Anda di halaman 1dari 3

MITOS PROTEIN

Mitos 1

Lebih protein = lebih berotot

Tubuh tidak dapat benar-benar memperbaiki atau menghasilkan otot tanpa rangkaian


lengkap dari asam amino esensial yang ditemukan dalam sumber makanan protein. Tapi
hanya makan protein saja tidak cukup untuk membangun atau mempertahankan kekuatan
dan massa otot.

Mitos 2

Semua protein diciptakan sama

Tidak semua sumber protein mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh
untuk mendukung kesehatan otot dan sel. Menurut Baum, terdapat perbedaan besar antara
sumber protein hewan dan tumbuhan. Protein hewan seperti daging, susu, telur, ikan
merupakan sumber lengkap asam amino esensial, sedangkan dari tanaman tidak ada.

“Bahkan serat dalam beberapa sumber protein nabati justru dapat mencegah pencernaan
dan penyerapan beberapa asam amino," jelasnya. 

Maka tidak benar jika ada yang mengatakan bahwa untuk mendapatkan asam amino yang
dibutuhkan tubuh maka Anda tak perlu makan dari sumber hewani, tetapi jika berniat untuk
bebas dari produk hewani maka sebaiknya menggabungkan kacang dalam menu diet Anda
seperti kacang lentil, dan kacang tanah. Karena kacang-kacangan serta biji-
bijian mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.

Mitos 3

Semakin banyak protein, semakin baik

Jenis protein juga berhubungan dengan obesitas. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa
protein hewani menjadi jenis protein yang paling banyak dikonsumsi remaja, Konsumsi protein
dari sumber hewani dapat berisiko terhadap resistensi insulin1sekresi insulin dan berkaitan
dengan metabolisme lemak.

Selain Jenis Protein, pengkonsumsian Protein yang tinggi namun tidak di imbangi dengan porsi
makanna yang beragam mampu menyebakan Malnutrisi yang menjadi jalan masuk penyakit,
Apa lagi apa bila pengkonsumsian makanan yang tinggi namun tidak di imbangi dengan
aktivitasi fisik serta olahraga malahan mampu menyebabkan Obesitas.

Kerusakan pada organ Ginjal, Hati, dan Jantung

Dapat menurunkan kadar Kalsium dalam Tubuh


Menurut data orang Amerika, rata-rata makan protein dalam sehari sekitar 80 - 90 gram
atau kira-kira dua kali jumlah harian yang direkomendasikan oleh National Academy of
Medicine.

“Sebetulnya ada batasan berapa banyak protein yang benar-benar dapat digunakan oleh
tubuh. Batas itu adalah antara 25 gram dan 30 gram per makan,” kata Douglas Paddon-
Jones, PhD, seorang profesor nutrisi dan metabolisme di University of Texas Medical
Branch.

Jumlah itu setara dua telur atau sebagian tiga ons daging. 

Mengonsumsi protein berlebihan hanya akan merepotkan distribusi dalam tubuh. Paddon-


Jones menyarankan untuk mengurangi asupan protein pada malam hari dan
menambahkan beberapa daging atau protein untuk sarapan.

Mitos 4

Anda membutuhkan protein setelah latihan

Sebagian besar pria merasa membutuhkan protein setiap selesai gym untuk


memaksimalkanm latihan mereka. Sementara orang-orang seperti Arnold Schwarzenegger
yang berkompetisi binaraga memerlukan protein setiap 4 jam, orang-orang biasa rasanya
cukup dengan makan protein dari makanan kita sehari-hari sambil berlatih untuk
membentuk masa otot.

Mitos 5

Jika Anda lelah, mungkin kekurangan protein

Banyak kasus, rasa lelah tidak ada hubungannya dengan asupan protein. Sebagai
gambaran seorang vegetarian yang sepanjang hari tidak mengonsumsi protein hewani
apakah mereka akan selalu terlihat lelah sepanjang hari?

Mitos 6

Makan lebih banyak protein membuat berat badan turun

Baum mengatakan protein memang dapat memberi rasa kenyang lebih lama. Tapi ada
batas untuk efek ini. Makan banyak protein tetap saja bisa membuat tubuh gemuk, jika tak
diimbangi dengan pola hidup yang seimbang ditambah olahraga. Baum menyarankan jika
ingin menurunkan berat badan ada baiknya untuk mengurangi karbohidrat dalam menu
diet Anda.

Sebagai contoh, jika menu sarapan Anda bagel gandum, krim, telur atau yoghurt Yunani.
Sebaliknya, kurangi porsi bagel Anda untuk membuat ruang bagi telur atau yoghurt.
Kacang Kedelai kurang baik bagi pria

Kandungan fitoestrogen dan isoflavon dalam kedelai disinyalir dapat membuat pria menjadi
feminism. Isoflavon juga disebutkan dapat menyebabkan kanker payudara, risiko penyakit
jantung, meningkatkan asam urat, hingga penuaan dini.

Nabati pada kedelai dapat memicu kenaikan kolestrol

Faktanya : Komsumsi protein hewani yang di ganti dengan protein nabati dari kedelai ternyata
mampu menurunkan kadar kolesterol, Dengan mengkonsumsi 25 gram protein kedelai per-
hari sebagai bagian diet rendah lemak dan kolestrol dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

Data Buku:
Judul     : Family Medical Care Volume 4
Penulis                 : Dr. John F. Knight
Penerbit              : Indonesia Publishing House
Kota Penerbit    : Bandung
Tahun Terbit      : 2001

Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing
House.

Azrimaidaliza, Yuniritha. dkk. 2018. Dasar-Dasar Diet. Padang : Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Andalas.

Syafrizar, Welis. Gizi olahraga. Padang : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang.

Anda mungkin juga menyukai