Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN RAPAT

Hari : Kamis, 02 Maret 2023


Tempat : Aula Dinkes Kab. Pekalongan
Untuk Mengikuti Pertemuan Falitasi Percepatan Odf Kab. Pekalongan Dan Penerapan Pilar Ke 2 Stbm
(Ctps)
Petugas rapat : Muh. Hadi Setiawan, SKM
Pengisi Materi Kasie Kesling Kesjaor Dan Dinkes Profinsi
Isi Pertemuan :
Stop Babs Atau Odf Yang Menjadi Pilar Utama Stbm Merupakan Pintu Masuk Sanitasi Total Dan
Merupakan Upaya Memutuskan Rantai Kontaminasi Kotoran Manusia Terhadap Air Baku Minuman,
Makan, Dan Lainnya,” Tekannya
Db-Info] Mengenal 5 Pilar Stbm
 Stop Buang Air Besar Sembarangan.
 Cuci Tangan Pakai Sabun.
 Pengolahan Air Minum Dan Makanan Dengan Benar.
 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
 Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga Agar Tidak Mencemari Lingkungan.
 Apa Saja 3 Komponen Dalam Stbm?
Pelaksanaan Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Stbm) Dilakukan Dengan Menggunakan 3
Komponen Pendekatan Yaitu Penciptaan Lingkungan Yang Mendukung, Penciptaan Kebutuhaan, Dan
Peningkatan Penyediaan.
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama seluruh kulit permukaan
tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air
Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub) atau dengan air
mengalir dan sabun antiseptik (ha
Mengapa kita harus mencuci tangan setelah bermain?
Tangan merupakan bagian tubuh yang mengandung banyak sekali kuman, karena sering
bersentuhan dengan benda-benda di sekitar. Jika anak tidak mencuci tangan kemudian
memegang makanan atau mengucek mata/hidung, maka infeksi mudah sekali terjadi sehingga
memicu munculnya berbagai penyakit.
ndwash). Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
- Langkah Langkah Ctps?
5 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun
1. Basahi Seluruh Tangan Dengan Air Bersih Mengalir.
2. Gosok Sabun Ke Telapak, Punggung Tangan Dan Sela Jari.
3. Bersihkan Bagian Bawah Kuku-Kuku.
4. Bilas Tangan Dengan Air Bersih Mengalir.
5. Keringkan Tangan Dengan Handuk/ Tisu Atau Keringkan Dengan Diangin-Anginka
DOKUEMNTASI PERTEMUAN RAPAT

Pembuat Laporan

Muh. Hadi Setiawan, SKM


NRPTT.19920108201704 1 09002
LAPORAN RAPAT
Hari : Rabu 15 Februari 2023
Tempat : RM Dapur 51 Kedungwuni Pekalongan
Untuk kordinasi penanagan limbah medis b3 faysankes
Petugas rapat : Muh. Hadi Setiawan, SKM
Pengisi Materi Kasie Kesling
Isi Pertemuan :

Limbah Fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) di Indonesia

Keberadaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan seperti: rumah sakit, klinik, puskesmas dan sejenisnya telah
menjadi kebutuhan vital masyarakat. Layanan yang diberikan pada lokasi- lokasi tersebut bertujuan untuk
melayani masyarakat dan sekaligus meningkatkan taraf hidup manusia dari segi kesehatan. Namun,
rumah sakit, klinik dan puskesmas juga memberi suatu dampak negatif terutama dari limbah yang
dihasilkan. Maka, dibutuhkan suatu pemahaman apa itu Limbah Fasyankes (Fasilitas Pelayanan
Kesehatan) di Indonesia dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik

Pengelolaan Limbah Fasyankes


Pengelolaan limbah fasyankes dimulai dari identifikasi, pemisahan, labeling, pengangkutan, penyimpanan
hingga pembuangan/ pemusnahan . Adapun Tujuan pengelolaan limbah fasyankes adalah sebagai berikut.

1. Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan
kesehatan dari penyebaran infeksi dan cedera.
2. Mencegah dan mengurangi resiko pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah
sitotoksik, radioaktif, gas, limbah infeksius, limbah kimiawi dan farmasi.

Untuk itu, maka pengelolaan Limbah Fasyankes di Indonesia wajib dilakukan sesuai dengan prosedur.
Teknologi dalam proses pengolahan limbah fasyankes pun harus dapat mengolah dengan baik sehingga
standar/ baku mutu efluen yang diharapkan dapat tercapai .
Berdasarkan sumbernya Limbah Medis B3 Puskesmas yaitu Sumber spesifik umum
diantaranya Limbah infeksius, Produk farmasi kadarluasa, Bahan kimia kadarluasa, Peralatan
laboratorium terkontaminasi B3 dan Peralatan medis mengandung logam berat seperti merkuri,
cadmium dan sejenisnya.
Karakteristik dari limbah B3 berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun Pasal 5 adalah :
 Mudah meledak.
 Mudah terbakar.
 Bersifat reaktif.
 Infeksius.
 Bersifat korosif.
 Mengandung racun
DOKUEMNTASI PERTEMUAN RAPAT

Pembuat Laporan

Muh. Hadi Setiawan, SKM


NRPTT.19920108201704 1 09002

Anda mungkin juga menyukai