirikan negara islam.
mainstream maupun media online harus
Ceramah-ceramah meraka dalam satu wadah
bebas dari nilai utama ekonomi politik
channel youtube terhubung dengan channel-
media. Media pemberitaan online masih
channel lainya. Para pengusung negara
belum bisa mencegah terjadinya konflik
“khilafah islamiyah” ini sangat baik dalam
yang dapat terciptanya sebuah perdamaian
melihat peluang dakwah islam di dalam
dilapisan masyarakat. Media harus ikut serta
perkembangan new media untuk
dalam mendorong terciptanya perdamaian
menyebarkan radikalisme mengingat umat
dalam upaya-upaya membangun dan
muslim dihadapkan pada persoalan yang
melestarikan agama, budaya dan negara
modern di jawab melalui media-media baru
Indonesia yang dilakukan oleh pihak-pihak
dalam dakwahnya yang mengacu pada
yang bertikai.
“qur’an dan sunnah” sebagai landasan

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 108


Jurnal Al-Tsiqoh (Dakwah dan ekonomi) Vol. 5. No. 2. November 2020
e-ISSN:2502-8294 Hal: 93-109

jawabannya. Benih-benih radikalisme bisa Berita Perang di Televisi Indonesia.


muncul dari kasus seperti ini disaat orang Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi
Universitas Indonesia, Volume
mulai beranggaan apa yang dihari ini selalu
VII/Nomor 3, September-Desember
bertentangan dengan ajaran islam “menurut 2009.
kelompoknya”. Stewart M Hoover, (2006) Religion In
Media Age, London: Routledge.
E. Daftar Pustaka Yusuf Hanafi, (2013) Pendidikan Islam
Transformatif: Menuju
Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi
Komunikasi Teori, Paradigma, dan Pengembangan Pribadi Berkarakter
Diskursus Teknologi Komunikasi di Malang : Temprina Media Grafika.
Masyarakat, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik praktis
riset komunikasi: disertai contoh
praktis riset media, public relation,
advertising, komunikasi organisasi,
komunikasi pemasaran. Jakarta:
Kencana.
Lynch & Goldrick, (2009) Peace
Juornalism, Gloucestershire:
Howthorn Press
McQuail, Dennis, (2010) Mass
Communication Theory. Edition 6.
Buku. Jakarta : penerbit Salemba
Empat
Makruf, J. (2011). Islam, Democracy, and
the Road to Moderatism: Testing the
Political Commitment of Indonesian
Muslim Activists. Islam and
Civilisational Renewal, 2(3).
Nurhadi Fachrul. 2015 Teori Komunikasi
Kontemporer, Depok : Kencana.
Nurjannah. 2013. Radikal vs Moderat: Atas
Nama Dakwah, Amar Makruf Nahi
Mungkar dan Jihad. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Oktarianisa, Sefti. (2009). Pandangan
Jurnalis TV Mengenai Aplikasi
Konsep Jurnalisme Damai Pada

Tantangan Komunikasi Islam Moderat di Era New Media 109

Anda mungkin juga menyukai