Kelas : FA20B
NIM : 105731117920
RESUME BAB 3
“ KONSEP DAN PERAN PERILAKU ORGANISASI ”
A. Organisasi dan Manajemen
Organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan.
Manajemen sangat berhubungan erat dengan organisasi sebagai wadah atau
tempat manajemen itu untuk berperan aktif. Organisasi tanpa manajemen yang
baik akan mengakibatkan rutinitas organisasi tidakakan dapat bertahan lama.
Dalam organisasi, ada hubungan yang erat antara manajemen, organisasi, dan
metode (tata kerja). Secara umum organisasi dapat didefinisikan sebagai unit
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan
yang relatif terus-menerus untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama.
B. Keterlibatan Peran Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain
dengan mengoordinasikan kegiatan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Tingkatan manajer
Secara umum, manajer dapat diklasifikasikan sebagai manajer tingkat bawah,
tingkat menengah,dan tingkat atas.
1. Manajer Tingkat Bawah (Lower Management)
Manajer ini merupakan orang yang menduduki posisi di tingkatan paling bawah
dan mengelola pekerjaan individu nonmanajerial yang terlibat dalam produksi
atau penciptaan produk organisasi. Mereka sering disebut penyelia, tetapi bisa
juga disebut manajer lini,manajer kantor,atau bahkan mandor.
2. Manajer Tingkat Menengah (Middle Management)
Manajer tingkat menengah mencakup semua tingkatan manajemen antara
tingkatan paling rendah dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu. Manajer
tingkat menengah mengelola pekerjaan para manajer lini pertama dan mempunyai
sebutan seperti kepala bagian atau kepala biro,pemimpin proyek, manajer pabrik,
atau manajer divisi.
3. Manajer Tingkat Atas (Top Management)
Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen puncak, yang
bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh
organisasi dan menyusun rencana serta sasaran yang akan memengaruhi
keseluruhan organisasi itu.
Fungsi Manajer
Mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengoordinasian,dan pengendalian sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Fungsi dasar manajemen
adalah :
1. Perencanaan
1
Fungsi perencanaan mencakup proses merumuskan sasaran, menetapkan suatu
strategi untuk mencapai sasaran tersebut, dan menyusun rencana guna
memadukan dan mengoordinasikan sejumlah kegiatan.
2. Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian mencakup proses menentukan tugas yang harus
dikerjakan, pihak yang harus mengerjakannya, cara tugas-tugas itu akan
dikelompokkan,hierarki pelaporan, dan pada tingkatan apa keputusan harus
diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.
4. Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan seseorang untuk
memengaruhi, membimbing, dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar
mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama.
5. Pengendalian
Fungsi pengendalian menjelaskan bahwa setelah sasaran ditentukan,rencana
dirumuskan, pengaturan strukturnya ditetapkan (fungsi organisasi), serta orang-
orang dipekerjakan, dilatih, dan diberikan motivasi, terdapat sejumlah evaluasi
untuk mengetahui apakah segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.
Organisasi merupakan
alat manajemen untuk
mencapai tujuan. Mana-
jemen sangat
berhubungan erat dengan
organisasi sebagai wadah
2
atau tempat manajemen itu
untuk
berperan aktif. Organisasi
tanpa manajemen yang
baik akan mengakibatkan
rutinitas
organisasi tidak akan berta-
han lama. Secara umum or-
ganisasi dapat didefin-
isikan sebagai
unit sosial yang dikoordi-
nasikan secara sadar, ter-
diri atas dua orang atau
lebih dan yang
3
relative terus-menerus un-
tuk mencapai satu atau
serangkaian tujuan
bersama.
Organisasi merupakan
alat manajemen untuk
mencapai tujuan. Mana-
jemen sangat
berhubungan erat dengan
organisasi sebagai wadah
atau tempat manajemen itu
untuk
berperan aktif. Organisasi
tanpa manajemen yang
4
baik akan mengakibatkan
rutinitas
organisasi tidak akan berta-
han lama. Secara umum or-
ganisasi dapat didefin-
isikan sebagai
unit sosial yang dikoordi-
nasikan secara sadar, ter-
diri atas dua orang atau
lebih dan yang
relative terus-menerus un-
tuk mencapai satu atau
serangkaian tujuan
bersama.
5
Organisasi merupakan
alat manajemen untuk
mencapai tujuan. Mana-
jemen sangat
berhubungan erat dengan
organisasi sebagai wadah
atau tempat manajemen itu
untuk
berperan aktif. Organisasi
tanpa manajemen yang
baik akan mengakibatkan
rutinitas
organisasi tidak akan berta-
han lama.
6
Setiap manajer membu-
tuhkan tiga keterampilan
dasar atau kompetensi
yang mutlak
yaitu:
1. Keahlian Konseptual
(Conceptional Skill)
Manajer tingkat atas (top
manager) harus memiliki
keterampilan untuk mem-
buat
konsep, ide, gagasan
demi kemajuan organ-
isasi. Gagasan atau ide
serta konsep
7
tersebut kemudian harus
dijabarkan menjadi su-
atu rencana kegiatan
untuk
mewujudkan gagasan atau
konsepnya.
2. Keahlian tentang Orang
(Humanity Skill)
Selain kemampuan kon-
sepsiona
Setiap manajer membu-
tuhkan tiga keterampilan
dasar atau kompetensi
yang mutlak
yaitu:
8
1. Keahlian Konseptual
(Conceptional Skill)
Manajer tingkat atas (top
manager) harus memiliki
keterampilan untuk mem-
buat
konsep, ide, gagasan
demi kemajuan organ-
isasi. Gagasan atau ide
serta konsep
tersebut kemudian harus
dijabarkan menjadi su-
atu rencana kegiatan
untuk
9
mewujudkan gagasan atau
konsepnya.
2. Keahlian tentang Orang
(Humanity Skill)
Selain kemampuan kon-
sepsiona
Konsep Kepemilikan
Menurut teori kepemilikan (proprietary theory), entitas adalah agen,
perwakilan,atau pengaturan di mana seorang wiraswasta atau pemegang saham -
beroperasi.Sudut pandang dari konsep ini memandang kelompok
pemilikadalahsebagai pusat kepentingan yang dicerminkan dalam cara-cara di
mana catatan akuntansl disimpan dan laporan keuangan disusun. Tujuan utama
teori kepemilikan adalah penentuan dan analisis dari kekayaan bersih (net woth)
pemilik. Meskipun teori kepemilikan pada umumnya dipandang sesuai terutama
10
untuk korporasi yang kepemilikannya bersifat tertutup (perusahaan keluarga)
seperti perusahaan perseorangan dan firma, pengaruh dari teori kepemilikan
dapat ditemukan dalam beberapa teknik dan terminologi akuntansi yang
digunakan oleh korporasi yang kepemilikannya bersifat terbuka (perusahaan
terbatas).
Namun demikian, terdapat bayangan konsep kepemilikan berbeda yang
bergantung pada siapa yang dipahami sebagai bagian dari kelompok pemilik.
Menurut teori ini,fungsi kepemilikan merupakan bagian dari mereka yang
benar-benar wiraswasta (entrepreneur). Pemegang saham biasa memlliki posisi
kewiraswastaan (entrepreneurship) dalam perusahaan,sementara pemegang
saham preferen dan obligasi mewakili penggunaan pelayanan modal. Konsisten
dengan hal tersebut,dividen saham preferen diperlakukan sebagai biaya. Ini
merupakan versi paling sempit dari konsep kepemilikan dan tampaknya identik
dengan konsep ekuitas residual. Hal ini sesuai dengan banyak pendapat ahli
yang mengidentifikasikan pemilik perusahaan sebagai pemegang saham biasa.
Namun, pendapat lain memiliki persepsi yang lebih luas tentang perusahaan
dengan memperluas kelompok kepemilikan sehingga mencakup pemegang
saham preferen. Selain itu, ada kelompok minoritas yang memandang seluruh
investor jangka panjang sebagai pemilik perusahaan, di mana pemegang surat
utang dianggap memiliki posisi yang sama dengan pemegang saham. Dalam
teori ini persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut.
ASSET - LIABILITIES = PROPRIETOR’S THEORY
Persamaan rumus diatas dibaca: Pemilik memiliki aset dan sekaligus juga mem-
punyai kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan dikurangi den-
gan kewajiban perusahaan.
Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca (balance sheet
oriented).Aset dinilai dan neraca disajikan untuk mengetahui dan mengukur
perubahan hak dan kekayaan pemilik, penghasilan, dan biaya dianggapnya
berasal dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan dividen
adalah pengambilan modal.Beberapa istilah akuntansi yang dipengaruhi oleh
teori ini adalah seperti penyajian dividen per share, earning per share, equity
11
method dalam pencatatan perkiraan investasi pada perusahaan lain, dan
sebagainya.
Konsep Entitas
Menurut Harahap(2011)5,konsep entitas Ini berorientasi pada income
atau income oriented atau income statement oriented.Pertanggungjawaban pada
pemilik dllakukan dengan cara mengukur prestasi kegiatan dan prestasi
keuangan yang ditunjukkan entitas atau perusahaan.Dengan demlkian,income
adalah merupakan kenaikan ekuitas pemilik atau kenaikan kewajiban entitas
kepada pemilik.Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan ekuitas pemilik terjadi
setelah dividen sampai suatu saat diagikan.Persamaan akuntansi menurut konsep
ini adalah sebagai berikut.
ASSET=EQUITIES (PATTON,1922)61
ATAU
12
bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja
dengan para karyawan perusahaan,keluarga karyawan dan masyarakat setempat
(lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. The World Business
Councilfor sustainable Development (WBCSD), sebuah lembaga internasional
yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 120 perusahaan
multinasional yang berasal dari 30 negara memberikan definisi CSR sebagai
komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan.
Istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR) mulai berkembang pada era tahun 1970-an. Pada era
tersebut dicetuskan agar pemerintah melakukan intervensi yang bertujuan
memperluas ruang lingkup CSR.Ruang lingkup CSR tidak hanya mencakup
tanggung jawab perusahaan kepada pemegang saham(shareholder),tetapi juga
kepada stakeholder,yaitu pekerja,konsumen,pemasok, masyarakat, terciptanya
udara bersih, air bersih, dan konstituen lain di mana perusahaan itu berada.
Saat ini banyak literator dan riset empiris tentang pengaruh struktur
kepemilikan terhadap kinerja perusahaan menjadi topik yangdiperdebatkan.
Sampai saat ini sebagian besar riset empiris yang dilakukan terfokus pada
masalah apakah konflik kepentingan yang terjadi di antara pemilik dan manajer
perusahaan akan menghasilkan tingkat imbal hasil yang lebih rendah dari aset
yang diinvestasi. Untuk menjelaskan mengapa struktur kepemilikan perusahaan
dapat memengaruhi kinerja perusahaan dapat dijelaskan menggunakan dua teori,
yaitu teori klasik tentang perusahaan manajerial (classical theory of managerial
firm) dan teori keagenan (agency theory).
13
1964),8 dan model maksimisasi pertumbuhan (Marris, 1964).' Teori Classical of
Managerial Firm ini dikembangkan dari gagasan pemisahan kepemilikan
terhadap pengendalian di mana teori ini pertama kali digagas dan dikembangkan
oleh Berle and Means (1964).1° Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya
perbedaan kinerja perusahaan yang dikendalikan oleh manajemen jika
dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan oleh pemilik perusahaan,
disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan di antara
keduanya.Kepentingan pemilik perusahaan adalah memaksimalkan nilai pasar
dari perusahaan, sedangkan kepentingan dari manajer adalah memaksimalkan
utilitas (kekuatan, keamanan,status, dan pendapatan).
Agency Teort
Masalah keagenan (agency problem) pada awalnya dieksplorasi oleh Ross
(1973),11 sedangkan eksplorasi teoretis secara mendetail dari teori keagenan
pertama kali dinyatakan oleh Jensen & Meckling (1976).12 Agencytheory(teori
keagenan)merupakan suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak yang
terjadi antaranggota dalam perusahaan, yakni antara principal (pemilik) dan
agent (agen) sebagai pelaku utama. Pemilik merupakan pihak yang memberikan
mandat kepada agen untuk bertindak atas nama pemilik, sedangkan agen
merupakan pihak yang diberi mandat oleh pemilik untuk menjalankan
perusahaan.
D. Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan
14
terhadap pertanyaan apakah keuntungan merupakan imbal hasil (return)
terhadap individual atau unit komunitas.
15
untuk memahami masalah tersebut. Untuk memahami cara manusia merespons
dan mengatasi lingkungan sosial, kita harus mengetahui apakah arti lingkungan
bagi manusia tersebut. Persepsi umumnya bergantung pada besarnya asumsi
yang dibawa oleh seorang individu pada kesempatan khusus. Makna dan
signifikansi yang kita tentukan pada sesuatu, seseorang, dan suatu kejadian
bergantung pada makna dan signifikansi yang kita bangun menjadi kerangka
referensi melalui pengalaman masa lalu. Kerangka ini mungkin saja
menggunakan sistem nilai kita.
Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
sahan dari perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan
kepemilikan Secara khusus,hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki
saham biasa dalan kuantitas yang substansial.Disini,diakui bahwa sebagian
besar praktik akuntan publis didasarkan pada pandangan kepemilikan,dan
mereka yang membahas hal ini sepertinyy setuju bahwa ini merupakan hasil dari
pengadopsian mereka terhadap sudut pandang pemegang saham ketika mereka
melakukan audit terhadap banyak perusahaan.
Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang
tanggung jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi
skala hierarkis dari pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini.
Mayoritas dari pegawai semacam ini, baik secara sadar maupun tidak,
memandang entitas sebagai pemilik dari keuntungan ketika mereka
mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang pemegang saham
sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi pemiliknya.
Bagian ini akan menjelaskan dua usaha yang dilakukan para ilmuwan akuntansi
untuk merekonsiliasi konsep kepemilikan (proprietary) dengan konsep entitas
(entity)dalam teori akuntansi.Selama tiga puluh tahun lalu,
Vatter(1947)menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang perlu
16
dilakukannya rekonsiliasi tersebut ketika melakukan penelitian tentang teori
akuntansi fundamental. Pada tahun 1965, Goldberg (1965)' menghasilkan teori
komando (commander theory). la mengatakan, "Bukan merusak ide entitas atau
teori kepemilikan, tetapi ini dapat digunakan untuk merekonsillasi keduanya."
Berikut dijelaskan beberapa teori yang digunakan untuk merekonsiliasi kedua
konsep dasar tersebut.
17
selama periode tersebut, yang dapat didistribusikan oleh perusahaan kepada
penerima manfaat (beneficiary)tanpa merusak kapasitas operasi perusahaan.Bagi
teoretikus kepemilikan, keuntungan perusahaan didefinisikan sebagai jumlah
maksimum ketika tidak ada transaksi biaya modal selama periode tersebut, yang
dapat didistribusikan oleh perusahaan kepada penerima manfaat tanpa kontraksi
dalam jumlah ekuitas pemegang saham.Ini merupakan dua konsep berbeda
tentang keuntungan, dan keduanya muncul dari dua konsep kapasitas berbeda.
Ketlka harga dan nilai berubah, akuntansi yang berbeda dapat dihasilkan oleh
konsep berbeda antara yang dianut oleh teoretikus entitas dengan yang dianut oleh
teoretikus kepemilikan.
Teori Komando
18
19