Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ AKUNTANSI SALAM DAN SALAM PARALEL “


Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Akuntansi Perbankan Syariah
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh Anggota Kelompok 7 :


Fardan Dariri : 2105021101
Ekhlaasul Amal : 210502110142
Abdullah Musyafah : 210502110022

i
KATA PENGANTAR

Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan taufik, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga makalah dengan judul:
Akuntansi salam dan Salam Paralel dapat diselesaikan dengan maksimal dan tepat waktu.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan Syariah
Program Studi Akuntansi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sekaligus
untuk menambah pengetahuan dan pemahaman terkait pentingnya Akuntansi Perbankan
Syariah

bagi aspek ekonomi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
ber kontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca.

Malang, 07 MEI 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
Latar Belakang...............................................................................................................................................4
Rumusan Masalah..........................................................................................................................................4
Tujuan 4
BAB II.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
Definisi dan penggunaan Transaksi salam dan salam parallel........................................................................5
ketentuan syar’i, rukun transaksi, dan pengawasan syariah ...........................................................................6
Jenis dan Alur Transaksi salam....................................................................................................................87
Cakupan Standar Akuntansi Salam dan Salam Parallel..................................................................................9
BAB III..............................................................................................................................................17
PENUTUP.........................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN.

Latar Belakang
Ba’i as salam,atau biasa disebut dengan salam, merupakan pembelian barang yang
pembayarannya dilunasi dimuka, sedangkan penyerahan barang dilakukan dikemudian hari.
Akad salam ini digunakan untuk memfasilitasi pembeliaan suatu barang (biasanya barang
hasil pertanian) yang memerlukan waktu untuk memproduksinya. Adapun salam paralel
merupakan jual beli barang yang melibatkan dua transaksi salam, dalam hal ini transaksi
salam pertama dilakukan antara nasabah dan bank, sedangkan transaksi salam kedua
dilakukan antara bank dengan petani atau pemasok.
Penerapan transaksi salam dalam dunia perbankan masih sangat minim, bahkan sebagian
besar bank Syariah tidak menawarkan skema transaksi ini. Hal ini dapat dipahami karena
persepsi masyarakat yang sangat kuat bahwa bank, termasuk bank syariah, merupakan
institusi untuk membantu masyarakat jika mengalami kendala liquiditas. Dengan demikian,
ketentuan salam yang mensyaratkan pembayaran dimuka, merupakan suatu hal yang masih
sulit diaplikasikan.
Kendati demikian, skema transaksi ini tetap potensial dikembangkan di Indonesia seiring
dengan meningkatnya perhatian pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian. Secara
khusus, jika pemerintah terlibat dalam upaya mengembangkan kemampuan akses pendanaan
petani,penggunaan skema salam relatif lebih cepat dan lebih menguntungkan dibanding
skema lainnya

Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud penggunaan Transaksi salam dan salam parallel?
2. Apa saja Ketentuan syar’i, rukun transaksi, dan pengawasan syariah transaksi salam dan
salam Parallel?
3. Jenis dan Alur Transaksi Salam
4. Implementasi Salam Parallel
5. Apa cakupan Standar Akuntansi Salam dan Salam Paralel?

Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi penggunaan transaksi salam dan salam parallel
2. Untuk mengetahui ketentuan syar'i, rukun transaksi, dan pengawasan syariah transaksi
salam dan salam parallel
3. Untuk mengetahui jenis dan alur transaksi salam
4. Untuk mengetahui cakupan standar akuntansi salam dan salam paralel
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan penggunaan Transaksi salam dan salam parallel.


