Anda di halaman 1dari 3

Abstrak

Pemakaian benih per lubang tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan karena secara langsung
berhadapan dengan kompetisi antar tanaman dalam satu rumpun. Jumlah bibit per lubang tanam
yang lebih sedikit akan meberikan ruang pada tanaman untuk menyebar dan memperdalam
perakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah benih per lubang
tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman timun suri. Penelitian ini menggunakan tiga
sampel dengan media tanam berupa polybag. Masing-masing polybag ditanami jumlah benih
yang berbeda. Pemberian nutrisi yang digunakan berupa pupuk kandang ayam. Hasil dari
penelitian ini menunujukkan bahwa Perlakuan jumlah benih per lubang berpengaruh nyata pada
tinggi tanaman timun suri pada akhir pengamatan namun tidak berpengaruh nyata pada
pembentukan jumlah daun.

Kata Kunci : Benih per lubang, Pertumbuhan, Timun Suri

Pendahuluan

Timun Suri (Cucumis sativus .L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Timun suri termasuk kedalam tumbuhan semusim
penghasil buah anggota suku Cucurbitceae atau labu – labuan. Di Indonesia timun suri dikenal
dengan nama diantaranya yaitu : Timun Puan (Kalimantan dan Sulawesi) dan Timun
Betik/Berteh (Jawa). Buah timun suri juga mengandung zat-zat gizi lain seperti vitamin C 24,86
mg, serat 0,8 mg, lemak 0,04 mg, dan protein 1,3 mg serta karbohidrat 2,08 mg. Buah ini juga
memiliki suatu jenis dan cita rasa yang segar dan flavor yang khas. Kandungan dalam 100 g
buah timun suri terdiri dari 1008 mg kalium, 768 mg kalsium dan 422 mg fosfor (Hayati et al.,
2008).

Selain itu, timun suri juga mengandung asam manolat yang berfungsi untuk menekan gula darah.
Kandungan seratnya yang tinggi baik untuk melancarkan buang air besar, menurunkan kolestrol
dan menetralkan racun serta mencegah penuaan dini dan mencegah berbagai penyakit lainnya
yang beresiko terhadap kehidupan manusia.

Timun suri memiliki potensi untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Selain itu, timun suri memiliki peluang pasar yang menjanjikan untuk memenuhi permintaan
konsumsi rumah tangga dan industri pengolahan, baik di pasar domestik maupun pasar
internasional (Syahfari, 2010).

Penurunan produksi timun suri merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan, terlebih lagi
penurunan produksi ini terjadi di saat permintaan timun suri sedang meningkat. Peningkatan
permintaan timun suri ini terjadi karena adanya upaya pengembangan produk berbahan baku
timun suri di berbagai jenis usaha, baik itu industri rumah tangga ataupun industri pengolahan
yang bertaraf nasional maupun internasional. Pangsa pasar timun suri juga sangat menjanjikan
diberbagai belahan dunia seperti: Jepang, Malaysia, Singapura, Korea, dan China (Syahfari,
2010).

Selain itu, Pengembangan tanaman timun suri sering mengalami kendala, terutama dalam hal
sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Tanah yang kurang subur menyebabkan produksi menurun.
Oleh karena itu, dalam penanaman perlu dilakukan pengolahan tanah dan penambahan unsur
hara. Penambahan unsur hara dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dan
anorganik (Putra, 2011).

Pertumbuhan tanaman dapat tercapai dengan baik, apabila tanaman mendapatkan faktor-faktor
tumbuh yang optimal. Salah satu faktor tersebut adalah ketersediaan unsur hara di dalam tanah,
yaitu unsur hara makro: Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) dalam jumlah yang cukup.
Unsur hara yang cukup bagi tanaman dapat memberikan hasil yang optimal bagi pertumbuhan
tanaman tersebut. Bila tanah tidak menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup, maka
perlu dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang yang mengandung tiga unsur
hara makro tersebut. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang ayam.

Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu memberikan respon tanaman yang
terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pupuk kandang ayam relatif lebih cepat
terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula jika dibandingkan dengan jumlah
unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya (Widowati, dkk, 2005).

Menurut penelitian Sutedjo (2009), yang menyatakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung
nitrogen tiga kali lebih besar dari pada pupuk kandang yang lainnya. Hal ini berdampak pada
peningkatan jumlah populasi mikroorganisme didalam tanah, sehingga membantu dalam
pengikatan partikelpartikel tanah yang sangat membantu dalam peningkatan kesuburan tanah.

Selain faktor dari pemberian pupuk atau nutrisi, jumlah benih per-lubang juga sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan timun suri. Jumlah benih yang terlalu banyak akan
menyebabkan kualitas buah menurun (buah berukuran kecil), kendatipun jumlah buahnya
banyak. Hal ini disebabkan terjadinya persaingan tanaman dalam mendapatkan faktor-faktor
tumbuh. Menurut Sumpena (2007)

Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas belum diketaghuinya jumlah benih per lubang
tanam yang tepat untuk mendapatkan pertumbuhan timun suri secara optimal.Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah benih per lubang terhadap pertumbuhan tanaman
timun suri.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah yang berlokasi di desa Jatimulyo Belitang OKU
Timur. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 25 April sampai 25 Mei.
Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih timun suri lokal sebanyak 6
benih,pupuk kandang 1,5 kg. Alat yang digunakan adalah cangkul, polybag dan gembor.

Faktor yang diteliti yaitu jumlah benih per lubang polybag terdiri dari 3 taraf yaitu 1 benih per
lubang (B1), 2 benih per lubang (B2) dan 3 benih per lubang (B3).

Peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah panjang batang utama dan jumlah daun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Jumlah Benih Per Lubang Polybag Terhadap Pertumbuhan

Hasil uji F pada analisis ragam menunjukkan bahwa jumlah benih per lubang berpengaruh

Anda mungkin juga menyukai