Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.

10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

UJI LAIK FUNGSI JALAN SECARA TEKNIS PADA RUAS


JALAN MANADO – TOMOHON (SEGMEN BATAS KOTA
MANADO – KOTA TOMOHON)
Geraldo Niki Imanuel Paat
Theo K. Sendow, Lucia G. J. Lalamentik
Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado
Email: geraldoniki@gmail.com

ABSTRAK
Ruas Jalan Nasional Batas Kota Manado – Kota Tomohon merupakan salah satu
akses jalan utama yang menghubungkan kedua kota tersebut dan daerah sekitarnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kelaikan fungsi jalan serta perbaikan yang
diperlukan agar jalan menjadi laik menurut Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ) berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor.11/PRT/M/2010. Uji laik fungsi jalan adalah
kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan jalan untuk memberikan
keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian
hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat
dioperasikan untuk umum. Analisis uji laik fungsi teknis jalan dilakukan dengan mengukur
penyimpangan (deviasi) terhadap kondisi lapangan terhadap standar teknis setiap komponen
teknis, meliputi: teknis geometrik jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur
bangunan pelengkap jalan, teknis pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan, teknis
penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas, dan teknis perlengkapan jalan. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada ruas jalan Batas Kota Manado – Kota Tomohon
termasuk dalam kategori laik fungsi dengan perbaikan teknis yang harus dipenuhi (LS).
Perbaikan teknis yang harus dipenuhi pada ruas jalan tersebut berupa pemeliharaan rutin dan
pengadaan komponen jalan yang belum ada, agar supaya ruas jalan Batas Kota Manado –
Kota Tomohon dapat menjadi laik fungsi.
Kata Kunci : Laik Fungsi, Standar Teknis, Ruas Jalan, Perbaikan

PENDAHULUAN tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik


Fungsi Jalan, laik fungsi jalan adalah kondisi
Latar Belakang suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan
teknis kelaikan jalan untuk memberikan
Jalan adalah prasarana transportasi darat keselamatan bagi penggunanya, dan
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk persyaratan administratif yang memberikan
bangunan pelengkap dan perlengkapannya kepastian hukum bagi penyelenggara jalan
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut
berada pada permukaan tanah, di atas dapat dioperasikan untuk umum. Pasal 102
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah Peraturan Pemerintah RI nomor 34 ayat 4
dan air, serta di permukaan air, kecuali jalan menyebutkan bahwa suatu ruas jalan umum
kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan dinyatakan laik fungsi secara teknis apabila
umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi memenuhi persyaratan dari aspek teknis
lalu lintas. Jalan umum menurut statusnya struktur perkerasan jalan, teknis struktur
dikelompokkan atas : a) jalan nasional; b) bangunan pelengkap jalan, teknis geometri
jalan provinsi; c) jalan kabupaten; d) jalan jalan, teknis pemanfaatan bagian-bagian
kota; dan e) jalan desa. jalan, teknis penyelenggaraan manajemen
Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang dan rekayasa lalu lintas, dan teknis
RI nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan perlengkapan jalan.
menyebutkan bahwa jalan umum Berdasarkan Keputusan Menteri
dioperasikan setelah ditetapkan memenuhi Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
persyaratan laik fungsi jalan secara teknis nomor 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan
administratif. Menurut Peraturan Menteri Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan
Pekerjaan Umum nomor.11/PRT/M/2010

1365
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

Nasional, ditetapkan bahwa ruas jalan Tujuan Penelitian


nasional nomor 006 Batas Kota Manado –
Kota Tomohon di Provinsi Sulawesi Utara Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
mempunyai Panjang 19,20 km. Jalan Batas berikut:
Kota Manado – Kota Tomohon merupakan 1. Menganalisis tingkat kelaikan fungsi
akses utama yang menghubungkan antara jalan dengan peranan arteri primer
pusat kegiatan nasional (PKN) yang berada untuk ruas jalan nasional Batas Kota
di Kota Manado dengan pusat kegiatan Manado – Kota Tomohon dengan
wilayah (PKW) yang ada di Kota Tomohon nomor ruas 006 untuk segmen STA
dan sekitarnya sehingga berdasarkan 0+000 – STA 14+666.
fungsinya jalan ini termasuk dalam jalan 2. Menganalisa perbaikan yang diperlukan
arteri primer. Jalan Batas Kota Manado – agar jalan menjadi laik menurut Uji
Kota Tomohon mampu dilalui kendaraan Laik Fungsi Jalan (ULFJ) berdasarkan
bermotor dengan MST (Muatan Sumbu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Terberat) 10 ton dan mampu dilalui nomor.11/PRT/M/2010
kendaraan peti kemas sehingga berdasarkan
kelas penggunaanya termasuk dalam kelas I. Manfaat Penelitian
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis
kelaikan fungsi jalan pada ruas jalan nomor Manfaat dari analisis yang dilakukan
006 Batas Kota Manado – Kota Tomohon di adalah untuk mendapatkan hasil kelaikan
Provinsi Sulawesi Utara dari Persimpangan fungsi suatu ruas jalan yang dapat digunakan
Jalan Ring Road dan Jalan Sam Ratulangi sebagai dasar bagi penyelenggara jalan di
sampai Persimpangan Jalan Lingkar Timur Indonesia dan penyelenggara jalan di
dan Jalan Raya Tomohon sepanjang 14,666 Provinsi Sulawesi Utara untuk menciptakan
km untuk dibandingkan terhadap standar penyelenggaraan jalan yang aman, selamat,
teknisnya sehingga dapat diketahui tertib, lancar dan terpadu.
kelaikannya.
Ruas jalan Manado – Tomohon pada Batasan Masalah
segmen Batas Kota Manado – Kota
Tomohon dipilih sebagai tempat penelitian Untuk memperjelas permasalahan dan
karena jalan tersebut belum diuji memudahkan dalam analisis, maka
kelaikannya. Adapun penelitian sejenis dari digunakan batasan-batasan masalah sebagai
Rifki Alfrianto dengan judul Analisis berikut :
Kelaikan Fungsi Jalan Secara Teknis Dengan 1. Pengambilan data lapangan dilakukan
Metode Kuantitatif (Studi Kasus: Ruas Jalan pada ruas jalan nomor 006 Batas Kota
Nasional Batas Kota Sanggau – Sekadau, Manado – Kota Tomohon di Provinsi
Kalimantan Barat) menjadi salah satu acuan Sulawesi Utara dari Persimpangan Jalan
dari peneliti. Perbedaan dari penelitian Ring Road dan Jalan Sam Ratulangi
sejenis adalah lokasi penelitian yang sampai Persimpangan Jalan Lingkar
berbeda. Timur dan Jalan Raya Tomohon
sepanjang 14,666 km dengan
Rumusan Masalah menggunakan metode pembagian
segmen.
Berdasarkan latar belakang yang telah 2. Pengambilan data di lapangan dilakukan
dikemukakan di atas, maka dapat dengan menggunakan GPS (Global
dirumuskan masalahnya yaitu menentukan Positioning System), alat ukur panjang
faktor yang mempengaruhi kelaikan teknis dorong, alat ukur panjang gulung
suatu jalan, persyaratan teknis yang harus dengan panjang 50 (lima puluh) meter,
dipenuhi agar suatu jalan dikatakan laik serta alat dokumentasi.
fungsi secara teknis menurut Peraturan 3. Berdasarkan Peraturan Menteri
Menteri Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum nomor.11/PRT/M/
nomor.11/PRT/M/2010, dan cara memenuhi 2010 faktor-faktor teknis yang dianalisis
kriteria kelaikan sehingga jalan yang tidak yaitu :
laik menjadi laik fungsi a. Teknis struktur perkerasan jalan,