Secara etismologi, salam artinya salaf (pendahuluan). Secara terminology (ta’rif )
muamalah salam artinya adalah : penjualan suatu barang yang di sebutkan sifat-sifatnya
sebagai persyaratan jual beli dan barang tersebut masih dalam tanggungan penjual,
dimanasyarat-syarat tersebut diantaranya mendahulukan pembayaran pada waktu akad majlis
(akad yang disepakati).
Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan/atau penjual dalam satu transaksi salam. Jika
bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan
barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut sebagai salam parallel. Dalam bab ini
hanya membahas perlakuan akuntansi bank sebagai pembeli sedangkan bank sebagai penjual
dibahas sebagai utang salam.
Bai’ salam, atau biasa disebut dengan salam, merupakan pembelian barang yang
pembayarannya dilunasi dimuka, sedangkan penyerahan barang iserahkan di kemudian hari.
Akad salam ini digunakan untuk memfasilitasi pembelian suatu barang (biasanya barang hasil
pertanian) yang memerlukan waktu untuk memproduksinya. Adapun salam parallel
merupakan jual beli barang yang melibatkan dua transaksi salam dalam hal ini transaksi salam
pertama dilakukan antara nasabah dengan bank, sedang transaksi salam kedua dilakukan
antara bank dengan petani atau pemasok. Penerapan transaksi salam dalam dunia perbankan
masihsangat minim, bahkan sebagian besar bank syariah tidak menawarkan skema transaksi
ini. Hal ini dapat dipahami karena persepsi masyarakat yang sangat kuat bahwa bank,
termasuk banksyariah merupakan institusi untuk membantu masyarakat jika mengalami
kendala likuiditas. Dengan demikian, ketentuan salam yang mensyaratkan pembayaran
dimuka merupakan suatuhal yang masih sulit untuk diaplikasikan.
Kendati demikian, skema transaksi initetap potensial dikembangkan di Indonesia
seiringdsengan meningkatnya perhatian pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian.
Secara khusus, jika pemerintah terlibat dalam upaya mengembangkan kemampuan akses
pendanaan petani, penggunaan skema salam relative lebih cepat dan lebih menguntungkan
disbandingskema lainnya. Keuntungan skema salam antara lain aalah :
1. Bagi petani Skema salam dengan pembayaran dimuka akan sangat membantu petani
dalam membiayaikebutuhan petani dalam memproduksi barang pertanian
2. Bagi pemerintah
3. Bagi pengusaha
4. Bagi bank syariah

5
B. Ketentuan syar’i, rukun transaksi, dan pengawasan syariah transaksi salam dan
salam Parallel
1. Ketentuan syar’i
“barang siapa yang melakukan salaf (salam) hendaknya ia melakukan dengan takaran
yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui”

2. Rukun Salam
a. Objek salam
b. Transaktor
c. Ijab dan Kabul

3. Teknis perbankan
Salam adalah akad jual beli suatu barang (komoditi) dimana harganya dibayar segera
(pada saat akad disepakati), sedang barangnya akan diserahkan kemudian dalam waktu yang
di sepakati.
Salam parallel adalah suatu transaksi dimana bank melakukan dua akad salam dalam
waktu yang sama. Dalam akad salam pertama bank (selaku muslim) melakukan pembelian
suatu barang kepada pihak penyedia barang (muslam ilaihi) dengan pembayaran dimuka dan
selaku akad salam kedua bank (selaku muslim ilaihi) menjual lagi kepada pihak lain (muslim)
alam jangka waktu penyerahan yang disepakati bersama. Pelaksanaan kewajiban bank selaku.
muslim ilaihi (penjual) dalam akad salam kedua pihak tidak tergantung pada akad salam yang
pertama.

4. Tujuan penggunaan
Produk salam ini diutamakan untuk pembelian dan penjualan hasil produksi pertanian
atau peternakan atau perkebunan. Menurut Ibn Qudamah “karena orang-orang mempunyai
kebutuhan akan salam dan arena petani, pekebun dan peternak memerlukan uang untuk biaya
hidup mereka dan melakukan pengeluaran atas jasa mereka agar mendatangkan hasil,
sehingga mereka menghaapi kebutuhan keuangan” salam-lah sebagai salah satu cara bagi
mereka sehingga mereka bisa mengambil manfaat.

5. Rukun Salam
a. Pembeli (Muslim/salam)
b. Penjual (Muslam Ilaih)
c. Hasil Produksi / Barang yang akan diserahkan (Muslam Fiih)
d. Harga (Ra'su Al Maali as Salam
e. Ijab Qabul

6
6. Ketentuan-Ketentuan Salam
a. Ketentuan tentang pembayaran
1. alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang atau
manfaat
2. pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak disepakati
3. pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang

b. Ketentuan tentang barang


1) harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai utang
2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
3) Penyerahan dilakukan kemudian
4) Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
5) Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya
6) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakat

c. Ketentuan tentang salam paralel Dibolehkan melakukan salam paralel dengan


syarat :
1) Akad kedua terpisah dari akad pertama, dan
2) Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

d. Penyerahan barang sebelum atau pada waktunya :


1) Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya dan jumlah yang telah
disepakati
2) Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual tidak
boleh meminta tambahan harga
3) jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih rendah, dan pembeli
relamenerimanya, maka ia tidak boleh menuntut pengurangan harga (diskon)
4) Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu penyerahan, ataukualitasnya
lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :
a) Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya
b) menunggu sampai barang tersediae.

e. Pembatalan kontrak
Pada dasarnya pembatalan salam boleh dilakukan, selama tidak merugikan kedua belah
pihak.

