BAB II RMN
BAB II RMN
KAJIAN TEORI
C. Sejarah Toko
• Adanya perbedaan kecakapan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
D. Interior Toko
1. Standarisasi Interior
a. Penataan Retail
b. Rak display
3. Standarisasi Utility
a. Sistem Pencahayaan
b. Sistem Penghawaan
Macam penghawaan:
• Cross ventilation system (sistem ventilasi silang)
• Ventilasi bawah
• Ventilasi atap
• Elemen air
• Plafon
4. Standarisasi Warna
Cyan Magenta Yellow Key / Black atau sering disingkat sebagai CMYK
adalah proses pencampuran pigmen yang lazim digunakan percetakan. Tinta
process cyan, process magenta, process yellow, process black dicampurkan
dengan komposisi tertentu dan akurat sehingga menghasilkan warna tepat
seperti yang diinginkan. Bahkan bila suatu saat diperlukan, warna ini dengan
mudah bisa dibentuk kembali.
Sistem CMYK juga digunakan oleh banyak printer kelas bawah karena
keekonomisannya. CMYK (adalah kependekan dari cyan, magenta,
yellowkuning, dan warna utama/key (black-hitam), dan seringkali dijadikan
referensi sebagai suatu proses pewarnaan dengan mempergunakan empat
warna) adalah bagian dari model pewarnaan yang sering dipergunakan dalam
pencetakan berwarna. Namun ia juga dipergunakan untuk menjelaskan proses
pewarnaan itu sendiri. Meskipun berbeda-beda dari setiap tempat pencetakan,
operator surat khabar, pabrik surat khabar dan pihak-pihak yang terkait, tinta
untuk proses ini biasanya, diatur berdasarkan urutan dari singkatan tersebut.
Model ini, baik sebagian ataupun keseluruhan, biasanya ditimpakan
dalam gambar dengan warna latar putih (warna ini dipilih, dikarenakan dia
dapat menyerap panjang struktur cahaya tertentu). Model seperti ini sering
dikenal dengan nama "subtractive", karena warna-warnanya mengurangi
warna terang dari warna putih.
Dalam model yang lain "additive color", seperti halnya RGB (Red-
Merah, Green-Hijau, Blue-Biru), warna putih menjadi warna tambahan dari
kombinasi warna-warna utama, sedangkan warna hitam dapat terjadi tanpa
adanya suatu cahaya. Dalam model CMYK, berlaku sebaliknya: warna putih
menjadi warna natural dari kertas atau warna latar, sedangkan warna hitam
adalah warna kombinasi dari warna-warna utama. Untuk menghemat biaya
untuk membeli tinta, dan untuk menghasilkan warna hitam yang lebih gelap,
dibuatlah satu warna hitam khusus yang menggantikan warna kombinasi dari
cyan, magenta dan kuning.
5. Elemen Estetis
a. Tekstur
Tekstur merujuk pada permukaan taktil pada sebuah objek. Tekstur
memiliki dua bentuk – tekstur visual dan aktual. Tekstur visual merujuk pada
tekstur yang bisa dilihat oleh mata. Dengan kata lain, tekstur visual hanya bisa
didapatkan oleh seseorang dengan melihatnya. Efek ini biasanya bisa ditemukan
pada pola-pola yang ada di ruangan. Tekstur aktual atau taktil bisa dilihat dan juga
diraba dan memiliki karakteristik tiga dimensi.
B. Pola
Pola memiliki fungsi untuk menambah daya tarik ruangan. Pola diciptakan
dari penggunaan desain yang repetitif dan bisa ditemukan pada wallpaper,
furnitur, karpet, dan kain. Pola memiliki berbagai tipe seperti contohnya
garisgaris, geometris, organik, motif, dan print. Saat menambahkan pola,
sebaiknya pertimbangkan ukuran dan gaya ruangan. Jangan terlalu banyak
menambahkan pola di ruangan yang kecil agar ruangan tidak terkesan berlebihan.