1366
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

b. Teknis struktur bangunan pelengkap seluruhnya mengacu kepada ketentuan


jalan, persyaratan teknis jalan yang berlaku.
c. Teknis geometrik jalan, Persyaratan administrasi laik fungsi jalan
d. Teknis pemanfaatan bagian-bagian meliputi pemenuhan kelengkapan dokumen-
jalan, dokumen jalan yang terdiri atas :
e. Teknis penyelenggaraan manajemen 1. Dokumen-dokumen penetapan
dan rekayasa lalu lintas, petunjuk, perintah, dan larangan dalam
f. Teknis perlengkapan jalan pengaturan lalu lintas bagi semua
perlengkapan jalan;
2. Dokumen penetapan status jalan;
STUDI LITERATUR 3. Dokumen penetapan kelas jalan;
4. Dokumen penetapan kepemilikan tanah;
Laik Fungsi Jalan dan Uji Laik Fungsi 5. Dokumen penetapan leger jalan; dan
Jalan 6. Dokumen Analisis Mengenai Dampak
1. Laik Fungsi Jalan Lingkungan (AMDAL)
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum nomor.11/PRT/M/2010 tentang Tata Kelaikan fungsi suatu ruas jalan dapat
Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan, laik dinyatakan oleh 1 dari 3 kategori berikut : a.
fungsi jalan adalah kondisi suatu ruas jalan Laik Fungsi; b. Laik Fungsi Bersyarat; dan c.
yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan Tidak Laik Fungsi. Kategori Laik Fungsi
jalan untuk memberikan keselamatan bagi adalah kondisi suatu ruas jalan, baik jalan
penggunanya, dan persyaratan administratif baru maupun jalan yang sudah dioperasikan,
yang memberikan kepastian hukum bagi yang memenuhi semua persyaratan teknis
penyelenggara jalan dan pengguna jalan, dan administrasi sehingga laik untuk
sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan dioperasikan kepada umum. Hal ini berlaku
untuk umum. sampai keadaan dimana jalan tersebut
Tata cara dan persyaratan laik fungsi dipandang perlu untuk dievaluasi kembali,
jalan disusun dengan tujuan : namun tidak lebih dari 10 tahun. Evaluasi
1. Mewujudkan tertib penyelenggaraan kembali suatu ruas jalan, dapat dilakukan
jalan yang meliputi pengaturan, atas inisiatif penyelenggara jalan atau usulan
pembinaan, pembangunan, dan pihak kepolisian atau usulan pihak
pengawasan jalan; dan penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan.
2. Tersedianya jalan yang memebuhi Kategori Laik Fungsi Bersyarat adalah
ketentuan keselamatan, kelancaran, kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi
ekonomis, dan ramah lingkungan. sebagian persyaratan teknis tetapi masih
mampu memberikan keselamatan bagi
Persyaratan teknis laik fungsi jalan pengguna jalan dan/atau memiliki paling
meliputi : tidak dokumen penetapan status jalan. Pada
1. Teknis geometrik jalan; jalan baru, ruas jalan tersebut laik untuk
2. Teknis struktur perkerasan jalan; dioperasikan kepada umum setelah dilakukan
3. Teknis struktur bangunan pelengkap perbaikan teknis dalam waktu sesuai
jalan; rekomendasi dari Tim Uji Laik Fungsi Jalan.
4. Teknis pemanfaatan bagian-bagian Pada jalan yang sudah beroperasi, ruas jalan
jalan; tersebut laik untuk dioperasikan kepada
5. Teknis penyelenggaraan manajemen umum bersamaan dengan perbaikan teknis
dan rekayasa lalu lintas meliputi dalam waktu sesuai rekomendasi dari Tim
pemenuhan terhadap kebutuhan alat- Uji Laik Fungsi Jalan. Kategori Tidak Laik
alat manajemen dan rekayasa lalu lintas Fungsi adalah kondisi suatu ruas jalan yang
yang mewujudkan petunjuk, perintah, sebagian komponen jalannya tidak
dan larangan dalam berlalu-lintas; dan memenuhi persyaratan teknis sebagaimana
6. Teknis perlengkapan jalan meliputi disyaratkan dan/atau tidak memiliki
pemenuhan terhadap spesifikasi teknis dokumen jalan sama sekali. Ruas jalan yang
konstruksi alat-alat manajemen dan berkategori tidak laik fungsi dilarang
rekayasa lalu lintas; dioperasikan untuk umum. Ketidak-laikan
fungsi suatu ruas jalan berlaku sampai jalan

1367
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

tersebut diperbaiki dan dievaluasi kembali d. Ruas jalan nasional yang akan
kelaikannya. dievaluasi, dipersiapkan dan diusulkan
oleh Unit Pelaksanaan Teknis yang
2. Uji Laik Fungsi Jalan mengelola langsung jalan nasional yang
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan bersangkutan, kepada Menteri, pada
Umum nomor.11/PRT/M/2010 tentang Tata awal setiap tahun anggaran.
Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan, e. Tim Uji Laik Fungsi jalan nasional
pelaksanaan uji laik fungsi jalan meliputi mengevaluasi ruas jalan nasional sesuai
pemeriksaan fisik jalan dan pemeriksaan tugas dan fungsi serta mengikuti
dokumen penyelenggaraan jalan. prosedur pelaksanaan.
Pemeriksaan fisik jalan, adalah menguji f. Kelaikan fungsi ruas jalan nasional
pemenuhan persyaratan teknis laik fungsi ditetapkan Menteri dengan menerbitkan
jalan pada suatu ruas jalan. Pemeriksaan Sertifikat Laik Fungsi Jalan, berdasarkan
dokumen penyelenggaraan jalan, adalah berita acara Evaluasi Laik Fungsi Jalan,
menguji jalan sebagaimana laik fungsi jalan menggunakan format dari Menteri
pada suatu ruas jalan. Pekerjaan Umum.

Tim Uji Laik Fungsi Jalan terdiri dari : Geometrik Jalan


a. Seorang ketua merangkap anggota berasal
dari unsur penyelenggara jalan; b. Seorang Perencanaan geometrik jalan merupakan
sekretaris merangkap anggota; dan c. Paling bagian dari perencanaan jalan yang titik
sedikit 3 anggota. Untuk sekretaris dan beratkan pada alinyemen horizontal dan
anggota tim berasal dari unsur penyelenggara alinyemen vertikal sehingga dapat memenuhi
jalan, unsur penyelenggara lalu lintas dan fungsi dasar dari jalan yang memberikan
angkutan jalan, dan unsur Kepolisian. kenyamanan yang optimal pada arus lalu
Seluruh anggota Tim Uji Laik Fungsi Jalan lintas sesuai dengan kecepatan yang
termasuk ketua dan sekretaris, tidak boleh direncanakan. Secara umum perencanaan
diangkat dari unsur yang terlibat langsung geometrik terdiri dari aspek-aspek
dengan ruas jalan yang menjadi perencanaan tase jalan, badan jalan yang
kewenangannya baik secara teknis maupun terdiri dari bahu jalan dan jalur lalu lintas,
administrasi. Tim Uji Laik Fungsi Jalan tikungan, drainase, kelandaian jalan serta
terdiri dari para ahli jalan yang meliputi galian dan timbunan. Tujuan dari
disiplin keilmuan : teknik jalan, geometrik perencanaan geometrik jalan adalah
jalan, teknik jembatan, teknik lalu menghasilkan infrastruktur yang aman,
lintas/transportasi dan lingkungan jalan, dan efesiensi pelayanan arus lalu lintas dan
administrasi teknik jalan. Dalam hal anggota memaksimalkan rasio tingkat
tim ahli jalan sulit untuk dipenuhi, maka penggunaan/biaya pelaksanaan.
penyelenggara jalan dapat mengangkat
tenaga ahli dari unsur-unsur lembaga Menurut fungsi, jalan raya dapat
penelitian jalan, perguruan tinggi, asosiasi diklasifikasikan ke dalam 2 sistem jaringan
ahli jalan, dan/atau unsur lain yang jalan, yaitu sistem jaringan jalan primer dan
memenuhi kriteria keahlian. sistem jaringan jalan sekunder. Sistem
jaringan jalan primer adalah jalan yang
Tata cara uji dan penetapan laik fungsi menghubungkan simpul-simpul jasa
jalan (jalan nasional): distribusi dalam struktur pengembangan
a. Menteri menyelenggarakan Evaluasi wilayah. Sistem jaringan jalan sekunder
Laik Fungsi Jalan pada jalan nasional. adalah jalan yang menghubungkan kawasan-
b. Setiap ruas jalan nasional harus kawasan fungsi primer, fungsi sekunder
memenuhi persyaratan teknis dan kesatu, fungsi sekunder kedua, sekunder
administrasi laik fungsi jalan, serta ketiga dan seterusnya sampai perumahan
mengupayakan pemenuhan kelaikan dalam satu wilayah perkotaan. Menurut kelas
fungsi. jalan, jalan dapat dikelompokkan menjadi :
c. Menteri mengangkat Tim Uji Laik a. Klasifikasi jalan antar kota;
Fungsi jalan nasional dengan b. Klasifikasi jalan perkotaan; dan
memperhatikan persyaratan. c. Klasifikasi jalan kabupaten.

1368
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

Menurut wewenang pembinaan, jalan terbagi Alinyemen horizontal adalah proyeksi


atas : sumbu jalan pada bidang horizontal.
1. Jalan nasional Alinyemen horizontal dikenal juga dengan
Jalan nasional dapat dikelompokkan nama “situasi jalan” atau “trase jalan”, terdiri
menjadi 3 bagian, diantaranya adalah dari garis-garis lurus, yang dihubungkan
sebagai berikut : dengan garis-garis lengkung. Garis lengkung
- Jalan arteri primer tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran
- Jalan kolektor primer ditambah dengan lengkung peralihan atau
- Jalan selain dari yang termasuk busur-busur peralihan saja ataupun busur
arteri/kolektor primer lingkaran saja. Bagian yang paling dari suatu
2. Jalan provinsi alinyemen horizontal adalah bagian lengkung
Jalan provinsi dibagi menjadi 4 bagian, (tikungan). Hal ini disebabkan oleh adanya
diantaranya adalah sebagai berikut: suatu gaya sentrifugal yang akan
- Jalan arteri primer melemparkan kendaraan keluar daerah
- Jalan kolektor primer tikungan tersebut. Pada saat kendaraan
- Jalan selain yang disebutkan di atas melalui daerah superelevasi, akan terjadi
- Jalan dalam Daerah Khusus Ibukota gesekan arah melintang jalan antara ban
Jakarta dengan permukaan aspal yang menimbulkan
3. Jalan kabupaten gaya gesekan melintang dengan gaya normal
Jalan kabupaten dapat dikelompokkan yang disebut dengan koefisien gesekan
menjadi 4 bagian, diantaranya adalah melintang (f). Gaya sentrifugal ini
sebagai berikut : mendorong kendaraan secara radial keluar
- Jalan kolektor primer jalur. Atas dasar ini maka perencanaan
- Jalan lokal primer tikungan agar dapat memberikan keamanan
- Jalan sekunder lain dan kenyamanan perlu mempertimbangkan
- Jalan selain yang disebutkan di atas hal-hal sebagai berikut :
4. Jalan kotamadya 1. Jari-jari lengkung minimum
Jalan kotamadya merupakan jaringan 2. Bentuk-bentuk tikungan
jalan sekunder yang berada di dalam - Full circle
kotamadya. - Spiral – circle – spiral
5. Jalan desa - Spiral – spiral
Jaringan jalan sekunder di dalam desa, 3. Superelevasi
yang merupakan hasil swadaya 4. Pencapaian superelevasi
masyarakat, baik yang ada di desa
maupun di kelurahan. Alinyemen vertikal adalah perencanaan
elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang
Dalam perencanaan jalan, bentuk ditinjau berupa profil memanjang. Pada
geometrik jalan harus ditetapkan sedemikian perencanaan alinyemen vertikal akan ditemui
rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian
memberikan pelayanaan yang optimal negative (turunan), sehingga kombinasi
kepada arus lalu lintas sesuai dengan berupa lengkung cembung dan lengkung
fungsinya. Dalam perencanaan geometrik cekung. Disamping kedua lengkung tersebut
jalan terdapat 3 tujuan utama, yaitu : ditemui pula kelandaian datar. Kondisi
1. Memberikan Keamanan dan tersebut dipengaruhi oleh keadaan topografi
kenyamanan, seperti jarak pandang, yang dilalui oleh rute jalan rencana. Kondisi
ruang yang cukup bagi manuver topografi tidak saja berpengaruh pada
kendaraan dan koefisien gesek perencanaan alinyemen horizontal, tetapi
permukaan jalan yang cukup. mempengaruhi perencanaan alinyemen
2. Menjamin suatu perencanaan yang vertikal. Jarak pandang henti minimum harus
ekonomis. selalu diberikan pada setiap bagian jalan.
3. Memberikan suatu keseragaman Ketentuan jarak pandang menyiap harus
geometrik jalan sehubung dengan jenis ditentukan pada bagian jalan yang dipilih
medan. pada jalan dua jalur dua arah. Lengkung
vertikal direncanakan untuk merubah secara
bertahap perubahan dari dua macam

1369
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

kelandaian arah memanjang pada setiap perkerasan yang biasanya terdiri dari
lokasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan lapisan bitumen sebagai penutup lapisan
untuk mengurangi goncangan akibat permukaan. Fungsi dari lapisan
perubahan kelandaian dan menyediakan permukaan ini adalah sebagai berikut :
jarak pandang henti yang cukup untuk a. Lapisan perkerasn penahan beban
keamanan dan kenyamanan. Untuk roda, lapisan mempunyai stabilitas
menghitung dan merencanakan lengkung tinggi menahan beban roda selama
vertikal, ada beberapa hal yang perlu masa pelayanan.
diperhatikan, yaitu : b. Lapisan kedap air, sehingga air
1. Karakteristik kendaraan pada kelandaian hujan yang jatuh tidak meresap
2. Kelandaian maksimum kelapisan dibawahnya dan
3. Kelandaian minimum melemahkan lapisan-lapisan
4. Panjang kritis suatu kelandaian tersebut.
5. Lajur pendakian pada kelandaian khusus c. Lapis aus (wearing course), yaitu
lapisan yang langsung mengalami
Perkerasan Jalan gesekan akibat rem kendaraan,
sehingga mudah aus.
Perkerasan jalan adalah lapisan atau d. Lapisan yang menyebarkan beban
badan jalan yang menggunakan bahan-bahan kelapisan bawah.
khusus yang secara konstruktif lebih baik Untuk memenuhi fungsi diatas, pada
dari pada tanah dasar. Perkerasan jalan umumnya lapisan permukaan dibuat
berfungsi memberikan pelayanan kepada dengan menggunakan bahan pengikat
sarana transportasi dan selama masa aspal sehingga menghasilkan lapisan
pelayananya diharapkan tidak terjadi yang kedap air dengan stabilitas yang
kerusakan yang berarti. Secara umum tinggi dan daya tahan yang lama.
perkerasan jalan mempunyai persyaratan b. Lapisan pondasi (Base Course)
yaitu kuat, awet, kedap air, rata, tidak licin, Lapisan pondasi atas merupakan lapisan
murah dan mudah dikerjakan. Oleh karena utama dalam yang menyebarkan beban
itu bahan perkerasan jalan yang paling cocok badan, perkerasan umumnya terdiri dari
adalah pasir, kerikil, batu dan bahan pengikat batu pecah (kerikil) atau tanah
(aspal atau semen). Berdasarkan suatu bahan berkerikil yang tercamtum dengan
ikat, lapisan perkerasan jalan terbagi atas : batuan pasir dan pasir lempung dengan
a. Perkerasan kaku (Rigid Pavement) stabilitas semen, kapur dan bitumen.
Adapun fungsi dari lapisan pondasi atas
b. Perkerasan lentur (Flexible Pavement) adalah :
c. Perkerasan komposit (Composite 1. Sebagai perletakan terhadap lapisan
permukaan.
Pavement) 2. Melindungi lapisan dibawahnya dari
Konstruksi perkerasan terdiri dari pengaruh luar.
lapisan-lapisan yang diletakkan diatas 3. Untuk menerima beban terusan dari
permukaan tanah dasar yang telah pengaruh luar.
dipadatkan. Gambar lapisan perkerasan 4. Lapisan peresapan untuk lapisan
lentur dapat dilihat pada gambar 1 dibawah pondasi bawah.
ini : c. Lapisan pondasi bawah (Sub Base
Course)
Lapisan pondasi bawah merupakan
lapisan kedua dalam yang menyebarkan
beban yang diperoleh dari lapisan yang
diatas seperti kerikil alam (tanpa
proses). Fungsi dari lapisan pondasi
Gambar 1 Lapisan Perkerasan Lentur bawah adalah:
1. Sebagai bagian dari konstruksi
a. Lapisan permukaan (Surface Course) perkerasan untuk mendukung dan
Lapisan permukaan merupakan lapisan menyebarkan beban roda.
yang terletak paling atas dari suatu

1370
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

2. Mencapai efisiensi penggunaan Tabel 1. Penentuan Nilai RCI


material yang relative mudah agar
lapisan-lapisan diatasnya dapat
dikurangi tebalnya.
3. Untuk mencegah tanah dasar masuk
kedalam lapisan pondasi.
4. Sebagai lapisan pertama agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan
lancar.
d. Lapisan tanah dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah merupakan
dasar untuk perletakan bagian-bagian
perkerasan lainnya. Kekuatan dan
keawetan maupun tebal dari lapisan
konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan daya
dukung tanah dasar ini. Tanah dasar ini
dapat berbentuk dari tanah asli yang
dipadatkan ( pada daerah galian )
ataupun tanah timbunan yang Lalu Lintas
dipadatkan (pada daerah urugan). Mutu Lalu lintas di dalam Undang-undang No
dan daya tahan konstruksi perkerasan 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak
tak lepas dari sifat tanah dasar. Tanah Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
dasar yang baik untuk konstruksi Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang
perkerasan jalan adalah tanah dasar Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang
yang berasal dari lokasi itu sendiri serta diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan,
kemampuan mempertahankan orang, dan/atau barang yang berupa Jalan
perubahan volume salama masa dan fasilitas pendukung. Pemerintah
pelayanan walaupun terdapat perbedaan mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu
kondisi lingkungan dan jenis tanah lintas dan angkutan jalan yang selamat,
setempat. Sifat masing-masing tanah aman, cepat, lancar, tertib dan teratur,
tergantung dari tekstur, kadar air dan nyaman dan efisien melalui manajemen lalu
kondisi lingkungan. lintas dan rekayasa lalu lintas. Tata cara
berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan
Dalam penentuan kondisi perkerasan jalan perundangan menyangkut arah lalu lintas,
diperlukan data IRI (International Roughness perioritas menggunakan jalan, lajur lalu
Index), untuk mendapatkan nilai IRI lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian arus
menggunakan alat NAASRA atau sensor di persimpangan.
laser surface scanner. Namun alat tersebut Ada tiga komponen terjadinya lalu
masih jarang di Indonesia, sehingga data RCI lintas yaitu manusia sebagai pengguna,
(Road Condition Index) yang didapatkan kendaraan jalan yang saling berinteraksi
secara visual banyak digunakan untuk dalam pergerakan kelaikan dikemudikan oleh
mendapatkan nilai IRI. Untuk penentuan pengemudi mengikuti aturan lalu intas yang
nilai RCI digunakan acuan dari Peraturan ditetapkan berdasarkan peraturan
Menteri Pekerjaan Umum perundangan yang menyangkut lalu lintas
nomor.13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara dan angkutan jalan melalui jalan yang
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan. memenuhi persyaratan geometrik.
Untuk mendapatkan nilai IRI dari data - Manusia sebagai pengguna
RCI secara visual, harus menggunakan Manusia dapat berperan sebagai
korelasi antara IRI dan RCI. Korelasi RCI pengemudi atau pejalan kaki yang
dan IRI adalah dalam keadaan normal mempunyai
kemampuan dan kesiagaan yang
berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi
dll). Perbedaan-perbedaan tersebut

1371
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

masih dipengaruhi oleh keadaan phisik transportasi jalan; peranan, kapasitas, dan
dan psikologi, umur serta jenis kelamin karakteristik jalan, kelas jalan, karakteristik
dan pengaruh-pengaruh luar seperti lalu lintas, aspek lingkungan, aspek sosial
cuaca, penerangan/lampu jalan dan tata dan ekonomi.penetapan pemecahan
ruang. permasalahan lalu lintas, penyusunan
- Kendaraan rencana dan program pelaksanaan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi perwujudannya. Maksud rencana dan
mempunyai karakteristik yang berkaitan program perwujudan dalam ketentuan ini
dengan kecepatan, percepatan, antara lain meliputi: penentuan tingkat
perlambatan, dimensi dan muatan yang pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas
membutuhkan ruang lalu lintas yang jalan dan persimpangan, usulan aturan-aturan
secukupnya untuk bisa bermanuver lalu lintas yang akan ditetapkan pada setiap
dalam lalu lintas. ruas jalan dan persimpangan, usulan
- Jalan pengadaan dan pemasangan serta
Jalan merupakan lintasan yang pemeliharaan rambu rambu lalu lintas marka
direncanakan untuk dilalui kendaraan jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan alat
bermotor maupun kendaraan tidak pengendali dan pengaman pemakai jalan;
bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan usulan kegiatan atau tindakan baik untuk
tersebut direncanakan untuk mampu keperluan penyusunan usulan maupun
mengalirkan aliran lalu lintas dengan penyuluhan kepada masyarakat. Kegiatan
lancar dan mampu mendukung penetapan kebijaksanaan lalu lintas pada
beban muatan sumbu kendaraan serta jaringan atau ruas-ruas jalan tertentu.
aman, sehingga dapat meredam termasuk dalam pengertian penetapan
angka kecelakaan lalu-lintas. kebijaksanaan lalu lintas dalam ketentuan ini
antara lain penataan sirkulasi lalu lintas,
Manajemen lalu lintas meliputi kegiatan penentuan kecepatan maksimum dan/atau
perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan minimum, larangan penggunaan jalan,
pengendalian lalu lintas. Manajemen lalu larangan dan/atau perintah bagi pemakai
lintas bertujuan untuk keselamatan, jalan.
keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas, dan dilakukan antara lain dengan: Bangunan Pelengkap Jalan dan
a. Usaha peningkatan kapasitas jalan ruas, Perlengkapan Jalan
persimpangan, dan/atau jaringan jalan; 1. Bangunan Pelengkap Jalan
b. Pemberian prioritas bagi jenis Bangunan pelengkap adalah bangunan-
kendaraan atau pemakai jalan tertentu; bangunan yang merupakan pendukung dari
c. Penyesuaian antara permintaan jalan tersebut, antara lain jembatan, tempat
perjalanan dengan tingkat pelayanan parkir, gorong-gorong, tembok penahan,
tertentu dengan mempertimbangkan saluran drainase, dan lain-lain.
keterpaduan intra dan antar moda; 2. Bangunan Perlengkapan Jalan
d. Penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan Perlengkapan jalan adalah sarana yang
dan/atau perintah bagi pemakai jalan. dimaksudkan untuk keselamatan, keamanan,
Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta
inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. kemudahan bagi pengguna jalan dalam
Maksud inventarisasi antara lain untuk berlalulintas. Perlengkapan jalan yang
mengetahui tingkat pelayanan pada setiap berkaitan langsung dengan pengguna jalan
ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat adalah bangunan atau alat yang dimaksudkan
pelayanan dalam ketentuan ini adalah untuk keselamatan, keamanan, ketertiban,
merupakan kemampuan ruas jalan dan dan kelancaran lalu lintas serta kemudahan
persimpangan untuk menampung lalu lintas bagi pengguna jalan dalam berlalu lintas.
dengan tetap memperhatikan faktor Perlengkapan jalan yang berkaitan tidak
kecepatan dan keselamatan. penetapan langsung dengan pengguna jalan adalah
tingkat pelayanan yang diinginkan. Dalam bangunan yang dimaksudkan untuk
menentukan tingkat pelayanan yang keselamatan pengguna jalan, dan keamanan
diinginkan dilakukan antara lain dengan aset. Fungsi perlengkapan jalan itu
memperhatikan : rencana umum jaringan digunakan sebagai alat untuk pihak yang

1372
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

berwenang untuk mengatur lalu lintas agar - Segmen 1 sepanjang 550 m dari STA
jalan dapat berfungsi sebaik-baiknya. 0+000 – STA 0+550
- Segmen 2 sepanjang 400 m dari STA
0+550 – STA 0+950
METODOLOGI PENELITIAN - Segmen 3 sepanjang 5,75 km dari STA
0+950 – STA 6+700
Lokasi Penelitian - Segmen 4 sepanjang 600 m dari STA
Adapun lokasi penelitian yaitu, pada ruas 6+700 – STA 7+300
jalan nomor 006 Batas Kota Manado – Kota - Segmen 5 sepanjang 1,65 km dari STA
Tomohon di Provinsi Sulawesi Utara dari 7+300 – STA 8+950
Persimpangan Jalan Ring Road dan Jalan - Segmen 6 sepanjang 400 m dari STA
Sam Ratulangi sampai Persimpangan Jalan 8+950 – STA 9+350
Lingkar Timur dan Jalan Raya Tomohon - Segmen 7 sepanjang 5,316 km dari STA
sepanjang 14,666 km dengan membagi 9+350 – STA 14+666
menjadi 7 segmen, yaitu:

Lokasi Penelitian

Gambar 3 Lokasi Penelitian

Gambar 4 Trace Jalan

1373
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

Diagram Alir - Data pemanfaatan bagian-bagian


Secara garis besar penelitian ini akan jalan,
dilaksanakan seperti pada bagan alir berikut: - Data penyelenggaraan manajemen
dan rekayasa lalu lintas,
- Data perlengkapan jalan
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data
penelitian yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung yang
berupa arsip atau catatan, dan seringkali juga
pengambilan data sekunder ini bisa di dapat
pada pihak instansi tertentu atau hasil
wawancara dari pihak – pihak yang terkait.
Adapun data – data tersebut antara lain : peta
lokasi dan lalu lintas harian rata - rata
(LHR).

Data yang telah ada dilakukan analisis


dengan mengukur besaran penyimpangan
kondisi lapangan terhadap standar teknis
(deviasi) setiap komponen teknis. Kategori
laik fungsi tanpa syarat (LF) diperoleh dari
besaran deviasi yang tidak melebihi batas
nilai deviasi maksimum yang telah
ditentukan dalam Panduan Teknis
Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan yang disusun
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Primer
Data primer yang diambil di lapangan
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum nomor.11/PRT/M/2010 adalah:
Gambar 5 Diagram Alir
Pengumpulan Data Data geometrik jalan
1. Data primer Data geometrik jalan dalam penelitian
Data primer adalah sumber ini berupa potongan melintang badan jalan,
datapenelitian yang diperoleh secara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal.
langsung dari sumber asalinya ataupun Di dalam potongan melintang badan jalan
berdasarkan pengamatan langsung di terdapat penilaian terhadap kondisi lajur lalu
lapangan, dengan demikian pengambilan lintas, bahu jalan, selokan samping, dan alat-
data tersebut bisa dilakukan dengan alat pengaman lalu lintas. Di dalam
observsasi ataupun pengujian untuk alinyemen horizontal terdapat penilaian
mendapatkan data yang real. Untuk data panjang bagian jalan yang lurus, jarak
primer, pengambilan data dilakukan dengan pandang, lingkungan jalan, radius tikungan,
cara pengukuran dan pengamatan tiap dan jumlah persimpangan. Di dalam
segmen berpedoman pada format uji laik alinyemen vertikal terdapat penilaian
fungsi dari Direktorat Jenderal Bina Marga. kelandaian memanjang, jarak pandang dan
Untuk data teknis yang akan diambil adalah: lingkungan jalan. Contoh data geometrik
- Data Geometrik Jalan jalan berupa data lebar jalan dan lebar bahu
- Data struktur perkerasan jalan jalan dari penelitian ini:
- Data struktur bangunan pelengkap
jalan,

1374
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

Tabel 1. Data geometrik jalan - Pengukuran lebar perkerasan, bahu


dan trotoar jembatan
- Kemampuan gorong-gorong dan
saluran tepi jalan menampung air
- Keberadaan tempat parkir
- Kondisi tembok penahan tanah

Data penyelenggaraan manajemen dan


rekayasa lalu lintas
Data penyelenggaraan manajemen dan
rekayasa lalu lintas dalam penelitian ini
berupa marka jalan, rambu lalu lintas, trotoar
Data struktur perkerasan jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL).
Data struktur perkerasan jalan dalam Data penyelenggaraan manajemen dan
penelitian ini berupa jenis perkerasan jalan, rekayasa lalu lintas adalah analisa
kondisi perkerasan jalan dan kekuatan keberadaan marka jalan dan rambu lalu lintas
konstruksi jalan. Di dalam kondisi di ruas jalan tersebut.
perkerasan jalan terdapat penilaian kerataan
jalan, kedalaman lubang, lebar retak, Data perlengkapan jalan
kedalaman alur dan tekstur perkerasan. Data perlengkapan jalan dalam
Contoh data struktur perkerasan jalan berupa penelitian ini terbagi atas 2 yaitu yang terkait
nilai IRI (International Roughness Index) secara langsung dengan pengguna jalan dan
yang dikorelasikan dari data RCI (Road tidak terkait langsung dengan pengguna
Condition Index) secara visual yang diambil jalan. Untuk teknis perlengkapan jalan yang
rata-ratanya dari beberapa surveyor: terkait langsung dengan pengguna jalan
berupa marka jalan, rambu lalu lintas dan
Tabel 2 Data struktur perkerasan jalan trotoar. Untuk teknis perlengkapan jalan
yang tidak terkait langsung dengan pengguna
jalan berupa patok kilometer. Data
perlengkapan jalan adalah analisa kondisi
marka jalan dan rambu lalu lintas, dan
keberadaan patok pengarah di ruas jalan
tersebut.

Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan dalam
Data struktur bangunan pelengkap jalan
penelitian ini berupa peta lokasi dan lalu
Data struktur bangunan pelengkap jalan
lintas harian rata-rata (LHR). Berikut ini
dalam penelitian ini berupa penilaian
merupakan data lalu lintas harian rata-rata
terhadap kondisi jembatan, gorong-gorong,
(LHR) yang didapatkan dari Balai
tempat parkir, tembok penahan tanah,
Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV:
saluran tepi jalan. Pengambilan data struktur
bangunan pelengkap jalan seperti:

Data LHR (kend/hari)


300
250
200
150
100
50
0
14.15
14.60
15.45
16.30
17.15
17.60
18.45
19.30
20.15
20.60
21.45
22.30
23.15
23.60
00.45
01.30
02.15
02.60
03.45
04.30
05.15
05.60
06.45
07.30
08.15
08.60
09.45
10.30
11.15
11.60
12.45
13.30
14.15

Gambar 6 Data Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)

1375
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

Data tersebut harus diubah dalam - Segmen 3: Potongan melintang


bentuk smp/hari (satuan mobil badan jalan, alinyemen horizontal
penumpang/hari) sesuai dengan panduan dikategorikan Laik Fungsi
teknis yang ada. Untuk mengubah data Bersyarat (LS). Alinyemen vertikal
tersebut, di konversikan menggunakan angka bagian lurus dikategorikan Laik
emp (ekivalen mobil penumpang). Sehingga Fungsi (LF)
didapatkan nilai LHR dalam penelitian ini - Segmen 4: Potongan melintang
adalah 22.114 smp/hari badan jalan dan alinyemen vertikal
bagian lurus dikategorikan Laik
Tabel 3 Nilai emp (ekivalen mobil Fungsi (LF). Alinyemen horizontal
penumpang) dikategorikan Laik Fungsi
Bersyarat (LS)
- Segmen 5: Potongan melintang
badan jalan, alinyemen horizontal
dikategorikan Laik Fungsi
Bersyarat (LS). Alinyemen vertikal
bagian lurus dikategorikan Laik
Fungsi (LF)
- Segmen 6: Potongan melintang
badan jalan, alinyemen horizontal
dikategorikan Laik Fungsi
Bersyarat (LS). Alinyemen vertikal
bagian lurus dikategorikan Laik
Analisa Fungsi (LF)
- Segmen 7: Potongan melintang
1. Analisa Tingkat Kelaikan Fungsi Jalan badan jalan, alinyemen horizontal
Dari hasil identifikasi awal ruas jalan dikategorikan Laik Fungsi
yang menjadi lokasi penelitian yaitu ruas Bersyarat (LS). Alinyemen vertikal
jalan nasional Batas Kota Manado – Kota bagian lurus dikategorikan Laik
Tomohon dengan nomor ruas 006 untuk Fungsi (LF)
segmen STA 0+000 – STA 14+666 menurut b. Analisa hasil uji lapangan geometrik
fungsinya sebagai jalan arteri primer dan jalan
sebagai penyedia prasarana jalan adalah jalan Dalam penentuan tingkat kelaikan
raya. kondisi perkerasan jalan diperlukan data
a. Analisa hasil uji lapangan geometrik IRI (International Roughness Index),
jalan untuk mendapatkan nilai IRI
Berikut adalah hasil analisa uji lapangan menggunakan alat NAASRA atau
geometrik jalan: sensor laser surface scanner. Namun
- Segmen 1: Potongan melintang peneliti tidak menggunakan alat ini,
badan jalan, dan alinyemen peneliti menggunakan data RCI (Road
horizontal dikategorikan Laik Condition Index) yang didapatkan
Fungsi Bersyarat (LS). Alinyemen secara visual dan akan menggunakan
vertikal bagian lurus dikategorikan korelasi antara IRI dan RCI untuk
Laik Fungsi (LF) mendapatkan nilai IRI yang dibutuhkan.
- Segmen 2: Potongan melintang Korelasi RCI dan IRI:
badan jalan, alinyemen horizontal
dikategorikan Laik Fungsi
Bersyarat (LS). Alinyemen vertikal
bagian lurus dikategorikan Laik
Fungsi (LF)

1376
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

10.00

9.00

8.00
RCI (Road Condition Index)

7.00

6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
12

16

20

24
0

10.4
11.2

12.8
13.6
14.4
15.2

16.8
17.6
18.4
19.2

20.8
21.6
22.4
23.2

24.8
0.8
1.6
2.4
3.2

4.8
5.6
6.4
7.2

8.8
9.6

IRI (International Roughness Index)


Gambar 7 Korelasi antara nilai IRI dan RCI

dikategorikan Laik Fungsi


Berikut adalah hasil aalisa uji lapangan Bersyarat (LS)
struktur perkerasan jalan: - Segmen 7: Jenis perkerasan, kondisi
- Segmen 1: Jenis perkerasan, kondisi perkerasan, dan kekuatan
perkerasan, dan kekuatan konstruksi jalan dikategorikan Laik
konstruksi jalan dikategorikan Laik Fungsi (LF)
Fungsi (LF) c. Analisa hasil uji lapangan pemanfaatan
- Segmen 2: Jenis perkerasan dan ruang bagian-bagian jalan
kekuatan konstruksi Berikut adalah hasil analisa uji lapangan
jalandikategorikan Laik Fungsi pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan :
(LF). Kondisi perkerasan jalan - Segmen 1: Ruang manfaat jalan
dikategorikan Laik Fungsi (RUMAJA), ruang milik jalan
Bersyarat (LS) (RUMIJA), dan ruang pengawasan
- Segmen 3: Jenis perkerasan, kondisi jalan (RUWASJA) dikategorikan
perkerasan, dan kekuatan Laik Fungsi Bersyarat (LS)
konstruksi jalan dikategorikan Laik - Segmen 2: Ruang manfaat jalan
Fungsi (LF) (RUMAJA), ruang milik jalan
- Segmen 4: Jenis perkerasan dan (RUMIJA), dan ruang pengawasan
kekuatan konstruksi jalan (RUWASJA) dikategorikan
jalandikategorikan Laik Fungsi Laik Fungsi Bersyarat (LS)
(LF). Kondisi perkerasan jalan - Segmen 3: Ruang manfaat jalan
dikategorikan Laik Fungsi (RUMAJA), ruang milik jalan
Bersyarat (LS) (RUMIJA), dan ruang pengawasan
- Segmen 5: Jenis perkerasan, kondisi jalan (RUWASJA) dikategorikan
perkerasan, dan kekuatan Laik Fungsi Bersyarat (LS)
konstruksi jalan dikategorikan Laik - Segmen 4: Ruang manfaat jalan
Fungsi (LF) (RUMAJA), ruang milik jalan
- Segmen 6: Jenis perkerasan dan (RUMIJA), dan ruang pengawasan
kekuatan konstruksi jalan (RUWASJA) dikategorikan
jalandikategorikan Laik Fungsi Laik Fungsi Bersyarat (LS)
(LF). Kondisi perkerasan jalan

1377
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

- Segmen 5: Ruang manfaat jalan patok kilometer dikategorikan Laik


(RUMAJA), ruang milik jalan Fungsi (LF).
(RUMIJA), dan ruang pengawasan - Segmen 3: Rambu lalu lintas, patok
jalan (RUWASJA) dikategorikan pengarah dan patok kilometer
Laik Fungsi Bersyarat (LS) dikategorikan Laik Fungsi (LF).
- Segmen 6: Ruang manfaat jalan Marka jalan dikategorikan Laik
(RUMAJA), ruang milik jalan Fungsi Bersyarat (LS)
(RUMIJA), dan ruang pengawasan - Segmen 4: Rambu lalu lintas, patok
jalan (RUWASJA) dikategorikan pengarah dan patok kilometer
Laik Fungsi Bersyarat (LS) dikategorikan Laik Fungsi (LF).
- Segmen 7: Ruang manfaat jalan Marka jalan dikategorikan Laik
(RUMAJA), ruang milik jalan Fungsi Bersyarat (LS)
(RUMIJA), dan ruang pengawasan - Segmen 5: Rambu lalu lintas, patok
jalan (RUWASJA) dikategorikan pengarah dan patok kilometer
Laik Fungsi Bersyarat (LS) dikategorikan Laik Fungsi (LF).
d. Analisa hasil uji lapangan Marka jalan dikategorikan Laik
penyelenggaraan manajemen dan Fungsi Bersyarat (LS)
rekayasa lalu lintas - Segmen 6: Marka jalan
Berikut adalah hasil analisa uji lapangan dikategorikan Laik Fungsi
penyelenggaraan manajemen dan Bersyarat (LS). patok pengarah dan
rekayasa lalu lintas: patok kilometer dikategorikan Laik
- Segmen 1: Marka jalan Fungsi (LF).
dikategorikan Laik Fungsi (LF). - Segmen 7: Rambu lalu lintas, patok
Rambu lalu lintas dikategorikan pengarah dan patok kilometer
Laik Fungsi Bersyarat (LS) dikategorikan Laik Fungsi (LF).
- Segmen 2: Marka jalan dan rambu Marka jalan dan trotoar
lalu lintas dikategorikan Laik dikategorikan Laik Fungsi
Fungsi Bersyarat (LS) Bersyarat (LS)
- Segmen 3: Marka jalan dan rambu
lalu lintas dikategorikan Laik 2. Analisa Tingkat Kelaikan Fungsi Jalan
Fungsi Bersyarat (LS) Dari hasil analisa tingkat kelaikan
- Segmen 4: Marka jalan dan rambu fungsi jalan ruas jalan nasional Batas Kota
lalu lintas dikategorikan Laik Manado – Kota Tomohon dengan nomor
Fungsi Bersyarat (LS) ruas 006 untuk segmen STA 0+000 – STA
- Segmen 5: Marka jalan dan rambu 14+666 di dapatkan rekomendasi yang dapat
lalu lintas dikategorikan Laik memperbaiki hasil analisa uji laik fungsi
Fungsi Bersyarat (LS) jalan.
- Segmen 6: Marka jalan dan rambu a. Perbaikan teknis geometrik jalan
lalu lintas dikategorikan Laik Berikut adalah rekomendasi perbaikan
Fungsi Bersyarat (LS) teknis geometrik jalan:
- Segmen 7: Marka jalan, rambu lalu - Segmen 1
lintas dan trotoar dikategorikan  Pelebaran lajur lalu lintas menjadi
Laik Fungsi Bersyarat (LS) minimal 3,5 m
e. Analisa hasil uji lapangan perlengkapan  Bahu dibuat dari perkerasan kaku
jalan sehingga bisa dijadikan sebagai
Berikut adalah hasil analisa uji lapangan lajur lalu lintas
perlengkapan jalan:  Pelebaran bahu jalan menjadi
- Segmen 1: Marka jalan, rambu lalu minimal 2 m
lintas, patok pengarah dan patok  Melakukan pembersihan selokan
kilometer dikategorikan Laik dari sampah dan sedimentasi
Fungsi (LF). yang ada
- Segmen 2: Marka jalan  Pembuatan selokan samping di
dikategorikan Laik Fungsi kiri dan kanan jalan
Bersyarat (LS). Patok pengarah dan  Pemasangan rambu hati-hati

1378
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

- Segmen 2  Melakukan pembersihan selokan


 Pelebaran lajur lalu lintas menjadi dari sampah dan sedimentasi
minimal 3,5 m yang ada
 Bahu dibuat dari perkerasan kaku  Pembuatan selokan samping di
sehingga bisa dijadikan sebagai kiri dan kanan jalan
lajur lalu lintas  Pemasangan rambu hati-hati
 Pelebaran bahu jalan menjadi  Penggantian rel pengaman yang
minimal 2 m telah rusak dan melakukan
 Bahu dibuat menerus dengan pemeliharaan rel pengaman yang
permukaan jalan telah ada
 Melakukan pembersihan selokan  Pemasangan rel pengaman pada
dari sampah dan sedimentasi bagian tikungan dan daerah tepi
yang ada jalan yang berada di lembah
 Pembuatan selokan samping di - Segmen 6
kiri dan kanan jalan  Pelebaran lajur lalu lintas menjadi
 Pemasangan rambu hati-hati minimal 3,5 m
- Segmen 3  Bahu dibuat dari perkerasan kaku
 Pelebaran lajur lalu lintas menjadi sehingga bisa dijadikan sebagai
minimal 3,5 m lajur lalu lintas
 Bahu dibuat dari perkerasan kaku  Pelebaran bahu jalan menjadi
sehingga bisa dijadikan sebagai minimal 2 m
lajur lalu lintas  Bahu dibuat menerus dengan
 Pelebaran bahu jalan menjadi permukaan jalan
minimal 2 m  Melakukan pembersihan selokan
 Bahu dibuat menerus dengan dari sampah dan sedimentasi
permukaan jalan yang ada
 Melakukan pembersihan selokan  Pembuatan selokan samping di
dari sampah dan sedimentasi kiri dan kanan jalan
yang ada  Pemasangan rambu hati-hati
 Pembuatan selokan samping di - Segmen 7
kiri dan kanan jalan  Pelebaran lajur lalu lintas menjadi
 Pemasangan rambu hati-hati minimal 3,5 m
 Penggantian rel pengaman yang  Bahu dibuat dari perkerasan kaku
telah rusak dan melakukan sehingga bisa dijadikan sebagai
pemeliharaan rel pengaman yang lajur lalu lintas
telah ada  Pelebaran bahu jalan menjadi
 Pemasangan rel pengaman pada minimal 2 m
bagian tikungan dan daerah tepi  Bahu dibuat menerus dengan
jalan yang berada di lembah permukaan jalan
- Segmen 4  Melakukan pembersihan selokan
 Melakukan pembersihan selokan dari sampah dan sedimentasi
dari sampah dan sedimentasi yang ada
yang ada  Pembuatan selokan samping di
 Pemasangan rambu peringatan di kiri dan kanan jalan
setiap persimpangan  Pemasangan rambu hati-hati
- Segmen 5  Penggantian rel pengaman yang
 Pelebaran lajur lalu lintas menjadi telah rusak dan melakukan
minimal 3,5 m pemeliharaan rel pengaman yang
 Bahu dibuat dari perkerasan kaku telah ada
sehingga bisa dijadikan sebagai  Pemasangan rel pengaman pada
lajur lalu lintas bagian tikungan dan daerah tepi
 Pelebaran bahu jalan menjadi jalan yang berada di lembah
minimal 2 m

1379
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

b. Perbaikan teknis struktur perkerasan dijadikan bahu jalan dan tempat


jalan pejalan kaki
Berikut adalah rekomendasi perbaikan - Segmen 2
teknis struktur perkerasan jalan:  Dibuat penutup beton untuk
- Segmen 1 saluran terbuka sehingga bisa
 Seluruh komponen pengujian dijadikan bahu jalan dan tempat
sudah sesuai dengan standar pejalan kaki
teknis - Segmen 3
- Segmen 2  Dilakukan pemeliharaan terhadap
 Perbaikan dan pemeliharaan jembatan yang ada
terhadap kondisi struktur  Dipasang rambu dilarang parkir
perkerasan jalan yang berlubang pada bahu jalan
serta memiliki tekstur perkerasan  Pembersihan dan pemeliharaan
yang tidak sesuai gorong-gorong yang ada
- Segmen 3  Perbaikan tembok penahan tanah
 Perbaikan dan pemeliharaan yang telah rusak dan
terhadap kondisi struktur pemeliharaan untuk tembok
perkerasan jalan yang berlubang penahan tanah yang ada
serta memiliki tekstur perkerasan  Dibuat penutup beton untuk
yang tidak sesuai saluran terbuka sehingga bisa
- Segmen 4 dijadikan sebagai bahu jalan dan
 Perbaikan dan pemeliharaan tempat pejalan kaki
terhadap kondisi struktur - Segmen 4
perkerasan jalan yang berlubang  Dilakukan pemeliharaan terhadap
serta memiliki tekstur perkerasan jembatan yang ada
yang tidak sesuai  Dibuat penutup beton untuk
- Segmen 5 saluran terbuka sehingga bisa
 Perbaikan dan pemeliharaan dijadikan sebagai bahu jalan dan
terhadap kondisi struktur tempat pejalan kaki
perkerasan jalan yang berlubang - Segmen 5
serta memiliki tekstur perkerasan  Dipasang rambu dilarang parkir
yang tidak sesuai pada bahu jalan
- Segmen 6  Dibuat penutup beton untuk
 Perbaikan dan pemeliharaan saluran terbuka sehingga bisa
terhadap kondisi struktur dijadikan bahu jalan dan tempat
perkerasan jalan yang berlubang pejalan kaki
serta memiliki tekstur perkerasan  Pembersihan dan pemeliharaan
yang tidak sesuai gorong-gorong yang ada
- Segmen 7  Perbaikan tembok penahan tanah
 Perbaikan dan pemeliharaan yang telah rusak dan
terhadap kondisi struktur pemeliharaan untuk tembok
perkerasan jalan yang berlubang penahan tanah yang ada
serta memiliki tekstur perkerasan - Segmen 6
yang tidak sesuai  Dibuat penutup beton untuk
c. Perbaikan teknis struktur bangunan saluran terbuka sehingga bisa
pelengkap jalan dijadikan bahu jalan dan tempat
Berikut adalah rekomendasi perbaikan pejalan kaki
teknis struktur bangunan pelengkap - Segmen 7
jalan:  Dilakukan pemeliharaan terhadap
- Segmen 1 jembatan yang ada
 Dipasang rambu dilarang parkir
 Dipasang rambu dilarang parkir
pada bahu jalan pada bahu jalan
 Dibuat penutup beton untuk  Pembersihan dan pemeliharaan
saluran terbuka sehingga bisa gorong-gorong yang ada

1380
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

 Perbaikan tembok penahan tanah  Dilakukan penertiban terhadap


yang telah rusak dan penempatan iklan, media
pemeliharaan untuk tembok informasi dan jaringan utilitas
penahan tanah yang ada - Segmen 7
 Dibuat penutup beton untuk  Dilakukan penertiban terhadap
saluran terbuka sehingga bisa bangunan yang masuk dalam
dijadikan sebagai bahu jalan dan daerah RUMAJA dan RUMIJA
tempat pejalan kaki  Dilakukan penertiban terhadap
d. Perbaikan teknis pemanfaatan ruang penempatan iklan, media
bagian-bagian jalan informasi dan jaringan utilitas
Berikut adalah rekomendasi perbaikan e. Perbaikan teknis penyelenggaraan
teknis pemanfaatan ruang bagian-bagian manajemen dan rekayasa lalu lintas
jalan: Berikut adalah rekomendasi perbaikan
- Segmen 1 teknis penyelenggaraan manajemen dan
 Dilakukan penertiban terhadap rekayasa lalu lintas:
bangunan yang masuk dalam - Segmen 1
daerah RUMAJA dan RUMIJA  Dilakukan pemeliharaan marka
 Dilakukan penertiban terhadap  Perlu dipasang rambu hati-hati,
penempatan iklan, media persimpangan dan dilarang parkir
informasi dan jaringan utilitas  Perlu penambahan rambu tentang
- Segmen 2 keadaan jalan untuk memberikan
 Dilakukan penertiban terhadap informasi yang jelas pada
bangunan yang masuk dalam pengguna jalan
daerah RUMAJA dan RUMIJA - Segmen 2
 Dilakukan penertiban terhadap  Dilakukan pemeliharaan dan
penempatan iklan, media pengecatan ulang marka
informasi dan jaringan utilitas  Perlu dipasang rambu hati-hati
- Segmen 3  Perlu penambahan rambu tentang
 Dilakukan penertiban terhadap keadaan jalan untuk memberikan
bangunan yang masuk dalam informasi yang jelas pada
daerah RUMAJA dan RUMIJA pengguna jalan
 Dilakukan penertiban terhadap - Segmen 3
penempatan iklan, media  Dilakukan pemeliharaan dan
informasi dan jaringan utilitas pengecatan ulang marka
- Segmen 4  Perlu dipasang rambu hati-hati
 Dilakukan penertiban terhadap  Perlu penambahan rambu tentang
bangunan yang masuk dalam keadaan jalan untuk memberikan
daerah RUMAJA dan RUMIJA informasi yang jelas pada
 Dilakukan penertiban terhadap pengguna jalan
penempatan iklan, media - Segmen 4
informasi dan jaringan utilitas  Dilakukan pemeliharaan dan
- Segmen 5 pengecatan ulang marka
 Dilakukan penertiban terhadap  Perlu dipasang rambu pada hati-
bangunan yang masuk dalam hati
daerah RUMAJA dan RUMIJA  Perlu penambahan rambu tentang
 Dilakukan penertiban terhadap keadaan jalan untuk memberikan
penempatan iklan, media informasi yang jelas pada
informasi dan jaringan utilitas pengguna jalan
- Segmen 6 - Segmen 5
 Dilakukan penertiban terhadap  Dilakukan pemeliharaan marka
bangunan yang masuk dalam  Perlu dipasang rambu hati-hati,
daerah RUMAJA dan RUMIJA persimpangan dan dilarang parkir
 Perlu penambahan rambu tentang
keadaan jalan untuk memberikan