7
7. Implementasi salam parallel
Akad salam dipakai oleh bank untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhgan barang
dengan cara pemesanan pembelian engan pembayaran sekaligus dimuka. Dalam hal ini
pembayaran harga oleh nasabah dengan angsuran kepada bank maka wajib dilakukan akad
nsalam.
a. Hasil produksi/barang
1) Barang pesanan harus dikatahui karakteristiknya
2) Spesifikasi dan harga barang disepakai penjual dan pembeli di awal akad
3) Ketentuan harga barang tidak berubah selama jangka waktu akad
4) Nasabah dapat meminta jaminan atau agunan kepada pihak lain untuk menghinari
resiko kerugian
5) Jika barang pesanan yang diterima nasabah salah atau cacat maka penjual
bertanggung jawab
b. Nasabah
1) Nasabah sebagai pembeli (muslim) membeli barang pesanan kepada bank dengan
pembayaran dimuka
2) Jika bank sebagai muslam alaih gagal menyediakan barang pesanan atau menjual
kepada pihak lain, maka ia bertanggung jawab.

c. Harga
1) Kententuan harga ditentukan diawal perjanjian
2) Pembayaran harus dilakukan saat kontrak disepakati
3) Pembayaran tidak boleh slsm bentuk pembebasan utang
4) Jangka Waktu
5) Jangka waktu salam sesuai kesepakatan waktu akad
6) Penyerahan Barang

C. Jenis dan Alur Transaksi Salam


Dalam transaksi salam entitas syariah dapat bertindak sebagai penjual (pembuat atau
pabrikan), yaitu jika entitas syariah menerima pesanan untuk membuat suatu barang dari
pemesan dan entitas syariah dapat bertindak sebagai penjual (pabrikan atau pemesan) yaitu
jika entitas syariah melakukan pemesanan untuk dibuatkan barang oleh pebrikan atau
produsen. Jika transaksi salam , dimana entitas syariah menerima pesanan dari pembeli
(entitas syariah sebagai pembuat kemudian atas pesanan tersebut entitas syariah melakukan
pemesanan kembali kepada produsen (entitas syariah sebagai pemesan), sehingga kedudukan
entitas syariah sebagai pembuat sekaligus sebagai pemesan kepada pihak lain, maka transaksi,
maka transaksi tersebut merupakan salam parallel.

8
D. Cakupan Standar Akuntansi Salam dan Salam Paralel
Akuntansi salam diatur dalam PSAK Nomor 103 tentang akuntansi salam. Standar
tersebut berisikan tentang pengakuan dan pengukuran, baik sebagai pembeli maupun sebagai
penjual. Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam ketentuan pengakuan dan pengukuran
salah adalah terkait dengan piutang salam, modal usaha salam, kewajiban salam, penerimaan
barang pesanan salam, dana yang diterima oleh pembeli dari penjual yang mampu, tetapi
sengaja menunda-nunda penyelesaian kewajibannya serta tentang penilaian persediaan barang
pesanan pada periode pelaporan.Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi Salam bagi
Bank Syariah
1. Teknis Perhitungan Transaksi Salam
Ilustrasi teknis perhitungan transaksi salam dapat dilihat pada kasus 10.1 sebagai berikut:
Transaksi Salam Pertama
PT Thariq Agro Mandiri, membutuhkan 100 ton biji jagung hibryda untuk keperluan ekspor 6
bulan yang akan datang. Pada tanggal 1 juni 20XA, PT Thariq Agro Mandiri melakukan
pembelian jagung dengan skema salam kepada Bank Syariah Sejahtera. Adapun informasi
tentang pembelian barang tersebut adalah sebagai berikut:
Spesifikasi barang : Biji jagung manis hybrida kualitas no.2
Kuantitas : 100 ton
Harga : Rp700.000.000 (Rp7.000.000 per ton)
Waktu penyerahan : dua tahap setiap tiga bulan sebayak 50 ton (2
Septemberdan 2 Desember 20XA)
Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani

1. Penjurnalan Transaksi Salam


Transaksi pada Saat Akad Disepakati
Pada saat akad disepakati, pembeli disyaratkan untuk sudah membayar produk salam
secara lunas. Berdasarkan PSAK 103 paragraf 17, disebutkan bahwa kewajiban salam diakui
pada saat penjual menerima modal usaha sebesar modal usaha salam yang diterima.
Berdasarkan kasus 10.1, pada saat bank syariah melakukan akad salam dengan PT Thariq
Agro Mandiri (PT TAM) dan menerima dana salam, maka jurnal transaksi tersebut adalah
sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
01/06/XA Db.Kas/Rekening pembeli– 700.000.000
PT TAM700.000.000
Kr. Utang Salam 700.000.000
Berdasarkan PSAk 103 paragraf 18 disebutkan bahwa modal usaha salam yang diterima
dapat berupa kas dan aset non-kas. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar
jumlah yang diterima, sedangkan modal usaha salam dalam bentuk aset non-kas diukur.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai