Anda di halaman 1dari 19

Nama : Besse Nurvadilla

Kelas : FA20B
NIM : 105731117920

RESUME BAB 3
“ KONSEP DAN PERAN PERILAKU ORGANISASI ”
A. Organisasi dan Manajemen
Organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan.
Manajemen sangat berhubungan erat dengan organisasi sebagai wadah atau
tempat manajemen itu untuk berperan aktif. Organisasi tanpa manajemen yang
baik akan mengakibatkan rutinitas organisasi tidakakan dapat bertahan lama.
Dalam organisasi, ada hubungan yang erat antara manajemen, organisasi, dan
metode (tata kerja). Secara umum organisasi dapat didefinisikan sebagai unit
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan
yang relatif terus-menerus untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama.
B. Keterlibatan Peran Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain
dengan mengoordinasikan kegiatan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Tingkatan manajer
Secara umum, manajer dapat diklasifikasikan sebagai manajer tingkat bawah,
tingkat menengah,dan tingkat atas.
1. Manajer Tingkat Bawah (Lower Management)
Manajer ini merupakan orang yang menduduki posisi di tingkatan paling bawah
dan mengelola pekerjaan individu nonmanajerial yang terlibat dalam produksi
atau penciptaan produk organisasi. Mereka sering disebut penyelia, tetapi bisa
juga disebut manajer lini,manajer kantor,atau bahkan mandor.
2. Manajer Tingkat Menengah (Middle Management)
Manajer tingkat menengah mencakup semua tingkatan manajemen antara
tingkatan paling rendah dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu. Manajer
tingkat menengah mengelola pekerjaan para manajer lini pertama dan mempunyai
sebutan seperti kepala bagian atau kepala biro,pemimpin proyek, manajer pabrik,
atau manajer divisi.
3. Manajer Tingkat Atas (Top Management)
Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen puncak, yang
bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh
organisasi dan menyusun rencana serta sasaran yang akan memengaruhi
keseluruhan organisasi itu.
Fungsi Manajer
Mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengoordinasian,dan pengendalian sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Fungsi dasar manajemen
adalah :
1. Perencanaan

1
Fungsi perencanaan mencakup proses merumuskan sasaran, menetapkan suatu
strategi untuk mencapai sasaran tersebut, dan menyusun rencana guna
memadukan dan mengoordinasikan sejumlah kegiatan.
2. Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian mencakup proses menentukan tugas yang harus
dikerjakan, pihak yang harus mengerjakannya, cara tugas-tugas itu akan
dikelompokkan,hierarki pelaporan, dan pada tingkatan apa keputusan harus
diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.
4. Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan seseorang untuk
memengaruhi, membimbing, dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar
mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama.
5. Pengendalian
Fungsi pengendalian menjelaskan bahwa setelah sasaran ditentukan,rencana
dirumuskan, pengaturan strukturnya ditetapkan (fungsi organisasi), serta orang-
orang dipekerjakan, dilatih, dan diberikan motivasi, terdapat sejumlah evaluasi
untuk mengetahui apakah segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.

Organisasi merupakan
alat manajemen untuk
mencapai tujuan. Mana-
jemen sangat
berhubungan erat dengan
organisasi sebagai wadah

2
atau tempat manajemen itu
untuk
berperan aktif. Organisasi
tanpa manajemen yang
baik akan mengakibatkan
rutinitas
organisasi tidak akan berta-
han lama. Secara umum or-
ganisasi dapat didefin-
isikan sebagai
unit sosial yang dikoordi-
nasikan secara sadar, ter-
diri atas dua orang atau
lebih dan yang

3
relative terus-menerus un-
tuk mencapai satu atau
serangkaian tujuan
bersama.
Organisasi merupakan
alat manajemen untuk
mencapai tujuan. Mana-
jemen sangat
berhubungan erat dengan
organisasi sebagai wadah
atau tempat manajemen itu
untuk
berperan aktif. Organisasi
tanpa manajemen yang

4
baik akan mengakibatkan
rutinitas
organisasi tidak akan berta-
han lama. Secara umum or-
ganisasi dapat didefin-
isikan sebagai
unit sosial yang dikoordi-
nasikan secara sadar, ter-
diri atas dua orang atau
lebih dan yang
relative terus-menerus un-
tuk mencapai satu atau
serangkaian tujuan
bersama.