Pola juga dapat menciptakan garis-garis vertikal dan horizontal yang dapat
digunakan untuk menambah kesan luas pada ruangan. Pola-pola kompleks yang
terdiri dari warna dan garis kontras cocok digunakan pada dinding dan dapat
membuat ruangan terlihat lebih hidup. Pola dengan ukuran besar dapat terlihat
menarik di ruangan yang luas dan bisa menjadi sesuatu yang dapat menarik
perhatian di dalam ruangan.Pola juga dapat menggambarkan karakter.
a. Garis
Bentuk fisik dari segala sesuatu yang ada di dalam ruangan adalah
bentuk yang memiliki volume atau tiga dimensi. Bentuk biasanya terdiri dari
bentuk geometris dan natural. Bentuk geometris biasanya terdapat pada garis-
garis yang menonjol dan sudut-sudut, serta terlihat seperti buatan manusia.
Sebaliknya, bentuk natural adalah bentuk-bentuk organik yang dibuat oleh
alam sehingga bentuknya lebih asimetris. Bentuk bisa berupa objek-objek
terbuka atau tertutup.
Hal lain yang harus dipertimbangkan dari bentuk adalah proporsi dan
skala ruangan yang dibandingkan dengan objek di dalamnya. Menambahkan
bendabenda dengan bentuk yang serupa akan mencipatakan harmoni dan
keseimbangan, sedangkan menambahkan terlalu banyak bentuk yang berbeda
akan terasa membingungkan. Sebuah ruangan akan terlihat lebih nyaman jika
bentuk yang dominan diduplikasikan pada benda-benda kecil di dalam ruangan
tersebut.
c. Pencahayaan
Baik natural atau buatan pencahayaan adalah aspek yang sangat penting
,pada sebuah ruangan. Tanpa pencahayaan, elemen-elemen lain tidak akan bisa
menunjukkan seluruh potensinya. Pencahayaan bisa dibagi menjadi beberapa
kategori, yaitu pencahayaan sesuai fungsinya (task lighting) , pencahayaan
untuk aksen (accent lighting),dan pencahayaan untuk menambah suasana
(mood lighting).
f. Warna
Warna memiliki kemampuan untuk membangun suasana, menonjolkan
fitur ruangan, serta memberikan ilusi luas ruangan. Psikologi warna tidak boleh
dipandang sebelah mata, dan warna bisa memunculkan kenangan dan mengubah
emosi dengan menstimu lasi respons fisik dan psikologis dari tubuh pengguna
ruang tersebut.
E. Gaya
1. Modern
Gaya modern adalah gaya desain yang simple, bersih, fungsional,stylish dan
selalu mengikuti perkembangan jaman yang berkaitan dengan gaya hidup
modern yang sedang berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh
kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan
didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang.
• Asimetris
• Atap datar
• Bentuk kotak
• Tekstur halus
• Penampilan efisien
• Sudut lengkung
• Jendela kaca
• Panel mengkilap
• Deretan jendela atau garis – garis Sedikit atau bahkan tidak ada hiasan
• Denah terbuka.
2. Retro
Desain interior retro yang memiliki kesan ceria merupakan gaya desain
yang bisa dibilang cukup nyentrik dengan mengulang gaya-gaya yang pernah
trend di masa lalu. Gaya ini pada awalnya merupakan gaya busana Prancis pada
era 1970 hingga 1990-an yang kemudian berkembang menjadi gaya desain
interior. Nuansa ceria yang ditunjukkan desain retro ini membawa nostalgia
masa lalu ke dalam hunian masa kini.
Desain retro sendiri memiliki ciri khas yang berbeda-beda berdasarkan
era yang diusungnya. Diantaranya desain retro art deco yang mengusung tema
tahun
1930-an, fifties, pop art, hingga seventies di tahun 1970-an.
Gaya Retro identik dengan pola repetisi atau pola berulang serta
bentukbetuk geometris dasar yang kuat seperti lingkaran, persegi, dan segitiga
yang dapat berwujud dalam berbagai elemen desain. Pola repetisi dan geometri
dapat berwujud pola pada cat dinding, motif lantai, maupun ukuran seperti pada
gaya art deco.
2. Minimalis
dengan penghematan dalam dekorasi. Konsep desain ini bisa dicapai melalui
penggunaan furnitur fungsional dan benda-benda interior, bentuk geometris dan