NIM : 857693498
2. Langkah yang digunakan untuk menujang pengelolaan hutan sesuai dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan yaitu dengan mempertahankan keanekaragaman hayati yang
ada dalam kegiatan produktivitas, kapasitas regenerasi, vitalitas dan potensi hutan untuk
pemenuhan kebutuhan sekarang dan masa depan dengan mempertimbangkan fungsi
ekonomi, ekologi yang relevan baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional tanpa
merusak ekosistem.
Selain itu dapat ditunjang dengan manajemen hutan seperti :
a. pembuatan perencanaan kehutanan yang meliputi penetapan proses, tujuan, penentuan
kegiatan, dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari,
b. pengelolaan hutan dijadikan suatu kegiatan memanfaatkan potensi hutan sebagaimana
mestinya dengan tetap mempertahankan aspek ekologi dan lingkungan,
c. melakukan pengawasan untuk menilai seberapa besar keberhasilan, kendala, kegagalan,
dan tantangan selama kegiatan berlangsung.
3. Pengurangan emisi zat pencemar ke lingkungan, terutama zat karbon adalah dengan cara
mengurangi penggunaan energi listrik. Selain itu bisa dilakukan dengan cara memproduksi
dan membeli produk pangan dari petani sendiri sehingga dapat mengurangi energi yang
keluar.
Emisi zat pencemar karbon adalah emisi berwujud gas yang didapatkan dari hasil
pembakaran senyawa organik secara tidak sempurna. Contoh dari emisi karbon adalah
pembakaran sampah, bensin, solar, kayu, daun, dan bahan bakar lainnya yang mengandung
hidrokarbon. Emisi karbon ini jika dibiarkan terus menerus akan menimbulkan dampak yang
negatif bagi lingkungan.
Emisi karbon berdampak besar terhadap perubahan iklim yang tak menentu sehingga dapat
mengakibatkan banjir, kelaparan, bahkan ketidakstabilan ekonomi. Selain itu menimbulkan
pemanasan global
Upaya pengurangan emisi zat pencemar ke lingkungan terutama zat karbon adalah dengan
cara mengurangi penggunaan energi listrik. Selain itu bisa dilakukan dengan cara
memproduksi dan membeli produk pangan dari petani sendiri sehingga dapat mengurangi
energi yang keluar.
4. Berikut kondisi kebersihan lingkungan sekolah saya mengajar, tentang cara siswa dalam hal
pengelolaan sampah, kebersihan tempat toilet sekolah, kebersihan lokasi siswa di ruang
belajar, dan pengaturan taman sekolah.
1. Pembiasaan Pihak sekolah bisa membuat rambu-rambu untuk tidak membuang sampah
sembarangan dengan media gambar, sehingga mudah dipahami maksudnya oleh anak-
anak. Selain itu tentu saja melalui persuasi atau nasihat langsusng yang sifatnya lisan.
Sekolah juga harus menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang memadai atau
sesuasai kebutuhan, serta telah dipisah antara tempat sampah organik atau basah dan
tempat sampah non organik atau kering.
2. Saling mengingatkan Jadi ada semacam swakontrol, saling mengawasi dan
mengingatkan di antara sesama teman. Hal ini bagus, secara tidak langsung anak-anak
digiring pada satu pemahaman bahwa kebersihan sekolah adalah tanggung jawab
bersama, dan oleh karena mereka harus saling mewujudkan dan menjaganya.
3. Memberi contoh Para ibu dan bapak guru harus bisa memberi contoh untuk peduli pada
kebersihan lingkungan sekolah, misal dengan kesediaan untuk memungut sampah yang
tercecer. Lakukan itu sambil memberikan arahan kepada anak-anak untuk melakukan
hal yang sama. Karena mereka langsung diberikan contoh, tentu mereka akan lebih
mudah untuk mengikutinya.
4. Kegiatan bersama Ajak anak-anak untuk bersama-sama membersihkan ruangan kelas.
Anak-anak dapat dibagi menjadi beberapa kelo mpok, dan tiap kelompok bertanggung
jawab membersihkan bagian tertentu dari isi kelas. Cara ini akan meningkatkan rasa
memiliki mereka pada kelas, harapannya tanpa diminta lagi, mereka akan menjaga kelas
agar tetap bersih dan nyaman.
5. Kebersihan toilet. Toilet biasanya menjadi ukuran bersih tidaknya suatu lingkungan
sekolah. Kalau toiletnya bersih, biasanya bagian lain dari sekolah juga akan bersih, asri
dan tertata dengan baik. Sebaliknya, jika kondisi toiletnya jorok, biasanya bagian lainnya
juga jorok. Ingatkan selalu anak-anak untuk menjaga kebersihan peturasan dengan
menyiramnya setelah memakainya. Jika ada sampah yang tercecer di lantai segera
dipungut dan dibuang di tempat sampah, serta tidak membuang sampah sembarangan
ke lubang toilet dan saluran pembuangan, karena sampah bisa menyumbat. Anjuran
tersebut tentu saja harus diikuti pula oleh guru atau petugas kebersihan dengan
menyediakan tempat sampah di peturasan serta sarana untuk memberikan dan
mewangikannya.
6. Setiap pagi anak-anak menyiram bunga di tanam di ajak merawat dan di beri edukasi
bahwa sekolah yang bersih, rapi, dan indah akan membuat semangat belajar bertambah.