Uji Laik Fungsi Jalan Secara Teknis Pada
Uji Laik Fungsi Jalan Secara Teknis Pada
ABSTRAK
Ruas Jalan Nasional Batas Kota Manado – Kota Tomohon merupakan salah satu
akses jalan utama yang menghubungkan kedua kota tersebut dan daerah sekitarnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kelaikan fungsi jalan serta perbaikan yang
diperlukan agar jalan menjadi laik menurut Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ) berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor.11/PRT/M/2010. Uji laik fungsi jalan adalah
kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan jalan untuk memberikan
keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian
hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat
dioperasikan untuk umum. Analisis uji laik fungsi teknis jalan dilakukan dengan mengukur
penyimpangan (deviasi) terhadap kondisi lapangan terhadap standar teknis setiap komponen
teknis, meliputi: teknis geometrik jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur
bangunan pelengkap jalan, teknis pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan, teknis
penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas, dan teknis perlengkapan jalan. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada ruas jalan Batas Kota Manado – Kota Tomohon
termasuk dalam kategori laik fungsi dengan perbaikan teknis yang harus dipenuhi (LS).
Perbaikan teknis yang harus dipenuhi pada ruas jalan tersebut berupa pemeliharaan rutin dan
pengadaan komponen jalan yang belum ada, agar supaya ruas jalan Batas Kota Manado –
Kota Tomohon dapat menjadi laik fungsi.
Kata Kunci : Laik Fungsi, Standar Teknis, Ruas Jalan, Perbaikan
1365
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1366
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1367
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
tersebut diperbaiki dan dievaluasi kembali d. Ruas jalan nasional yang akan
kelaikannya. dievaluasi, dipersiapkan dan diusulkan
oleh Unit Pelaksanaan Teknis yang
2. Uji Laik Fungsi Jalan mengelola langsung jalan nasional yang
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan bersangkutan, kepada Menteri, pada
Umum nomor.11/PRT/M/2010 tentang Tata awal setiap tahun anggaran.
Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan, e. Tim Uji Laik Fungsi jalan nasional
pelaksanaan uji laik fungsi jalan meliputi mengevaluasi ruas jalan nasional sesuai
pemeriksaan fisik jalan dan pemeriksaan tugas dan fungsi serta mengikuti
dokumen penyelenggaraan jalan. prosedur pelaksanaan.
Pemeriksaan fisik jalan, adalah menguji f. Kelaikan fungsi ruas jalan nasional
pemenuhan persyaratan teknis laik fungsi ditetapkan Menteri dengan menerbitkan
jalan pada suatu ruas jalan. Pemeriksaan Sertifikat Laik Fungsi Jalan, berdasarkan
dokumen penyelenggaraan jalan, adalah berita acara Evaluasi Laik Fungsi Jalan,
menguji jalan sebagaimana laik fungsi jalan menggunakan format dari Menteri
pada suatu ruas jalan. Pekerjaan Umum.
1368
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1369
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
kelandaian arah memanjang pada setiap perkerasan yang biasanya terdiri dari
lokasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan lapisan bitumen sebagai penutup lapisan
untuk mengurangi goncangan akibat permukaan. Fungsi dari lapisan
perubahan kelandaian dan menyediakan permukaan ini adalah sebagai berikut :
jarak pandang henti yang cukup untuk a. Lapisan perkerasn penahan beban
keamanan dan kenyamanan. Untuk roda, lapisan mempunyai stabilitas
menghitung dan merencanakan lengkung tinggi menahan beban roda selama
vertikal, ada beberapa hal yang perlu masa pelayanan.
diperhatikan, yaitu : b. Lapisan kedap air, sehingga air
1. Karakteristik kendaraan pada kelandaian hujan yang jatuh tidak meresap
2. Kelandaian maksimum kelapisan dibawahnya dan
3. Kelandaian minimum melemahkan lapisan-lapisan
4. Panjang kritis suatu kelandaian tersebut.
5. Lajur pendakian pada kelandaian khusus c. Lapis aus (wearing course), yaitu
lapisan yang langsung mengalami
Perkerasan Jalan gesekan akibat rem kendaraan,
sehingga mudah aus.
Perkerasan jalan adalah lapisan atau d. Lapisan yang menyebarkan beban
badan jalan yang menggunakan bahan-bahan kelapisan bawah.
khusus yang secara konstruktif lebih baik Untuk memenuhi fungsi diatas, pada
dari pada tanah dasar. Perkerasan jalan umumnya lapisan permukaan dibuat
berfungsi memberikan pelayanan kepada dengan menggunakan bahan pengikat
sarana transportasi dan selama masa aspal sehingga menghasilkan lapisan
pelayananya diharapkan tidak terjadi yang kedap air dengan stabilitas yang
kerusakan yang berarti. Secara umum tinggi dan daya tahan yang lama.
perkerasan jalan mempunyai persyaratan b. Lapisan pondasi (Base Course)
yaitu kuat, awet, kedap air, rata, tidak licin, Lapisan pondasi atas merupakan lapisan
murah dan mudah dikerjakan. Oleh karena utama dalam yang menyebarkan beban
itu bahan perkerasan jalan yang paling cocok badan, perkerasan umumnya terdiri dari
adalah pasir, kerikil, batu dan bahan pengikat batu pecah (kerikil) atau tanah
(aspal atau semen). Berdasarkan suatu bahan berkerikil yang tercamtum dengan
ikat, lapisan perkerasan jalan terbagi atas : batuan pasir dan pasir lempung dengan
a. Perkerasan kaku (Rigid Pavement) stabilitas semen, kapur dan bitumen.
Adapun fungsi dari lapisan pondasi atas
b. Perkerasan lentur (Flexible Pavement) adalah :
c. Perkerasan komposit (Composite 1. Sebagai perletakan terhadap lapisan
permukaan.
Pavement) 2. Melindungi lapisan dibawahnya dari
Konstruksi perkerasan terdiri dari pengaruh luar.
lapisan-lapisan yang diletakkan diatas 3. Untuk menerima beban terusan dari
permukaan tanah dasar yang telah pengaruh luar.
dipadatkan. Gambar lapisan perkerasan 4. Lapisan peresapan untuk lapisan
lentur dapat dilihat pada gambar 1 dibawah pondasi bawah.
ini : c. Lapisan pondasi bawah (Sub Base
Course)
Lapisan pondasi bawah merupakan
lapisan kedua dalam yang menyebarkan
beban yang diperoleh dari lapisan yang
diatas seperti kerikil alam (tanpa
proses). Fungsi dari lapisan pondasi
Gambar 1 Lapisan Perkerasan Lentur bawah adalah:
1. Sebagai bagian dari konstruksi
a. Lapisan permukaan (Surface Course) perkerasan untuk mendukung dan
Lapisan permukaan merupakan lapisan menyebarkan beban roda.
yang terletak paling atas dari suatu
1370
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1371
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
masih dipengaruhi oleh keadaan phisik transportasi jalan; peranan, kapasitas, dan
dan psikologi, umur serta jenis kelamin karakteristik jalan, kelas jalan, karakteristik
dan pengaruh-pengaruh luar seperti lalu lintas, aspek lingkungan, aspek sosial
cuaca, penerangan/lampu jalan dan tata dan ekonomi.penetapan pemecahan
ruang. permasalahan lalu lintas, penyusunan
- Kendaraan rencana dan program pelaksanaan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi perwujudannya. Maksud rencana dan
mempunyai karakteristik yang berkaitan program perwujudan dalam ketentuan ini
dengan kecepatan, percepatan, antara lain meliputi: penentuan tingkat
perlambatan, dimensi dan muatan yang pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas
membutuhkan ruang lalu lintas yang jalan dan persimpangan, usulan aturan-aturan
secukupnya untuk bisa bermanuver lalu lintas yang akan ditetapkan pada setiap
dalam lalu lintas. ruas jalan dan persimpangan, usulan
- Jalan pengadaan dan pemasangan serta
Jalan merupakan lintasan yang pemeliharaan rambu rambu lalu lintas marka
direncanakan untuk dilalui kendaraan jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan alat
bermotor maupun kendaraan tidak pengendali dan pengaman pemakai jalan;
bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan usulan kegiatan atau tindakan baik untuk
tersebut direncanakan untuk mampu keperluan penyusunan usulan maupun
mengalirkan aliran lalu lintas dengan penyuluhan kepada masyarakat. Kegiatan
lancar dan mampu mendukung penetapan kebijaksanaan lalu lintas pada
beban muatan sumbu kendaraan serta jaringan atau ruas-ruas jalan tertentu.
aman, sehingga dapat meredam termasuk dalam pengertian penetapan
angka kecelakaan lalu-lintas. kebijaksanaan lalu lintas dalam ketentuan ini
antara lain penataan sirkulasi lalu lintas,
Manajemen lalu lintas meliputi kegiatan penentuan kecepatan maksimum dan/atau
perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan minimum, larangan penggunaan jalan,
pengendalian lalu lintas. Manajemen lalu larangan dan/atau perintah bagi pemakai
lintas bertujuan untuk keselamatan, jalan.
keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas, dan dilakukan antara lain dengan: Bangunan Pelengkap Jalan dan
a. Usaha peningkatan kapasitas jalan ruas, Perlengkapan Jalan
persimpangan, dan/atau jaringan jalan; 1. Bangunan Pelengkap Jalan
b. Pemberian prioritas bagi jenis Bangunan pelengkap adalah bangunan-
kendaraan atau pemakai jalan tertentu; bangunan yang merupakan pendukung dari
c. Penyesuaian antara permintaan jalan tersebut, antara lain jembatan, tempat
perjalanan dengan tingkat pelayanan parkir, gorong-gorong, tembok penahan,
tertentu dengan mempertimbangkan saluran drainase, dan lain-lain.
keterpaduan intra dan antar moda; 2. Bangunan Perlengkapan Jalan
d. Penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan Perlengkapan jalan adalah sarana yang
dan/atau perintah bagi pemakai jalan. dimaksudkan untuk keselamatan, keamanan,
Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta
inventarisasi dan evaluasi tingkat pelayanan. kemudahan bagi pengguna jalan dalam
Maksud inventarisasi antara lain untuk berlalulintas. Perlengkapan jalan yang
mengetahui tingkat pelayanan pada setiap berkaitan langsung dengan pengguna jalan
ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat adalah bangunan atau alat yang dimaksudkan
pelayanan dalam ketentuan ini adalah untuk keselamatan, keamanan, ketertiban,
merupakan kemampuan ruas jalan dan dan kelancaran lalu lintas serta kemudahan
persimpangan untuk menampung lalu lintas bagi pengguna jalan dalam berlalu lintas.
dengan tetap memperhatikan faktor Perlengkapan jalan yang berkaitan tidak
kecepatan dan keselamatan. penetapan langsung dengan pengguna jalan adalah
tingkat pelayanan yang diinginkan. Dalam bangunan yang dimaksudkan untuk
menentukan tingkat pelayanan yang keselamatan pengguna jalan, dan keamanan
diinginkan dilakukan antara lain dengan aset. Fungsi perlengkapan jalan itu
memperhatikan : rencana umum jaringan digunakan sebagai alat untuk pihak yang
1372
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
berwenang untuk mengatur lalu lintas agar - Segmen 1 sepanjang 550 m dari STA
jalan dapat berfungsi sebaik-baiknya. 0+000 – STA 0+550
- Segmen 2 sepanjang 400 m dari STA
0+550 – STA 0+950
METODOLOGI PENELITIAN - Segmen 3 sepanjang 5,75 km dari STA
0+950 – STA 6+700
Lokasi Penelitian - Segmen 4 sepanjang 600 m dari STA
Adapun lokasi penelitian yaitu, pada ruas 6+700 – STA 7+300
jalan nomor 006 Batas Kota Manado – Kota - Segmen 5 sepanjang 1,65 km dari STA
Tomohon di Provinsi Sulawesi Utara dari 7+300 – STA 8+950
Persimpangan Jalan Ring Road dan Jalan - Segmen 6 sepanjang 400 m dari STA
Sam Ratulangi sampai Persimpangan Jalan 8+950 – STA 9+350
Lingkar Timur dan Jalan Raya Tomohon - Segmen 7 sepanjang 5,316 km dari STA
sepanjang 14,666 km dengan membagi 9+350 – STA 14+666
menjadi 7 segmen, yaitu:
Lokasi Penelitian
1373
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
Data Primer
Data primer yang diambil di lapangan
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum nomor.11/PRT/M/2010 adalah:
Gambar 5 Diagram Alir
Pengumpulan Data Data geometrik jalan
1. Data primer Data geometrik jalan dalam penelitian
Data primer adalah sumber ini berupa potongan melintang badan jalan,
datapenelitian yang diperoleh secara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal.