5
Organisasi merupakan
alat manajemen untuk
mencapai tujuan. Mana-
jemen sangat
berhubungan erat dengan
organisasi sebagai wadah
atau tempat manajemen itu
untuk
berperan aktif. Organisasi
tanpa manajemen yang
baik akan mengakibatkan
rutinitas
organisasi tidak akan berta-
han lama.

6
Setiap manajer membu-
tuhkan tiga keterampilan
dasar atau kompetensi
yang mutlak
yaitu:
1. Keahlian Konseptual
(Conceptional Skill)
Manajer tingkat atas (top
manager) harus memiliki
keterampilan untuk mem-
buat
konsep, ide, gagasan
demi kemajuan organ-
isasi. Gagasan atau ide
serta konsep
7
tersebut kemudian harus
dijabarkan menjadi su-
atu rencana kegiatan
untuk
mewujudkan gagasan atau
konsepnya.
2. Keahlian tentang Orang
(Humanity Skill)
Selain kemampuan kon-
sepsiona
Setiap manajer membu-
tuhkan tiga keterampilan
dasar atau kompetensi
yang mutlak
yaitu:
8
1. Keahlian Konseptual
(Conceptional Skill)
Manajer tingkat atas (top
manager) harus memiliki
keterampilan untuk mem-
buat
konsep, ide, gagasan
demi kemajuan organ-
isasi. Gagasan atau ide
serta konsep
tersebut kemudian harus
dijabarkan menjadi su-
atu rencana kegiatan
untuk

9
mewujudkan gagasan atau
konsepnya.
2. Keahlian tentang Orang
(Humanity Skill)
Selain kemampuan kon-
sepsiona

B. Munculnya Perbedaan Presepsi

Munculnya perbedaan persepsi tentang konsep perusahaan didasarkan


pada adanya perdebatan yang cukup hangat mengenai pencatatan akuntansi
dalam alur konsep kepemilikan (proprietary) dan konsep entitas. Selama
bertahun-tahun,dua konsep ini telah berulang kali dimuat dalam literator dan
terkadang mengalami perbaikan, modifikasi, dan refleksi sudut pandang
alternatif sebagal usaha merekonsiliasi kedua konsep tersebut.

 Konsep Kepemilikan
Menurut teori kepemilikan (proprietary theory), entitas adalah agen,
perwakilan,atau pengaturan di mana seorang wiraswasta atau pemegang saham -
beroperasi.Sudut pandang dari konsep ini memandang kelompok
pemilikadalahsebagai pusat kepentingan yang dicerminkan dalam cara-cara di
mana catatan akuntansl disimpan dan laporan keuangan disusun. Tujuan utama
teori kepemilikan adalah penentuan dan analisis dari kekayaan bersih (net woth)
pemilik. Meskipun teori kepemilikan pada umumnya dipandang sesuai terutama

10
untuk korporasi yang kepemilikannya bersifat tertutup (perusahaan keluarga)
seperti perusahaan perseorangan dan firma, pengaruh dari teori kepemilikan
dapat ditemukan dalam beberapa teknik dan terminologi akuntansi yang
digunakan oleh korporasi yang kepemilikannya bersifat terbuka (perusahaan
terbatas).
Namun demikian, terdapat bayangan konsep kepemilikan berbeda yang
bergantung pada siapa yang dipahami sebagai bagian dari kelompok pemilik.
Menurut teori ini,fungsi kepemilikan merupakan bagian dari mereka yang
benar-benar wiraswasta (entrepreneur). Pemegang saham biasa memlliki posisi
kewiraswastaan (entrepreneurship) dalam perusahaan,sementara pemegang
saham preferen dan obligasi mewakili penggunaan pelayanan modal. Konsisten
dengan hal tersebut,dividen saham preferen diperlakukan sebagai biaya. Ini
merupakan versi paling sempit dari konsep kepemilikan dan tampaknya identik
dengan konsep ekuitas residual. Hal ini sesuai dengan banyak pendapat ahli
yang mengidentifikasikan pemilik perusahaan sebagai pemegang saham biasa.
Namun, pendapat lain memiliki persepsi yang lebih luas tentang perusahaan
dengan memperluas kelompok kepemilikan sehingga mencakup pemegang
saham preferen. Selain itu, ada kelompok minoritas yang memandang seluruh
investor jangka panjang sebagai pemilik perusahaan, di mana pemegang surat
utang dianggap memiliki posisi yang sama dengan pemegang saham. Dalam
teori ini persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut.
ASSET - LIABILITIES = PROPRIETOR’S THEORY
Persamaan rumus diatas dibaca: Pemilik memiliki aset dan sekaligus juga mem-
punyai kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan dikurangi den-
gan kewajiban perusahaan.
Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca (balance sheet
oriented).Aset dinilai dan neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur
perubahan hak dan kekayaan pemilik, penghasilan, dan biaya dianggapnya
berasal dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan dividen
adalah pengambilan modal.Beberapa istilah akuntansi yang dipengaruhi oleh
teori ini adalah seperti penyajian dividen per share, earning per share, equity

11
method dalam pencatatan perkiraan investasi pada perusahaan lain, dan
sebagainya.
 Konsep Entitas
Menurut Harahap(2011)5,konsep entitas Ini berorientasi pada income
atau income oriented atau income statement oriented.Pertanggungjawaban pada
pemilik dllakukan dengan cara mengukur prestasi kegiatan dan prestasi
keuangan yang ditunjukkan entitas atau perusahaan.Dengan demlkian,income
adalah merupakan kenaikan ekuitas pemilik atau kenaikan kewajiban entitas
kepada pemilik.Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan ekuitas pemilik terjadi
setelah dividen sampai suatu saat diagikan.Persamaan akuntansi menurut konsep
ini adalah sebagai berikut.

ASSET=LIABILITIES (PATTON, 1922)

ASSET=EQUITIES (PATTON,1922)61

ATAU

ASSET = LIABILITIES + STOCHOLDERS EQUITIES (HENDRIKSEN


DAN VAN BREDA,1992)
Aset adalah hak perusahaan, equity (pemilik fiktif) merupakan sumber aset yang
bisa berasal dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban entitas. Kreditor
dan pemilik sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang berbeda dalam hal
perlakuan atas income,tisiko,pengawasan,dan likuidasi. Laba adalah milik entitas
sebelum dibagikan kepada pemilik.

 Konsep Tanggung Jawab Sosial


Corporate social responsibility (CSR) dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan tanggung jawab sosial perusahaan,sedangkan di Amerika konsep ini
sering kali disamakan dengan corporate citizenship. Pada intinya, keduanya
dimaksudkan sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan kepedulian
terhadap masalah sosial dan lingkungan dalam kegiatan usaha dan juga pada
cara perusahaan berinteraksi dengan stakeholder yang dilakukan secara sukarela.
Selain itu, tanggung jawab sosial perusahaan diartikan pula sebagai komitmen

12
bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja
dengan para karyawan perusahaan,keluarga karyawan dan masyarakat setempat
(lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. The World Business
Councilfor sustainable Development (WBCSD), sebuah lembaga internasional
yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 120 perusahaan
multinasional yang berasal dari 30 negara memberikan definisi CSR sebagai
komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan.
Istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR) mulai berkembang pada era tahun 1970-an. Pada era
tersebut dicetuskan agar pemerintah melakukan intervensi yang bertujuan
memperluas ruang lingkup CSR.Ruang lingkup CSR tidak hanya mencakup
tanggung jawab perusahaan kepada pemegang saham(shareholder),tetapi juga
kepada stakeholder,yaitu pekerja,konsumen,pemasok, masyarakat, terciptanya
udara bersih, air bersih, dan konstituen lain di mana perusahaan itu berada.

C. Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan

Saat ini banyak literator dan riset empiris tentang pengaruh struktur
kepemilikan terhadap kinerja perusahaan menjadi topik yangdiperdebatkan.
Sampai saat ini sebagian besar riset empiris yang dilakukan terfokus pada
masalah apakah konflik kepentingan yang terjadi di antara pemilik dan manajer
perusahaan akan menghasilkan tingkat imbal hasil yang lebih rendah dari aset
yang diinvestasi. Untuk menjelaskan mengapa struktur kepemilikan perusahaan
dapat memengaruhi kinerja perusahaan dapat dijelaskan menggunakan dua teori,
yaitu teori klasik tentang perusahaan manajerial (classical theory of managerial
firm) dan teori keagenan (agency theory).

 Clasisical Theory of Managerial Firm


Ada sejumlah teori manajerial yang diajukan perusahaan untuk
menjelaskan sifat dari tujuan suatu bisnis, yakni: hipotesis maksimalisasi
pendapatan (Baumol,1959),? model kehijaksanaan manajerial (Williamson,

13
1964),8 dan model maksimisasi pertumbuhan (Marris, 1964).' Teori Classical of
Managerial Firm ini dikembangkan dari gagasan pemisahan kepemilikan
terhadap pengendalian di mana teori ini pertama kali digagas dan dikembangkan
oleh Berle and Means (1964).1° Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya
perbedaan kinerja perusahaan yang dikendalikan oleh manajemen jika
dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan oleh pemilik perusahaan,
disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan di antara
keduanya.Kepentingan pemilik perusahaan adalah memaksimalkan nilai pasar
dari perusahaan, sedangkan kepentingan dari manajer adalah memaksimalkan
utilitas (kekuatan, keamanan,status, dan pendapatan).
 Agency Teort
Masalah keagenan (agency problem) pada awalnya dieksplorasi oleh Ross
(1973),11 sedangkan eksplorasi teoretis secara mendetail dari teori keagenan
pertama kali dinyatakan oleh Jensen & Meckling (1976).12 Agencytheory(teori
keagenan)merupakan suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak yang
terjadi antaranggota dalam perusahaan, yakni antara principal (pemilik) dan
agent (agen) sebagai pelaku utama. Pemilik merupakan pihak yang memberikan
mandat kepada agen untuk bertindak atas nama pemilik, sedangkan agen
merupakan pihak yang diberi mandat oleh pemilik untuk menjalankan
perusahaan.
D. Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan

Sudah sangat jelas diuraikan bahwa konsep kepemilikan dan konsep


entitas perusahaan merupakan bagian dari disiplin ekonomi,tetapi keduanya
tidak ditunjukkan dan diberi label secara jelas seperti pada disiplin akuntansi.
Bidang ini telah ditutupi oleh ekonom yang memandang perusahaan (enterprise)
dan wiraswasta (entrepreneur) sebagai satu kesatuan atau sebagai sesuatu yang
sama. Dengan demikian, pada suatu waktu mereka menyebut keuntungan
sebagai imbal hasil (return)bagi perusahaan, sementara pada saat yang lain
menyebut keuntungan sebagai pengembalian kepada pemilik perusahaan. Ada
sedikit kebulatan suara di antara para ekonom tentang jawaban yang tepat

14
terhadap pertanyaan apakah keuntungan merupakan imbal hasil (return)
terhadap individual atau unit komunitas.