1381
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

informasi yang jelas pada informasi yang jelas pada


pengguna jalan pengguna jalan
- Segmen 6 - Segmen 5
 Dilakukan pemeliharaan marka  Dilakukan pemeliharaan dan
 Perlu dipasang rambu hati-hati, pengecatan ulang marka
persimpangan dan dilarang parkir  Perlu dipasang rambu pada
 Perlu penambahan rambu tentang persimpangan yang ada
keadaan jalan untuk memberikan  Perlu penambahan rambu tentang
informasi yang jelas pada keadaan jalan untuk memberikan
pengguna jalan informasi yang jelas pada
- Segmen 7 pengguna jalan
 Dilakukan pemeliharaan dan - Segmen 6
pengecatan ulang marka  Dilakukan pemeliharaan dan
 Perlu dipasang rambu pada pengecatan ulang marka jalan
persimpangan yang ada dan  Perlu dipasang rambu pada
rambu dilarang parkir pada bahu persimpangan yang ada
jalan  Perlu penambahan rambu tentang
 Perlu penambahan rambu tentang keadaan jalan untuk memberikan
keadaan jalan untuk memberikan informasi yang jelas pada
informasi yang jelas pada pengguna jalan
pengguna jalan - Segmen 7
 Penambahan zebra cross pada  Dilakukan pemeliharaan dan
daerah pemukiman pengecatan ulang marka
 Perbaikan trotoar yang rusak  Perlu dipasang rambu pada
akibat akar pohon persimpangan yang ada dan
 Pembersihan rumput liar pada rambu dilarang parkir pada bahu
trotoar yang memperkecil lebar jalan
trotoar  Perlu penambahan rambu tentang
f. Perbaikan teknis perlengkapan jalan keadaan jalan untuk memberikan
Berikut adalah rekomendasi perbaikan informasi yang jelas pada
teknis perlengkapan jalan: pengguna jalan
- Segmen 1  Perbaikan trotoar yang rusak
 Dilakukan pemeliharaan marka akibat akar pohon
jalan dan rambu lalu lintas  Pembersihan rumput liar pada
- Segmen 2 trotoar yang memperkecil lebar
 Dilakukan pemeliharaan dan trotoar
pengecatan ulang marka jalan
- Segmen 3
 Dilakukan pemeliharaan dan PENUTUP
pengecatan ulang marka
 Perlu dipasang rambu pada Kesimpulan
persimpangan yang ada Berdasarkan hasil penelitian mengenai
 Perlu penambahan rambu tentang uji laik fungsi jalan secara teknis untuk ruas
keadaan jalan untuk memberikan jalan nasional Batas Kota Manado – Kota
informasi yang jelas pada Tomohon dengan nomor ruas 006 untuk
pengguna jalan segmen STA 0+000 – STA 14+666 memiliki
- Segmen 4 kategori kelaikan fungsi teknis Laik Fungsi
 Dilakukan pemeliharaan dan Bersyarat (LS) disertai dengan rekomendasi.
pengecatan ulang marka Ruas jalan tersebut laik untuk dioperasikan
 Perlu dipasang rambu pada secara umum namun harus diikuti dengan
persimpangan yang ada perbaikan teknis yang telah
 Perlu penambahan rambu tentang direkomendasikan.
keadaan jalan untuk memberikan

1382
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

Saran 3. Perlu dilakukan survei traffic counting


Penelitian yang dilakukan penulis dapat secara langsung sehingga data LHR
digunakan sebagai salah satu referensi untuk yang didapatkan menjadi data primer
melakukan uji laik fungsi jalan lainnya. yang lebih aktual berdasarkan situasi
Namun penelitian ini belum mencakup pada saat pengambilan data di lapangan.
penyelesaian masalah secara menyeluruh 4. Perlu menggunakan theodolite pada
karena banyaknya kendala yang dihadapi saaat pengambilan data di lapangan
oleh penulis. Oleh karena itu, penulis untuk mengukur kemiringan melintang,
meyampaikan saran sebagai berikut: kelandaian memanjang, superelevasi,
1. Perlu penyesuaian standar teknis radius tikungan, jarak pandang henti dan
masing-masing komponen jalan yang jarak pandang menyiap agar
diuji terhadap perkembangan standar mendapatkan hasil ukur yang lebih
teknis dari Peraturan Perundangan, akurat.
Peraturan Pemerintah dan Peraturan 5. Perlu dilakukan pengujian IRI secara
terkait dari Direktorat Jenderal Bina langsung agar data perkerasan yang
Marga. didapatkan lebih merepresentasikan
2. Perlu dilakukan survei kepada pakar kondisi yang teliti.
bidang lainnya seperti pakar struktur 6. Perlu mempertimbangkan faktor beban
jalan dan jembatan, pakar lingkungan, sumbu kendaraan berat pada aspek
pakar geometrik jalan, dan pakar teknik teknis geometrik jalan agar keselamatan
lalu lintas serta para pengguna jalan dan kenyamanan lebih terjamin.
untuk mendapatkan pembobotan tiap
fokus pengujian yang lebih mewakili.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H.N., Ramli, M.I. dan Isnaeni, W. 2015. Analisis Laik Fungsi Jalan Arteri Di Kota
Makassar

Bestananda, F., Bowoputro, H. dan Djakfar, L., Kajian Laik Fungsi Jalan (Studi Kasus Pada
Jalan Provinsi Nomor Ruas 171 Pare-Kediri Km 8-Km 22). Jurnal Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya, 1(1).

Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia,

Effendi, D.M. dan Firdaus, O., 2016. Analisis Keselamatan Jalan Pada Ruas Jalan Ahmad
Yani Dalam Kota Pangkalpinang. In Forum Profesional Teknik Sipil (Vol. 4, No. 2).
Bangka Belitung University.

Maulana, I. dan Akbar, R.N., PENGKATEGORIAN PENILAIAN UJI LAIK FUNGSI


JALAN DITINJAU DARI ASPEK KESELAMATAN.

Republik Indonesia, 2006. Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan, Sekretariat
Negara Republik Indonesia

Republik Indonesia, 2004. Undang – Undang Republik Indonesia No.38 tahun 2004 tentang
Jalan, Sekretariat Negara Republik Indonesia

Republik Indonesia, 2015. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan
Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Republik Indonesia, 2010. Peraturan Menteri No.11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Laik Fungsi Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum

1383
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732

Republik Indonesia, 2011. Peraturan Menteri No.13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara


Pemeliharaan Dan Penilikan Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum

Republik Indonesia, 2009. Undang – Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Sekretariat Negara Republik Indonesia

Zachawerus, J., 2016. Uji Laik Fungsi Jalan Dalam Mewujudkan Jalan Yang Berkeselamatan
(Studi Kasus Jalan Utama di Pusat Kota Ternate).

1384

Anda mungkin juga menyukai