langsung dari sumber asalinya ataupun Di dalam potongan melintang badan jalan
berdasarkan pengamatan langsung di terdapat penilaian terhadap kondisi lajur lalu
lapangan, dengan demikian pengambilan lintas, bahu jalan, selokan samping, dan alat-
data tersebut bisa dilakukan dengan alat pengaman lalu lintas. Di dalam
observsasi ataupun pengujian untuk alinyemen horizontal terdapat penilaian
mendapatkan data yang real. Untuk data panjang bagian jalan yang lurus, jarak
primer, pengambilan data dilakukan dengan pandang, lingkungan jalan, radius tikungan,
cara pengukuran dan pengamatan tiap dan jumlah persimpangan. Di dalam
segmen berpedoman pada format uji laik alinyemen vertikal terdapat penilaian
fungsi dari Direktorat Jenderal Bina Marga. kelandaian memanjang, jarak pandang dan
Untuk data teknis yang akan diambil adalah: lingkungan jalan. Contoh data geometrik
- Data Geometrik Jalan jalan berupa data lebar jalan dan lebar bahu
- Data struktur perkerasan jalan jalan dari penelitian ini:
- Data struktur bangunan pelengkap
jalan,
1374
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan dalam
Data struktur bangunan pelengkap jalan
penelitian ini berupa peta lokasi dan lalu
Data struktur bangunan pelengkap jalan
lintas harian rata-rata (LHR). Berikut ini
dalam penelitian ini berupa penilaian
merupakan data lalu lintas harian rata-rata
terhadap kondisi jembatan, gorong-gorong,
(LHR) yang didapatkan dari Balai
tempat parkir, tembok penahan tanah,
Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV:
saluran tepi jalan. Pengambilan data struktur
bangunan pelengkap jalan seperti:
1375
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1376
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
10.00
9.00
8.00
RCI (Road Condition Index)
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
12
16
20
24
0
10.4
11.2
12.8
13.6
14.4
15.2
16.8
17.6
18.4
19.2
20.8
21.6
22.4
23.2
24.8
0.8
1.6
2.4
3.2
4.8
5.6
6.4
7.2
8.8
9.6
1377
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1378
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1379
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1380
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1381
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
1382
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H.N., Ramli, M.I. dan Isnaeni, W. 2015. Analisis Laik Fungsi Jalan Arteri Di Kota
Makassar
Bestananda, F., Bowoputro, H. dan Djakfar, L., Kajian Laik Fungsi Jalan (Studi Kasus Pada
Jalan Provinsi Nomor Ruas 171 Pare-Kediri Km 8-Km 22). Jurnal Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya, 1(1).
Effendi, D.M. dan Firdaus, O., 2016. Analisis Keselamatan Jalan Pada Ruas Jalan Ahmad
Yani Dalam Kota Pangkalpinang. In Forum Profesional Teknik Sipil (Vol. 4, No. 2).
Bangka Belitung University.
Republik Indonesia, 2006. Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan, Sekretariat
Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia, 2004. Undang – Undang Republik Indonesia No.38 tahun 2004 tentang
Jalan, Sekretariat Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia, 2015. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan
Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia, 2010. Peraturan Menteri No.11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Laik Fungsi Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum
1383
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.10 Oktober 2019 (1365-1384) ISSN: 2337-6732
Republik Indonesia, 2009. Undang – Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Sekretariat Negara Republik Indonesia
Zachawerus, J., 2016. Uji Laik Fungsi Jalan Dalam Mewujudkan Jalan Yang Berkeselamatan
(Studi Kasus Jalan Utama di Pusat Kota Ternate).
1384