 Konsekuensi Dari Sudut Pandang Yang Berbeda


Seorang ilmuwan yang bernama Lorig (1964)16 menyebutkan perbedaan
akuntansi dan pelaporan disebabkan oleh eksistensi dari dua sudut pandang
utama. Meskipun demikian, telah ditunjukkan di atas bahwa terdapat beberapa
gradasi atau bahkan bayangan dalam konsep kepemilikan dan konsep entitas.
Oleh karena alasan ini,mungkin akansulit menemukan item-item dari daftar
yang digunakannya ketika menyampaikan persepsi tentang sudut pandang ini
yang sesuai dengan perbedaan spesifik.Misalnya,ia mengatakan orang yang
menganut konsep entitas akan mencatat biaya untuk dividen atas saham preferen
karena mereka memandang pemegang saham preferen sebagai orang yang
berada di luar kelompok kepemilikan, tetapi berada dalam kategori yang sama
dengan pemegang obligasi.Sementara, orang yang menganut konsep
kepemilikan tidak memandang demikian.

E. Beberapa Hipotesis Keperilakuan untuk Konsep Yang Berbeda

Perusahaan yang sama, misalnya, mengumpulkan fakta yang


sama.Namun,fakta tersebut sering dipandang secara berbeda. Contoh ini hanya
mengilustrasikan masalah yang telah diperhatikan oleh para psikolog selama
bertahun-tahun.Apa yang disebut sebagai fakta objektif biasanya hanya
merupakan sesuatu yang dipahami oleh seorang individu. Kita melihat dunia
dengan cara yang agak berbeda dengan cara orang lain sehingga perbedaan
dalam persepsi sangat mungkin terjadi.

 Alasan Terjadinya Perbedaan Presepsi


Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi,
norma kelompok,lingkungan,budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan
pola interaksi secara tumpang-tindih. Sebagaimana banyak ditulis pada buku
maupun jurnal yang khusus membahas mengenai masalah ini, pembahasan pada
buku ini tidak lebih dari sekadar memberikan gambaran kasar yang dibutuhkan

15
untuk memahami masalah tersebut. Untuk memahami cara manusia merespons
dan mengatasi lingkungan sosial, kita harus mengetahui apakah arti lingkungan
bagi manusia tersebut. Persepsi umumnya bergantung pada besarnya asumsi
yang dibawa oleh seorang individu pada kesempatan khusus. Makna dan
signifikansi yang kita tentukan pada sesuatu, seseorang, dan suatu kejadian
bergantung pada makna dan signifikansi yang kita bangun menjadi kerangka
referensi melalui pengalaman masa lalu. Kerangka ini mungkin saja
menggunakan sistem nilai kita.
 Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
sahan dari perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan
kepemilikan Secara khusus,hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki
saham biasa dalan kuantitas yang substansial.Disini,diakui bahwa sebagian
besar praktik akuntan publis didasarkan pada pandangan kepemilikan,dan
mereka yang membahas hal ini sepertinyy setuju bahwa ini merupakan hasil dari
pengadopsian mereka terhadap sudut pandang pemegang saham ketika mereka
melakukan audit terhadap banyak perusahaan.
 Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang
tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi
skala hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini.
Mayoritas dari pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak,
memandang entitas sebagai pemilik dari keuntungan ketika mereka
mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang pemegang saham
sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.

F. Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar

Bagian ini akan menjelaskan dua usaha yang dilakukan para ilmuwan akuntansi
untuk merekonsiliasi konsep kepemilikan (proprietary) dengan konsep entitas
(entity)dalam teori akuntansi.Selama tiga puluh tahun lalu,
Vatter(1947)menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang perlu

16
dilakukannya rekonsiliasi tersebut ketika melakukan penelitian tentang teori
akuntansi fundamental. Pada tahun 1965, Goldberg (1965)' menghasilkan teori
komando (commander theory). la mengatakan, "Bukan merusak ide entitas atau
teori kepemilikan, tetapi ini dapat digunakan untuk merekonsillasi keduanya."
Berikut dijelaskan beberapa teori yang digunakan untuk merekonsiliasi kedua
konsep dasar tersebut.

 Teori Akuntansi Dana


Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari
cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap
teori dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk
menggunakan gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang semakin
banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna menangani masalah
akuntansi. Akuntansi dana yang dicetuskan oleh Vatter dapat diterapkan pada
usaha swasta, badan pemerintah,lembaga sosial,dan institusi lainnya. Akuntansi
dana merupakan cara memandang aset, bersama dengan ekuitas dan utang, di
mana dana yang diperoleh dari ekuitas dan utang penggunaannya dibatasi hanya
pada aset.
 Penghapusan Faktor-Faktor
Gagasan teori dana didasarkan pada asumsi bahwa teori entitas maupun
teorikepemilikan mencapai kesepakatan atas penggunaan berbagai item dalam
pelaporan keuangan,dan keduanya sepakat dengan cara menghitung setiap item
dalam laporan keuangan. Lebih lanjut,dapat dikatakan bahwa persetujuan
tersebut tidak mungkin ada pada item-item tertentu. Oleh karena alasan inl,
memperslapkan pelaporan keuangan secara netral tidak mungkin dapat
dipraktikkan.

Konsep entitas menekankan pada perusahaan Itu sendiri,pada aset,dan


kapasitasnya. Konsep kepemilikan menekankan pada kepentingan kelompok
kepemilikan dalam perusahaan dan asetnya. Bagi teoretikus entitas, keuntungan
yang diperoleh pada periode tertentu dapat didefinisikan sebagai jumlah
maksimumyang diungkapkan dalam matauang ketika tidak ada kapasitas transaksi

17
selama periode tersebut, yang dapat didistribusikan oleh perusahaan kepada
penerima manfaat (beneficiary)tanpa merusak kapasitas operasi perusahaan.Bagi
teoretikus kepemilikan, keuntungan perusahaan didefinisikan sebagai jumlah
maksimum ketika tidak ada transaksi biaya modal selama periode tersebut, yang
dapat didistribusikan oleh perusahaan kepada penerima manfaat tanpa kontraksi
dalam jumlah ekuitas pemegang saham.Ini merupakan dua konsep berbeda
tentang keuntungan, dan keduanya muncul dari dua konsep kapasitas berbeda.
Ketlka harga dan nilai berubah, akuntansi yang berbeda dapat dihasilkan oleh
konsep berbeda antara yang dianut oleh teoretikus entitas dengan yang dianut oleh
teoretikus kepemilikan.

 Teori Komando

Proses pengorganisasian koordinasi membawa ke arah pembentukan


struktur organisasl yang menjelaskan bagaimana tugas-tugas dibagi dan sumber
daya dimanfaatkan. Struktur koordinasi organisasi didefinislkan sebagal: (1)
Sekumpulan tugas formal yang dimandatkan kepada individu dan departemen.
(2)Hubungan pelaporan formal, termasuk garis wewenang, tanggung jawab
keputusan, jumlah tingkat hierarki,dan rentang pengawasan manajer. (3)
Desainsistem untuk menjamin koordinasi yang efektif dari karyawan di berbagai
departemen.Serangkaian tugas formal dan hubungan pelaporan formal
memberikan kerangka kerja untuk pengendalian vertikal dalam koordinasi
organisasi.

Rantai komando merupakan garis wewenang tidak terputus yang


menghubungkan semua orang dalam koordinasi organisasi dan menunjukkan
posisi orang yang bertanggung jawab. Hal ini dikaitkan dengan dua prinsip
dasar. Kesatuan perintah berarti bahwa karyawan bertanggung jawab hanya
kepada satu supervisor.Wewenang dan tanggung jawab untuk tugas yang
berbeda harus jelas. Semua orang dalam suatu organisasi harus mengetahui
kepada siapa mereka harus bertanggung jawab seperti juga tingkat menejemen
yang berjenjang hingga ke atas.

18
19

Anda mungkin juga menyukai